Professional Documents
Culture Documents
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini
dibuat untuk melengkapi syarat dan kelengkapannya yang terdapat pada
Laboratorium Teknologi Mekanik, Departemen Teknik Mesin, Universitas
Sumatera Utara.
Muhammad Fadhil
NIM. 140401110
i
DAFTAR ISI
ii
2.6 Temperatur Pemotongan dan Keausan Mata Pahat ................ …………25
2.7 Umur Pahat ............................................................................................. 26
2.8 Material Pahat dan Sistem Kelengkapan Pahat ...................................... 27
2.8.1 Material pahat ...................................................................................... 27
2.8.2 Petunjuk pemilihan mata pahat ............................................................ 29
2.9 Cairan Pendingin .................................................................................. 30
2.9.1 Jenis – Jenis cairan pendingin .............................................................. 30
2.9.2 Pemilihan dan pemakaiancairan pendingin ......................................... 31
BAB III ALAT DAN BAHAN............................................................................ 33
3.1 Alat……………… ................................................................................. 33
3.2 Bahan ...................................................................................................... 35
BAB IV METODOLOGI PRAKTIKUM ......................................................... 36
BAB VANALISA HASIL PRAKTIKUM ......................................................... 37
5.1 Analisa Hasil Praktikum……………… ................................................. 37
5.2 Perhitungan Persen Ralat………………................................................ 37
5.3 Penyebab Persen Ralat yang Tinggi……………… ............................... 37
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 40
6.1 Kesimpulan……………… ..................................................................... 40
6.2 Saran……………… ............................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 41
iii
DAFTAR GAMBAR
DEFINED.4
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
Manfaat yang dapat kita dapatkan dalam praktek pada seksi gerinda ialah
bagaimana kita mengoprasikan mesin dan bagaimana kita menggunakan mesin
tersebut dan didalam laporan ini juga terdapat langkah kerja gerinda agar dapat
membantu mahasiswa untuk bekerja pada seksi tersebut.
1
4. Agar setiap mahasiswa teknik mesin dapat mengetahui dari jenis-jenis alat
dan bahan yang digunakan dalam parktikum mesin gerinda.
5. Agar setiap mahasiswa teknik mesin tebiasa dalam pembuatan setiap
laporan.
KATA PENGANTAR
Kata pengantar berisi ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Serta
kepada orang yang telah membantu penulis.
DAFTAR ISI
Daftar isi berisi tentang informasi halaman, bab, dan sub bab yang berada
didalam laporan ini.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan
praktikum,manfaat praktikum, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan tentang dasar – dasar praktikum yang didapat dan referensi –
referensi luar dari berbagai sumber.
2
BAB III ALAT DAN BAHAN
Berisi tentang alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
BAB IV METODOLOGI PRAKTIKUM
Berisi tentang langkah-langkah pembuatan benda kerja yang
meliputi peralatan dan bahan bakunya serta tahapan
pengerjaannya.
BAB V ANALISA HASIL PRAKTIKUM
Berisi tentang analisa hasil dari praktikum.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang inti dari praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang sumber data teori dalam penulisan laporan.
LAMPIRAN
Berisi tentang hasil dokumentasi selama praktikum berlangsung.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5. Tekan dengan perlahan pada saat roda gerinda berputar, hingga benda jadi
terpotong.
2. Penggerindaan Basah
Penggerindaan basah merupakan suatu proses penggerindaan yang
mengguanakan cairan pendingin. Biasanya pada penggerindaan basah digunakan
untuk pengasahan pahat bubut yang tip pahatnya berasal dari bahan karbid. Hal
ini dilakukan agar tip pahat karbid tidak mudah gosong. Pada penggerindaan
basah biasanya dipasang alat bantu semacam penutup pada batu gerinda agar chip
yang keluar tidak berceceran kemana-mana. Beberapa akibat dari penggerindaan
kering antara lain :
a. Suhu pengerjaan yang terjadi menjadi lebih rendah.
b. Chip atau debu yang dihasilkan tidak beterbangan.
5
c. Batu gerinda cepat habis.
d. Perlu biaya tambahan untuk pendinginnya.
- Power Transmission
Power Transmission gerinda dilindungi oleh pelindung tetap sebagai
peredamgetaran. Power Transmission gerinda berupa spindle.
- Point Of Operation
Point Of Operation gerinda ini merupakan bagian mesin yang dirancang untuk
mengasah atau rnengikis benda kerja.
