You are on page 1of 6

Gambaran histopatologik hati tikus wistar yang diberi sari buah naga

merah (Hylocereus polyrhisus) dan parasetamol

1
Maurin Wowor
2
Lily Loho
2
Poppy Lintong

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: wowor_maurin@yahoo.com

Abstract: Red dragon fruit contains natural antioxidant compounds in the form of lycopene,
betalains, hydroxynnamates, and flavonoids that allegedly can minimize liver cell damage, among
others, caused by drugs that have hepatotoxic effects such as paracetamol. This study aimed to see
histopathologic features of the liver tissue of wistar rats of the red dragon juice (Hylocereus
polyrhisus) and paracetamol. This was an experimental laboratory study, by using 20 male Wistar rats.
The dose of red dragon fruit juice on livers of 7.8 g/days (single dose) and paracetamol at dose of 50
mg/ days (single dose) administered orally. The subjects were divided into 4 groups. Group A
(negative control) was given no treatment for 7 days. Group B (positive control) was given
paracetamol for 7 days. Group C was given red dragon fruit juice for 7 days and followed with
administration of paracetamol for 7 days while retaining the administration of red dragon fruit juice.
Group D was administered with the red dragon juice and paracetamol simultaneously for 14 days
Group A showed normal histological feature of liver cells. Group B showed fatty liver cells by
paracetamol. Group C showed regeneration of liver cells and fatty liver cells hardly found. Group D
showed regeneration of liver cells but there was fatty liver cells. Conclusion: Giving paracetamol
causes fatty liver. Administration of red dragon fruit juice for 7 days and followed by red
dragon fruit juice and paracetamol for 7 days showed regeneration of liver cells wider
than paracetamol and red dragon juice simultaneously for 2 weeks.
Keywords: Red Dragon Fruit, Paracetamol, Liver.

