You are on page 1of 16

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE AREA OF VOLUNTARY

DISCLOSURES (Voluntary DISCLOSURE) ANNUAL REPORTS ON THE


COMPANY WHICH INCLUDES COMPANY LQ45

Hasudungan Situmorang, Didin Mukodim


Undergraduate Program, Faculty of Economics
Gunadarma University
http://www.gunadarma.ac.id

Keywords: Disclosure index, firm size, average ratio, ownership structure, corporate base, age of
firms, the ratio of ROE, PBV, LQ45.

ABSTRACT
This study aims to determine factors that affect the broader voluntary disclosure (voluntary
disclosure) to the annual reporting on the companies included in the company LQ45 The unit of
analysis used is a company that includes LQ45 index in the period February 2008 - July 2008.
Data were analyzed by using the classical assumption test and multiple linear regression analysis
(t test). The results of this study showed that only one variable that affects the broad compulsory
disclosure of financial statements that is variable sized companies. This is evidenced by Value
Probability values less than significant. This means that there are companies in companies
including LQ45 relatively larger, so it is relatively more supervised by a government agency.
Therefore, large companies are more required to disclose more information than small firms. As
for the variable average ratio, ownership structure, corporate base, firm age, return on equity
ratio, PBV did not affect the extensive disclosures required annual reports.
1

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS


PENGUNGKAPAN SUKARELA (VOLUNTARY DISCLOSURE)
PADA PELAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN YANG
TERMASUK PERUSAHAAN LQ45
Hasudungan Situmorang¹
Didin Mukodim²
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi luas
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) pada pelaporan tahunan pada
perusahaan yang termasuk pada perusahaan LQ45.
Unit analisa yang digunakan adalah perusahaan yang termasuk indeks LQ45
pada periode Februari 2008 – Juli 2008. Data dianalisa dengan menggunakan uji
asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda (uji t).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hanya satu variabel saja yang
mempengaruhi luas pengungkapan wajib laporan keuangan yaitu variabel size
perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan nilai Probability Value lebih kecil dari
signifikan. Ini berarti bahwa perusahaan yang terdapat pada perusahaan yang
termasuk LQ45 relatif lebih besar, sehingga relatif lebih diawasi oleh lembaga
pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan besar tersebut lebih dituntut untuk
mengungkapkan informasi yang lebih banyak dari perusahaan kecil. Sedangkan
untuk variabel rasio laverage, struktur kepemilikan, basis perusahaan, umur
perusahaan, rasio ROE, PBV tidak mempengaruhi luas pengungkapan wajib laporan
tahunan.
This study aims to determine factors that affect the broader voluntary
disclosure (voluntary disclosure) to the annual reporting on the companies included
in the company LQ45
The unit of analysis used is a company that includes LQ45 index in the period
February 2008 - July 2008. Data were analyzed by using the classical assumption
test and multiple linear regression analysis (t test).
The results of this study showed that only one variable that affects the broad
compulsory disclosure of financial statements that is variable sized companies. This
is evidenced by Value Probability values less than significant. This means that there
are companies in companies including LQ45 relatively larger, so it is relatively more
supervised by a government agency. Therefore, large companies are more required
to disclose more information than small firms. As for the variable laverage ratio,

__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
2

ownership structure, corporate base, firm age, return on equity ratio, PBV did not
affect the extensive disclosures required annual reports.
Keywords: Disclosure index, firm size, laverage ratio, ownership structure, corporate
base, age of firms, the ratio of ROE, PBV, LQ45.

