You are on page 1of 8

Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol.

21(1):9–16 ISSN 0853-7291

Jenis Pelarut Metanol Dan N-Heksana Terhadap


Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Gelidium sp.
Dari Pantai Drini Gunungkidul – Yogyakarta
Wahyu Bagio Leksono*, Rini Pramesti, Gunawan Widi Santosa dan
Wilis Ari Setyati
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang 50275
Email : wbagio14@gmail.com

Abstract

Type of Solvent Methanol And N-Hexane Against Antioxidant Activity Seaweed Extract Gelidium sp.
From Drini Beach Gunungkidul – Yogyakarta

Gelidium sp. the one of red seaweed which has potential as natural antioxidant. The
researh was to know the activity of methanol extract, n-hexane Gelidium sp., and determined total
phenolic compound of pigments (chlorophyll a and carotenoid). Decriptive explorative method
was used in this research and it was taken from Drini Beach, Gunungkidul, Yogyakarta. Maseration
to this sample was done by methanol as solvent, evaporated by rotary evaporator and partitied by
n-hexane solvent with separatory funnel. Antioxidant activity was determined by transfer electron
method using DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) as free radicals. Total phenolic compound being
tested using Folin-Ciocalteu solution with gallic acid as standard and measured at a wavelength of
725 nm, while the chlorophylls were spectrophotometry method and measured at a wavelength of
663 nm and 646 nm as well as carotenoids were measured at a wavelength of 470 nm. The results
showed that IC50 value of methanol extract was 340,10 ppm and n-hexane was 66,25 ppm. IC50
value of methanol extract was categorized as very weak in antioxidant activity, while n-heksan
extract was categorized as strong. Total phenolic content in each extract were 46,55 and 135,62
(mg GAE/g extract), chlorophyll a 8,47 and 10,88 (mg/g extract sample) and carotenoids 50,38
and 84,27 (μmol/g extract sample).

Keywords: Gelidium sp., Antioxidant, DPPH

Abstrak

Gelidium sp. merupakan salah satu rumput laut merah yang berpotensi sebagai sumber
antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak metanol
dan n-heksan Gelidium sp. (segar), menentukan kadar total fenolat dan pigmen (klorofil a dan
karotenoid). Metode deskriptif eksploratif digunakan dalam penelitian ini dan diperoleh diambil
dari Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta dibersihkan dengan air tawar, dimaserasi dengan
pelarut metanol, diuapkan dengan rotary evaporator dan dipartisi dengan pelarut n-heksan
menggunakan corong pemisah (separatory funnel). Aktivitas antioksidan ditentukan dengan
metode transfer elektron menggunakan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) sebagai radikal bebas.
Kadar total fenolat diuji dengan metode Folin-Ciocalteu dengan asam galat sebagai larutan
standar dan diukur pada panjang gelombang 725 nm. Kadar klorofil a diukur dengan metode
spektrofotometri pada panjang gelombang 663 nm dan 646 nm sedangkan kadar karotenoid
diukur pada panjang gelombang 470 nm. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50 ekstrak metanol
sebesar 340,10 ppm dan ekstrak n-heksan 66,25 ppm. Nilai IC50 ekstrak metanol termasuk kategori
aktivitas antioksidan sangat lemah sedangkan n-heksana termasuk kategori kuat. Kadar total
fenolat pada masing-masing ekstrak 46,55 dan 135,62 (mg GAE/g ekstrak), kadar klorofil a sebesar
8,47 dan 10,88 (mg/g sampel) dan kadar karotenoid sebesar 50,38 dan 84,27 (µ mol/g sampel).

