Professional Documents
Culture Documents
Analisis Volatilitas Harga Daging Sapi Potong Dan Daging Ayam Broiler Di Indonesia
Analisis Volatilitas Harga Daging Sapi Potong Dan Daging Ayam Broiler Di Indonesia
Analisis Volatilitas Harga Daging Sapi Potong Dan Daging Ayam Broiler Di Indonesia
ABSTRACT
Beef consumption needs of Indonesian population tends to increase with the increasing number
of the population and public awareness of the importance of animal protein. Meanwhile the
price of beef and broiler meat are fluctuative. The value of volatility describes how much the
level of risk that will be faced in the future. Fluctuations in the price of beef and broiler meat
can be caused by the unequilibrium of supply and demand. The objectives of this research are
(1) to identify the price volatility forecasting models of beef and broiler meat in Indonesia, (2)
to identify factors that affect the price volatility of beef and broiler meat in Indonesia, and (3) to
identify alternative strategies related to the price volatility of beef and broiler meat in Indonesia.
This research used secondary data with the time series form in the period of February 2003 to
February 2013. In this research ARCH-GARCH was used to analyze the price volatility of beef
and broiler meat in Indonesia. This analysis showed that the price volatility of beef and broiler
meat in Indonesia would be smaller. Factors that affect the price volatility of beef in Indonesia
are the price volatility of previous period and the price variance of the previous period. While
the factors that affects the price volatility of broiler meat in Indonesia is the amount of price
volatility in the previous period.
Keyword(s): demand, price risk, supply.
ABSTRAK
Kebutuhan konsumsi daging penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan pentingnya protein
hewani. Namun harga daging sapi dan daging ayam berfluktuasi. Nilai volatilitas yang besar
atau kecil menggambarkan seberapa besar tingkat risiko yang akan dihadapi pada masa yang
akan datang. Fluktuasi harga daging sapi potong dan daging ayam broiler dapat disebabkan oleh
jumlah penawaran dan jumlah permintaan yang tidak seimbang. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi model peramalan volatilitas harga daging sapi potong dan daging ayam
broiler di Indonesia, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga daging
sapi potong dan daging ayam broiler di Indonesia, mengidentifikasi alternatif strategi terkait
dengan volatilitas harga daging sapi potong dan daging ayam broiler di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan data sekunder periode Februari 2003-Februari 2013. ARCH-GARCH digunakan
untuk menganalisis volatilitas harga daging sapi potong dan daging ayam broiler di Indonesia.
Analisis ini menunjukkan bahwa volatilitas harga daging sapi potong dan daging ayam broiler
di Indonesia akan semakin kecil. Faktor-faktor yang mempengaruhi volatilitas harga daging sapi
potong di Indonesia yakni volatilitas harga satu periode sebelumnya dan varian harga satu
periode sebelumnya. Sedangkan faktor yang mempengaruhi volatilitas harga daging ayam
broiler di Indonesia yakni besarnya volatilitas harga pada satu periode sebelumnya.
Kata Kunci: demand, risiko harga, supply.
19
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
20
Analisis Volatilitas Harga…
Gambar 1. Fluktuasi Harga Bulanan Daging Sapi Potong dan Daging Ayam Broiler
Tingkat Konsumen di Indonesia Periode 2009-2012
21
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
Proses white noise yang memenuhi untuk к = [1 - δ1– δ2- ... – δr] ξ
persamaan (3) dikenal sebagai model
Autoregressive Conditional Heterosce- Persamaan (5) dikenal sebagai
dasticity dengan orde m atau ARCH (m). model General Autoregressive Conditio-
Proses ini dinotasikan : nal Heteroscedasticity dengan orde r dan
orde m yang biasa dinotasikan sebagai εt
εt ~ ARCH (m) ~ GARCH.
