You are on page 1of 6

MENGAWASI TATA KELOLA KORPORASI UNTUK dalam sebelum mengambil keputusan yang akan berimplikasi legal atau

etis. Banyak organisasi, yang meliputi semua perusahaan publik di A.S.,


MENGURANGI RISIKO KECURANGAN
menerapkan proses “whistleblowing” (membuka rahasia) bagi karyawan
Manajemen bertanggung jawab mengimplementasikan tata kelola korporasi dan untuk melaporkan pelanggaran aktual atau yang dicurigai atau
prosedur pengendalian untuk meminimalkan risiko kecurangan, yang dapat pelanggaran yang potensial atas kode perilaku atau kebijakan etika.
dikurangi melalui kombinasi antara tindakan mencegah, menghalangi, dan
mendeteksi. Dengan mengomunikasikan kebijakan pendeteksian kecurangan dan 3. Mempekerjakan dan Mempromosikan Pegawai yang Tepat
hukuman, manajemen dapat menghalangi karyawan untuk melakukan kecurangan. Agar berhasil mencegah kecurangan, perusahaan yang dikelola dengan
baik mengimplementasikan kebijakan penyaringan yang efektif untuk
Pedoman yang dikembangkan oleh AICPA mengidentifikasi tiga unsur untuk mengurangi kemungkinan mempekerjakan dan mempromosikan orang-
mencegah, menghalangi, dan mendeteksi kecurangan, yakni: orang yang tingkat kejujurannya rendah, terutama yang akan menduduki
jabatan penting. Kebijakan itu dapat mencakup pengecekan latar belakang
1. Budaya jujur dan etika yang tinggi. memverifikasi pendidikan, riwayat pekerjaan, serta referensi pribadi calon
2. Tanggung jawab manajemen untuk mengevaluasi risiko kecurangan. karyawan, termasuk referensi tentang karakter dan integritas orang-orang
3. Pengawasan oleh komite audit. yang dipertimbangkan dan dipekerjakan atau dipromosikan menduduki
jabatan penting.
Budaya Jujur Dan Etika Yang Tinggi
4. Pelatihan
Hasil riset menunjukkan bahwa cara yang paling efektif untuk mencegah dan Semua pegawai baru harus dilatih tentang ekspektasi perusahaan
menghalangi kecurangan adalah mengimplementasikan program serta pengendalian menyangkut perilaku etis pegawai. Pegawai harus diberi tahu tentang
antikecurangan, yang didasarkan pada nilai-nilai inti yang dianut perusahaan. Nilai- tugasnya untuk menyampaikan kecurangan aktual atau yang dicurigai
nilai itu menciptakan lingkungan yang mendukung perilaku dan ekspektasi yang serta cara yang tepat untuk menyampaikannya. Selain itu, pelatihan
dapat diterima bahwa pegawai dapat menggunakan nilai itu untuk mengarahkan kewaspadaan terhadap kecurangan juga harus disesuaikan dengan
tindakan mereka, dan membantu menciptakan budaya jujur dan etika yang menjadi tanggung jawab pekerjaan khusus pegawai itu.
dasar bagi tanggung jawab pekerjaan para karyawan. Penciptaan budaya jujur dan
etika yang tinggi meliputi enam unsur: 5. Konfirmasi
Sebagian besar perusahaan mengharuskan pegawainya untuk secara
1. Menetapkan Tone at the Top periodik mengonfirmasikan tanggung jawabnya mematuhi kode perilaku.
Manajemen dan dewan direksi bertanggung jawab untuk menetapkan Pegawai diminta untuk menyatakan bahwa mereka memahami ekspektasi
