You are on page 1of 8

Education in Indonesia is the First Step for Tomorrow

On May 2, Indonesia marks its National Education Day. This annual occasion showcases the
significance of education to the country and its citizens. To its founding fathers, education
was seen as crucial for the development of the nation and the well-being of its people. It is for
this reason that Article 31 of the constitution states that everyone is entitled to education,
including elementary, secondary and higher. But, as the country reaches 72 years since
independence, education is a privilege that not every Indonesian enjoys access to.

FOR THE RICH, BUT NOT THE POOR

The situation is particularly true for those who are less financially secure. In Indonesia, there
are significant differences between the haves and the have-nots on the equality of education
they receive, where to this day high-quality education remains inaccessible for those from
poor families. Students from financially stable households have greater choice of the types of
schools to attend, including both public and private. Meanwhile, for those who come from
less well-off families, attending public school is the only opportunity they have to pursue
primary education.

Even though the government has introduced school assistance funds and eliminated tuition
fees for students up to high school level, there remains another important problem:
disparities between private and public schools. These differences can be clearly seen from the
physical infrastructure, facilities, the quality of teachers and the availability of school
textbooks.

The government has not focused enough on improving both the facilities and teaching in
Indonesian schools, so that everyone receives a high-quality education regardless if they
attend public or private schools. Improvements should be made by increasing the allocation
of textbooks to public school libraries, building sport facilities, constructing multimedia
spaces and improving internet access, and making science and language laboratories. This
will support students so they can develop their skills with advanced resources.
URBAN VS. RURAL

Likewise, the opportunity to be enrolled in both public and private schools with better
teaching and learning facilities is usually only available to those who live in urban cities. The
educational disparity, both in terms of quantity and quality, is apparent across cities,
especially for those who live in rural and underdeveloped parts of Indonesia. Not only are the
top three national universities centered in Java Island, but also some of the country’s best
elementary and junior high schools are there too.

In both urban and rural areas, equal infrastructure, the quality and distribution of teachers and
access to information must be at the top of the list for government policymakers. Because no
matter what tribe, skin color, origin or where people live, all Indonesians are entitled to be
enrolled at good schools. It falls on the government’s responsibility to provide both solid
facilities and qualified teachers across the nation to address the educational gap.

THOSE WITH DISABILITIES

Unequal access is also experienced by students with disabilities in Indonesia. The issue
surrounding disabled students not only focuses on the fact that many have been denied access
to education, but also those who are at school but vulnerable to discrimination.

The government has provided two options for individuals with disabilities to access
education: to enroll at special-needs schools or find schools that have inclusive programs and
are ready to accept students with disabilities. In reality, however, these options are equally
difficult for two reasons.

First, special-needs schools in Indonesia are often not accompanied with appropriate
curriculums that can cater to different types of students with disabilities. For example, those
students who have physical disabilities are still taught color identification and counting one to
10, despite being able to learn at the same pace as their peers.

Second, even though the government requires public schools to accept disabled students, not
all schools are ready — either in providing physical facilities or the readiness of teachers who
often have little or no experience in dealing with special-needs students. Increasing
awareness to accept these students, rather than being reluctant or even refusing them at
institutions, is needed among decision-makers at public schools, including the principal and
teachers.

In educating special-needs students, teachers not only require patience, but also other skills.
Therefore, providing periodical training for teachers on how to educate disabled students is
another important concern.

As Indonesia grows, it needs to be accompanied by citizens who are well educated and
knowledgeable to help steer the country’s future development. In this case, the government
should pay more attention and exert more efforts to provide education equally and equitably
in order to minimize the widening lag. If this goes unaddressed, it will have negative
implications on the global competitiveness of the nation.
Pendidikan di Indonesia adalah Langkah Awal untuk Hari Esok

Pada tanggal 2 Mei, Indonesia menandai Hari Pendidikan Nasional. Acara tahunan ini
menunjukkan pentingnya pendidikan bagi negara dan warganya. Bagi para pendiri negara,
pendidikan dipandang penting untuk pembangunan bangsa dan kesejahteraan rakyatnya. Karena
alasan inilah Pasal 31 dari konstitusi menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pendidikan,
termasuk sekolah dasar, menengah dan lebih tinggi. Tapi, ketika negara itu mencapai 72 tahun
sejak kemerdekaan, pendidikan adalah hak istimewa yang tidak dinikmati setiap orang Indonesia.

