You are on page 1of 8

Laporan Praktikum Anatomi dan Fisiologis Ternak

PENGUKURAN JUMLAH SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)

Measurement Of Total Red Blood Cells (Erythrocites)


Rindi Wirantika*, Erlangga Harindra Jaya, Ivan Ardiansyah, Ananta Gigih Sepdiharso, Fernanda
Bagus Firmansyah, Muhammad Kharisul Anam

Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Jember


Kampus Tegalboto, Jl. Kalimantan No.37, Krajan Timur, Sumbersari, Kec. Sumbersari,
Kabupaten Jember, Jawa Timur 68121
*Email : rindiws08@gmail.com

Abstract
Blood is one of the most important fluid components for all living things in this world, without blood
we would not be able to survive, nor would we get energy, nutrients and oxygen in the body. Blood is a
suspension of cells and cytoplasmic debris in a fluid called plasma. In general, blood can be said to be a
broad binding network because it is basically composed of cellular components and substances between
cells in the form of plasma. The main function of blood is to transport oxygen needed by cells throughout
the body. Blood also provides nutrition for human tissues, transports metabolic waste, and contains various
substances that form the immune system which aims to protect the human body from various diseases.
Human blood is red in color, ranging from bright red, rich in oxygen to dark red, which lacks oxygen. The
red color of blood is caused by hemoglobin. Hemoglobin is a respiratory protein present in red blood cells
and contains iron in the heme form, with oxygen molecules attached to the iron. There are also things like
red blood cells (red blood cells), white blood cells (white blood cells) and plasma in the blood. Practicum
carried out by the calculation method can obtain the number of cells of 12.6 x 106 mm3 with simulation
data of 15,12,17, and 19

Keywords : Measurement ; Red Blood Cells; Livestock

Abstrak

Darah adalah salah satu komponen cairan yang sangat penting bagi semua makhluk hidup di dunia ini,
tanpa darah kita tidak akan dapat bertahan hidup, kita juga tidak akan mendapatkan energi, nutrisi dan
oksigen di dalam tubuh. Darah adalah suspensi sel dan puing-puing sitoplasma dalam cairan yang disebut
plasma. Secara umum darah dapat dikatakan sebagai jaringan pengikat yang luas karena pada dasarnya
tersusun dari komponen seluler dan zat antar sel yang berupa plasma. Fungsi utama darah adalah
mengangkut oksigen yang dibutuhkan oleh sel ke seluruh tubuh. Darah juga memberikan nutrisi bagi
jaringan manusia, mengangkut sisa metabolisme, dan mengandung berbagai zat pembentuk sistem
kekebalan tubuh yang bertujuan untuk melindungi tubuh manusia dari berbagai penyakit. Darah manusia
berwarna merah, mulai dari merah terang yang kaya oksigen hingga merah tua yang kekurangan oksigen.
Warna merah darah disebabkan oleh hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan yang ada di sel
darah merah dan mengandung zat besi dalam bentuk heme, dengan molekul oksigen yang menempel di besi.
Ada juga hal-hal seperti sel darah merah (sel darah merah), sel darah putih (sel darah putih) dan plasma
dalam darah. Praktikum yang dilakukan dengan metode perhitungan dapat diperoleh jumlah sel sebesar 12,6
x 106 mm3 dengan data simulasi 15,12,17, dan 19
Keywords : Pengukuran ; Sel Darah Merah ; Ternak

Pendahuluan unsur terpenting. Dahulu kala, orang dahulu


Darah merupakan salah satu unsur mengatakan bahwa orang yang mendonor dan
terpenting dalam kehidupan manusia, tidak meminum darah itu kuat dan menambah
dapat dipungkiri bahwa darah merupakan kekuatan pada filosofi darah itu sendiri, yang
Fisiologi darah merah (Eritrosit)