Tahap yang dilakukan selanjutnya
Persamaan ini sering juga ditulis sebagai yakni identifikasi untuk menentukan
berikut : model tentatif atau sementara. Setelah
ht = ξ + α1ε2t-1 + α2ε2t-2 + ...+ αmε2t-m
berhasil menetapkan atau mengidenti-
fikasi model sementara, tahap berikutnya
dimana ht = E (ε2t| ε2t-1, ε2t-2, ... ) yang sering adalah pendugaan parameter model
disebut sebagai ragam. Proses εt ~ ARCH sementara tersebut baik dengan cara
(m) dicirikan oleh ε2t = ht, Vt. Dalam hal mencoba-coba atau perbaikan iterative.
ini Vt ~ N (0,1). Lebih umum lagi dapat Dari model-model tentatif tersebut,
diperlihatkan sebuah proses dimana dilakukan evaluasi menggunakan model
23
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
Box-Jenkins dan nilai Akaike Information fluktuasi harga yang secara keseluruhan
Criterion (AIC) dan Schwarz Criterion memiliki kecenderungan meningkat.
(SC) untuk mendapatkan model terbaik. Harga terendah daging sapi potong yakni
Kemudian dilakukan pemeriksaan ke- Rp 31.862,50 per kg yang dicapai pada
normalan residual baku model ARCH- hari ke-211 yang jatuh pada tanggal 28
GARCH dengan uji Jarque-Bera (JB) Januari 2004. Harga tertinggi daging sapi
dan pemeriksaan koefisien autokorelasi potong yakni sebesar Rp 87.485,06 per kg
residual baku, dengan uji statistik Ljung- yang dicapai pada hari ke-2340 yang
Box. Uji Ljung-Box (Q*) pada model jatuh pada tanggal 29 Januari 2013
yang memadai (terpilih). (Lampiran 1).
Penelitian yang dilakukan oleh
Peramalan Ragam Ramadhan (2010) menyebutkan bahwa
Setelah memperoleh model yang berdasarkan data yang dilansir oleh
memadai, model tersebut digunakan Departemen Pertanian melalui basis Data
untuk memperkirakan nilai volatilitas Statistik Pertanian, diketahui bahwa
masa datang. Peramalan ragam untuk populasi sapi potong nasional pada tahun
periode mendatang diformulasikan 2008 adalah 12.256.604 ekor. Dapat
sebagai berikut : dihitung bahwa rata-rata peningkatan
populasi sapi potong nasional adalah
ht = Ϭ2 + α1ε2t-1 + α2εt-2 + …. + αmε2t-m 156.073 ekor per tahun. Populasi
terendah dalam kurun waktu tahun 2000
untuk ARCH (m), atau
sampai dengan tahun 2008 adalah
ht = k + δ1ht-1 + δ2ht-2 + … + δtht-r + α1ε2t-1 + 10.215.193 ekor sapi potong pada tahun
α2εt-2 + … + αmε2t-m 2001.
Produksi daging sapi nasional pada
untuk GARCH (r, m) tahun 2008 adalah 392.500 ton. Dapat
dengan к > 0, δr ≥ 0 dan αm ≥ 0 dihitung bahwa rata-rata peningkatan
produksi daging sapi nasional adalah
dimana :
6.570 ekor per tahun. Produksi daging
ht : Nilai ragam ke-t
ε : Nilai sisaan sapi tertinggi dalam kurun waktu tahun
к : Konstanta 2000 sampai dengan tahun 2008 adalah
δr dan αm : Paramater-parameter 447.570 ton pada tahun 2004. Sedangkan
produksi daging sapi terendah adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN pada tahun 2002 yaitu sebesar 330.290
Perkembangan Harga Daging Sapi ton. Produksi daging sapi potong tertinggi
Potong di Indonesia di Indonesia terdapat pada Provinsi Jawa
Berdasarkan data plot deret waktu Timur dengan jumlah produksi 85.173
terlihat bahwa harga harian daging sapi ton pada tahun 2008, kemudian diikuti
potong berkisar antara Rp 30.000,00 oleh Provinsi Jawa Barat dengan jumlah
hingga Rp 90.000,00 per kg. Fluktuasi produksi sebesar 70.010 ton, lalu Provinsi
pola data menggambarkan adanya Jawa Tengah dengan jumlah produksi
24
Analisis Volatilitas Harga…
daging sapi potong sebesar 45.736 ton, broiler, akan diramalkan model yang
dan Provinsi Banten dengan jumlah tepat untuk menghitung besarnya risiko
produksi daging sapi potong pada tahun harga kedua komoditas tersebut dengan
2008 sebesar 25.882 ton Deptan (2010) menggunakan analisis ARCH-GARCH.
