You are on page 1of 7

Marsetyo Edhiatmi : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN URIN DI

LABORATORIUM KLINIK RUTIN SMF. PATOLOGI KLINIK RSUP. DR. HASAN


SADIKIN BANDUNG

PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN URIN DI


LABORATORIUM KLINIK RUTIN SMF. PATOLOGI KLINIK RSUP. DR.
HASAN SADIKIN BANDUNG

Marsetyo Edhiatmi, Atun Farihatun, Muhammad Rifqi


Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis

ABSTRACT
Internal quality assurance is prevention and surveillance activities carried out by each laboratory
continuously to prevent or reduce the incidence of error / deviation in order to obtain the proper
examination results. Application of quality control in the laboratory of one of them by performing
a control material prior to the examination of samples, so that test results are accurate and can be
accounted for. Urine analyzer is a tool used for chemical examination of urine. This study aims to
describe the accuracy and precision in urine using the urine analyzer in laboratory of routine
clinic SMF. Clinical Pathology of RSUP. DR. Hasan Sadikin Bandung in March 2017. Quality
control using control material assayed namely control material known reference value.While
calibration using special check strips for Arkray Aution Eleven AE4020. The results of this study
show the internal quality assurance on urine examination using a urine analyzer showed a good
value, except for certain parameters (glucose, protein, urobilinogen, blood, ketones and
leukocytes), which has a value of precision is not good. The calibration results show good value
because there is no deviant data. It can be concluded all parameters have good accuracy whereas
precision is not good for glucose, protein, urobilinogen, blood, ketone and leukocyte parameters.

Keywords : Quality Control, Calibration, Urine Analysis

INTISARI

Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang


dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi
atau mengurangi kejadian error / penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan
yang tepat. Penerapan quality control di laboratorium salah satunya dengan melakukan
pemeriksaan bahan kontrol sebelum pemeriksaan sampel, agar hasil pemeriksaan akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan. Alat urine analyzer merupakan alat yang digunakan
untuk pemeriksaan kimia urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
ketepatan dan keteliatan pada pemeriksaan urin menggunakan urine analyzer di
laboratorium klinik SMF. Patologi Klinik RSUP. DR. Hasan Sadikin Bandung bulan
Maret 2017. Quality control menggunakan bahan kontrol assayed yaitu bahan kontrol
yang telah diketahui nilai rujukannya. Sedangkan kalibrasi menggunakan check strip
khusus untuk alat Arkray Aution Eleven AE4020. Hasil penelitian menunjukan
pemantapan mutu internal pada pemeriksaan urin menggunakan urine analyzer
menunjukkan nilai yang baik, kecuali untuk parameter tertentu (glukosa, protein,
urobilinogen, darah, keton dan leukosit) yang memiliki nilai presisi yang kurang baik.
Hasil kalibrasi menunjukkan nilai yang baik karena tidak ada data yang menyimpang.
Dapat disimpulkan semua parameter memiliki akurasi yang baik sedangkan presisi
kurang baik untuk parameter glukosa, protein, urobilinogen, darah, keton dan leukosit.

Kata Kunci : Quality Control, Kalibrasi, Analisa Urin


Marsetyo Edhiatmi : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN URIN DI
LABORATORIUM KLINIK RUTIN SMF. PATOLOGI KLINIK RSUP. DR. HASAN
SADIKIN BANDUNG

Pendahuluan adalah cermat atau seksama, berhati-hati,

Pemantapan mutu (quality penuh perhitungan dalam berpikir dan

assurance) laboratorium kesehatan adalah bertindak, serta tidak tergesa-gesa dan tidak

semua kegiatan yang ditunjukkan untuk ceroboh 2 dalam melaksanakan pekerjaan.

menjamin ketelitian dan ketepatan hasil Sikap ketelitian sangat dibutuhkan dalam

pemeriksaan laboratorium (Permenkes RI, mencapai hasil yang maksimal. Tujuan dari