terkadang membuat kita sedikit takut dan berlebih, yang diangkut ke ginjal untuk
trauma ketika melihat darah. Seperti banyak dibuang. Selain itu, darah menyerap nutrisi
kepercayaan, mereka dianggap misterius dan dari saluran pencernaan dan kemudian
magis, bahkan ada yang menggunakan darah mengangkutnya ke sel. Selain mengangkut
untuk ritual tertentu, yang semuanya tidak nutrisi dan limbah, darah juga mengangkut
dapat dipisahkan dari kepercayaan dan hormon yang disekresikan oleh berbagai
budaya setiap orang. organ ke pembuluh darah dan dengan
Di zaman modern, hal-hal tersebut di demikian ke jaringan. Banyak zat diproduksi
atas telah banyak dan ditinggalkan, dan di satu bagian tubuh manusia dan kemudian
dianggap bertentangan dengan perilaku sosial diangkut ke bagian lain untuk dimodifikasi.
kita. Saat ini, manusia sedang mempelajari Misalnya, prekursor vitamin D diproduksi di
darah semua makhluk hidup di dunia saat ini, kulit dan diangkut melalui darah ke hati dan
darah adalah salah satu komponen dari energi kemudian ke ginjal untuk diproses menjadi
dan konversi oksigen serta transformasi yang vitamin D aktif. Vitamin D aktif diangkut
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Makhluk di melalui darah ke usus kecil untuk membantu
dunia ini. Darah memainkan banyak peran penyerapan kalsium. . Contoh lain adalah
penting dalam hidup dan dapat asam laktat yang diproduksi oleh otot rangka
mengungkapkan kesehatan kita. Darah adalah selama respirasi anaerobik. Darah membawa
jaringan ikat yang terdiri dari sel (sel darah asam laktat ke hati, di mana ia diubah
merah, sel darah putih, dan trombosit) yang menjadi glukosa.
terendam dalam cairan kompleks plasma. Tujuan
Darah menyumbang sekitar 8% dari total Tujuan dari praktikum ini antara lain untuk
berat badan. Pergerakan darah yang terus mengetahui komponen yang ada dalam darah
menerus saat mengalir di pembuluh darah tersebut, untuk mengetahui bagaimana
menyebabkan elemen sel terdistribusi secara mekanisme darah itu bekerja dalam tubuh
merata di dalam plasma. Dengan cara ini, mahluk hidup, untuk mengetahui fungsi dan
energi dan oksigen dapat didistribusikan kegunaan darah di dalam tubuh mahluk hidup
secara merata dan tepat di dalam tubuh.
Darah adalah media transportasi utama untuk Bahan dan Metode
membawa gas, nutrisi, dan limbah. Oksigen Waktu dan Tempat
dari paru-paru diangkut oleh darah dan Praktikum Anatomi dan Fisiologi
didistribusikan ke sel. Setiap kali kita Ternak tahun 2020 tentang Fisiologi Darah
menghembuskan napas, karbon dioksida yang dilaksanakan pada hari Senin, 14 Desember
diproduksi oleh sel diangkut ke paru-paru dan 2020 , pada pukul 07.00 s/d 09.40 WIB di
dibuang dari tubuh. Darah juga mengangkut tempat tinggal masing-masing peneliti.
produk limbah lainnya, seperti nitrogen Alat dan Bahan
Fisiologi darah merah (Eritrosit)