Kata kunci: Gelidium sp., Antioksidan, DPPH

*) Corresponding author Diterima/Received : 19-12-2017, Disetujui/Accepted : 11-01-2018


www.ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt DOI: https://doi.org/10.14710/jkt.v21i1.2236
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):9–16

PENDAHULUAN enteritidis, dan Escherichia coli. Jenis katekin


yang memiliki aktivitas antibakteri terkuat
Gelidium dapat dimanfaatkan sebagai adalah epigallocatechin (EGC). Ekstraksi
bahan baku pembuatan agar-agar dan dengan pelarut didasarkan pada sifat
dibidang farmasi sebagai bahan dasar kepolaran zat dalam pelarut saat ekstraksi.
antioksidan dan antibakteri karena Senyawa polar hanya akan larut pada
mengandung senyawa katekin (Kumar et al., pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol
2008). Salah satu pigmen dominan rumput dan air. Senyawa non-polar hanya dapat
laut merah adalah fikoeritrin yang berpotensi larut pada pelarut non-polar, seperti eter,
sebagai antioksidan. Antioksidan yang umum kloroform dan n-heksana.
digunakan adalah antioksidan sintetik, seperti
butylated hydroxyanisol (BHA), butylated Radikal bebas adalah atom, molekul
hydroxytoluene (BHT), tert- butylhydroquinone atau senyawa yang dapat berdiri sendiri
(TBHQ) dan propyl gallate (PG). Antioksidan yang mempunyai elektron tidak
sintetik bersifat karsinogenik dan dapat berpasangan, sehingga bersifat sangat
menimbulkan kerusakan hati, sehingga reaktif dan tidak stabil. Elektron yang tidak
permintaan terhadap antioksidan alami terus berpasangan selalu berusaha untuk mencari
meningkat. Salah satu alternatif permintaan pasangan baru, sehingga mudah bereaksi
antioksidan alami berasal dari rumput laut dengan zat lain (protein, lemak maupun
(Nawali et al, 2013). DNA) dalam tubuh. (Winarti,2010),

Penelitian mengenai Gelidium sp. Radikal bebas di dalam tubuh


dapat digunakan sebagai penghasil merupakan bahan yang sangat berbahaya.
bioetanol (Kawaroe et al., 2014), sebagai Bahan radikal bebas tersebut sebenarnya
agen anti-inflamasi dan antimikroba merupakan senyawa atau molekul yang
(Oumaskour et al., 2013). Penelitian tentang mengandung satu atau lebih elektron yang
uji aktivitas antioksidan Gelidium sp. telah tidak berpasangan pada bagian orbital
dilakukan antara lain menggunakan jenis G. luarnya. Adanya elektron yang tidak
microdon (Paiva et al., 2012) dan G. berpasangan yang mengakibatkan senyawa
sesquipedale ( Metidji et al., 2015). Informasi tersebut sangat reaktif untuk mencari
mengenai aktivitas antioksidan Gelidium sp. pasangannya. Caranya dengan mengikat
di Indonesia umumnya dan di Pantai Drini atau menyerang elektron molekul yang
khususnya diduga belum ada sehingga berada disekitarnya. Yang diikat radikal
penelitian ini perlu dilakukan. bebas pada umumnya adalah molekul besar
seperti lipid, protein, maupun DNA
Hasil penelitian (Ku et al., 2008) (pembawa sifat). Apabila hal tersebut terjadi,
Gelidium sp. mengandung senyawa katekin maka akan mengakibatkan kerusakan sel
yaitu antioksidan yang kuat, lebih kuat atau pertumbuhan sel yang tidak bisa
daripada vitamin E, C, dan betakaroten. dikendalikan .
Jenis katekin yaitu epigallocatechin-gallate
(EGCG), epigallocatechin (EGC), Radikal bebas yang bereaksi dengan
epicatechin-gallate (ECG), gallocatechin, komponen biologis akan menghasilkan
dan catechin (Anjarsari, 2016). Katekin senyawa teroksidasi yang dapat digunakan
merupakan suatu senyawa polifenol yang sebagai penanda kerusakan oksidatif.
berpotensi sebagai antioksidan dan Komponen endogen yang dapat diserang
antibakteri (Miller, 1996). Katekin bersifat oleh radikal bebas adalah lipid, protein dan
asam lemah, sukar larut dalam air, dan DNA. Radikal bebas memiliki reaktivitas yang
sangat tidak stabil di udara terbuka. Bersifat sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan karena
mudah teroksidasi pada pH mendekati netral sifatnya yang menarik dalam menyerang
(pH 6,9) dan lebih stabil pada pH lebih elektron disekelilingnya. Radikal bebas dapat
rendah (2,8 dan 6,9). Katekin mudah terurai mengubah suatu molekul menjadi suatu
oleh cahaya. Lim et al, (2010) senyawa radikal. Nilai IC50 (Inhibitor Concentration)
katekin dapat menghambat pertumbuhan merupakan konsentrasi larutan substrat atau
Staphylococcus aureus, Salmonella sampel yang mampu mereduksi aktivitas

