You are on page 1of 10

HUBUNGAN DURASI TIDUR DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA

ANAK DI SDN 1 KERAMAS

Oleh:

I Gusti Agung Ayu Diah Sri Utami (1402105059)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVESITAS UDAYANA

DENPASAR

2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Overweight merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia dengan jumlah


prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun
berkembang. Lebih dari 30 juta anak-anak dengan overweight hidup di negara
berkembang dan 10 juta terdapat di negara maju (WHO, 2013). Prevalensi overweight
pada anak usia 2-19 tahun di Amerika Serikat mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Overweight pada anak laki-laki meningkat pada tahun 2000 sebesar 14,0%
menjadi 18,6% pada tahun 2010 dan overweight pada anak perempuan juga
mengalami peningkatan dari 13,8% menjadi 15,0% (CDC, 2010). Hasil penelitian
National Health and Nutrition Examination Survey tahun 2009-2010 di Amerika
persentase overweight berdasarkan kelompok umur, anak usia 2-5 tahun sebesar
26,7%, usia 6-11 tahun sebesar 32,6% dan usia 12-19 tahun sebesar 33,6%. Hal ini
menunjukkan bahwa prevalensi overweight cukup tinggi pada anak usia 6-11 tahun.
Prevalensi overweight di Asia pada tahun 2009-2010 sebesar 26,4% pada anak laki-
laki dan 16,8% pada anak perempuan (NOO, 2011).

Data Riskesdas tahun 2013 menunjukan bahwa, secara nasional masalah gizi lebih
menurut Indeks Masa Tubuh per Umur (IMT/U) pada anak umur 5-12 tahun di
Indonesia masih tinggi yaitu 18,8%, yang terdiri dari gemuk atau overweight 10,8%
dan sangat gemuk atau obesitas 8,0%. Prevalensi gizi lebih pada anak umur 5-12
tahun mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2010 yaitu 9,2% menjadi
18,8% pada tahun 2013 (Depkes, 2013). Terdapat sebanyak 15 provinsi dengan
prevalensi gizi lebih diatas prevalensi nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Jawa
Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara,
Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung dan DKI
Jakarta.
Data Riskesdas Provinsi Bali tahun 2013 menunjukkan bahwa, Kabupaten Gianyar
memiliki prevalensi overwight pada anak umur 5-12 tahun tertinggi di Bali, diikuti
oleh Kabupaten Badung, dan kota Denpasar. Prevalensi overwight pada anak umur
5-12 di Kabupaten Gianyar adalah 18,4%. Meningkatya kejadian overweight pada
anak disebabkan oleh beberapa faktor.

Overweight adalah berat badan yang melebihi berat badan normal (CDC,2010) yang
dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk sosial, budaya, lingkungan, genetik, dan
kebiasaan (Kimm, 2003). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Littman et al.,
(2007) menyebutkan bahwa, ada tiga penyebab overweight dan obesitas yakni, faktor
fisiologis, faktor psikologis dan faktor kecelakaan. Faktor fisiologis adalah faktor
yang muncul dari berbagai variabel, baik yang bersifat herediter maupun non
herediter. Variabel yang bersifat herediter (faktor internal) merupakan variabel yang
berasal dari faktor keturunan sedangkan faktor yang bersifat non herediter (faktor
eksternal) merupakan faktor yang berasal dari luar individu, misalnya pola makan,
tingkat asupan gizi, tingkat aktivitas fisik yang dilakukan individu, serta kondisi
sosial ekonomi bahkan beberapa penelitian menemukan hubungan insomnia atau
kurang tidur sebagai faktor risiko kejadian overweight obesitas.

Sejalan dengan penelitian Littman et al., (2007), penelitian oleh Shi Z. et al., (2002)
menyebutkan bahwa tidur merupakan salah satu faktor risiko yang dilaporkan dapat
meningkatkan kejadian overweight dan obesitas. Penelitian ini dilakukan di Australia
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada anak umur 5-12 tahun yang
mempunyai waktu tidur <10 jam sebesar 22,3%. Durasi tidur yang pendek (<10 jam)
ditemukan berhubungan dengan meningkatnya risiko obesitas 2,61 kali lebih besar
dibandingkan pada anak yang durasi tidurnya ≥10 jam. Hal itu juga di dukung oleh
data dari National Sleep Foundation (2002) yang menyatakan bahwa, kurangnya
durasi tidur akan berdampak pada kurangnya aktivitas fisik yang diikuti dengan
peningkatan pemasukan kalori yang merupakan salah satu faktor risiko kegemukan.
Hasil penelitian oleh Eisenmann et al., (2006) juga menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara tidur yang kurang dengan obesitas pada remaja. Tidur yang
kurang diduga akan menyebabkan gangguan regulasi hormonal terutama pengeluran
hormon leptin dan ghrelin yang berdampak pada pengaturan nafsu makan dan jumlah
asupan makan. Westerlund et al. (2009) dan Bel et al. (2013) menemukan bahwa
kekurangan tidur berkaitan dengan peningkatan asupan energi karena lebih banyak
mengkonsumsi makanan tinggi kandungan energi. Kemudian Weiss et al. (2010)
menemukan remaja yang kurang tidur memiliki asupan lemak dan karbohidrat yang
tinggi terutama dari asupan snack.

