You are on page 1of 19

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.

2, hal 169 - 187 169

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia


Volume 12 Nomor 2, Desember 2015

KEAHLIAN AUDITOR DAN TURNOVER INTENTION


SEBAGAI MEDIASI DETERMINAN KINERJA AUDITOR
(Auditor Expertise and Turnover Intention in Mediating the Determinants
of Auditor Performance)

Ceacilia Srimindarti
Universitas Stikubank
ceaciliasrimindarti@gmail.com

Pancawati Hardiningsih
Universitas Stikubank
pancawati_h@yahoo.com

Rachmawati Meita Oktaviani


Universitas Stikubank
meita.rachma@gmail.com

Abstract

This research aims to examine the effect of locus of control and organizational commitment on
auditors’ performance as well as to examine whether auditors’ expertise and turnover intention
mediate the effect of locus of control and organizational commitment on auditors’ performance.
Samples of this study were auditors who worked at audit firms in Semarang. Samples were selected
using the purposive sampling method. The data were analyzed using SEM with AMOS program.
This study found that locus of control had a negative effect on auditors’ performance, organizational
commitment had a positive effect on auditors’ performance, and auditors’ expertise and turnover
intention had no effect on auditors’ performance. Furthermore, locus of control had a negative effect
on auditors’ expertise, and organizational commitment had a negative effect on turnover intention.
Based on this result, managers of public accounting firm (partners) should provide some trainings
to the auditors who had the external locus of control so that they can achieve the standardized
performances. They should also confirm the company’s values to the auditor to increase emotional
attachment to the company as well as try to comply to the demands of the company thus its performance
will be in accordance with company’s expectations.

Keywords: locus of control, organizational commitment, auditors’ expertise, turnover intention,


auditors’ performance

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh locus of control dan komitmen organisasi terhadap
kinerja auditor serta apakah keahlian auditor dan turnover intention mampu memediasi pengaruh
locus of control dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor. Sampel dalam penelitian ini
adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP) yang tersebar di Semarang. Pengambilan
sampel dalam penelitian menggunakan metode purposive sampling. Data dianalisis menggunakan
SEM dengan program AMOS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa locus of control berpengaruh
170 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.2, hal 169 - 187

negatif terhadap kinerja auditor, komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja auditor,
serta keahlian auditor dan turnover intention tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Selain itu,
locus of control berpengaruh negatif terhadap keahlian auditor dan komitmen organisasi berpengaruh
negatif terhadap turnover intention. Berdasarkan hasil penelitian ini, manajer kantor akuntan publik
(partner) hendaknya memberikan pelatihan kepada auditor yang memiliki locus of control eksternal
sehingga mereka dapat mencapai kinerja yang ditetapkan perusahaan. Manajer KAP juga sebaiknya
menanamkan nilai-nilai perusahaan agar auditor semakin memiliki keterikatan secara emosional
terhadap perusahaan, serta berusaha melakukan pekerjaan sesuai dengan tuntutan perusahaan
sehingga kinerjanya sesuai dengan harapan perusahaan.

Kata kunci: locus of control, komitmen organisasi, keahlian auditor, turnover intention, kinerja
auditor

PENDAHULUAN personal mereka atau dikendalikan oleh pihak


di luar dirinya. Beberapa peneliti menemukan
Pada kondisi persaingan yang semakin bahwa locus of control eksternal berpengaruh
ketat seperti sekarang ini, auditor harus selalu negatif terhadap kinerja auditor (Irawati et
mempertahankan kinerjanya agar kualitas al. 2005; Wijayanti 2009; Harini et al. 2010;
audit tetap terjaga. Auditor harus melakukan Srimindarti 2010). Hasil berbeda menemukan
pekerjaan sesuai dengan standar profesional bahwa locus of control eksternal berpengaruh
sehingga kepercayaan terhadap auditor bisa positif terhadap kinerja auditor (Donnelly et
dipertahankan (McDaniel 1990; Bratten et al. al. 2003).
2013). Faktor lain yang berpengaruh terhadap
Sebagai seorang profesional, kinerja auditor adalah keahlian auditor.
auditor harus menghindari kelalaian dan Keahlian merupakan kinerja superior
ketidakjujuran. Untuk dapat memenuhi dalam tugas tertentu dengan menggunakan
tanggung jawab profesionalnya, seorang kemampuan sebagai ukuran operasional dalam
auditor dituntut untuk melakukan tugas dengan auditing (Bonner dan Lewis 1990). Ashton
tingkat ketelitian yang masuk akal, keahlian, (1990) mendefinisikan keahlian sebagai
dan kehati-hatian dalam setiap kasus (Otley dan kemampuan yang dituntut untuk melakukan
Pierce 1995). Penyimpangan terhadap standar tugas tertentu dengan sebaik-baiknya.
ini akan menyebabkan rendahnya kinerja yang Peneliti telah menemukan bahwa keahlian
sangat tidak diinginkan. Penelitian tentang atau kompetensi auditor berpengaruh positif
akuntansi keperilakuan yang meneliti tentang terhadap kinerja auditor (Buchanan 2006;
variabel yang memengaruhi kinerja auditor Usman et al. 2014).
telah dilakukan, tetapi masih menunjukkan Komitmen organisasi merupakan faktor
hasil yang tidak konsisten. Berikut ini akan lain yang memengaruhi kinerja auditor.
dipaparkan ketidakkonsistenan hasil penelitian Parker dan Kohlmeyer (2005) mendefinisikan
yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. komitmen organisasi sebagai kekuatan
Salah satu faktor yang memengaruhi relatif identifikasi individual terhadap suatu
kinerja auditor adalah locus of control. organisasi dan keterlibatannya dalam suatu
Locus of control merupakan suatu konsep organisasi tertentu. Tiga faktor yang terkait
yang dikembangkan oleh Rotter (1966). dalam organisasi yaitu: (1) kepercayaan yang
Rotter (1996) dalam Donnelly et al. (2003) pasti dan penerimaan terhadap nilai-nilai
menyatakan bahwa individu-individu dan tujuan organisasi; (2) keinginan untuk
mengembangkan ekspektasi-ekspektasi berusaha sekuat tenaga demi organisasi; dan
mengenai kesuksesan mereka dalam situasi (3) keinginan yang kuat untuk tetap menjadi
tertentu yang akan tergantung pada perilaku anggota organisasi. Beberapa hasil penelitian
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No. 2, hal 169 - 187 171

