You are on page 1of 15

PEMBUATAN GEL ETANOL DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN

PENGENTAL Carboxymethycellulose (CMC)

MAKING OF ETHANOL GEL USING THICKENER


Carboxymethylcellulose (CMC)

Almira Nugroho1, Fajar Restuhadi2 and Evy Rossi2


Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau Indonesia
Kode Pos 28293 almiranugroho@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study is to obtain a concentration of
carboxymethylcellulose (CMC) as a thickener and the appropriate concentration
of ethanol in the gel formulation of ethanol as a fuel. This study was conducted
experimentally by using completely randomized design (CRD) factorial. The first
factor is the concentration of ethanol (70, 80 and 90%) and the second factor is the
concentration of CMC (1,2, 1,5 and 1,8 grams). Results of analysis of variance
showed interactions addition of ethanol concentration and concentration CMC
significantly affect ethanol combustion residues gel. The addition of different
concentrations of ethanol significant effect on the calorific value. The addition of
different concentrations of CMC significant effect on viscosity. The heat is
transferred to boil ethanol gel 100 ml of water is as much as 14,10 grams. At the
beginning of the combustion flame color blue, then turn blue yellow, then yellow
bluish color fire to be extinguished. The best formulations according to the
characteristics of ethanol semi-solid gel that treatment E3C3 having a viscosity of
17434 cP, combustion residues 29,44%, calorific value of 11.751 J /gr.

Keywords: ethanol, CMC, thickener, ethanol gel.

PENDAHULUAN diantaranya sifat etanol yang dapat


Penggunaan bahan bakar diperbarui dan ramah lingkungan
semakin tinggi seiring dengan karena emisi karbon dioksidanya
meningkatnya aktivitas dan jumlah rendah (Jeon, 2007). Pembuatan
penduduk di bumi. Penghematan etanol di Indonesia semakin
telah dilakukan sejak dahulu karena berkembang sehingga produksi
pasokan bahan bakar yang berasal etanol semakin meningkat. Salah
dari minyak bumi adalah sumber satunya adalah pendirian pabrik PT.
energi fosil yang tidak dapat Medco Etanol di Lampung yang
diperbarui (unrenewable), sedangkan mempunyai kapasitas produksi
permintaan terus meningkat, 180.000 kiloliter/hari. Indonesia
demikian pula harganya. Salah satu juga tercatat sebagai negara
jalan untuk menghemat bahan bakar pengekspor etanol. Data Badan Pusat
minyak (BBM) adalah mencari Statistik (BPS) tahun 2006
sumber energi alternatif yang dapat menunjukkan besarnya ekspor etanol
diperbarui (renewable). sebesar 25.590 ton (BPS dalam
Etanol merupakan salah satu Anonim, 2006).
sumber energi alternatif yang Etanol dalam bentuk cair
mempunyai beberapa kelebihan, beresiko tumpah saat didistribusikan

1.Jom
Mahasiswa Fakultas
Faperta Vol 3 No Pertanian,
1 FebruariUniversitas
2016 Riau
2. Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Riau
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
ke daerah lain. Hal ini disebabkan bahan pengental seperti agar
biasanya etanol didistribusikan swallow, daun cincau dan
dalam drum-drum yang kurang aman carboxymethylcellulose (CMC).
dalam pengangkutannya. Penerapan Bahan pengental tersebut merupakan
etanol cair sebagai bahan bakar bahan pengental yang biasa
rumah tangga masih perlu digunakan dalam kehidupan sehari-
diwaspadai, karena etanol yang hari, mudah didapatkan dan
berwujud cair lebih beresiko mudah mempunyai nilai ekonomis. Bahan
tumpah dan mudah meledak karena pengental yang dipilih adalah bahan
sifatnya yang volatil (Triaswati dan pengental yang dapat larut, merubah
Lani, 2010). Mempertimbangkan fisik etanol cair menjadi gel dan bisa
sifat fisik etanol cair tersebut, terbakar yaitu CMC. Pengental agar
modifikasi sifat fisik etanol lebih swallow dan daun cincau tidak dapat
lanjut menjadi bentuk gel diharapkan larut dengan etanol karena terpisah
dapat meningkatkan keamanan bagi antara dua fase, yaitu endapan
penggunanya. Gel etanol digunakan campuran air dengan pengetal dan
untuk memasak dan dapat dibawa cairan etanol.
saat berkemah (Merdjan dan Penambahan bahan pengental
Matione, 2003). dan air akan mengubah sifat fisik
Gel etanol memiliki etanol sehingga tidak mudah
keunggulan untuk memudahkan menguap dan etanol terabsorbsi di
dalam penanganan, pengemasan dan dalam thickening agent yang akan
penyimpan karena tidak mudah menahan laju penguapannya. Perlu
tumpah dan mengalir. Bentuk gel dianalisis karakteristik gel etanol
biasanya lebih disukai karena yang dihasilkan antara lain
lapisannya tembus pandang, elastis penampakan gel etanol, viskositas,
dan penampilan yang lebih menarik. uji pembakaran, nilai kalor, panas
Keunggulan lainnya adalah gel yang dipindahkan, dan analisis warna
etanol terbakar dengan nyala yang api yang dihasilkan sehingga dapat
stabil dan api yang dihasilkan diketahui formulasi terbaik untuk
berwarna biru serta tidak menghasilkan gel etanol.
menghasilkan asap dan jelaga,
dimana gel etanol ini menggunakan Tujuan Penelitian
carbopol sebagai pengental Tujuan dari penelitian ini
(Mulyono dan Suneno, 2010). Gel adalah untuk mendapatkan
etanol ini diharapkan dapat menjadi konsentrasi CMC sebagai bahan
salah satu bahan bakar alternatif pengental dan konsentrasi etanol
pemenuhan kebutuhan energi rumah yang tepat dalam formulasi gel
tangga. etanol sebagai bahan bakar. Hasil
Proses jelifikasi etanol menjadi yang diperoleh dari penelitian ini
gel dapat dilakukan dengan diharapkan dapat menjadi bahan
menambahkan bahan pengental bakar alternatif kegiatan rumah
(thickening agent) tertentu. tangga dan industri kecil maupun
Thickening agent yang potensial menengah.
digunakan antara lain berbahan dasar .
selulosa maupun polimer sintetis. Tempat dan Waktu
Telah dilakukan penelitian Penelitian ini telah
pendahuluan dengan berbagai jenis dilaksanakan di Laboratorium