dalam Ramadhan (2010). Model ARIMA terbaik yang terpilih telah
Kondisi penawaran daging sapi dari memenuhi kriteria pemilihan model yaitu
dalam negeri (domestik) yaitu berada memiliki nilai Akaike Information
pada kondisi defisit, bahwa penawaran Criterion (AIC) dan Schwarz Criterion
lebih rendah daripada permintaannya. (SC) yang terkecil. Model ARIMA juga
Hal tersebut terjadi pada empat tahun telah memenuhi kriteria yangdisyaratkan
terakhir (2004-2008), Indonesia meng- dalam evaluasi model Box-Jenkins, yaitu:
alami defisit daging sapi dari penawaran residual bersifat acak, model
domestik dengan rata-rata mencapai parsimonious, parameter yang diestimasi
angka sebesar 43,11 ribu ton per tahun. berbeda nyata dengan nol, kondisi
Diketahui juga bahwa, defisit tersebut invertibilitas dan stasioneritas terpenuhi
mengalami pertumbuhan yang meningkat yang ditunjukkan oleh jumlah koefisien
setiap tahunnya, yang pada tahun 2004 AR dan MA yang masing-masing kurang
defisit hanya sebesar 11,77 ribu ton dari satu, proses iterasi convergence, dan
meningkat dengan pesat dalam jangka model memiliki MSE yang kecil. (bias
waktu relatif singkat (empat tahun) dilihat dari nilai AIC dan SC). Model
menjadi 115,28 ribu ton pada tahun 2008. ARIMA dan ARCH-GARCH terbaik
Akibat dari defisit penawaran dan adanya dapat dilihat pada Tabel 1.
penurunan subsidi dan proteksi per- Hasil analisis ARCH-GARCH
dagangan komoditas ekspor-impor dari terhadap harga daging sapi potong
kesepakatan World Trade Organization menghasilkan model terbaik untuk
(WTO) yang terjadi, maka Indonesia estimasi volatilitas harga daging sapi
melakukan pemenuhan melalui impor, potong yaitu model GARCH (1,1). Model
menyebabkan pasar dalam negeri harus tersebut memberikan informasi tentang
dibuka bagi produk-produk impor pola volatilitas harga daging sapi potong
termasuk daging sapi. Kecenderungan pada periode awal Februari 2003 sampai
yang terjadi bahwa volume impor daging dengan awal Februari 2013.
sapi Indonesia selalu mengalami Persamaan model ragam harga
peningkatan, rata-rata peningkatan daging sapi potong yang diperoleh
volume impor mulai tahun 1990-2007 adalah:
sebesar 2.201,14 ton per tahun Hutabalian
(2009). ht = 0,0000142 + 0,705391ht-1 +
0,440435ε2t-1
Model Peramalan Harga Daging Sapi
Potong di Indonesia Model tersebut memberikan informasi
Berdasarkan pola data harga daging bahwa pola pergerakan harga daging sapi
sapi potong dan harga daging ayam potong dipengaruhi oleh volatilitas satu
25
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
periode sebelumnya dan varian harga satu kg hingga Rp 30.000,00 per kg. Fluktuasi
periode sebelumnya. Model ini dapat pola data menggambarkan adanya
diinterpretasikan jika pada harga daging beberapa periode pergerakan yang secara
sapi potong hari ini terdapat nilai residual keseluruhan memiliki kecenderungan
harga dan varian harga yang relatif besar, meningkat. Pada Lampiran 2 dapat dilihat
maka tingkat harga daging sapi potong bahwa harga terendah daging ayam
esok hari akan cenderung besar. Nilai broiler yakni Rp 10.116,50 per kg yang
koefisien ARCH pada model menunjuk- dicapai pada hari ke-226 yang jatuh pada
kan tinggi rendahnya volatilitas harga tanggal 23 Februari 2004. Sedang-
daging sapi potong. Nilai koefisien kan harga tertinggi yakni sebesar
ARCH pada model ini sebesar 0.440435. Rp 28.846,27 per kg yang dicapai pada
Nilai tersebut relatif kecil (tidak hari ke-2219 yang jatuh pada tanggal 20
mendekati angka satu) sehingga meng- Juli 2012.