6
- Pelindung yang Dapat Diatur
Pelindung ini adalah safety glass, di mana dirancang untuk melindung bagian atas
badan pekerja seperti bagian wajah dari percikan api.
- Heavy wheel guard
Heavy wheel guard bertujuan untuk melindung gerinda pada saat berputar dan
merupakan pelindung tetap.
- Meja Benda
Meja benda bertujuan untuk mengontrol benda pada saat penggerindaan dan
mempengaruhi hasil dan penggerindaan.
- Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini
digunakan untuk menggerinda benda-benda dengan permukaan rata dan
menyudut.
- Mesin gerinda datar horizontal dengan gerakan meja berputar. Mesin jenis ini
digunakan untuk menggerinda permukaan rata poros.
- Mesin gerinda datar vertikal dengan gerakan meja bolak-balik. Mesin ini
digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan rata dan lebar
serta menyudut.
- Mesin gerinda datar vertikal dengan meja berputar, fungsi mesin ini sama
dengan mesin gerinda datar horizontal meja bolak-balik.
7
Bagian-bagian utama mesin gerinda datar:
Keterangan:
8
3. Mesin gerinda silindris universal
4. Mesin gerinda silindris luar tanpa senter
Keterangan:
9
lain-lain. Juga digunakan memperhalus (finishing) bentuk silinder, taper, internal,
dan surface dari benda kerja yang mengharuskan ketelitian. Mesin gerinda ini
dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pisau frais, reamer,
dan sejenisnya. Perlengkapan mesinnya untuk pengasahan dapat diputa-putar
atau digeser sesuai dengan bentuk benda kerja yang diasah. Batu gerinda pada
waktu pengasahan digerakkan dengan tangan melalui handelnya secara bolak-
balik. Benda kerjaq diputar dengan tangan melalui perlengkapan penjepitnya.
2. Mesin gerinda untuk pengasahan perkakas potong seperti pahat potong
mesin bubut dan pengasahan mata bor.Benda kerjanya didorong ke arah batu
gerinda yang berputar. Mesinnya tidak mempunyai meja, diganti dengan
perlengkapan lainyang dapat digeser derajatnya sesuai dengan sudut-sudut
pada benda kerja yang diasah.
10
gerinda ini merupakan mesin yang serba guna karena dapat digunakan untuk
menggerinda atau memotong benda logam, kayu, bahan bangunan, kaca dan
juga dapat digunakan untuk memoles mobil.
D. Mesin gerinda horizontal
Mesin gerinda ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan bidang
rata. Benda kerja dijepit pada meja yang dapat bergerak lurus bolak-balik
secara otomatis atau dengan gerakan tangan. Roda gerinda dapat digerakkan
melintang meja dan naik turun.
11
Gambar 2. 4 Proses Permesinan
(http://desainmanufaktur.bayuwiro.net/index.php/2015/12/02/klasifikasi-mesin-
perkakas/)
12
Gambar 2. 5 Mata Gerinda Asah
(http://histeel.co.id/blog/mengenal-jenis-mata-gerinda-serta-fungsinya)
13
3. Mata Batu Gerinda Potong ( Cutting Wheel )
Sesuai dengan namanya, mata batu ini berfungsi untuk melakukan
pemotongan pada media logam, baik untuk besi mildsteel, baja, hingga stainless
steel, tentunya dengan menyesuaikan spesifikasi pada produk tersebut.
14
5. Ampelas Gerinda
Ampelas gerinda ini memiliki dua jenis yaitu Ampelas Gerinda Susun
( Flap Disc ) dan Ampelas Gerinda Datar ( Fibre Disc ). Fungsi dari alat ini yaitu
untuk mengikis permukaan, baik pada permukaan logam maupun pada permukaan
kayu yang bertujuan untuk menghasikan finishing permukaan yang rata dan halus.
15
7. Gerinda Tembok ( Diamond Turbo Wheel )
Fungsi dari gerinda ini adalah sebagai pengikis pada bidang permukaan
semen, tembok, dan marble/granit yang bertujuan untuk menghasilkan permukaan
yang rata dan untuk meratakan serta mengikia sisi dari granit untuk menciptakan
lekukan sesuai pola yang diinginkan.
16
9. Mata Gerinda Asah Spons ( Grinding Wheel Sponge )
Mata gerinda asah spons memiliki fungsi yaitu, untuk menghaluskan dan
mengkilapkan permukaan pada batu marmer/granit.
