You are on page 1of 13

Amil Asetat

Nelly Indah Rahayu, Olivia Ratna Indahapsari, Rika Meilani, Soerya Dewi Marlina*

Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret, Jl.
Ir. Sutami 36A Surakarta, Jawa Tengah 57126 Indonesia

Abstrak

Paper ini merupakan hasil percobaan praktikum reaksi esterifikasi antara asam asetat glasial dan
amil alkohol dengan bantuan katalis H2SO4 dalam sintesis amil asetat. Percobaan ini bertujuan
untuk mempelajari reaksi esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat. Metode percobaan
sintesis amil asetat ini menggunakan metode destilasi yang kemudian dimurnikan dengan
pemisahan. Proses pemisahan menggunakan proses ekstraksi. Amil asetat yang dihasilkan berupa
cairan bening dengan warna kuning (rendemen 1,59%).

Kata Kunci : Reaksi Esterifikasi, Amil Asetat,Amil Alkohol,Asam Asetat Glasial Destilasi,
Ekstraksi

1. Pendahuluan
Ester adalah senyawa-seyawa hasil reaki asam karboksilat dengan alkohol. Reaksi
pembentukan ester disebut esterifikasi. Zat-zat pengharum (essen) yang terkandung dalam
tumbuh-tumbuhan adalah ester. Pada buah-buahan, keharumannya tergantung dari ester yang
terkandung di dalamnya. Gugus fungsional asam karboksilat adalah gugus karboksil, yang
hidrogennya bersifat asam lemah (Halim, 1990). Senyawa yang dianggap diturunkan dari
asam karboksilat dengan suatu gugus hidrokarbon disebut ester. Ester mengalami hidroksil
asam karboksilat dan alkohol, misalnya hidrolisis etil asetat yang menghasilkan asam asetat
dan etanol (Putranto,2009).Ester sangat penting untuk proses kimia industri dan ester
biasanya dihasilkan dari reaksi asam dan alkohol di bawah kondisi asam (Tang dkk., 2013).
Ester dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi, antara lain esterifikasi Fischer,
esterifikasi dengan asil halida, dan esterifikasi menggunakan asam karboksilat dengan diena
terkonjugasi . Faktor-Faktor yang mempengaruhi reaksi esterifikasi antata lain (Chasana
dkk., 2014) :
1.Waktu reaksi
2. Pengadukan
3 Katalisator
4.Temperatur reaksi
5.Perbandingan reaktan
Katalis yang dapat digunakan yaitu asam sulfat dan asam klorida.
Katalis asam yang digunakan adalah katalis asam yang selain berfungsi sebagai katalis
juga befungai sebagai penarik elektron. Hal ini disebabkan karena reaksi esterifikasi adalah
reaksi kesetimbangan yang dapat menghasilkan air (Arfah dkk., 2015).Ester yang
mempunyai berat molekul rendah memiliki bau yang menyenangkan dan banyak ditemukan
dalam berbagai pengaplikasian pada industri makanan untuk sintesis essen dan parfum.
Reaksi esterifikasi adatah reaksi yang banyak digunakan di mana-mana, terutama di farmasi,
wewangian, dan polimer industri dimana kedua katalis homogen dan heterogen banyak
digunakan ( Patil dan Kulkarni, 2014).
Amil asetat (pentil asetat ) adalah senyawa organik dan ester dangan rumus kimia
CH3COOC5H11 dan berat molekul 130,19 gr/mol. Memiliki aroma yang mirip dangan pisang
yang tidak terdeteksi oleh semua orang. Senyawa tersebut adalah produk kondensasi dari
asam asetat dan 1-pentanol. Namun, ester yang terbentuk dari isomer pentanol lain (amil
alkohol) atau campuran dari pentanol sering dibuat sebagai amil asetat. Pembuatun amil
asetat biasanya melalui proses esterifikasi (Kirk dan Othmee, 1952). Amil asetat telah
digunakan dalam industri sebagai pelarut, sebuah ekstraktan, agen polishing, dll dan dapat
disintesis dari asam asetat dan amil alkohol melalui esterifikasi. Namun, azeotrop terner yang
ditemukan pada campuran dari amil alkohol /amil asetat /air menyebabkan adanya kesulitan
untuk proses pemurnian selanjutnya (Lee dkk.,2015).

