You are on page 1of 8

J. Akad. Kim.

5(1): 29-36, Februari 2016


ISSN 2302-6030 (p), 2477-5185 (e)

INDIKATOR ASAM-BASA DARI BUNGA DADAP MERAH (Erythrina


crista-galli L.)

Acid-Base Indicators of Dadap Red Flowers (Erythrina crista-galli L.)


Rahmawati, *Siti Nuryanti dan Ratman
Pendidikan Kimia/FKIP - University of Tadulako, Palu - Indonesia 94118
Recieved 11 Desember 2015, Revised 13 Januari 2016, Accepted 11 Februari 2016

Abstract
Dadap red (Erythrina crista-galli L.) is bilonged to the legumes (fabaceaea) family which, is one
ofthe flowering shade plants that often used as an ornamental plant. This plant has a bright red flower,
a taproot with root nodule bacteria nitrogen fixation and compound leaf consists three strands on each
stem. This research is climed to proves that the extract of dadap red flower can be used as acid-base
indicators. Dadap red flowers is macerated using methanolthen filtered. The filtrate is ready to use as
an acid-base indicator. The extract is tested in an acid-base, buffer solutions, and is compared with
phenolphthalein for a strong acid with a strong base while a methyl orange a weak base with a strong
acid. Based on the result, indicator of dadap red flower extrat in the strong acid is red colour, while
in the weak acid is pink, and also in the strong base is dark green and in the weak base is purple.
Furthermore, in the buffer solution, the indicator of dadap red flower extract gives four groups of colour
change, namely red color at pH 1 to pH 6, colorless at pH 7 to pH 9, brown at pH 10 and blue at pH
11 to pH 12. Additionally, to attain the end point of titration, the indicators of dadap red flower extract
gives a similar results with the comparison indicators. The results showed that the indicator of dadap red
flower extracts can be used as an alternative indicator.
Keywords: extract, dadap red flower, indicator, acid-base.
Pendahuluan
Indikator asam basa adalah suatu senyawa yang mudah diperoleh serta ramah lingkungan.
organik yang dapat berubah warna dengan Indikator alami dapat dibuat dari berbagai
berubahnya pH, biasa digunakan untuk tumbuhan berwarna yang ada di sekitar
membedakan suatu larutan bersifat asam atau kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan
basa dengan cara memberikan perubahan berwarna dapat memberikan perubahan warna
yang jelas pada kondisi asam maupun basa,
warna yang berbeda pada larutan asam dan basa
oleh karena itu hanya beberapa saja yang
(Fessenden & Fessenden, 1999). Indikator asam dapat dipakai, misalnya; bunga sepatu yang
basa yang sering digunakan di Laboratorium memberikan perubahan warna merah pada
kimia saat ini adalah indikator sintesis. Setiap suasana asam dan hijau pada suasana basa
indikator sintesis memiliki karakteristik berupa (Nuryanti, dkk., 2010), bunga mawar yang
trayek pH yang ditunjukkan oleh perubahan memberikan perubahan warna merah dan
warna pada kondisi asam dan basa serta harga kuning (Maryanti, dkk., 2011), bunga waru
tetapan indikator. Keberadaan indikator sintesis yang memberikan perubahan warna merah dan
yang terbatas menyebabkan pemakaiannya hijau(Frantauansyah, 2013) dan bunga johar
dibatasi. Selain itu, indikator sintesis harganya yang memberikan perubahan warna kuning
cukup mahal, serta dapat menyebabkan polusi dan orange (Kurniawati, dkk., 2015). Seperti
halnya bunga berwarna tersebut, dadap merah
lingkungan (Pathade, dkk., 2009; Nuryanti, juga merupakan salah satu tanaman yang
dkk., 2010). Karena hal tersebut, maka perlu memiliki potensi untuk dijadikan indikator
dicari indikator alternatif (indikator alami) alami. Hal ini dikarenakan, antara bunga dari
*Korespondensi: tanaman dadap merah maupun bunga-bunga
Siti Nuryanti tersebut di atas sama-sama mengandung
Program Studi Pendidikan kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako senyawa pemberi warna pada tumbuhan, yakni
email: sitinoer_untad@yahoo.com antosianin (Sholikhin, dkk., 2013).
© 2016 - Universitas Tadulako Antosianin adalah pembentuk dasar
29
Volume 5, No. 1, 2016: 29-36 Jurnal Akademika Kimia

