Professional Documents
Culture Documents
(Skripsi)
Oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA PERALATAN MEDIS
RUANG OPERASI DI RUMAH SAKIT
BANDAR LAMPUNG
Oleh
FAIRUZ NABILA AFIA
Skripsi
Pada
Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
BY
OLEH
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 April 1995, sebagai anak keempat
dari empat bersaudara. Penulis merupakan anak dari bapak dr. Asiri Miharlan
pada tahun 2001. Pendidikan Sekolah Dasar penulis dijalani di SD Negeri Jati
Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Jakarta serta dapat diselesaikan pada tahun
Lampung. Penulis tercatat sebagai kardiak FSI Ibnu Sina periode 2014-2015 dan
sebagai anggota kaderisasi FSI Ibnu Sina periode 2015-2017. Selain itu, penulis
juga menjadi EA BEM FK Unila tahun 2014, serta menjadi Kepala Dinas Kajian
dan Strategi BEM FK Unila tahun 2015-2017. Organisasi lain yang diikuti
penulis adalah PMPATD Pakis Rescue Team dengan menjadi anggota muda
pada tahun 2014 dan menjadi anggota Divisi Satuan dan Logistik pada tahun
2015-2016.
Sebuah karya sederhana yang kupersembahkan
untuk Ibu, Bapak, Kakak-kakak, Sahabat
serta Keluargaku tercinta
i
SANWACANA
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
berkat rahmat dan ridho-Nya maka skripsi dengan judul “Identifikasi bakteri
pada peralatan medis di ruang operasi Rumah sakit A di Bandar Lampung” dapat
diselesaikan.
Selama proses penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak sekali bantuan,
saran, bimbingan, masukan, serta kritikan dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini dengan segenap kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M. Kes., Sp. PA., selaku Dekan Fakultas
dan atas segalanya yang dapat membangun saya selama penyusunan skripsi
ini;
4. Dr. dr. Susianti, S.Ked., M.Sc selaku Pembimbing Kedua yang telah
ii
bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, nasihat, saran,
5. Prof. Dr. dr. Efrida Warganegara, S.Ked., M.Kes., Sp.MK., selaku Penguji
6. dr. Merry Indah Sari, M.Med, Ed, sebagai Pembimbing Akademik sejak
7. Kami juga berterima kasih kepada Fahma Azizah, Natasya Hayatillah yang
telah bersedia ikut serta dalam penelitian ini dengan memberikan darahnya
Romi dan Mbak Eka, atas seluruh bantuan serta bimbingan selama
pelaksanaan penelitian ini. Terima kasih atas ilmu yang selalu kalian
Lampung atas ilmu dan waktu yang telah diberikan selama perkuliahan;
10. Terima kasih untuk Ibu (dr. Ina Ichtiat Suhita) dan Bapak (dr. Asiri
nasihat serta setiap doa yang telah dipanjatkan selama ini. Terima kasih atas
perjuangan kalian yang telah memberikan bekal terbaik untukku, baik dalam
11. Terima kasih kepada ketiga kakakku (M. Iqbal Harist, M. Chairul Fachry
dan Fitrya Atika C) atas doa, dukungan, motivasi dan semangat yang telah
iii
diberikan selama ini;
Astarin U, Ocsi Zara Z, Tiffany Dinda, Ade T, Sarah Nabila, Sekar Mentari,
Vermitia atas segala doa, perhatian, dukungan serta semangat yang telah
13. Terima kasih kepada teman seatap, Muty H atas doa, bantuan serta semangat
selama ini;
14. Terima kasih untuk keluarga besar Kastrad Helimawati, M. Haikal, Redy B,
Dinda A, Mufid, Rachmi, Achisna, Wulan, Sulhan, atas doa, dukungan dan
15. Terima kasih kepada teman seperjuangan lab Iffat Taqiyah, Lulu Wilda,
Terima kasih untuk doa, waktu, tenaga dan seluruh dukungan serta semangat
16. Teman-teman CRAN14L yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Terima kasih atas suka, duka dan kebersamaan selama 3,5 tahun, semoga
kita dapat menjadi dokter yang baik dan berguna bagi masyarakat;
17. Semua yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa saya
sebutkan satu per satu, terima kasih atas doa dan dukungan kalian.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam skripsi ini dan
masih jauh dari sempurna. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat serta
iv
dapat memberikan informasi ataupun pengetahuan bagi pembacanya. Akhir
kata, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan. Terima kasih.
