You are on page 1of 19

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji dan syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat-Nya lah
paper ini dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Ni Wayan
Yuniasih, S.E., M.Si., Ak selaku dosen mata kuliah Pengantar Pasar Modal, Fakultas
Ekonomi, Universitas Hindu Indonesia, Denpasar.

Penulis membuat paper ini berjudul “Perkembangan Pasar Modal Indonesia dan
Saham”. Penulis membuat paper ini mudah-mudahan dapat menjadi pedoman bagi para
pembaca.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian paper ini, tidak lupa pula Ibu Ni Wayan Yuniasih,
S.E., M.Si., Ak selaku dosen yang telah mendidik dan mengajar penulis. Dan juga kepada
teman-teman yang telah membantu lancarnya dalam pembuatan paper ini.

Namun demikian penulis menyadari kekurangan dalam paper ini. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca guna menyempurnakan paper ini
untuk sebagai pedoman dalam penulisan dan penyusunan paper selanjutnya. Sebagai akhir
kata dengan harapan semoga paper ini ada manfaatnya bagi kita semua.

”Om Santih Santih Santih Om”

Denpasar, Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................ 3

2.1 Pasar Modal ................................................................................................................. 3

2.2 Sejarah Pasar Modal Di Indonesia ............................................................................... 3

2.3 BAPEPAM-LK ............................................................................................................ 7

2.4 Prosedur Pendaftaran Sekuritas Di BEI ....................................................................... 8

2.5 Sistem Perdagangan di BEI ......................................................................................... 8

2.6 Indeks Pasar Modal ...................................................................................................... 9

2.7 Penyelesaian Transaksi .............................................................................................. 11

2.8 Saham......................................................................................................................... 12

2.9 Jenis-jenis Saham ....................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 16

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan kehidupan dewasa ini sangat berkembang pesat, terutama dalam hal
perekonomian. Banyak inovasi-inovasi yang dilakukan manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Dikarenakan setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala yang
dibutuhkan dalam hidupnya. Salah satunya adalah melalui kegiatan investasi di pasar modal,
khususnya saham.
Saham adalah surat berharga keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan saham
patungan sebagai suatu alat untuk meningkatkan modal jangka panjang. Para pembeli saham
membayarkan uang pada perusahaan melalui bursa efek dan mereka menerima sebuah
sertifikat saham sebagai tanda bukti kepemilikan mereka atas saham-saham dan kepemilikan
mereka dicatat dalam daftar saham perusahaan. Para pemegang saham dari sebuah perusahaan
merupakan pemilik-pemilik yang disahkan secara hukum dan berhak untuk mendapatkan
bagian dari laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk deviden.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang kami jelaskan di sini rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pasar modal ?
2. Bagaimana sejarah pasar modal di Indonesia ?
3. Apa yang dimaksud dengan BAPEPAM-LK ?
4. Bagaimana prosedur pendaftaran sekuritas di BEI ?
5. Bagaimana sistem perdagangan di BEI ?
6. Apa yang dimaksud dengan indeks pasar modal ?
7. Bagaimana penyelesaian transaksi ?
8. Apa yang dimaksud dengan saham ?
9. Apa saja jenis-jenis saham ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan paper ini adalah:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pasar modal.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah pasar modal di Indonesia.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan BAPEPAM-LK.
1
4. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pendaftaran sekuritas di BEI.
5. Untuk mengetahui bagaimana sistem perdagangan di BEI.
6. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan indeks pasar modal.
7. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian transaksi.
8. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan saham.
9. Untuk mengetahui jenis-jenis saham.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pasar Modal


Pasar modal adalah instrumen keuangan yang memperjual belikan surat-surat berharga
berupa obligasi dan equitas atau saham untuk jangka panjang yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan swasta, dan kegiatannya dilaksanakan di bursa dimana tempat
bertemunya para pialang yang mewakili investor. Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di
Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai
Jakarta Stock Exchange (JSX). Sekuritas yang diperdagangkan di BEJ adalah saham preferen
(preferred stock), saham biasa (common stock), hak (rights) dan obligasi konvertibel
(convertible bonds). Saham biasa mendominasi volume transaksi di BEJ. Bursa efek terbesar
setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX).
Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.
Efektif mulai bulan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007. BEJ dan BES bergabung
menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia).