17
Roda gerinda lunak. memiliki prosentase perekat sedikit, sehingga memiliki
sifat mudah untuk melepaskan butiran di bawah tekanan pemotongan
tertentu. Penggunaannya untuk menggerinda material yang keras.
Roda gerinda keras. memiliki prosentase jumlah perekat besar. Sehingga
memilki sifat sulit untuk melepaskan butiran pada tekanan pemotongan
tertentu. Penggunaannya untuk menggerinda material yang lunak.
Tingat kekerasan batu gerinda selain ditentukan oleh jumlah perekat, juga
ditentukan oleh jenis perekat yang digunakan.
18
1 atau 2 huruf berikutnya menyatakan jenis perekatan yang digunakan, yang
umum digunakan adalah :
o B : menyatakan Resinoid, atau perekatan menggunakan bahan resin
o BF : menyatakan Resinoid Reinforced, atau perekatan menggunakan
bahan resin yang diperkuat
o V : menyatakan Vitrified, atau perekatan dengan memanaskan material
hingga titik cair
o S : menyatakan Sillicate, atau perekatan menggunakan bahan silika
Sebagai contoh, kita ambil kode A24SBF, yang merupakan spesifikasi dari
batu gerinda tangan Nippon Resibon, dengan kode produk BT045.
19
2.3.5 Fungsi Batu Gerinda
1. Silicon Carvida (SiC): Ada dua macam batu gerinda dengan bahan Silicon
carbe yaitu :Green grit (warna hijau ) untuk menggerinda bahan cemented
carbide atau bahan keras lainnya dan Black Grit (warna hitam ) Untuk
menggerinda besi tuang dan logam paduan non ferro
20
Pahat bubut muka memilki sudut baji 55º, pada umumnya digunakan
untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya
dapat dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga
dapat dimulai dari titik senter ke arah luar benda kerja tergantung arah
putaran mesinnya.
d. Pahat bubut ulir
Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang
akan dibuat, sudut puncak 55° adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort.
Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya
dibuat 60°.
e. Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macam-
macam pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur
atau ukuran clip.
2. Penggunaan pahat bubut luar
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa salahsatu alat potong yang sering
digunakan pada proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis dan bahan
pahat ada bermacam-macam yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.
Prosesnya adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar sedangkan
pahatnya bergerak memanjang, melintang atau menyudut tergantung pada hasil
pembubutan yang diinginkan. berdasarkan bentuknya diaatas , pahat bubut dari
kiri ke kanan :
a. pahat kiri
b. pahat potong
c. pahat kanan
d. pahat rata
e. pahat radius
f. pahat alur
g. pahat ulir
h. pahat muka
i. pahat kasar
3. Pahat bubut dalam
21
Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering
menggunakan pahat bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut
bagian dalam atau memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan
mata bor. Bentuknya juga bermacam-macam dapat berupa pahat potong, pahat
alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada tangkai pahat. Bentuk ada yang
khusus sehingga tidak diperlukan tangkai pahat. Contoh pemakaian pahat bubut
dalam ketika memperbesar lubang dan membubut rata bagian dalam.
4. Pahat potong
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai
digunakan untuk memotong benda kerja.
5. Pahat bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja,
bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki
operatornya. adalah jenis-jenis pahat berbentuk radius.
6. Pahat keras
Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung
bahan karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti Cemented
Carbid, Tungsten, Widedan lain-lain. Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja
sampai dengan kurang lebih 1000° C, sehingga tahan aus/gesekan tetapi
getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus menggunakan pendingin,
sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja lainnya dengan
pemakanan yang tebal namun tidak boleh mendapat tekanan yang besar. Di
pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lain-lain yang
pengikatan dalam tangkainya dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit
menggunakan tangkai dan baut khusus.
22
Ada berbagai jenis material yang biasanya digunakan untuk membuat
pahat bubut. Material alat potong yang ideal harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut
▪ Lebih keras 30% sampai 50% daripada material benda kerja yang dipotong.
▪ Memiliki ketahanan aus yang tinggi.
▪ Memiliki kekerasan panas (hot hardness) yang tinggi.
▪ Tahan terhadap kejutan termal
▪ Tahan terhadap tumbukan (impact).
▪ Tidak bereaksi secara kimia dengan material benda kerja dan cairan pendingin.