menemukan bahwa komitmen organisasi Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor menjadi rujukan bagi partner kantor akuntan
(Donnelly et al. 2003; Trisnaningsih 2007; publik dalam mendorong auditornya agar
Wijayanti 2009; Srimindarti 2010). Hasil selalu menjaga kinerja. Manfaat lainnya adalah
berbeda ditemukan oleh Irawati et al. (2005) penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
yang menemukan bahwa komitmen organisasi sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya
berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor. yang tertarik meneliti tentang kinerja auditor.
Variabel berikutnya adalah turnover Atas dasar inkonsistensi hasil penelitian
intention. Turnover intention atau keinginan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu,
untuk keluar dari organisasi didefinisikan seperti yang sudah diuraikan dalam paragraf
sebagai keinginan individu dengan penuh sebelumnya, maka penelitian ini diharapkan
kesadaran untuk meninggalkan organisasi dapat berkontribusi bagi partner kantor
tempat individu tersebut bekerja (Robbins akuntan publik untuk mempertimbangkan
and Judge 2013). Sementara itu, Setiawan locus of control ketika akan menerima auditor
dan Ghozali (2006) mendefinisikan keinginan baru agar mereka dapat menunjukkan kinerja
untuk keluar dari organisasi sebagai berhenti sesuai dengan harapan perusahaan.
atau keluar dari organisasi secara permanen
baik sukarela seperti pensiun, atau tidak
sukarela seperti pemecatan. Penelitian yang TELAAH LITERATUR DAN
menguji pengaruh turnover intention terhadap PENGEMBANGAN HIPOTESIS
kinerja menemukan bahwa turnover intention
memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja Teori Atribusi
(Srimindarti 2010). Teori atribusi pertama kali dikembangkan
Sejauh ini, penelitian mengenai pengaruh oleh Heider (1958). Teori ini berargumentasi
karakteristik individu terhadap kinerja auditor bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
kombinasi antara kekuatan internal (internal
di kantor akuntan publik masih dilakukan dalam
forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari
lingkup yang terbatas. Penelitian mengenai
dalam diri seseorang, dan kekuatan eksternal
kinerja auditor sering kali dilakukan pada
(external forces) yaitu faktor-faktor yang berasal
auditor internal (Marganingsih dan Martani
dari luar. Luthans (1987) mengembangkan
2010; Queena dan Rohman 2012). Penelitian
lebih lanjut dan menyampaikan bahwa teori ini
ini mencoba untuk melakukan penelitian menyatakan mengenai bagaimana seseorang
pada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau
Publik di Semarang. Penelitian ini bertujuan dirinya sendiri. Penyebab seseorang memilih
untuk: (1) menguji dan menganalisis pengaruh suatu perilaku bisa berasal dari internal
locus of control, keahlian auditor, komitmen (dispositional attributtions) dan eksternal
organisasi, dan turnover intention terhadap (situational attributtions). Penyebab internal
kinerja auditor; (2) menguji dan menganalisis cenderung mengarah pada aspek perilaku
apakah keahlian auditor memediasi pengaruh individual, sesuatu yang telah ada dalam
locus of control terhadap kinerja auditor; dan diri seseorang, seperti sifat pribadi, persepsi
(3) menguji dan menganalisis apakah turnover diri, kemampuan, dan motivasi. Sementara
intention memediasi pengaruh komitmen itu, penyebab eksternal lebih mengarah pada
organisasi terhadap kinerja auditor. Perbedaan lingkungan yang memengaruhi perilaku
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya seseorang, seperti kondisi sosial, nilai sosial,
terletak pada pengujian variabel mediasi. dan pandangan masyarakat. Berdasarkan teori
Penelitian ini diharapkan dapat tersebut, maka baik tidaknya kinerja seorang
bermanfaat bagi pengembangan teori akuntansi auditor dapat dipengaruhi oleh faktor internal
keperilakuan, khususnya di bidang auditing. maupun faktor eksternal (lingkungan) dari
172 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.2, hal 169 - 187

auditor. Teori ini sangat berkaitan dengan locus Auditor yang memiliki kinerja baik tidak
of control, komitmen organisasi, keahlian akan mencari pekerjaan lain dan tidak perlu
auditor, dan turnover intention karena semua menerima perilaku audit disfungsional untuk
variabel tersebut merupakan faktor internal mempertahankan pekerjaan.
yang dimiliki oleh setiap auditor dan dapat Irawati et al. (2005) menemukan
memengaruhi perilaku auditor di tempat kerja. hasil bahwa kinerja auditor tidak terbukti
berpengaruh terhadap tindakan menerima
Kinerja Individual Auditor perilaku audit disfungsional. Maryanti (2005)
Blumberg dan Pringle (1982) menguji pengaruh kinerja auditor terhadap
mengemukakan bahwa kinerja individu turnover intention dan tindakan menerima
merupakan fungsi dari tiga dimensi, yaitu perilaku audit disfungsional. Hasil penelitian
keinginan, kapasitas, dan kemungkinan. tersebut menunjukkan bahwa kinerja auditor
Keinginan merupakan motivator yang tidak berpengaruh terhadap turnover intention,
mendorong karyawan untuk melakukan tetapi kinerja auditor memiliki pengaruh positif
suatu tugas organisasi. Kapasitas merupakan terhadap tindakan menerima perilaku audit
kemampuan, keterampilan, dan energi yang disfungsional. Srimindarti (2010) menguji
dimiliki oleh individu untuk melaksanakan locus of control dan keahlian auditor terhadap
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. kinerja. Hasil penelitian tersebut menemukan
Sementara itu, kemungkinan merupakan faktor bahwa locus of control eksternal berpengaruh
lingkungan kerja yang memfasilitasi kinerja. negatif terhadap kinerja, sedangkan variabel
Dalam lingkup auditor yang bekerja keahlian auditor berpengaruh positif terhadap
di Kantor Akuntan Publik, telah dilakukan kinerja auditor.
penelitian yang menguji kinerja auditor dengan
perilaku mereka di tempat kerja. Donnelly et al. Locus of Control
(2003) menginvestigasi kinerja auditor dengan Rotter (1966) dalam Donnelly et al. (2003)
keinginan untuk keluar dan tindakan menerima menyatakan bahwa individu-individu memiliki
perilaku audit disfungsional. Penelitian tersebut keyakinan dan cara pandang terhadap suatu
menggunakan teori perilaku organisasi. Teori peristiwa apakah mereka dapat mengendalikan
yang digunakan dalam penelitian Donnelly peristiwa yang dapat memengaruhi kesuksesan
et al. (2003) tersebut berbeda dengan teori mereka atau dikendalikan oleh pihak di luar
yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil dirinya. Individu-individu yang cenderung
penelitian Donnelly et al. (2003) menemukan menghubungkan hasil dengan usaha
bahwa kinerja auditor dipengaruhi oleh locus mereka sendiri atau individu yang percaya
of control dan komitmen organisasi. Auditor bahwa kejadian-kejadian berada di bawah
dengan locus of control eksternal memiliki pengendalian mereka mengacu pada locus
kecenderungan untuk tidak jujur demi of control internal. Sementara itu, individu
mencapai tujuan pribadi mereka. Auditor dapat dengan locus of control eksternal percaya
memanipulasi proses audit untuk mendapatkan bahwa mereka tidak dapat mengendalikan
penilaian kinerja yang baik. Adapun variabel kejadian-kejadian atau hasil yang mereka
komitmen organisasi memiliki pengaruh capai. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
positif terhadap kinerja auditor. Seorang dipaparkan bahwa individu dengan locus of
auditor yang memiliki komitmen terhadap control internal cenderung melakukan usaha
organisasi akan berusaha melaksanakan tugas dengan lebih keras karena mereka meyakini
sesuai dengan tanggung jawabnya sehingga bahwa apa yang mereka lakukan akan
akan berakibat pada meningkatnya kinerja. menentukan hasil yang sudah mereka tetapkan.
Hasil selanjutnya menemukan bahwa kinerja Keyakinan ini akan memunculkan motivasi
auditor berpengaruh negatif terhadap keinginan yang tinggi dari dalam diri mereka sehingga
untuk keluar dari perusahaan dan tindakan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang
menerima perilaku audit disfungsional. kurang mendukung. Individu dengan locus of
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No. 2, hal 169 - 187 173

