You are on page 1of 5

ISSN 1410 - 1939

KAJIAN BERBAGAI KOMBINASI PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH
(Arachis hypogea L.) DI LAHAN PASANG SURUT

[THE ASSESMENT OF SEVERAL LIME AND FERTILIZER


COMBINATIONS ON GROWTH AND PRODUCTION OF PEANUT
(Arachis hypogea L.)IN TIDAL SWAMP LAND]

Jumakir1, Waluyo2 dan Suparwoto2

Abstract

The assesment of several lime and fertilizer combination to growth and production of peanut in
tidal swamp land after conducted at dry season from April to August 2000 at Lambur II Village,
Tanjung Jabung Timur, Province of Jambi with land typologi of feat and flooding type C. The
objective was to assesment of several lime and fertilizer combination to growth and production
of peanut in tidal swamp land. The assesment was arranged in a randomized block design with 8
treatments and 3 replication as follow: A = 0 kg/ha lime + 0 kg/ha Urea + 0 kg/ha SP 36 + 0
kg/ha KCl, B = 500 kg/ha lime + 0 kg/ha Urea + 0 kg/ha SP 36 + 0 kg/ha KCl, C = 0 kg/ha lime +
50 kg/ha Urea + 130 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, D = 0 kg/ha lime + 50 kg/ha Urea + 180 kg/ha
SP 36 + 50 kg/ha KCl, E = 500 kg/ha lime + 50 kg/ha Urea + 130 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, F
= 500 kg/ha lime + 50 kg/ha Urea + 180 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, G = 1000 kg/ha lime +50
kg/ha Urea + 130 kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl, H = 1000 kg/ha lime +50 kg/ha Urea + 180 kg/ha
SP 36 + 50 kg/ha KCl, Lime and fertizer were applied on disches along side the row of plant.
Lime was given 2 weeks before planting. Fertilizer ½ dosage Urea, SP 36 and KCL were given
planting time and ½ dosage Urea after 30 days after planting, 2 seedlings per hill and planting
distance was 20 cmx20 cm. Variables observed were high plant, the number of branches, The
number of pods, the number of immature pods and production of dry pod. The result showed
that combination of lime and Urea, SP36 ,KCl ferlizer can be improving land productivity and
increasing peanut production. Combination of 1000 kg/ha lime, 50 kg/ha Urea, 180 kg/ha SP 36
and 50 kg/ha KCl given growth and the highest production 2,28 ton/ha dry pod.

Kata kunci: kacang tanah, kapur, pupuk, lahan pasang surut

PENDAHULUAN al., 1994). Menurut Kasno (1997), di Indonesia


kacang tanah kebanyakan di tanam di lahan ke-
Kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupa- ring karena terbatasnya lahan subur. Untuk men-
kan salah satu tanaman kacang-kacangan sebagai dorong peningkatan produksi kacang tanah pe-
bahan pangan dan industri bergizi tinggi karena merintah telah melakukan pendekatan melalui
mengandung lemak 40-50%, protein 27%, kar- program intensifikasi dan ekstensifikasi (Saleh et
bohidrat dan vitamin. Di Indonesia merupakan al., 1994). Upaya intensifikasi dilakukan dengan
tanaman kacang-kacangan kedua terpenting se- menyediakan benih bermutu, pestisida dan pupuk
telah kedelai (Suprapto, 1994). (Harsono dan Rahmiana, 1992). Sedangkan un-
Permintaan pada masa datang diperkirakan tuk program perluasan areal pertanaman kacang
akan terus meningkat seiring dengan pertumbuh- tanah adalah dengan memanfaatkan lahan pasang
an penduduk dan berkembangnya industri peng- surut (Murtado dan Sutedjo, 1989).
olahan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pe- Lahan rawa di Indonesia diperkirakan luas-
merintah masih mengimpor kacang tanah sekitar nya 33,4 juta ha yang terdiri dari 20,1 juta ha la-
50 ribu sampai 100 ribu ton per tahun (Saleh et han pasang surut dan 13,3 juta ha lahan lebak.