PENDAHULUAN

Suatu laporan keuangan adalah laporan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan, pengikhtisaran, dan penafsiran transaksi keuangan selama satu periode
akuntansi dan merupakan media yang umum dipakai untuk meneliti kesehatan
perusahaan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh manajemen berisi tentang posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan sesuai dengan asumsi akrual dan
kelangsungan usaha. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, serta laporan arus kas. Neraca merupakan bentuk laopran keuangan
yang menyajikan informasi mengenai posisi harta, utang dan modal suatu perusahaan
pada saat tertentu. Laporan laba rugi menunjukan kinerja perusahaan dalam
memperoleh laba sebelum jangka waktu tertentu. Laporan perubahan modal
menyajikan informasi mengenai perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi pada
satu periode tertentu. Laporan arus kas menunjukan aktivitas kas masuk ataupun kas
keluar selama jangka waktu tertentu.
Laporan keuangan bukan merupakan suatu tujuan akhir tetapi laporan
keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam
pembuatan dan pengambilan keputusan perusahaan dan ekonomi. Beberapa ahli
mengemukakan definisi laporan keuangan secara berbeda-beda. Diantara definisi
tersebut dikatakan bahwa Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau suatu aktivitas
perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan atau data tersebut (Munawir,
1995). Pengertian lain diungkapkan bahwa Laporan keuangan adalah laporan
pertanggungjawaban manajer atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan
yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan
(stakeholders) di luar perusahaan; pemilik perusahaan, pemerintah, kreditor, dan
pihak lainnya (Rahardjo, 2005).
Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan
menjadi 2 (dua), yaitu pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure) dan
pengungkapan sukarela (Voluntary Disclosure). Luas pengungkapan mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi, sosial
budaya suatu Negara, teknologi informasi, kepemilikan perusahaan dan peraturan-
peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang berwenang. Ada 3 (tiga)
konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan, antara lain : (1) Adequate
Disclosure / pengungkapan cukup; (2) Fair Disclosure / pengungkapan wajar ; dan
(3) Full Disclosure / pengungkapan penuh.
__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
3

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Laporan Keuangan


Pengertian Laporan Keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
penting di samping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian,
pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya (Hanafi dan Halim, 1996).
Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu neraca, laporan laba
rugi dan laporan arus kas. Di samping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga
laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri.

Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Baridwan (1992) tujuan pelaporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi
investor, kreditur dan pemakai lainnya baik untuk saat ini maupun masa yang
akan datang.
2. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas untuk
pemakai eksternal.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas
perusahaan.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi dan klaim terhadap
sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai pendapatan dan komponen-komponennya yang
membantu pihak eksternal menentukan harapannya mengenai prestasi perusahaan
di masa yang akan datang.
6. Memberikan informasi aliran kas untuk memahami operasi perusahaan,
mengevaluasi kegiatan investasi dan pendanaan, memperkirakan likuiditas
perusahaan, dan menginterpretasikan lebih jauh laporan laba rugi.

Karakteristik Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama informasi keuangan
yang sangat penting bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut Baridwan bahwa laporan keuangan akan bermanfaat bila memenuhi ketujuh
kualitas sebagai berikut :
1) Relevan.
Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan,
informasi demikian tidak akan ada gunanya, betapapun kualitas lainnya terpenuhi.
2) Dapat Dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk
dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.
3) Daya Uji

__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
4

Sehubungan dengan keterlibatan manusia didalam proses pengukuran dan


penyajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realita
obyektif semata maka harus dapat diuji kebenarannya.
4) Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu.
5) Tepat Waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk digunakan sebagai dasar
untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk
menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
6) Daya Banding.
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan
dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama,
maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode
yang sama.
7) Lengkap.
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang
dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitas diatas; dapat juga diartikan
sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam laporan
keuangan.

Pengungkapan Laporan Keuangan


Laporan tahunan (annual report) merupakan media utama penyampaian
informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan tahunan
mengkomunikasikan kondisi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang
saham, kreditor dan stakeholders lainnya.
Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) merupakan
pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini
adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).
Sedangkan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) pengungkapan informasi
yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang
berlaku atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan.

Indeks LQ45
Indeks LQ45 adalah indeks yang hanya mencatat perubahan harga rata-rata
dari 45 saham bluechip berkinerja terbaik dan paling likuid di Bursa Efek Jakarta
(Wijaya, 2006). Berikut ini adalah kriteria utama yang digunakan dalam seleksi atas
suatu saham untuk masuk dalam LQ45 :
a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar regular
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
5

b. Rannking berdaasarkan kapitalisasi passar (rata-rataa kapitalisasi pasar selama 12


bullan terakhir)).
c. Tellah tercatat ddi BEI miniimal 3 bulann .
d. Keadaan keuaangna perusahaan dan prospek peertumbuhannnya, frekuennsi dan
jum
mlah hari peerdagangan /transaksi
/ dii pasar reguuler.