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


Pengolahan Hasil Pertanian, Analisis (CMC), agar swallow, daun cincau,
Hasil Pertanian Fakultas Pertanian spritus, minyak tanah, dan bensin.
Universitas Riau dan Laboratorium
Dinas Pertambangan dan Energi Metode Penelitian
Provinsi Riau selama enam bulan Metode yang digunakan dalam
yaitu pada bulan November 2014 penelitian ini adalah metode
sampai Mei 2015. percobaan dengan menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL)
Bahan dan Alat pola faktorial (3x3) dengan dua
Alat-alat yang digunakan faktor. Faktor pertama adalah
adalah timbangan analitik, hand konsentrasi etanol (70, 80 dan 90%)
mixer, hot plate, stopwatch, magnetic 100 ml dan faktor kedua adalah
stirrer, gelas ukur, gelas beaker, konsentrasi Carboxymethylcellulose
sendok, cawan porselen, cawan (CMC) (1,2, 1,5, 1,8 gr). Hasil dari
aluminium, Brookfield Viscometer, rancangan tersebut diperoleh
Bom Kalorimeter C200, termometer, sembilan kombinasi perlakuan
kamera digital dan alat tulis. Bahan- dengan dua kali ulangan. Kombinasi
bahan yang digunakan adalah etanol perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.
merek Brataco Chemika 96%, air
(akuades), Carboxymethylsellulose

Tabel 1. Rincian formulasi gel etanol

Konsentrasi Carboxymethylcellulose (CMC)


Konsentrasi etanol
1,2 1,5 1,8
70 E1C1 E1C2 E1C3
80 E2C1 E2C2 E2C3
90 E3C1 E3C2 E3C3

Pelaksanaan Penelitian jenis bahan pengental yang


Penentuan Jenis Bahan Pengental digunakan tersebut dipilih campuran
Penentuan jenis bahan yang homogen (tidak mengendap
pengental dilakukan dengan cara dapat larut dalam etanol) dan
menimbang sampel bahan pengental digunakan untuk penelitian
sesuai formula kemudian sampel selanjutnya.
bahan pengental (CMC, agar Bahan pengental yang dipilih
swallow dan cincau) dilarutkan ke yaitu CMC karena dapat
dalam air sebanyak 15 ml diaduk mengentalkan campuran air dan
dengan menggunakan magnetik stirer etanol dengan baik serta hasil gel
dengan kecepatan 12000 rpm hingga etanol yang jernih dan homogen.
larut dan tidak menggumpal. Etanol Penggunaan konsentrasi CMC untuk
dimasukkan sebanyak 70, 80, dan penelitian ini berdasarkan
90% ke dalam masing-masing gelas konsentrasi umum yang digunakan
kimia sebanyak 100 ml. Kemudian pada makanan. Penggunaan CMC di
diaduk selama 20-30 menit hingga Indonesia sebagai bahan penstabil,
larut dan berbentuk gel. Dari tiga pengental, dan pembentuk gel dalam
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
produk pangan oleh Menteri Setelah gel campuran air dan CMC
Kesehatan RI, diatur menurut PP. larut selanjutnya diuji cobakan untuk
No. 235/ MENKES/ PER/ VI/ 1979 mengentalkan dalam beberapa
adalah 1-2% (1,5 gr). konsentrasi etanol, yaitu etanol 70,
Carboxymethylcellulose (CMC) yang 80 dan 90%. Konsentrasi tersebut
digunakan sebanyak (1,2, 1,5, 1,8 gr) didapatkan dari pengenceran etanol
menurut Tamime (1989) dalam 93%. Menurut Kosaric dan Farkas
Sumardikan (2007), penggunaan (1993), jenis etanol yang digunakan
bahan pengental yang berlebihan untuk bahan bakar adalah etanol
dapat menyebabkan efek pada absolut dengan konsentrasi 85-95%.
tekstur serta penampakan hasilnya Mengingat pemanfaatan etanol yang
akan menjadi kasar dan menggumpal beraneka ragam, untuk etanol yg
Sampel gel etanol dengan memiliki grade 90-96,5% dapat
menggunakan bahan pengental agar digunakan pada industri, sedangkan
swallow dan daun cincau tidak dapat etanol yang mempunyai grade 96-
larut dengan baik, keruh dan terpisah 99,5% dapat digunakan sebagai
menjadi dua fase yaitu endapan campuran untuk miras dan bahan
campuran air dengan pengental dan dasar industri farmasi. Kemudian
cairan etanol. Hal tersebut dimasukkan etanol ke dalam
disebabkan oleh agar swallow dan campuran air dan CMC dan
daun cincau yang merupakan bahan dilakukan pengadukan dengan
pengental untuk makanan yang menggunakan hand mixer selama 20-
berbasis air, dimana sampel lebih 30 menit. Masing-masing
larut sempurna dalam air daripada konsentrasi tersebut kemudian dipilih
etanol karena akan menghambat konsentrasi campuran air, etanol dan
kelarutannya. Daun cincau CMC yang menghasilkan gel etanol
mengandung senyawa hidrokoloid paling jernih dan homogen.
sebagai pembentuk gel, senyawa ini
mudah larut dalam air sehingga dapat Prosedur Pengamatan
membentuk gel dan tetapi tidak dapat Uji Viskositas
menyatu dengan etanol maka terjadi Uji viskositas mengacu pada
pemisahan fase cair (sineresis) dan Robinson (2006), dilakukan untuk
gel. mengetahui tingkat kekentalan gel
etanol. Alat yang digunakan adalah
Penentuan Formulasi Etanol dan Brookfield Viscometer yang
Carboxymethylcellulose (CMC) memungkinkan untuk mengukur
Penentuan formulasi etanol viskositas dengan menggunakan
dan CMC dilakukan dengan cara teknik viscometry. Tingkat
menimbang CMC sesuai formula kekentalan gel etanol akan
(1,2, 1,5 dan 1,8 gr) kemudian berpengaruh terhadap aplikasinya
melarutkan CMC ke dalam air sebagai bahan bakar rumah tangga.
(akuades) sebanyak 15 ml karena Viskositas gel etanol yang
CMC tidak dapat langsung larut diinginkan adalah kekentalan yang
dalam etanol sehingga harus menyerupai pasta dan masih dapat
dilarutkan terlebih dahulu ke dalam mengalir. Pengujian dilakukan
air (akuades). Kemudian diaduk dengan memasukan gel etanol ke
dengan menggunakan magnetik stirer dalam gelas beaker, diarahkan
hingga larut dan tidak menggumpal. spindle yang telah terpasang ke