Penelitian oleh Marfuah dkk, (2013) yang dilakukan di Yogyakarta menyebutkan


bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tidur dengan obesitas. Anak
yang tidur <10 jam/hari kemungkinan mengalami obesitas 1.7 (OR=1,74, 95% CI:
1.06-2.84) kali lebih tinggi dibandingkan yang tidur >10 jam/hari. Anak dengan
kualitas tidur yang buruk kemungkinan mengalami obesitas 1.9 (OR=1.88, 95% CI:
0.95-3.71) kali dibandingkan dengan yang kualitas tidurnya baik, namun secara
statistik tidak signifikan. Overweight pada masa anak-anak, tentunya memiliki
dampak bagi anak yang mengalaminya.

Overweight yang terjadi selama masa anak-anak, memiliki dampak medis jangka
pendek, meliputi efek merugikan terhadap pertumbuhan, dan dampak medis jangka
panjang meliputi resiko yang lebih besar untuk terkena hipertensi, diabetes, penyakit
kardiovaskuler, dan penyakit degeneratif lainnya pada masa dewasa (Musadat, 2010).
Overweight pada masa anak-anak juga menimbulkan konsekuensi psikososial jangka
pendek dan jangka panjang, seperti gambaran diri yang negatif, penurunan
kepercayaan diri, menjadi korban bullying teman-temannya, dan gangguan kesehatan
yang berhubungan dengan kualitas hidup (Thorpe, et al., 2004). Overweight pada
masa anak-anak beresiko tinggi menjadi gizi lebih pada usia dewasa.(Soegih dan
Wiramihardja, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 17 Februari
2018 yang terletak di SDN 1 Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar
didapatkan data bahwa sebanyak 268 siswa yang terdaftar di SDN 1 Keramas. Dari
268 siswa yang terdaftar sebanyak 35 siswa duduk di kelas satu, 49 siswa duduk di
kelas dua, 53 siswa duduk di kelas tiga, 48 siswa duduk dikelas empat, 53 siswa
duduk di kelas lima, dan 30 siswa duduk di kelas enam. Berdasarkan hasil survey
dari 10 siswa, terdapat 6 siswa memiliki status gizi overweight. Dari hasil wawancara
terhadap 10 siswa terkait durasi tidur, peneliti mendapatkan jawaban yang beragam.
Selain itu dari data yang diperoleh dengan cara wawancara dengan pihak sekolah,
didapatkan informasi bahwa belum pernah dilakukan penelitian di SDN 1 Keramas.
Pemilihan tempat penelitian juga didukung oleh data Riskesdas Provinsi Balu (2013),
yang menyebutan bahwa Kabupaten Gianyar merupakan Kabupaten dengan
prevalensi Overweight tertinggi di Bali. SDN 1 Keramas merupakan salah satu
Sekolah Dasar yang berada di Kabupaten Gianyar.

Melihat latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan
Durasi Tidur dengan Kejadian Overweight pada Anak di SDN 1 Keramas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dirumuskan suatu masalah yaitu “Apakah
ada hubungan durasi tidur dengan kejadian overweight pada anak di SDN 1
Keramas?”.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan durasi
tidur dengan kejadian overweight pada anak di SDN 1 Keramas.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran durasi tidur pada anak di SDN 1 Keramas.


b. Mengetahui gambaran kejadian overweight pada anak di SDN 1 Keramas.
c. Menganalisis hubungan dukungan durasi tidur dengan kejadian overweight pada
anak di SDN 1 Keramas.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu intervensi dalam asuhan
keperawatan pada anak dengan status gizi overweight.