1
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
2
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan

11
Jurnal Agronomi 8(1): 11–15

Sebagian besar lahan tersebut tersebar di Suma- dari April sampai Agustus dengan tipologi lahan
tera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya (Ismail bergambut dan tipe luapan air C.
et al., 1993). Sedangkan di provinsi Jambi poten- Bahan yang digunakan adalah benih kacang
si lahan pasang surut cukup luas 684.000 ha dan tanah varietas Kelinci, pupuk Urea, SP 36, KCl
yang sudah dikembangkan baru 79.954 ha dan kapur. Untuk pengendalian hama digunakan
(BAPPEDA, 2000). Pengembangan kacang tanah Dursban dan pengendalian penyakit digunakan
di provinsi jambi pada tahun 1999 seluas 4.392 Dithane M 45. Alat yang digunakan antara lain
ha dengan produktivitas rata-rata 0,98 ton/ha se- timbangan, cangkul, meteran, sprayer, ember dan
dangkan produktivitas rata-rata di lahan pasang parang.
surut kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar Penelitian ini menggunakan Rancangan acak
0,88 ton/ha (Kanwil Deptan Jambi, 2000). Ren- kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 3
dahnya produktivitas kacang tanah di tingkat pe- ulangan. Adapun 8 perlakuan tersebut adalah:
tani secara umum disebabkan oleh berbagai fak- A = 0 kg/ha kapur + 0 kg/ha Urea + 0 kg/ha SP
tor antara lain masih digunakannya benih lokal 36 + 0 kg/ha KCl
yang berdaya hasil rendah , teknik budidaya se- B = 500 kg/ha kapur + 0 kg/ha Urea + 0 kg/ha
derhana, kesuburan tanah relatif rendah dan SP 36 + 0 kg/ha KCl
gangguan hama/penyakit (Sumarno dan Man- C = 0 kg/ha kapur + 50 kg/ha Urea + 130 kg/ha
wan, 1990). Menurut Harsono (1993) rendahnya SP 36 + 50 kg/ha KCl
hasil kacang tanah juga dipengaruhi jumlah bu- D = 0 kg/ha kapur + 50 kg/ha Urea + 180 kg/ha
lan basah kurang dari tiga bulan sehingga tanam- SP 36 + 50 kg/ha KCl
an mengalami kekeringan. Selanjutnya Sutarto et E = 500 kg/ha kapur + 50 kg/ha Urea + 130
al . (1993) mengatakan bahwa kacang tanah ter- kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl
masuk tanaman yang rakus unsur hara untuk me- F = 500 kg/ha kapur + 50 kg/ha Urea + 180
menuhi gizi pada bijinya sehingga kesuburan ta- kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl
nah sangat menentukan keberhasilan budidaya G = 1000 kg/ha kapur +50 kg/ha Urea + 130
kacang tanah. Faktor lainnya adalah umumnya kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl
usahatani di lahan pasang surut produktivitasnya H = 1000 kg/ha kapur +50 kg/ha Urea + 180
masih rendah, mempunyai keragaman agroeko- kg/ha SP 36 + 50 kg/ha KCl
logi besar dan diklasifikasikan ke dalam kelom-
pok lahan bermasalah (Suwarno et al., 2000). Persiapan lahan dilakukan dengan penerbasan
Pertumbuhan tanaman di lahan pasang surut rumput dan tanah dicangkul, ukuran plot 4 x 5 m,
menghadapi berbagai kendala seperti kemasaman jarak tanam 20x20 cm dan penanaman dengan
tanah, keracunan, defisiensi unsur hara, salinitas cara ditugal sebanyak 2 biji per lobang. Kapur
dan kebutuhan air yang tidak sesuai untuk per- dan pupuk Urea, SP 36 dan KCl diberikan
tumbuhan tanaman. Berdasarkan hasil penelitian dengan cara dilarik. Kapur diberikan 2 minggu
dilahan pasang surut tanaman kacang tanah dapat sebelum tanam sedangkan pupuk Urea diberikan
menghasilkan 1,53 ton/ha polong kering (Suasti- 2 kali yaitu saat tanam bersamaan dengan pupuk
ka, 1995). Sedangkan hasil penelitian Simatu- SP 36 dan KCl dan umur tanaman 30 hari setelah
pang dan Riza (1991) bahwa produksi kacang ta- tanam. Pemeliharaan meliputi penyulaman,
nah di lahan pasang surut dapat ditingkatkan me- penyiangan, pengendalian hama penyakit.
lalui pemberian kapur dan pemupukan fosfat de- Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman,
ngan hasil 2,64 ton/ha polong kering. jumlah cabang, jumlah polong isi, jumlah polong
Dalam mengupayakan lahan pasang surut hampa dan produksi.
sebagai areal pertanian terutama kacang tanah
diperlukan pengelolaan hara yang baik dan tepat
agar tanaman dapat tumbuh dan memberikan HASIL DAN PEMBAHASAN
produksi optimal. Dengan demikian perlu dilaku-
kan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji Sifat kimia tanah
berbagai kombinasi pengapuran dan pemupukan Lahan yang digunakan untuk penelitian ini
terhadap pertumbuhan dan produksi kacang ta- adalah lahan pasang surut dengan tipologi lahan
nah di lahan pasang surut. bergambut. Berdasarkan hasil analisis tanah pada
Tabel 1 dan kriteria penilaian sifat kimia tanah
menurut PPT (1982) diperoleh bahwa pH tanah
BAHAN DAN METODA tergolong masam, kandungan C organik sangat
tinggi, nitrogen total rendah, nisbah C/N
Penelitian ini dilaksanakan di desa Lambur tergolong tinggi, fosfor dan kalium rendah, KTK
II kecamatan Muara Sabak kabupaten Tanjung sangat tinggi, kejenuhan Al tinggi dan Ca
Jabung Timur provinsi Jambi pada tahun 2000 tergolong rendah.