2.2 Sejarah Pasar Modal Di Indonesia


Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama adalah
periode jaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan tahun didirikannya pasar modal
yang pertama. Periode kedua adalah periode orde lama yang dimulai pada tahun 1952.
Periode ketiga adalah periode orde baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada
tahun 1977. Periode keempat dimulai tahun 1988 adalah periode bangunnya pasar modal dari
tidur yang panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal mulai tahun 1995.
Periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1997.
1. Periode Pertama (1912 – 1942) : Periode Jaman Belanda
Pada tanggal 14 desember 1912, suatu asosiasi 13 broker dibentuk di Jakarta.
Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai “Vereniging Voor Effectenhandel” yang
merupakan cikal bakal pasar modal pertama di Indonesia. Setelah perang dunia I,
pasar modal di Surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 Januari 1925 dan
disusul di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Karena masih dalam jaman
penjajahan Belanda dan pasar-pasar modal ini juga didirikan oleh Belanda, mayoritas
saham-saham yang diperdagangkan disana juga merupakan saham-saham perusahaan

3
Belanda dan afiliasinya yang tergabung dengan Dutch East Indies Trading Agencies.
Pasar-pasar modal ini beroperasi sampai kedatangan Jepang di Indonesia tahun 1942.
2. Periode Kedua (1952 – 1960) : Periode Orde Lama
Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951
dikeluarkan Undang-Undang Darurat No 12 yang kemudian dijadikan Undang –
Undang No 15/1952 tentang pasar modal. Juga melalui keputusan menteri keuangan
No. 289737/U.U. tanggal 1 November 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ) akhirnya
dibuka kembali pada tanggal 3 Juni 1992.
Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah
yang sudah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk
mencegah saham-saham perusahaan Belanda yang dulunya diperdagangkan di pasar
modal di Jakarta lari ke luar negeri.
Kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan ke Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek –efek (P.P.U.E) yang terdiri dari 3 bank dengan Bank
Indonesia sebagai anggota kehormatan. Bursa efek ini berkembang dengan cukup baik
walaupun surat berharga yang diperdagangkan umumnya adalah obligasi oleh
perusahaan Belanda dan obligasi pemerintah Indonesia lewat Bank Pembangunan
Indonesia.
3. Periode Ketiga (1977 – 1988) : Periode Orde Baru
Bursa Efek Jakarta dikatkan lahir kembali pada tahun 1977 dalam periode orde
baru sebagai hasil dari Keputusan Presden No. 52 tahun 1976. Presiden Suharto
meresmikan kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 10 Agustus 1977. PT
Semen Cibinong merupakan perusahaan pertama yang tercatat di BEJ. Penerbitan
saham perdana disetujui pada tanggal 6 Juni 1977.
Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang, karena sampai
dengan tahun 1988 hanya sedikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, yaitu hanya
24 perusahaan saja (selama 4 tahun, 1985 sampai dengan 1988 tidak ada perusahaan
yang go public).
4. Periode Keempat (1988 – Mei 1995) : Periode Bangun Dari Tidur Yang Panjang
Sejak diaktifkan pada tahun 1977 sampai tahun 1988 BEJ dikatakan dalam
keadaaan tidur yang panjang selama 11 tahun. Sebelum tahun 1988 hanya terdapat 24
perusahaan yang terdaftar di BEJ. Setelah tahun 1988, selama 3 tahun saja, yaitu
sampai tahun 1990, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai
dengan 128.