2. Metodologi Percobaan
2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu serangkaian alat destilasi 1 set
(antara lain statif dan klem 1 buah, penangas 1 buah, labu alas bulat 1 buah, termometer 1
buah, kondensor 1 buah,konektor 1 buah,adaptor 1 buah,labu destilat 300 mL(pyrex) 1
buah, selang air 2 buah, bak air 1 buah, dan pompa 1 buah), corong pisah 1 buah, gelas
beaker 100 mL (pyrex) 1 buah,1 buah pengaduk,1 buah gelas ukur 100 mL (pyrex),pipet
tetes 1 buah,corong kaca 1 buah (pyrex), kaca arloji 1 buah,1 buah neraca analitik.
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah amil alkohol 20 mL, asam
asetat glasial 60 mL, asam sulfat pekat 14 mL, natrium karbonat jenuh 14 mL,
MgSO4.7H2O 4 gram dan 110 mL akuades.
2.3 Gambar Alat
Gambar 2.3.1 Alat Ekstraksi
Keterangan:
1. Penangas
2. Labu alas bulat
3. Konektor
4. Termometer
5. Kondensor
6. Aliran air masuk
7. Aliran air keluar
8. Labu destilat
9. Lubang udara
10. Adaptor
2.4 Cara Kerja
20 mL amil alkohol 14 mL H2SO4 60 mL asam cuka glasial
pekat

Dimasukkan ke labu leher 3


Larutan campuran

Didestilasi 3 jam pada suhu >1400 C

Dimasukkan ke corong pisah


Residu
Destilat

Diekstraksi dan ditambah

60 mL akuades

ditambahkan
50 mL akuades
Lapisan Atas
Lapisan bawah
(Ester) 14 mL NaHCO3 jenuh
(akuades) ditambahkan

Larutan campuran
diekstraksi
4 gram MgSO4.7H2O
Ester terpisah ditambahkan

diaduk dan disaring


Filtrat tak berwarna

Sebanyak 20 mL amil alkohol dimasukkan ke labu leher 3,ditambahkan 14 mL asam


sulfat pekat seikit demi sedikit lalu ditambah 60 mL asam cuka glasial. Kemudian dimasukkan 3
batu didih dan didestilasi pada suhu lebih dari 140 0C selama 3 jam.Hasil proses destilasi
diperoleh residu dan destilat. Destilatdiambil dan dimasukkan ke dalam corong pisahdan
ditambahkan 60 mL akuades dan dikocok. Hasil proses pengocokkan ini terbentuk 2 lapisan
cairan yaitu lapisan air dan lapisan ester. Lapisan ester diambil dan ditambahkan 14 mL NaHCO3
jenuh dan 50 mL akuades. Setelah itu dikocok lagi hingga terbentuk 2 lapisan air dan ester.
Lapisan ester diambil dan ditambahkan 4 gram MgSO4.7H2O di gelas beaker. Kemudian diaduk
dan disarng. Filtrat dari penyaringan yang berupa cairan tidak berwarna adalah ester (amil
asetat).

3. Hasil dan Pembahasan


Tabel 3.1 Data Percobaan

No Parameter Hasil
1 Volume amil asetat 18 mL
2 Bentuk amil asetat Cair
3 Warna amil asetat Bening seperti air
4 Bau amil asetat Harum seperti pisang
5 Rendemen 66.22%