12
Jumakir, Waluyo dan Suparwoto: Kajian Berbagai ……..

Tabel 1. Hasil analisis tanah di lokasi penelitian Pemberian kapur 1000 kg/ha dan
pemupukan 50 kg/ha, 180 kg/ha SP 36 dan 50
No Jenis analisis Hasil Kriteria kg/ha KCl memberikan tinggi tanaman dan
jumlah cabang tertinggi disebabkan peranan
1. pH (1:1) H20 4,2 Masam kapur dan pemupukan yang dapat memperbaiki
2. pH (1:1) KCl 3,5 Sangat masam sifat kimia tanah sehingga dapat membantu
3. C-Organik (%) 43,37 Sangat tinggi perkembangan akar dan penyerapan unsur hara
4. N-Total (%) 1,80 Rendah bagi pertumbuhan tanaman.
5. C/N 24 Tinggi Menurut Sanchez (1976) menyatakan bahwa
6. P-Bray (ppm) 13,1 Rendah pengapuran bertujuan untuk menekan kejenuhan
7. K (me/100 gr) 0,33 Rendah Al yang sangat tinggi sehingga pH tanah dapat
8. Na (me/100 gr) 0,38 Sedang meningkat dan tanaman dapat tumbuh dan
9. Mg (me/100 gr) 2,87 Tinggi berproduksi dengan baik. Pemupukan Nitrogen,
10. KTK (me/100 gr) 56,30 Sangat tinggi Fosfor dan Kalium sangat perlu dilakukan pada
11. Kejenuhan Al (%) 37 Tinggi tanah dengan kandungan unsur hara rendah,
12. Ca (me/100 gr) 4,37 Rendah karena ketiga unsur hara ini merupakan hara
13. Tekstur (%) yang paling banyak dibutuhkan tanaman.
- Pasir 7 Selanjutnya Suprapto (1994) mengatakan bahwa
- Debu 65 hara P akan mendorong pertumbuhan akar
- Liat 28 permulaan sehingga akan meningkatkan
penyerapan unsur hara dan air oleh tanaman
Berdasarkan hasil analisis tersebut, untuk kacang tanah. Dengan meningkatnya serapan
meningkatkan pertumbuhan dan produksi hara dan air akan meningkatkan laju
tanaman perlu dilakukan pengapuran dan fotosintensis, selanjutnya hasil fotosintesis
pemupukan. Buckman and Brady (1982) berupa karbohidrat diubah menjadi organ-organ
mengatakan bahwa pemberian kapur pada tanah tanaman seperti batang, daun dan lain-lain.
masam diperlukan untuk menaikkan pH tanah, Berdasarkan hasil penelitian Hartatik et al.
menambah unsur Ca dan Mg, meningkatkan (1995) bahwa tinggi tanaman meningkat dengan
ketersediaan P dan Mo serta meningkatkan meningkatnya takaran P. Sedangkan hasil
persentase kejenuhan basa. Selanjutnya Sanchez penelitian Pasaribu dan Suprapto (1985),
(1976) mengatakan unsur hara yang paling pemberian Fosfor dapat meningkatkan tinggi
banyak dibutuhkan tanaman adalah nitrogen, tanaman dan jumlah cabang.
fosfor dan kalium.