Alat dan bahan yang digunakan pada tengah 1 mm2 dan pebesaran kuat untuk
praktikum Fisiologi Darah “mengukur jumlah menemukan ruang 1/25 mm2 yang lebih kecil.
eritrosit” adalah bilik hitung improve
neubauer, mikroskop, hand counter, pipet
hisap eritrosit, plat tetes, darah dan larutan
hayem.
Metode Kerja
Pertama siapkan alat dan bahan yang
akan digunakan. Bersihkan alat-alat yang
akan digunakan, bersihkan ujung jari
praktikan dengan alkohol 70 %. Mengambil Gambar 1.1
darah, letakkan pada plat tetes yang telah
diberi larutan hayem. Darah dihisap dengan
“pipet darah” sampai tanda 0,5. Kemudian,
larutan hayem dihisap juga sampai menuju
angka 101. Melepaskan karet penghisap, lalu
pegang ujung pipet dengan ibu jari dan
telunjuk. Kemudian, dikocok dengan
memutar pergelangan tangan. Meneteskan Gambar 1.2
satu atau dua tetes pada kamar hitung Perhitungan jumlah eritrosit per mm3
neubaeur yang sudah diberi kaca penutup. dengan faktor perkalian pada sampel darah
Tempelkan ujung pipet pada coverslip yang merah (eritrosit) diencerkan 200 kali pada
telah disiapkan pada hemocytometer dan pipet sehingga jumlah sel rata-rata per ruang
biarkan selama 2 menit. Setelah itu, dilihat harus dikalikan 200. Volume untuk sel darah
dibawah mikroskop. Untuk menghitung sel merah menggunakan bidang kecil yaitu
darah merah (eritrosit), dipilih 5 bujur sebesar 1/20 x 1/20 x 1/10. Kedalaman ruang
sangkar (4 disudut dan 1 ditengah) dari 25 hitung adalah 0,1 dengan data simulasi yang
bujur sangkar pada daerah hitung. digunakan yaitu 15;17;12;19 sehingga
diperoleh jumlah sel darah merah sebagai
Hasil berikut :
Berdasarkan praktikum yang telah Diketahui :
dilaksanakan dapat diamati ohjek sel darah  Jumlah sel terhitung = 15, 17, 12, 19
merah dengan cara menempatkan  Volume = 1/20 x 1/20 x 1/10   
hemocytometer pada mikroskop kemudian = 1/4000 mm3
dapat ditemukan ruang hitung. Gunakan  Pengenceran = 200
pebesaran ringan untuk menemukan ruang Ditanya :
Fisiologi darah merah (Eritrosit)

 Total sel darah = …? merah akan di eliminasi melalui seistem


Dijawab : peredaran darah. Sedangkan, sel darah putih
Eritrosit = merupakan sel yang menghasilkan antibodi
n ( jumlah sel terhitung ) × Pengenceran sebagai pertahanan tubuh terhadap penyakit.
jumlah data × volume Disebut juga leukosit. Sel darah putih
(15 + 17 + 12 + 19) × 200 menghasilkan sejenis protein yang disebut
= 4 × 1/4000 mm 3
sebagai antibodi, yang berfungsi
63 × 200
= 4 × 1/4000 mm 3
mengidentifikasi dan melawan zat asing yang
menyerang tubuh. Sel darah tersebut ialah
63 × 200
= 4 × 0,00025 mm 3 granulosit dan agranulosit. Sel darah putih
12.600 memiliki umur 12-20 hari. Sel darah putih
= 0,001 mm 3 yang masih belum matang akan dilepaskan ke
= 12.600.000 mm 3
dalam darah tepi dari sumsum tulang, disebut
= 12,6 x 10 mm
6 3
sebagai pita atau tusukan. 

Pembahasan
Sel darah putih dan sel darah merah Fungsi sel darah bagi fisiologi ternak

Sel darah terbagi menjadi dua yaitu, Sel darah memiliki fungsi penting bagi

sel darah merah dan sel darah putih. Sel darah fisiologi ternak. Fungsi tersebut ialah

merah di sebut juga eritrosit. Sel darah merah mengedarkan zat-zat makanan ke seluruh

merupakan komponen darah yang paling tubuh, mengangkut oksigen dan

banyak. Sel darah merah juga tidak memiliki karbondioksida ke seluruh tubuh, sebagai

inti sel atau tanpa inti sel dan hanya terdiri transportasi hormon ke seluruh tubuh, dan

dari membran dan sitoplasma serta pengatur suhu tubuh serta menghasilkan

mengandung hemoglobin. Hemoglobin terdiri antibodi yang nantinya digunakan untuk

dari zat besi yang bergabung dengan oksigen melawan zat asing yang masuk ke tubuh.

dan inilah yang memberikan warna merah Diketahui bahwa dari total volume darah,

pada darah. Bentuk sel darah merah normal terkandung 1 persen sel darah putih. Jangan

berbentuk cakram dengan kedua bayangkan warna darah ini putih, sel darah

permukaannya cekung atau bikonkaf. Di putih tidak berwarna karena mereka tidak

dalam sel darah merah terdapat makrositik mengandung hemoglobin. Pembentukan sel

dan mikrositik. Makrositik merupakan sel darah yang baik membutuhkan pakan yang

darah merah yang berukuran lebih besar dari bagus dan mencukupi kebutuhan gizi ternak.