Abstrak: Buah naga merah mengandung senyawa antioksidan alami berupa likopen, betalains,
hydroxynnamates, dan flavonoid yang diduga dapat meminimalisir kerusakan sel hati yang antara lain
disebabkan oleh obat-obatan yang berefek hepatotoksik seperti parasetamol. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat gambaran histopatologik sel hati tikus wistar yang diberi sari buah naga merah
(Hylocereus polyrhisus) dan parasetamol. Jenis penelitian ini eksperimental laboratorik, dengan
menggunakan 20 ekor tikus wistar. Pada penelitian ini digunakan sari buah naga merah 7,8 g/hari
(dosis tunggal) dan obat parasetamol 50 mg/hari (dosis tunggal) yang diberikan secara oral. Subjek
penelitian dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok A (kontrol negatif) tidak diberi perlakuan selama 7
hari. Kelompok B (kontrol positif) diberikan parasetamol selama 7 hari. Kelompok C diberikan sari
buah naga merah selama 14 hari dilanjutkan dengan pemberian parasetamol dan sari buah naga merah
secara bersamaan. Kelompok D diberikan sari buah naga merah dan parasetamol secara bersamaan
selama 14 hari. Kelompok A memperlihatkan gambaran histopatologik sel hati normal. Kelompok B
memperlihatkan kerusakan sel hati berupa perlemakan sel. Kelompok C tampak regenerasi sel hati
yang luas dan tidak ditemukan perlemakan. Kelompok D tampak regenerasi sel hati namun masih
terdapat perlemakan sel hati. Simpulan: Pemberian parasetamol menyebabkan perlemakan hati.
Pemberian sari buah naga merah selama 7 hari dilanjutkan dengan pemberian sari buah naga merah
ditambah parasetamol selama 7 hari menunjukkan regenerasi sel hati lebih luas dibandingkan dengan
pemberian parasetamol dan sari buah naga merah secara bersamaan selama 2 minggu.
Kata kunci: Buah Naga Merah, Parasetamol, Hati.
Hati adalah organ utama yang Kelompok D diberikan sari buah naga
memetabolisme, mendetoksifikasi obat di merah 7,8g/tikus/hari dosis tunggal dan
tubuh, dan berpotensi mengalami kerusakan parasetamol 50 mg/hari dosis tunggal
akibat beragam obat terapeutik dan secara bersamaan selama 14 hari. Terminasi
lingkungan.1 Salah satu contoh obat yang hewan uji dilakukan pada hari ke-8 dan hari
berpotensi sebagai hepatotoksik adalah ke-15 untuk mengambil organ hati. Organ
parasetamol.2 Kandungan pada buah yang hati diproses untuk pembuatan preparat
berfungsi sebagai hepatoprotektor adalah histopatologik dan diamati dengan
antioksidan. Buah naga merah dikenal mikroskop cahaya.
dengan nama Pitaya, buah ini berasal dari
HASIL PENELITIAN
Amerika Tengah dan Selatan dan dibawa ke
Kelompok A (kontrol negatif)
Negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Kelompok A adalah kelompok tikus yang
Senyawa antioksidan alami pada buah naga diberi perlakuan dan terminasi dilakukan pada
merah ini berupa likopen, betalains, hari ke-8. Gambaran mikroskopik hati tikus wistar
hydroxynnamates, dan flavonoid.3 pada kelompok ini menunjukkan struktur dari sel-
Penelitian ini bertujuan untuk sel normal. Tampak letak dan susunan vena
mengetahui pengaruh sari buah naga merah sentralis, hepatosit, dan sinusoid normal. (gambar
1.)
terhadap gambaran histopatologik hati tikus
wistar yang diinduksi parasetamol.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini eksperimental
laboratorik yang dilakukan pada bulan
Agustus 2017 sampai Desember 2017 di
Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado. Subjek penelitian ialah 20 ekor
tikus Wistar spesies Rattus novergicus
jantan dengan berat rata-rata 200 g. Sari
buah naga merah yang digunakan dengan
dosis 7,8 g/tikus/hari (dosis tunggal). 4 Obat
parasetamol yang digunakan ialah tablet
500 mg yang dijual bebas dengan dosis
5 Gambar 1. Gambaran mikroskopik hati tikus
(toksik) 50 mg/tikus/hari (dosis tunggal).
Sari buah naga merah dan parasetamol wistar kelompok A (kontrol negatif). Tampak
dilarutkan menggunakan 1 ml aquades lalu gambaran hati normal dengan adanya vena
sentralis (panah biru), hepatosit (panah kuning),
diberikan secara oral menggunakan sonde dan sinusoid (panah merah). A: Perbesaran 40x
lambung khusus untuk tikus.
Subjek penelitian dibagi dalam 4 Kelompok B
kelompok, yaitu satu kelompok kontrol Kelompok B adalah kelompok tikus
negatif, satu kelompok positif, dan dua wistar yang diberi perlakuan parasetamol
kelompok perlakuan. Kelompok A (kontrol dosis toksik selama 14 hari. Pada kelompok
negatif) tidak diberikan perlakuan selama 7 ini tampak adanya perlemakan hati.
hari. Kelompok B (kontrol positif) (Gambar 2).
diberikan parasetamol 50 mg/hari dosis
tunggal selama 7 hari. Kelompok C
diberikan sari buah naga merah
7,8g/tikus/hari dosis tunggal selama 7 hari
dilanjutkan dengan pemberian parasetamol
50 mg/hari dosis tunggal dan sari buah naga
merah secara bersamaan selama 7 hari.
A