Hasil dan komponen hasil


Pertumbuhan
Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh
Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh
sangat nyata terhadap jumlah polong isi, jumlah
yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman, dan
polong hampa dan produksi polong kering. Kom-
jumlah cabang. Perlakuan kombinasi kapur dan
binasi kapur dan pemupukan berpengaruh sangat
pemupukan menunjukkan pengaruh sangat nyata
nyata terhadap jumlah polong isi, jumlah polong
terhadap tinggi tanaman dan jumlah cabang
hampa dan produksi polong kering (Tabel 2).
dibandingkan tanpa kapur dan pupuk (Tabel 2).

Tabel 2.Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah cabang pada berbagai dosis kapur dan pupuk tanaman
kacang tanah di lahan pasang surut

Perlakuan Tinggi tanaman


Jumlah cabang
(Kapur-Urea-SP36-KCl) (cm)
A( 0- 0 –0 -0) 30,20 a 10,59 a
B( 500- 0 -0 -0) 31,47 a 11,19 ab
C( 0-50-130-50) 31,73 ab 13,59 c
D( 0-50-180-50) 33,93 bc 14,01 cd
E( 500-50-130-50) 35,47 cd 15,39 e
F( 500 -50-180-50) 37,93 d 16,80 f
G(1000-50-130-50) 38,00 de 18,39 g
H(1000-50-180-50) 40,33 e 18,81 g
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyatamenurut Uji DNMRT
pada taraf kepercayaan 5%

13
Jurnal Agronomi 8(1): 11–15

Tabel 2. Rata-rata jumlah polong isi, jumlah polong hampa dan hasil polong kering pada berbagai
dosis kapur dan pupuk tanaman kacang tanah di lahan pasang surut

Perlakuan Jumlah polong Jumlah polong Hasil


(Kapur-Urea-SP36-KCl) isi hampa (ton/ha)
A( 0- 0 –0 -0) 6,33 a 4,33 d 0,76 a
B( 500- 0 -0 -0) 6,67 a 3,57 cd 0,82 a
C( 0-50-130-50) 7,40 ab 2,33 bc 0,84 a
D( 0-50-180-50) 8,53 bc 2,00 ab 0,94 ab
E( 500-50-130-50) 10,80 d 1,93 a 1,64 c
F( 500 -50-180-50) 11,93 d 1,73 a 1,80 c
G(1000-50-130-50) 12,33 de 1,27 a 1,88 cd
H(1000-50-180-50) 15,93 f 1,10 a 2,28 e
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut
uji DNMRT pada taraf kepercayaan 5%

