Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
DENPASAR
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa, secara nasional masalah gizi lebih
menurut Indeks Masa Tubuh per Umur (IMT/U) pada anak umur 5-12 tahun di
Indonesia masih tinggi yaitu 18,8%, yang terdiri dari gemuk atau overweight 10,8%
dan sangat gemuk atau obesitas 8,0%. Prevalensi gizi lebih pada anak umur 5-12
tahun mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2010 yaitu 9,2% menjadi
18,8% pada tahun 2013 (Depkes, 2013). Terdapat sebanyak 15 provinsi dengan
prevalensi gizi lebih diatas prevalensi nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa
Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara,
Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung dan DKI
Jakarta.
Data Riskesdas Provinsi Bali tahun 2013 menunjukkan bahwa, Kabupaten Gianyar
memiliki prevalensi overwight pada anak umur 5-12 tahun tertinggi di Bali, diikuti
oleh Kabupaten Badung, dan kota Denpasar. Prevalensi overwight pada anak umur
5-12 di Kabupaten Gianyar adalah 18,4%. Meningkatya kejadian overweight pada
anak disebabkan oleh beberapa faktor.
Overweight adalah berat badan yang melebihi berat badan normal (CDC,2010) yang
dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk sosial, budaya, lingkungan, genetik, dan
kebiasaan (Kimm, 2003). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Littman et al.,
(2007) menyebutkan bahwa, ada tiga penyebab overweight dan obesitas yakni, faktor
fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan. Faktor fisiologis adalah faktor
yang muncul dari berbagai variabel, baik yang bersifat herediter maupun non
herediter. Variabel yang bersifat herediter (faktor internal) merupakan variabel yang
berasal dari faktor keturunan sedangkan faktor yang bersifat non herediter (faktor
eksternal) merupakan faktor yang berasal dari luar individu, misalnya pola makan,
tingkat asupan gizi, tingkat aktivitas fisik yang dilakukan individu, serta kondisi
sosial ekonomi bahkan beberapa penelitian menemukan hubungan insomnia atau
kurang tidur sebagai faktor risiko kejadian overweight obesitas.
Sejalan dengan penelitian Littman et al., (2007), penelitian oleh Shi Z. et al., (2002)
menyebutkan bahwa tidur merupakan salah satu faktor risiko yang dilaporkan dapat
meningkatkan kejadian overweight dan obesitas. Penelitian ini dilakukan di Australia
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada anak umur 5-12 tahun yang
mempunyai waktu tidur <10 jam sebesar 22,3%. Durasi tidur yang pendek (<10 jam)
ditemukan berhubungan dengan meningkatnya risiko obesitas 2,61 kali lebih besar
dibandingkan pada anak yang durasi tidurnya ≥10 jam. Hal itu juga di dukung oleh
data dari National Sleep Foundation (2002) yang menyatakan bahwa, kurangnya
durasi tidur akan berdampak pada kurangnya aktivitas fisik yang diikuti dengan
peningkatan pemasukan kalori yang merupakan salah satu faktor risiko kegemukan.
Hasil penelitian oleh Eisenmann et al., (2006) juga menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara tidur yang kurang dengan obesitas pada remaja. Tidur yang
kurang diduga akan menyebabkan gangguan regulasi hormonal terutama pengeluran
hormon leptin dan ghrelin yang berdampak pada pengaturan nafsu makan dan jumlah
asupan makan. Westerlund et al. (2009) dan Bel et al. (2013) menemukan bahwa
kekurangan tidur berkaitan dengan peningkatan asupan energi karena lebih banyak
mengkonsumsi makanan tinggi kandungan energi. Kemudian Weiss et al. (2010)
menemukan remaja yang kurang tidur memiliki asupan lemak dan karbohidrat yang
tinggi terutama dari asupan snack.
Overweight yang terjadi selama masa anak-anak, memiliki dampak medis jangka
pendek, meliputi efek merugikan terhadap pertumbuhan, dan dampak medis jangka
panjang meliputi resiko yang lebih besar untuk terkena hipertensi, diabetes, penyakit
kardiovaskuler, dan penyakit degeneratif lainnya pada masa dewasa (Musadat, 2010).
