Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Ririn Anjasni Surya Dewi
NPM : 16020015
Grup : 2-K1
Dosen : NM. Susyami H. S.Teks., M.Si.
Asisten : Wulan S. S.ST., MT.
KIMIA TEKSTIL
POLITEKNIK STTT BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah kelahiran bayi
yang cukup banyak setiap tahunnya. Standar produk pakaian bayi diberlakukan
untuk meningkatkan kualitas produk yang beredar di Indonesia maupun diseluruh
dunia, selain untuk melindungi keamanan, kesehatan, dan keselamatan anak.
Standardisasi telah menjadi bagian integral dalam kegiatan perdagangan
internasional. Kesiapan dalam bidang standardisasi akan memperlancar transaksi
perdagangan dan meningkatkan perkembangan produk lokal ke pasar domestik
maupun global.
Sebagai komsumen, adanya standar ini juga mengukur kualitas dan jaminan
sebuah produk aman untuk digunakan serta dapat melakukan perbandingan
dengan produk yang ada dipasaran. Selain itu, Standar Oeko-Tex 100 ini
membantu produsen mengetahui dengan pasti seberapa jauh kualitas produk
mereka dibanding kompetitornya.
Standardisasi juga berperan sebagai acuan dalam pemantapan struktur
industri sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu, pemberlakuan standardisasi
dilakukan sebagai perlindungan konsumen khususnya dari serbuan produk impor
berkualitas rendah dan membahayakan kesehatan, keamanan, keselamatan, serta
kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pakaian bayi menjadi produk yang paling diperhatikan karena bayi butuh
priotitas paling tinggi untuk dilindungi sebab kulit seorang bayi masih sangat
rentan dan sensitif. Selama ini, tidak sedikit pakaian bayi yang masih ditemukan
mengandung bahan yang dapat menyebabkan iritasi dan bahan berbahaya lain
seperti karsinogen, yaitu kandungan zat warna atau logam berat yang terekstrasi
serta formaldehida.
1.2 Tujuan
DASAR TEORI
Standar Oeko-Tex 100 merupakan sistem uji dan sertifikasi yang independen
dan mendunia untuk produk tekstil mentah, semi-jadi, dan jadi dalam semua
tingkat pemrosesan, serta bahan pelengkap yang digunakan. Asosiasi
Internasional untuk Riset dan Pengujian di Bidang Ekologi Tekstil dan Kulit
(OEKO-TEX®) memiliki sekretariat yang beralamat Genferstrasse 23, 8002
Zürich, Switzerland.
Sejak diperkenalkan pada tahun 1992, fokus sentral Standar Oeko-Tex 100
telah mengembangkan kriteria uji, nilai batas, dan metode uji berbasis ilmu
pengetahuan. Dengan basis daftar prosedurnya yang komprehensif dan ketat,
dengan ratusan zat individual yang diregulasikan.
Untuk mencapai tujuan menjadi label produk yang dapat dipercaya oleh
konsumen dan standar keamanan produk yang seragam dalam menilai zat-zat
berbahaya bagi produsen tekstil dan pakaian, maka Sistem Oeko-Tex 100
memiliki komponen-komponen berikut:
Kriteria pengujian yang sesuai dengan hubungan antara tekstil dan manusia
dengan lingkungan, yang memiliki dasar ilmiah dan bersifat seragam secara
global.
Evaluasi ulang tahunan dan pengembangan lebih lanjut nilai-nilai batas dan
kriteria yang telah ditetapkan
Pengujian bahan baku, produk setengah jadi, dan produk jadi tekstil di semua
tahapan produksi (prinsip modular)
Pengawasan produk dengan cara tes pengendalian secara berkala di pasar dan
pemeriksaan lokasi produksi oleh auditor independen dari Asosiasi Oeko-Tex
100
2.2 Aplikasi
Standar ini berlaku untuk roduk tekstil dan kulit serta artikel-artikel dari
semua tingkatan produksi, termasuk aksesori testil dan non tekstil. Standar ini
juga berlaku untuk matras, produk yang terbuat dari bulu dan bulu halus, busa,
kain pelapis dan material lain dengan karakteristik serupa.
Kelas produk dalam konteks satndar ini adalah kelompok artikel yang
berbeda dan dikategorikan menurut penggunaan. Kelas produk secara umum
berbeda pada persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk melalui pengujian
yang berlaku. Kelas produk dibagi menjadi empat yaitu :
Kelas Produk I:
Barang untuk bayi dan anak-anak hingga usia 3 tahun (pakaian dalam,
romper, pakaian, aksesoris, sprei, produk handuk, dll.)