Pemberian kapur 1000 kg/ha dan pupuk 180 biji. Kekurangan P mengakibatkan tanaman
kg/ha SP 36 memberikan jumlah polong isi kacang tanah tumbuh kurus dan kerdil, daun
tertinggi, jumlah polong hampa terendah dan kecil bewarna hijau pucat, polong yang terbentuk
produksi polong kering tertinggi. sedikit dan hasilnya rendah. Hal ini sejalan
Pengapuran 1000 kg/ha dan pemupukan 180 dengan pendapat Sopher dan Baird (1982) bahwa
kg/ha SP 36 meningkatkan produksi kacang fosfor berfungsi merangsang pembentukan akar,
tanah 21,05% dibandingkan dengan pengapuran pembungaan, meningkatkan jumlah polong dan
500 kg/ha dan pemupukan 180 kg/ha SP 36. Bila pembentukan buah. Berdasarkan hasil penelitian
dibandingkan dengan tanpa pengapuran dan Simatupang dan Isdijanto (1991) pengapuran
tanpa pemupukan produksi meningkat lebih 1000 kg/ha yang dikombinasikan dengan
besar 66,67%. Dengan pengapuran unsur hara Ca pemupukan TSP 100 kg/ha menghasilkan
yang diperlukan tanaman tersedia cukup untuk produksi tertinggi 2,64 ton/ha polong kering.
mendukung pertumbuhan kacang tanah terutama
pada fase pengisian polong atau pembentukan
biji. Kekurangan unsur hara Ca dan pupuk N,P KESIMPULAN
dan K akan mengakibatkan pengisian polong
tidak sempurna, banyak polong tidak berbiji atau Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan
jumlah polong kosong tinggi dan produksinya bahwa untuk meningkatkan produktivitas lahan
rendah. Hal ini terlihat pada perlakuan tanpa dan produksi tanaman kacang tanah dilahan ber-
kapur dan tanpa pupuk, tanpa kapur dan dipupuk gambut perlu penambahan kapur dan pemupukan
(Tabel 2). Serapan ketiga unsur hara tersebut N, P dan K. Pemberian kapur 1000 kg/ha, 50
meningkat pada saat pembentukan polong dan kg/ha Urea, 180 kg/ha SP36 dan 50 kg/ha KCl
biji sehingga kekurangan unsur hara tersebut diperoleh produksi tertinggi 2,28 ton/ha polong
pada saat generatif dapat mengganggu produksi. kering.
Menurut Brady (1982), pemberian kapur pa-
da tanah masam diperlukan untuk menaikkan pH
tanah, menambah unsur Ca dan Mg, meningkat- DAFTAR PUSTAKA
kan ketersediaan P serta meningkatkan persenta-
se kejenuhan basa. Selanjutnya Sumarno (1986) Brady, N.C. 1982. The nature and properties of
mengatakan bahwa kekurangan Ca mengakibat- soil. The MacMillan Publ.Co.Inc. New York
kan tanaman membentuk daun dan bunga berle-
bihan, tetapi sebagian besar gugur, tanaman tum- Buckman Harry O dan Nyle C. Brady. 1982.
buh kerdil, daun berpilin, timbul bercak bewarna Ilmu tanah. Bharata Harya Aksara. Jakarta
tembaga atau coklat yang akhirnya mengering. Budianto, J. 2000. Kebijaksanaan operasional
Polong yang terbentuk banyak hampa, polong penelitian dan pengembangan pertanian di
tidak berkembang sempurna, lembaga biji busuk lahan rawa mendukung peningkatan keta-
kering, biji keriput dan daya tumbuh rendah. hanan pangan dan pengembangan agribisnis.
Menurut Thomas dan Peaslee (1973) dalam Dalam prosiding seminar nasional penelitian
Syarifudin dan Darmijati (1990) bahwa P sangat dan pengembangan pertanian di lahan rawa.
diperlukan tanaman terutama untuk pembentukan Cipayung 25-27 Juli 2000.