“tone at the top” terhadap perilaku etis dalam perusahaan. Kejujuran dan perusahaan serta sudah mematuhi kode perilaku, dan mereka tidak
integritas manajemen akan memperkuat kejujuran serta integritas mengetahui adanya pelanggaran. Konfirmasi tersebut akan membantu
karyawan di seluruh organisasi. “Tone at the Top” yang dilandasi mengokohkan kebijakan kode perilaku dan juga membantu menghalangi
kejujuran dan integritas akan menjadi dasar bagi kode perilaku yang lebih pegawai melakukan kecurangan atau pelanggaran etika lainnya.
rinci, yang dapat dikembangkan untuk memberikan pedoman yang lebih
khusus mengenai perilaku yang diperbolehkan dan dilarang. 6. Disiplin
Pegawai harus mengetahui bahwa mereka akan dimintai
2. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif pertanggungjawaban jika tidak mengikuti kode perilaku perusahaan.
Tempat kerja yang positif dapat mendongkrak semangat karyawan, yang Penyelidikan menyeluruh atas semua pelanggaran dan respons yang tepat
dapat mengurangi kemungkinan karyawan melakukan kecurangan serta konsisten dapat secara efektif menghalangi kecurangan.
terhadap perusahaan. Karyawan juga harus bisa memperoleh nasihat dari
pengendalian internal yang mengurangi risiko kecurangan. Mereka akan
membantu mendeteksi kecurangan dengan melaksanakan prosedur audit
Tanggung Jawab Manajemen Untuk Mengevaluasi Risiko Kecurangan yang dapat mengungkapkan pelaporan keuangan yang curang serta
penyalahgunaan aset.
Kecurangan tidak mungkin terjadi tanpa adanya kesempatan untuk melakukannya
dan menyembunyikan perbuatan itu. Manajemen bertanggung jawab untuk Pengawasan Oleh Komite Audit
mengidentifikasi dan mengukur risiko kecurangan, mengambil langkah-langkah
untuk mengurangi risiko yang teridentifikasi, serta memantau pengendalian internal Komite audit mengemban tanggung jawab utama mengawasi pelaporan keuangan
yang mencegah dan mendeteksi kecurangan. serta proses pengendalian internal organisasi. Dalam memenuhi tanggung jawab ini,
komite audit memperhitungkan potensi diabaikannya pengendalian internal oleh
Mengidentifikasi dan Mengukur Risiko Kecurangan manajemen serta mengawasi proses penilaian risiko kecurangan oleh manajemen,
dan program serta pengendalian antikecurangan. Komite audit juga membantu
Pengawasan yang efektif atas kecurangan dimulai dengan pengakuan menciptakan “tone at the top” yang efektif tentang pentingnya kejujuran dan
manajemen bahwa kecurangan mungkin terjadi, dan hampir semua perilaku etis dengan mendukung toleransi nol manajemen terhadap kecurangan.
pegawai sanggup melakukan perbuatan tidak jujur bila situasinya
memungkinkan. Pengakuan ini meningkatkan kemungkinan bahwa Pengawasan oleh komite audit juga berfungsi sebagai penghalang
program dan pengendalian yang efektif untuk mencegah, menghalangi, dilakukannya kecurangan oleh manajemen senior. Sebagai contoh, untuk
serta mendeteksi kecurangan akan diterapkan. meningkatkan kemungkinan bahwa setiap upaya oleh manajemen senior untuk
melibatkan pegawai dalam melakukan atau menutupi kecurangan dapat segera
Mengurangi Risiko Kecurangan terungkap, pengawasan harus mencakup:

Manajemen bertanggung jawab merancang dan mengimplementasikan  Pelaporan langsung temuan-temuan penting oleh audit internal
program serta pengendalian untuk mengurangi risiko kecurangan, dan kepada komite audit.
dapat mengubah aktivitas serta proses bisnis yang rentan terhadap  Laporan periodik oleh pejabat etika tentang whistleblowing.
kecurangan demi mengurangi insentif dan kesempatan untuk melakukan  Laporan lain tentang tidak adanya perilaku etis atau kecurangan yang
kecurangan. dicurigai.

Memantau Program dan Pengendalian Pencegahan Kecurangan


Karena komite audit memiliki peran penting dalam menetapkan “tone at
Untuk bidang-bidang yang risiko kecurangannya tinggi, manajemen harus the top” yang tepat dan mengawasi tindakan manajemennya, PCAOB Standard 5
mengevaluasi secara periodik apakah program dan pengendalian mengharuskan auditor perusahaan publik mengevaluasi efektivitas komite audit
antikecurangan yang tepat telah diimplementasikan serta berjalan efektif. sebagai bagian dari evaluasi auditor mengenai keefektifan pelaksanaan pengendalian
Sebagai contoh, review dan evaluasi manajemen atas hasil keuangan unit internal atas pelaporan keuangan. Sebagai bagian dari evaluasi ini, auditor mungkin
operasi atau anak perusahaan akan meningkatkan kemungkinan bahwa mempertimbangkan independensi komite audit dari manajemen. Auditor eksternal
hasil-hasil yang dimanipulasi akan terdeteksi. dapat mengumpulkan informasi dengan mengamati interaksi antara tim audit,
komite audit, dan audit internal mengenai tingkat komitmen komite audit dalam
Audit internal memainkan peran yang penting dalam memantau
mengawasi proses pelaporan keuangan. PCAOB Standard 5 menyatakan bahwa
aktivitas untuk memastikan bahwa program dan pengendalian
pengawasan yang tidak efektif oleh komite audit dapat menjadi indikator yang kuat
antikecurangan telah berjalan efektif. Audit internal akan membantu
bahwa ada kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas pelaporan
menghalangi kecurangan dengan memeriksa dan mengevaluasi
keuangan.
atau kecurigaan kecurangan yang terungkap selama audit dengan

TANGGUNG JAWAB BILA DICURUGAI ADA mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memungkinkan
responden memberikan detail peristiwa, proses, atau situasi.
KECURANGAN
2. Pengajuan pertanyaan penilaian (assessment inquiry)
Kecurangan seringkali terdeteksi melaui penerimaan tip anonim, oleh review Auditor dapat menggunakan pengajuan pertanyaan penilaian untuk
manajemen, audit internal, atau secara kebetulan. Auditor eksternal mendeteksi menguatkan atau menyangkal informasi sebelumnya. Auditor sering kali
persentase kecurangan yang relative kecil, tetapi kemungkinan besar akan
memulai pengajuan pertanyaan penilaian dengan pertanyaan-pertanyaan
mendeteksinya apabila kecurangan itu memiliki dampak yang material terhadap
laporan keuangan. yang sifatnya umum dan terbuka yang memungkinkan si terwawacara
memberikan respons yang terinci, yang nantinya dapat ditindaklanjuti
Merespons Salah Saji yang Mungkin Ditimbulkan oleh Kecurangan
dengan pertanyaan yangb lebih khusus. Salah satu kegunaan pengajuan
Apabila dicurigai ada kecurangan, auditor akan mengumpulkan informasi tambahan pertanyaan ini yang biasa dilakukan adalah untuk memperkuat jawaban
untuk menentukan apakah kecurangan itu memang ada. Sering kali, auditor memulai manajemen atas pengajuan pertanyaan sebelumnya dengan mengajukan
dengan mengajukan pertanyaan tambahan kepada manajemen dan pihak lainnya.
pertanyaan kepada pegawai lainnya.
Penggunaan Pengajuan Pertanyaan 3. Pengajuan pertanyaan interogatif (interrogative inquiry)
Pengajuan pertanyaan interrogative sering digunakan untuk memastikan
Pengajuan pertanyaan dapat menjadi teknik pengumpulan bukti audit yang efektif.
Wawancara akan memungkinkan auditor menjernihkan masalah yang tidak teramati apakah setiap individu berbohong atau sengaja tidak mengungkapkan
dan mengamati respons lisan serta nonlisan responden serta dapat membantu pengetahuan penting tentang fakta, peristiwa, atau situasi penting. Sering
mengidentifikasi masalah-masalah yang tidak tercantum dalam dokumentasi atau
kali, pengajuan pertanyaan interogatif bersifat konfrontasional, karena
konfirmasi. Pengajuan pertanyaan sebagai teknik pengumpulan bukti audit harus
disesuaikan dengan tujuan penggunannya. orang-orang yang ditanya mungkin bersikap defensif ketika menutup-
nutupi bahwa mereka mengetahui fakta, peristiwa, atau situasi tertentu.
Kategori Pengajuan Pertanyaan
Pada saat menggunakan pengajuan pertanyaan interogatif, sering kali
Auditor dapat menggunakan salah satu atau lebih dari 3 kategori pengajuan auditor mengajukan pertanyaan khusus dan terarah dengan meminta
pertanyaan berdasarkan tujuan auditor, yaitu: jawaban “ya” atau “tidak”. Wawancara interogatif harus dilakukan oleh

