You are on page 1of 14

A.

Konsep Penyakit
1. Anatomi dan Fisiologi

(lpkeperawatan.blogspot.co.id)

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap bergantung pada banyaknya
oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon
dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan
bernapas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran/metabolism di dalam
tubuh. Viskositas atau kekentalan darah lebih kental daripada air yang mempunyai
beratjenis 1,041-1,067, temperatur 38 derajat celcius dan PH 7,37-7,45.

Fungsi Darah Pada Tubuh Manusia :


1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari
Macam-macam Sel Darah :

Sel Darah Merah (Eritrosit)

Berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping
namapak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Berdiameter 8
mikron, dan mempunyai ukuran ketebalan sebagai berikut: pada bagian yang paling tebal,
tebalnya 2 mikron, sedangkan pada bagian tengah tebalnya 1 mikron atau kurang.
Volume rata-rata sel darah merah adalah sebesar 83 mikron kubik. Dalam setiap
millimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Strukturnya terdiri atas pembungkus
luar atau stroma, berisi massa hemoglobin. Sel darah merah di bentuk di dalam sumsum
tulang, terutama dari tulang pendek, pipih dan tak beraturan, dari jaringan kanselus pada
ujung tulang pipa dan dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Rata-rata
panjang hidup darah merah kira-kira 115 hari. Komponen utama sel darah merah adalah
protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan mempertahankan pH
normal melalui serangkaian dapar intrasellular. Molekul-molekul Hb terdiri dari 2 pasang
rantai polipeptida (globin) dan 4 gugus heme, masing-masing mengandung sebuah atom
besi. Konfigurasi ini memungkinkan pertukaran gas yang sangat sempurna. (Price A
Sylvia, 2012).

Sel Darah Putih (Leukosit)

Rupanya bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi
jumlahnya lebih kecil. Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan
tubuh. Fungsi sel darah putih , granulosit dan monosit mempunyai peranan penting dalam
perlindungan badan terhadap mikroorganisme. Dengan kemampuannya sebagai fagosit
(fago-saya makan), mereka memakan bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaran
darah.

Sel Pembeku Darah (Trombosit)

Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya
bermacam-macam, ada yang bulat ada juga yang berbentuk lonjong, memilik warna
putih. Pada orang dewasa terdapat 200.000-300.000 trombosit per millimeter kubik.

Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang
dari normal, maka apabila terdapat luka dan darah tidak segera membeku sehingga timbul
pendarahan yang terus menerus.
2. Definisi Penyakit

Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga terjadi gangguan


perfusi O2 ke jaringan tubuh. Disebut gravis yang artinya berat dan nilai Hb dibawah
7 g/dl sehingga memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi.Anemia adalah
berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan
volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2012).

Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah


sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman,
2008).

Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang
beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh
(Handayani dan Haribowo, 2008)
3. Pathway

(NANDA, 2015)
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
- Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk
morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada
komponen-komponen berikut ini: kadar hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV,
MCV dan MCHC), apusan darah tepi
- Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit, trombosit, lalu endap darah
(LED) dan hitung retikulosit
- Pemertiksaan sumsun tulang: pemeriksaan: pemeriksaan ini memberikan
informasi mengenai keadaan system hematopoesis
- Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk mengonfirmasi
dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen berikut ini:
1) Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin
serum
2) Anemia megaloblastik: asam folat darah/ertrosit, vitamin B12
3) Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes cooms dan elektroforesis Hb.
4) Anemia pada leukemia akut biasnya dilakukan pemeriksaan sitokimia
b. Pemeriksaan laboratorium nonhematogis: faal ginjal, faal endokrin, asam urat,
faal hati, biakan kuman.
c. Radiologi: torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
d. Pemeriksaan sitogenetik
e. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction, FISH =
fluorescence in situ hybridization)
(NANDA, 2016)