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


dalam gelas beaker secara tegak produk pembakaran kemudian
lurus sampai tanda batas dan didinginkan kembali hingga suhu
dicelupkan ke dalam sampel. ruang. Energi yang digunakan untuk
mendinginkan produk pembakaran
Uji Pembakaran setara dengan energi yang tersedia
Uji pembakaran mengacu pada dalam bahan bakar.
Robinson (2006), uji pembakaran
dilakukan untuk mengetahui efisiensi Analisis Panas yang dapat
pembakaran gel etanol. Sekitar 10 gr dipindahkan
gel etanol dibakar di cawan porselen Uji panas yang dipindahkan
tahan panas. Hasil pembakaran atau uji pendidihan air (water boiling
tersebut dihitung sisa pembakaran test) dibutuhkan untuk mengetahui
dan lama api menyala saat gel etanol efektifitas bahan bakar mengacu
terbakar. Pertama cawan porselen pada Robinson (2006). Panas yang
bersih ditimbang bobotnya dan dapat dipindahkan dapat diketahui
dinyatakan sebagai bobot wadah. dengan cara memasukkan 100 ml air
Kemudian ke dalam cawan porselen ke dalam gelas beaker dan mengukur
ditambahkan kurang lebih 10 gr gel suhu awal. Gel etanol sebanyak 15
etanol dan ditimbang bobotnya. gr dalam cawan porselen kemudian
Bobot ini disebut dengan bobot isi. dibakar untuk memanaskan air 100
Gel etanol yang terdapat di dalam ml dalam gelas beaker. Setelah air
cawan porselen dibakar dan apinya mendidih, dihitung panas yang
dibiarkan menyala hingga padam. dipindahkan dengan menghitung
Waktu dihitung dari awal berapa banyak gel etanol yang
pembakaran hingga api sudah tidak digunakan untuk memanaskan air.
dapat menyala lagi. Waktu tersebut Kemudian dibandingkan efektifitas
adalah waktu pembakaran. panas yang dipindahkan dengan
Selanjutnya, cawan porselen yang menggunakan bahan bakar lain yang
berisi sisa pembakaran gel etanol bisa digunakan dalam kehidupan
dimasukkan ke dalam desikator sehari-hari yaitu minyak tanah,
selama 15 menit. Kemudian spritus dan bensin dengan cara yang
ditimbang kembali dan dicatat sama untuk sebagai pembanding.
sebagai bobot akhir. Perhitungan
residu pembakaran adalah sebagai Pengamatan Warna Api
berikut : Uji pengamatan warna api
mengacu pada penelitian Mulyono
RP(%) = b. akhir – b. awal x 100% dan Suseno (2010), pengamatan
B. awal warna api dari pembakaran gel etanol
dilakukan dengan mengambil gel
Nilai Kalor etanol 5 gr, kemudian dimasukkan
Pengujian nilai kalor mengacu dalam cawan porselen. Gel etanol
pada Robinson (2006), dilakukan dibakar dan amati warna nyala dari
untuk mengetahui tingkat panas yang hasil pembakaran gel etanol tersebut
dihasilkan oleh setiap sampel gel
etanol dalam satuan kalori (cal). Analisis Data
Langkah awal untuk mengukur nilai Analisis data dilakukanan
kalor, gel etanol dibakar di dalam secara statistik dengan menggunakan
Bom Kalorimeter C200 dimana uji analysisof variance (Anova) dan