UNTUK RAKYAT KAYA, TETAPI BUKAN UNTUK RAKYAT MISKIN

Situasi ini terutama berlaku bagi mereka yang kurang aman secara finansial. Di Indonesia, ada
perbedaan signifikan antara yang kaya dan yang tidak memiliki kesetaraan pendidikan yang
mereka terima, di mana sampai hari ini pendidikan berkualitas tinggitetap tidak dapat diakses
bagi mereka yang berasal dari keluarga miskin. Siswa dari rumah tangga yang secara finansial
stabil memiliki pilihan jenis sekolah yang lebih besar untuk hadir, termasuk publik dan
swasta. Sementara itu, bagi mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, menghadiri
sekolah umum adalah satu-satunya kesempatan yang mereka miliki untuk mengejar pendidikan
dasar.

Meskipun pemerintah telah memperkenalkan dana bantuan sekolah dan menghapuskan biaya
sekolah untuk siswa sampai tingkat sekolah menengah, masih ada masalah penting
lainnya: perbedaan antara sekolah swasta dan sekolah umum. Perbedaan-perbedaan ini dapat
dilihat dengan jelas dari infrastruktur fisik, fasilitas, kualitas guru dan ketersediaan buku
pelajaran sekolah.

Pemerintah belum cukup fokus untuk meningkatkan fasilitas dan pengajaran di sekolah-sekolah
Indonesia, sehingga semua orang menerima pendidikan berkualitas tinggi terlepas dari apakah
mereka bersekolah di sekolah negeri atau swasta. Perbaikan harus dilakukan dengan
meningkatkan alokasi buku pelajaran ke perpustakaan sekolah umum, membangun fasilitas
olahraga, membangun ruang multimedia dan meningkatkan akses internet, dan membuat
laboratorium sains dan bahasa. Ini akan mendukung siswa sehingga mereka dapat
mengembangkan keterampilan mereka dengan sumber daya lanjutan.
PERKOTAAN VS. PEDESAAN

Demikian juga, kesempatan untuk didaftarkan di sekolah negeri dan swasta dengan fasilitas
pengajaran dan pembelajaran yang lebih baik biasanya hanya tersedia bagi mereka yang tinggal
di kota-kota urban. Disparitas pendidikan, baik dari segi kuantitas dan kualitas, terlihat jelas di
seluruh kota, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan terbelakang di
Indonesia. Tidak hanya tiga besar universitas nasional yang berpusat di Pulau Jawa, tetapi juga
beberapa sekolah dasar dan menengah terbaik di sana juga ada di sana.

Baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, infrastruktur yang setara, kualitas dan distribusi guru
dan akses ke informasi harus berada di urutan teratas untuk pembuat kebijakan
pemerintah. Karena tidak peduli suku apa, warna kulit, asal atau di mana orang tinggal, semua
orang Indonesia berhak untuk terdaftar di sekolah yang baik. Itu jatuh pada tanggung jawab
pemerintah untuk menyediakan fasilitas yang solid dan para guru yang berkualitas di seluruh
negeri untuk mengatasi kesenjangan pendidikan.

MEREKA DENGAN KEKURANGAN

Akses yang tidak merata juga dialami olehsiswa penyandang cacat di Indonesia .Masalah seputar
siswa cacat tidak hanya berfokus pada fakta bahwa banyak yang tidak mendapatkan akses ke
pendidikan, tetapi juga mereka yang bersekolah tetapi rentan terhadap diskriminasi.

Pemerintah telah menyediakan dua pilihan bagi individu penyandang cacat untuk mengakses
pendidikan: untuk mendaftar di sekolah kebutuhan khusus atau mencari sekolah yang memiliki
program inklusif dan siap menerima siswa penyandang cacat.Namun kenyataannya, opsi-opsi ini
sama-sama sulit karena dua alasan.

Pertama, sekolah-sekolah kebutuhan khusus di Indonesia sering tidak disertai dengan kurikulum
yang sesuai yang dapat melayani berbagai jenis siswa penyandang cacat.Misalnya, para siswa
yang memiliki cacat fisik masih diajarkan identifikasi warna dan menghitung satu sampai 10,
meskipun dapat belajar dengan kecepatan yang sama dengan rekan-rekan mereka.

Kedua, meskipun pemerintah mengharuskan sekolah umum untuk menerima siswa yang cacat,
tidak semua sekolah siap - baik dalam memberikan fasilitas fisik atau kesiapan guru yang sering
memiliki sedikit atau tidak memiliki pengalaman dalam menangani siswa berkebutuhan
khusus. Meningkatkan kesadaran untuk menerima siswa-siswa ini, bukannya enggan atau bahkan
menolak mereka di institusi, dibutuhkan di antara para pengambil keputusan di sekolah umum,
termasuk kepala sekolah dan guru.
Dalam mendidik siswa berkebutuhan khusus, guru tidak hanya membutuhkan kesabaran, tetapi
juga keterampilan lain. Oleh karena itu, memberikan pelatihan berkala bagi para guru tentang
cara mendidik siswa cacat merupakan masalah penting lainnya.