control eksternal memiliki perbedaan yang perilaku mereka di tempat kerja (KAP), seperti
sangat nyata dengan individu yang memiliki Donnelly et al. (2003), yang menginvestigasi
locus of control internal. Individu dengan locus pengaruh komitmen organisasi terhadap
of control eksternal memiliki keyakinan bahwa keinginan untuk keluar dan kinerja. Hasilnya
hasil yang mereka peroleh lebih ditentukan menemukan bahwa komitmen organisasi
oleh faktor di luar kendali mereka seperti auditor terbukti berpengaruh negatif terhadap
nasib, keberuntungan, dan kesempatan yang keinginan untuk keluar dari perusahaan
tidak dapat mereka kendalikan (Rotter 1966). dan temuan lain dari penelitian tersebut
Keyakinan tersebut akan memiliki pengaruh menunjukkan bahwa variabel komitmen
terhadap perilaku mereka sehingga cenderung organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja
mudah terpengaruh oleh lingkungan, kurang auditor.
memiliki daya juang, dan mudah pasrah. Srimindarti (2010) menguji pengaruh
Penelitian yang menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap turnover
locus of control auditor terhadap perilaku intention atau keinginan untuk keluar dari
kerja mereka di Kantor Akuntan Publik telah perusahaan, yaitu keinginan karyawan untuk
dilakukan, diantaranya Frucot dan Shearon keluar dari tempat mereka bekerja secara
(1991) yang menemukan bahwa locus of sukarela dan tindakan menerima perilaku
control tidak berpengaruh terhadap kinerja. audit disfungsional. Hasil penelitian tersebut
Hyatt dan Prawitt (2001), Donnelly et al. menemukan bahwa komitmen organisasi
(2003), Irawati et al. (2005), dan Srimindarti memiliki pengaruh negatif terhadap turnover
(2010) menemukan bahwa locus of control intention dan tindakan menerima perilaku audit
berpengaruh negatif terhadap kinerja disfungsional. Irawati et al. (2005) menemukan
auditor. Penelitian lain yang dilakukan oleh bahwa komitmen organisasi tidak terbukti
Maryanti (2005) menemukan bahwa locus of berpengaruh terhadap kinerja pribadi auditor.
control berpengaruh positif terhadap kinerja. Adapun Maryanti (2005) menemukan bahwa
Sementara itu, Malone dan Roberts (1996) komitmen organisasi auditor berpengaruh
menguji pengaruh locus of control terhadap positif terhadap tindakan menerima perilaku
perilaku mengurangi kualitas audit. Hasil audit disfungsional auditor yang bekerja di
penelitian tersebut menunjukkan bahwa locus Kantor Akuntan Publik di Pulau Jawa.
of control tidak berpengaruh terhadap perilaku
mengurangi kualitas audit. Turnover Intention
Penarikan diri karyawan (withdrawal)
Komitmen Organisasi dalam bentuk turnover selama ini telah banyak
Komitmen organisasi telah diidentifikasi mendapat perhatian dan terus diteliti oleh
sebagai suatu faktor kritis dalam memahami peneliti personalia, ahli perilaku, dan praktisi
dan menjelaskan hubungan perilaku kerja (Mobley et al. 1979). Pada tingkat makro,
para karyawan dalam organisasi. Parker dan para ahli ekonomi dan peneliti personalia
Kohlmeyer (2005) mendefinisikan komitmen telah menunjukkan hubungan antara tingkat
organisasi sebagai kekuatan relatif identifikasi rata-rata turnover dan tingkat agregat aktivitas
individual terhadap suatu organisasi dan ekonomi, tingkat pekerjaan, dan tingkat
keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. lowongan.
Tiga faktor yang terkait dalam organisasi yaitu: Arti turnover adalah berhentinya seorang
(1) kepercayaan yang pasti dan penerimaan karyawan dari tempatnya bekerja secara
terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi; (2) sukarela (Zeffane 1994). Menurut Mathis
keinginan untuk berusaha sekuat tenaga demi dan Jackson (2006), turnover dikelompokkan
organisasi; dan (3) keinginan yang kuat untuk dalam beberapa cara yang berbeda. Setiap
tetap menjadi anggota organisasi. klasifikasi berikut dapat digunakan dan tidak
Sudah ada beberapa peneliti yang terpisah satu sama lain. Turnover secara tidak
menguji komitmen organisasi auditor terhadap sukarela adalah keluarnya karyawan akibat
174 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.2, hal 169 - 187

dari pemecatan karena kinerja yang buruk dan auditing (Bonner dan Lewis 1990). Sementara
pelanggaran peraturan kerja. Sementara itu, itu, Ashton (1990) mendefinisikan keahlian
turnover secara suka rela adalah keluarnya sebagai kemampuan yang dituntut untuk
karyawan yang dikarenakan keinginan sendiri. melakukan tugas tertentu dengan sebaik-
Turnover secara tidak sukarela dipicu baiknya. Penelitian di bidang auditing telah
oleh kebijakan organisasional, peraturan kerja, secara implisit atau eksplisit mengadopsi
dan standar kinerja yang tidak dipenuhi oleh simpulan dari literatur psikologi sebagai
karyawan. Turnover secara sukarela dapat asumsi fundamental dalam usaha untuk
disebabkan oleh banyak faktor, termasuk menguji pengaruh keahlian dalam bidang
peluang karir, gaji, pengawasan, geografi, dan auditing.
alasan pribadi atau keluarga. Turnover sukarela Menurut teori psikologi kognitif, seorang
akan meningkat seiring dengan bertambahnya profesional yang ahli memiliki kemampuan
ukuran organisasi. Semakin besar perusahaan untuk melakukan pekerjaan secara lebih
maka semakin besar pula karyawan yang baik. Seorang ahli juga memiliki kemampuan
mungkin keluar. Hal ini disebabkan karena untuk mengorganisasi informasi di memori
perusahaan tersebut dan birokrasi organisasi secara lebih baik (Koonce dan Mercer 2005).
yang ada dalam perusahaan tersebut menjadi Auditor yang memiliki berbagai keahlian dan
lebih bersifat impersonal. keterampilan untuk melakukan pekerjaan audit
Penelitian sebelumnya yang menguji akan mengalami konflik yang relatif sedikit
turnover intention (keinginan untuk keluar) berkaitan dengan pekerjaan mereka (Donnelly
terhadap perilaku auditor yang bekerja di et al. 2003).
Kantor Akuntan Publik telah dilakukan oleh Keahlian seorang auditor tercermin dari
Donnelly et al. (2003), yang menemukan sertifikasi berbagai keterampilan yang dimiliki
bahwa keinginan untuk keluar dari perusahaan untuk melakukan pekerjaan audit di berbagai
terbukti berpengaruh positif terhadap tindakan bidang. Hal ini disebabkan karena untuk
menerima perilaku audit disfungsional. mengaudit bidang audit tertentu, diperlukan
Irawati et al. (2005) menemukan bahwa keahlian yang sesuai. Oleh karena itu, seorang
keinginan untuk keluar terbukti berpengaruh auditor dituntut untuk melakukan tugas dengan
terhadap tindakan menerima perilaku audit tingkat keahlian yang memadai dalam setiap
kasus yang dihadapi (Otley dan Pierce 1995).
disfungsional. Maryanti (2005) menemukan
Auditor juga dituntut harus selalu mengikuti
bahwa keinginan untuk keluar berpengaruh
pendidikan secara terus menerus agar dapat
positif terhadap tindakan menerima perilaku
mengikuti perkembangan jaman (Arens dan
audit disfungsional, sedangkan Srimindarti
Loebbecke 2006).
(2010) menemukan bahwa keinginan untuk
keluar tidak berpengaruh terhadap tindakan
Pengembangan Hipotesis
menerima perilaku audit disfungsional.
Pengaruh Locus of Control terhadap Kinerja
Keahlian Auditor Auditor
Literatur psikologi memberikan dua Locus of control atau pusat kendali
simpulan umum tentang keahlian. Pertama, merujuk pada sejauh mana individu meyakini
pemahaman yang mendalam tentang bahwa dia dapat mengendalikan faktor-
pengetahuan khusus merupakan faktor-faktor faktor yang memengaruhi dirinya. Individu
esensial yang memengaruhi keahlian. Kedua, yang memiliki pusat kendali internal tinggi
keahlian yang mumpuni meningkat melalui meyakini bahwa perilaku dan tindakannya,
pengalaman kerja yang bertahun-tahun meskipun tidak secara total, memengaruhi
(Ashton 1990). berbagai peristiwa dalam hidupnya. Individu
Keahlian merupakan kinerja superior dengan pusat kendali eksternal yang tinggi
dalam tugas tertentu dengan menggunakan meyakini bahwa kesempatan, nasib, atau
kemampuan sebagai ukuran operasional dalam orang lain merupakan faktor penentu utama
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No. 2, hal 169 - 187 175