10 Jenis Pelarut Metanol Dan N-Heksana Terhadap Aktivitas Antioksidan (Wahyu Bagio Leksono et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):9–16

DPPH sebesar 50%. Semakin kecil nilai IC50 sebagai standar dengan konsentrasi 0, 10, 20,
berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan. 30, dan 40 mg/L. Ekstrak sebanyak 5 mg
Secara spesifik suatu senyawa dikatakan dilarutkan dalam 2 mL etanol p.a lalu
sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 ditambahkan 5 mL aquades dan 0,5 mL
kurang dari 50 ppm (IC50 < 50 ppm), kuat (50 reagen Folin-Ciocalteau 50 %. Larutan
ppm < IC50 < 100 ppm), sedang (100 ppm < didiamkan selama 5 menit kemudian
IC50 < 150 ppm), lemah (150 ppm < IC50 < 200 ditambahkan 1 mL Na2CO3 5% (b/v). Larutan
ppm), dan sangat lemah (IC50 > 200 ppm). diaduk supaya homogen lalu diinkubasi
Strukur DPPH radikal bebas dan DPPH yang dalam kondisi gelap selama satu jam.
telah bereaksi dengan antioksidan disajikan Absorbansi diukur menggunakan
pada Gambar 1. spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang 725 nm. Nilai total fenol ekstrak
MATERI DAN METODE dinyatakan dalam “mg Galic Acid Equivalent
(GAE)/g ekstrak
Materi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah rumput laut jenis Total fenol =
Gelidium sp. segar yang diperoleh dari pantai
Drini Kabupaten Gunungkidul. Ekstraksi Keterangan :
dilakukan (Santoso et al., 2012) dengan a = konsentrasi asam galat dalam
modifikasi pada perbandingan volume sampel uji (mg/Lt)
sampel dan pelarut. Sampel ditimbang V = volume total larutan uji (mL)
sebanyak 125 gram dan dipotong kecil 0,5 G = massa ekstrak yang digunakan (g)
cm lalu dimaserasi di dalam metanol (teknis) 1000 =faktor konversi terhadap volume
sebanyak 500 mL selama 2x24 jam pada total larutan (mL)
suhu ± 28 oC. Larutan extrak diperoleh melalui
penyaringan menggunakan kertas Whatman Pengukuran Klorofil a dan karotenoid
41 kemudian dievaporasi menggunakan (Lichtenthaler, 1987). Ekstrak dari tiap pelarut
vaccum rotary evaporator pada suhu 40 oC ditimbang sebanyak 5 mg, kemudian
hingga volume tersisa ±125 mL. Larutan hasil dilarutkan dengan konsentrasi 5 mg
evaporasi selanjutnya difraksinasi dengan ekstrak/5mL aseton 80 %. Masing-masing
pelarut n-heksan menggunakan corong konsentrasi diukur absorbansinya pada
pemisah dengan perbandingan 1:3 hingga panjang gelombang 646 nm, 663 nm, dan
terlihat dua lapisan. Lapisan bawah 470 nm. Kadar klorofil dan karotenoid
merupakan metanol dan lapisan atas n- dihitung berdasarkan rumus:
heksan. Hasil filtrat masing-masing pelarut
dievaporasi untuk mendapatkan ekstrak Klorofil a mg/g sampel (Ca)=
berupa pasta. Rendeman ekstrak dihitung 12,21 x A663 – 2,81 x A646
menggunakan rumus :
Karotenoid µmol/g sampel (Cx+c) =
% Rendemen =