2013). pemantapan mutu internal yaitu sebagai

Pemantapan mutu terbagi menjadi pemantapan dan penyempurnaan metode

2 bagian, yaitu Pematapan Mutu Internal pemeriksaan dengan mempertimbangkan

(PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal aspek analitik dan klinis, mempertinggi

(PME). Pemantapan mutu internal adalah kesiagaan tenaga sehingga tidak akan

kegiatan pencegahan dan pengawasan yang terjadi hasil yang salah, memastikan bahwa

dilaksanakan oleh masing-masing semua proses telah dilakukan dengan benar,

laboratorium secara terus menerus agar mendeteksi penyimpangan dan mengetahui

tidak terjadi atau mengurangi kejadian error sumbernya, membantu perbaikan pelayanan

/ penyimpangan sehingga diperoleh hasil kepada pelanggan (Permenkes RI, 2013).

pemeriksaan yang tepat (Depkes RI, 2008). Kegiatan pemantapan mutu internal

Ketepatan hasil pemeriksaan tidak luput mencakup 3 tahapan, yaitu pra-analitik,

dari seorang analis yang melakukan analitik dan post-analitik. Kesalahan pada

pemeriksaan. Seorang analis harus teliti dan saat praanalitik 68%, pada tahap analitik

tidak boleh tergesa-gesa. Hal tersebut 19% dan tahap post analitik 13% (Hadi A,

diterangkan oleh Allah S.W.T. dalam surat 2007).

Al-Anbiya ayat 37 Artinya: Manusia telah Saat ini pemeriksaan-pemeriksaan

dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak dilaboratorium sudah menggunakan alat

akan Aku perIihatkan kepadamu tanda- otomatis, sehingga alat-alat tersebut harus

tanda azab)-Ku. Maka janganlah kamu terjaga kualitasnya agar mampu

minta kepada-Ku mendatangkannya dengan memberikan hasil yang dapat

segera (Qs. Al-Anbiya: 37). dipertanggungjawabkan, salah satunya

Ayat diatas menjelaskan bahwa dengan melakukan quality control pada alat

Allah tidak menyukai makhluk yang tersebut. Beberapa alat yang sering

bekerja dengan tergesa-gesa karena dapat digunakan dalam pemeriksaan

menimbulkan kesalahan dan kegagalan dilaboratorium diantaranya, Hematology

dalam mencapai sebuah tujuan. Teliti Analyzer, Automated Chemystry Analyzer,


Urine Analyzer, Electrolyte Analyzer.
Marsetyo Edhiatmi : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN URIN DI
LABORATORIUM KLINIK RUTIN SMF. PATOLOGI KLINIK RSUP. DR. HASAN
SADIKIN BANDUNG