bagi berbagai hal yang terjadi pada dirinya Keberhasilan dan kinerja seseorang
(Setiawan dan Ghozali 2006). Adapun kinerja dalam suatu bidang pekerjaan sangat
merupakan ukuran yang digunakan untuk ditentukan oleh komitmen individu tersebut
menilai hasil pelaksanaan tugas dan tanggung pada organisasi. Komitmen auditor terhadap
jawab yang diberikan oleh organisasi (Gibson organisasi dapat dijadikan sebagai suatu
et al. 2012). dorongan untuk bekerja lebih baik atau
Para peneliti telah mengidentifikasi malah sebaliknya, menyebabkan seseorang
bahwa locus of control internal sangat justru meninggalkan pekerjaannya akibat
berkaitan dengan kinerja individual. Individu suatu tuntutan komitmen lainnya. Komitmen
dengan locus of control internal cenderung yang tepat akan memberikan motivasi
melakukan usaha yang lebih keras ketika yang tinggi dan memberikan dampak yang
mereka percaya bahwa usaha mereka memiliki positif terhadap kinerja seorang auditor
tujuan tertentu (Spector 1988). Selain itu, (Trisnaningsih 2007). Berdasarkan paparan
individu dengan locus of control internal di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai
memiliki keterampilan memecahkan masalah berikut:
dan dapat menggunakan informasi secara H2: Komitmen organisasi berpengaruh
lebih baik (Plares 1968) sehingga mereka positif terhadap kinerja auditor.
cenderung memiliki kinerja yang lebih baik.
Kondisi sebaliknya akan diperoleh apabila Pengaruh Keahlian Auditor terhadap Kinerja
auditor memiliki locus of control eksternal, Auditor
mereka kurang memiliki daya juang, kurang Keahlian merupakan modal utama bagi
memiliki keterampilan memecahkan masalah, seorang profesional untuk melaksanakan
dan kurang dapat menggunakan informasi perkerjaan. Keahlian dilihat berdasarkan
dengan baik sehingga akan berakibat pada seberapa luas dan seberapa baik seorang
kinerja yang kurang maksimal. Sarita dan individu dalam melakukan tugas yang menjadi
Agustia (2009), Donnelly et al. (2003), serta tanggung jawab individu tersebut. Seorang
Julianingtyas (2012) menemukan bahwa individu tidak akan dapat melakukan pekerjaan
locus of control eksternal berpengaruh negatif sesuai dengan tujuan organisasi tempat mereka
terhadap kinerja. Berdasarkan pada paparan bekerja tanpa memiliki kemampuan untuk
di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai mencapai tujuan tersebut. Ketika individu
berikut: dibebani tugas tertentu, maka individu akan
H1: Locus of control eksternal berpengaruh berusaha mengerjakan tugas tersebut sesuai
negatif terhadap kinerja auditor. dengan keterampilan yang dimiliki.
Variabel keahlian merupakan variabel
Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap yang paling mungkin memengaruhi kinerja.
Kinerja Auditor Sesuai dengan penelitian dalam psikologi
Komitmen organisasi didefinisikan kognitif, seseorang yang memiliki keahlian
sebagai kekuatan individu dan keterlibatan akan lebih baik dalam mengorganisasi
individu dalam organisasi tertentu. Komitmen informasi di memori, menjelaskan pola
organisasi dikatakan sebagai suatu keadaan dasar data secara lebih baik, dan lebih
atau derajat sejauh mana seorang karyawan baik pula dalam menyesuaikan stimulus
memihak pada suatu organisasi tertentu dan terhadap kategori yang relevan (Koonce
tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara dan Mercer 2005). Oleh karena kemampuan
keanggotaan dalam organisasi itu. Komitmen yang dimiliki, seorang ahli dapat melakukan
karyawan pada organisasi merupakan salah tugas secara lebih baik sehingga mereka bisa
satu sikap yang merefleksikan perasaan menunjukkan kinerja yang lebih baik dan
suka atau tidak suka dari seorang karyawan lebih efisien. Tjun et al. (2012) menemukan
terhadap organisasi tempat mereka bekerja bahwa keahlian berpengaruh positif terhadap
(Robbins dan Judge 2013). kinerja. Hasil tersebut didukung oleh Arifin
176 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.2, hal 169 - 187

(2014). Berdasarkan paparan tersebut, maka ini sangat tidak mendorong ketika individu
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: dituntut untuk meningkatkan keahlian. Oleh
H3: Keahlian auditor berpengaruh positif karena itu, locus of control memiliki hubungan
terhadap kinerja auditor. dengan keahlian auditor.
Auditor dengan locus of control eksternal
Pengaruh Turnover Intention terhadap meyakini bahwa faktor di luar dirinya lebih
Kinerja Auditor menentukan apa yang mereka capai. Hal ini
Turnover intention didefinisikan sebagai akan menghambat auditor dalam meningkatkan
keinginan individu dengan penuh kesadaran keahlian sebab auditor tidak memiliki
untuk meninggalkan organisasi tempat motivasi dari dalam diri untuk meningkatkan
individu tersebut bekerja (Robbins dan Judge keahliannya demi menunjang pekerjaan yang
2013). Sementara itu, Setiawan dan Ghozali mereka lakukan. Auditor tidak memiliki
(2006) mendefinisikan keinginan untuk keinginan untuk meningkatkan keahlian tanpa
keluar dari organisasi sebagai berhenti atau ada tuntutan dari pihak eksternal. Berdasarkan
keluar dari organisasi secara permanen baik paparan di atas, dirumuskan hipotesis sebagai
sukarela seperti pensiun, atau tidak sukarela berikut:
seperti pemecatan. Keinginan untuk keluar H5: Locus of control eksternal berpengaruh
dari organisasi secara sukarela dapat bersifat negatif terhadap keahlian auditor.
fungsional dan disfungsional. Keinginan
keluar dari organisasi adalah fungsional jika Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap
yang meninggalkan organisasi merupakan Turnover Intention
pegawai yang dianggap layak untuk keluar, Komitmen organisasi sering kali
dengan demikian memberikan kesempatan digunakan sebagai alat untuk memprediksi
bagi masuknya orang yang bermotivasi perilaku (Donnelly et al. 2003). Pegawai yang
atau berkemampuan lebih tinggi, membuka memiliki komitmen organisasi tinggi akan
kesempatan promosi, serta memberikan ide- memiliki probabilitas yang kecil untuk keluar
ide baru dan segar bagi organisasi (Setiawan dari organisasi tempat mereka bekerja. Mowday
dan Ghozali 2006). et al. (1979) memprediksi dan menemukan
Individu dengan keinginan untuk bahwa semakin kuat perilaku individu yang
memiliki komitmen organisasi akan memiliki
keluar dari organisasi yang tinggi akan
dampak terhadap tingkat keinginan keluar
memiliki kecenderungan bekerja tidak
yang rendah. Gibson et al. (2012) menyatakan
sesuai dengan standar karena mereka tidak
bahwa seseorang yang mempunyai komitmen
ingin mempertahankan keanggotaan dalam
tinggi terhadap perusahaan, akan memiliki
organisasi tersebut. Hal ini dilakukan karena
kemungkinan yang kecil dalam mencari
mereka tidak merasa takut akan dampak pekerjaan alternatif. Aranya dan Ferris (1984),
perilaku mereka terhadap penilaian kinerja dengan menggunakan akuntan publik dan
dan kemungkinan promosi yang akan mereka akuntan manajemen, menemukan bahwa
terima. Berdasarkan paparan di atas, maka terdapat hubungan negatif antara komitmen
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: organisasi dan keinginan untuk berpindah.
H4: Turnover intention berpengaruh negatif Sementara itu, Mathieu dan Zajac (1990)
terhadap kinerja auditor. menyatakan bahwa komitmen pada organisasi
berhubungan positif dengan kehadiran dan
Pengaruh Locus of Control terhadap berhubungan negatif dengan keterlambatan
Keahlian Auditor dan pergantian pegawai. Paparan di atas
Locus of control merupakan salah mendukung adanya pengaruh antara komitmen
satu faktor yang berkaitan dengan keahlian organisasi dan turnover intention (keinginan
individu. Individu dengan locus of control untuk keluar dari perusahaan). Berdasarkan
eksternal kurang memiliki kemampuan dalam paparan di atas, dirumuskan hipotesis sebagai
mempelajari sesuatu (Spector 1988). Kondisi berikut:
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No. 2, hal 169 - 187 177

H6:
Komitmen organisasi berpengaruh bawah nilai tengah (median) menggambarkan
negatif terhadap turnover intention. kinerja yang rendah, sedangkan skor di atas
nilai tengah menggambarkan kinerja yang
METODE PENELITIAN tinggi.