inti limfosit. Lalu, mikrositik merupakan sel Johnson dalam (Yanti, E. G., dkk. 2013),

darah merah yang berukuran lebih kecil dari berpendapat bahwa bahan-bahan seperti

inti limfosit kecil. Umur sel darah merah suplai protein, zat besi, tembaga, dan cobalt

sekitar 100-120 hari. Setelah mati, sel darah dalam jumlah yang cukup penting dalam
Fisiologi darah merah (Eritrosit)

proses pembentukan eritrosit. Guyton(Yanti, pada kambing berkisar antara 8-18 x 106 /µL,
E. G., dkk. 2013) perpendapat bahwa 8-12 g/dL, dan 22-38%. Hasil pemeriksaan
berberapa vitamin dan protein dibutuhkan jumlah eritrosit pada kambing kacang betina
dalam pembentukan eritrosit dan terbentuk yang dipelihara secara semi intensif di
pada sumsum tulang belakang.\ Kecamatan Koto XI Tarusan secara
keseluruhan diperoleh rata-rata jumlah
Standar jumlah sel darah ternak sehat. eritrosit sebesar 10,3±3,1 x 106 /µL. Jumlah
Ternak kambing sendiri juga eritrosit pada setiap kambing betina yang
membutuhkan nutrisi yang cukup, agar dilakukan uji tersebut memiliki jumlah yang
kebutuhan asupan dari kambing bisa beragam atau tidak sama dari kambing satu
terpenuhi sehingga dapat meminimalisir dengan kambing lainnya. Jumlah eritrosit
kerugian yang dialami peternak. Ternak yang pada kambing sendiri dipengaruhi dari
mendapat asupan nutrisi yang cukup dapat kondisi kambing tersebut. pada kambing
dilihat dari jumlah eritrosit, kadar kacang betina yang dipelihara secara intensif,
hemoglobin, dan nilai hematocrit yang stabil diperoleh rata-rata jumlah eritrosit sebesar
atau bisa dikatakan normal. jumlah eritrosit, 13,23±1,74 x 104 106 /µL. Variasi jumlah
kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit eritrosit pada kambing kacang betina ini
normal pada kambing berkisar antara 8-18 x umumnya dipengaruhi oleh kondisi fisiologis
106 /µL, 8-12 g/dL, dan 22-38%. Piccione masing-masing kambing. Kondisi fisiologis
dkk. Oleh karena itu penelitian ini perlu pada hewan dapat dipengaruhi oleh beberapa
dilakukan untuk mengetahui jumlah eritrosit, faktor seperti temperatur lingkungan,
kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit pada manajemen pemeliharaan, kualitas pakan, dan
kambing kacang betina penting untuk keseimbangan cairan tubuh. perbedaan
menentukan penanganan dan pencegahan jumlah eritrosit dapat dipengaruhi oleh
yang tepat agar tidak terjadi gejala anemia, produksi hormon eritropoietin. Hasil
gangguan pertumbuhan, dan kegagalan pemeriksaan kadar hemoglobin pada kambing
produksi pada ternak kambing yang secara kacang betina memiliki rata-rata kadar
tidak langsung memberikan dampak negatif hemoglobin sebesar 8,4 g/dL. Kadar
dan kerugian materil bagi peternak. hemoglobin yang bisa dikatakan cukup
Pada salah satu hasil penelitian rendah ini bisa dipengaruhi oleh nutrisi
terdapat nilai rataan dan standar deviasi hasil kandungan pakan yang diberikan kepada
pemeriksaan jumlah eritrosit, kadar ternak. Kadar hemoglobin juga berhubungan
hemoglobin, dan nilai hematokrit pada dengan kandungan zat besi (Fe) dalam pakan.
kambing kacang betina yang dipelihara Zat besi terutama diperlukan dalam proses
secara semi intensif. jumlah eritrosit, kadar pembentukan eritrosit, yaitu dalam sintesa
hemoglobin, dan nilai hematokrit normal hemoglobin. Unsur zat besi merupakan
Fisiologi darah merah (Eritrosit)