ME
ETODE PEN
NELITIAN
N

Pembahassan dan Haasil Penelitiaan

Uji Penyimmpangan A Asumsi Klassik


• Ujii Normalitaas
Uji normmalitas diguunakan unttuk mengettahui apakkah populassi data
berdistribusi norm
mal atau tiddak. Berdasarrkan gambarr 4.1 dibawahh ini Normal P-Plot
of Regrression Standdardized Ressidual dapat dilihat bahw
wa sebaran daata hampir meengikuti
pola yaang ada. Hall ini menunjuukkan bahwaa sebaran datta dalam pennelitian ini diikatakan
berdisttribusi normaal. Dengan deemikian penggujian berikuutnya dapat ddilanjutkan.

Gammbar 4.1
Normal P-P
Plot of Regreession Standaardized Residdual

• Ujii Multikolin nearitas


Uji multikkolinearitass digunakann untuk meengetahui aada atau tiidaknya
penyimmpangan assumsi klasiik multikoliinearitas, yaitu adanyaa hubungann linear
antar vvariabel inddependen daalam modell regresi. Prrasyarat yanng harus terrpenuhi
dalam
m model regrresi adalah ttidak adanyaa multikolinnearitas. Ujii ini dilihat m
melalui
Rangee terhadapp terjadinyaa multikoliinearitas anntara 0,05 sampai 10. Hasil
ujian dapat ddilihat pada tabel 4.2 Cooefficients ddibawah ini :
penguj

Tabel 4.22 Coefficienntsa


_______________________
___________________________________________________________________

1. Hs__pd29@yahooo.com
2. Diddin@staff.gunaadarma.ac.id
6

Unstanddardized Standardized
Collineaarity Statistics
Model Coefficients Coefficients t S
Sig.
B Std. Error Beta Tolerannce VIF
1 (Constant) 23.181 21.217 1.093 .282
SIZE 1.694 .727 .356 2.329 .025 .9942 1.062
LEV -.318 .709 -.074 -.449 .656 .8800 1.249
BASIS -1.629 4.651 -.054 -.350 .728 .9937 1.068
STRUKTUR
R -.041 .030 -.204 -1.361 .182 .9977 1.023
UMUR .145 .213 .112 .678 .502 .8807 1.239
ROE .047 .119 .063 .394 .696 .8866 1.155
PBV -.177 .821 -.034 -.216 .830 .8858 1.166
Sum
mber : data diolah
d
Berdasarkkan tabel 4.2 dari colinnearity Stattistics dapatt dilihat nillai VIF
dari seetiap variabbel memenuuhi syarat dari range yang ditenntukan yaituu antara
0,05 sampai
s denngan 10. Berdasarkan
B n tabel 4.2 dapat dilihhat bahwa semua
variabble 0,05 sammpai dengann 10. Sehinngga dengann demikiann dengan deemikian
dari niali VIF meenunjukkan tidak terjaddi multikoliinearitas ataau tidak terjrjadinya
hubunngan antar variabel indeependent dallam regresi dari setiap vvariabel.

• Ujii Heteroskeedastisitas
Uji Heterooskedastisittas digunakan untuk mengetahui
m ada atau tiidaknya
penyimmpangan assumsi klasiik Heteroskkedastisitas yaitu adannya ketidaksamaan
variann dari residuual untuk sem
mua pengam matan pada model regreesi. Prasyarrat yang
harus terpenuhii dalam model reegresi adaalah tidak adanya gejala
heterooskedastisitaas. Dalam ppembahasann ini akan ddilakukan uuji dengan m melihat
pola grafik.
g Dari gambar
g 4.2 dapat dilihaat bahwa tiddak membenntuk pola terrtentu.