1. Pengajuan pertanyaan informasional (informational inquiry) anggota senior tim audit yang sudah berpengalaman dan sangat mengenal

Auditor dapat menggunakan pengajuan pertanyaan informasional untuk urusan klien.

memperoleh informasi tentang fakta dan detail yang belum dimiliki


auditor, biasanya mengenai peristiwa atau proses di masa lalu atau yang Mengevaluasi Respons atas Pengajuan Pertanyaan

sedang berjalan saat ini. Auditor sering kali menggunakan pengajuan Agarpengajuan pertanyaan efektif, auditor harus terampil menyimak dan
pertanyaan informasional ketika mengumpulkan bukti tindak lanjut mengevaluasi respons atas pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan tindak lanjut yang
mengenai program dan pengendalian atau bukti lain menyangkut salah saji efektif sering kali menghasilkan informasi yang lebih baik untuk menilai apakah
memang ada kecurangan. Teknik menyimak yang baik serta pengamatan atas tidak teramati pada tingkat agregat, mungkin terdeteksi bila data dianalisis secara
petunjuk perilaku akan mempertajam teknik pengajuan pertanyaan auditor. lebih terinci.

Teknik Menyimak Pengujian Substantif yang Diperluas

Sangat penting bagi auditor untuk memanfaatkan keterampilan menyimak yang Auditor juga dapat memperluas prosedur substantive lainnya untuk menanggapi
efektif selama proses pengajuan pertanyaan. Auditor harus terus memperhatikan risiko kecurangan yang lebih tinggi. Dalam beberapa contoh, auditor mungkin
dengan mempertahankan kontak mata, mengangguk sebagai tanda setuju, atau mengkonfirmasi setiap transaksi, dan bukan keseluruhan saldo akun, terutama untuk
memperlihatkan tanda-tanda pemahaman lain. Auditor juga harus berusaha untuk transaksi bernilai besar yang dicatat menjelang akhir tahun.
tidak membentuk terlebih dahulu ide-ide tentang informasi yang diberikan.
Sering kali risiko kecurangan ini tinggi untuk akun-akun yang didasarkan
Mengamati Petunjuk Perilaku pada estimasi subjektif manajemen. Untuk menanggapi risiko yang lebih tinggi
bahwa manajemen menggunakan asumsi yang tidak tepat dalam mengestimasi saldo
Auditor yang mahir dalam menggunakan pengajuan pertanyaan akan mengevaluasi akun, seperti penyisihan untuk keusangan persediaan, auditor dapat memanfaatkan
petunjuk lisan dan nonlisan ketika mendengarkan pihak yang diwawancarai. spesialis guna membantu mengevaluasi keakuratan dan kelayakan asumsi-asumsi
Petunjuk-petunjuk lisan,, dapat mengindikasikan kegugupan, ketidaktahuan, atau kunci.
bahkan kebohongan responden. Penggunaan pengajuan pertanyaan juga
memungkinkan auditor mengamati perilaku nonlisan. Investigator yang Implikasi Audit Lainnya
berpengalaman akan memperhatikan bahwa subjek yang tidak nyaman memberikan
jawaban atas pertanyaan yang sering kali mempertontonkan banyak perilaku Standar auditing mengharuskan auditor memperhitungkan implikasi bagi aspek audit
nonlisan. Auditor yang belum berpengalaman harus berhati-hati ketika mereka mulai lainnya. Sebagai contoh, kecurangan yang melibatkan penyalahgunaan kas dari dana
melihat sikap yang tidak biasa, dan mereka harus mendiskusikan kekhawatirannya kas kecil yang berjumlah sedikit biasanya dianggap tidak signifikan oleh auditor,
dengan anggota senior tim audit sebelum melakukan apa pun untuk merespons kecuali masalah itu melibatkan manajemen dari tingkat yang lebih tinggi, yang
perilaku itu. mungkin mengindikasikan persoalan yang lebih luas menyangkut integritas