Urine analyzer, merupakan salah satu alat tempat di Rumah Sakit Hasan Sadikin
yang sering digunakan untuk pemeriksaan Bandung pula memberikan ketertarikan
di laboratorium yaitu untuk pemeriksaan penulis untuk melakukan penelitian karena
urin. Parameter yang diperiksa pada alat jumlah pasien pemeriksaan urin di
urine analyzer yaitu berat jenis, pH, Laboratorium Klinik Rutin SMF.
leukosit, nitrit, darah (eritrosit), glukosa, Patologi Klinik Rumah Sakit Hasan
keton, urobilinogen, bilirubin dan protein. Sadikin Bandung rata-rata 35 sampel urin
Menurut Dina (2016), urine setiap harinya. Hal tersebut menunjukkan
analyzer sangat bermanfaat bagi pemantapan mutu internal pada
laboratorium yang setiap harinya memiliki pemeriksaan urin menggunakan urine
banyak sampel laboratorium untuk analyzer sangat penting untuk dilakukan
diperiksa. Selain bermanfaat untuk agar memperoleh hasil yang akurat.
mengurangi human error karena pembacaan Pada artikel ini peneliti meneliti
tes manual, alat urine analyzer 3 dapat Gambaran hasil pemantapan mutu internal
memberikan hasil yang lebih akurat. pemeriksaan urin menggunakan urine
Quality control pada alat urine analyzer analyzer di laboratorium klinik rutin SMF.
sangat penting, karena apabila tidak melalui Patologi Klinik RSUP. DR. Hasan Sadikin
proses quality control akan berpengaruh Bandung bulan Maret 2017.
secara signifikan pada hasil pemeriksaan. Metode Penelitian
Penerapan quality control di laboratorium
Penelitian ini menggunakan metode
salah satunya dengan melakukan
deskriptif, yaitu mengetahui gambaran hasil
pemeriksaan bahan kontrol sebelum
pemantapan mutu internal pemeriksaan urin
pemeriksaan sampel. Pemeriksaan bahan
menggunakan urine analyzer di
kontrol pada urine analyzer memberikan
laboratorium klinik rutin SMF. Patologi
ketertarikan penulis untuk melakukan
Klinik RSUP. DR. Hasan Sadikin Bandung
penelitian karena tidak terlalu sering
bulan Maret 2017.
dilakukan karena menganggap hasil
pemeriksaan bahan kontrol pada alat urine Populasi pada penelitian ini adalah
analyzer selalu bagus. Padahal, setiap alat seluruh bahan kontrol alat urine analyzer
yang akan digunakan untuk pemeriksaan untuk pemeriksaan urin sebanyak 2 kontrol
sampel sebelumnya harus melalui proses level (normal dan abnormal) yang masing-
quality control terlebih dahulu, yaitu masing berisi 12mL. Sampel pada
pemeriksaan bahan kontrol setiap hari penelitian ini yaitu bahan kontrol alat urine
sebelum pemeriksaan sampel. Pemilihan analyzer untuk pemeriksaan urin di
Marsetyo Edhiatmi : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN URIN DI
LABORATORIUM KLINIK RUTIN SMF. PATOLOGI KLINIK RSUP. DR. HASAN
SADIKIN BANDUNG

Laboratorium Klinik Rutin SMF. Patologi Hasil Penelitian


Klinik RSUP. DR. Hasan Sadikin Bandung Data yang digunakan dalam
bulan Maret 2017 sebanyak 30 sampel penelitian ini adalah data primer yaitu data
dalam 30 hari. hasil pemeriksaan bahan kontrol urine
analyzer di Laboratorium Klinik Rutin
Prosedur Penelitian SMF. Patologi Klinik RSUP. DR. Hasan
Sadikin Bandung bulan Maret 2017, yang
a. Quality Control:1) Tahap Pra dilaksanakan pada hari kerja yaitu Senin –
analitik:a) Siapkan reagen kontrol dan Jum’at.
biarkan mencapai suhu ruang. Tunggu 15
menit sebelum digunakan b) Cek 1. Quality Control
kadaluarsa dari urine strip test yang ada
Tabel 1 Nilai Presisi dan Akurasi Hasil
pada kemasan botol c) Siapkan urine Quality Control
analyzer untuk pengukuran bahan kontrol
2) Tahap Analitik a) Kocok reagen urin No Parameter
Presisi Akurasi
(KV%) (d%)
kontrol untuk menghomogenkan b) 1 Glukosa 34,9% 2,27%
Lepaskan tutup botol dan teteskan ke setiap 2 Protein 14% 6,06%
3 Bilirubin 3,6% 0,75%
bantalan urine test strip c) Periksa/ukur 4 Urobilinogen 14,2% 1,43%
dengan urine analyzer dengan mengikuti 5 pH 3,14% 7,7%
6 Berat Jenis 0% 0,49%
Standar Operating Procedure yang 7 Darah 34,25% 4,3%
tercantum dalam buku petunjuk d) Catat 8 Keton 11,21% 4,55%
9 Nitrit 0% 0%
hasil pemeriksaan 3) Tahap Post analitik 10 Leukosit 28,35% 5,1%
Dari data pemeriksaan bahan kontrol yang
telah didapat kemudian dilihat ada tidaknya 2. Kalibrasi
penyimpangan terhadap nilai rujukan. Tabel 2 Hasil kalibrasi Arkray Aution Eleven
AE4020 CHECK Serial No. 41207050
Dihitung pula rata-rata, Standar deviasi λ Hari Ket. Hari Ket. Hari Ket.
(SD), nilai bias (d%), nilai koefisien variasi Ke-1 Ke-2 Ke-3
(KV%), kemudian diplotkan kedalam 430[ 34,3% Tidak 34,4% Tidak 34,0% Tidak
nm] Menyi Menyimpan Menyi
grafik. mpang g mpang
565[ 32,2% Tidak 32,0% Tidak 32,2% Tidak
b. Kalibrasi :1) Tahap Pra analitik nm] Menyi Menyimpan Menyi
mpang g mpang
a) Siapkan check strip untuk kalibrasi b) 635[ 31,3% Tidak 31,6% Tidak 31,2% Tidak
Siapkan urine analyzer untuk kalibrasi 2) nm] Menyi Menyimpan Menyi
mpang g mpang
Tahap Analitik a) Letakkan check strip 760[ 30,8% Tidak 30,9% Tidak 30,8% Tidak
nm] Menyi Menyimpan Menyi
pada test strip tray b) Periksa/ukur dengan mpang g mpang
urine analyzer dengan mengikuti Standar
Operating Procedure yang tercantum dalam
buku petunjuk c) Catat hasil pemeriksaan Pembahasan