Gambar 44.2 Scatterplot


_______________________
___________________________________________________________________

1. Hs__pd29@yahooo.com
2. Diddin@staff.gunaadarma.ac.id
7

• Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model
regresi. Metode yang akan digunakan dalam metode ini adalah dengan uji
Durbin-Watson. Hasil dari perhitungan autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.3
Model Summary dibawah ini:
Tabel 4.3
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Durbin-Watson
Square Estimate
1 .433a .187 .034 13.687260 1.720

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.3 didapat nilai DW yang dihasilkan
dari model regresi adalah 1.720. sedangkan dari tabel DW dengan signifikan 0.05
dan jumlah data (n) = 45, k = 7 (jumlah variabel independent) diperoleh nilai dL
sebesar 1.189 dan dU sebesar 1.895. karena nilai DW (1.720) berada pada daerah
antara dL dan dU, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti (berada di
daerah keragu-raguan).

Uji Regresi Linier Berganda Parsial


Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel
independent (X1, X2, …, Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependent (Y). Untuk mengetahui hasil dari uji linier berganda parsial
dapat dilihat pada kolom signifikan (Probability Value) dari setiap variabel X.
Hasil dari Uji Regresi Linier Berganda Parsial dapat dilihat pada Tabel 4.4
Coefficients dibawah ini:
Tabel 4.4
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 23.181 21.217 1.093 .282
X1 1.694 .727 .356 2.329 .025
X2 -.318 .709 -.074 -.449 .656
X3 -1.629 4.651 -.054 -.350 .728
X4 -.041 .030 -.204 -1.361 .182

__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
8

X5 .145 .213 .112 .678 .502


X6 .047 .119 .063 .394 .696
X7 -.177 .821 -.034 -.216 .830

Berdasarkan Tabel 4.4 Coefficient dapat dilihat kolom signifikan dari


setiap variabel bahwa variabel ukuran perusahaan (X1), Probability value yang
dihasilkan adalah 0,025. Maka Probability value < tingkat signifikan (0,025 <
0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Untuk variabel Rasio Leverage
(X2), Probability value yang dihasilkan adalah 0,656. Maka Probability value >
tingkat signifikan (0,656 > 0,05) yang berarti Ho diterima sedangkan Ha ditolak.
Untuk variabel Basis Perusahaan (X3), Probability value yang dihasilkan adalah
0,728. Maka Probability value > tingkat signifikan (0,728 > 0,05) yang berarti
Ho diterima dan Ha ditolak.
Sedangkan untuk variabel Struktur kepemilikan perusahaan (X4),
Probability value yang dihasilkan adalah 0,182. Maka Probability value >
tingkat signifikan (0,182 > 0,05) yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Untuk
variabel umur perusahaan (X5), Probability value yang dihasilkan adalah 0,502.
Maka Probability value > tingkat signifikan (0,502 > 0,05) yang berarti Ho
diterima sedangkan Ha ditolak. Untuk variabel ROE perusahaan (X6),
Probability value yang dihasilkan adalah 0,696. Maka Probability value >
tingkat signifikan (0,696 > 0,05) yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.
Sedangkan variabel PBV (X7), Probability value yang dihasilkan adalah 0,830.
Maka Probability value > tingkat signifikan (0,830 > 0,05) yang berarti Ho
diterima sedangkan Ha ditolak.

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan


Laporan Tahunan
Pengujian dilakukan untuk menguji Ho yaitu tidak terdapat pengaruh ukuran
perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) laporan
tahunan. Probability value yang dihasilkan adalah 0,025. Sedangkan nilai t hitung
yang dihasilkan adalah 2,329. Karena Probability value < tingkat signifikan (0,025 <
0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha yang
menyatakan terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap voluntary disclosure
laporan tahunan diterima.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan
dari objek penelitian memiliki ukuran perusahaan yang relatif besar. Perusahaan
dengan ukuran yang lebih besar relatif lebih diawasi oleh lembaga-lembaga
pemerintah, sehingga mereka berupaya menyajikan pengungkapan yang lebih baik
untuk dapat meminimalisasi tekanan-tekanan pemerintah. Oleh karena itu,
perusahaan besar tersebut dituntut untuk mengungkapkan informasi yang lebih
__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
9

banyak daripada perusahaan kecil. Berdasarkan hasil penelitian ini perusahaan yang
termasuk dalm LQ45 ini cenderung mengungkapkan informasi kepada masyarakat.