5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia gravis ditentukan berdasarkan penyakit dasar yang
menyebabkan anemia tersebut. Berikut beberapa pengobatan anemia dengan berbagai
indikasi.
a. Farmakologi
1) Erythropoietin-Stimulating Agents (ESAs)
2) Epoitin Alfa
3) Obat untuk mengatasai pendarahan
- FRESH FROZEN PLASMA (FFP)
- CRYOPRECIPITATE
4) Garam Besi
- Fereous Sulfate
- Carbonyl Iron
- Iron Dextran Complex
- Ferric Carboxymaltose
b. Transfusi
Transfusi harus dilakukan pada pasien yang secara aktif mengalami pendarahan
dan untuk pasien dengan anemia gravis. Transfusi adalah paliatif dan tidak boleh
digunakan sebagai pengganti untuk terapi tertentu. Pada penyakit kronis yang
berhubungan dengan anemia gravis, erythropoietin dapat membantu dalam
mencegah atau mengurangi transfuse (Anand et al, 2004)

c. Transpalasi Sumsum Tulang dan Stem Sel

kedua metode ini telah dipakai oleh pasien dengan leukemia, lymphoma, Hodgkin
disease, multiple myeloma, myelofibrosis dan penyakit aplastic, harapan hidup
pada pasien ini menimgkat dan kelainan hematologi membaik. Alogenik
transpalasi sumsum tulang berhasil memperbaiki ekspresi, fenotipik dari penyakit
sel sabit dan talasemia dan meningkatkan harapan hidup pada pasien yang
berhasil transpalasi

d. Terapi Nutrisi dan Pertimbangan Pola Makan

- protein

- vitamin A

- vitamin C

- zat besi

- asam folat

- vitamin B12

B. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
- Keluhan utama : kelemahan, kelelahan, malaise
- Riwayat konsumsi obat
- Riwayat terjadinya kehilangan darah berlebihan
- Riwayat pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan hati
- Riwayat pernah menderita penyakit infeksi dan difesiensi endokrin
- Riwayat keluarga
- Riwayat nutrisi
b. Pemeriksaan Fisik
Memperbesar pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti
pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler memengaruhi warna
kulit, maka warna kulit bukan merupakan indeks pusat yang dapat diandalkan. Warna
kuku, telapak tangan, dan membran mukosa bibir serta konjungtiva dapat digunakan
lebih baik guna menilai kepucatan.
c. pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
- Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk
morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada
komponen-komponen berikut ini: kadar hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV,
MCV dan MCHC), apusan darah tepi
- Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit, trombosit, lalu endap darah
(LED) dan hitung retikulosit
- Pemertiksaan sumsun tulang: pemeriksaan: pemeriksaan ini memberikan
informasi mengenai keadaan system hematopoesis
- Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk mengonfirmasi
dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen berikut ini:
5) Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin
serum
6) Anemia megaloblastik: asam folat darah/ertrosit, vitamin B12
7) Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes cooms dan elektroforesis Hb.
8) Anemia pada leukemia akut biasnya dilakukan pemeriksaan sitokimia
2) Pemeriksaan laboratorium nonhematogis: faal ginjal, faal endokrin, asam urat,
faal hati, biakan kuman.
3) Radiologi: torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
4) Pemeriksaan sitogenetik
5) Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain raction, FISH =
fluorescence in situ hybridization)
(NANDA, 2016)

2. Diagnosa keperawatan

a. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.