3.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini mengenai esterifikasi: sintesis amil asetat ini bertujuan
untuk mempelajari rekasi esterifikasi amil alkohol dengan asam asetat glasial yang akan
menghasilkan produk berupa amil asetat. Esterifikasi adalah rekasi pengubahan dari suatu
asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam.
Reaksi ini sering disebut esterifikasi fischer. Dalam percobaan kali ini, asam karboksilat
yang digunakan adalah asam asetat glasial (CH3COOH) yang bertindak sebagai alkohol
adalah amil alkohol (C5H8OH). Amil asetat direaksikan dengan asam asetat glasial dan
dibantu oleh H2SO4 sebagai katalis sehingga membentuk amil asetat.
Esterifikasi merupakan reaksi yang bersifat reversibel (dapat berbalik) karena
asam karboksilat (asam asetat glasial) dan alkohol (amil alkohol) dipanaskan untuk
bereaksi, maka akan terjadi reaksi kesetimbangan antara ester dan air. Artinya ester dan
air yang terbentuk dapat kembali menghasilkan reaktan-reaktannya. Oleh karena itu
untuk memperoleh hasil reaksi yang banyak, maka diusahakanagar reaksi enderung
bergeser ke arah produk, ysitu dengan cara reaktan dibuat berlebih yang mana dalam
percobaan ini asam asetat glasial dibuat sebanyak 60 mL ketika direaksikan dengan amil
alkohol.
Penambahan H2SO4 kedalam amil alkohol bertujuan agar H2SO4 mengion
bereaksi dengan amil alkohol terlebih dahulu. Pada saat penambahan H2SO4, amil alkohol
yang semula berwarna bening berubah warna menjadi coklat hampir keruh. Setelah
penambahan H2SO4 barulah ditambahkan asam asetat glasial danmembuat warna coklat
keruh menjadi coklat kemerah-merahan. Reaksi yang terjadi dalam campuran tersebut
dinamakan reaksi esterifikasi. Pada saat penambahan asam asetat glasial pada campuran,
maka campuran akan panas, hal ini dikarenakan reaksi bersifat eksotermis. Berikut adalah
reaksi antara amil alkohol dengan asam asetat glasial dengan katalis asam sulfat:
CH3COOH + C5H8OH  CH3COOC5H11 + H2O
Asam asetat amil alkohol amil asetat air
Setelah amil alkohol dan asam asetat glasial direaksikan, maka didapatlah amil
asetat. Untuk mendapatkan amil asetat yang murni, maka dilakukan proses destilasi untuk
memisahkan produk dengan katalis. Destilasi dilakukan karena pemisahannya didasarkan
pada perbedaan tingkat volatilitas (kemudahan suatu zat untuk menguap) pada suhu dan
tekanan tertentu. Pada saat destilasi suhu harus dijaga sekitar 1400C. Hal ini berdasarkan
titik didih amil asetat yaitu 1480C. Jika suhu terlalu rendah maka reaksi tidak akan
sempurna dan jika terlalu tinggi, maka amil asetat akan menguap . campuran yang semula
berwarna coklat kemerahan setelah didestilasi selama 30 menit berubah menjadi hitam.
Setelah sekitar 30 menit, diperoleh tetesan pertama pada suhu 880C. Proses penguapan
tidak boleh terlalu cepat agar uap yang terbentuk terkondensasi dengan baik dan uap tidak
mengepul.
Destilat (amil asetat) yang didapatkan ini belum murni, sehingga harus dilakukan
ekstraksi menggunakan corong pisah dengan solven berupa akuades. Fungsi penambahan
akuades adalah agar terlihat perbedaan antara produk dengan air sehingga mudah untuk
dipisahkan. Pengocokan mengakibatkan terbentuknya 2 lapisan dimana lapisan atas dan
bawahnya dipisahkan dan lapisan atasnya ditambahkan akuades lagi dan juga NaHCO3
kemudian dikocok lagi. Fungsi penambahan NaHCO3 adalah untuk mengekstraksi asam
sisa dalam larutan amil asetat sehingga produk nantinya bisa lebih murni. NaHCO3 dapat
mengekstrak asam sisa menghasilkan garam natrium yang larut dalam air. Dari hasil
percobaan, terlihat bahwa garam natriun yang larut dalam air berada pada lapisan bawah,
sedangkan senyawa organik pada lapisan atas. Pembentukan 2 lapisan ini dikarenakan
perbedaan massa jenis dimana garam natrium yang larut dalam air memiliki massa jenis
lebih besar daripada senyawa organik yang terbentuk (massa jenis NaHCO3 = 2.25 g/mL
dan massa jenis amil asetat = 0.879 g/mL). selain itu, kepolaran juga sangat
mempengaruhi terjadinya pemisahan lapisan ini. Dimana garam natrium dalam air
bersifat polar sedangkan senyawa organik bersifat non polar. Berdasarkan sifat
kelarutannya, senyawa polar tidak akan larut dengan senyawa non polar begitu sebaliknya
(like dissolve like).
Pada proses pengocokan akan terbentuk gas CO2 didalam corong pisah. Maka dari
itu, keran corong pisah harus dibuka sesekali untuk mengeluarkan CO2nya. Lalu untuk
menghasilkan amil asetat lebih murni lagi ditambah dengan MgSO4. Fungsi penambahan
MgSO4 adalah untuk menghilangkan kadar air yang masih terkandung dalam produk,
dimana air merupakan hasil samping dalam reaksi esterifikasi amil asetat.
Dalam percobaan didapatkan amil asetat yang berbau seperti pisang sebanyak 18
mL. amil asetat yang dihasilkan berwarna bening seperti air. Rendemen yang diperoleh
dari percobaan ini adalah 66.22%. Sebenarnya hal ini sudah cukup bagus, hanya saja bila
ingin mendapatkan hasil yang lebih maksimum hal tersebut dapat dicapai dengan cara
ekses reaktan yang besar, pemasangan alat destilasi yang rapat juga kondisi optimum
untuk menghasilkan amil asetat yaitu pada suasana asam, penambahan katalis yang
diperbanyak dan juga suhu operasi harus pada suhu optimum dan dijaga konstan.
4. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Amil asetat dihasilkan dalam sintesis asam asetat glasial dan amil alkohol sengan
katalis H2SO4 pekat, dengan volume yang dihasilkan sebanyak 18 mL.
2. Reaksi yang terjadi dalam percobaan ini adalah reaksi esterifikasi yang merupakan
reaksi pembentukan ester dari suatu asam karboksilat (asam asetat glasial) dan
alkohol (amil alkohol) menggunakan katalis asam.
5. Referensi:

Arfah,Mappiratu,dan Razak,A.R.2015.Optimasi Reaksi Esterifikasi asam Laurat dengan Metanol

Menggunakan Katalis Asam Sulfat Pekat.Online Journal of Natural Science 4(1);46-55.

Chasana,N.U.,R.Retnowati, dan Suratmo.2014. Esterifikasi l-Mentol dan Anhidrida Asetat

dengan Variasi Rasio Mol Reaktan. Kimia Student Journal (2):276-282.

Halim.1990.Analisi Kimia Kuantitatif Edisi I.Jakarta:Erlangga.

Kirk,R.E. dan Othmer,D.F.1953.Encyclopedia of Chemical Technology 3rd Edition Volume

1.New York: The International Science Encyclopedia,Inc.

Lee,M.J.,H.I.T.Wu, dan H.M.Lin. 2015. Kinetics of Catalytic esterificationof acetc acid and

amyl Alcohol Over Dowex. Indonesian Journal Engineering Chemical Research 39:
4094-4099.

Patil,K.D. dan B.D.Kulkarni.2014. Kinetics Studies on Esterification Reaction of Acetic Acid


with Iso-Amyl Alcohol Over Ion Exchange Resin as Catalysts. International Journal of
Engineering Research 3(8) : 488-493.

Putranto,D.2009.Kimia Dasar Prinsip da Terapan Modern.Jakarta:Erlangga.

Tang,Y.T.,Y.W.Chen,H.P.Huang,dan C.C.Yu.2013.Design of Reactive Distillation for Acetic

Acid Esterification.American Institute of Chemical Engineers 51(6):1683-1699.

6. Lampiran

6.1 Lampiran Gambar Percobaan

Destilasi Amil Asetat Residu

Ekstraksi Cair-Cair Hasil Ekstraksi Hasil Amil Asetat

6.2 Lampiran MSDS


MSDS

Asam Sulfat

1. Sifat-sifat Fisik:
a. Bentuk: Caira (Cairan berminyak tebal)
b. Bau: berbau, namun memiliki bau tersedak ketika panas.
c. Rasa: rasa asam kuat
d. Berat Molekul: 98,08 g / mol
e. Warna: tak berwarna.
f. pH (1% soln / air): Asam.
g. Titik Didih: 270 ° C
h. Titik Leleh : -35 ° C
i. Spesifik Gravity: 1,84 (Air = 1)
j. Densitas Uap: 3.4 (Air = 1)
k. Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air.
l. Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin. Sulfat larut dalam air dengan pembebasan
banyak panas. Larut dalam etil alkohol.
2. Tindakan Pertolongan
a. Kontak Mata:Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak,
segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat
digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
b. Kontak Kulit :Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin
mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar
bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera.
c. Kulit Serius :Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera
d. Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian
medis.
e. Serius Terhirup:Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan
pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit
bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke
mulut.

