Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Oleh:
NPM : 130511373
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2017
EKSISTENSI ASAS LEGALITAS DALAM PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA JENIS BARU
Yoga Adhi Putra
Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Email: yogaadhi15@gmail.com
Abstract
Criminal law policies in Indonesia is closely related to the principle of legality. The principle of
legality is a principle where there are no act that can be sentenced, unless its based on the rules of
criminal law that had existed earlier than the deed itself. The principle of legality becomes a
weakness when the vacancy of law, the principle of legality becomes a disadvantage and cause the
vacuum of law when there is a criminal act that has not been there is a rule in a rule of legislation,
in this case the new types of narcotics that the misuse could escape from the snare of the law
because the existence of the statutory about new types of narcotics in circulation in Indonesia
haven’t been ruled in Indonesia lately. Research purposes, i.e. to find out how the existence of the
principle of legality in the response of the new type of narcotics misuse. This type of research is a
kind of normative legal research. Normative legal research is research conducted/focuses on the
positive form of legal norms and regulations. Legislation that is used with regard to the existence
of the principle of Legality in the response of the new Type of Narcotics Misuse. Research results,
i.e. tackling the misuse of narcotic drugs as a new kind of rules which is the rules haven’t been
specifically being concerned as the new of the principle of legality, which means that when there is
a new type of narcotic drugs it cannot be one of criminal law case because the principle of legality
has not been in this country yet for conducting further action in tackling the issue of new types of
narcotics.
Keyword: Criminal law, the principle of legality, narcotics, vacancy of law, new types of narcotics
1. PENDAHULUAN pendidikan, bahkan dikalangan artis,
Narkotika merupakan zat yang eksekutif, dan pengusaha.1
bermanfaat untuk pengobatan bila Perkembangan narkotika
digunakan sesuai standar yang telah terdapat 251 jenis baru yang tersebar di
ditetapkan, tetapi akan sangat merugikan 70 negara, sedangkan di Indonesia telah
jika digunakan tidak sesuai dengan masuk 24 jenis narkotika baru yang
standar. Penyalahgunaan narkotika di belum diatur dalam penggolongan
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir narkotika Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2)
menjadi masalah serius dan telah Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009
mencapai keadaan yang memprihatinkan. tentang Narkotika, jenis yang terbaru
Korban penyalahgunaan narkoba telah ditemukan adalah sabu dalam bentuk
meluas hingga melampaui batas-batas kertas prangko.2 Undang-Undang Nomor
strata sosial, umur, dan jenis kelamin. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika tidak
Fakta yang terjadi hampir setiap hari baik hanya mengatur mengenai jenis
melalui media cetak maupun elektronik, narkotika, tetapi juga mengatur mengenai
penyalahgunaan narkotika telah merebak sanksi bagi pengguna maupun pengedar
ke berbagai kalangan tanpa pandang narkotika.
bulu, dari kalangan remaja yang sangat Hukum pidana yang berlaku di
diharapkan menjadi generasi penerus Indonesia berkaitan erat dengan asas
bangsa dalam membangun negara di
masa mendatang hingga orang tua. 1
Moh. Taufik Makaro, 2005, Tindak Pidana
Penyalahgunaan narkotika telah Narkotika, Ghalia: Jakarta, hlm. 1.
menyusup di dalam lingkungan 2
http://news.okezone.com/read/2013/12/21/337/9
15548/24-jenis-narkoba-beredar-di-indonesia,
diakses tanggal 19 September 2016, pukul 20.05
WIB
legalitas, asas legalitas diatur dalam asas legalitas semakin menyurutkan
Pasal 1 ayat (1) KUHP: “Suatu perbuatan kepastian hukum.8 Contoh kasus yang
tidak dapat di pidana, kecuali kemudian terbentur dengan asas legalitas
berdasarkan kekuatan ketentuan terjadi di Indonesia ketika artis Raffi
Perundang-Undangan yang telah ada”. Ahmad tertangkap BNN (Badan
Zainal Abidin Farid, menerjemahkannya Narkotika Nasional) karena kedapatan
sebagai: “Tiada suatu peristiwa dapat mengkonsumsi narkoba dengan
dipidana selain dari kekuatan ketentuan kandungan cathinone, tetapi kemudian
Undang-Undang pidana yang kasus Raffi Ahmad berhenti di tengah
mendahuluinya”.3 Roeslan Saleh, proses pemeriksaan yang sedang berjalan