b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake makanan.
c. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi
Hb dalam darah.
d. Resiko Infeksi b/d imunitas tubuh skunder menurun (penurunan Hb), prosedur invasive
e. PK anemia
f. Kurang pengatahuan tentang penyakit dan perawatannya b/d kurang informasi.
g. Sindrom deficite self care b.d kelemahan
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Terapi aktivitas :
B.d askep .... jam Klien· Kaji kemampuan ps melakukan
ketidakseimbangan dapat menunjukkan aktivitas
suplai & kebutuhan toleransi terhadap· Jelaskan pada ps manfaat aktivitas
O2 aktivitas dgn KH: bertahap
· Klien mampu· Evaluasi dan motivasi keinginan ps
aktivitas minimal u/ meningktkan aktivitas
· Kemampuan· Tetap sertakan oksigen saat
aktivitas meningkat aktivitas.
secara bertahap
· Tidak ada keluhan Monitoring V/S
sesak nafas dan· Pantau V/S ps sebelum, selama,
lelah selama dan dan setelah aktivitas selama 3-5
setelah aktivits menit.
minimal
· v/s dbn selama dan Energi manajemen
setelah aktivitas · Rencanakan aktivitas saat ps
mempunyai energi cukup u/
melakukannya.
· Bantu klien untuk istirahat setelah
aktivitas.

Manajemen nutrisi
· Monitor intake nutrisi untuk
memastikan kecukupan sumber-
sumber energi

Emosional support
· Berikan reinfortcemen positip bila
ps mengalami kemajuan

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi


nutrisi kurang dari asuhan keperawatan· Kaji adanya alergi makanan.
kebutuhan tubuh … jam klien· Kaji makanan yang disukai oleh
b.d intake nutrisi menunjukan status klien.
inadekuat, faktor nutrisi adekuat· Kolaborasi team gizi untuk
psikologis dengan KH: penyediaan nutrisi TKTP
BB stabil, tingkat· Anjurkan klien untuk
energi adekuat meningkatkan asupan nutrisi TKTP
masukan nutrisi dan banyak mengandung vitamin C
adekuat · Yakinkan diet yang dikonsumsi
mengandung cukup serat untuk
mencegah konstipasi.
· Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
· Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi.

Monitor Nutrisi
· Monitor BB jika memungkinkan
· Monitor respon klien terhadap
situasi yang mengharuskan klien
makan.
· Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak bersamaan dengan
waktu klien makan.
· Monitor adanya mual muntah.
· Kolaborasi untuk pemberian terapi
sesuai order
· Monitor adanya gangguan dalam
input makanan misalnya perdarahan,
bengkak dsb.
· Monitor intake nutrisi dan kalori.
· Monitor kadar energi, kelemahan
dan kelelahan.

3 Perfusi jaringan tdk Setelah dilakukan perawatan sirkulasi : arterial


efektive b.d tindakan insuficiency
perubahan ikatan keperawatan selama· Lakukan penilaian secara
O2 dengan Hb, … jam perfusi komprehensif fungsi sirkulasi
penurunan jaringan klien periper. (cek nadi priper,oedema,
konsentrasi Hb adekuat dengan kapiler refil, temperatur ekstremitas).
dalam darah. criteria : · Evaluasi nadi, oedema
- Membran mukosa· Inspeksi kulit dan Palpasi anggota
merah muda badan
- Conjunctiva tidak· Kaji nyeri
anemis · Atur posisi pasien, ekstremitas
- Akral hangat bawah lebih rendah untuk
- TTV dalam batas memperbaiki sirkulasi.
normal · Berikan therapi antikoagulan.
· Rubah posisi pasien jika
memungkinkan
· Monitor status cairan intake dan
output
· Berikan makanan yang adekuat
untuk menjaga viskositas darah

4 Risiko infeksi b/d Setelah dilakukan Konrol infeksi :


imunitas tubuh askep …. jam tidak · Bersihkan lingkungan setelah
menurun, prosedur terdapat faktor dipakai pasien lain.
invasive risiko infeksi dg · Batasi pengunjung bila perlu dan
KH: anjurkan u/ istirahat yang cukup
· bebas dari gejala· Anjurkan keluarga untuk cuci
infeksi, tangan sebelum dan setelah kontak
· angka lekosit dengan klien.
normal (4-11.000) · Gunakan sabun anti microba untuk
· V/S dbn mencuci tangan.
· Lakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan.
· Gunakan baju dan sarung tangan
sebagai alat pelindung.
· Pertahankan lingkungan yang
aseptik selama pemasangan alat.
· Lakukan perawatan luka dan
dresing infus,DC setiap hari jika ada
· Tingkatkan intake nutrisi. Dan
cairan yang adekuat
· berikan antibiotik sesuai program.

