Professional Documents
Culture Documents
Asma
Asma
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
Asma merupakan penyakit pada jalan nafas yang tidak dapat pulih yang
dimanna trakea dan bronki berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimulasi
spame akut otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara
dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap terhada stimuli tertentu
(Padila, 2013)
5
2. Anatomi Fisiologi
a. Hidung
6
c. Epiglottis merupakan tulang rawan yang terletak di belakang lidah
e. Pita suara
kuda (huruf C)
7
3. Etiologi
a. Enstrinsik / alergi
Asma yang disebabkan oleh elergen yang ditahui masanya sudah terdapat
3) Asidosis
4. Patofisiologi
oleh satu atau lebih dari kontraksi otot-otot yang menglilingi bronkhi, yang
bronkhi, atau pengisap bronkhi dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot
bronkhian dan kelenjer mukosa membesar, sputum yang kental, banyak yang
dalam jaringan paru. Mekanisme yang pasti dari perubahan ini belum
8
mengakibatkan ikatan antigen dengan antibodi, menyebabkan pelepasan
Sistem saraf otonom mempengaruhi paru. Tonus otot bronkial diatur oleh
impuls saraf vegal melalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau
nonalergik, ketika ujung saraf pada jalan nafas dirangsang oleh faktor seperti
infeksi, latihan, dingin, merokok, emosi dan polutan, jumlah asetilkolin yang
atas. Individu dengan asma dapat mempunyai toleransi rendah terhadap respon
parasimpatis.
Selaain itu reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf simpatis terletak
9
menyebabkan bronkodilatasi teori yang diajukan adalah bahwa penyekatan β-
10
5. Pathway
Faktor Pencetus
Alergi Adioptik
Tiga gejala umum asma adalah batuk, dyspnea dan mengi. Pada beberapa
kali terjadi pada malam hari. Penyebabnya tidak dimengerti dengan jelas, tetapi
Serangan asma biasanya bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak
dalam dada disetai dengan pernafasan lambat, mengi dan laborious. Ekspirasi
selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi, yang mendorong pasien
untuk duduk tegak dan menggunakan serta otot-otot aksesori pernafasan. Jalan
Batuk pada awalnya menyebabkan susah dan kering tetapi segera menjadi lebih
bulat, kecil yang dibatukan dengan susah payah. Tanda selanjutnya termasuk
Serangan asma dapat berlangung dari 30 menit sampai beberapa jam dan
dapat hilang secara spontan. Meski serangan asma yang fatal, kadang terjadi
reaksi kontinu yang lebih berat, yang disebut asmatikus. Kondisi ini merupakan
termasuk eczema, ruam dan edema tomporer. Serangan asmatik dapat terjadi
12
secara periodic setelah pemajanan terhadap allergen spesifik, obat-obat tetentu,
7. Pemerksaan penunjang
a. Spirometri
c. Pemeriksaan sputum
e. Uji kulit
g. Foto dada
8. Penatalaksanaan
13
9. Therapy
b. Antikolinergik.
e. Metilxantin
1. Pengkajian
Adapun yang perlu dikaji pada klien dengan asma bronkial adalah
sebagai berikut :
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama meliputi sesak nafas terasa berat pada dada, dan
14
hebat dan mendadak, kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain
2) Nutrisi metabolic
15
3) Pola eliminasi
frekuensi berkemih.
tidur.
gambaran diri.
16
10) Mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
d. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Kepala
nyeri kepala.
3) Wajah
tekanan
5) Telinga
17
Amati telinga luar periksa ukuran luar, bentuk dan warnah.
6) Hidung
7) Mulut
8) Leher
tiroid.
9) Thoraks
18
10) Jantung
11) Abdomen
12) Genitalia
kebersihan.
13) Ekstremitas
14) Kulit
19
2. Diagnosa Keperawatan
kelemahan.
alveoli
3. Intervensi
a. Diagnosa I
energy, kelemahan
b. Dibuktikan oleh:
c. Tujuan:
20
Table 4.1 Rencana Keperawatan Diagnosa I
Intervensi Rasional
menggunakan gravitasi
21
abdomen dan untuk mengatasi dan mengontrol dyspnea
mulut/bibir
toleransi jantung
a. Diagnosa II
c. Tujuan:
jaringan adekuat.
Intervensi Rasional
22
pernafasan pernafasan / kronisnya proses penyakit
bantu pasien untuk memilih posisi dengan posisi duduk tinggi dan latihan
a. Diagnosa III
b. Tujuan
Intervensi Rasional
23
selama satu jam sebelum selama waktu makan dan memberikan
meningkatkan dyspnea
nutrisi.
4 Implementasi
5. Evaluasi
24
a. Bersihan jalan nafas kembali efektif
d. Aktivitas maksimal
i. Ansietas berkurang
j. Intoleransi aktivitas
25