indikasikan bahwa volatilitasnya rendah. Daryanto (2010) mengungkapkan
Adapun nilai koefisien GARCH adalah tingginya harga ayam broiler tentu saja
0.705391. Nilai tersebut relatif besar bukan fenomena baru. Hal ini
(mendekati angka satu) sehingga meng- dikarenakan komoditas peternakan dalam
indikasikan bahwa shocks (guncangan) proses produksinya mengandung ketidak-
pada varian harga akan bertahan lama pastian karena bersifat musiman
(persistence) untuk berubah. Berdasarkan (seasonal). Selain itu, komoditas
model GARCH (1,1) diketahui bahwa peternakan mudah rusak (perishable) dan
volatilitas harga daging sapi potong di supply tidak elastis (inelastic). Sifat
masa datang akan cenderung semakin musiman berarti pada saat panen supply
kecil dan persistence (berlangsung dalam melimpah, demand tetap, maka harga
waktu yang lama). cenderung menurun. Sebaliknya, pada
saat paceklik, supply menipis, demand
Perkembangan Harga Daging Ayam tetap (apalagi meningkat), harga
Broiler di Indonesia cenderung naik. Supply yang tidak elastis
Berdasarkan plot deret waktu bahwa berarti tidak dapat memanfaatkan
harga harian daging ayam broiler periode peluang adanya kenaikan harga secara
analisis berkisar antara Rp 10.000,00 per cepat.
26
Analisis Volatilitas Harga…
Pada tahun 2003 sampai tahun 2007 Model Peramalan Harga Daging
jumlah konsumsi ayam broiler meng- Ayam Broiler di Indonesia
alami peningkatan, namun tahun 2006 Hasil analisis ARCH-GARCH ter-
jumlah konsumsi ayam broiler mengal- hadap harga daging ayam broiler
ami penurunan. Hal ini disebabkan oleh menghasilkan model terbaik untuk
kondisi penawaran dan permintaan ayam estimasi volatilitas harga daging ayam
broiler di pasar, diduga pada tahun broiler yaitu model ARCH (1). Model
adanya isu-isu ternak seperti flu burung tersebut memberikan informasi tentang
dan ayam bangkai sehingga konsumen pola volatilitas harga daging ayam broiler
mengurangi jumlah konsumsi daging pada periode awal Februari 2003 sampai
ayam mereka. Dengan demikian adanya dengan awal Februari 2013. Persamaan
peningkatan permintaan daging ayam model ragam harga daging ayam broiler
broiler menyebabkan industri yang yang diperoleh adalah :
bergerak dibidang peternakan harus
mampu memanfaatkan persediaan ayam ht = 0,000209 + 0,170352ε2t-1.
broiler dan telur dengan cara berproduksi
lebih efektif dan efisien mulai dari hulu Model tersebut memberikan infor-
sampai hilir (Siregar 2009). masi bahwa tingkat risiko harga daging
Data yang diperoleh dari Direktorat ayam broiler hanya dipengaruhi oleh
Jenderal Peternakan menunjukkan bahwa besarnya volatilitas pada satu periode
konsumsi daging ayam pada tahun 2005 sebelumnya. Model ini dapat diinter-
adalah sebanyak 1.573.000 ton. pretasikan jika pada harga daging ayam
Sementara produksi pada tahun yang broiler hari ini terdapat nilai residual
sama hanya sebesar 779.106 ton. Adanya harga yang relatif besar, maka tingkat
kekurangan suplai ini, menyebabkan harga daging ayam broiler esok hari akan
masuknya daging ayam broiler yang cenderung besar. Nilai koefisien ARCH
sebagian besar dalam bentuk paha pada model menunjukkan tinggi rendah-
(chicken leg quarter) dari Amerika nya volatilitas harga daging ayam broiler.