Produk berbahaya dalam konteks standar ini adalah semua persiapan yang
disertakan kedalam material serat atau digunakan dalam tahapan pemrosesan
produk tekstil selanjutnya
Produk dengan zat aktif biologi dalam konteks standar ini adalah
produk-produk berbahan kimia aktif yang digunakan untuk tujuan untuk
menghancurkan, menghalangi, memberikn efek menghilangkan bahaya,
mencegah tindakan dari atau jika tidak menggunakan efek pengendalian
organisme apapun melalui cara kimia maupun biologi.
Produk tahan api dalam kontes standar ini adalah produk berbahan kimia
aktif yang digunakan dengan maksud untuk mengurangi kemampuan untuk
dapat terbakar dan menyala.
2.6 Persyaratan
Jika pemegang lisensi bekerja sama dengan perusahaan atau importir lain,
maka pemegang lisensi bisa mendelegasikan sebagian dari tanggung jawab
akan manajemen mutu kepada pihak ketiga tersebut. Namun pihak ketiga
juga harus membuktikan bahwa mereka telah melakukan tindakan-tindakan
yang diperlukan untuk memastikan mutu produk yang berhubungan dengan
manusia dan lingkungan hidup (Ekologi Manusia) dalam perusahaan mereka.
Jika terjadi perubahan mutu pada produk yang disertifikasi akibat
perubahan teknik pengolahan, penggunaan formula baru, atau bahan pewarna
dan bahan aditif yang lain, maka produk tekstil harus diuji ulang oleh
lembaga penguji yang semestinya, dan sifat-sifat produk tersebut
didokumentasikan dalam Sertifikat yang diperluas cakupannya.
Nilai-nilai batas yang ditetapkan oleh Oeko-Tex Standar 100 untuk pakaian
bayi dilampirkan pada lampiran (Appendix 4 & 5 serta Appendix 6 & 7).
PENGUJIAN
Banyak bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan, meskipun belum diatur
secara hukum.
Persyaratan lampiran XVII dan XIV dari Regulasi Bahan Kimia Eropa
REACH serta daftar kandidat SVHC ECHA sejauh mereka relevan untuk
kain, tekstil, garmen, atau aksesori menurut penilaian grup ahli Asosiasi
OEKO-TEX. Diskusi dan pengembangan yang dipertimbangkan menjadi
relevan diperhitungkan secepat dan seefektif mungkin melalui pembaruan
100 persyaratan Standard OEKO-TEX.
Uji laboratorium untuk saat ini mencakup sekitar 100 parameter pengujian
serta didasarkan pada standar pengujian internasional dan prosedur pengujian
yang telah diakui lainnya. Hal ini juga mencakup pengujian simulasi, yang
mempertimbangkan semua kemungkinan dari cara penyerapan zat-zat berbahaya
ke dalam tubuh manusia (melalui mulut, kulit, saluran pernapasan).
3.3 Pengujian
Bahan sampel yang disediakan oleh pemohon, dan juga spesimen yang
diambil di tempat pembuatan, ditinjau / diuji oleh lembaga yang bersangkutan.
Jenis dan ruang lingkup pemeriksaan / tes laboratorium ditentukan oleh lembaga
dan tergantung pada jenis produk dan informasi tentang produk, yang disediakan
oleh pemohon.
Spesimen uji memiliki bau khas produk non (misalnya aroma / parfum) atau
bau yang menunjukkan pembuatan yang salah, akan dikeluarkan dari pengujian
dan tidak ada otorisasi untuk menandai produk-produk ini dengan STANDARD
100 dengan tanda OEKO-TEX® akan diberikan. Komposisi serat sampel dapat
diperiksa silang secara kualitatif terhadap informasi dari aplikasi, dokumen
terkait dan deklarasi. Tes-tes ini dibebankan kepada pemohon.
Jika pengujian komponen dengan berat kurang dari 1% dari total artikel tidak
mungkin karena terbatasnya jumlah yang terkandung dalam artikel, maka institut
memutuskan kompetensi sendiri, dengan mempertimbangkan jenis artikel dan
penggunaannya, apakah materi pengujian tambahan harus dikirim atau apakah tes
dapat dijatuhkan. Keputusan institut tidak bisa dilawan.
Dalam semua tes ketahanan luntur warna yang dikutip di bawah ini
hanya nilai tahan luntur sehubungan dengan pewarnaan kain yang berdekatan
ditentukan. Itu serat tunggal kain yang berdekatan digunakan. Metode dasar
untuk melakukan dan mengevaluasi tes adalah ISO 105-A01 dan ISO
105-A03.
• Penentuan tahan luntur warna terhadap air sesuai dengan ISO 105-E01
Prinsip pengujiannya adalah dengan mencuci sehelai kain yang
diambil dari contoh dengan ukuran tertentu, kemudian dijahitkan
diantara dua helei kain putih dengan ukuran yang sama. Sehelai dari kain
putih tersebut adalah sejenis dengan kain yang diuji, sedangkan helai
lainnya sesuai dengan pasangannya. Pengujian dilakukan pada kondisi
alat, suhu, waktu, dan deterjen tertentu, sesuai dengan cara pengujian
yang telah ditentukan.