3) Tahap Post analitik Dari data Pemantapan mutu internal


pemeriksaan kalibrasi yang telah didapat pemeriksaan urin menggunakan urine
kemudian dilihat ada tidaknya
analyzer di Laboratorium Klinik Rutin
penyimpangan terhadap nilai rujukan yang
tertera pada botol check strip.. SMF. Patologi Klinik RSUP. DR. Hasan
Marsetyo Edhiatmi : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN URIN DI
LABORATORIUM KLINIK RUTIN SMF. PATOLOGI KLINIK RSUP. DR. HASAN
SADIKIN BANDUNG

Sadikin Bandung bulan Maret 2017, tidak pemeriksaan urin menggunakan urine
ada data yang menyimpang dari rentang analyzer didapatkan nilai KV terendah
nilai bahan kontrol tersebut, baik untuk yaitu 0% dan tertinggi 34,9%. Berdasarkan
kontrol level 1 maupun level 2. Selain Permenkes RI (2003), ketelitian dikatakan
quality control, kegiatan yang 38 dilakukan baik apabila nilai KV% < 5%, sehingga
dalam pemantapan mutu pemeriksaan urin berdasarkan table 4.1 ada beberapa
menggunakan urine analyzer yaitu kalibrasi parameter yang nilai KV% melebihi 5%
pada alat urine alayzer Arkray Aution yaitu pemeriksaan glukosa, protein,
Eleven AE4020. urobilinogen, darah, keton dan leukosit.
Pada pemantapan mutu internal ini Menurut Sukorini (2010), secara umum ada
menggunakan bahan kontrol yang telah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
diketahui nilai kontrolnya. Hasil ketelitian yaitu alat yang digunakan,
pemeriksaan bahan kontrol dilihat apakah volume / kadar bahan yang diperiksa,
masuk ke dalam rentang nilai kontrol yang waktu pengulangan, tenaga pemeriksa dan
sudah ada atau tidak menggunakan metode cara pemeriksaan. Ketelitian terutama
dan alat yang sama. Jika semua nilai dipengaruhi oleh kesalahan acak yang tidak
kontrol masuk ke dalam nilai kontrol maka dapat dihindari yang disebabkan oleh
pemeriksaan pasein yang akan dilakukan ketidakstabilan. Salah satu cara agar nilai
akan tepat dan dapat dipercaya. presisinya menjadi baik yaitu 39 dengan
Akurasi dihitung dari hasil meminimalkan kesalahan yang terjadi.
pemeriksaan bahan kontrol sebagai nilai Kesalan yang berkaitan dengan
biasnya (d%). Pada bulan Maret 2017, hasil presisi berkaitan dengan kesalahan random.
pemeriksaan bahan kontrol pemeriksaan Kesalahan random selalu akan muncul,
urin menggunakan urine analyzer tetapi dapat diperkecil dengan cara
didapatkan nilai bias terendah yaitu 0% dan melakukan pengukuran berulang-ulang.
teringgi yaitu 7,7%. Berdasarkan tabel 4.1 Jika pemeriksaan menunjukkan hasil yang
akurasi dapat dinyatakan baik dengan nilai akurat tetapi tidak presisi maka akan terjadi
d% tidak ada yang melebihi 10%, karena keberagaman variabel yang besar pada
berdasarkan Permenkes RI (2003), akurasi pengukuran yang menunjukkan masih
dinyatakan baik apabila d% < 10%. adanya kesalahan acak yang terjadi pada
Ketelitian dinilai dari pemeriksaan bahan pemeriksaan.
kontrol sebagai nilai koefisien variasi Ketelitian yang kurang baik dapat