Serikat. Impor daging ayam pada tahun Nilai koefisien ARCH pada model ini
2003-2005 meningkat cukup tinggi, sebesar 0,170352. Nilai tersebut kurang
kenaikan berkisar antara 140,6 persen - dari angka satu dan relatif kecil atau tidak
202,8 persen. Tahun 2006 mengalami mendekati angka satu, sehingga me-
penurunan sebesar 12,8 persen tetapi nunjukkan volatilitas yang rendah.
impor masih dilakukan karena belum Berdasarkan model ARCH (1) diketahui
mencukupi kebutuhan dalam negeri. bahwa volatilitas harga daging ayam
Keadaan ini bila dibiarkan, akan broiler di masa datang akan cenderung
menyebabkan merosotnya peternakan semakin kecil.
ayam broiler nasional pada periode
mendatang (Komalasari 2008).
27
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
Volatilitas Harga Daging Sapi Potong kan oleh nilai-nilai simpangan baku ber-
dan Daging Ayam Broiler di Indonesia syarat pada periode tersebut yang
Ketersediaan dan harga bahan umumnya jauh lebih tinggi dari nilai-nilai
pangan seringkali bergejolak akibat simpangan baku bersyarat pada periode
berbagai faktor, baik fenomena alam lainnya. Berdasarkan data harga daging
(iklim), kegagalan pasar, juga masalah sapi potong dari Februari 2003 sampai
kelancaran distribusi. Sepanjang tahun Februari 2013 diketahui bahwa periode
2003 - 2004, minyak mentah mengalami tersebut berada pada bulan April 2009.
kenaikan. Kenaikan harga minyak ini Sedangkan perubahan volatilitas
disebabkan oleh perkembangan ekonomi yang dapat digambarkan dari hasil
dunia. Gejolak drastis dan kecenderungan pendugaan persamaan varian harga
peningkatan harga-harga komoditi daging ayam broiler, terlihat kondisi
pangan di dunia tidak dapat dihindari. paling tidak stabil (volatilitas harga
Indonesia sendiri tidaklah kebal terhadap daging ayam broiler sebesar 0,121778935
gejolak harga pangan dunia tersebut yang dan 0,090432918) adalah pada periode
pada akhirnya mempengaruhi pasar ke-1410 dan pada periode ke-1471. Hal
dalam negeri. tersebut ditunjukkan oleh nilai-nilai
Harga daging sapi potong dan simpangan baku bersyarat pada periode
daging ayam broiler pada periode analisis tersebut yang umumnya jauh lebih tinggi
sangat berfluktuatif. Banyak faktor yang dari nilai-nilai simpangan baku bersyarat
dapat mempengaruhi volatilitas harga pada periode lainnya. Berdasarkan data
daging baik sapi potong maupun ayam harga daging ayam broiler dari Februari
broiler. Pada periode analisis dari tahun 2003 hingga Februari 2013 diketahui
2003-2013, terdapat beberapa isu baik bahwa periode tersebut berada pada bulan
nasional maupun global yang dianggap April 2009 dan bulan Juli 2009. Risiko
mempengaruhi volatilitas harga pangan, harga daging sapi potong dan daging
termasuk daging sapi potong dan daging ayam broiler pada periode analisis
ayam broiler. Dunia global semakin tersebut dipengaruhi oleh fluktuasi harga
berkembang terutama karena dukungan yang sangat tajam pada periode krisis
teknologi informasi. Bidang peternakan global 2008-2009.