Keterangan:
A663 = Absorbansi pada panjang
Keterangan :
gelombang 663 nm
Berat ekstrak =
A646 = Absorbansi pada panjang
(Berat vial + ekstrak) – berat vial kosong (g)
gelombang 646 nm
A470 = Absorbansi pada panjang
Uji kandungan total fenol dilakukan
gelombang 470 nm
untuk mengetahui jumlah total senyawa
V = Volume ekstrak
fenolat yang terdapat pada sampel.
Pengujian kadar total fenol (Yangthong et
Pengujian aktivitas antioksidan dengan
al.,2009) yaitu menggunakan asam galat
prosedur menurut Miliauskes et al. (2004) 3 mL
sebagai kurva standar untuk menentukan
larutan DPPH 0,15 mM ditambahkan kedalam
kadar fenol ekstrak. Asam galat digunakan
1,5 mL ekstrak pada konsentrasi stok 50, 100,

Jenis Pelarut Metanol Dan N-Heksana Terhadap Aktivitas Antioksidan (Wahyu Bagio Leksono et al.) 11
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):9–16

150, 200, dan 250 ppm diinkubasi pada suhu inhibisi DPPH. Berdasarkan persamaan ini
37 oC selama 30 menit, kemudian diukur diketahui nilai R2 ekstrak metanol sebesar
absorbansi menggunakan spektrofotometer 0,5329 dan n-heksana 0,8529. Nilai R2
UV-Visible pada panjang gelombang 517 nm. menunjukkan korelasi antara persen (%)
Aktivitas antioksidan dihitung menggunakan inhibisi dan konsentrasi ekstrak, dari hasil ini
rumus : memberikan korelasi positif. Nilai aktivitas
antioksidan dari ekstrak n-heksana sebesar
Penghambat Radikal Bebas (%) = 94,59 ppm dan metanol 213,28 ppm. Nilai ini
diduga dipengaruhi komponen, seperti fenol,
Keterangan : klorofil a, dan karotenoid. Tiga komponen
A = Absorbansi kontrol negatif (larutan DPPH tersebut mempunyai hasil yang sinergis, yaitu
tanpa ekstrak) nilai dari ekstrak n-heksana lebih besar
B = Absorbansi (sampel uji) dibandingkan dengan ekstrak metanol.
Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 50,
Nilai penghambat radikal bebas DPPH 100, 150, 200 dan 250 ppm. Kontrol positif
(%) digunakan untuk menentukan nilai IC50. menggunakan Vitamin C dengan konsentrasi
Nilai IC50 merupakan besarnya konsentrasi 2, 3, 4, 5 dan 6 ppm. Nilai absorbansi DPPH,
larutan uji untuk meredam 50 % aktivitas absorbansi DPPH + ekstrak, inhibisi IC50 pada
radikal bebas. IC50 dihitung dari persentasi Tabel 2.
penghambat radikal bebas (%) dengan
menggunakan persamaan yang diperoleh Tabel 1. Hasil Ekstraksi Gelidium sp.
dari kurva regresi linier.

HASIL DAN PEMBAHASAN Berat


Pelarut Bentuk Warna
Ekstrak (g)
Ciri morfologi rumput laut Gelidium sp. Metanol 0,214 pasta hijau tua
yang diperoleh yaitu thallus panjang 7-8 cm, n-heksan 0,850 pasta hijau tua
berwarna coklat kemerahan dan berbentuk
silindris dengan percabangan tidak teratur
yang keluar dari stolon. Thallus mempunyai Nilai IC50 dihitung menggunakan
ranting pendek (ramuli) yang tumbuh persamaan regresi linier yang diperoleh dari
berderet bersebelahan pada percabangan. hubungan konsentrasi ekstrak terhadap
Karakteristik pada Gelidium sp. umumnya persen inhibisi DPPH. Hasil dari persamaan
ada ramuli terletak berderet pada satu sisi. regresi linier y = 0,1436x + 19,372 untuk ekstrak
Hasil ekstraksi Gelidium sp. dengan berat metanol dan y = 0,370x + 14,951 untuk ekstrak
segar 125 gram dengan menggunakan 2 n-heksana. Berdasarkan hasil perhitungan
pelarut yaitu metanol dan n-heksan dari hubungan konsentrasi ekstrak vitamin C
ditampilkan pada Tabel 1. dengan persen inhibisi DPPH diperoleh
persamaan regresi linier y = 22,401x –
Aktivitas antioksidan dihitung dengan 16,899Hasil penentuan aktivitas antioksidan,
nilai IC50 yang diperoleh dari persamaan total fenol, klorofil a, dan karotenoid ekstrak
regresi linier konsentrasi ekstrak terhadap nilai Gelidium sp. ditampilkan pada Tabel 2.