Locus of Control
Populasi penelitian ini adalah auditor
Variabel ini diukur dengan menggunakan
yang bekerja di KAP, yang tersebar di seluruh
pertanyaan dari Spector (1988). Instrumen
Indonesia. Informasi mengenai jumlah KAP ini juga pernah digunakan oleh Donnelly et
di Indonesia diperoleh dari jumlah KAP al. (2003). Daftar pertanyaan untuk variabel
yang tercatat pada Directory Kantor Akuntan ini dapat dilihat pada bagian Lampiran. Tiap
Indonesia (IAI) Kompartemen Akuntan responden diminta untuk mengidentifikasi
Publik. Sampel penelitian ini yaitu auditor hubungan antara reward atau hasil dengan
yang bekerja pada 18 KAP di Semarang. faktor yang menyebabkannya. Instrumen ini
Pengambilan sampel ditentukan dengan terdiri dari enam belas pertanyaan. Teknik
menggunakan metode purposive sampling, pengukuran menggunakan skala Likert point
dengan kriteria yang digunakan berdasarkan 1-7. Skor yang lebih tinggi menggambarkan
pertimbangan (judgment), yaitu auditor yang locus of control eksternal, sedangkan skor
bekerja di KAP Semarang. yang lebih rendah menggambarkan locus of
Jenis data yang dipakai dalam penelitian control internal.
ini adalah data primer. Data primer adalah data
yang diperoleh langsung dari sumber data yang Komitmen Organisasi
dikumpulkan secara khusus dan berhubungan Variabel komitmen organisasi diukur
langsung dengan permasalahan yang diteliti dengan menggunakan pertanyaan yang
(Cooper dan Emory 1997). Data dalam dikembangkan oleh Mowday et al. (1979).
penelitian ini diperoleh dengan memberikan Instrumen ini terdiri dari sembilan pertanyaan,
kuesioner kepada responden, yaitu auditor yang dapat dilihat pada Lampiran. Instrumen
yang bekerja pada KAP di Semarang. Adapun ini pernah digunakan oleh Donnelly et al.
sumber data dalam penelitian ini adalah auditor (2003). Teknik pengukuran menggunakan
yang terpilih sebagai responden sesuai dengan skala Likert point 1-7. Skor yang lebih
kriteria yang telah ditentukan. Pengumpulan tinggi menggambarkan komitmen organisasi
data dilakukan dengan membagikan secara yang tinggi, sebaliknya skor yang rendah
langsung kuesioner kepada para auditor yang menggambarkan komitmen organisasi yang
bekerja pada KAP di Semarang yang terdaftar rendah.
pada Directory IAI 2014.
Turnover Intention atau Keinginan untuk
Definisi Konsep, Definisi Operasional, serta Keluar dari Perusahaan
Pengukuran Variabel Keinginan untuk keluar dari organisasi
didefinisikan sebagai keinginan individu
Kinerja Auditor dengan penuh kesadaran untuk meninggalkan
Variabel kinerja personal diukur dengan organisasi tempat individu tersebut bekerja
menggunakan pertanyaan yang dikembangkan (Robbins dan Judge 2013). Variabel keinginan
oleh Mahoney et al. (1965). Instrumen dari untuk keluar dari perusahaan diukur dengan
variabel kinerja auditor dapat dilihat pada menggunakan pertanyaan yang dikembangkan
Lampiran. Setiap responden diminta untuk oleh Donnelly et al. (2003), yang dapat dilihat
mengevaluasi kinerja yang terbagi dalam pada Lampiran. Instrumen ini terdiri dari tiga
enam dimensi kinerja, yaitu perencanaan, pertanyaan. Teknik pengukuran menggunakan
investigasi, koordinasi, supervisi, representasi, skala Likert point 1-7. Skor yang lebih tinggi
dan pengaturan staf. Skor kinerja personal di menggambarkan sangat ingin berpindah,
178 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.2, hal 169 - 187

Keahlian
Locus of H5
Auditor
Control
H1 H3
Kinerja
H2 Auditor
Komitmen
Organisasi Turnover
H6 H4
Intention

Gambar 1
Model Penelitian
sedangkan skor yang rendah menggambarkan instrumen dikatakan reliabel jika jawaban
tidak ingin berpindah. responden terhadap pertanyaan konsisten dari
waktu ke waktu.
Keahlian Auditor
Variabel keahlian auditor diukur dengan Uji Model Structural Equation Modelling
menggunakan pertanyaan yang dikembangkan (SEM)
dari Chao et al. (1994), yang dapat dilihat Pola pengaruh antarvariabel yang akan
pada Lampiran. Instrumen ini terdiri dari lima diteliti merupakan pengaruh sebab akibat dari
pertanyaan. Teknik pengukuran menggunakan satu atau beberapa variabel independen kepada
skala Likert point 1-7. Skor yang lebih satu atau beberapa variabel dependen. Bentuk
tinggi menggambarkan keahlian yang tinggi, pengaruh sebab akibat dalam penelitian ini
sedangkan skor yang rendah menggambarkan menggunakan model yang tidak sederhana,
keahlian yang rendah. yaitu adanya variabel yang berperan ganda,
sebagai variabel independen pada suatu kasus,
Pengujian Validitas tetapi menjadi variabel dependen pada kasus
Dalam SEM, pengujian validitas lain. Bentuk pengaruh seperti ini membutuhkan
instrumen penelitian yang berupa kuesioner alat analisis yang mampu menjelaskan secara
dilakukan dengan menggunakan pendekatan simultan pengaruh tersebut, yaitu Structural
Analisis Faktor Konfirmatori. Yang dimaksud Equation Modeling (SEM). Pengolahan SEM
dengan pengukuran tingkat validitas adalah menggunakan program AMOS.
mengukur validitas dari variabel manifes
terhadap variabel laten. Tingkat validitas setiap Model Penelitian
variabel indikator atau variabel manifes dalam Berdasarkan paparan di atas, model
mengukur variabel laten ditunjukkan oleh yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat
besarnya loading (λ) pada analisis data yang dilihat pada Gambar 1.
standardized (input matriks korelasi). Semakin
besar faktor loading (λ) menunjukkan indikasi HASIL PENELITIAN DAN
bahwa variabel manifes makin valid sebagai PEMBAHASAN
instrumen pengukur variabel laten.
Jumlah sampel dalam penelitian ini
Uji Reliabilitas sebanyak 82 auditor. Berdasarkan Tabel 1,
Dalam SEM, pengujian reliabilitas rata-rata variabel komitmen organisasi sebesar
instrumen penelitian yang berupa kuesioner 5,7778. Hal ini menunjukkan bahwa jawaban
dilakukan dengan menggunakan cronbach responden cenderung setuju. Auditor setuju
alpha. Apabila cronbach alpha lebih besar dari bahwa Kantor Akuntan Publik merupakan
0,7, maka instrumen dikatakan reliabel. Suatu organisasi yang tepat sehingga auditor siap
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No. 2, hal 169 - 187 179