pun menjadi bagiannya. Salah satu Yasin (2013) dalam bukunya
momen penting yakni isu dimulainya menyebutkan bahwa pakan tidak lepas
perdagangan bebas yang telah di- dari krisis global. Di samping hijauan
canangkan pada awal tahun 2003. pakan yang semakin terbatas keter-
Berdasarkan hasil pendugaan per- sediaannya, bahan-bahan pakan konsen-
samaan varian harga daging sapi potong, trat seperti jagung, kedelai, dan gandum
kemudian dapat digambarkan perubahan selalu menjadi pemicu volatilitas harga
volatilitas, dimana terlihat kondisi paling produk-produk peternakan. Naik turun-
tidak stabil (volatilitas harga daging sapi nya nilai tukar rupiah terhadap mata
potong sebesar 0,092182721) adalah pada uang asing sangat berpengaruh terhadap
periode ke-1407. Hal tersebut ditunjuk- harga bahan-bahan tersebut yang
28
Analisis Volatilitas Harga…
akhirnya akan mempengaruhi harga final (Basuno 2008). Yusdja et al. (2004)
daging ayam. Selain bahan pangan dan mengungkapkan bahwa kerugian akibat
pakan, pawaka (energy) pun menjadi isu wabah AI dapat bersifat langsung, berupa
utama krisis global. Penggunaan minyak kematian dan dampak tidak langsung
bumi sebagai sumber energi utama akibat dari penurunan konsumsi hasil
menjadikan komoditi ini sangat ber- ternak yang mendorong penurunan harga-
pengaruh pada penentuan harga produksi harga hasil ternak. Suatu kajian di Bali
barang dan jasa. Di samping itu, krisis telah memperlihatkan bahwa biaya
global semakin menjadi dengan adanya langsung akibat wabah AI harus
isu penyebaran pnyakit-penyakit ditanggung oleh peternak. Biaya tersebut
zoonosis seperti wabah flu burung baik berupa kerugian ekonomi karena
(H5N1), flu babi (A-H1N1), anthrax, dan pemusnahan unggas yang sakit, maupun
penyakit sapi gila (mad-cow). Hal ini biaya tambahan yang harus dikeluarkan
tidak saja berpengaruh pada kesehatan untuk pencegahan (Basuno 2008).
manusia, namun pada arus dinamikanya Hal-hal tersebut yang membuat
seperti arus pertukaran barang terutama terjadinya ketidakseimbangan supply dan
yang berbahan baku berasal dari ternak demand di pasar. Risiko harga daging
juga produk pertanian, serta melumpuh- sapi potong yang tinggi pada bulan
kan industri transportasi terutama bagi tersebut terjadi karena kuota impor
negara-negara yang menjadi sumber mencapai di atas 50 persen dari total
wabah tersebut. kebutuhan dalam negeri, yang menye-
Penyakit Avian Influenza masuk ke babkan harga daging sapi rendah pada
Indonesia untuk pertama kali pada bulan periode tersebut. Akibatnya banyak
Agustus 2003, yaitu di beberapa peternak yang enggan melakukan peng-
peternakan ayam layer di Kecamatan gemukan sapi atau mengembangkan
Legok, Tangerang. Dari sini kemudian anakan sapi pada waktu itu. Jumlah impor
penyakit ini meluas sampai ke sebelas daging dalam kurun waktu 2004-2009
provinsi, antara lain di pulau Jawa dan mengalami peningkatan lebih dari lima
Bali. Karena wabah ini berlangsung kali lipat. Indonesia mengimpor daging
cukup lama, yaitu dari Agustus 2003 sebanyak 11,8 ribu ton pada tahun 2004
sampai Januari 2004, maka sempat dan meningkat menjadi 64,1 ribu ton di
menimbulkan dampak ekonomi yang 2009 (Bappenas 2013).