MSDS
Amil Alkohol

1. Sifat-sifat Fisik:
a. Bentuk : cairan
b. Rasa : Terbakar
c. Berat Molekul : 88.15g/mol
d. Warna : pucat bersih
e. pH (1% soln/water):Not available.
f. Titik Didih: 137.5°C (279.5°F)
g. Titik Leleh : -79°C (-110.2°F)
h. Critical Temperature : 313°C (595.4°F)
i. Specific Gravity: 0.8146 (Water = 1)
j. Tekanan Uap : 0.4 kPa (@ 20°C)
2. Tindakan Pertama
a. Kontak mata:Periksa dan keluarkan lensa kontak apa pun. Segera basuh mata dengan
air yang mengalir setidaknya selama 15 menit, pertahankan kelopak mata. Buka. Air
dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis.
b. Kontak kulit: Dalam kasus kontak, segera siram kulit dengan banyak air. Tutupi kulit
yang teriritasi dengan emolien. Hapus yang terkontaminasi pakaian dan sepatu. Air
dingin dapat digunakan. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Bersihkan sepatu
dengan bersih sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis.
c. Kontak Kulit Serius: Cuci dengan sabun disinfektan dan tutup kulit yang
terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Segera cari pertolongan medis.
d. Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan medis.
e. Inhalasi serius: Evakuasi korban ke area yang aman sesegera mungkin. Longgarkan
pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika sulit
bernafas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan resusitasi mulut ke
mulut. PERINGATAN: Mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan
untuk memberikan resusitasi mulut ke mulut ketika bahan yang dihirup beracun,
menular atau korosif. Cari bantuan medis.
f. Proses menelan: JANGAN menyebabkan muntah kecuali diarahkan untuk
melakukannya oleh tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut
ke alam bawah sadarorang. Longgarkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat
pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan pertolongan medis jika gejala muncul.
g. Penelanan Serius: Tidak tersedia.

MSDS
Natrium Bikarbonat Jenuh

1. Sifat-sifat Fisik:
a. Bentuk : Padatan
b. Rasa : Garam,alkalin
c. Berat Molekul : 84.01g/mol
d. Warna : Putih
e. pH (1% soln/water): Not available.
f. Titik Didih: Not available.
g. Titik Leleh:Not available.
h. Densitas: 2.159 (Water = 1)
i. Tekanan Uap:Not applicable.
j. Densitas Uap: Not available.
k. Volatilitas : Not available.
l. Kelarutan: Larut dalam air dingin dan sedikit larut dalam alkohol
2. Tindakan Pertama
a. Kontak mata: Periksa dan keluarkan lensa kontak apa pun. Dalam kasus kontak,
segera siram mata dengan banyak air setidaknya selama 15 menit. Air dingin
dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis jika terjadi iritasi.
b. Kontak kulit: Cuci dengan sabun dan air. Tutupi kulit yang teriritasi dengan
emolien. Dapatkan tindakan medis bila iritasi berkelanjutan. Air dingin dapat
digunakan.
c. Kontak Kulit Serius:Tidak tersedia.
d. Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan
medis.
e. Inhalasi serius: Tidak tersedia.
f. Proses menelan: JANGAN menyebabkan muntah kecuali diarahkan untuk
melakukannya oleh tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui
mulut ke alam bawah sadar orang. Longgarkan pakaian ketat seperti kerah, dasi,
ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan pertolongan medis jika gejala muncul.
g. Penelanan Serius: Tidak tersedia.
MSDS
Asam Cuka