(KV%). Pada bulan Maret 2017, hasil diminimalkan dengan melakukan
pemeriksaan bahan kontrol untuk pengukuran secara berulang dengan melihat
Marsetyo Edhiatmi : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN URIN DI
LABORATORIUM KLINIK RUTIN SMF. PATOLOGI KLINIK RSUP. DR. HASAN
SADIKIN BANDUNG

hasil pemeriksaan hari sebelumnya. stick berwarna abu. Namun, di


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laboratorium klinik rutin SMF. Patologi
kestabilan bahan kontrol diantaranya pada Klinik RSUP. DR. 40 Hasan Sadikin
pemeriksaan bilirubin dan urobilinogen Bandung hanya menggunakan 1 check stick
kestabilannya terganggu bila terkena sinar yaitu check stick berwarna abu, karena
matahari. Pemeriksaan darah dan nitrit pada check stick berwarna putih rusak.
urin akan berpengaruh pada kestabilan Walaupun demikian tidak mengurangi
dengan berat jenis urin tinggi, urin dengan ketepatan dan ketelitian dari alat tersebut
jumlah protein yang meningkat. Pada karena menggunakan check stick berwarna
pemeriksaan pH suhu yang terlalu dingin abu nilai kalibrasi masih berada pada nilai
akan memberikan pH rendah palsu. seharusnya dan setiap pemeriksaan bahan
Pemeriksaan berat jenis urin dipengaruhi kontrol tidak ada nilai yang menyimpang
oleh pH yang rendah dan kadar protein dari nilai normal, sehingga pemeriksaan
yang lebih dari 500mg/dL. pada pasien dapat dikatakan baik dan dapat
Pemeriksaan glukosa dipengaruhi dipertanggungjawabkan.
oleh zat pengoksidasi seperti hipoklorit dan Kelemahan dari penelitian ini yaitu
klorin. Pemeriksaan protein dipengaruhi kalibrasi yang dilakukan hanya
oleh pH yang bersifat alkali. Di menggunakan satu check strip saja yaitu
laboratorium klinik rutin SMF. Patologi check strip berwarna abu, seharusnya
Klinik RSUP. DR. Hasan Sadikin Bandung kalibrasi urine analyzer menggunakan dua
menggunakan dua level kontrol dalam check strip yaitu yang berwarna abu dan
pemeriksaan bahan kontrol pemeriksaan berwarna putih. Kelemahan lainnya yaitu
urin menggunakan urine analyzer. Bahan hasil pemantapan mutu internal yang
kontrol level 1 merupakan nilai kontrol dilakukan selama satu bulan tidak dapat
normal dan level 2 merupakan high control. dilihat dengan baik karena idealnya
Selain melakukan pemeriksaan bahan pemantapan mutu dapat dilihat dengan baik
kontrol yang dilakukan setiap hari sebelum dalam satu trisemester atau satu periode
pemeriksaan pasien, dilakukan juga tahunan.
kalibrasi pada alat tersebut yang dilakukan
setiap seminggu sekali yaitu pada hari Simpulan
Senin. Hasil penelitian menunjukan
Kalibrasi yang dilakukan pemantapan mutu internal pada
seharusnya menggunakan 2 check stick, pemeriksaan urin menggunakan urine
yaitu check stick berwarna putih dan check analyzer menunjukkan nilai yang baik,
Marsetyo Edhiatmi : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL PEMERIKSAAN URIN DI
LABORATORIUM KLINIK RUTIN SMF. PATOLOGI KLINIK RSUP. DR. HASAN
SADIKIN BANDUNG

