Professional Documents
Culture Documents
Kualitas
Prinsip Manajemen
Planning
Controlling Organizing
Actuating
Mutu Hasil
Pemeriksaan
Laboratorium Klinik
Untuk apa pemeriksaan
laboratorium dilakukan?
! untuk diagnosis
screening
Apa yang diharapkan Pelanggan
dari laboratorium klinik
❷ Pelayanannya baik.
(mis. tepat waktu)
3 Aspek Pengendalian Dalam
Menjamin Mutu Hasil
Pemeriksaan
Proses Pra-analitik
(57.3%)
Proses Analitik (25.1%)
Proses Pasca-analitik
(13.6)
Proses-proses Pra - Analitik
1. Persiapan Pasien
2. Persiapan Pengambilan
Spesimen
3. Pengambilan Spesimen
4. Transportasi Spesimen
5. Penanganan Spesiman
6. Penyimpanan Sampel
Relative Contribution of the Preanalytical Phase
to the Total Turn-Around Time of a Diagnostic Test
Persons Involved in the Preanalytical Phase
Faktor Preanalitik yang dapat
dikendalikan
• Perubahan Postur Tubuh
• Bed Rest dalam periode yang cukup panjang
• Olah raga
• Variasi Circadian
• Travel
• Diet
• Merokok, Minum Alkohol dan obat-obatan
Effect of Smoking on Different Blood Analytes
caused by Smoke Constituents
Biological Effects of addictive Drugs
on Plasma Concentrations of selected Analytes
Infusions / Transfusions as Interfering Factors and/or
Contaminants of Laboratory Diagnostic Tests
Recommendations for Scheduling
Infusions and Blood Sampling
Faktor Preanalitik yang tidak dapat
dikendalikan
• Pengaruh Biologis
Ø Usia
Ø Jenis Kelamin
Ø Ras / bangsa
• Faktor Lingkungan
• Letak Geografis
• Siklus Menstruasi
• Pengaruh Musim
• Kondisi Shock dan Trauma
• Kondisi Sedang Transfusi
Faktor – Faktor Analitik
Karakteristik Mutu pada Proses Pemeriksaan
Laboratorium:
v Persiapan Harian
v Persyaratan Spesimen
v Penanganan Spesimen
v Turn Around Time
v SDM Kompeten
Faktor – Faktor Analitik
Karakteristik Mutu pada Proses Pemeriksaan
Laboratorium:
v CPRR (Cost Per Reportable Result)
v Metode Pemeriksaan
v Metode/Sistem QC
v Kemampuan Alat
v Fasilitas
v Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan
Faktor – Faktor Analitik
Karakteristik Mutu Produk yang harus
dipenuhi:
v Presisi
v Akurasi
v Sensitifitas Analitik
v Spesifitas Analitik
v Interferensi
v Rentang Linearitas
v Stabilitas Reagen
Akurasi ( Ketepatan )
Akurasi menyatakan kesesuaian hasil
pemeriksaan dengan nilai benar ( actual
value ).
Secara kuantitatif disebut inakurasi yang
dihitung sebagai perbedaan nilai rata-rata
pemeriksaan replikat ( berulang-ulang )
dengan nilai benar.
Presisi ( Ketelitian )
1.Sistem Analisa
2. Sistem QC
Analytical System
Quality
Laboratory Results Goal
v Jumlah Kontrol
v Plotting hasil QC
pencegahan
QUALITY CONTROL
di Laboratorium Klinik
{ Control Chart
Metoda grafik untuk menampilkan
hasil kontrol dan mengevaluasi
apakah suatu prosedur pemeriksaan
in-control atau out-of-control.
QUALITY CONTROL
di Laboratorium Klinik
{ Control Limits
Batasan pada grafik kontrol yang
digunakan untuk menilai suatu prosedur
pemeriksaan in-control atau
out -of-control
Batasan kontrol dihitung dari
Nilai rata-rata dan standar deviasi
dari hasil pengukuran kontrol
QUALITY CONTROL
di Laboratorium Klinik
{ Control Rule
Suatu ukuran/standar untuk
memberikan keputusan terhadap
perjalanan suatu pemeriksaan apakah
in atau out-of control
Control Chart
TUJUAN
STATISTICAL QUALITY CONTROL
Ø Memantau mutu analitik suatu prosedur
pemeriksaan pada kondisi operasional
rutin yang stabil
Ø Memberikan alarm/tanda sedang terjadi
masalah
Ø Mencegah dilaporkannya hasil
pemeriksaan yang belum terbebas dari
kesalahan analitik
APA ITU
“WESTGARD RULES” ?