▪ Murah dan mudah dalam pembuatannya.
Jarang ada jenis material tunggal yang dapat memenuhi semua sifat-sifat
atau kualitas yang diinginkan untuk membuat alat potong yang ideal. Sebagai
contoh, alat potong keramik memiliki ketahanan panas yang tinggi, tetapi
ketahanan tumbukan dan ketahanan kejutnya rendah.
Jenis-jenis material yang umum digunakan untuk membuat pahat bubut antara lain
: baja karbon, baja kecepatan tinggi, paduan tuang, karbida, keramik, Cubic boron
nitride, dan intan.
1. Badan (body): bagian pahat yang dibentuk menjadi mata potong atau tempat
untuk sisipan pahat (dari karbida atau ceramik)
3. Lubang pahat (tool bore): lubang pada pahat melalui mana pahat dapat
dipasang pada poros utama (spindle) atau poros pemegang dari mesin perkakas
(umumnya mesin freis)
23
4. Sumbu pahat (tool axis): garis maya yang digunakan untuk mendefinisikan
geometri pahat, umumnya garis tengah dari pemegang atau lubang pahat
1. Pahat (tool) harus lebih keras dan tahan aus disbanding dengan benda kerja.
2. Harus ada bagaian pahat yang makan ke benda kerja sesuai dengan
pemakanan dan kedalaman potong yang direncanakan.
3. Harus ada gerakan relatif atau kecepatan potong (cutting speed) antara pahat
dengan benda kerja dengan gaya potong yang cukup untuk mengalami
tahanan spesifik dari material benda kerja.
Logam yang biasanya bersifat ulet, apabila mendapat tekanan akan timbul
tegangan (stress) didaerah sekitar konsentrasi gaya penekanan dari mata potong
pahat, tegangan pada benda kerja tersebut mempunyai orientasi yang kompleks
dan pada salah satu arah akan terjadi tegangan geser (shear stess) yang
24
maksimum. Apabila tegangan geser itu melebihi kekuatan logam yang
bersangkutan, maka akan terjadi perubahan bentuk yang menggeser dan
memutuskan logam atau benda kerja diujung pahat pada suatu bidang geser.
Bidang mempunyai lokasi tertentu yang membuat sudut terhadap vektor
kecepatan dan dinamakan sudut geser (shear angle)
25
Setiap material tentunya sudah ada standarisasi mengenai kecepatan potongnya.
Material baja paduan merupakan material dengan pertumbuhan keausan pahat
yang digunakan terjadi relatif lebih lama.
5. Jenis bahan alat potong
Struktur pahat karbida merupakan karbida yang sangat keras, untuk material pahat
tentunya sudah ada standarisasi pemakaian cutting speeduntuk roughing maupun
finishing. Penentuan CS tidak boleh asal-asalan karena sudah terstandarisasi.
6. Geometri pahat
Sudut-sudut pahat juga berpengaruh pada keausan pahat. Karena baja paduan
merupakan material yang keras, sudut bebas (α), sudut potong (β), sudut garuk (γ)
harus disesuaikan. Semakin keras material benda kerja maka sudut potong
semakin besar.
7. Coolant (cairan pendingin)
Pendingin berfungsi untuk menjaga kestabilan temperatur di area pemotongan.
Kekerasan dan kekuatan material pahat akan turun bersama naiknya temperature
(temperatur tinggi). Selain itu jenis coolant yang digunakan harus sesuai dengan
sifat-sifat material benda kerja maupun pahatnya.
26
digunakan lagi. Dimensi umur dapat merupakan besaran waktu, yang dapat
dihitung secara langsung maupun secara tidak langsung dengan mengkorelasikan
terhadap besaran lain. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah prosedur
perhitungan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Umur pahat merupakan seluruh waktu pemotongan (tc) sehingga dicapai
batas keausan yang telah ditetapkan (VB maks = 0,2 mm). Pertumbuhan keausan
pahat pada kecepatan potong yang berbeda sampai batas kritis keausan pahat
Karbida. Umur pahat dapat ditentukan secara Analisis Empiris yakni dengan
menggunakan persamaan umur pahat Taylor, selain itu juga dapat diperkirakan
dengan Analisis Pendekatan secara grafis. Bahwa dengan meningkatnya
kecepatan potong (Vc) maka keausan pahat akan meningkat juga dan umur pahat
akan menurun. Jadi dengan semakin landai grafik hasil pengujian maka umur
pahat akan semakin panjang, begitu juga sebaliknya semakin tajam grafik hasil
pengujian maka umur pahat akan semakin pendek. Umur pahat dapat ditentukan
dari kecepatan potongnya. bahwa semakin besar kecepatan potong maka umur
pahat semakin pendek. Dimana dari grafik terlihat umur pahat yang paling
panjang terjadi pada kecepatan potong rendah (Vc = 54,259 m/min) dan umur
pahat yang paling singkat terjadi pada kecepatan potong yang tinggi (Vc =
170,816 m/mm).