kecuali untuk parameter tertentu (glukosa, Hadi, A. (2007). Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium. Jakarta: Gramedia ISO/IEC
protein, urobilinogen, darah, keton dan 17025:2005. Persyaratan Umum
leukosit) yang memiliki nilai presisi yang Kompetensi Laboratorium Pengujian dan
Laboratorium Kalibrasi
kurang baik. Hasil kalibrasi menunjukkan
Prodia Group. (2016). Urin Rutin. Tersedia
nilai yang baik karena tidak ada data yang dalam
menyimpang. Dapat disimpulkan semua http://prodia.co.id/ProdukLayanan/Pemeriks
aanLaboratoriumDe tails/urine-rutin
parameter memiliki akurasi yang baik [diakses pada 27 November 2016]
sedangkan presisi kurang baik untuk Permenkes RI. (2013). Peraturan Menteri
parameter glukosa, protein, urobilinogen, Kesehatan RI No. 43 Tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Klinik Yang
darah, keton dan leukosit. Baik. Jakarta: Menteri Kesehatan RI 43

Siregar, C. (2007). Praktik Sistem Manajemen


Ucapan Terima Kasih Laboratorium Pengujian Yang Baik. Jakarta:
EGC
Sumber dana penelitian ini Sofie, M. (2015). Pemeriksaan Urine dengan
menggunakan dana hibah dari LPPM Alat Urine Analyzer. Tersedia dalam
www.ikatemijateng.org/pemeriksaan-urine-
STIKes Muhammadiyah Ciamis. Pada dengan-alaturine-analyzer/ [diakses 29
November 2016]
kesempatan ini peneliti mengucapkan
terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Media Roche Group. (2003). Policies and
Procedures For Use With Urisys 1100 Urine
Ketua STIKes Muhammadiyah Ciamis, Analyzer. Swiss: Hoffmann-La Roche Ltd.
Ketua LPPM STIKes Muhammadiyah Wirawan dkk. (2010). Jurnal Penilaian Hasil
Ciamis dan Ketua Program Studi D3 Analis Pemeriksaan Urin. Cermin Dunia
Kedokteran No 30. Jakarta : Fakultas
Kesehatan STIKes Muhammadiyah Ciamis. Kedokteran Universitas Indonesia

Daftar Pustaka
Al-Qur’an dan Terjemahannya. (2012). Jakarta:
Kementerian Agama RI

Brunzel, Nancy A. (2013). Fundamentals of


Urine and Body Fluid Analysis. Minnesota:
Elsevier

Depkes RI. (2008). Pedoman Praktik


Laboratorium Kesehatan Yang Benar.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI

Dina. (2016). Urine Analyzer: Perkecil Human


Error pada Pemeriksaan Urin. Tersedia
dalam www.medicalogy.com/blog/ urine-
analyzerperkecil-human-error-pada-
pemeriksaan- urin. html [diakses 24
November 2016]

You might also like