4
Pada tahun 1991, BEJ diswastakan dan sebagai konsekuensinya, BAPEPAM
bukan lagi pelaksana pasar modal, tetapi lebih ke pengawas pelaksana pasar modal,
sehingga BAPEPAM dari Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Peningkatan di pasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai
berikut :
1) Permintaan dari investor asing
Investor asing melihat bahwa pasar modal di Indonesia telah maju dengan pesat
pada periode ini dan mempunyai prospek yang baik. Investor asing tertarik
dengan pasar Indonesia karena dianggap sebagai pasar yang menguntungkan
untuk diversifikasi secara internasional.
2) Pakto 88
Pakto 88 merupakan reformasi tanggal 27 Oktober 1988 yang dikeluarkan untuk
merangsang ekspor non migas, meningkatkan efisiensi dari bank komersial,
membuat kebijaksanaan moneter lebih efektif; meningkatkan simpanan domestic
dan meningkatkan pasar modal. Salah satu hasil dari reformasi Pakto 88 adalah
mengurangi reserve requirement dari bank-bank deposito.
3) Perubahan Generasi
Perubahan kultur bisnis tejadi pada periode ini, yaitu dari kultur bisnis keluarga
tertutup ke kultur bisnis professional yang terbuka yang memungkinkan
professional dari luar keluarga untuk duduk di kursi kepemimpinan perusahaan.

Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkitan dari Bursa Efek Surabaya
(BES). Bursa Efek Surabaya atau dengan nama asingnya Surabaya Stock Exchange
(SSX) dilahirkan kembali pada tanggal 16 Juni 1989.

5. Periode kelima (mulai Mei 1995) : Periode Otomatisasi


Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi
kapasitas manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomati-sasikan kegiatan
transaksi di bursa. Jika sebelumnya di lantai bursa terlihat dua deret antrian (sebuah
untuk antrian beli dan yang lainnya untuk antrian jual) yang cukup panjang untuk
masing-masing sekuritas dan semua kegiatan transaksi dicatat di papan tulis, maka
setelah otomatisasi, sekarang yang terlihat di lantai bursa adalah jaringan komputer-
komputer yang digunakan oleh broker.
Sistem otomatisasi yang diterapkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) diberi nama
Jakarta Automated Trading System (JATS), dimana sistem otomatisasi ini
menggunakan jaringan komputer yang digunakan oleh broker untuk perdagangan
5
sekuritas di Bursa Efek Jakarta dan mulai dioperasikan pada hari Senin tanggal 22 Mei
1995. Sistem manual hanya mampu menangani sebanyak 3.800 transaksi tiap harinya.
Dengan JATS, sistem ini mampu menangani sebanyak 50.000 transaksi tiap harinya.
Surabaya Market Information & Automated Remote Trading (S-MART)
merupakan sistem otomatisasi menggunakan jaringan komputer yang digunakan oleh
broker untuk perdagangan sekuritas di Bursa Efek Surabaya.
Untuk mengantisipasi jumlah anggota bursa dan transaksi yang meningkat di
BES, maka pada tanggal 19 September 1996 (diumumkan secara terbuka pada tanggal
10 Maret 1997) BES menerapkan sistem otomatisasi yang disebut dengan Surabaya
Market information & Automated Remote Trading (S-MART).

6. Periode Keenam (Mulai Agustus 1997 September 1998): Krisis Moneter.


Pada bulan Agustus 1997, krisis moneter melanda negara-negara Asia,
termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan Singapura. Tidak banyak
perusahaan yang melakukan IPO pada periode krisis ini, yaitu hanya sebanyak 18
perusahaan.
Krisis moneter yang terjadi ini dimulai dari penurunan nilai- nilai mata uang
negara-negara Asia tersebut relatip terhadap dolar Amerika. Penurunan nilai mata
uang ini disebabkan karena spekulasi dari pedagang-pedagang valas, kurang
percayanya masyarakat terhadap nilai mata uang negaranya sendiri dan yang tidak
kalah pentingnya adalah kurang kuatnya pondasi perekonomian.
Untuk memperbaiki kondisi perekonomian yang bergejolak ini, pemerintah
pada hari Sabtu tanggal 1 November 1997 mengumumkan melikuidasi 16 bank swasta
nasional. Pengumuman yang cukup mengejutkan ini tidak banyak membantu
memperbaiki lesunya pasar saham. Bahkan IHSG untuk bulan November 1997 ini
juga merosot dengan tajam.