sangat luas. Dari berbagai sumber Penurunan GDP dunia yang
diperoleh informasi bahwa angka menurun pada tahun 2008-2009 ber-
kematian ternak unggas mencapai 6-10 pengaruh terhadap peningkatan harga
juta ekor dan produksi telur dan daging pangan dunia, terutama harga jagung dan
mengalami penurunan antara 30 persen - kedelai. Harga pangan dunia dari tahun
40 persen. Beberapa perusahaan peter- 1990 hingga 2007 cukup stabil, namun
nakan khususnya peternakan rakyat karena terjadinya krisis global pada tahun
mengalami gulung tikar karena terjadinya 2008 mengakibatkan kenaikan harga
penurunan permintaan daging dan telur pangan yang cukup tinggi dan dirasakan
29
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
dampak hingga tahun-tahun berikutnya. datang (σt+1) dapat diperoleh dari model
Jika diasumsikan pasar bahan baku persamaan ARCH-GARCH yang telah
pakan, daging sapi, juga daging ayam diperoleh, dimana σt= √ht. Nilai
broiler merupakan pasar terbuka, maka volatilitas yang besar atau kecil
berdasarkan perkembangan harga pangan menggambarkan seberapa besar tingkat
dunia termasuk harga jagung dan kedelai risiko yang akan dihadapi pada masa yang
sebagai bahan baku pakan maka biaya akan datang. Informasi tentang volatilitas
produksi ayam broiler diperkirakan akan ini berfungsi bagi para pelaku pasar yaitu
terus meningkat. Hal itu disebabkan para penjual daging. Semakin tinggi nilai
kedua bahan baku tersebut merupakan volatilitas maka risiko yang dihadapi
tradable goods, sehingga terjadinya juga akan semakin besar. Berdasarkan
kenaikan harga dunia akan ditransmisi- konsep risiko yang telah dijelaskan
kan ke harga pakan broiler domestik sebelumnya apabila risiko yang dihadapi
sehingga biaya produksi broiler domestik besar maka keuntungan yang akan
akan meningkat (Ilham 2009). Tingginya diperoleh juga akan semakin besar (high
harga jagung dan kedelai yang juga risk high return). Perhitungan volatilitas
merupakan bahan baku utama pakan harga komoditi daging dapat dilihat
unggas menyebabkan tingginya harga dalam Tabel 2.
pakan di Indonesia. Bencana kekeringan
di Amerika, terutama sentra produksi Tabel 2. Hasil perhitungan volatilitas
jagung dan kedelai pun sangat ber- harga daging sapi potong dan
pengaruh terhadap melambungnya harga daging ayam broiler
Komoditas Nilai Volatilitas
bahan pakan. Hal ini pun didukung oleh
Daging sapi potong 0,00732778
Siregar (2009), yang menyatakan bahwa Daging ayam broiler 0,01446847
kenaikan harga minyak dunia pada
periode tersebut mendorong penggunaan Risiko Harga Daging Sapi Potong dan
energi alternatif, seperti biofuel, sehingga Daging Ayam Broiler di Indonesia
menciptakan kompetisi penggunaan Setelah dilakukan pendugaan varian
sumbedaya (terutama lahan) untuk pada harga jual daging sapi potong dan
pangan vs untuk feedstock (bahan baku) daging ayam broiler maka selanjutnya
biofuel. Selain itu, menurutnya, kenaikan dilakukan perhitungan besarnya risiko
harga minyak bumi menyebabkan harga dengan adanya fluktuasi harga
meningkatnya biaya transportasi dan daging sapi potong dan daging ayam
biaya saran produksi pertanian seperti broiler melalui perhitungan VaR. Berikut
pupuk dan pestisida. Akibatnya, harga ini adalah ilustrasi penggunaan VaR
produk pertanian dan pangan juga dengan selang kepercayaan 95 persen
meningkat. dengan pendekatan melalui penerimaan
Nilai volatilitas yang besar atau kecil penjual atau pedagang daging sapi potong
menggambarkan seberapa besar tingkat dan daging ayam broiler di Indonesia.