Overweight pada masa anak-anak juga menimbulkan konsekuensi psikososial jangka
pendek dan jangka panjang, seperti gambaran diri yang negatif, penurunan
kepercayaan diri, menjadi korban bullying teman-temannya, dan gangguan kesehatan
yang berhubungan dengan kualitas hidup (Thorpe, et al., 2004). Overweight pada
masa anak-anak beresiko tinggi menjadi gizi lebih pada usia dewasa.(Soegih dan
Wiramihardja, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 17 Februari
2018 yang terletak di SDN 1 Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar
didapatkan data bahwa sebanyak 268 siswa yang terdaftar di SDN 1 Keramas. Dari
268 siswa yang terdaftar sebanyak 35 siswa duduk di kelas satu, 49 siswa duduk di
kelas dua, 53 siswa duduk di kelas tiga, 48 siswa duduk dikelas empat, 53 siswa
duduk di kelas lima, dan 30 siswa duduk di kelas enam. Berdasarkan hasil survey
dari 10 siswa, terdapat 6 siswa memiliki status gizi overweight. Dari hasil wawancara
terhadap 10 siswa terkait durasi tidur, peneliti mendapatkan jawaban yang beragam.
Selain itu dari data yang diperoleh dengan cara wawancara dengan pihak sekolah,
didapatkan informasi bahwa belum pernah dilakukan penelitian di SDN 1 Keramas.
Pemilihan tempat penelitian juga didukung oleh data Riskesdas Provinsi Balu (2013),
yang menyebutan bahwa Kabupaten Gianyar merupakan Kabupaten dengan
prevalensi Overweight tertinggi di Bali. SDN 1 Keramas merupakan salah satu
Sekolah Dasar yang berada di Kabupaten Gianyar.
Melihat latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan
Durasi Tidur dengan Kejadian Overweight pada Anak di SDN 1 Keramas.
Berdasarkan uraian latar belakang maka dirumuskan suatu masalah yaitu “Apakah
ada hubungan durasi tidur dengan kejadian overweight pada anak di SDN 1
Keramas?”.
Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan durasi
tidur dengan kejadian overweight pada anak di SDN 1 Keramas.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu intervensi dalam asuhan
keperawatan pada anak dengan status gizi overweight.
b. Bagi sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi kepala sekolah dan
para guru terkait durasi tidur untuk menghindari kejadian overweight pada siswa.
Bel, S., Michels, N., De Vriendt, T., et al. (2013) Association between self-reported
sleep duration and dietary quality in European adolescents. The British Journal of
Nutrition, pp.1–11
CDC, 2010.About BMI for Children and Teens. Diakses pada 17 Maret 2011
darihttp://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/about_childr
ens_bmi.html
Eisenmann, J.C., Ekkekakik, P., Holmes, M. (2006) Sleep duration and overweight
among Australian children and adolescent. Acta Pediatrica, 95, pp. 956-963.
Littman, AJ., Vitiello, MV., Foster -Schubert, K., Ulrich, CM., Tworoger, SS.,
Weigle, DS and McTiernan, A. (2007). Sleep, Ghrelin, Leptin and Changes in
Body Weight during a 1 -year Moderate-intensity Physical Activity Intervention.
International Journal of Obesity
Marfuah dkk. (2013).Durasi dan kualitas tidur hubungannya dengan obesitas pada
anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul
National Sleep Foundation. Sleep in america poll. (2002). National sleep foundation,
woshington. Available from: URL : http:/www. sleepfoundation.
org/site/.huIXKj MOIxF/b.2417355/k.143E/2002 Sleep in America Poll.htm. (17
Februari 2018)
Patel SR, Hu FB.(2008). Short sleep duration and weight gain: a 22. systematic
review. Obesity (Silver Spring) 16(3):643-53.
Patel SR, Malhotra A, White DP, Gottlieb DJ, Hu FB. 12. A prospective study of
sleep duration and mortality risk in women. Pubmed 2004;27:440-4
Shi Z, Taylor AW, Gill TK, Tuckerman J, Adams R, Martin 6. J. Short sleep
duration and obesity among Australian children. BMC Public Health 2010.
Shi Z, Taylor AW, Gill TK, Tuckerman J, Adams R, Martin G. J. (2010) Short sleep
duration and obesity among Australian children. BMC Public Health
Soegih, R.R. & Wiramihardja. (2009). Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis.
Jakarta: Sagung Seto
Thorpe, et al., (2004). Childhood obesity in New York City elementary school
student. The American Journal of Public Health 94(9): 1496-1500
Weiss, A., Xu, F., Storfer-Isser, A., et al. (2010) The association of sleep duration
with adolescents’ fat and carbohydrate consumption. Sleep, 33(9), pp. 1201-
1209.
Westerlund, L., Ray, C., Roos, E. (2009) Associations between sleeping habits and
food consumption patterns among 10-11-year-old children in Finland. The
British Journal of Nutrition, 102(10), pp. 1531-1537.