Tabel 1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
KO 82 1.89 7.00 5.7778 0.95900
KIN 82 2.57 7.00 5.4530 0.88057
TI 82 1.00 7.00 3.9106 1.53250
LOC 82 1.19 6.62 4.1346 1.63404
KA 82 2.20 3.00 2.5976 0.26009
Valid N (listwise) 82
Keterangan:
KO = Komitmen Organisasi
KIN = Kinerja
TI = Turnover Intention
LOC = Locus of Control
KA = Keahlian Auditor

menerima setiap penugasan yang diberikan. tahap selanjutnya adalah dilakukan pengujian
Selain itu, auditor juga merasa bangga dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
nyaman bergabung di Kantor Akuntan Publik Hasil pengujian hipotesis ditampilkan dalam
sebagai tempat terbaik untuk bekerja karena Tabel 2.
dapat memberikan inspirasi untuk bekerja Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa
dengan baik. Rata-rata variabel kinerja locus of control secara signifikan mempunyai
sebesar 5,4530 menunjukkan bahwa jawaban pengaruh negatif terhadap keahlian auditor.
responden cenderung setuju. Hasil ini sesuai dengan yang diprediksikan
Selanjutnya, variabel turnover intention bahwa locus of control memiliki pengaruh
dengan rata-rata sebesar 3,9106 menunjukkan negatif terhadap keahlian auditor. Individu
bahwa jawaban dari auditor yang menjadi dengan locus of control eksternal cenderung
responden dalam penelitian ini cenderung mengambil strategi mudah menyerah dan tidak
netral. Sementara itu, variabel locus of control termotivasi untuk meningkatkan keahlian.
dengan rata-rata sebesar 4,1346 menunjukkan Hasil penelitian ini mendukung penelitian
bahwa jawaban responden cenderung setuju. yang dilakukan oleh Srimindarti (2010).
Pada variabel keahlian auditor, rata-rata Tabel 2 juga menunjukkan bahwa
sebesar 2,5976 menunjukkan bahwa jawaban komitmen organisasi terbukti secara signifikan
auditor yang menjadi responden penelitian ini berpengaruh negatif terhadap keinginan untuk
cenderung tidak setuju. keluar. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa jika auditor memiliki komitmen
Pengujian Hipotesis organisasi tinggi, auditor cenderung untuk
Setelah dilakukan pengujian atas tidak mencari pekerjaan alternatif lain dan
kesesuaian model persamaan struktural, akan tetap mempertahankan keanggotaan
Tabel 2
Hasil Pengujian Hipotesis
Standardized
Pengaruh C.R. P Keterangan
Regression Weight
KA ← LOC -0.199 1.630 0.100 Signifikan
TI ← KO -0.483 -1.181 *** Signifikan
KIN ← KA -0.165 -1.410 0.159 Tidak Signifikan
KIN ← LOC -0.022 -0.209 0.004 Signifikan
KIN ← KO 0.395 1.037 0.002 Signifikan
KIN ← TI -0.141 -1.157 0.247 Tidak Signifikan
180 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.2, hal 169 - 187

Tabel 3
Hasil Hubungan Langsung dan Hubungan Tidak Langsung
Hubungan
Hubungan Total
Variabel Tidak Keputusan
Langsung Hubungan
Langsung
KIN ← LOC -0.209 -2.298 -2.507 Tidak Memediasi
KIN ← KO 1.037 -1.366 -0.329 Tidak Memediasi
dalam organisasi tempat mereka bekerja. yang menemukan bahwa komitmen organisasi
Hasil penelitian ini mendukung penelitian berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
yang dilakukan oleh Irawati et al. (2005) dan Hasil pengujian hipotesis juga me-
Donnelly et al. (2003). nunjukkan bahwa keinginan untuk keluar
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan tidak berpengaruh terhadap kinerja. Hal ter-
bahwa keahlian auditor tidak berpengaruh sebut disebabkan oleh beberapa kemungkinan,
terhadap kinerja auditor. Hal tersebut yaitu: (1) auditor yang menjadi responden tidak
disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu: memiliki rencana untuk keluar dari organisasi
(1) berdasarkan pada diskripsi responden, sehingga tidak mengganggu kinerja; serta (2)
dapat diketahui bahwa sebagian besar auditor selalu menjaga kinerjanya sehingga
meskipun mereka ingin mencari pekerjaan lain
responden cenderung menjawab pertanyaan
namun kinerjanya tetap baik.
keahlian auditor dengan tidak setuju, artinya
responden belum memiliki keahlian yang
Uji Mediasi
memadai sehingga tidak memiliki pengaruh Berdasarkan hasil hubungan langsung
terhadap kinerja; serta (2) auditor baik ahli dan tidak langsung pada Tabel 3, dapat
maupun kurang ahli selalu bekerja seauai disimpulkan bahwa variabel keahlian auditor
dengan standar audit sehingga kinerjanya tetap tidak memediasi pengaruh external locus of
terjaga. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan control terhadap kinerja auditor. Hasil ini
penelitian Arifin (2014) dan Tjun et al. (2012). disebabkan karena hubungan antara keahlian
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui terhadap kinerja tidak signifikan sehingga
bahwa locus of control berpengaruh negatif hubungan tidak langsung menjadi gugur.
terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini Demikian juga variabel turnover intention
menunjukkan bahwa auditor yang percaya yang tidak memediasi pengaruh komitmen
jika hasil yang diperoleh lebih ditentukan organisasi terhadap kinerja auditor karena
oleh faktor eksternal akan melakukan usaha hubungan antara turnover intention terhadap
yang tidak maksimal dan mudah menyerah kinerja tidak signifikan. Dengan demikian,
sehingga berakibat pada rendahnya kinerja. hubungan tidak langsung gugur.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Julianingtyas (2012), Srimindarti (2010), SIMPULAN
Sarita dan Agustia (2009), Irawati et al. (2005), Penelitian ini menguji pengaruh locus
serta Donnelly et al. (2003). of control eksternal, komitmen organisasi,
Tabel 2 menunjukkan bahwa komitmen turnover intention, dan keahlian auditor
organisasi terbukti secara signifikan memiliki terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian
pengaruh positif terhadap kinerja. Auditor yang menunjukkan bahwa locus of control
memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi berpengaruh negatif terhadap keahlian
akan termotivasi untuk bekerja secara auditor. Artinya, jika auditor memiliki locus
maksimal demi mempertahankan keanggotaan of control eksternal, maka auditor cenderung
dalam organisasi sehingga mengakibatkan memiliki keahlian yang tidak maksimal.
kinerjanya meningkat. Hasil penelitian ini Hal ini disebabkan karena auditor dengan
mendukung penelitian Trisnaningsih (2007) locus of control eksternal kurang memiliki
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No. 2, hal 169 - 187 181

keterampilan memecahkan masalah dan sekitar. Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa


kurang dapat menggunakan informasi dengan jika auditor memiliki komitmen yang tinggi
baik sehingga akan mengalami lebih banyak terhadap organisasi, maka akan berakibat
kesulitan untuk meningkatkan keahlian. pada meningkatnya kinerja. Temuan ini juga
Komitmen organisasi berpengaruh berhasil membuktikan bahwa perilaku seorang
negatif terhadap turnover intention. Temuan auditor dapat dipengaruhi oleh faktor internal
ini mengandung makna bahwa semakin tinggi dari auditor tersebut.
komitmen auditor pada organisasi tempat Selain implikasi teoretis, penelitian ini
mereka bekerja, maka akan semakin kecil juga memiliki implikasi terhadap kebijakan.
kemungkinan auditor untuk mencari alternatif Manajemen Kantor Akuntan Publik (partner)
pekerjaan lain. Sementara itu, keahlian auditor sebaiknya memberikan pelatihan kepada
tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor, auditor dengan locus of control eksternal.
yang berarti bahwa tinggi rendahnya kinerja Bentuk pelatihan yang lebih cocok untuk
auditor tidak ditentukan semata-mata oleh individu dengan locus of control eksternal
keahlian auditor. adalah pelatihan yang lebih menekankan
Locus of control berpengaruh negatif pada pelaksanaan program audit dengan
terhadap kinerja auditor. Temuan ini kualitas tinggi. Pelatihan yang memfokuskan
mengindikasikan bahwa jika auditor memiliki pada kualitas audit secara berulang kali
locus of control eksternal, maka auditor diharapkan dapat meningkatkan kinerja
cenderung mudah dipengaruhi oleh lingkungan auditor. Penelitian ini membuktikan pengaruh
sehingga berakibat pada kinerja yang tidak
komitmen organisasional terhadap kinerja
maksimal. Sementara itu, komitmen organisasi
auditor. Temuan ini memiliki implikasi
berpengaruh positif terhadap kinerja auditor,
terhadap penanaman nilai-nilai organisasi dan
yang berarti bahwa ketika auditor memiliki
profesi kepada auditor. Penanaman nilai-nilai
komitmen organisasi yang semakin tinggi,
organisasi pada auditor dapat meyakinkan
maka auditor akan berusaha melakukan
auditor untuk menerima tujuan organisasi.
pekerjaan sesuai dengan tuntutan perusahaan
Peningkatan keyakinan auditor terhadap
agar bisa mempertahankan keanggotaan
tujuan dan nilai-nilai organisasi akan berakibat
dalam perusahaan. Motivasi auditor ini akan
berakibat pada semakin tingginya kinerja yang pada meningkatnya kinerja auditor.
dimiliki. Keterbatasan yang terdapat dalam
Hasil penelitian juga menunjukkan penelitian ini adalah belum memasukkan
bahwa turnover intention tidak berpengaruh seluruh variabel yang kemungkinan
terhadap kinerja auditor, yang berarti bahwa memengaruhi kinerja auditor. Penelitian
tinggi rendahnya kinerja auditor tidak selanjutnya dapat menambahkan variabel
dipengaruhi oleh keinginan untuk keluar. lain yang diduga dapat memengaruhi kinerja
Sementara itu, variabel keahlian auditor dan auditor, misalnya gaya kepemimpinan,
variabel turnover intention lebih sesuai sebagai independensi, dan budaya organisasi,
variabel independen. sehingga dapat memberikan gambaran yang
Temuan penelitian ini memberikan lebih lengkap tentang faktor-faktor yang
dukungan empiris terhadap teori atribusi yang memengaruhi kinerja baik langsung maupun
menyatakan bahwa penyebab perilaku seorang tidak langsung.
auditor dapat berasal dari dalam diri auditor
atau berasal dari luar diri auditor. Auditor- DAFTAR PUSTAKA
auditor yang memiliki locus of control eksternal
meyakini bahwa lingkungan eksternal lebih Aranya, N. and K. R. Ferris. 1984. A
berperan dalam mendukung pencapaian yang Reexamination of Accountants’
mereka peroleh sehingga kinerjanya akan Organizational-Professional Conflict.
lebih banyak ditentukan oleh lingkungan The Accounting Review, 59 (1), 1-15.
182 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.2, hal 169 - 187

Arens, A. A. and J. K. Loebbecke. 2006. and Job Satisfaction. The Accounting


Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Review, 66 (1), 80-99.
Salemba Empat. Gibson, J. L., J. M. Ivancevich, J. H. Donnelly,
Arifin, M. 2014. Pengaruh Independensi, and R. Konopaske. 2012. Organizations:
Kompetensi, Komitmen Organisasi, Behavior, Structure, Processes 14th. New
Pengalaman, dan Motivasi Auditor York: McGraw-Hill.
terhadap Kinerja Auditor pada Auditor Harini, D., A. Wahyudin, dan I. Anisykurlillah.
Pemerintah Wilayah Lampung. Skripsi, 2010. Analisis Penerimaan Auditor atas
Universitas Lampung. Dysfunctional Audit Behavior: Sebuah
Ashton, R. H. 1990. A Descriptive Study of Pendekatan Karakteristik Personal
Information Evaluation. Journal of Auditor. Paper dipresentasikan pada
Accounting Research, 19 (1), 42-61. acara Simposium Akuntansi Nasional
Blumberg, M. and C. D. Pringle. 1982. The XIII, Purwokerto.
Missing Opportunity in Organizational Heider, F. 1958. The Psychology of
Research: Some Implications for a Theory Interpersonal Relations. New York:
of Work Performance. The Academy of Willey.
Management Review, 7 (4), 560-569. Hyatt, T. A. and D. F. Prawitt. 2001. Does
Bonner, S. E. and B. L. Lewis 1990. Congruence between Audit Structure
Determinants of Auditor Expertise. and Auditor’s Locus of Control Affect
Journal of Accounting Research, 28 Job Performance?. The Accounting
(Supplement), 1-20. Review, 76 (2), 263-274.
Bratten, B. et al. 2013. The Audit of Fair Irawati, Y., T. A. Petronila, Mukhlasin. 2005.
Values and Other Estimates: The Effects Hubungan Karakteristik Personal
of Underlying Enviromental, Task, and Auditor terhadap Tingkat Penerimaan
Auditor-Specific Factors. Auditing: Penyimpangan Perilaku dalam Audit.
A Journal of Practice & Theory, 32 Paper dipresentasikan pada acara
(Supplement 1), 7-44. Simposium Nasional Akuntansi VIII,
Buchanan, G. 2006. The Multicultural Solo.
Supervisor Competency Indicator: A Julianingtyas, B. N. 2012. Pengaruh Locus
Behaviorally Anchored Rating Scale of Control, Gaya Kepemimpinan, dan
Approach. Dissertation, Southern Illinois Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
University Carbondale. Auditor. Accounting Analysis Journal, 1
Chao, G. T. et al. 1994. Organizational (1), 7-14.
Socialization: Its Content and Koonce, L. and M. Mercer. 2005. Using
Consequences. Journal of Applied Psychology Theories in Archival
Psychology, 79 (5), 730-743. Financial Accounting Research.
Cooper, D. R. dan C. W. Emory. 1997. Metode McCombs School of Business Research
Penelitian Bisnis 5th. Jakarta: Penerbit Paper Series, University of Texas.
Erlangga. Luthans, F., D. Baack, and L. Taylor. 1987.
Donnelly, D. P., J. J. Quirin, and D. Organizational Commitment: Analysis
O’Bryan. 2003. Auditor Acceptance of Antecedents. Human Relations, 40
of Dysfunctional Audit Behavior: An (4), 219-235.
Explanatory Model Using Auditors’ Mahoney, T. A., T. H. Jerdee, and S. J. Carroll.
Personal Characteristics. Behavioral 1965. The Job(s) of Management.
Research in Accounting, 15 (1), 87-110. Industrial Relations: A Journal of
Frucot, V. and W. T. Shearon. 1991. Budgetary Economy and Society, 4 (2), 97-110.
Participation, Locus of Control, and Malone, C. F. and R. W. Roberts. 1996.
Mexican Managerial Performance Factors Associated with the Incidence
of Reduced Audit Quality Behaviors.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No. 2, hal 169 - 187 183