tampak adanya hepatotoksik


A regenerasi yang adalah
ditandai dengan inti parasetamol.2
sel hati yang besar, Penelitian yang
luas dan sel-sel dilakukan ini
tersusun beraturan. memberikan
(Gambar 3). informasi
mengenai
A gambaran
histopatologik hati
tikus wistar yang
diberikan
parasetamol dan
sari buah naga
merah dengan
membandingkan
kelompok kontrol
dan perlakuan.
Hasil
penelitian
Gambar 3. menunjukkan
Gambaran gambaran
mikroskopik hati tikus mikroskopik ada
kelompok C
perbedaan antara
(perlakuan 1). Tampak
gambaran sel hati hati tikus wistar
Gambar 4. Gambaran kelompok kontrol
yang mengalami
Gambar 2. Gambaran mikroskopik hati tikus negatif, kelompok
regenerasi pada
mikroskopik hati tikus kelompok D
hampir seluruh bagian kontrol positif, dan
kelompok B (kontrol (perlakuan 2). Tampak
jaringan (panah kelompok
positif). Tampak gambaran sel hati ada
kuning), tidak perlakuan (lihat
gambaran hati tidak nukleoli (panah
ditemukan perlemakan gambar 9-12).
normal dengan adanya kuning), dan yang
dan tampak vena
perlemakan hati (panah
sentralis (panah biru).
mengalami regenerasi Pada tikus wistar
merah). A: pembesaran (panah biru), tapi kelompok kontrol
A: pembesaran 40x.
20x, B: pembesaran masih ada perlemakan negatif ditemukan
40x. (panah merah). A:
Kelompok D gambaran
pembesaran 20x dan B
Kelompok D pembesaran 40x. morfologi hati
Kelompok C
adalah kelompok normal. Perbedaan
Kelompok C yang jelas terlihat
tikus wistar yang BAHASAN
adalah kelompok antara hati tikus
diberi parasetamol Kerusakan sel
tikus wistar yang wistar kelompok
dan sari buah naga hati dapat
diberi sari buah kontrol negatif
merah secara disebabkan oleh
naga merah saja (kelompok A) dan
bersamaan selama berbagai faktor,
selama 7 hari kelompok kontrol
14 hari. Terminasi diantaranya ialah
dilanjutkan dengan positif (kelompok
tikus dilakukan penggunaan
pemberian B) yang diberi
pada hari ke-15. beberapa obat
parasetamol dan sari parasetamol
Pada kelompok ini secara terus-
buah naga merah selama 7 hari.
tampak mengalami menerus dan tidak
secara bersamaan. regenerasi, tapi Pada kelompok B
sesuai dengan dosis
Terminasi tikus masih ada tampak adanya
yang dianjurkan.
dilakukan pada hari perlemakan. perlemakan hati.
Salah satu contoh
ke-15. Pada (Gambar 4). Perlemakan hati
obat yang
kelompok ini yang terlihat pada
berpotensi sebagai
kelompok B Metabolit ini berakhir pada lipid dapat
6
(Gambar 10) terjadi sebagai pengikat kematian. menghambat
karena metabolisme protein hati dan Kelompok perlemakan
parasetamol pada ginjal yang tikus wistar yang hati.3,7,8
organ hati. menyebabkan diberi sari buah Gambaran
Acetanilide dan hepatotoksisitas naga merah selama histopatologik
phenacetin adalah dan nephrotoxicity 7 hari dan yang berbeda antar
produk dari yang berhubungan dilanjutkan dengan kelompok hewan
parasetamol. dengan parasetamol pemberian uji pada penelitian
Phenacetin, serta dan phenacetin. parasetamol dan ini menunjukkan
acetanilide Dalam kondisi sari buah naga adanya pengaruh
menjalani hidrolisis normal N- merah secara pemberian sari
derivatif aniline acetylimidoquinone bersamaan selama buah naga merah
menghasilkan ini reaktif konjugasi 7 hari (kelompok dalam mencegah
derivative. Aniline di hati dengan C) menunjukkan kerusakan sel-sel
ini dapat bantuan glutathione adanya regenerasi hati akibat efek
menyebabkan yang dapat sel dengan inti yang toksik parasetamol
methemoglobinemia kemudian besar, sudah mulai serta menunjang
dan anemia dikeluarkan sebagai teratur, dan tampak terjadinya
hemolitik. Rute asam mercapturic seperti sel normal. regenerasi sel-sel
utama metabolisme atau konjugasi Perlemakan sel hati. Keterbatasan
6