• Penentuan tahan luntur warna terhadap keringat asam dan alkali sesuai
dengan ISO 105-E04
Prinsip pengujian dari uji tahan luntur warna terhadap keringat
adalah contoh uji dipotong dengan ukuran tertentu dan dijahit diantara
sepasang kain putih dengan ukuran yang sama. Contoh-contoh uji yang
terpisah dari bahan tekstil berwarna dalam larutan keringat buatan
bersifat asam dan basa, kemudian diberikan tekanan mekanik tertentu
dan dikeringkan perlahan-lahan pada suhu yang naik sedikit demi
sedikit.
• Penentuan tahan luntur warna untuk menggosok kering sesuai ISO 105-X12
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji penodaan dari bahan
berwarna pada kain, yang disebabkan oleh gosokan dari segala macam
serat, baik dalam bentuk benang maupun kain. Pengaruh gosokan
tersebut diamati dalam keadaan kering maupun basah. Prinsip
pengerjaannya yaitu dengan menggosokkan kain putih kering maupun
basah yang telah dipasang pada Crockmeter bersama contoh uji dengan
ukuran tertentu. Penodaan pada kain putih dinilai dengan menggunakan
Staining scale.
• Tahan luntur warna terhadap air liur dan keringat (Tingkat 4-5 atau lebih
baik dalam menilai dengan skala abu-abu)
• Tidak cepat terhadap air liur dan keringat
3.3.2 Pengujian Kadar Formaldehid
BAB IV
SERTIFIKASI
Persyaratan awal untuk pemberian sertifikat oleh lembaga penguji atau pusat
sertifikasi yang bersangkutan adalah adanya Pernyataan Kesesuaian dari pihak
produsen, bahwa sampel produk tekstil yang lolos pengujian akan selalu sama
dengan kualitas produk yang dihasilkan atau dijual selama dua belas bulan masa
berlakunya lisensi.
4.3 Biaya
Pernyataan Komitmen
Petunjuk Pemilihan
Aturan Pengemasan
Setelah catatan data produk dan produksi yang sistematis tersedia, lembaga
pengujian yang ditunjuk menyusun rencana pengujian untuk (kelompok) produk
yang diuji.Kemudian tekstil diperiksa dengan metode kasus-terburuk yang
didefinisikan dengan tepat berdasarkan parameter Katalog kriteria Oeko-Tex
Standar 100 yang juga diuji, misalnya, adalah produk dengan pelapisan terkuat,
pewarnaan paling pekat, atau jumlah zat penyempurna tertinggi.
Label produk OEKO-TEX® hanya berlaku jika mencakup nomor tes yang
sebenarnya (STANDARD 100, STANDARD KULIT, ECO PASSPORT) atau ID
produk (MADE IN GREEN) dan lembaga uji yang bertanggung jawab.
Ini memungkinkan Asosiasi OEKO-TEX® Internasional untuk
memverifikasi apakah label diizinkan untuk digunakan kapan saja. Prinsip
pengungkapan unik ini adalah salah satu pilar sistem OEKO-TEX® dan
melindungi kepercayaan konsumen akhir pada merek.
Untuk semua jenis iklan yang menggunakan salah satu label OEKO-TEX®
(pelabelan produk, pemasaran, penjualan), harus benar-benar jelas untuk produk
mana label OEKO-TEX®.
Ini berarti bahwa referensi produk langsung dan unik harus diberikan setiap
kali salah satu label digunakan. Secara konkret, itu berarti bahwa label
OEKO-TEX® hanya dapat digunakan dalam brosur, katalog, toko online, dan
tempat lain ketika merujuk produk dengan nomor tes / ID produk yang
ditampilkan di dalamnya.
Prinsip dasar ini berlaku untuk memposisikan label OEKO-TEX® itu sendiri
dan untuk pelabelan produk dalam bentuk teks di mana referensi dibuat untuk
sertifikat / label OEKO-TEX® yang ada, yang menyatakan nomor tes / ID produk
yang benar dan lembaga uji.
Hijau : 92C/0M/100Y/7K
Kuning : 0C/43M/100Y/0K
Abu-abu : 0C/0M/0Y/100K
Hitam : 0C/0M/0Y/100K
Hijau : R0/G140/B50
Kuning : R225/G145/B0
Abu-abu : R112/G112/B112
Hitam : R0/G0/B0
Pada setiap penggunaan tanda, haruslah secara jelas keproduk mana
warna mengacu. Label dapat muncul pada koleksi, katalog dan lain
sebagainya. Jika cetakan dibuat dalam skala abu-abu, nilai berikut harus
digunakan :
Hijau : 70%
Kuning : 44%
Abu-abu: 60%
Hitam : 100%
[1] www.oeko-tex.com