Penulis,
v
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum ...................................................................................... 4
1.3.2. Tujuan Khusus...................................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
vi
3.8 Analisis Data ................................................................................................ 61
3.8.1 Pengolahan Data Kuantitatif .............................................................. 61
3.8.2 Deskriptif Univariat............................................................................ 61
3.9 Etika Penelitian ............................................................................................ 61
3.10Alur Penelitian ............................................................................................. 62
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
6. Clamp ................................................................................................................ 13
7. Doek clamp........................................................................................................ 14
8. Koorntang. ........................................................................................................ 14
ix
19. Splinter Forceps .............................................................................................. 20
22 Probes .............................................................................................................. 22
25. Trocar.............................................................................................................. 24
26 Morfologi Bakteri............................................................................................. 31
27 Kerangka Teori................................................................................................. 45
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
penularan antara lain ialah kamar operasi. Kamar operasi adalah fasilitas yang
Central Steril Supply Department (CSSD) atau instalasi pusat sterilisasi ialah
(Depkes, 2009).
bentuk kehidupan mikroba, spora dan bakteri patogen yang mungkin ada
pada peralatan medis yang dipakai sehingga tercipta kondisi steril, untuk
2
konsekuensi serius dan penambahan biaya yang tidak sedikit seperti infeksi
Infeksi luka operasi adalah infeksi yang terjadi pada pasien paska
penyembuhan luka. Survei dari WHO mengenai angka kejadian infeksi luka
operasi berkisar antara 5% sampai 34% (Yuwono, 2013). Infeksi luka operasi
ialah jenis infeksi yang paling sering terjadi di negara berkembang, menurut
literatur, kejadian infeksi luka operasi berkisar antara 1,2-23,6 per 100
tindakan operasi (Ducel, Fabry, Nicolle, 2002). Kejadian ILO pada pasien
ruang dan fasilitas yang tersedia untuk keperluan operasi), bahan dan alat-alat
operasi, serta anggota tim operasi. Untuk melindungi dan mencegah agar alat-
alat tidak terkontaminasi bakteri, usaha yang diperlukan antara lain ialah
orang yang terlibat dalam pelaksanaan operasi, serta pasien sesuai dengan
Ardiansyah, 2012). Infeksi luka operasi juga dapat disebabkan oleh bakteri
Terjadinya infeksi luka operasi merupakan masalah yang serius, karena hal
ini dapat berpengaruh pada kepentingan klinis dan gejala yang lebih serius,
al., 2014). Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mencari tahu ada atau tidaknya bakteri pada alat-alat operasi yang seharusnya
masalah pada penelitian yaitu apakah terdapat bakteri pada peralatan medis di
meneliti bakteri pada alat-alat bedah yang dipakai untuk operasi yang
pengklasifikasian bakteri.
5
3. Bagi Pendidikan
operasi
operasi ialah jenis, jumlah, kebersihan atau sterilitas, tata letak dan
1. Scalpel
Scalpel adalah alat untuk mengiris jaringan yang terdiri dari batang
scalpel dan pisau scalpel (blade). Pada awalnya antara batang dan
scalpel blade no. 9- 17, no. 40 dan no. 10 A. Scalple handle yang
tersendiri, misalnya:
a. Fistula knife
b. Cone knife
c. Dura knife
d. Trigeminal knife
e. Myomatome
f. Resection knife
g. Miniscus knife
A B
2. Gunting
a. Gunting operasi
tajam-tumpul)
b. Ligature Scissores
1) Spencer
2) Littauer
3) Northbent
(Hartiningsih, 2014)
c. Gunting Pembalut
1) Lister
2) Knowles
3. Forceps
Forceps adalah alat yang terdiri dari dua keping yang saling
a. Klem
dibedakan menjadi:
1) Arterie-clamp
ada dua yaitu lurus dan bengkok, dan berdasarkan pola alur
dibagi lima:
jaringan;
dan jaringan;
1985).