untuk parasetamol sistein. juga tidak terlihat dari penelitian ini
adalah oleh O- Dalam kasus pada kelompok C. ialah kurangnya
konjugasi untuk dari overdosis Sedangkan pada pembahasan
menghasilkan O- parasetamol, kelompok D, mengenai
sulfat konjugat glutathione diberikan farmakokinetik
terutama pada anak- cadangan mungkin parasetamol dan dan
anak dan O- habis karena sari buah naga farmakodinamik
glukuronida konjugat merah secara sari buah naga
konjugat terutama pembentukan. Di bersamaan selama merah karena
pada orang dewasa. atas 70% kerusakan 14 hari memiliki referensi yang
Parasetamol dan ini, metabolit N- kesamaan dengan terkait masih
phenacetin juga acetylimidoquinone kelompok C, terbatas. Demikian
mungkin mengalami reaktif akan mulai ditemukan juga dengan
metabolisme bereaksi dengan gambaran sel hati jumlah regenerasi
oksidatif melalui kelompok yang mengalami dan perlemakan sel
sitokrom P450 nukleofilik thiol (- regenerasi, tetapi tidak diukur secara
(CYP450) dicampur SH) yang hadir masih ditemukan kuantitatif.
fungsi oksidase pada protein hati perlemakan. Efek
sistem, untuk dan ginjal. Ini hasil likopen, betalains, SIMPULAN
menghasilkan dalam hydroxynnamates, Berdasarkan
produk-produk N- pembentukan dan flavonoid hasil penelitian ini
hydroxyamide. N- kovalen adducts dalam sari buah dapat disimpulkan
hydroxyamide yang menghasilkan naga merah dapat bahwa pemberian
produk reaktif dan nekrosis hepatik mencegah parasetamol
dapat menurunkan dan nekrosis kerusakan jaringan menyebabkan
molekul air untuk tubulus ginjal. lebih lanjut akibat perlemakan hati.
menghasilkan Overdosis efek toksik Pemberian sari
reaktif N- parasetamol dapat parasetamol dan buah naga merah
acetylimidoquinone menyebabkan khasiatnya sebagai selama 7 hari
(NAPQI).6 nekrosis hati dan antioksidan dalam dilanjutkan dengan
gagal ginjal dan proses peroksidasi pemberian sari
buah naga merah Phyllanthus Universitas Antioksida
ditambah amarus Bioteknolog n Tinggi.
parasetamol selama extract for i Koran
7 hari menunjukkan improving Universitas Tribun
regenerasi sel hati oral Gadjah Travel,
lebih luas bioavailabili Mada, Januari,
dibandingkan ty and Yogyakarta; 2017.h.3
dengan pemberian prevention 2012.h.89. 8. Apak, et
parasetamol dan sari of 5. Sidabutar al.
buah naga merah paracetamol D. Pengaruh Comparativ
secara bersamaan induced Ekstrak e
selama 2 minggu. hepatotoxici Daun Evaluation
ty in Cengkeh of Various
SARAN Sprague- terhadap Total
1. Perlu Dawley rats. Gambaran Antioxidan
penambahan Faculty of Histopatolo t Capacity
jangka waktu Health and gi Tikus Assay
perlakuan Medical Wistar yang Applied to
dan variasi Sciences diberikan Phenolic
dosis sari India; Parasetamol Compound
buah naga 2013.p.2-3. Dosis s with the
merah. 3. Zee F. Toksik. FK CUPRAC
Pitaya UNSRAT. Assay.
2. Perlu (Dragon 2016. h.20. Molecules.
dilakukan Fruit, 6. Borne, R. 2007;12:14
perhitungan Stawberry F. 96-547.
secara Fruit). Nonsteroida
kuantitatif Hawai: l Anti-
jumlah sel College of inflammator
regenerasi Tropical y Agents.
dan Agricultural In: Foye’s
perlemakan and Human Principles
hati. Resource of
University Medicinal
of Hawai. F Chemistry
DAFTAR PUSTAKA & N; 2004. 6th Edition;
1. Kumar, p.1-2. Williams D.
Cotran, 4. Laurence, A.; Lemke
Robbins. Bacharach, T. L.,
Buku Ajar Evaluation Lippincott
Patologi of Drug Williams &
Volume 2 Activities Wilkins
Edisi 7. Pharmacom Philadelphia
Jakarta. etrics, cit: ; 2007. p.
EGC; 2007. Ngatidjan, 964-6.
h. 684-5. Metode 7. Agustina S.
2. Shanti M, Laboratoriu 2017.
Himanshu m dalam Warna
P, Avinash Toksikologi, Merah
P. reviewer: dalam Buah
Nanosuspens Hakim L, Naga Punya
ion of Pusat Kandungan

You might also like