1. Sifat-sifat FIsik :
a. Bentuk : Cairan
b. Rasa : cuka asam
c. Berat Molekul : 60.05 g/mole
d. Warna : Pucat bersih
e. pH (1% soln/water): 2 (asam)
f. Titik Didih : 118.1°C (244.6°F)
g. Titik Leleh : 16.6°C (61.9°F)
h. Critical Temperature: 321.67°C (611°F)
i. Specific Gravity: 1.049 (Water = 1)
j. Tekanan Uap:1.5 kPa (@ 20°C)
k. Densitas Uap: 2.07 (Air = 1)
l. Volatility: Not available.
m. Properti Dispersi: Lihat kelarutan air,dietil eter,aseton.
n. Kelarutan : Mudah larut dalam air dingin dan air panas. Larut dalam dietil eter
dan aseton.
2. Tindakan Pertama:
a. Kontak mata: Periksa dan keluarkan lensa kontak apa pun. Dalam kasus kontak,
segera siram mata dengan banyak air setidaknya selama 15 menit. Air dingin
dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis segera.
b. Kontak kulit: Dalam kasus kontak, segera siram kulit dengan banyak air
setidaknya selama 15 menit sambil melepaskan pakaian yang terkontaminasi
dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan emolien. Air dingin dapat
digunakan. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Benar-benar bersih
sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis segera.
c. Kontak Kulit Serius: Cuci dengan sabun disinfektan dan tutup kulit yang
terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Segera cari perawatan medis.
d. Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernafas, berikan
pernapasan buatan. Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Dapatkan perawatan
medis segera.
e. Inhalasi serius: Evakuasi korban ke area yang aman sesegera mungkin.
Longgarkan pakaian ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang.
Jika sulit bernafas, berikan oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan
resusitasi mulut ke mulut. PERINGATAN: Mungkin berbahaya bagi orang yang
memberikan bantuan untuk memberikan resusitasi mulut ke mulut ketika bahan
yang dihirup beracun, menular atau korosif. Segera cari pertolongan medis.
f. Proses menelan: JANGAN menyebabkan muntah kecuali diarahkan untuk
melakukannya oleh tenaga medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui
mulut ke alam bawah sadar orang. Longgarkan pakaian ketat seperti kerah, dasi,
ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan pertolongan medis jika gejala
muncul.
g. Penelanan Serius: Tidak tersedia.
MSDS
Magnesium Sulfat
1. Sifat-sifat Fisik
a. Bentuk : Padatan
b. Rasa : Not available.
c. Berat Molekul : 120.38 g/mole
d. Warna : Not available.
e. pH (1% soln/water): Not available.
f. Titik Didih: Not available.
g. Titik Leleh : Not available.
h. Specific Gravity: Not available.
i. Tekanan Uap : Not applicable.
j. Densitas Uap: Not available.
k. Volatility: Not available.
l. Properti Dispersi : Lihat kelarutan air
m. Kelarutan : Mudah larut dala air dingin.
2. Tindakan Pertolongan
a. Kontak mata: Segera siram mata dengan air yang mengalir setidaknya
selama 15 menit, menjaga kelopak mata tetap terbuka. Air dingin bisa
digunakan.
b. Kontak kulit: Setelah kontak dengan kulit, segera cuci dengan banyak air.
Dengan lembut dan menyeluruh mencuci kulit yang terkontaminasi dengan
air mengalir dan sabun non-abrasif. Sangat berhati-hati untuk membersihkan
lipatan, celah, lipatan dan selangkangan. Air dingin dapat digunakan. Tutupi
kulit yang teriritasi dengan emolien. Jika iritasi berlanjut, cari bantuan
medis.
c. Kontak Kulit Serius: Tidak tersedia.
d. Inhalasi: Biarkan korban beristirahat di area yang berventilasi baik. Segera
cari pertolongan medis.
e. Inhalasi serius: Tidak tersedia.
f. Proses menelan: Jangan dimuntahkan. Longgarkan pakaian ketat seperti
kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Jika korban tidak bernafas,
lakukan resusitasi mulut ke mulut. Segera cari pertolongan medis.
g. Penelanan Serius: Tidak tersedia

You might also like