2) Bulldog-clamp
a) Dieffenbach;
b) John Hopkins;
3) Doek-clamp
b. Tang
tang tersebut:
1) Korentang
2) Steriliseer-Tang
3) Tong-Tang
4) Kogel-Tang
5) Suture Forceps
(Hartingsih, 2014).
c. Pinset
luka, juga untuk memegang jarum jahit waktu menjahit tepi luka
(Madeveryday, 2016).
3) Vulsellum Forceps
4) Alligator Forceps
5) Splinter Forceps
(Hartono, 1985).
6) Pinset Agrave
diantaranya:
i. Michel
ii. Hagenbart
iii. Farkas
4. Neddle Holder
5. Probes
Probes atau dikenal dengan sonde ialah alat yang digunakan untuk
a. Knopsonde
6. Dilators
7. Refractor
8. Trocar
Dari delapan jenis alat operasi yang telah dijelaskan, terdapat empat jenis
alat operasi yang paling sering terkontaminasi bakteri yaitu tissue forceps
operasi jika terjadi perdarahan, clamp doek untuk memfiksasi doek saat
Oleh karena penggunaan dari kelima alat yang paling sering kontak
mikroba dan endotoksin. Selain itu kontaminasi dari kelima alat ini juga
terkontaminasi dapat berasal dari flora normal yang terdapat pada tubuh
pasien, misal flora normal pada kulit pasien. Ditemukan juga study
disebut suction, refractor alat yang digunakan untuk membuka luka agar
lebih jelas terbuka dan alat-alat yang digunakan untuk memotong tulang
terkadang masih adanya sisa-sia darah, cairan dan debris yang tertinggal
Bakteri ialah bagian dari mikroorganisme, atau makhluk jasad renik yang
hidung, rongga telinga luar, rongga mulut, dan tenggorokan serta permukaan
bagian dalam tubuh, misalnya pada saluran cerna bagian bawah seperti kolon
bakteri, virus, dan jamur. Secara garis besar bakteri yang hidup di alam terbagi
atas bakteri yang membutuhkan dan tidak membutuhkan oksigen dan gas-gas
prokariot, ukurannya sangat kecil berkisar 0,5-5 μm dan tidak dapat dilihat
membran inti sehingga materi genetik yang terkandung di dalam inti tidak
30,4%, dan Coliform 13%. Menurut Yezli, Barbut dan Otter (2014) ditemukan
coagulase negative Stphaylococci: yang paling banyak dari grup ini ialah
aerogenusa.
1. Staphylococcus aureus
Rosenbach karena pada biakan murni koloni bakteri ini memiliki pigmen
asam teikoat. Metabolisme dapat dilakukan secara aerob dan anaerob (Dewi,
2013).
hidung, kulit, dan vagina. Bakteri ini biasa menjadi patogen nasokomial
menyebabkan luka lepuh sindrom dan luka abses pada sebagian besar tubuh.
Bakteri ini dikenal sebagai suatu penyebab peyakit dan menjadi patogen
utama terkait dengan infeksi, baik itu yang didapat di rumah sakit maupun
khas dari infeksi Stapylococcus sp. Dari fokus ini kuman akan menyebar ke
bagian tubuh lain melewati pembuluh getah bening dan pembuluh darah,
sehingga peradangan dari vena dan trombosis pun merupakan hal yang
a. Katalase
Katalase adalah enzim yang berperan pada daya tahan bakteri terhadap
b. Koagulase
c. Hemolisin
sekitar koloni S. aureus pada medium blood agar. Toksin ini dapat
dari hewan, yang menyebabkan lisis pada sel darah merah domba dan
sel darah merah manusia dan kelinci, tetapi efek lisisnya kurang
Bakteri ini tahan dengan larutan pembersih, agen antimikroba, dan dapat
al., 2010).