pigmen warna merah, ungu dan biru pada dishaker dan dimaserasi selama 2 jam (Siregar,
tanaman (Harborne, 1957). Berdasarkan 2009).Ekstrak kemudian disaring dan hasil
penelitian tentang indikator asam basa yang penyaringan siap digunakan sebagai indikator
telah dilakukan oleh beberapa peneliti, dapat asam-basa.
disimpulkan bahwa tanaman yang mengandung
antosianin dapat dijadikan sebagai indikator Pengujian warna pada larutan asam dan basa
asam-basa alami yang dapat sebagai alternatif Ekstrak bunga dadap merah yang diperoleh
menggantikan indikator sintesis seperti metil kemudian diuji dengan cara diteteskan sebanyak
orange (mo), fenolftalein(pp) dan metil merah 3 tetes ke dalam larutan HCl 0,1 M, NaOH
(Nuryanti, dkk., 2010; Agrawal, dkk., 2011; 0,1 M,NH4OH 0,1 M dan CH3COOH 0,1
Abbas, 2012; Frantauansyah, 2013; Irwan, M. Selanjutnya dilakukan pengamatan dan
2013; Pimpodkar, dkk., 2014). pencatatan perubahan yang terjadi.
Mengingat bahwa tanaman dadap merah
dapat ditemukan di kota Palu, umumnya Pengujian warna pada larutan buffer
hanya digunakan sebagai tanaman hias dan
tanaman peneduh serta belum termanfaatkan Sebanyak 5 tetes larutan buffer dimasukkan
secara maksimal, maka penelitian ini bertujuan ke dalam plat dengan pH yang berbeda-
untuk membuat indikator asam basa dari beda yaitu pH 1 sampai pH 12, kemudian
bunga tanaman dadap merah dan menguji ditambahkan ekstrak bunga dadap merah
ekstrak tersebut dalam larutan asam-basa. sebanyak 3 tetes ke dalam larutan buffer
Selain itu bertujuan untuk mengetahui apakah tersebut. Selanjutnya dilakukan pengamatan
indikator dari ekstrak bunga dadap merah dan pencatatan perubahan warna yang terjadi.
dapat digunakan sebagai indikator alternatif
pengganti indikator sintesis metil orange dan Tahapan-tahapan prosedur untuk pengujian
fenolftalein untuk titrasi asam kuat dengan titrasi asam-basa dikutip dari penelitian
basa kuat, asam kuat dengan basa lemah serta Nuryanti, dkk., (2010) dengan modifikasi
asam lemah dengan basa kuat. Keberhasilan sedemikian rupa
dalam penelitian ini yaitu dapat sebagai media Titrasi asam kuat-basa kuat
pembelajaran dalam bentuk animasi perubahan Larutan HCl 0,1 M sebanyak 20 mL
warna ekstrak bunga dadap merah dalam larutan diukur lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
asam-basa dan diharapkan dapat meningkatkan Kemudian ditambahkan 3 tetes ekstrak bunga
nilai ekonomis bunga dadap merah, serta dapat dadap merah hingga larutan berubah warna.
sebagai acuan untuk pembuatan indikator Campuran tersebut dititrasi dengan larutan
dari bahan alam bagi guru kimia di perkotaan NaOH 0,1 M hingga terjadi perubahan warna.
maupun pedesaan. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Dicatat
volume titer yang digunakan. Setiap 2 mL titer,
Metode campuran diukur nilai pH-nya hingga terjadi
Alat dan Bahan Penelitian perubahan warna. Selanjutnya titrasi ini diganti
Alat yang digunakan dalam penelitian dengan mengganti ekstrak bunga dadap merah
ini adalah pH meter, labu ukur, plat tetes, sebagai indikator dengan fenolftalein untuk
gelas ukur, caan petri, corong, gelas kimia, pembanding.
Erlenmeyer, buret, statif, spatula, shaker,
stopwatch, neraca analitik, aluminium foil, Titrasi asam lemah-basa kuat
pipet tetes, botol semprot dan kertas saring.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini Larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 20 mL
adalah bunga tanaman dadap merah, aquades, diukur lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
etil asetat (Merck), metanol (Merck), HCl Kemudian ditambahkan 3 tetes ekstrak bunga
(Merck), NaOH (Merck), NH4OH (Merck), dadap merah hingga larutan berubah warna.
CH3COOH (Merck), indikator metil orange Campuran kemudian dititrasi dengan larutan
(Merck) dan indikator fenolftalein (Merck). NaOH 0,1 M hingga terjadi perubahan warna.
Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Dicatat
Prosedur Penelitian volume titer yang digunakan. Setiap 2 mL titer,
Ekstraksi bunga dadap merah campuran diukur nilai pH-nya hingga terjadi
10 gram bunga dadap merah ditimbang, perubahan warna. Selanjutnya titrasi ini diganti
kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dengan mengganti ekstrak bunga dadap merah
lalu ditambahkan pelarut metanol sebanyak sebagai indikator dengan fenolftalein untuk
100 mL. Selanjutnya, campuran tersebut pembanding.