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


regresi linear. Apabila ada pengaruh Hasil pembuatan gel etanol
antara perlakuan akan dilanjutkan pada Gambar 7 terlihat bahwa semua
dengan uji Duncan New Multiple gel etanol yang dihasilkan secara
Range Test (DNMRT) pada taraf visual tidak berwarna atau jernih dan
5%. relatif homogen. Pada pembuatannya
. CMC yang digunakan sebanyak 1,2,
Pembuatan Gel Etanol 1,5 dan 1,8 gr sedangkan etanol
Pembuatan gel etanol untuk yang digunakan dimodifikasi
penelitian ini adalah menggunakan komposisinya dengan konsentrasi 70,
bahan baku berupa etanol 95%, 80 dan 90%. Pada penambahan
bahan pengental CMC dan akuades. konsentrasi etanol 70% dengan CMC
Bahan pengental CMC digunakan 1,2 gr (E2C1) gel etanol yang
karena CMC merupakan turunan dihasilkan cenderung lebih jernih
selulosa yang mudah larut dalam air dan mempunyai tektur yang encer
karena dapat mengentalkan atau mudah mengalir. Penambahan
campuran air dan etanol dengan baik. konsentrasi etanol 80% dengan CMC
Menurut Desmarais (1973), CMC 1,5 gr (E2C2) gel etanol yang
mempunyai karakteristik yang partly dihasilkan terlihat jernih dan
soluble (larut sebagian) pada larutan teksturnya lebih kental, dan pada
etanol dan air, sehingga dapat penambahan konsentrasi 90%
digunakan sebagai bahan pengental dengan CMC 1,8 gr (E2C3) gel
dalam campuran etanol dengan air etanol yang dihasilkan jernih dan
pada proporsi tertentu. Contoh teksturnya semakin kental yang
sampel hasil penampakan ditandai dengan terlihatnya buih
pencampuran etanol dengan air dan setelah adanya proses pengadukan.
CMC dapat dilihat pada Gambar 7. Namun seiring dengan waktu buih
ini akan menghilang dengan
sendirinya dan gel etanol akan
terlihat jernih seperti pada sampel
(E2C1).
Hasil pembuatan gel etanol
terlihat bahwa etanol dapat larut pada
campuran CMC dan air
(a) (b) (c) menghasilkan gel etanol yang jernih
Gambar 7. Hasil penampakan dan seiring dengan semakin banyak
beberapa sampel gel CMC yang ditambahkan maka
etanol, (a) gel etanol tekstur gel etanol semakin kental.
dengan konsentrasi etanol Hal ini disebabkan pada proses
80% dan CMC 1,2 gr pembuatan gel etanol, CMC akan
(E2C1), (b) gel etanol berikatan terlebih dahulu dengan air,
dengan konsentrasi etanol ikatan antara rantai tulang punggung
80% dan CMC 1,5 gr CMC dan molekul air
(E2C2), (c) ) gel etanol mengakibatkan rantai polimer CMC
dengan konsentrasi etanol akan memanjang dan menyebabkan
90% dan CMC 1,8 gr peningkatan viskositas larutan (Van
(E2C3) Arkel dalam Kennedy dkk., 2009).
Setelah terbentuk campuran CMC
dan air menjadi gel yang homogen,

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


air akan berikatan dengan etanol Uji Viskositas
yang ditambahkan pada saat terakhir Hasil sidik ragam
pencampuran. Etanol yang menunjukkan bahwa penambahan
ditambahkan akan terikat ke air konsentrasi CMC yang berbeda pada
karena etanol dan air memiliki gel etanol memberikan pengaruh
derajat kelarutan yang sama dan nyata (P<0,05) terhadap viskositas,
keduanya merupakan senyawa polar sedangkan penambahan konsentrasi
yang saling melarutkan. Pelarut etanol yang berbeda pada gel etanol
organik seperti etanol akan diikat dan interaksi antara perlakuan
oleh campuran air dan CMC yang memberikan pengaruh tidak nyata
telah homogen dan meningkat (P>0,05) terhadap viskositasnya
kekentalannya. (Lampiran 2). Rata-rata viskositas
gel etanol yang dihasilkan setelah
diuji lanjut DNMRT pada taraf 5%
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Rata-rata viskositas gel etanol (cP)


Konsentrasi CMC
Konsentrasi
C1 C2 C3 Rata-rata
etanol
(1,2 gr) (1,5 gr) (1,8 gr)
E1 (70%) 975 5180 19145 8434
E2 (80%) 1604 7534 19879 9672
E3 (90%) 1593 7299 19434 9442
Rata-rata 1391A 6671B 9486C
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf besar yang berbeda menunjukkan
berbeda nyata (P<0,05)

Dari Tabel 2 menunjukkan molekul pelarut akan terjebak di


penambahan konsentrasi CMC yang dalamnya sehingga terjadi
berbeda memberikan pengaruh nyata immobilisasi molekul pelarut yang
terhadap viskositas gel etanol yang dapat membentuk struktur molekul
dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh yang kaku dan tahan terhadap
pengaruh konsentrasi CMC terhadap tekanan. Semakin tinggi kadar CMC,
viskositas menunjukkan peningkatan maka pembentukan ikatan silang
terhadap viskositas gel etanol yaitu makin besar dan immobilisasi
antara 975 cP hingga 19434 cP. molekul pelarut juga makin tinggi
Dimana penambahan CMC sebanyak sehingga menyebabkan
1,8 gr (C3) memiliki viskositas atau kecenderungan viskositas meningkat
kekentalan yang tinggi berbeda dan tekstur gel etanol akan semakin
dengan sampel lainnya. Semakin kental.
banyak CMC yang ditambahkan Menurut Smooth-on (1895),
maka semakin tinggi viskositas gel apabila dibandingkan dengan
etanol yang dihasilkan. Hal ini viskositas scales viskositas terendah
disebabkan dengan adanya gel etanol menyerupai viskositas
keberadaan CMC dalam larutan pada oli motor, sedangkan viskositas
membentuk ikatan silang dalam tertinggi gel etanol menyerupai
molekul polimer yang menyebabkan viskositas karet silikon. Viskositas

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


scales merupakan skala viskositas penurunan signifikan hingga tidak
beberapa jenis bahan yang terdapat terjadi perubahan wujud pada saat
pada kehidupan sehari-hari. Secara dibakar. Pengelompokan keseluruhan
keseluruhan karakteristik gel etanol karakteristik viskositas dari gel
yang dihasilkan yaitu kental dan etanol yang terbentuk dan sesuai
masih dapat mengalir. Salah satu dengan tujuan penelitian ini dapat
kelebihan dari gel etanol di mana dilihat pada Tabel 3.
kekentalannya tidak mengalami