komponen utama dari hemoglobin, sehingga protein daun kelor pada ransum juga tidak
kekurangan zat besi akan mempengaruhi berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar
pembentukan hemoglobin. hemoglobin kambing Jawarandu pra sapih.
Yang mempengaruhi kadar hemoglobin
Pengaruh pakan terhadap fisiologi darah adalah oksigen dalam tubuh. Sehingga,
Pengaruh bungkil kedelai dengan apabila kadar oksigen dalam darah tinggi,
daun kelor terhadap profil darah merah pada maka tubuh akan terangsang untuk
kambing pra sapih diantaranya yaitu total memproduksi hemoglobin (Alfian, et al.
eritrosit, kadar hemoglobin, dan juga nilai 2017). Selain itu, kadar hemoglobin juga
hematokrit. penelitian ini dilaksanakan oleh sangat berhubungan erang dengan total
(Rohmah, dkk. 2020). Berdasarkan data yang eritrosit darah. Kadar hemoglobin pada ternak
didapat pada penelitian tersebut, juga dapat dipengaruhi oleh jenis kelamin,
menunjukkan bahwa substitusi protein dari umur, bangsa, kondisi fisiologis, keadaan
tepung daun kelor yang ditambahkan ke lingkungan kandang dan juga status nutrisi
dalam ransum tidak berpengaruh nyata (Rohmah, dkk. 2020)
(P>0,05) terhadap total eritrosit kambing Hasil yang diperoleh pada pengujian
Jawarandu pra sapih. Aminah et al. (2015) nilai hematokrit menunjukkan bahwa
menyatakan bahwa daun kelor yang kering substitusi protein bungkil kedelai dengan
mengandung asam amino, diantaranya; protein tepung daun kelor dalam ransum juga
arginin, metionin, lisin, histidin, isoleusin, tidak berpengaruh secara nyata (P>0,05).
fenilalanin, treonin, Triptofan, dan juga valin. terhadap kadar hematokrit kambing
Dengan pemberian protein daun kelor Jawarandu pra sapih. Hal ini terjadi karena
sebanyak 75% tidak juga mempengaruhi total pada total eritrosit dan kadar hemoglobin
eritrositnya meskipun daun kelor tersebut yang didapat dari tiga perlakuan itu juga tidak
mempunyai senyawa antinutrisi Tanin dan berbeda. Definisi hematokrit sendiri ialah
Saponin yang mana dalam jumlah berlebih perbandingan antara eritrosit dengan darah
maka akan mempengaruhi eritrosit pada sehingga nilainya berkorelasi positif dengan
ternak. Terbukti bahwa zat antinutrisi Tanin total eritrosit. Hasil ini juga tidak berbeda
dan Saponin yang terdapat pada daun kelor jauh dengan penelitian Yanti (2013) yang
tidak mempengaruhi total eritrosit, hal ini menyatakan bahwa nilai hematokrit kambing
dikarenakan konsumsi Tanin dan Saponin PE darah yaitu 22,6 - 31,15%. Meningkatnya
masih dapat ditolerir oleh kambing nilai hematokrit dapat menaikkan viskositas
Jawarandu pra sapih (Rohmah, dkk. 2020). darah. Selain itu juga dapat memperlambat
Dengan hasil berikutnya, yaitu pada aliran darah pada kapiler sehingga dapat
kada hemoglobin menunjukkan bahwa meningkatkan kerja jantung.
substitusi protein bungkil kedelai dengan Kesimpulan
Fisiologi darah merah (Eritrosit)