Proteksi terhadap infeksi


· Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
· Monitor hitung granulosit dan
WBC.
· Monitor kerentanan terhadap
infeksi.
· Pertahankan teknik aseptik untuk
setiap tindakan.
· Inspeksi kulit dan mebran mukosa
terhadap kemerahan, panas.
· Monitor perubahan tingkat energi.
· Dorong klien untuk meningkatkan
mobilitas dan latihan.
· Instruksikan klien untuk minum
antibiotik sesuai program.
· Ajarkan keluarga/klien tentang
tanda dan gejala infeksi.dan
melaporkan kecurigaan infeksi.

5 PK:Anemia Setelah dilakukan · Monitor tanda-tanda anemia


askep ..... jam · Observasi keadaan umum klien
perawat dapat · Anjurkan untuk meningkatkan
meminimalkan asupan nutrisi klien yg bergizi
terjadinya · Kolaborasi untuk pemeberian
komplikasi anemia terapi initravena dan tranfusi darah
: · Kolaborasi kontrol Hb, HMT,
Hb >/= 10 gr/dl. Retic, status Fe
Konjungtiva tdk
anemis
Kulit tidak pucat
hangat
6 Deficite Knolage setelah diberikan Teaching : Dissease Process
tentang penyakit penjelasan selama· Kaji tingkat pengetahuan klien
dan perawatannya …. X pengetahuan dan keluarga tentang proses penyakit
b.d Kurang paparan klien dan keluarga· Jelaskan tentang patofisiologi
thdp sumber meningkat dg KH: penyakit, tanda dan gejala serta
informasi, · ps mengerti proses penyebabnya
terbatasnya penyakitnya dan· Sediakan informasi tentang kondisi
kognitif Program prwtn klien
serta Th/ yg· Berikan informasi tentang
diberikan dg: perkembangan klien
· Ps mampu:· Diskusikan perubahan gaya hidup
Menjelaskan yang mungkin diperlukan untuk
kembali tentang apa mencegah komplikasi di masa yang
yang dijelaskan akan datang dan atau kontrol proses
· Pasien / keluarga penyakit
kooperatif · Diskusikan tentang pilihan tentang
terapi atau pengobatan
· Jelaskan alasan dilaksanakannya
tindakan atau terapi
· Gambarkan komplikasi yang
mungkin terjadi
· Anjurkan klien untuk mencegah
efek samping dari penyakit
· Gali sumber-sumber atau
dukungan yang ada
· Anjurkan klien untuk melaporkan
tanda dan gejala yang muncul pada
petugas kesehatan

7 Sindrom defisit self Setelah dilakukan Bantuan perawatan diri


care b/d askep … jam klien · Monitor kemampuan pasien
kelemahan, dan keluarga dapat terhadap perawatan diri yang
penyakitnya merawat diri : mandiri
activity daily · Monitor kebutuhan akan personal
living (adl) dengan hygiene, berpakaian, toileting dan
kritria : makan, berhias
· kebutuhan klien · Beri bantuan sampai klien
sehari-hari mempunyai kemapuan untuk
terpenuhi (makan, merawat diri
berpakaian, · Bantu klien dalam memenuhi
toileting, berhias, kebutuhannya sehari-hari.
hygiene, oral · Anjurkan klien untuk melakukan
higiene) aktivitas sehari-hari sesuai
· klien bersih dan kemampuannya
tidak bau. · Pertahankan aktivitas perawatan diri
secara rutin
· dorong untuk melakukan secara
mandiri tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu melakukannya.
· Berikan reinforcement positif atas
usaha yang dilakukan.

You might also like