Seiring pertumbuhan Indonesia, perlu didampingi oleh warga negara yang berpendidikan dan
berpengetahuan luas untuk membantu mengarahkan pembangunan masa depan negara. Dalam hal
ini, pemerintah harus lebih memperhatikan dan mengerahkan lebih banyak upaya untuk
memberikan pendidikan secara merata dan adil untuk meminimalkan lag yang semakin
melebar. Jika ini tidak tertangani, itu akan memiliki implikasi negatif pada daya saing global
bangsa.
‫للغد األولى الخطوة هو إندونيسيا في التعليم‬

‫المؤسسين لآلباء بالنسبة ‪.‬ومواطنيها للبالد التعليم أهمية تظهر السنوية المناسبة هذه ‪.‬للتعليم الوطني باليوم إندونيسيا تحتفل ‪ ،‬مايو ‪ 2‬في‬
‫في فرد كل حق على الدستور من ‪ 31‬المادة تنص السبب ولهذا ‪.‬شعبها ورفاهية األمة لتنمية حاسم أنه على التعليم إلى يُنظر كان ‪،‬‬
‫ً‬
‫امتيازا التعليم يعد ‪ ،‬االستقالل منذ سنة ‪ 72‬إلى البالد وصول مع ‪ ،‬ولكن ‪.‬والعالي والثانوي االبتدائي التعليم ذلك في بما ‪ ،‬التعليم‬ ‫تتمتع ال‬
‫‪.‬إندونيسيا كل به‬

‫الفقراء ليس ولكن ‪ ،‬للغني‬

‫من بين إحصائية داللة ذات فروق توجد ‪ ،‬إندونيسيا في ‪.‬المالية الناحية من أمانًا أقل هم الذين أولئك على خاص بشكل ينطبق الوضع‬
‫لألشخاص متاحًا ً اليوم حتى هذا الجيد التعليم يزال ال حيث ‪ ،‬عليها يحصلون التعليم في بالمساواة يتعلق ما في يملكون ال ومن يملكون‬
‫ذلك في بما ‪ ،‬حضورها يجب التي المدارس ألنواع أكبر خيارات لديهم ماليًا ً المستقرة األسر من الطالب ‪.‬فقيرة أسر إلى ينتمون الذين‬
‫الوحيدة الفرصة هو العامة بالمدارس االلتحاق فإن ‪ ،‬ثراء أقل عائالت من يأتون الذين ألولئك بالنسبة ‪ ،‬األثناء هذه في ‪.‬والخاصة العامة‬
‫‪.‬االبتدائي التعليم لمتابعة لهم المتاحة‬

‫هناك أن إال ‪ ،‬الثانوي المستوى حتى للطالب الدراسية الرسوم وإلغاء المدرسية المساعدة أموال أدخلت قد الحكومة أن من الرغم على‬
‫‪ ،‬المادية التحتية البنية من بوضوح االختالفات هذه مالحظة ويمكن ‪.‬والعامة الخاصة المدارس بين التفاوت ‪:‬مهمة أخرى مشكلة‬
‫‪.‬المدرسية الكتب وتوافر ‪ ،‬المعلمين ونوعية ‪ ،‬والمرافق‬

‫عالي تعلي ًما الجميع يتلقى بحيث ‪ ،‬اإلندونيسية المدارس في والتدريس المرافق من كل تحسين على الكفاية فيه بما الحكومة تركز لم‬
‫المدرسية الكتب تخصيص زيادة طريق عن تحسينات إجراء وينبغي ‪.‬الخاصة أو العامة المدارس حضورهم عن النظر بغض الجودة‬
‫وإنشاء ‪ ،‬اإلنترنت إلى الوصول وتحسين المتعددة الوسائط مساحات وبناء ‪ ،‬الرياضية المرافق وبناء ‪ ،‬العامة المدارس لمكتبات‬
‫‪.‬المتقدمة الموارد مع مهاراتهم تطوير من يتمكنوا حتى الطالب سيدعم هذا ‪.‬واللغات للعلوم مختبرات‬

‫ريفي ‪ vs‬الحضاري‬

‫في يعيشون لمن إال عادة تتوفر ال أفضل وتعليمية تعليمية مرافق مع والخاصة العامة المدارس من بكل االلتحاق فرصة فإن ‪ ،‬وبالمثل‬
‫في يعيشون الذين ألولئك بالنسبة خاصة ‪ ،‬المدن عبر بوضوح ‪ ،‬والنوعية الكمية حيث من ‪ ،‬التعليمي التباين يظهر ‪.‬الحضرية المدن‬
‫أيضًا توجد ولكن ‪ ،‬جاوة جزيرة في األولى الثالث الوطنية الجامعات على األمر يقتصر ال ‪.‬إندونيسيا في والمتخلفة الريفية المناطق‬
‫‪.‬البالد في والثانوية االبتدائية المدارس أفضل بعض‬