2. Staphylococcus epidermidis
Bakteri ini adalah bakteri gram positif dan termasuk staphylococcus dengan
koagulase negatif. Sebagian besar bakteri ini adalah flora normal pada kulit
3. Pseudomonas aeruginosa
di antara spesies Pseudomonas yang lain (Dani, 2007). Bakteri ini masih
traktus urinarius, 8% infeksi luka operasi, dan 10% infeksi dalam aliran
aliran udara, air, tangan tercemar, penanganan alat-alat yang tidak steril di
31
bujursangkar;
32
bakteri, salah satu tekniknya ialah pewarnaan gram dan uji biokimia.
sel, ukuran, dan susunan dari bakteri itu sendiri. Tes ini biasanya
Dharma, 2016).
34
2. Uji Biokimia
amino dan sakarida. Hasil dari uji ini digunakan untuk pencirian
b. Media Bakteri
media yang berisi zat hara sebagai sumber karbon, biakan berisi air,
bagian, yaitu media cair, semi padat, padat (Brooks, Carroll, Butel,
et al., 2010).
Beda utama dari ketiga media adalah ada tidaknya bahan pemadat.
(NA), Blood Agar Plate (BAP), Mac Conkey Agar Plate (MAC)
merupakan asam amino dan peptida rantai panjang. Dalam hal ini
Ada tiga jenis hemolisis yaitu beta hemolisis, alfa hemolisis, dan
et al, 2010).
2.3 Sterilisasi
Sterilisasi ialah proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
dapat dilakukan dengan proses kimia ataupun fisika (Depkes, 2009). Semakin
alat, memastikan produk akhir dinyatakan sudah steril dan aman digunakaan
(Depkes, 2007):
alat harus memakai alat pelindung diri untuk mencegah kontak dengan
pembersihannya, berupa:
penguapan supaya kotoran tidak cepat mengering karena akan sulit untuk
memudahkan proses.
memisahkan peralatan pakai ulang dari limbah atau buangan dari tempat
pemakaian, alat-alat harus dibongkar jika dirakit dari satu komponen dan
c. Alat-alat yang tidak dipakai dan tidak dibuka saat operasi dikembalikan
didistribusikan kembali.
41
dahulu.
partikel yang kelihatan dan hampir yang tidak kelihatan, dan menyiapkan
alat-alat agar aman untuk proses disinfeksi dan sterilisasi. Mencuci dapat
Proses membilas ialah membongkar, jika dirakit lebih dari satu komponen
dibilas bersih, kemudian mulai merendam dalam air pada suhu 20oC-43o C
selama 20 menit atau dalam produk enzim yang dapat melepaskan darah dan
zat-zat protein lainnya untuk mencegah terjadinya koagulasi darah pada alat
dan juga membantu menghilangkan protein. Atau dapat juga dengan cara
4. Mencuci pada semua alat-alat pakai ulang hingga benar benar sebelum
karena itu maka bahan pencuci haruslah sesuai dengan bahan, alat dan
metoda mencuci yang mengikuti prosedur agar kerusakan pada alat yang
akan dicuci tidak terjadi seperti tipe bahan pencuci yang dipakai bergantung
pada tipe kotoran yang ada, pada umunya protein lebih mudah dihilangkan
dengan detergen yang bersifat basa. Sedangkan garam mineral lebih mudah
kandungan kadar garam mineral pada air, jika kandungan garam mineral
42
sedikit maka gunakan sedikit detergen, dan gunakan lebih banyak detergen
sebagi berikut:
1) Beberapa macam alat atau instrumen yang lembut atau rumit. Dicuci
dengan sikat yang diameternya tepat, juga sikat dengan disinfeksi atau
disterilkan setiap hari. Dibilas dengan air keran yang mengalir dengan
dengan air deionisasi atau air suling. Setelah dicuci dan dibilas,
atau disterilkan.
mesin cuci terdapat dua macam, yaitu ada yang dapat yang dapat
metode sterilisasi:
1. Fisis
a. Pemanasan
dan tindalisasi
b. Penyinaran
2. Mekanik
3. Kimiawi
2011)
45
Adapun kerangka teori dari penelitian ini dijelaskan pada Gambar 27.