Analisis Pengaruh Rasio Leverage Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan


Tahunan
Pengujian dilakukan untuk menguji Ho yaitu tidak terdapat pengaruh rasio
leverage perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
laporan tahunan. Probability value yang dihasilkan adalah 0,656. Sedangkan nilai t
hitung yang dihasilkan adalah -0,449. Karena Probability value > tingkat signifikan
(0,656 > 0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha yang
menyatakan terdapat pengaruh rasio leverage perusahaan terhadap voluntary
disclosure laporan tahunan ditolak.
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa Rasio Leverage pada perusaan LQ45
tidak berpengaruh. Rasio leverage penting untuk menilai kemampuan perusahaan
melunasi semua hutang- hutangnya. Perusahaan yang mempunyai proporsi utang
lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang
lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai
kewajiban lebih untuk memenuhi kebutuhan informasi krediturnya. Pemberian
informasi yang lebih banyak ini bertujuan untuk memudahkan perolehan tambahan
dana dengan biaya murah baik dari perolehan hutang maupun dari penerbitan saham,
untuk program pendanaan berikutnya.

Analisis Pengaruh Basis Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan


Tahunan.
Pengujian dilakukan untuk menguji Ho yaitu tidak terdapat pengaruh basis
perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) laporan
tahunan. Probability value yang dihasilkan adalah 0,728. Sedangkan nilai t hitung
yang dihasilkan adalah -0,350. Karena Probability value > tingkat signifikan (0,728 >
0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha yang
menyatakan terdapat pengaruh basis perusahaan terhadap voluntary disclosure
laporan tahunan ditolak. Dalam penelitian ini perusahaan terdiri dari perusahaan
berbasis domestik (PMDN) dan berbasis luar negri (PMA).
Ketika perusahaan berbasis asing akan lebih lengkap mengungkapkan laporan
keuangan perusahaan hal ini disebabkan oleh Perusahaan berbasis asing mendapatkan
pelatihan yang lebih baik, misalnya dalam bidang akuntansi, dari perusahaan
induknya diluar negeri, Perusahaan berbasis asing mungkin mempunyai sistem
informasi manajemen yang lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan pengendalian
internal dan kebutuhan informasi perusahaan induknya dan Kemungkinan terdapat
permintaan informasi yang lebih besar kepada perusahaan berbasis asing dari
pelanggan, pemasok, analis dan masyarakat pada umumnya.

__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
10

Analisis Pengaruh struktur Kepemilikan Terhadap Tingkat Pengungkapan


Laporan Tahunan.
Pengujian dilakukan untuk menguji Ho yaitu tidak terdapat pengaruh struktur
perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) laporan
tahunan. Probability value yang dihasilkan adalah 0,182. Sedangkan nilai t hitung
yang dihasilkan adalah -1,361. Karena Probability value > tingkat signifikan (0,182 >
0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha yang
menyatakan terdapat pengaruh sruktur perusahaan terhadap voluntary disclosure
laporan tahunan ditolak.
Struktur kepemilikan perusahaan sangat berpengaruh dalam pengungkapan
laporan keuangan. Semakin besar porsi pemilikan publik, maka semakin banyak
pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga semakin banyak
pula butir-butir informasi yang mendetail yang dituntut untuk dibuka dalam laporan
tahunan. Dalam penelitian ini struktur kepemilikan saham dalam persentase cukup
kecil dan dapat dilihat pada lempiran variabel dependent. Pada kolom struktur dapat
diliha bahwa persentase yang diatas 50% lebih sedikit.

Analisis Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan


Laporan Tahunan.
Pengujian dilakukan untuk menguji Ho yaitu tidak terdapat pengaruh umur
perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) laporan
tahunan. Probability value yang dihasilkan adalah 0,502. Sedangkan nilai t hitung
yang dihasilkan adalah 0,678. Karena Probability value > tingkat signifikan (0,502 >
0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha yang
menyatakan terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap voluntary disclosure
laporan tahunan ditolak.
Dalam penelitian ini umur perusahaan tidak memiliki hubungan positif
dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasarinya adalah bahwa
perusahaan yang berumur lebih lama memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam
publikasi laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak
akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan
Sehingga perusahaan dapat mengungkapkan laporan keuangan lebih banyak.