14
Jumakir, Waluyo dan Suparwoto: Kajian Berbagai ……..

Fatchul, H dan Bambang, H. 2000. Fungsi tata


Saleh ,N., Arif Harsono., T. Adiwarwanto dan
air untuk pertanian. Makalah seminar Balit-
Sumarno. 1994(a). Rakitan paket teknologi
bangtan Kuala Tungkal. Jambi 27-28 Maret budidaya kacang tanah untuk lahan tegal di
Hanafiah, KA. 1993. Rancangan percobaan teori Jawa Timur. Risalah lokakarya komunikasi
dan aplikasi. Raja grafindo persada. Jakarta teknologi untuk meningkatkan produksi
Harsono, A. dan A.A.Rahmiana. 1992. tanaman pangan di Jawa Timur
Pengendalian gulma pada berbagai populasi Sanchez, P.A. 1976. Properties and management
tanaman kacang tanah di lahan kering. of soil in the tropic. John Wiley and Sons,
Dalam jurnal pengkajian dan pengembangan Inc, NewYork
teknologi pertanian. Volume 2, Nomor 2,
Simatupang, R.S dan Isdijanto Ar-Riza. 1991.
Januari 2000. Pusat penelitian sosial
Pengaruh pemberian kapur dan pemupukan
ekonomi pertanian Bogor
fosfat pada tanaman kacang tanah di lahan
Harsono, A. 1993. Uji paket teknologi budidaya pasang surut. Prosiding seminar penelitian
kacang tanah pada daerah yang potensial sistem usahatani lahan gambut Kalimantan
dalam teknologi untuk menunjang selatan, 20 Pebruari 1991. Banjarbaru
peningkatan produksi tanaman pangan. Balai
Sopher, C.D dan J.V Baird. 1982. Soil and soil
penelitian tanaman pangan Malang.
management. Prentice hall company reston,
Hartatik, W., P. Kabar dan J.Sri Adiningsih. Virginia.
1995. Pembandingan efektivitas pupuk P.
Syarifuddin, K.A dan S. Darmijati. 1990.
Prosiding pertemuan teknis penelitian tanah
Pengaruh pupuk P dan residunya terhadap
dan agroklimat. Bidang kesuburan dan
produksi kacang tanah pada tanah ultisol
produktivitas tanah. Cisarua, Bogor 10-12
Jasinga. Penelitian pertanian, Vol 10, No 1
Januari 1995
tahun 1990. Balai penelitian tanaman
Ismail, I.G., Trip A., IPG Widjaya Adhi, Suwar- pangan. Bogor
no, Tati. H, Ridwan. T dan D.E Sianturi.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan ciri tanah. Institut
1993. Sewindu penelitian pertanian di lahan Pertanian Bogor. Bogor
rawa kontribusi dan prospek pengembangan.
Proyek penelitian pertanian lahan pasang Sumarno dan Manwan. 1990. National
surut dan rawa.Swamps II. Badan penelitian coordinated research program grain legumes
dan pengembangan pertanian. Departemen central research Int. For food crops. Bogor
Pertanian. Bogor Suprapto, H.S. 1994. Bertanam kacang tanah.
Kasno, A. 1997. Galur harapan kacang tanah Penebar swadaya. Jakarta
toleran kekeringan dan penyakit daun. Suastika, I.W. 1995. Pengaruh pemupukan
Dalam kinerja penelitian tanaman pangan. terhadap hasil beberapa varietas kacang
Buku 5, kedelai, kacang tanah, kacang hijau tanah. Dalam teknologi produksi dan
dan kacang tunggak. Pusat penelitian dan pengembangan sistem usahatani dilahan
pengembangan tanaman pangan. Bogor rawa. Kumpulan hasil penelitian, proyek
Kanwil Deptan Propinsi Jambi . 2000. Statistik penelitian pengembangan pertanian rawa
pertanian provinsi jambi. Jambi terpadu ISDP. Bogor
Murtado dan Sutedjo. 1989. Pengaruh Sutarto, Ig., Y Supriati., S. Hutami dan
pengapuran dan pemupukan fosfor terhadap H.Zahara. 1993. Pengaruh pemupukan hara
pertumbuhan, serapan hara dan hasil kacang mikro Mo, Zn dan Cu terhadap pertumbuhan
tanah pada tanah podsolik merah kuning. dan hasl kacang tanah. Risalah hasil
Balai penelitian tanaman pangan. bogor penelitian tanaman pangan No 4 tahun 1993.
Balai penelitian tanaman pangan Bogor
Pasaribu, D dan S. Suprapto. 1985. Pemupukan
NPK pada kedelai. Balai penelitian tanaman Suwarno., Trip. A dan I.G. Ismail. 2000.
Bogor. Bogor Optimasi pemanfaatan lahan rawa pasang
surut dengan penerapan teknologi sistem
Pusat Penelitian Tanah. 1982. Trem of reference
usahatani terpadu. Makalah seminar nasional
survai kapabilitas tanah. Proyek penelitian
penelitian dan pengembangan pertanian.
pertanian menunjang transmigrasi (P3MT).
Bogor, 25-27 juli 2000.
Bogor

15

You might also like