7. Periode Ketujuh (Mulai Juli 2000): Tanpa Warkat.


Perdagangan dengan warkat sudah dianggap tidak efisien lagi. Belum lagi
banyak warkat yang hilang sewaktu disimpan, atau banyak juga warkat yang
dipalsukan. Secara administratif, penerbitan warkat juga akan menghambat proses
penyelesaian transaksi. Oleh karena alasan-alasan tersebut, maka pada bulan Juli 2000,
BEJ mulai menerapkan perdagangan-perdagangan tanpa warkat (scripless tradings)

6
8. Periode Kedelapan (Mulai Oktober 1998 Desember 2002) : Penyembuhan
Setelah mengalami penurunan drastis sampai akhir bulan September 1998
sampai menembus di bawah 300 poin, IHSG di bulan Oktober 1998 mulai mengalami
peningkatan menembus kembali di atas 300 poin. Pada tanggal 5 oktober 1998 IHSG
bernilai 311.96 poin.
Periode penyembuhan ini ditandai dengan naik turunnya IHSG berkisar 400
poin sampai dengan 700 poin. IHSG mencapai nilai tertinggi sejak Oktober 1998 pada
tanggal 14 Juni 1999 dengan nilai 707,88 poin. Seperti halnya proses penyembuhan
dari penyakit yang berat, IHSG juga mengalami masa-masa mendebarkan. Kembali
pada tanggal 16 April 2001 IHSG turun sampai 365,82 poin dan setelah mengalami
naik dan turun kembali akhirnya pada akhir tahun sebelum Natal tanggal 23 Desember
2002 IHSG bemilai 420,90.

9. Periode Kesembilan (Mulai Januari 2003 - 30 Oktober 2007) : Kebangkitan


Kembali.
Tahun 2003 dimasuki dengan penuh optimisme. IHSG dibuka pada awal tahun
tanggal 2 Januari 2003 dengan nilai 405,44. Mulai awal tahun ini IHSG mengalami
peningkatan.
Di tahun 2005, tanggal 3 Januari 2005, IHSG dibuka pada nilai 1.038,82 poin
dan di akhir tahun pada tanggal 29 Desember 2005 IHSG ditutup pada nilai 1.162,63
poin. Tahun 2006 IHSG dibuka (tanggal 2 Januari 2006) pada level 1.171,709 poin.
Kenaikan IHSG terjadi terus menerus sejak tahun 2003. Sampai akhir tahun
2007 IHSG sudah meningkat lebih dari 470%.

10. Periode Kesepuluh (Mulai Oktober 2007): Bursa Efek Indonesia.


Efektif mulai bulan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat
Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007. BEJ dan
BES bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia).

2.3 BAPEPAM-LK
Untuk melindungi investor dari praktek-praktek tidak sehat di pasar saham, pasar ini perlu
diregulasi untuk kepentingan publik. Pada tahun 1976, melalui Keputusan Presiden,
departemen keuangan Indonesia mendirikan BAdan PElaksana PAsar Modal (BAPEPAM).
Peranan BAPEPAM pada saat itu adalah untuk melaksanakan jalannya kegiatan pasar modal
dan juga meregulasinya.
7
2.4 Prosedur Pendaftaran Sekuritas Di BEI
Sebuah perusahaan yang akan going public dapat mengikuti prosedur yang terdiri dari tiga
tahapan utama. Yang pertama adalah persiapan diri. Yang kedua adalah memperoleh ijin
registrasi dari BAPEPAM-LK. Yang ketiga adalah melakukan penawaran perdana ke public
(initial public offering) dan memasuki pasar sekunder dengan mencatatkan efeknya di bursa.
1. Persiapan Untuk Going Public
2. Registrasi di BAPEPAM
3. Pencatatan di Bursa
4. Pelaporan yang diwajibkan