manajemen. Hal ini mungkin menunjukkan kepada auditor akan perlunya
Tanggung Jawab Lain Apabila Dicurigai Ada Kecurangan mengevaluasi kembali penilaian risiko kecurangan serta dampaknya terhadap sifat,
waktu, dan luas bukti audit.
Apabila auditor curiga bahwa mungkin ada kecurangan, standar auditing
mengharuskan auditor memperoleh bukti tambahan untuk menetukan apakah Apabila auditor menetapkan bahwa kecurangan mungkin saja terjadi,
kecurangan yang material sudah terjadi. standar auditing mengharuskan auditor membahas masalah itu serta pendekatan
audit untuk investigasi lebih lanjut dengan tingkat manajemen yang tepat, sekalipun
Analisis Perangkat Lunak Audit masalah itu mungkin dianggap tidak penting. Tingkat manajemen yang tepat paling
tidak harus satu tingkat di atas orang-orang yang terlibat, serta manajemen senior
Auditor sering kali menggunakan perangkat lunak audit seperti ACL atau IDEA dan komite audit. Jika auditor yakin bahwa manajemen senior mungkin terlibat
untuk menentukan apakah mungkin ada kecurangan. Auditor menggunakan dalam kecurangan itu, auditor harus membahas masalahnya langsung dengan komite
perangkat lunak audit, termasuk alat bantuspreadsheet dasar seperti Excel, untuk audit.
memilah transaksi atau saldo akun ke dalam beberapa subkategori guna diuji lebih
lanjut. Auditor juga memakai alat bantuspreadsheet dasar, seperti Excel, untuk Penemuan bahwa ada kecurangan juga berimplikasi bagi laporan auditor
melaksanakan prosedur analitis pada tingkat disagregat. Tren yang tidak biasa, yang perusahaan publik mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
PCAOB Standard 5 menyataka bahwa kecurangan sebesar berapa pun oleh
setidaknya manajemen senior harus dianggap sebagai defisiensi yang signifikan, dan pengujian yang dilakukan serta memberikan informasi untuk di review,
mungkin merupakan kelemahan yang material dalam pengendalian internal atas
maka auditor biasanya memasukkan jadwal dari hasil atas prosedur
pelaporan keuangan. Hal ini mencakup kecurangan oleh manajemen senior yang
menimbulkan salah saji yang tidak material sekalipun. Jika auditor memutuskan audit yang dilakukan.
bahwa kecurangan oleh manajemen senior merupakan kelemahan yang material,
laporan auditor mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan akan TAHAP III :
memuat pendapat tidak wajar.
 Melakukan Generalisasi dari sampel ke populasi
Tingkat pengecualian sampel (sample exception rate =SER) dapat dengan
mudah dihitung dari hasil sampel actual. SER sama sama dengan jumlah
actual pengecualian dibagi dengan ukuran sampel actual. Jadi, salah jika
TAHAP II :
auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi adalah tepat
sama seperti tingkat pengecualian sampel. Karena hanya ada peluang
 Memilih sampel
yang kecil hal itu akan identik. Menurut metode nonstatistik, auditor
Setelah menentukan ukuran sampel awal bagi aplikasi sampling audit,
menggunakan dua cara untuk menggeneralisasikan dari sampel
auditor harus memilih item-item dalam populasi untukmemasukkan
kepopulasi, yaitu :
sampel. Auditor dapat memilih sampel dengan menggunakan metode
1. Menambah estimasi kesalahan sampling ke SER guna mencapai
probabilistik atau nonprobabilstik yang telah dibahas . untuk
tingkat pengecualian atas yang dihitung (CUER) bagi ARACR
meminimalkan kemungkinan klien mengubah item-item sampel yang