Analisis Pengaruh ROE Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan.


Pengujian dilakukan untuk menguji Ho yaitu tidak terdapat pengaruh ROE
perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) laporan
tahunan. Probability value yang dihasilkan adalah 0,696. Sedangkan nilai t hitung
yang dihasilkan adalah 0,394. Karena Probability value > tingkat signifikan (0,696 >
0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha yang
menyatakan terdapat pengaruh ROE perusahaan terhadap voluntary disclosure
laporan tahunan ditolak.
__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
11

ROE ini merupakan salah satu rasio yang menunjukkan kinerja perusahaan.
Apabila kinerja perusahaan menunjukkan suatu peningkatan atau perbaikan dari
tahun sebelumnya, Maka hal itu merupakan suatu berita baik bagi perusahaan
tersebut, perusahaan dengan berita baik akan berusaha menyampaikan informasi yang
berkaitan dengan berita baik tersebut ke pasar dalam bentuk pengungkapan sukarela
yang lebih lengkap atau banyak dalam laporan tahunan dengan tujuan untuk
memberikan dampak yang positif terhadap nilai perusahaan. Jika pengungkapan
berita baik itu tidak dilakukan, pasar akan menerjemahkannya sebagai berita buruk
sehingga berdampak pada penilaian perusahaan yang terlalu rendah.

Analisis Pengaruh PBV Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan.


Pengujian dilakukan untuk menguji Ho yaitu tidak terdapat pengaruh PBV
perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) laporan
tahunan. Probability value yang dihasilkan adalah 0,830. Sedangkan nilai t hitung
yang dihasilkan adalah -0,216. Karena Probability value > tingkat signifikan (0,830 >
0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha yang
menyatakan terdapat pengaruh PBV perusahaan terhadap voluntary disclosure
laporan tahunan ditolak.
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan mampu menciptakan
nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan, semakin tinggi
rasio tersebut semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Perusahaannnya dinilai terlalu rendah (undervalued), berusaha untuk mengungkapkan
informasi privat yang dimilikinya sebanyak-banyaknya dengan tujuan mengurangi
ketidakakuratan pasar dalam nilai perusahaannya. Manajer akan memberi sinyal ke
pasar untuk mengindikasikan bahwa nilai perusahaannya sekarang terlalu rendah, dan
tidak sesuai dengan nilai sebenarnya.
Berdasarkan hasil dari Uji Regresi Linier berganda Parsial maka diperoleh
persamaannya sebagai berikut :

Y = 23.181 + 1.694 X1 + (-0.318) X2 + (-1.629) X3 + (-0.041) X4 +


0.145 X5 + 0.047 X6 + (-0.177) X7 + 21.217………………………….. (4.1)

Keterangan :
Y = kelengkapan pengungkapan
X1 = ukuran Perusahaan (size)
X2 = rasio leverage
X3 = struktur kepemilikan
X4 = basis perusahaan
X5 = umur perusahaan
X6 = perubahan ROE
X7 = rasio PBV
__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
12

Dari persamaan 4.1 dapat diiuraikan sebagai berikut :