‫المعلومات إلى والوصول وتوزيعهم المعلمين ونوعية ‪ ،‬المتساوية التحتية البنية تكون أن يجب ‪ ،‬والريفية الحضرية المناطق من كل في‬
‫لجميع يحق ‪ ،‬الناس يعيش حيث أو المنشأ أو الجلد لون أو القبيلة عن النظر بغض ألنه ‪.‬الحكومية السياسات صانعي قائمة رأس على‬
‫جميع في المؤهلين والمعلمين الصلبة المرافق من كل توفير مسؤولية الحكومة عاتق على يقع ‪.‬جيدة بمدارس االلتحاق اإلندونيسيين‬
‫التعليمية الفجوة لمعالجة البالد أنحاء‬

‫اإلعاقات ذوي مع‬

‫على فقط تركز ال المعوقين بالطالب المحيطة القضية إن ‪.‬الوصول في المساواة عدم من إندونيسيا في اإلعاقة ذوو الطالب يعاني كما‬
‫‪.‬للتمييز عرضة ولكنهم المدرسة في هم الذين أولئك أيضا ولكن ‪ ،‬التعليم على الحصول من حرموا الكثيرين أن حقيقة‬
‫على العثور أو الخاصة االحتياجات ذات المدارس في للتسجيل ‪:‬التعليم إلى للوصول اإلعاقة ذوي لألشخاص خيارين الحكومة قدمت‬
‫قدم على صعبة الخيارات هذه فإن ‪ ،‬ذلك ومع ‪ ،‬الواقع في ‪.‬اإلعاقة ذوي الطالب لقبول ومستعدة شاملة برامج لديها التي المدارس‬
‫‪.‬لسببين المساواة‬

‫الً‬
‫أنواع احتياجات تلبي أن يمكن التي المناسبة الدراسية بالمناهج إندونيسيا في الخاصة االحتياجات ذات المدارس تقترن ال ما غالبًا ً ‪ ،‬أو ً‬
‫ويحسبون باأللوان تعلي ًما يتلقون جسدية إعاقات من يعانون الذين الطالب يزال ال ‪ ،‬المثال سبيل على ‪.‬اإلعاقة ذوي الطالب من مختلفة‬
‫‪.‬أقرانهم سرعة بنفس التعلم على قدرتهم من الرغم على ‪ ،‬عشرة إلى واحد من‬

‫المرافق توفير في إما ‪ -‬جاهزة المدارس كل فليس ‪ ،‬المعاقين الطالب قبول العامة المدارس من تطلب الحكومة أن من الرغم على ‪ ،‬ثانيًا ً‬
‫هناك ‪.‬الخاصة االحتياجات ذوي الطالب مع التعامل في معدومة أو قليلة خبرة لديهم يكون ما غالبًا ً الذين المعلمين استعداد أو المادية‬
‫الً ‪ ،‬الطالب هؤالء بقبول الوعي لزيادة حاجة‬ ‫في القرار صانعي بين ‪ ،‬المؤسسات في رفضهم حتى أو مترددين يكونوا أن من بد ً‬
‫‪.‬والمعلمون المدير ذلك في بما ‪ ،‬العامة المدارس‬

‫فإن ‪ ،‬لذلك ‪.‬أخرى مهارات إلى أيضًا يحتاجون بل ‪ ،‬فحسب الصبر إلى المعلمون يحتاج ال ‪ ،‬الخاصة االحتياجات ذوي الطالب تعليم في‬
‫‪.‬آخر قلق مصدر هو المعاقين الطالب تعليم كيفية حول للمعلمين دوري تدريب توفير‬

‫الحالة هذه في ‪.‬للبالد المستقبلية التنمية توجيه في للمساعدة جيدا ومعرفة متعلمين بمواطنين مصحوبا يكون أن يجب ‪ ،‬إندونيسيا نمو مع‬
‫تقليل أجل من منصف وبشكل المساواة قدم على التعليم لتوفير الجهود من المزيد وبذل االهتمام من المزيد إيالء الحكومة على يجب ‪،‬‬
‫‪.‬لألمة العالمية التنافسية القدرة على سلبية آثار لذلك فسيكون ‪ ،‬األمر هذا مع التعامل يتم لم إذا ‪.‬الفارق‬

You might also like