Ruang Operasi
Perendaman alat-
Alat-alat operasi alat yang telah
digunakan
Pencucian
peralatan atau
pakai ulang
Pengeringan alat
Inspeksi dan
pengemasan alat
Memberi label
alat (isi, cara
sterilisasi,tanggal
sterilisasi)
Sterilisasi
Penyimpanan Kontaminasi
bakteri
Distribusi
Keterangan:
Identifikasi
= tidak diteliti bakteri
= diteliti
= mengalami proses
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini dijelaskan pada Gambar 28.
Variabel Independen
Alat operasi:
Guntimg mayo
Gunting instrumen
Needle holder no.14
Pinset anatomis Variabel Dependen
Penser no.14
Kanula suction
Kom Bakteri di alat operasi:
Scalple no.3 - Ada atau tidaknya
Pean lurus bakteri
Kocher - Persentase bakteri
Ailis clamp - Spesies bakteri
Doek clamp
Babcock clamp
Pinset sirurgis no.14
Refractor abdomen
Refractor abdomen dalam
Refractor Langback
Refractor Hard gigi
Refractor
Kuret
Pean bengkok no.16
Kocher no.16
Needle holder no.16
Penser no.18
Pinset sirurgis no.18
Scalple no.4
Pean lurus no.14
sebanyak dua kali pada tanggal 19 Desember 2017 dan 22 Januari 2018.
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria eksklusi
n =
Keterangan::
operasi (89%)
n = jumlah sampel
Variabel penelitian adalah bakteri pada alat bedah di ruang operasi salah satu
1. Sarung tangan
3. Kertas label
4. Cawan petri
6. Tabung reaksi
7. Tabung Erlenmeyer
8. Gelas kimia
14. Autoklaf
15. Mikroskop
16. Inkubator
1. Alkohol 70%
2. Nutrient broth
7. Akuades
1. Sterilisasi Alat
a. Bungkus alat yang ingin di sterilkan dengan kertas HVS dan masukan
c. Aturlah suhu sebesar 121oC, dengan tekanan 1 atm dan aturlah waktu
e. Tarik tuas power sampai ketitik on lalu tekan tombol on, apabila lampu
f. Setelah alarm berbunyi maka maka tarik tuas power hingga ke titik off
a. Sewaktu bekerja sebaiknya jauh dari jendela yang terbuka, pintu yang
b. Pastikan meja untuk mengambil sampel bersih dan steril, atau usap
digunakan.
c. Semua peralatan yang digunakan harus steril dan semua sampel saat
e. Telah siap dengan semua alat dan bahan yang dibutuhkan, jangan
cadangannya.
f. Cuci tangan sampai ke siku sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan
desinfektan atau sabun bila tidak ada desinfektan. Cuci tangan dapat
g. Pakai sarung tangan lateks, baju operasi, masker dan penutup kepala
i. Selalu bekerja dekat dengan api bunsen, membakar mulut atau tepi
sebentar
kapas dari media NB. Tutup kembali media dengan kapas, sebelum
dekat dengan api bunsen. Ulangi prosedur swab ini pada semua
sampel
o. Hasil inkubasi diamati dan koloni bakteri yang tumbuh dihitung dan
dicatat.