Auditing: A Journal of Practice & External Control. Journal of Personality,


Theory, 15 (2), 49-64. 36 (4), 649-662.
Marganingsih, A. dan D. Martani. 2010. Queena, P. P. dan A. Rohman. 2012. Analisis
Anteseden Komitmen Organisasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Motivasi: Konsekuensinya terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota/
Kinerja Auditor Intern Pemerintah. Kabupaten di Jawa Tengah. Diponegoro
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Journal of Accounting, 1 (2), 1-12.
Indonesia, 7 (1), 79-108. Robbins, S. P. and T. A. Judge. 2013.
Maryanti, P. 2005. Analisis Penerimaan Organizational Behavior 15th. New
Auditor atas Dysfunctional Audit Jersey: Pearson Education.
Behavior: Pendekatan Karakteristik Rotter, J. B. 1966. Generalized Expectancies
Personal Auditor (Studi Empiris pada for Internal versus External Control
Kantor Akuntan Publik di Jawa). Jurnal of Reinforcement. Psychological
Manajemen Akuntansi dan Sistem Monographs: General and Applied, 80
Informasi, 5 (2). (1), 1-28.
Mathieu, J. E. and D. M. Zajac. 1990. A Review Sarita, J. dan D. Agustia. 2009. Pengaruh Gaya
and Meta-Analysis of the Antecedents, Kepemimpinan Situasional, Motivasi
Correlates, and Consequences Kerja, Locus of Control terhadap
of Organizational Commitment. Kepuasan Kerja dan Prestasi Kerja
Psychological Bulletin, 108 (2), 171- Auditor. Paper dipresentasikan pada
194. acara Simposium Nasional Akuntansi
Mathis, R. L. dan J. H. Jackson. 2006. XII, Palembang.
Manajemen Sumber Daya Manusia 10th. Setiawan, I. A. dan I. Ghozali. 2006. Akuntansi
Jakarta: Salemba Empat. Keperilakuan: Konsep dan Kajian
McDaniel, L. S. 1990. The Effects of Time Empiris Perilaku Akuntan. Semarang:
Pressure and Audit Program Structure Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
on Audit Performance. Journal of Spector, P. E. 1988. Development of the
Accounting Research, 28 (2), 267-285. Work Locus of Control Scale. Journal
Mobley, W. H., R. W. Griffeth, H. H. Hand, of Occupational and Organizational
B. M. Meglino. 1979. Review and Psychology, 61 (4), 335-340.
Srimindarti, C. 2010. Penerimaan Perilaku
Conceptual Analysis of the Employee
Audit Disfungsional Berdasarkan
Turnover Process. Psychological
pada Faktor Internal Individu Auditor.
Bulletin, 86 (3), 493-522.
Disertasi, Universitas Diponegoro.
Mowday, R. T., L. W. Porter, and R. M.
Tjun, L. T., E. I. Marpaung, dan S. Setiawan.
Steers. 1979. The Measurement of
2012. Pengaruh Kompetensi dan
Organizational Commitment. Journal of
Vocational Behavioral, 14 (2), 224-247. Independensi Auditor terhadap Kualitas
Otley, D. T. and B. J. Pierce. 1995. The Control Audit. Jurnal Akuntansi, 4 (1), 33-56.
Problem in Public Accounting Firms: An Trisnaningsih, S. 2007. Independensi Auditor
Empirical Study of Impact of Leadership dan Komitmen Organisasi sebagai
Style. Accounting, Organizations and Mediasi Pengaruh Pemahaman Good
Society, 20 (5), 405-420. Governance, Gaya Kepemimpinan dan
Parker, R. J. and J. M. Kohlmeyer. 2005. Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Organizational Justice and Turnover in Auditor. Paper dipresentasikan pada
Public Accounting Firms: A Research acara Simposium Nasional Akuntansi X,
Note. Accounting, Organizations and Makassar.
Society, 30 (4), 357-369. Usman, A., M. Sudarma, H. Habbe, dan D.
Plares, E. J. 1968. Differential Utilization of Said. 2014. Effect of Competence Factor,
Information as a Function of Internal- Independence and Attitude against
184 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.2, hal 169 - 187

Professional Auditor Audit Quality


Improve Performance in Inspectorate
(Inspectorate Empirical Study in South
Sulawesi Province). IOSR Journal of
Business and Management, 16 (1), 1-13.
Wijayanti, P., 2009. Pengaruh Karakteristik
Personal Auditor terhadap Penerimaan
Perilaku Disfungsional Audit (Studi
Empiris pada Auditor Pemerintah yang
bekerja di BPKP Perwakilan Jawa Tengah
dan Daerah Istimewa Yogyakarta),
Jurnal Akuntansi Indonesia, 5 (2), 251-
271.
Zeffane, R. M. 1994. Understanding Employee
Turnover: The Need for a Contingency
Approach. International Journal of
Manpower, 15 (9), 1-14.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No. 2, hal 169 - 187 185

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN

Locus of Control
Pernyataan STS TS ATS TP AS S SS
Saya berpendapat bahwa pekerjaan
merupakan sesuatu yang harus saya
kerjakan.
Pada kebanyakan pekerjaan, saya dapat
dengan mudah menyelesaikan apapun
yang saya tetapkan untuk diselesaikan.
Jika saya tahu apa yang saya inginkan
dari pekerjaan, saya bisa menyelesaikan
pekerjaan dengan baik.
Jika karyawan tidak setuju dengan
keputusan atasan, mereka seharusnya
melakukan sesuatu untuk hal tersebut.
Mendapatkan pekerjaan yang
saya inginkan merupakan masalah
keberuntungan semata.
Menghasilkan uang adalah semata-mata
masalah keberuntungan.
Kebanyakan orang mampu mengerjakan
tugasnya dengan baik jika mereka
berusaha.
Agar supaya mendapatkan pekerjaan
yang benar-benar bagus, saya harus
mempunyai anggota keluarga atau teman
yang mempunyai posisi tinggi.
Promosi biasanya merupakan masalah
keberuntungan.
Ketika memperoleh pekerjaan yang
sangat bagus, siapa yang saya kenal
lebih penting, daripada keahlian dan
kemampuan yang saya miliki.
Promosi akan diberikan pada pegawai
yang berkinerja baik.
Untuk menghasilkan banyak uang saya
harus mengetahui (mengenal) orang-
orang yang tepat.
Diperlukan banyak keberuntungan untuk
menjadi karyawan yang berprestasi.
Pegawai yang berkinerja baik seharusnya
mendapat reward.
Kebanyakan pegawai lebih berpengaruh
terhadap atasannya daripada yang
pegawai tersebut pikirkan.
186 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No.2, hal 169 - 187

Perbedaan utama antara orang yang


menghasilkan banyak uang dan orang
yang sedikit menghasilkan uang adalah
keberuntungan.

Keahlian Auditor
Pernyataan STS TS ATS TP AS S TS
Saya belum menguasai kecakapan utama
yang diperlukan untuk pekerjaan saya.
Saya telah belajar bagaimana
melaksanakan pekerjaan dengan berhasil,
dengan efisien dalam pekerjaan saya.
Saya telah menguasai keterampilan yang
diperlukan pekerjaan saya.
Saya belum secara penuh mengembangkan
keterampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan sukses
dalam pekerjaan saya.
Saya memahami semua tugas yang
tercakup dalam pekerjaan saya.

Turnover Intention
Pernyataan STS TS ATS TP AS S SS
Saya akan mencari secara aktif pekerjaan
lain selain pekerjaan saya saat ini.
Saya sering berfikir untuk keluar dari
pekerjaan saya.
Saya mungkin akan mencari pekerjaan
baru.
Komitmen Organisasi
Pernyataan STS TS ATS TP AS S SS
Saya bersedia berusaha keras melebihi
yang diharapkan supaya organisasi ini
sukses.
Saya akan berbicara pada teman saya
bahwa organisasi tempat saya bekerja
adalah organisasi yang bagus.
Saya akan menerima semua bentuk
penugasan supaya tetap bekerja pada
organisasi ini.
Saya menemukan kesamaan antara nilai-
nilai saya dan nilai-nilai organisasi.
Saya bangga untuk menceritakan pada
orang lain bahwa saya adalah bagian dari
organisasi ini.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2015, Vol. 12, No. 2, hal 169 - 187 187

Organisasi ini sungguh-sungguh


memberikan inspirasi bagi saya untuk
bekerja dengan baik.
Saya sangat bahagia memilih bergabung
dengan organisasi ini sebagai tempat
bekerja daripada organisasi lainnya,
ketika saya pertama kali memutuskan
untuk bergabung dengan organisasi ini.
Bagi saya organisasi ini adalah tempat
yang terbaik untuk bekerja.
Saya sungguh-sungguh peduli terhadap
nasib organisasi ini.

Kinerja Auditor
Pernyataan STS TS ATS TP AS S SS
Kinerja saya tergantung pada perencanaan
(misal penentuan tujuan dan kebijakan,
penganggaran dan penyiapan agenda).
Kinerja saya tergantung pada
pengumpulan dan penyiapan informasi,
laporan keuangan, inventori (investigasi).
Kinerja saya tergantung pada koordinasi
(pertukaran informasi, mengatur
pertemuan, saling menasehati).
Kinerja saya tergantung pada supervisi
(pengarahkan, kepemimpinan,
penasehatan dan pemberian pelatihan
terhadap bawahan).
Kinerja saya tergantung pada cara
pemilihan staf (perekrutan, wawancara
dan promosi pegawai).
Kinerja saya tergantung pada
keterwakilan (menindaklanjuti tujuan
umum organisasi).
Kinerja saya tergantung pada
perencanaan, investigasi, koordinasi,
supervisi, pemilihan staf dan keterwakilan
secara keseluruhan.

You might also like