27
maka hanya karbon ini hanya bisa digunakan pada kecepatan potong yang rendah.
Pahat jenis ini hanya dapat digunakan untuk memotong logam yang lunak ataupun
kayu.
HSS
Pada tahun 1898 ditemukan jenis baja paduan tinggi dengan unsur paduan
krom (Cr) dan tungsten/wolfram (W). melalui proses penuangan (molten
metallurgy) kemudian di ikuti pengerolan ataupun penempaan baja ini di bentuk
menjadi batang,atau silinder. Pada kondisi lunak baja tersebut dapat diproses
secara pemesinan menjadi berbagai bentuk pahat potong. Setelah proses laku
panas dilaksanakan, kekerasannya akan cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk kecepataqn potong yang tinggi (sampai dengan 3 kali kecepatan potong
untuk pahat CTS yang dikenal pada saat itu sekitar 10 m/menit)
28
PADUAN COR NONFERRO
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida
(Cemented Carbide) dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana
karbida terlalu rapuh dan HSS menpunyai hot hardness dan wear resistance yang
terlalu rendah. Jenis material ini di bentuk secara tuang menjadi bentuk-bentuk
yang tidak terlampau sulit misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian diasah
menurut geometri yang dibutuhkan.
KARBIDA
Jenis karbida yang “disemen” (Comented Carbides) merupakan bahan
pahat yang dibuat dengan cara menyinter (sintering) serbuk karbida
(Nitrida,Oksida) dengan bahan pengikat yang umumnya dari Cobalt (Co). dengan
cara Carburizing masing-masing bahan dasar (serbuk) Tungsten (Wolfram,W)
Tintanium (Ti), Tantalum (Ta) dibuat menjadi karbida yang kemudian digiling
(ball mill) dan disaring. Salah satu atau campuaran serbuk karbida tersebut
kemudian di campur dengan bahan pengikat (Co) dan dicetak tekan dengan
memakai bahan pelumas (lilin). Setelah itu dilakukan presintering (1000°C
pemanasan mula untuk menguapkan bahan pelumas) dan kemudian sintering
(1600°C) sehingga bentuk keeping (sisipan) sebagai hasil proses cetak tekan (
Cold, atau HIP) akan menyusut menjadi sekitar 80% dari volume semula.Hot
Hardness karbida yang disemen (diikat) ini hanya akan menurun bila terjadi
29
pelunakan elemen pengikat. Semakin besar prosentase pengikat Co maka
kekerasannya menurun dan sebaliknya keuletannya membaik.
KERAMIK
Keramik menurut definisi yang sempit adalah material paduan metalik dan
nonmetalik. Sedangkan menurut definisi yang luas adalah semua material selain
metal atau material organic, yang mencakup juga berbagai jenis karbida, nitride,
oksida, boride dan silicon serta karbon.
30
dengan menyinter serbuk BN tanpa atau dengan material pengikat , TiN atau Co.
hot hardness CBN ini sangat tinggi disbanding dengan jenis pahat yang lain.
INTAN
Sintered Diamond merupakan hasil proses sintering serbuk intan tiruan
dengan pengikat Co (5%-10%). Hot hardness ssasngat tinggi dan tahan terhadap
deformasi plastic. Sifat inidi tentukan oleh besar butir intan serta prosentase dan
komposisi material pengikat. Karena intan pada temperature tinggi akanberubah
menjadi graphit dan mudah terdifusi dengan atom besi, maka pahat intan tidak
dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung besi (ferros). Cocok
untuk “ultra high precision & mirror finish cutting” bagi benda kerja nonferro (Al
Alloys, Cu Alloys, plastics, Rubber).
31
2.8.2 Petunjuk pemilihan mata pahat
Untuk mempermudah pemilihan jenis material pahat, khusus untuk pahat
karbida yang di semen (Cemented Carbides, termasuk jenis Coated) maka ISO
mengeluarkan satu standar klasifikasi pahat karbida berdarkan jenis pemakainya.