tertentu.
dipilih. Auditor juga harus mengendalikan sampel setelah klien
2. Mengurangi tingkat pengecualian sampel (SER) dari tingkat
menyediakan dokumen. Beberapa item sampel tambahan dapat saja
pengecualian yang dapat ditoleransi (TER), untuk menemukan
dipilih sebagai cadangan untuk mengganti setiap item yang masih
kesalahan sampling yang dihitung (TER-SER) dan mengevaluasi
kosong dalam sampel awal.
apakah hal tersebut cukup besar untuk menyimpulkan bahwa tingkat
 Melakukan Prosedur Audit
pengecualian populasi yang sebenarnya dapat diterima.
Auditor melaksanakan prosedur audit dengan memeriksa setiap item
dalam sampel untuk menentukan apakah sampel tersebut konsisten
dengan definisi atribut dan dengan mempertahankan catatan mengenai
semua pengecualian yang ditemukan. Jika prosedur audit untuk aplikasi
sampling telah selesai, auditor akan memiliki ukuran sampel dan
jumlah pengecualian untuk setiap atribut. Untuk mendokumentasikan
SAMPLING ATRIBUT 5. Buat estimasi atau perkiraan mengenai tingkt penyimpangan di
dalam populasi, yaitu jumlah penyimpangan di dalam sampel dibagi
Yang dimaksud dengan sampling atribut adalah suatu dengan besarnya sampel
metode untuk melakukan perkiraan atau estimasi terhadap sebagian 6. Tentukan tingkat keyakinan, biasanya dalam presentase.
dari populasi yang mengandung karakter atau atribut tertentu yang 7. Tentukan besarnya sampel dengan mempertimbangkan hal-hal
menjadi perhatian atau menjadi tujuan audit seorang auditor. sebagai berikut:
Sampling ini terutama digunakan dalam pengujian-pengujian a. Risiko data yang dapat diterima
pengendalian intern. Sampling atribut digunakan untuk membuat b. Tingkat kesalahan yang dapat ditolelir
kesimpulan mengenai tingkat kejadian di dalam populasi, dan c. Perkiraan mengenai tingkat penyimpanga dalam populasi
biasanya digunakan untuk menguji tingkat ketaatan terhadap d. Pengaruh besarnya populasi
prosedur di dalam populasi, dan biasanya digunakan untuk menguji e. Metode sampling yang digunakan, apakah sampling fixed-
tingkat ketaatan terhadap prosedur di dalam sistem pengendalian sample-size, sampling sekuensial, atau sampling temuan
intern sebagai sarana untuk mengetahui apakah ketentuan- 8. Pilih sampel secara acak
ketentuan yang dibuat manajemen telah ditaati. 9. Lakukan prosedur audit
Sebagai contoh misalnya auditor ingin menentukan 10. Lakukan evaluasi hasil audit sampel pada langkah 9 dengan cara
prosentase banyaknya bukti pembayaran yang tidak didukung sebagai berikut:
dengan bukti-bukti tertentu atau tidak diotorisasi oleh pejabat yang a. Hitung tingkat penyimpangan
berwenang. Untuk menguji pengendalian intern tersebut auditor b. Pertimbangkan risiko sampling
dapat menggunakan salah satu dari tiga metode sampling, yaitu c. Pertimbangkan aspek kualitatif dari penyimpangan tersebut
estimasi atribut (sampling fixed-sample-size), sampling sekuensial d. Buat kesimpulan secara menyeluruh mengenai pengendalian
(sampling atribut keputusan atau stop or go sampling) dan sampling intern.
temuan (discovery sampling). Langkah-langkah dalam sampling
atribut:
1. Tentukan tujuan pengujian yang hendak dilakukan oleh auditor
2. Definisikan populasi dan satuan atau unit samplingnya
3. Definisikan atribut yang menjadi objek pengukuran dan apa yang
dimaksudkan dengan penyimpangan
4. Tentukan tingkat kesalahan tertinggi yang dapat ditolelir

You might also like