Gambar 1. Struktur DPPH (a) Radikal Bebas dan (b) Radikal Bebas yang Telah Bereaksi dengan
dengan Antioksidan (Molyneux, 2004).

12 Jenis Pelarut Metanol Dan N-Heksana Terhadap Aktivitas Antioksidan (Wahyu Bagio Leksono et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):9–16

Ekstrak rumput laut Gelidium sp. bioaktif yang bersifat non-polar lebih banyak
memiliki rendemen ekstrak metanol sebesar daripada senyawa polar. Setiap pelarut
0,171 % dan n-heksan sebesar 0,680 %. Hal ini memiliki karakter berbeda dalam mengambil
diduga Gelidium sp. memiliki senyawa senyawa bioaktif suatu sampel yang

Gambar 2. Rumput Laut Gelidium sp. dari Pantai Drini Gunung Kidul

120
y = 0,2808x + 31,397
100 R² = 0,7768

80
% Inhibisi

60

40 e ekstrak
y = 0,0274x + 40,681
20 R² = 0,8622
0
0 100 200 300
konsentrasi (ppm)

Gambar 3. Inhibisi Ekstrak Gelidium sp.

150
y = 22,401x - 16,899
100 R² = 0,9217
% inhibisi

50

0
0 1 2 3 4 5 6 7
-50 konsentrasi (ppm)

Gambar 4. Inhibisi Vitamin C

Jenis Pelarut Metanol Dan N-Heksana Terhadap Aktivitas Antioksidan (Wahyu Bagio Leksono et al.) 13
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):9–16

Tabel 2. Nilai IC50, Total Fenolik, Klorofil a, dan Karotenoid Gelidium sp.

Jenis ekstrak
Parameter
metanol n-heksan
Nilai IC50 (ppm) 340,10 66,25
Total fenolik ( mg GEA/g ekstrak) 46,55 135,62
Klorofil a (mg/g sampel) 8,47 10,88
Karotenoid ( mol/g sampel) 50,38 84,27

berbeda kepolarannya. Pelarut metanol dan Aktivitas antioksidan pada sampel


n-heksan digunakan dalam ekstraksi untuk dinyatakan dalam persen inhibisi terhadap
mendapatkan senyawa berdasarkan tingkat radikal bebas DPPH. Persen inhibisi didapat
kepolarannya (polar dan non-polar). dari pengurangan nilai absorbansi DPPH
Sarastani et al. (2002) ekstraksi menggunakan dengan absorbansi DPPH ditambah ekstrak.
pelarut dengan polaritas berbeda dapat Untuk menginterpretasikan hasil, parameter
menghasilkan ekstrak dengan polaritas yang yang digunakan adalah IC50 yang
berbeda pula sesuai dengan sifat kepolaran merupakan konsentrasi suatu sampel dalam
masing-masing ekstrak. meredam 50% aktivitas radikal bebas.