• Konstanta sebesar 23.181; artinya jika size perusahaan (X1), rasio leverage (X2),
struktur (X3), basis perusahaan (X4), umur perusahaan (X5), perubahan ROE (X6),
dan rasio PBV (X7) nilainya adalah 0, maka kelengkapan pengungkapan (Y), nilainya
adalah 23.181.
• Koefisien regresi variabel size perusahaan (X1) sebesar 1.694; artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan size perusahaan mengalami kenaikan 1%, maka
kelengkapan pengungkapan akan mengalami kenaikan sebesar 1.694. koefisien
bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara size perusahaan dengan
kelengkapan pengungkapan, semakin naik size perusahaan maka semakin naik tingkat
kelengkapan pengungkapan pada laporan tahunan. Atau dapat dikatakan ukuran
perusahaan semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan
apabila total aktiva semakin besar.
• Koefisien regresi variabel rasio leverage (X2) sebesar -0.318; artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan rasio leverage mengalami kenaikan 1%, maka
kelengkapan pengungkapan akan mengalami penurunan sebesar 0.318. koefisien
bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara rasio leverage dengan
kelengkapan pengungkapan, semakin naik rasio leverage maka semakin turun tingkat
kelengkapan pengungkapan pada laporan tahunan. Atau dapat dikatakan rasio
leverage semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan
apabila total kewajiban semakin kecil dibandingkan dengan ekuitas pemegang saham.
• Koefisien regresi variabel struktur kepemilikan (X3) sebesar -1.629; artinya jika
variabel independen lain nilainya tetap dan struktur kepemilikan mengalami kenaikan
1%, maka kelengkapan pengungkapan akan mengalami penurunan sebesar 1.629.
koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara struktur kepemilikan
dengan kelengkapan pengungkapan, semakin naik struktur kepemilikan maka
semakin turun tingkat kelengkapan pengungkapan pada laporan tahunan. Atau dapat
dikatakan struktur kepemilikan semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan
laporan tahunan apabila saham yang dimiliki publik semakin besar dibandingkan
dengan total saham.
• Koefisien regresi variabel basis perusahaan (X4) sebesar -0.041; artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan basis perusahaan mengalami kenaikan 1%, maka
kelengkapan pengungkapan akan mengalami penurunan sebesar 0.041. koefisien
bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif antara basis perusahaan dengan
kelengkapan pengungkapan, semakin naik basis perusahaan maka semakin turun
tingkat kelengkapan pengungkapan pada laporan tahunan. Atau dapat dikatakan basis
perusahaan semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan
apabila penanaman modal asing (PMA) semakin besar.
• Koefisien regresi variabel umur perusahaan (X5) sebesar 0.145; artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan umur perusahaan mengalami kenaikan 1%, maka

__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
13

kelengkapan pengungkapan akan mengalami kenaikan sebesar 0.145. koefisien


bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara umur perusahaan dengan
kelengkapan pengungkapan, semakin naik umur perusahaan maka semakin naik
tingkat kelengkapan pengungkapan pada laporan tahunan. Atau dapat dikatakan umur
perusahaan semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan
apabila saham perdana yang dikeluarkan telah beredar dalam jangka waktu yang
cukup lama.
• Koefisien regresi variabel perubahan ROE (X6) sebesar 0.047; artinya jika variabel
independen lain nilainya tetap dan perubahan ROE mengalami kenaikan 1%, maka
kelengkapan pengungkapan akan mengalami kenaikan sebesar 0.047. koefisien
bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perubahan ROE dengan
kelengkapan pengungkapan, semakin naik perubahan ROE maka semakin naik
tingkat kelengkapan pengungkapan pada laporan tahunan. Atau dapat dikatakan ROE
semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan apabila laba
yang dihasilkan tahun berjalan lebih besar dibandingkan dengan saham yang dimiliki
perusahaan.
• Koefisien regresi variabel PBV (X7) sebesar -0.177; artinya jika variabel independen
lain nilainya tetap dan PBV mengalami kenaikan 1%, maka kelengkapan
pengungkapan akan mengalami penurunan sebesar 0.177. koefisien bernilai negatif
artinya terjadi hubungan negatif antara PBV dengan kelengkapan pengungkapan,
semakin naik PBV maka semakin turun tingkat kelengkapan pengungkapan pada
laporan tahunan. Atau dapat dikatakan PBV semakin berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan laporan tahunan apabila harga saham lebih tinggi dibanding dengan
nilai buku ekuitas.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian berikut adalah kesimpulan dari uji regresi linier
berganda parsial dan diambil kesmpulan :
a. Pada variabel size perusahaan didapat bahwa ada pengaruh yang signifikan
terhadap luas voluntary disclosure. Dalam sisi ekonomi dapat dikatakan ukuran
perusahaan akan semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan
tahunan apabila total aktiva semakin besar.
b. Pada variabel rasio leverage Perusahaan didapat bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan terhadap luas voluntary disclosure. Dalam sisi ekonomi dapat
dikatakan rasio leverage semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan
laporan tahunan apabila total kewajiban semakin kecil dibandingkan dengan
ekuitas pemegang saham.
c. Pada variabel basis perusahaan didapat bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan terhadap luas voluntary disclosure. Dalam sisi ekonomi dapat
dikatakan basis perusahaan semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan
laporan tahunan apabila penanaman modal asing (PMA) semakin besar.
__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
14