Tabel 3. Karakterisktik fisik gel etanol


Viskosi Skala Karakteristik
Sampel
tas(cps) viskositas fisik
Gliserin / oli
E1C1 (Etanol 70% & CMC 1,2gr) 975 1000-2000
motor
Gliserin / oli
E2C1 (Etanol 80% & CMC 1,2gr) 1604 1000-2000
motor
Gliserin / oli
E3C1 (Etanol 90% & CMC 1,2gr) 1593 1000-2000
motor
E1C2 (Etanol 70% & CMC 1,5gr) 5180 5000-10000 Molasses
E2C2 (Etanol 80% & CMC 1,5gr) 7534 5000-10000 Molasses
E3C2 (Etanol 90% & CMC 1,5gr) 7299 5000-10000 Molasses
E1C3 (Etanol 70% & CMC 1,8gr) 19145 14000-50000 Karet silikon
E2C3 (Etanol 80% & CMC 1,8gr) 19879 14000-50000 Karet silikon
E3C3 (Etanol 90% & CMC 1,8gr) 19433 14000-50000 Karet silikon

Hasil regresi linear Y = -50399,496 + 22475,123 X1 +


menunjukkan bahwa perlakuan 30945,010 X2 – 0,609 X3 +
(variabel 2) memberikan pengaruh 14,928 X4
signifikan terhadap viskositas gel (Persamaan 1)
etanol (Persamaan 1). Nilai R square (0,019)(0,399)(1,52E-07)*(0,472)
yaitu sebesar 0,875 yang berarti (0,758)
bahwa perlakuan memberikan Faktor CMC pada uji regresi
pengaruh sebesar 87% terhadap memberikan pengaruh nyata
viskositas gel etanol. Berdasarkan terhadap nilai viskositas gel etanol,
persamaan 1 terlihat bahwa variabel sedangkan faktor etanol, residu
2 memberikan pengaruh nyata pembakaran, dan nilai kalor
terhadap viskositas, dimana variabel berpengaruh tidak signifikan. Hal ini
2 ini adalah CMC. Hal ini sejalan menunjukkan bahwa peningkatan
dengan hasil analisis sidik ragam konsentrasi CMC berpengaruh
yang dapat dilihat pada Tabel 2. terhadap kekentalan yang dihasilkan
Hasil uji regresi yang menunjukkan sehingga dapat meningkatkan nilai
hubungan antara viskositas (Y) viskositas gel etanol, sedangkan
terhadap etanol (X1), CMC (X2), peningkatan etanol, residu
nilai kalor (X3), dan residu pembakaran,dan nilai kalor tidak
pembakaran (X4) dinyatakan dalam secara langsung dapat meningkatkan
persamaan regresi linear berganda serta menurunkan viskositas gel
sebagai berikut: etanol. Hal ini terjadi karena

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


pengaruh CMC sangat besar karena penambahan CMC yang berbeda
fungsi utama CMC sebagai bahan memberikan pengaruh tidak nyata
pengental sehingga pengaruh (P>0,05) terhadap residu
terhadap variabel lain begitu kecil. pembakaran. Interaksi antara
perlakuan memberikan pengaruh
Uji Pembakaran nyata terhadap residu pembakaran.
Hasil dari sidik ragam Rata-rata residu pembakaran gel
menunjukkan bahwa penambahan etanol yang dihasilkan setelah diuji
konsentrasi etanol yang berbeda pada lanjut DNMRT pada taraf 5% dapat
gel etanol memberikan pengaruh dilihat pada Tabel 4.
nyata (P<0,05), sedangkan

Tabel 4. Rata-rata residu pembakaran gel etanol (%)


Konsentrasi Konsentrasi CMC Residu
etanol C1 (1,2gr) C2 (1,5gr) C3 (1,8gr) pembakaran
E1 (70%) 89,27b 92,53b 93,47b 91,76B
b b b
E2 (80%) 89,74 90,91 91,7 90,62B
E3 (90%) 74,00b 75,26b 29,44a 59,57A
Rata-Rata 87,4 86,23 71,54
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf kecil atau huruf besar yang berbeda
menunjukkan berbeda nyata (P<0,05) dan angka-angka yang diikuti oleh
huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata (P>,05)

Tabel 4 menunjukkan bahwa kalor gel etanol akan rendah


interaksi antara perlakuan sehingga tidak cukup untuk
panambahan konsentrasi etanol dan menguapkan air secara keseluruhan,
CMC yang berbeda memberikan sehingga masih ada sisa air yang
pengaruh nyata terhadap berikatan dengan CMC.
pembakaran gel etanol yang Berdasarkan hasil regresi
dihasilkan. Dimana perlakuan E3C3 linear terlihat bahwa perlakuan
dengan penambahan etanol sebanyak berpengaruh signifikan terhadap
90% dengan CMC 1,8 gr saling residu pembakaran gel etanol. Nilai
berikatan menghasilkan residu yang R square yaitu sebesar 0,561 hal ini
sedikit berbeda dengan perlakuan berarti bahwa perlakuan memberikan
lainnya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh sebesar 0,56%.
campuran gel yang homogen antara Berdasarkan persamaan 2 terlihat
etanol dan CMC sehingga pada bahwa variabel 1 memberikan
proses pembakaran gel etanol dapat pengaruh signifikan terhadap residu
terbakar dengan baik. Penambahan pembakaran. Hal ini sejalan dengan
konsentrasi etanol yang memberikan hasil analisis sidik ragam yang dapat
pengaruh terhadap pembakaran dan dilihat pada Tabel 4. Hasil uji
residu gel etanol. Etanol akan regresi yang menunjukkan hubungan
berikatan dengan campuran CMC antara residu pembakaran (Y)
dan air dan akan berinteraksi pada terhadap etanol (X1), CMC (X2),
proses pembakaran. Bisa dinyatakan viskositas (X3), dan nilai kalor (X4)
bahwa konsentrasi etanol sangat dinyatakan dalam persamaan regresi
berpengaruh karena semakin kecil linear berganda sebagai berikut:
konsentrasi etanol yang digunakan,