mengartikan sebagai: “tiada suatu karena jenis narkoba yang digunakan
perbuatan dapat dipidana kecuali atas oleh Raffi Ahmad tidak tercantum dalam
kekuatan aturan pidana dalam golongan narkotika yang ketentuannya
perUndang-Undangan, sebelum ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor
perbuatan dilakukan”.4 P.A.F. Lamintang 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.9
mengartikan rumusan Pasal 1 ayat (1) Kasus Raffi Ahmad adalah
tersebut sebagai: “Tidak ada suatu gambaran asas legalitas merupakan
perbuatan yang dapat dihukum, kecuali kelemahan ketika terjadi kekosongan
berdasarkan ketentuan pidana menurut hukum. Undang-Undang Nomor 35
Undang-Undang yang telah ada lebih Tahun 2009 tentang Narkotika
dahulu daripada perbuatan itu sendiri”.5 diterapkan secara kaku berdasarkan asas
Asas legalitas mengandung 3 legalitas, maka narkotika jenis baru tidak
pengertian, yaitu:6 dapat diancam dengan Undang-Undang
1. Tidak ada perbuatan yang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
dilarang dan diancam dengan Narkotika. Jika berpegang pada asas
pidana kalau hal itu terlebih legalitas, maka Indonesia akan diserbu
dahulu belum dinyatakan dalam narkotika jenis baru yang
suatu aturan Undang-Undang. membahayakan. Hukum bersifat mutlak
2. Menentukan adanya perbuatan dan berkekuatan hukum tetap yang pada
pidana tidak boleh digunakan akhirnya memberi kesimpulan bahwa
analogi. yang tertulis dalam peraturan Perundang-
3. Aturan-aturan hukum pidana Undangan tidak mencakup hal-hal lain
tidak berlaku surut. yang belum tertulis.10
Asas legalitas yang menentukan Keberadaan asas legalitas dalam
bahwa tidak ada perbuatan yang dilarang hukum pidana, membuka celah bagi
dan diancam pidana jika tidak ditentukan pihak-pihak yang tidak bertanggung
terlebih dahulu dalam Perundang- jawab untuk digunakan melakukan
Undangan.7 Menurut pendapat para ahli tindakan-tindakan diluar batas
kewajaran. Kasus narkoba yang pernah
menjerat Raffi Ahmad, jika mengabaikan
3
H. A. Zainal Abidin Farid, 2007, Hukum Pidana asas legalitas dalam hukum pidana, maka
1, Sinar Grafika: Jakarta, hlm. 130 Raffi Ahmad tetap dapat dijerat sebagai
4
Roeslan Saleh, 1983, Perbuatan Pidana Dan seseorang yang telah melanggar Pasal 1
Pertanggung Jawaban Pidana, Dua Pengertian
angka 1 Undang-Undang Nomor 35
Dasar dalam Hukum Pidana, Aksara Baru:
Jakarta, hlm. 4
5 8
P.AF. Lamintang, 1997, Dasar-Dasar Hukum Ibid, hlm. 27.
9
Pidana Indonesia, Citra Aditya Bakti: Bandung, http://wartakota.tribunnews.com/detil/berita/139
hlm. 123 998/251-Jenis-Narkoba-Baru-Belum-Ada-dalam-
6
Moeljatno, 2008, Asas-asas Hukum Pidana, UU-Narkotik, diakses pada 11 September 2016
Rineka Cipta: Yogyakarta, hlm. 17 pukul 17.44 WIB
7 10
Ibid, hlm. 18 Moeljatno, Op. Cit, hlm. 30.
Tahun 2009 tentang Narkotika yang yang mendahuluinya.” Roeslan
dalam ketentuannya menyatakan bahwa: Saleh, mengartikan sebagai: “tiada
“Narkotika adalah zat atau obat suatu perbuatan dapat dipidana
yang berasal dari tanaman atau bukan kecuali atas kekuatan aturan pidana
tanaman, baik sintetis maupun dalam perUndang-Undangan,
semisintetis, yang dapat menyebabkan sebelum perbuatan dilakukan”.
penurunan atau perubahan kesadaran, P.A.F. Lamintang mengartikan
hilangnya rasa, mengurangi sampai rumusan Pasal 1 ayat (1) tersebut
sebagai: “Tidak ada suatu perbuatan
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
yang dapat dihukum, kecuali
menimbulkan ketergantungan, yang
berdasarkan ketentuan pidana
dibedakan ke dalam golongan-golongan menurut Undang-Undang yang telah
sebagaimana terlampir dalam Undang- ada lebih dahulu daripada perbuatan
Undang.” itu sendiri” . Lebih lanjut P.A.F.
Cathinone yang digunakan Raffi Lamintang, menerangkan bahwa
Ahmad merupakan zat yang mempunyai terkait dengan rumusan Pasal 1 ayat
efek sama persis seperti yang telah (1) KUHP tersebut, dalam praktek
dijelaskan dalam ketentuan Perundang- akan dijumpai banyak terjemahan,
Undangan, meski belum masuk jenis yang satu dengan lainnya ternyata
narkotika dalam Undang-Undang Nomor sangat berbeda dan yang dalam
35 Tahun 2009 tentang Narkotika. penggunaannya dapat menimbulkan
Berdasarkan persoalan yang telah kesalahpahaman di antara mereka
dipaparkan dirumuskan judul mengenai yang belum benar-benar menguasai
Eksistensi Asas Legalitas Dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, dan
Penanggulangan Penyalahgunaan tanpa disadari oleh para
Narkotika Jenis Baru. penerjemahnya sendiri.