d. Pada variabel struktur kepemilikan didapat bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan terhadap luas voluntary disclosure. Dalam sisi ekonomi dapat
dikatakan struktur kepemilikan semakin berpengaruh terhadap tingkat
pengungkapan laporan tahunan apabila saham yang dimiliki publik semakin
besar dibandingkan dengan total saham.
e. Pada variabel umur perusahaan didapat bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan terhadap luas voluntary disclosure. Dalam sisi ekonomi dapat
dikatakan umur perusahaan semakin berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan
laporan tahunan apabila saham perdana yang dikeluarkan telah beredar dalam
jangka waktu yang cukup lama.
f. Pada variabel ROE didapat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap
luas voluntary disclosure. Dalam sisi ekonomi dapat dikatakan ROE semakin
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan apabila laba yang
dihasilkan tahun berjalan lebih besar dibandingkan dengan saham yang dimiliki
perusahaan.
g. Pada variabel PBV didapat bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap
luas voluntary disclosure. Dalam sisi ekonomi dapat dikatakan PBV semakin
berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan apabila harga
saham lebih tinggi dibanding dengan nilai buku ekuitas.

DAFTAR PUSTAKA
Ainun N, dan Fuad R. Analisis Hubungan antara Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan dengan Struktur Modal dan Tipe Kepemilikan
Perusahaan., Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15, No.1-4. 2000.
Almilia, L. Spica dan Ikka R. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Kelengkapan Pengungkapan Dalam Laporan Tahunan Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ. Jurnal Inovasi Dalam Menghadapi
Perubahan Lingkungan Bisnis. Jakarta : Universitas Trisakti. 2007.
Baridwan, Z, Intermediate Accounting, 6th Edition. BPFE, Yogyakarta. 1992.
Choiri, A dan Imam G. Teori Akuntansi, Univeritas Diponegoro, Semarang. 2003
Financial Accounting Standard Board, Statement of Financial Accounting Concepts,
No. 1, Mc Graw Hill.
Fitriani. Sifnifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan
Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Jakarta. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional
Akuntansi IV. 2001.
Hanafi, M, Damduh dan Abdul H, Edisi Revisi Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. 2003.
Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar Akuntnasi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat.
2002

__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id
15

Marwata. Hubungan antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan


Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia.
Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV. 2001.
Munawir, S. Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta: Lyberty. Edisi revisi, 2004.
Raharjo, B., Laporan Keuangan Perusahaan, Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 2005.
Stanislaus S.U. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS Terapan: Riset Statistik
Parametik. Yogyakarta: Penerbit ANDI. 2006.
Sudarmadji, A.M dan Lana S. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary
Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Vol.2. Jurnal: Fakultas ekonomi
Universitas Gunadarma. 2007.
Sudarmanto, R. Gunawan. Analisis Regresi Linier Ganda Dengan SPSS, Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2005
Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : SE- 02/PM/2002 Tanggal
: 27 Desember 2002.
Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor : kep-38/PM/1996
Suripto, B. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan
Sukarela dalam Laporan Tahunan, Thesis S-2. Universitas Gajah Mada.
1999.
Wijaya, J. A. Bursa Berjangka. Yogyakarta : Andi. 2006.
www.idx.co.id
http://www.scribd.com/doc/20931325/Analisis-Faktor-Session-1
http://anaarisanti.blogspot.com/2010/05/analisis-faktor.html

__________________________________________________________________________________

1. Hs_pd29@yahoo.com
2. Didin@staff.gunadarma.ac.id

You might also like