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


Y = 354,419 - 346,492 X1 - 51,356 lainnya. Hal ini disebabkan karena
X2 + 0,001 X4 + 7,309 X4 semakin meningkat konsentrasi
(Persamaan 2) CMC maka akan semakin
(0,001) (0,011)* (0,264) mengentalkan larutan gel, sehingga
(0,556) (0,116) kepadatan gel etanol menjadi tinggi
Faktor etanol pada uji regresi dan tidak dapat terbakar hingga habis
memberikan pengaruh nyata hingga mengasilkan residu.
terhadap residu pembakaran gel
etanol, sedangkan faktor CMC, Nilai Kalor
viskositas dan nilai kalor tidak Hasil dari sidik ragam
berpengaruh signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan
menunjukkan bahwa etanol konsentrasi etanol yang berbeda pada
memberikan pengaruh terhadap gel etanol memberikan pengaruh
pembakaran dan residu. Komposisi nyata (P<0,05), sedangkan
etanol dan CMC semakin banyak penambahan CMC yang berbeda
dengan meningkatnya konsentrasi memberikan pengaruh tidak nyata
dan kekentalan gel etanol, sehingga (P>0,05). Interaksi antara perlakuan
residu pembakaran akan lebih sedikit memberikan pengaruh tidak nyata
dan api dapat menyala lebih lama. terhadap nilai kalor gel etanol
Faktor CMC memiliki peranan besar (Lampiran 4). Rata-rata nilai kalor
terhadap perubahan residu gel etanol yang dihasilkan setelah
pembakaran gel etanol apabila diuji lanjut DNMRT pada taraf 5%
dibandingkan dengan variabel dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata nilai kalor gel etanol (J/gr)


Konsentrasi Konsentrasi CMC
Nilai kalor
etanol C1 (1,2 gr) C2 (1,5 gr) C3 (1,8 gr)
E1 (70%) 5,863 7,950 7,849 7,220A
E2 (80%) 10,212 10,366 10,201 10,259B
E3 (90%) 12,327 12,382 11,751 12,153C
Rata-Rata 9,467 10,232 9,934
Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf besar yang berbeda menunjukkan
berbeda nyata (P<0,05)

Hasil sidik ragam Jika konsentrasi etanol yang


menunjukkan bahwa penambahan ditambahkan semakin besar dan
konsentrasi etanol yang berbeda dapat terikat dengan baik maka nilai
memberikan pengaruh nyata kalor yang dihasilkan pada
terhadap nilai kalor yang dihasilkan pembakaran akan tinggi.
oleh gel etanol. Dimana penambhan Keberadaan etanol yang memiliki
etanol sebanyak 90% (C3) akan dua atom karbon (C) sehingga dapat
menghasilkan nilai kalor yang lebih mempengaruhi nilai kalor yang
tinggi dibandingkan dengan dihasilkan oleh gel etanol. Sesuai
perlakuan lainnya. Tabel 5 dengan yang dinyatakan oleh Lloyd
menunjukkan perlakuan penambahan dan Visagie (2007) bahwa nilai kalor
etanol apabila semakin tinggi maka dipengaruhi juga oleh komposisi
nilai kalornya juga akan meningkat. karbon terikat pada suatu bahan

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


bakar. Semakin tinggi karbon terikat disebabkan oleh semakin banyak
yang dimiliki oleh suatu bahan residu dari pembakaran gel etanol
bakar, maka nilai kalornya juga maka nilai kalor yang dihasilkan gel
semakin tinggi. etanol tersebut rendah. Nilai kalor
Hasil regresi linear (Lampiran yang rendah tidak dapat membakar
4) menunjukkan bahwa perlakuan habis semua gel etanol. Tetapi faktor
memberikan pengaruh signifikan etanol dapat meningkatkan begitu
terhadap nilai kalor gel etanol. Nilai besar nilai kalor dan faktor CMC
R square yaitu sebesar 0,868 yang yang tepat dapat menyatukan bahan
berarti bahwa perlakuan memberikan bakar sehingga dapat meningkatkan
pengaruh sebesar 0,86% terhadap nilai kalor gel etanol, karena etanol
nilai kalor. Berdasarkan persamaan diikat oleh CMC sehingga tidak
3 variabel 1 terlihat memberikan mudah menguap.
pengaruh yang signifikan, hal ini
sejalan dengan hasil analisis sidik Panas yang Dipindahkan
ragam yang dapat dilihat pada Tabel Uji pendidihan air ini tidak
5. Hasil uji regresi yang menggunakan semua formulasi gel
menunjukkan hubungan antara nilai etanol, akan tetapi menggunakan
kalor (Y) terhadap etanol (X1), CMC sampel dengan pembakaran dan nilai
(X2), viskositas (X3), dan residu kalor yang baik, yaitu sampel dengan
pembakaran (X4) dinyatakan dalam konsentrasi etanol 90% dan CMC 1,8
persamaan regresi linear berganda gr (E3C3). Uji panas yang
sebagai berikut: dipindahkan gel etanol akan
Y = -18,4454 + 28,849 X1 + 2,433 dibandingkan dengan beberapa jenis
X2 – 4,132 X3 + 0,0244 X4 bahan bakar yaitu alkohol 90%,
(Persamaan 3) spritus, minyak tanah dan bensin.
(0,006)(2,65E)*(0,365)(0,638) Sampel dibakar untuk mendidihkan
Faktor etanol pada uji regresi 100 ml air kemudian dihitung berapa
memberikan pengaruh nyata banyak sampel bahan bakar yang
terhadap nilai kalor gel etanol, digunakan. Hasil pengujian panas
sedangkan faktor CMC, viskositas yang dipindahkan dapat dilihat pada
dan residu pembakaran tidak Gambar 2.
berpengaruh signifikan. Hal ini

15 14,10

10,26 10,27
9,34
10 8,61
terpakai (gr)
Sampel

0
Gel Etanol Etanol 90% Spritus Minyak Tanah Bensin
Gambar 2. Grafik hasil pengujian panas yang dipindahkan setiap bahan bakar.