2.5 Sistem Perdagangan di BEI


Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order- driven market system dan sistem
lelang kontinyu (continous auction system). Dengan order-driven market system berarti
hahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker.
Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai bursa. Hanya broker yang dapat
melakukan transaksi jual dan beli di lantai bursa berdasarkan order dari nvestor. Disamping
itu, broker dapat juga melakukan transaksi untuk dirinya sendiri untuk membentuk
portofolionya. Masing-masing perusahaan broker mempunyai staf yang ditugaskan di lantai
bursa. Staff ini disebut dengan Securities Dealer-Broker Representative atau Wakil Perantara
Pedagang Efek (WPPE).
Dengan sistem lelang kontinyu maksudnya harga Harga penawaran transaksi ditentukan
oleh penawaran (supply) dan permintaarn (demand) dari investor. Untuk sistem manual, harga
penawaran penjualan (ask price) dan harga permintaan pembelian (bid price) dari investor
diteriakkan oleh broker di lantai bursa. Seperti di pasar lelang, harga transaksi ditentukan jika
ada pertemuan antara harga penawaran dan permintaan. Untuk sistem otomatisasi dengan
JATS, broker memasukkan order dari investor ke workstation JATS di lantai bursa.
Kemudian order ini akan diproses oleh komputer JATS yang akan menemukan harga
transaksi yang cocok dengan mempertimbangkan waktu urutan dari order. Sistem lelang ini
akan dilakukan secara kontinyu selama jam kerja bursa sampai ditemuukannya harga
kesepakatan.
Kegiatan perdagangan di BEI diadakan pada hari yang disebut dengan exchange days,
yaitu hari Senin sampai dengan Kamis mulai jam 09.30 12.00 WIB (sesi pagi) dan jam 13.30
- 16.00 WIB (sesi sore) dan hari Jum'at jam 09.30 11.30 WIB (sesi pagi) dan jam 14.00 16.00
WIB (sesi sore). BEI juga menerapkan kegiatan perdagangan pra pembukaan (pre opening),
yaitu anggota bursa memasukkan penawaran jual atau permintaan beli dimulai jam 09.10
8
sampai dengan 09.25. JATS kemudian mełakukan proses pembentukan harga pada jam
09.25.01 sampai dengan jam 09.29.59.

2.6 Indeks Pasar Modal


Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indicator untuk mengamati pergerakan harga dari
sekuritas-sekuritas. Sampai sekarang, BEI mempunyai beberapa indeks, yaitu indeks harga
saham gabungan (IHSG), indeks liquid 45 (ILQ-45), Jakarta Islamic index (JlI), indeks Papan
Utama dan indeks Papan Pengembangan, dan Indeks Kompas 100.
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Nilai Pasar
IHSGt = x 100
Nilai Dasar

Notasi :
IHSG = indeks harga saham gabungan hari ke-t.
Nilai Pasar = rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di bursa dikalikan
dengan harga pasar perlembarnya) dari saham umum dan saham preferen pada hari ke-
t.
Nilai Dasar = sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 10 Agustus 1982.

Dengan demikian IHSG untuk tanggal 10 Agustus 1982 adalah bernilai 100
(nilai ini merupakan indeks dasar). Nilai dasar dari IHSG selalu disesuaikan untuk
kejadian seperti IPO, right issues, partial/company listing, konversi dari warrant dan
convertible bond dan delisting (mengundurkan diri dari pencatatan misalnya karena
kebangkrutan). Untuk kejadian-kejadian seperti pemecahan lembar saham (stock
splits), dividen berupa saham (stock dividends), bonus issue, nilai dasar dari IHSG
tidak berubah, karena peristiwa-peristiwa ini tidak merubah nilai pasar total. Rumus
untuk menyesuaikan nilai dasar adalah sebagai berikut :
𝑁𝑃𝐿+𝑁𝑃𝑇𝑆
NDB = x NDL
𝑁𝑃𝐿

Notasi:
NDB = nilai dasar baru yang disesuaikan
NPL = nilai pasar lama.
NPTS = nilai pasar tambahan saham
NDL = nilai dasar lama.