Hasil ekstraksi pada ekstrak metanol Hasil perhitungan menunjukkan IC50


dan n-heksan menunjukkan warna hijau. Hal ekstrak metanol rumput laut Gelidium sp.
ini menunjukkan sampel banyak sebesar 340,10 ppm dan ekstrak n-heksan
mengandung klorofil. Rumput laut merah sebesar 66,10 ppm. Hasil ini menunjukkan
memiliki kandungan pigmen berupa klorofil ekstrak n-heksan memiliki efektivitas lebih
a, klrofil d, fikobiliprotein (fikoeritirin dan baik dalam meredam radikal bebas DPPH.
fikosianin), karotenoid dan xantofil (Van et Mardawati et al. (2008) dalam
al., 1995) penggolongan aktivitas antioksidan dari
ekstrak rumput laut Gelidium sp. tergolong
Ekstrak sampel menghasilkan senyawa kuat pada ekstrak pelarut n-heksan,
bioaktif berupa klorofil a pada ekstrak n- sedangkan ekstrak pelarut metanol
heksan sebesar 10,88 mg/g sampel, lebih tergolong sangat lemah. Hasil yang berbeda
tinggi dibanding ekstrak metanol sebesar antara ekstrak metanol dan n-heksan ini
8,47 mg/g sampel. Klorofil termasuk jenis diduga, karena sampel yang diuji
pigmen non-polar sehingga larut dalam merupakan ekstrak kasar. Ekstrak yang belum
murni masih mengandung senyawa-senyawa
pelarut non-polar (Richmond 2008). Kadar
lain yang berasal dari laut seperti garam,
klrofil a pada rumput laut merah merupakan
nutrient-nutrien, dan mineral yang dapat
yang paling kecil bila dibanding dengan
menghambat kerja dari senyawa
rumput laut hijau dan coklat (Fleurence &
antioksidan. Hal ini didukung oleh penelitian
Levine, 2016)
yang dilakukan Wikanta et al. (2005),
rendahnya aktivitas antioksidan dapat
Kadar karotenoid pada pelarut n- dikarenakan adanya zat pengotor yang
heksan 84,27 µmol/g sampel, lebih tinggi jika terdapat dalam ekstrak masih tinggi.
dibandingkan dengan pelarut metanol 50,38
µmol/g sampel. Hal ini diduga karotenoid Hasil yang diperoleh dari ekstrak n-
pada sampel termasuk dalam karotenoid heksan tergolong kuat sedangkan dari
non-polar (α-karoten dan β-karoten). ekstrak metanol tergolong rendah, namun
Kandungan karotenoid pada beberapa jika dibandingkan dengan aktivitas
rumput laut merah beragam dari 0,5 – 52,5 % antioksidan rumput laut merah lain seperti
berat kering (Esteban et al., 2008). Faktor pada jenis Halymenia harveyana dan
musim, lokasi geografi tempat tumbuh, jenis Eucheuma cottonii (Suryaningrum et al.,
spesies, umur panen hingga kondisi lingkunga 2006) menghasilkan IC50 pada ekstrak
mempengaruhi ragam kandungan pigmen metanol sebesar 176,5 ppm sedangkan
(Fleurence & Levine, 2016) pada ekstrak n-heksan lebih dari 2000 ppm.

14 Jenis Pelarut Metanol Dan N-Heksana Terhadap Aktivitas Antioksidan (Wahyu Bagio Leksono et al.)
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):9–16

Aktivitas antioksidan ekstrak n-heksan Setiap kelas rumput laut memiliki


lebih efektif dalam meredam radikal bebas perbedaan rasio akumulasi jenis karotenoid
dibanding ekstrak metanol. Hal ini diduga sebagai contoh fukosantin yang merupakan
karena nilai senyawa fenol, klorofil a dan salah satu jenis karotenoid dan memiliki
karotenoid menunjukkan nilai dengan akumulasi yang tinggi pada rumput laut
pelarut n-heksan lebih tinggi dibanding coklat, sedangkan β-karoten akumulasinya
metanol. Hal tersebut berpengaruh terhadap cukup tinggi pada beberapa jenis rumput
aktivitas antioksidan, semakin tinggi kadar laut merah (Liu et al., 2009) dan akumulasi
senyawa tersebut maka semakin kuat karotenoid dalam rumput laut dapat
aktivitas antioksidannya (Sanger et al., 2013). dimanfaatkan sebagai antioksidan.
Penghambatan radikal bebas oleh
Pengujian total fenol bertujuan karotenoid dilakukan oleh β-karoten. Aktivitas
menentukan senyawa fenolik yang antioksidan β-karoten dapat menunjukkan
terkandung di dalam sampel, bila pro-oksidan secara autokatalitik (Limantara &
kandungan senyawa fenolik di dalam Rahayu, 2008).
sampel tinggi maka aktivitas antioksidannya
akan tinggi (Gross, 1991). Hasil penelitian KESIMPULAN
menunjukkan hubungan yang positif, karena
nilai total fenol ekstrak n-heksan sinergis Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50
dengan aktivitas antioksidan ekstrak n- ekstrak metanol sebesar 340,10 ppm dan
heksana Gelidium sp. mengandung katekin ekstrak n-heksan 66,25 ppm. Nilai IC50 ekstrak
yang dapat menjadi bahan dasar sebagai metanol termasuk kategori aktivitas
aktivitas antioksidan (Kumar et al., 2008). antioksidan sangat lemah sedangkan n-
Katekin merupakan salah satu senyawa hasil heksana termasuk kategori kuat. Kadar total
turunan fenol. Senyawa fenol yang terdapat fenolat pada masing-masing ekstrak 46,55
pada ekstrak Gelidium sp. tidak dilakukan dan 135,62 (mg GAE/g ekstrak), kadar klorofil
proses identifikasi sehingga tidak diketahui a sebesar 8,47 dan 10,88 (mg/g ekstrak
senyawa fenol apa saja yang terdapat sampel) dan kadar karotenoid sebesar 50,38
dalam ekstrak. dan 84,27 (µ mol/g ekstrak sampel).