4. Pewarnaan Gram
f. Isolat bakteri diambil dengan jarum ose secara aseptis dan dioles tipis
berlebihan
lalu di cuci secara perlahan dengan akuades dari botol selama lima detik
i. Kemudian gelas objek yang sudah terlihat berwarna biru ditetesi dengan
larutan iodin, dibiarkan selama 1-2 menit dalam suhu ruangan, lalu
aktivitas dekolorisasi
satu menit, kemudian dibilas dengan air secara perlahan selama lima
m. Setelah itu diamati dibawah mikroskop untuk melihat bentuk sel dan
Penanaman yang dilakukan pada agar Mac Conkey dan blood agar. Gram
positif ditanam pada Blood agar dan gram negatif ditanam pada agar Mac
Conkey Setelah itu diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam lalu
6. Uji Biokimia
a. TSIA
Penanaman pada media TSIA yang berisi ekstrak daging, ekstrak yeast,
sulfur dan phenol red sebagai indicator pH. Pada media ini biasa
57
kemudian didinginkan
2) Ambil spesimen bakteri dari agar Mac Conkey. Lalu ditanam pada
media TSIA dengan cara menusuk ose sampai kedasar tabung dan di
biru. Bakteri yang bisa tumbuh pada media ini ialah Enterobacteriaceae
kemudian didinginkan
2) Ambil biakan bakteri di agar Mac conkey lalu ditanam pada media
Media SIM ialah media semi solid yang mengandung agar 0,2-0,4%,
kasein, zat besi dan sulfur yang terbentuk dari sodium thiosulfate.
Tujuan tes ini untuk mengetahui gerak/motilitas bakteri dari bakteri, uji
menunjukan adanya motilitas bakteri, pada uji indol hasil positif jika
terbentuknya cincin merah pada bagian atas media dan adanya warna
1) Dengan ose yang sudah steril, diambil koloni dari biakan Mc.
2) Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Liat hasil positif bila
d. Uji Gula-Gula
sukrosa. Dalam medium ini juga terdiri dari air pepton, jenis gula
tertentu yang telah disebutkan dan phenol red sebagai indikator pH.
kemudian didinginkan
2) Ambil biakan bakteri pada agar Mac conkey lalu dimasukan secara
e. Uji Katalase
2) Lalu menambahkan 2-3 tetes suspensi isolat koloni bakteri pada kaca
objek tersebut
f. Uji koagulase
Uji koagulase dengan metode uji slide. Uji slide digunakan untuk
granuler.
phenol red akan berwarna kuning pada pH dibawah 6,8 dan akan
keperluan analisis
Penelitian ini telah mendapatkan Ethical Clearence dari Komisi Etik Fakultas
- Katalase - TSIA
- Koagulase - Sitrat
- MSA - SIM
- Gula-gula
5.1. Simpulan
5.2. Saran
jamur.
area autoclave
operasi.
9. Memilih mencuci alat lebih baik dengan mesin manual, bukan dengan
Arminsih WR. 2008. Efektivitas sterilisasi dan disinfeksi kamar operasi dan
ruang UGD di Rumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok [Tesis].
Jakarta: Universitas Indonesia
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. 2010. Jawetz,
Melnick, & Adelberg Mikrobiologi kedokteran. Jakarta: EGC.
Dewi AK. 2013. Isolasi, identifikasi dan uji sensitivitas Staphylococcus aureus
terhadap amoxicillin dari sampel satu kambing peranakan ettawa (PE)
penderita mastitis di wilayah Grimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta. JSV
31(2): 138-50.
Haryanti L, Pudjiadi AH, Ifran EKB, Thayeb A. 2013. Prevalens dan faktor
risiko infeksi luka operasi pasca-bedah. Sari Pediatri. 15(4):207–12.
King ML. 2017. Surgical site infection event. USA: Centers for Disease
Control and Prevention.
Lipscomb IP, Sihota AK, Keevil CW. 2006. Comparative study of surgical
instruments from sterile-service departments for presence of residual
gram-negative endotoxin and proteinaceous deposits. Journal of
clinical microbiology. 44(10): 1-6
Marsaoly SFA. 2016. Infeksi luka operasi pada pasien post operasi di bangsal
bedah RS PKU Muhammadiyah Bantul [Skripsi]. Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tosh Pk, Disbot M, Duffy JM, Boom ML, Heseltine G, Srinivasan A et al. .
2011. Outbreak of Pseudomonas aerogenusa Surgical Site Infection
after Arthrospic Procedur: Texas. Infection Control and Hospital
Epidemiology. 32(12): 1179-86.
Yuwono. 2013. Pengaruh beberapa faktor risiko terhadap kejadian surgical site
infection ( ssi ) pada pasien laparotomi emergensi. Jmj. 1(1),:6–26.