9
Contoh 1
Misalnya nilai pasar seluruh saham yang beredar di pasar modal saat ini adalah
sebesar Rp100 milyar. Nilai dasar pada saat ini adalah sebesar Rp25 milyar, maka
indeks harga saham gabungannya adalah sebesar:
Rp 100 milyar
IHSG = x 100 = 400
Rp 25 milyar

Contoh 2
Perusahaan X melakukan penawaran perdana sebanyak 1 juta lembar saham dengan
harga Rp1.000,- per lembarnya. Nilai pasar tambahan saham (NPTS) ini adalah
sebesar 1.000.000 x Rpl.000,- = Rp 1 milyar. Nilai pasar lama dan nilai dasar lama
(lihat contoh 3.1) adalah berturut-turut sebesar NPL = Rp100 dan NDL = Rp25
milyar. Nilai dasar baru yang disesuaikan adalah sebesar:
Rp 100 milyar + Rp 1 milyar
NBD = x Rp25 milyar = Rp 25,25 milyar.
Rp 100 milyar

indeks harga saham gabungan yang baru adalah sebesar:

RP 101 milyar
IHSG = x 100 = 400.
Rp25,25 milyar

Contoh 3
Misalnya hanya harga saham X yang berubah dari Rp1.000,- menjadi Rp2.000,- per
lembarnya, sehingga terjadi kenaikan nilai pasar sebesar (Rp2.000,- -- Rpl.000,-) x
1.000.000 = Rp l milyar. Nilai pasar keseluruhan yang baru menjadi Rp 101 milyar +
Rp 1 milyar = Rp102 milyar. Indeks harga saham gabungan yang baru menjadi
sebesar:
Rp 102 milyar
IHSG = Rp25,25 milyar x 100 = 404

2. Indeks Liquid-45 (ILQ-45)


Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis
(thin market), yaitu pasar modal yang sebagian besar sekuritasnya kurang aktip
diperdagangkan. IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (yang sebagian
besar kurang aktip diperdagangkan) dianggap kurang tepat sebagai indikator kegiatan
pasar modal. Oleh karena itu pada tanggal 24 Februari 1997 dikenalkan alternatip
indeks yang lain, yaitu Indeks Liquid-45 (ILQ-45). Indeks ILQ-45 dimulai pada
tanggal 13 Juli 1994 dan tanggal ini merupakan hari dasar indeks dengan nilai awal

10
100. Indeks ini dibentuk hanya dari 45 saham-saham yang paling aktip
diperdagangkan.
3. Jakarta Islamic Index (JII)
Selain IHSG dan ILQ-45, sekarang ini telah dibuat beberapa indeks yang lain,
diantaranya adalah Jakarta Islamic Index (JII). JII dibuat oleh BEI berkerjasama
dengan PT Danareksa Invesment Management. JII menggunakan basis tanggal Januari
1995 dengan nilai awal sebesar 100. JII diperbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Januari dan Juli.

4. Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan


Pada tanggal 8 April 2002, BEI memperkenalkan dua indeks lagi, yaitu Main
Board Index (MBX) dan Development Board Index (DBX). Basis Main Board Index
(MBX) dan Development Board Index (DBX) adalah 28 Desember 2001 dengan nilai
dasarnya 100. Main Board Index (MBX) dimulai dengan 34 saham dan Development
Board Index (DBX) dimulai dengan 287 saham.
Papan Utama (main board) dimaksudkan untuk menampung emiten yang
berukuran besar dan mempunyai catatan kinerja yang baik. Papan Pengembangan
(Development Board) dimaksudkan untuk penyehatan perusahaan- perusahaan yang
kinerjanya menurun, perusahaan-perusahaan yang berprospek baik tetapi belum
menguntungkan.
Perusahaan-perusahaan yang tidak masuk ke dalam Main Board Index (Indeks
Papan Utama), maka akan masuk ke dalam Development Board Index (Indeks Papan
Pengembangan). Perusabaan yang baru masuk ke papan pengembangan dapat
berpindah ke papan utama atau sebaliknya yang sudah masuk ke papan utama dapat
didegrasi turun ke papan pengembangan (lihat di situs BEl mengenai syarat-syarat
perpindahan tersebut).
5. Indeks Kompas 100
Pada tanggal 10 Agustus 2007, BEI (Bursa Efek Jakarta) bekerja sama dengan
harian Kompas merilis indeks yang baru yang disebut dengan Indeks Kompas 100.
Indeks ini berisi dengan 100 Saham yang berkategori mempunyai liquiditas yang baik,
kapitalisasi pasar yang tinggi, fundamental yang kuat serta kinerja perusahaan yang
baik.