Hasil pada Gambar 2 yang banyak digunakan untuk


menunjukkan bahwa bahan bakar mendidihkan air pada uji panas yang

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


dipindahkan adalah sampel gel menggunakan perantara seperti
etanol yaitu sebanyak 14,10 gr dan sumbu, tetapi dapat langung dibakar.
paling sedikit digunakan adalah
sampel etanol cair 90%. Hal ini Analisis Warna Api
disebabkan karena gel etanol terdiri Karakteristik lain yang
dari beberapa campuran CMC dan diperoleh dari pengujian pembakaran
air yang bisa menurunkan suhu api gel etanol adalah warna api yang
yang dihasilkan. Ikatan antara CMC timbul dari pembakaran tersebut.
dengan air lebih kuat dibandingkan Gel etanol yang dibakar akan
dengan ikatan CMC dengan etanol menghasilkan api pembakaran.
sehingga meskipun terdapat panas Menurut Turns (2000), api
pembakaran, gel etanol dan air hanya merupakan penyebaran panas
sedikit yang menguap karena terikat berkelanjutan yang dilakukan dengan
oleh CMC. Listiyanawati dkk. sendirinya pada zona pembakaran
(2008) menyatakan bahwa yang terlokalisasi pada kecepatan
kandungan air yang tinggi akan sangat tinggi. Warna api
menghabiskan kalor yang lebih pembakaran menandakan komponen-
banyak untuk menguapkan air yang komponen yang terbakar pada bahan
ada pada gel yang berarti akan bakar. Proses pembakaran yang
menurunkan nilai kalor gel etanol. akan menimbulkan api terjadi
Hasil panas yang dipindahkan apabila terdapat tiga unsur yaitu
gel etanol lebih banyak digunakan bahan, oksigen dan energi (Nedved
jika dibandingkan bahan bakar lain dan Soemanto, 1991). Pengujian
seperti bensin, minyak tanah dan warna api pembakaran gel etanol ini
spritus. Walaupun demikian gel dilakukan tanpa menggunakan
etanol memiliki keunggulan lain perantara sehingga mungkin api yang
yaitu tidak mudah menguap, tidak dihasilkan akan tidak stabil. Hasil
berbau dan tidak menimbulkan warna api gel etanol dapat dilihat
jelaga. Penggunaan gel etanol tidak pada Gambar 3.
seperti bahan bakar lain yang

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 3.Warna api pembakaran gel etanol, (a) warna api awal mula
pembakaran, (b) warna api setelah 4 menit pembakaran, (c) warna api
10 menit pembakaran, dan (d) warna api hingga padam

Hasil warna api dari etanol dengan konsentrasi etanol


pengujian pembakaran gel etanol 90% yang ditambahkan CMC 1,2,
menunjukkan secara keseluruhan 1,5 dan 1,8 gr warna api yang
menghasilkan warna api biru. Gel muncul yaitu mula-mula berwarna

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


biru dan kemudian setelah ± 4 menit Pemilihan Formulasi Terbaik Gel
menjadi sedikit biru kekuningan Etanol
hingga api padam (Lampiran 6). Pemilihan formulasi
Hasil pengujian warna api penelitian ini mengacu pada
pembakaran gel etanol yang penelitian Meilianti (2009) yaitu
berubah-ubah seiring dengan pembuatan gel bioetanol dengan
berjalannya pembakaran dapat pengental asam akrilat. Parameter
diakibatkan oleh beberapa faktor. viskositas, nilai kalor dan residu
Salah satu penyebab perubahan pembakaran merupakan kriteria yang
warna api yang timbul diakibat menjadi acuan pemilihan formulasi
komponen-komponen pembuatan gel gel etanol fungsinya sebagai bahan
etanol yaitu air, CMC dan etanol. bakar terutama untuk aplikasi pada
Warna api biru pada awal kompor rumah tangga. Karakteristik
pembakaran disebabkan oleh etanol fisik gel etanol yang dihasilkan
yang terbakar, sedangkan warna api secara keseluruhan adalah kental dan
kuning terjadi karena adanya air masih dapat mengalir. Nilai kalor
yang teruapkan pada proses yang tinggi dan residu pembakaran
pembakaran dan akibat dari proses yang kecil sangat dibutuhkan untuk
pembakaran tidak sempurna. menentukan efisiensi pembakaran.
Meskipun pada beberapa Hasil rekapitulasi data berdasarkan
pembakaran gel etanol terjadi parameter viskositas, nilai kalor dan
pembakaran yang tidak sempurna, residu pembakaran dapat dilihat pada
akan tetapi tidak menimbulkan bau Gambar 4.
dan asap selama pembakaran.

