Professional Documents
Culture Documents
ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR
Abdul Aziz Arrosyid, Samsudi , Ummul Mustaqimah
Program Studi Arsitektur
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Email : mozaique08@gmail.com
digunakan umumnya stilasi dari tanaman digubah dan diinterpretasi ulang dalam
seperti sulur, rebung, bunga, dan bentuk kontemporer.
menghindari bentuk makhluk hidup. Karakter
dan ragam motif tersebut menjadi penamaan 2. METODE
untuk jenis songket tersebut. Tercatat 77 Metode perancangan desain dimulai dari
motif yang didaftarkan dengan 22 di proses pengumpulan data mengenai songket
antaranya telah disahkan oleh Direktorat Palembang. Data mengenai wastra tradisional
Jendral Hak Kekayaan Intelektual Nusantara dan songket Palembang dihimpun
Kementerian Hukum dan HAM. Masih dari studi literatur, survei ke Kampung
terdapat ratusan motif baik yang lama Songket 30 Ilir Palembang, dan Museum
maupun inovasi perajin baru yang belum Balaputradewa untuk mendapatkan informasi
terdokumentasi dengan baik. Persoalan hak mengenai koleksi peninggalan kerajinan
cipta ini penting agar motif songket songket Palembang yang dimiliki Pemerintah
Palembang terhindar dari upaya klaim negara Kota Palembang.
lain. Pemahaman mengenai museum wastra
Upaya yang perlu dilakukan untuk didapatkan dengan mengumpulkan literatur
menjaga kelestarian warisan budaya adalah terkait. Juga dilakukan studi observasi ke
dengan mendirikan museum. Pasal 18 museum-museum lain yang kemudian dapat
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 dirujuk sebagai preseden. Pendekatan desain
tentang Cagar Budaya mengamanatkan arsitektur membutuhkan landasan teori yang
museum sebagai lembaga non-profit yang diperoleh dari literatur. Kemudian dilakukan
melakukan upaya pelestarian benda cagar studi lapangan ke Kampung Songket 30 Ilir
budaya dengan tujuan pengkajian, Palembang, di mana masih terdapat banyak
pendidikan, dan rekreasi. Untuk menjaga rumah-rumah panggung tradisional. Survei
warisan budaya songket Palembang, lapangan tersebut sekaligus untuk
diperlukan suatu wadah berupa Museum mendapatkan data tapak yang akan dipilih
Songket yang menyimpan, merawat, sebagai lokasi museum, selain juga melalui
mendokumentasikan, dan memamerkan kain citra satelit dengan menggunakan aplikasi
songket maupun benda-benda lain yang Google Earth.
terkait kerajinan songket Palembang. Data yang terhimpun kemudian
Selain memamerkan, Museum Songket digunakan dalam proses analisis perancangan
juga membuka kelas-kelas pelatihan, dan Museum Songket Palembang. Analisis
pembinaan kepada masyarakat, terutama perancangan dilakukan dengan melakukan
generasi muda, sehingga dapat mempelajari analisis program fungsional museum, analisis
kerajinan songket agar kemudian menjadi performansi, dan analisis pendekatan
bekal keterampilan dan dapat menjadi salah arsitektur.
satu sumber perekonomian masyarakat. Analisis pemrograman fungsional
Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular museum dilakukan dengan mengidentifikasi
digunakan untuk mendapatkan gubahan penggunaan Museum Songket Palembang, di
arsitektur yang mengacu pada bahasa antaranya pelaku kegiatan, jenis kegiatan,
setempat dengan mengambil elemen-elemen dan pola kegiatan.
fisik maupun non fisik, seperti budaya, pola Analisis performansi menerjemahkan
pikir, kepercayaan/pandangan terhadap kebutuhan pelaku kegiatan maupun objek
ruang, nilai filosofi, dan religi, menjadi pamer museum ke dalam persyaratan ruang,
konsep dan kriteria perancangan ke dalam persyaratan besaran ruang, program ruang,
bentuk kontemporer (Sumalyo, 1997: 452). dan pemilihan tapak sesuai dengan bangunan
Dengan pendekatan tersebut, Museum Museum Songket yang direncanakan.
Songket Palembang dapat memenuhi fungsi Analisis pendekatan arsitektur
museum sebagai bangunan yang dapat merupakan proses analisis masalah sekuensi
melindungi, menyimpan, dan merawat benda ruang pamer, massa bangunan, tampilan,
koleksi songket, juga mengandung nilai pengolahan tapak, pemilhan material, sistem
filosofi songket dan nilai budaya Palembang utilitas, dan struktur bangunan sesaui dengan
seperti pada arsitektur rumah Limas, yang pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular.
Abdul Aziz A., Samsudi, Ummul Mustaqimah, Museum Songket ...
3. ANALISIS
3.1 Analisis Peruangan Hierarki ruang galeri disusun
1. Kegiatan Pameran berdasarkan konsep perbedaan ketinggian
ruang (bengkilas) yang terdapat di rumah
Tabel 1. Kebutuhan Ruang Pameran adat Limas (Gambar 1) sesuai dengan kurun
Jenis Kebutuhan waktu perkembangan songket Palembang.
Kegiatan Ruang
Penerimaan -Taman
-Lobbi
Pameran -Galeri Sriwijaya
tetap -Galeri Kesultanan
Palembang
-Ruang Penjajahan
-Lorong Kemerdekaan Gambar 1. Bengkilas pada Rumah Adat Limas.
-Galeri alat dan bahan (Sumber: http://www.gosumatra.com/rumah-
Limas-sumatera-selatan/ dengan tambahan analisis
Pameran -Eksibitional hall penulis)
temporer -Atrium
Sekuensi ruang pamer didesain agar
Tabel 1 menerangkan kebutuhan ruang tercipta pengalaman ruang yang berbeda-
kegiatan pameran. beda sesuai dengan masing-masing tema
galeri yang diceritakan. Seperti pada Gambar
2. Kegiatan Workshop dan Pendidikan 2 berikut ini.
Tabel 2. Kebutuhan Ruang Workshop dan
Pendidikan
Jenis Kebutuhan
Kegiatan Ruang
Pelatihan Ruang kelas Gambar 2. Sekuensi Ruang pada
Pertunjukan -Exibitional hall Museum Yahudi Karya Daniel Libeskind
-Amfiteater di Jerman.
(Sumber:
-Atrium http://libeskind.com/work/jewish-
Literasi Perpustakaan museum-berlin/)
Massa bangunan
menghadap ke utara dengan sisi barat
cenderung solid (Gambar 4) agar terhindar
dari paparan sinar matahari.
Abdul Aziz A., Samsudi, Ummul Mustaqimah, Museum Songket ...