2.7 Penyelesaian Transaksi


Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan yang panjang di belakang
bursa masih menunggu setelahnya. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan administrasi,
11
pembayaran dan penerbitan sertifikat kepemilikan. Proses penyelesaian pekerjaan-pekerjaan
ini disebut dengan kliring dan perusahaan yang dipercaya untuk menanganinya adalah PT
Kliring Pinjaman Efek Indonesia (KPEI) (sebelumnya adalah PT Kliring Deposit Efek
Indonesia (KDEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

PT Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) didirikan pada tahun 1992 oleh tujuh bank
BUMN (PT Bank Bumi Daya, PT Bank Dagang Negara, PT Bank Ekspor Impor Indonesia ,
PT Bank Negara Indonesia, PT Bank Pembangunan Indonesia , PT Bank Rakyat Indonesia
dan PT Bank Tabungan Negara) dan dua bursa efek (BEI dan BES). Tujuan dari PT KDEI
adalah untuk merancang dan mengembangkan sistem kliring yang efisien dan efektip.
Target utama lainnya dari PT Kliring Pinjaman Efek Indonesia (KPEI) adalah
mengembangkan dan menerapkan sistem penyelesaian transaksi tanpa seritifikat. Dengan
sistem ini pemindahan-tanganan suatu sekuritas tidak harus selalu dibuatkan sertifikatnya,
akan tetapi cukup dicatat dan dilakukan pemindah-bukuan posisi kepemilikan secara
elektronik. Sistem ini disebut sebagai Sistem Pemindahbukuan (scripless system)

2.8 Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperdagangkan di bursa efek.
Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perseroan, atau merupakan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti dia ikut
menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.
Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock).Jika
perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut dengan saham biasa
(common stock). Untuk menarik investor potensial lainnya, suatu perusahaan mungkin juga
mengeluarkan kelas lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen (preferred
stock). Saham preferen mempunyai hak-hak prioritas lebih dari saham biasa.Hak-hak prioritas
dari saham preferen yaitu hak atas dividen yang tetap dan hak terhadap aktiva jika terjadi
likuidasi.Akan tetapi, saham preferen umumnya tidak mempunyai hak veto seperti yang
dimiliki oleh saham biasa. Saham preferen akan dibahas teriebih dahulu diikuti oleh saham
biasa.

2.9 Jenis-jenis Saham


Suatu perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham
preferen.
1. Saham Preferen

12
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara
obligasi dan saham biasa. Beberapa karakteristik dari saham preferen adalah sebagai
berikut ini.
1) Preferen terhadap Dividen
a. Hak preferen terhadap dividen merupakan hak untuk menerima
dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham
biasa.
b. Hak dividen kumulatip merupakan hak kepada pemegang saham
preferen untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang
belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima
dividennya. Dividen-dividen periode lalu yang belum dibagikan
dan akan dibagikan nanti dalam bentuk dividen kumulatip disebut
dengan dividens in arrears.
2) Hak preferen pada waktu likuidasi merupakan hak saham preferen untuk
mendapatkan terlebih dahulu aktiva perusahaan dibandingkan dengan
saham biasa pada saat terjadi likuidasi.

Macam Saham Preferen


1) Convertible Preferred Stock
Convertible Preferred Stock adalah saham preferen yang dapat
dikonversikan menjadi saham biasa. Untuk menarik minat investor
menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambahkan bentuk di
dalamnya yang memungkinkan pemegang saham preferen menukar
sahamnya dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang telah
ditentukan.
2) Collable Preferred Stock
Collable Preferred Stock adalah saham preferen yang memberikan hak
kepada perusahaan yang menerbitkan saham preferen untuk membeli
kembali saham preferen tersebut pada waktu dan nilai tertentu. Dalam
membeli kembali saham preferen, biasanya harga tebusan untuk membeli
kembali saham preferen tersebut lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.
3) Floating atau Adjusted-rate Preferred Stock (ARP)
Adjusted-rate Preferred Stock adalah saham preferen yang menetapkan
sistem pembayaran dividen tidak selalu tetap, dan besar kecilnya dividen
yang dibayarkan ditetapkan pada tingkat suku bunga tertentu, misalnya di