DAFTAR PUSTAKA
Klorofil a dan karotenoid berperan
sebagai antioksidan. Ditambahkan (Sangi et Anjarsari, I.R.D. 2016. Katekin teh Indonesia:
al, 2008) Triterpenoid merupakan salah satu prospek dan manfaatnya. Kultivasi.
senyawa yang berpotensi sebagai 15(2):99-106
antioksidan, biasanya larut dalam pelarut Damogalad, V., Edy, H.J., & Supriati, H.S. 2013.
non–polar, sedangkan Sheikh et al, (2009) Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Kulit
senyawa fenolik terbanyak tidak selalu Nanas (Ananas comosus L Merr) Dan Uji
terdapat dalam pelarut polar, namun In Vitro Nilai Sun Protecting Factor (Spf).
tergantung dari struktur senyawa fenoliknya Pharmacon. 2(2):12-16.
karena pada Turbinaria conoides kadar total Esteban, R., Martínez, B., Fernández-Marín, B.,
fenol ekstrak n - heksana lebih tinggi Maria Becerril, J., & García-Plazaola, J.I.
dibanding ekstrak metanol (Setyati et al, 2009. Carotenoid composition in
2017). Damogalad et. al. (2013) menyatakan Rhodophyta: insights into xanthophyll
flavonoid sebagai antioksidan dan klorofil a regulation in Corallina elongata. Europ. J.
dapat meredam radikal bebas karena Phycol. 44(2):221-230.
adanya logam Mg yang terkelat dan Fleurence, J., & Levine, I. (Eds.). 2016.
kerangka porfirin yang dimilikinya. Logam Seaweed in health and disease
yang terkelat akan membuat radikal bebas prevention. Academic Press.
cenderung memberikan elektronnya kepada Gross, J. 1991. Pigments in Vegetable.
logam Mg, sehingga dapat menetralkan Chlorophylls and Carotenoids. Van
karakter radikal bebas. Logam Mg pada Nostrand Reinhold. New York.
klorofil dapat berpengaruh pada aktivitas Hoek, C., Mann, D., & Jahns, H.M. 1995.
antioksidan klorofil jika dalam bentuk terkelat Algae: an introduction to phycology.
bukan dalam bentuk ionik (Gross, 1991). Cambridge University Press.

Jenis Pelarut Metanol Dan N-Heksana Terhadap Aktivitas Antioksidan (Wahyu Bagio Leksono et al.) 15
Jurnal Kelautan Tropis Maret 2018 Vol. 21(1):9–16