Kesalahan yang
a. Rumusan Masalah tampaknya tidak berarti dalam di
1. Bagaimana eksistensi asas dalam menerjemahkan ketentuan-
legalitas dalam penanggulangan ketentuan pidana dalam Kitab
penyalahgunaan narkotika jenis Undang-Undang Hukum Pidana itu
baru? dalam kenyataannya dapat
2. Bagaimana mengatasi kekakuan mengakibatkan kesalahan-kesalahan
asas legalitas dalam yang fatal dalam penerapannya.
penanggulangan penyalahgunaan Contoh dikemukakan terjemahan
narkotika jenis baru? rumusan ketentuan pidana menurut
b. Tujuan Penelitian Pasal 1 ayat (1) KUHP tersebut di
Untuk mengetahui bagaimana atas yang telah dilakukan oleh Mr.
eksistensi asas legalitas dalam E.M.L. Engelbrecht yang berbunyi:
penanggulangan penyalahgunaan “tiada suatu perbuatan yang boleh
narkotika jenis baru? dihukum, melainkan atas kekuatan
aturan pidana dalam Undang-
2. Tinjauan Pustaka Undang, yang terdahulu dari
a. Tinjauan Umum mengenai Asas perbuatan itu”.
Legalitas
Zainal Abidin Farid, b. Tinjauan Umum mengenai
mengartikan asas legalitas sebagai: Narkotika
“Tiada suatu peristiwa dapat Pengertian Narkotika secara umum
dipidana selain dari kekuatan adalah suatu kelompok zat yang bila
ketentuan Undang-Undang pidana dimasukkan dalam tubuh maka akan
membawa pengaruh terhadap tubuh 1) Menurut Smith Klise dan
pemakai yang bersifat menenangkan, French Clinical Staff
merangsang, menimbulkan mengatakan bahwa narkotika
khayalan.11 Berdasarkan Etimologi adalah zat-zat (obat) yang
narkotika berasal dari kata dapat mengakibatkan
“Narkoties” yang sama artinya ketidaksamaan atau
dengan kata “Narcosis” yang berarti pembiusan dikarenakan zat-
membius. Sifat dari zat tersebut zat bekerja mempengaruhi
terutama berpengaruh terhadap otak susunan saraf sentral.
sehingga menimbulkan perubahan Definisi narkotika sudah
pada perilaku, perasaan, pikiran, termasuk jenis candu dan
persepsi, kesadaran, dan halusinasi turunan-turunan candu
disamping dapat digunakan dalam (morphine, codein, heroin),
pembiusan.12 Definisi dari Biro Bea candu sintetis
dan Cukai Amerika Serikat (meperidine,methadone).13
mengatakan bahwa yang dimaksud 2) Sudarto dalam buku Djoko
dengan narkotika ialah candu, ganja, Prakoso mengatakan bahwa:
cocaine, zat-zat yang bahan Perkataan Narkotika berasal
mentahnya diambil dari benda-benda daribahasa Yunani “Narke”
tersebut yakni morphine, heroin, yang berarti terbius sehingga
codein, hashisch, cocaine serta tidak merasakan apa-apa.
termasuk narkotika sintetis yang Encyclopedia Amerikana
menghasilkan zat-zat, obat-obat yang dapat dijumpai pengertian
tergolong Hallucinogen, Depressant “narcotic” sebagai “a drug
dan Stimulant. that dulls the senses,relieves
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 pain induces sleep an can
Undang-Undang Republik Indonesia produce addiction in
Nomor 35 Tahun 2009 Tentang varyingdegrees” sedang
Narkotika dapat dilihat pengertian “drug” diartikan sebagai:
dari Narkotika itu sendiri yakni: Chemical agen that is used
“Narkotika adalah zat atau obat yang therapeuthically to trea
berasal dari tanaman atau bukan disease/Morebroadly, a drug
tanaman, baik sintetis maupun maybedelined as any
semisintetis, yang dapat chemical agen attecis living
menyebabkan penurunan atau protoplasm, jadi narkotika
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, merupakan suatu bahan yang
menumbuhkan rasa
mengurangi sampai menghilangkan
menghilangkan rasa nyeri
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
dan sebagainya.14
ketergantungan, yang dibedakan ke Narkotika merupakan zat yang
dalam golongan-golongan dapat menimbulkan pengaruh-
sebagaimana terlampir dalam pengaruh tertentu bagi mereka yang
Undang-Undang ini.” menggunakannya dengan
PERUNDANG-UNDANGAN
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
INTERNET
http://news.okezone.com/read/2013/12/2
1/337/915548/24-jenis-narkoba-beredar-
di-indonesia, diakses tanggal 19
September 2016, pukul 20.05 WIB
http://wartakota.tribunnews.com/detil/ber
ita/139998/251-Jenis-Narkoba-Baru-
Belum-Ada-dalam-UU-Narkotik, diakses
pada 11 September 2016 pukul 17.44
WIB