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sel Status Faal Berbeda. Skripsi. Fakultas
darah merah dengan jumlah sel yang Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
terhitung ialah 15, 12, 17, dan 19 Ansar. 2015. Faktor-faktor yang
menggunakan metode kuantitatif perhitungan Mempengaruhi Kemudahan
ialah sebesar 12,6 x 106 mm3 dengan jumlah Pemeliharaan Ternak Kambing
eritrosit standar atau normal pada ternak Kacang dengan Sistem Semi Intensif
kambing sebesar 8-18 x 106. Jadi dapat di Desa Borongtala Kecamatan
disimpulkan bahwa hasil pengujian sel darah Talamalatea, Kabupaten Jeneponto.
merah masih memnuhi standarnya karena Skripsi. Fakultas Peternakan,
terdapat dalam kisaran antara 8-18 x 106 Universitas Hasanuddin, Makassar.
Anumol, J., M.G. Saranya, P.V. Tresamol, K.
Daftar Pustaka
Vijayakumar, and M.R.
Alfian, Dasrul, dan Azhar. 2017. Jumlah
Saseendranath. 2011. A study on a
eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai
etiology of anemia in goats. J. Vet.
hematokrit pada ayam Bangkok, ayam
Anim. Sci. 42: 61-63.
kampung, dan ayam peranakan.
Arifin, Z. 2008. Beberapa unsur mineral
JIMVET 1 (3): 533 - 539.
esensial mikro dalam sistem biologi
Aminah, S., R. Tezar, dan Y. Mulihani. 2015.
dan metode analisisnya. J. Litbang.
Kandungan nutrisi dan sifat
Pertanian. 27(1): 99-105.
fungsional tanaman kelor (Moringa
Banyal, N. A., Surianti, S., & Dayat, A. R.
oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan
(2016). Klasifikasi Citra Plasmodium
5 (2): 35-44.
Penyebab Penyakit Malaria dalam Sel
Andriyanto, Y.S. Rahmadani, A.S.
Darah Merah Manusia dengan
Satyaningsih, dan S. Abadi. 2010.
Menggunakan Metode Multi Class
Gambaran hematologi domba selama
Support Vector Machine (SVM).
transportasi: peran multivitamin dan
ILKOM Jurnal Ilmiah, 8(2), 111–118.
meniran. Jurnal Ilmu Peternakan
https://doi.org/10.33096/ilkom.v8i2.5
Indonesia. 15(3): 134-136.
4.111-118
Anggara, E.B., M. Nasich, H. Nugroho, dan
Handayani, dr. V. V. (2020). Sel Darah Putih
Kuswati. 2014. Produktivitas Induk
dan Merah, Apa Perbedaannya?
Kambing Kacang di Kecamatan
Halodoc.
Kedungadem Kabupaten Bojonegoro.
Martini, F.H. Nath, J.L. Bartholomew, E.F.
Skripsi. Fakultas peternakan,
(2012) Fundamental Anatomy
Universitas Brawijaya, Malang.
Physiology. Ninth Edition. Boston:
Angraeny, A. 2013. Penambahan Minyak Biji
Benjamin Cumings.
Bunga Matahari Terhadap Profil
Darah Domba Garut Betina pada
Fisiologi darah merah (Eritrosit)

Rizzo, D. (2009) Fundamental of Anatomy Berdasarkan Morfologi Sel Darah


Physiology. third edition. New York: Merah. Scientific Journal of
Delmar Cencage Learning. Informatics, 2(1), 15–27.
Rohmah, A. N., Wahyono, F., & Achmadi, J. https://doi.org/10.15294/sji.v2i1.4525
(2020). Pengaruh Substitusi Bungkil Yanti, E. G., I. & T. H. S. (2013). Performans
Kedelai dengan Daun Kelor (M. Draah Kambing Peranakan Etawa
oleifera) terhadap Profil Darah Merah Dara Yang Diberi Ransum Dengan
Kambing Pra-Sapih. Jurnal Sain Tambahan Urea Yang Berbeda.
Peternakan Indonesia, 15(1), 29-36. Animal Agricultural Journal, 2(1),
Saladin, K. (2009). Anatomy and Physiology: 439–444.
The Unity of Form, and Function 5t Yanti, E. G., Isroli dan T. H. Suprayogi.
Edition. New York: McGraw Hill 2013. Performans darah kambing
Company. Peranakan Ettawa dara yang diberi
Suryani, E., Wiharto, W., & Wahyudiani, K. ransum dengan tambahan urea yang
N. (2016). Identifikasi Anemia berbeda. Animal Agricultural Journal.
Thalasemia Betha (B) Mayor 2 (1): 439 – 444.

You might also like