1.4.2 Manfaat Teoritis

a. Bagi instansi pemerintah


Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai
masukan untuk membuat perencanaan pengembangan program UKS, sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan siswa mengenai durasi tidur dan mencegah terjadinya gizi
lebih pada siswa.

b. Bagi sekolah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah informasi bagi kepala sekolah dan
para guru terkait durasi tidur untuk menghindari kejadian overweight pada siswa.

c. Bagi tenaga kesehatan


Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk menambah pengetahuan
mengenai hubungan durasi tidur dengan kejadian overweight dan
mengaplikasikannya.

d. Bagi masyarakat dan orang tua


Memberi pengetahuan bagi masyarakat umumnya dan para orangtua khususnya,
mengenai durasi tidur yang cukup untuk menghindari kejadian overweight pada anak.
e. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada mahasiswa dan
menambah referensi penelitian bagi peneliti selanjutnya untuk dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Atkinson RL. (2005). Medical evaluation of the obesitase patient. Dalam:Wadden TA


and Stunkard AJ. Eds. Handbook of Obesity Treatment.New York: The Guilford
Press, p. 173-185

Bel, S., Michels, N., De Vriendt, T., et al. (2013) Association between self-reported
sleep duration and dietary quality in European adolescents. The British Journal of
Nutrition, pp.1–11

CDC, 2010.About BMI for Children and Teens. Diakses pada 17 Maret 2011
darihttp://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/about_childr
ens_bmi.html

Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS Provinsi Bali

Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta:


BalitbangKemenkes RI

Eisenmann, J.C., Ekkekakik, P., Holmes, M. (2006) Sleep duration and overweight
among Australian children and adolescent. Acta Pediatrica, 95, pp. 956-963.

Keast, Nicklas, O’Neil (2010). Snacking is Associated With Reduced Risk


ofOverweight and Reduced Abdominal Obesity in Adolescence : NationalHealth
and Nutrition Examination Survey (NHANES). Am J Clin Nutr;92:428-35

Keast, Nicklas, O’Neil (2010). Snacking is Associated With Reduced Risk


ofOverweight and Reduced Abdominal Obesity in Adolescence : NationalHealth
and Nutrition Examination Survey (NHANES). Am J Clin Nutr;92:428-35
Katherine M. Flegal, Ph.D.

Littman, AJ., Vitiello, MV., Foster -Schubert, K., Ulrich, CM., Tworoger, SS.,
Weigle, DS and McTiernan, A. (2007). Sleep, Ghrelin, Leptin and Changes in
Body Weight during a 1 -year Moderate-intensity Physical Activity Intervention.
International Journal of Obesity

Marfuah dkk. (2013).Durasi dan kualitas tidur hubungannya dengan obesitas pada
anak sekolah dasar di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul

Musadat, A. (2010). Analisi faktor-faktor yang mempengaruhi kegemukan pada anak


usia 6 -14 tahun di provinsi sumatera selatan .

National Sleep Foundation. (2002). Sleep in america poll. 7. National sleep


foundation, woshington. Available from: URL : http:/www. sleepfoundation.
org/site/.huIXKj MOIxF/b.2417355/k.143E/2002 Sleep in America Poll.htm.
Accessed 2002.

National Sleep Foundation. Sleep in america poll. (2002). National sleep foundation,
woshington. Available from: URL : http:/www. sleepfoundation.
org/site/.huIXKj MOIxF/b.2417355/k.143E/2002 Sleep in America Poll.htm. (17
Februari 2018)

NOO. (2011). Obesity and mental health.


https://khub.net/c/document_library/get_file?uuid=18cd2173-408a-4322-b577-
6aba3354b7ca&groupId=31798783

Patel SR, Hu FB.(2008). Short sleep duration and weight gain: a 22. systematic
review. Obesity (Silver Spring) 16(3):643-53.

Patel SR, Malhotra A, White DP, Gottlieb DJ, Hu FB. 12. A prospective study of
sleep duration and mortality risk in women. Pubmed 2004;27:440-4

Shi Z, Taylor AW, Gill TK, Tuckerman J, Adams R, Martin 6. J. Short sleep
duration and obesity among Australian children. BMC Public Health 2010.

Shi Z, Taylor AW, Gill TK, Tuckerman J, Adams R, Martin G. J. (2010) Short sleep
duration and obesity among Australian children. BMC Public Health
Soegih, R.R. & Wiramihardja. (2009). Obesitas Permasalahan dan Terapi Praktis.
Jakarta: Sagung Seto

Thorpe, et al., (2004). Childhood obesity in New York City elementary school
student. The American Journal of Public Health 94(9): 1496-1500

Weiss, A., Xu, F., Storfer-Isser, A., et al. (2010) The association of sleep duration
with adolescents’ fat and carbohydrate consumption. Sleep, 33(9), pp. 1201-
1209.

Westerlund, L., Ray, C., Roos, E. (2009) Associations between sleeping habits and
food consumption patterns among 10-11-year-old children in Finland. The
British Journal of Nutrition, 102(10), pp. 1531-1537.

WHO. (2003). World Health Organization (WHO) Technical Report Series:


Diet,Nutrition and the Prevention of Chronic Diseases. Geneva: WHO

You might also like