13
Amerika Serikat dengan menggunakan patokan harga yang mengacu pada
harga yang terjadi pada tingkat suku bunga dan harga perdagangan T-bill.
Saham preferen jenis ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat
yang dikenalkan pada tahun 1982.
2. Saham Biasa
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya
dalam bentuk saham biasa (common stock). Pemegang saham adalah pemilik dari
perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi
perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa
hak. Beberapa hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa adalah hak kontrol, hak
menerima pembagian keuntungan, hak preemptive dan hak klaim sisa.
1) Hak Kontrol merupakan hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan
perusahaan. Ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol
siapa yang akan memimpin perusahaannya.
2) Hak Menerima Pembagian Keuntungan merupakan hak pemegang saham biasa
untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba
dibagikan, sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba
yang ditahan ini (retained earnings) merupakan sumber dana intern perusahaan.
Laba yang tidak ditahan dibagikan dalam bentuk dividen.
3) Hak Preemptive (preemptive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentasi
pemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika
perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham, maka jumlah saham yang
beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan pemegang saham
yang lama akan turun. Hak preemptive memberi prioritas kepada pemegang saham
lama untuk membeli tambahan saham yang baru, sehingga persentase
pemilikannya tidak berubah.

3. Saham Treasuri
Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah
pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk
tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. Perusahaan emiten membeli
kembali saham beredar sebagai saham treasuri dengan alasan-alasan sebagai berikut
ini :
1) Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan
di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham
14
2) Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan
nilai pasarnya
3) Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai
perusahaan lain
4) Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikan laba
perlembarnya
5) Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah
saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat (hostile
takeover).

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
1. Pasar modal adalah instrumen keuangan yang memperjual belikan surat-surat berharga
berupa obligasi dan equitas atau saham untuk jangka panjang yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan swasta, dan kegiatannya dilaksanakan di bursa dimana
tempat bertemunya para pialang yang mewakili investor.
2. Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama adalah
periode jaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan tahun didirikannya pasar modal
yang pertama. Periode kedua adalah periode orde lama yang dimulai pada tahun 1952.
Periode ketiga adalah periode orde baru dengan diaktifkannya kembali pasar modal pada
tahun 1977. Periode keempat dimulai tahun 1988 adalah periode bangunnya pasar modal
dari tidur yang panjang. Periode kelima adalah periode otomatisasi pasar modal mulai
tahun 1995. Periode keenam adalah periode krisis moneter mulai bulan Agustus 1997.
3. Untuk melindungi investor dari praktek-praktek tidak sehat di pasar saham, pasar ini perlu
diregulasi untuk kepentingan publik, melalui Keputusan Presiden, departemen keuangan
Indonesia mendirikan BAdan PElaksana PAsar Modal (BAPEPAM).
4. Prosedur Pendaftaran Sekuritas Di BEI
1) Persiapan Untuk Going Public
2) Registrasi di BAPEPAM
3) Pencatatan di Bursa
4) Pelaporan yang diwajibkan
5. Transaksi perdagangan di BEI menggunakan order- driven market system dan sistem
lelang kontinyu (continous auction system).
6. Indeks Pasar Modal adalah suatu indeks yang diperlukan sebagai sebuah indicator untuk
mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas.
7. Setelah transaksi perdagangan terjadi di lantai bursa, pekerjaan yang panjang di belakang
bursa masih menunggu setelahnya. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan administrasi,
pembayaran dan penerbitan sertifikat kepemilikan.
8. Suatu perusahaan dapat menerbitkan 2 jenis saham, yaitu saham biasa dan saham
preferen. Dimana saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan
antara obligasi dan saham biasa. Disamping itu ada saham treasuri (treasury stock) yang

16
artinya saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang
kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan
sebagai treasuri.

17

You might also like