Ku, K. J., Hong, Y.H., & Song, K. B. 2008. Paiva, L.S., Patarra, R.F., Neto, A.I., Lima, E. &
Mechanical properties of a Gelidium Baptista, J.A. 2012. Antioxidant activity of
corneum edible film containing catechin macroalgae from the Azores.
and its application in sausages. J. Food Arquipélago. Life and Marine Sciences, 1-
Sci. 73(3): C217-21. DOI : 10.1111/j.1750- 6.
3841.2008.00700.x Richmond, A. (Ed.) 2008. Handbook of
Kawaroe, M., Rusmana, I., & Nurafni. 2013. microalgal culture: biotechnology and
Production of Bioethanol from applied phycology. John Wiley & Sons.
Macroalgae Gelidium sp. Using Agarase Setyati, W. A., Zainuddin, M., & Pramesti, R.
Enzymes of Marine Bacteria. Bogor. 2017. Aktivitas Antioksidan Senyawa Non-
Institut Pertanian Bogor. Polar Dan Polar Dari Ekstrak Makroalga
Lim, G.O., Jang, S.A., & Song, K.B. 2010. Acanthophora muscoides Dari Pantai
Physical and antimicrobial properties of Krakal Yogyakarta. Jurnal Enggano,
Gelidium corneum/nano-clay composite 2(1):68-77
film containing grapefruit seed extract or Santoso, J., Anwariyah, S., Rumiantin, R.O.,
thymol. J. Food Eng. 98(4):415-420. Putri, A.P., Ukhty, N., & Yoshie-Stark, Y.
Limantara, L.P & Rahayu. 2008. Prospek 2012. Phenol content, antioxidant activity
Kesehatan Pigmen Alami. Prosiding and fibers profile of four tropical
Seminar Nasional Sains dan Teknologi seagrasses from Indonesia. J. coast.
Pigmen Alami, Universitas Kristen Satya Dev.15(2):189-196.
Wacana, Salatiga, p: 2-42. Sarastani, D., Soekarto, S.T., Muchtadi, T.R.,
Liu, C.L., Huang, Y.S., Hosokawa, M., Fardiaz, D., & Apriyantono, A. 2002.
Miyashita, K., & Hu, M.L. 2009. Inhibition of Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi
proliferation of a hepatoma cell line by ekstrak biji atung. J. Teknol. Ind. Pang.
fucoxanthin in relation to cell cycle arrest 13(2):149-156.
and enhanced gap junctional Sanger, G., Widjanark, S.B., Kusnadi, J., &
intercellular communication. Chemico- Berhimpon, S. 2013. Antioxidant Activity
biological interactions. 182(2-3):165-172. of Methanol Extract f Sea Weeds
Metidji, H., Dob, T., Toumi, M., Krimat, S., Ksouri, Obtained from North Sulawesi. Food Sci.
A., & Nouasri, A. 2015. In vitro screening Quality Manag. 19:2224-6088.
of secondary metabolites and Sangi, M., Runtuwene, M.R., Simbala, H.E., &
evaluationof antioxidant, antimicrobial Makang, V.M. 2008. Analisis fitokimia
and cytotoxic properties of Gelidium tumbuhan obat di Kabupaten Minahasa
sesquipedale Thuret et Bornet red Utara. Chem. Prog. 1(1):47-53.
seaweed from Algeria. Sheikh, T.Z.B., Yong, C.L., & Lian, M.S. 2009. In
Miller, N.D.1996. Antioxidant Flavonoid vitro antioxidant activity of the hexane
Structure and Clinic Usage. Throne and methanolic extracts of Sargassum
Research. 2:103-111. baccularia and Cladophora
Molyneux, P. 2004. The use of the stable free patentiramea. J. App. Sci. 9(13):2490-
radical diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for 2493.
estimating antioxidant activity. Wikanta, T., Januar, H.D. & Nursed, M. 2005. Uji
Songklanakarin J. Sci. Technol, 26(2):211- Aktivitas Antioksidan, Toksisitas dan
219. Sitoksisitas Ekstrak Alga Merah
Nawaly, H., Susanto, A.B., & Uktolseja, J.L. Rhodymenia palmate. J. Pen. Per. Ind.
2013. Senyawa Bioaktif dari Rumput Laut 11(4): 41-49
sebagai Antioksidan. Prosiding Seminar Yangthong, M., Hutadilok-Towatana, N., &
Biologi 10(1):9088 Phromkunthong, W. 2009. Antioxidant
Oumaskour, K., Boujaber, N., Etahiri, S. & activities of four edible seaweeds from
Assobhel, O. 2013. Anti-Inflammatory and the southern coast of Thailand. Plant
Antimicrobial Activities of Twenty-Three Foods Human Nutri. 64(3):218-223.
Marine Algae from the Coast of
SidiBouzid (El Jadida-Morocco). Int. J.
Pharm. Pharm. Sci, 5:145-149.

16 Jenis Pelarut Metanol Dan N-Heksana Terhadap Aktivitas Antioksidan (Wahyu Bagio Leksono et al.)

You might also like