25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
-
E1C1
1 E2C1
2 E3C1
3 E1C2
4 E2C2
5 E3C2
6 E1C3
7 E2C3
8 E3C3
9
Viskositas Nilai Kalor Residu

Gambar 14. Grafik formulasi terbaik gel etanol

Berdasarkan Gambar 4 etanol. Berdasarkan grafik di atas


terlihat bahwa penambahan CMC formulasi terbaik dipilih menurut
yang semakin tinggi akan karakteristik fisik yang kental dan
meningkatkan viskositas gel etanol homogen, nilai kalor yang tinggi dan
(C3). Penambahan etanol yang residu pembakaran kecil. Viskositas
tinggi juga akan meningkatkan nilai dengan penambahan konsentrasi
kalor gel etanol (E3). Gambar 13 CMC 1,2 gr dan 1,5 gr menghasilkan
menunjukkan penambahan etanol gel etanol yang kental dan mudah
dan CMC yang tepat akan mengalir, sedangkan konsentrasi
mengurangi residu pembakaran gel CMC 1,8 gr lebih kental dan masih

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


bisa mengalir. Viskositas yang Daftar Pustaka
masih dapat mengalirlah yang
dibutuhkan dalam aplikasi gel etanol, Anonim. 2006. Bahan Bakar dan
dikarena kedua konsentrasi ini masih Pembakaran. Di dalam
memenuhi standar gel etanol. www.chemeng ui.ac.id.
Nilai kalor yang terbesar Diakses pada 30 Juni 2014.
terdapat pada konsentrasi etanol
yang tinggi E3C1, E3C2 dan E3C3. Desmarais, A.J. 1973.
Nilai kalor gel etanol seluruhnya Hydroxyalkylcellulose
belum memenuhi standar gel etanol, Derivatives of Cellulose.
karena gel etanol komersial di Afrika R.L.
Selatan adalah 16,4 MJ/kg yang Whistler and J.N. BeMiller
dibuat dengan bahan pengental (Eds). Industrial Gum.
carbopol. Pembakaran gel etanol Academic Press, New
yang menghasilkan residu yang York.
terkecil adalah E3C3 karena etanol
dapat terikat dengan baik dengan Kennedy, A., Bumrungpert, A.,
CMC dan air. Berdasarkan uraian di Kalpravidh, R.W.,
atas, formulasi terbaik gel etanol Chitchumroonchokchai, C.,
adalah kombinasi perlakuan E3C3 Chuang, C.C., West, T., and
dengan penambahan konsentrasi McIntosh, M. 2009.
etanol 90% dan penambahan Xanthones from
konsentrasi CMC yang memiliki Mangosteen Prevent
viskositas 17433,59 cP, nilai kalor Lipopolysaccharide-
11,751 J/gr dan residu pembakaran mediated Inflammation
29,44 gr. and Insulin Resistance in
primarycultures of
Kesimpulan Human Adipocytes. J.
Formulasi terbaik sesuai Nutr.139(6): 1185-91.
karakteristik viskositas, nilai kalor
dan residu pembakaran gel etanol Kosaric, A., Farkas, H. 1993. Sifat
dengan penambahan konsentrasi Fisik dan Kimia Etanol.
etanol 90% dan penambahan CMC Skripsi Fakultas Teknologi
1,8 gr yang memiliki viskositas Pertanian. Institut Teknologi
17434 cP, residu pembakaran Bandung. Bandung.
29,44%, nilai kalor 11,751 J/gr,
dapat menyala selama 11 menit Jeon, B.Y. 2007. Development of a
dengan banyak 10 gr dan Serial bioreactor system
menghasilkan warna api yang biru. for direct ethanol
production from starch
Saran using aspergillus niger and
Diperlukan penelitian Saccharomyces cerevisiae.
lanjutan untuk mengurangi residu Biotechnology and
pembakaran agar gel etanol dapat Bioprocess Engineering,
terbakar hingga habis. Kemudian Vol. 12, pp. 566-573.
menemukan cara untuk mengurangi
kadar air pada gel etanol agar dapat Listiyanawati, D., T. Yulinah., S.
menaikkan nilai kalor dan suhu api. Djoko., Mardhianai, A.

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


Dian, dan C. Putut. 2008. Report.Loughborough
Eko-briket dari komposit University, Leics, UK.
sampah plastik campuran
dan lignosellulosa. Di Smooth-on. 1895. Epoxy, Silicone
dalam prosiding Seminar and Urethane Adhesives.
Nasional Manajemen Di dalam www.smooth-
Teknologi VII, Program on.com. Di akses 28 Mei
Pascasarjana ITS, Surabaya. 2015.

Lloyd, P.J.D. dan E.D. Vissagie. Triaswati, I. dan N. Lani.2010.


2007. A comparation of gel Pembuatan bioetanol gel
fuels with alternatif sebagai bahan bakar
cooking fuel. Journal of alternatif pengganti
Energy in Southem Afrika, minyak tanah. Jurnal
volume 18 (3) : 130-142. Jurusan Teknik Kimia
Universitas Diponegoro
Meilianti, S. 2009. Formulasi gel Semarang.
bioetanol dengan
pengental polimer asam Turns, S.R. 2000.An Introduction
akrilat. Skripsi Fakultas To Combustion : Concept
Teknologi Pertanian. Institut And Applications 2nd
Pertanian Bogor. Bogor. Edition. Singapura :
McGraw-Hill Book
Merdjan, R.E. dan J. Matione. 2003. Company Singapura.
Fuel Gel. United State
Patents Application Visser, P. dan U. Boris 2003.
Publication No. US Ethanol Gel as Domestic
2003/0217504A1. Fuel: Final Report.
Enschede. Biomass
Mulyono, T. dan Suneno. 2010. Technology Group BV
Pembuatan ethanol gel University of Twente dan
sebagai bahan bakar World Bank Regional
padat alternatif. Skripsi Program for the
Fakultas Teknik, Traditional Energy
Universitas Sebelas Maret. Sector.White, L.P. dan
Surakarta. Plaskett, L.G. 1981.Biomass
as Fuel. Academic Press,
Nedved, M. dan I. Soemanto. 1991.
Inc. London.
Dasar-Dasar Keselamatan
Kerja Bidang Kimia dan
Pengendalian Bahaya
Besar. Halaman 179-185.
Jakarta.

Robinson, J. 2006. Bio-Ethanol as a


Household Cooking Fuel:
A Mini Pilot Study of the
SuperBlu Stove in Peri-
Urban Malawi. Thesis

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016

You might also like