Dalam hal ini pekerjaan pemesinan dikelompokan menjadi tiga kelompok utama,
yaitu :
1. Steel Cutting Grade ; untuk pemotongan berbagai jenis baja yang akan
menghasilkan geram yang continue (karena relative liat). Diberi kode P (dank ode
warna biru)
2. Cast Iron Cutting Grade ; guna melakukan berbagai jenis besi tuang yang
menghasilakan geram yssng bterputus-putus (karena relative rapuh). Diberi kode
huruf K (dank ode waarna merah)
3. Intermediate Grade ; digunakan untuk proses pemesinan berbagai jenis baja,
besi tuang dan nonferrous yang mempunyai sifat ketermesinan yang baik. Diberi
kode huruf M dan K.
32
Apabila penggantian coolant tidak dilakukan maka pengendapan kotoran
yang terlalu banyak berpotensi menutup sistem saluran pendingin, sehingga
menyebabkan arus pendinginan mesin terganggu. Bila hal ini terjadi, mesin
mudah panas dan memicu mogok. Rentetan masalah lebih krusial pada mesin bisa
terjadi.
33
> Gil Bax
>Campuran
34
BAB III
ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
2. Masker
Masker melindungi mulur dan hidung dari geram geram yang beterbangan.
Gambar 3. 2 Masker
(https://maskersarungtangan.wordpress.com/masker/)
35
3. Sarung Tangan
5. Jangka Sorong
(https://www.studiobelajar.com/jangka-sorong/)
36
3.2 Bahan
37
BAB IV
METODOLOGI PRAKTIKUM
3. Dekatkanlah benda kerja pada permukaan batu gerinda secara perlahan untuk
mendapatkan sudut yang diinginkan
4. Aturlah pemakanan benda kerja pada batu gerinda agar diperoleh sudut yang
diinginkan
38
BAB V
ANALISA HASIL PRAKTIKUM
39
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum mesin bubut ini maka dapat menyimpulkan
beberapa hal yaitu :
1. Ketajaman dan sudut mata pahat yang benar sangat berpengaruh pada hasil
permukaan benda kerja karena akan mengahasilkan permukaan yang kasar.
2. Pada saat melakukan pengasahan mata pahat sebaiknya dilakukan secara
perlahan–lahan, agar sudut pahat yang dihasilkan sesuai dengan yang telah
ditentukan dan agar benda kerja yang dihasilkan permukaannya rata.
3. Dalam melakukan proses di mesin gerinda hendaklah dalam setiap
pembubutan collant diaktifkan agar permukaan benda kerja yang dihasilkan
licin dan mengkilap dan berpengaruh juga terhadap mata pahat bubut.
6.2 Saran
Adapun yang dapat penulis berikan dalam Praktikum Mesin Gerinda ini
adalah :
1. Sebelum mahasiswa menggunakan mesin gerinda diharapkan mahasiswa
memahami terlebih dahulu tentang teori dasar dan tata cara menggunakan
mesin gerinda yang benar.
2. Lakukan praktikum dengan hati-hati dan perlahan agar benda kerja
mendapatkan hasil yang sempurna
3. Jangan mengukur benda kerja yang sedang dikerjakan dan masih panas.
40
DAFTAR PUSTAKA
http://arudamkanateknik.blogspot.co.id/2014/08/geometris-pahat-bubut.html
http://kedepankanpena.blogspot.co.id/2016/01/bentuk-dan-geometri-pahat.html
http://pras-tpm.blogspot.co.id/2010/02/proses-pemilihan-material-pahat.html
http://pusat-lingkaran.blogspot.co.id/2017/09/material-pahat-bubut.html
http://stfajarptm.blogspot.co.id/2015/05/analisisumur-dan-keausan-pahat-
karbida.html
http://wesunarkd.blogspot.co.id/2015/12/keausan-dan-umur-pahat.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Besi_tuang
https://www.google.co.id/search?q=besi+tuang&source=lnms&tbm=isch&sa=X&
ved=0ahUKEwiVhM3e0tXZAhXFPY8KHSNEDi0Q_AUICigB&biw=1366&bih
=588#imgrc=5kglhKXKc3AUdM:
https://www.klikteknik.com/blog/jenis-jenis-mesin-gerinda-grinding-
machine.html
41