T
1-2S IN CONTROL
Y T
T T T T
1-3S 2-2S R-4S 4-1S 10(X)
Y Y Y Y Y
OUT OF CONTROL
WESTGARD MULTIRULE
1 2S
Merupakan PERINGATAN
yang harus dilakukan adalah melihat performan hasil kontrol
lainnya, yaitu :
Ò Hasil kontrol yang sebelumnya dalam level yang sama
(across run)
Ò Hasil kontrol level lainnya pada saat dikerjakan
berbarengan (within run) 1-2S
6
5
2SD 4
X 2
1
-2SD 0
1 2 3 4 5
WESTGARD MULTIRULE
1 3S
Merupakan PENOLAKAN
Yaitu 1 (satu) hasil kontrol keluar batasan baik 3 SD (diatas) atau
-3SD (Dibawah)
1-3S
7
2SD6
5
X 4
-2SD2
1
0
1 2 3 4 5
1 - 3S merupakan ciri :
- Kesalahan random
- Awal dari kesalahan sistematik yang besar
WESTGARD MULTIRULE
2 2S
Merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan
sistematik
Yaitu : - 2 (dua) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama,
keluar di sisi yang sama baik 2 SD (diatas) atau -2SD
(Dibawah) [across run]
- 2 (dua) hasil kontrol dari level kontrol yang berbeda, keluar
disisi yang sama baik 2 SD (diatas) atau -2SD (Dibawah)
[within run]
6 2-2S 6
2SD5 2SD5
4 4
X
3 X
3
2 2
-2SD1 -2SD1
0 0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
R-4S
6 6
5 2SD
5
4 4
3 X3
2 2
1 -2SD1
0 0
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
4-1S
4-1S
6
6
2SD
5
2SD
5
4
4
X 3
X3
2
2
-2SD
1
0
-2SD1
1 2 3 4 5 6 7 8 0
1 2 3 4 5 6 7 8
Accros run Within run
WESTGARD MULTIRULE
10 (x)
Merupakan PENOLAKAN menggambarkan kesalahan
Sistematis
Yaitu : - 10 (sepuluh) hasil kontrol terakhir dari level
kontrol yang sama [across run] atau berbeda [within run],
berada pada sisi yang sama diatas / dibawah nilai rata-rata
10(x)
6
6
2SD 2SD
5
5
4
4
X3 X3
2
2
-2SD
1 -2SD1
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Within run
Accros run
10(x)
HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM
MENGATASI MASALAH ‘OUT OF CONTROL’
1) Periksa jenis penyimpangan yang terjadi untuk
menentukan jenis kesalahan.
2) Hubungkan jenis kesalahan dengan penyebab
potensial
3) Pertimbangkan faktor-faktor umum dalam multitest
sistem yang dapat menyebabkan ‘out of control’
✾ Apakah terjadi pada volume sampel sedikit atau banyak
✾ Apakah terjadi pada filter yang sama
✾ Apakah terjadi pada cara deteksi yang sama
( end point vs rate, MEIA vs FPIA )
✾ Apakah kesalahan terjadi pada tes-tes yang dikalibrasi
atau diverifikasi
HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN DALAM
MENGATASI MASALAH ‘OUT OF CONTROL’
tidak konsisten.
v Fluktuasi dalam temperatur.
v Fluktuasi Listrik.
analis ke analis
Random error berhubungan dengan :
- Perubahan dalam presisi
- Meningkatnya SD atau CV
_ _
∑ ( x - xi )2
SD : CV : ( SD/ x ) x 100
N-I
- QC Chart menggambarkan Perubahan Random Error -
Dua Tipe Kesalahan
Yang Ditemukan Selama Proses Pemeriksaan
v Perubahan kalibrasi/rekalibrasi.
Terima Kasih