risiko yang akan dihadapi pada masa yang Diasumsikan besarnya penerimaan dari
akan datang. Nilai volatilitas yang akan penjualan daging sapi potong dan daging
30
Analisis Volatilitas Harga…
31
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
harga daging ayam broiler yang disebab- Alternatif Strategi Terkait dengan
kan karena perubahan permintaan dan Volatilitas Harga Daging Sapi Potong
penawaran daging sapi potong dan daging dan Daging ayam Broiler di Indonesia
ayam broiler di pasar. Permintaan daging Panjangnya saluran pemasaran
sapi potong yang tidak begitu tinggi menyebabkan besarnya biaya yang
dibandingkan daging ayam broiler dan dikeluarkan, serta ada bagian yang
dengan siklus produksi sapi potong yang dikeluarkan sebagai keuntungan pe-
lama menyebabkan harga jual daging sapi dagang. Hutabalian (2009) menyebutkan
potong risikonya lebih kecil dibanding- bahwa peran pemerintah sangat penting
kan dengan daging ayam broiler. Berbeda untuk menyediakan fasilitas khusus untuk
halnya dengan ayam broiler masa pemasaran ternak sapi, di samping itu
produksinya sangat cepat yaitu sekitar 30- juga pemerintah dapat memberlakukan
40 hari atau sekitar satu bulan sudah siap kebijakan untuk mengatur alur pemasaran
panendan paling lama 12 minggu untuk dalam hal mengurangi keterlibatan
siap potong (Siregar 2009), maka dengan banyak pihak, sehingga biaya yang
siklus yang cepat dan permintaan yang dikeluarkan oleh pedagang/jagal dapat
tinggi menyebabkan terjadinya harga diminimumkan. Kegiatan pengaturan
yang lebih berfluktuatif. Siklus ayam distribusi dan pemasaran daging ini
broiler yang cepat akan sangat mudah bertujuan untuk menjamin ketersediaan
dipengaruhi oleh perubahan permintaan daging di wilayah Indonesia dan stabilitas
dan penawaran yang terjadi di pasar dan harga daging. Dimana program aksinya
akan sangat sulit untuk mengendalikan terdiri dari peningkatan pengawasan dan
risiko yang akan terjadi. Hal tersebut pun pemantauan distribusi daging lokal
didukung oleh penelitian yang dilakukan maupun impor, pengendalian distribusi
oleh Ilham (2009) yang menyebutkan daging impor berdasarkan kelengkapan
bahwa harga produk dan input unggas fasilitas rantai dingin dari importir hingga
(ayam broiler) lebih fluktuatif dibanding- ritel (Kementan 2011).
kan dengan harga produk sapi. Fenomena Perumusan dan penentuan kembali
tersebut dikatakan wajar mengingat titik keseimbangan supply dan demand
bervariasinya komponen input unggas daging di dalam negeri dalam jangka
yang digunakan dan semua komponen pendek juga sangatlah penting. Upaya
tersebut bersifat tradable dimana intervensi pemerintah dalam menjaga
keterkaitan harga dunia dengan domestik stabilitas harga komoditi daging pada
relatif tinggi dibandingkan produk sapi, tingkat yang normal sesuai dengan
pelaku usaha unggas didominasi oleh kemampuan daya beli masyarakat, adalah
usaha komersial besar dengan demikian dengan melakukan intervensi lewat
usaha unggas sifat spekulatifnya relatif keduanya, yaitu dari sisi jumlah pasokan
lebih tinggi dibandingkan dengan usaha dan konsumsi. Pemerintah dapat menjaga
sapi potong. dan mengatur titik keseimbangan atas
jumlah pasokan berdasarkan hasil
pemantauan mengenai peta jumlahnya,
32
Analisis Volatilitas Harga…
33
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
34
Analisis Volatilitas Harga…
35
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
36
Analisis Volatilitas Harga…
37
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
Lampiran 1. Plot harga domestik daging sapi potong periode Februari 2003 –
Februari 2013
Lampiran 2. Plot harga domestik daging ayam broiler periode Februari 2003 –
Februari 2013
38
Analisis Volatilitas Harga…
39
Fadila Jzuqynova Burhani, Anna Fariyanti dan Siti Jahroh
40