30
Rahmawati Indikator Asam-Basa Dari Bunga ................

Titrasi basa lemah-asam kuat bahwa kadar pigmen antosianin pada bunga
Larutan NH4OH 0,1 Msebanyak 20 mL dadap merah lebih dominan dari pada kadar
diukur lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. pigmen α-karoten.
Kemudian ditambahkan 3 tetes ekstrak bunga
dadap merah hingga larutan berubah warna. Pengujian Warna pada Larutan Asam dan
Campuran yang dihasilkan dititrasi dengan Basa
larutan HCl 0,1 M hingga terjadi perubahan
warna. Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali. Hasil pengujian indikator ekstrak bunga
Dicatat volume titer yang digunakan. Setiap 2 dadap merah dalam larutan asam dan basa
mL titer, campuran diukur nilai pH-nya hingga memberikan perubahan warna, yakni dalam
terjadi perubahan warna. Selanjutnya titrasi ini asam kuat berwarna merah, dalam asam
diganti dengan mengganti ekstrak bunga dadap lemah berwarna merah muda, dalam basa
merah sebagai indikator dengan metil orange kuat berwarna hijau tua dan dalam basa lemah
untuk pembanding. berwarna ungu. Kemampuan ekstrak bunga
dadap merah berubah warna pada kondisi asam
Hasil dan Pembahasan dan basa disebabkan karena bunga dadap merah
Ekstraksi Bunga Dadap Merah mengandung senyawa antosianin (Sholikhin,
Bunga dadap merah yang telah dibersihkan dkk., 2012), yang di dalam strukturnya
dan dipotong kecil-kecil, ditimbang sebanyak mengandung kation flavilium (Gambar 1),
10 gram dan diekstraksi dengan metode yang dapat berubah bentuk strukturnya oleh
maserasi menggunakan pelarut metanol selama pengaruh pH (Nuryanti, dkk., 2010)
2 jam. Ekstraksi dengan metode maserasi
didasarkan pada sifat kelarutan dari komponen
di dalam pelarut yang digunakan (Siregar &
Nurlela, 2011). Pemilihan metanol sebagai
pelarut didasarkan pada sifat metanol yang
polar yang dapat melarutkan senyawa-senyawa
golongan flavonoid yang juga bersifat polar,
yang dalam hal ini antosianin merupakan
salah satu senyawa yang termasuk golongan Gambar 1. Kation flavilum (Ardiansyah, 2013)
flavonoid. Penetapan waktu maserasi selama 2
jam berdasarkan penelitianSiregar & Nurlela,
(2011)yang melakukan variasi waktu maserasi Antosianin dalam kondisi asam berwarna
terhadap pigmen antosianin bunga kembang merah, apabila pH dinaikkan (pH<4) akan
sepatu. Setelah proses maserasi selesai, ekstrak terbentuk karbinolbase tidak berwarna dan
selanjutnya disaring untuk memisahkan residu selanjutnya terjadi kesetimbangan toutomeri
dan filtrat. Filtrat bunga dadap merah yang membentuk kalkon, sedangkan pada
diperoleh berwarna merah kecoklatan.
kondisi pH>6 mengalami perubahan bentuk
Berdasarkan analisis dan uji stabilitas ekstrak
mahkota bunga dadap merah yang dilakukan strukturmenjadi anhidrobase, yang dapat
oleh Sholikhin, dkk.,(2013)diketahui bahwa terjadi perluasan ikatan delokal, sehingga
dari hasil uji KKt, ekstrak bunga dadap merah menyebabkan perubahan warna yang lebih
mengandung antosianin jenis delfinidin dan kuat intensitasnya dan menghasilkan warna
α-karoten yang masing-masing memiliki biru (Nuryanti, dkk., 2010).
nilai Rf 0,47 untuk pigmen delfinidin dan
0,98 untuk α-karoten, dimana antosianin Pengujian Warna dengan Larutan Buffer
(definidin) dengan warna merah lembayung Buffer adalah larutan yang digunakan
dan α-karoten yang merupakan salah satu
untuk mempertahankan nilai pH tertentu
pigmen golongan karotenoid dengan warna
kuning kehijauan, selain itu kadar pigmen agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
delfinidin dalam mahkota bunga dadap merah berlangsung(Hunter, 1998). Pengujian warna
adalah 12338,62 mg/L dan 19,52 mg/L untuk dilakukan dengan meneteskan akstrak bunga
pigmen α-karoten. Data tersebut menunjukkan dadap merah ke dalam larutan buffer phosfat
31
Volume 5, No. 1, 2016: 29-36 Jurnal Akademika Kimia

dengan rentang pH 1 sampai pH 12. Perubahan perubahan warna dari merah muda menjadi
warna larutan disajikan pada Tabel 1. Hasil bening kebiruan, untuk hasil titrasi dengan
penelitian menunjukkan bahwa dari larutan indikator fenolftalein sebagai pembanding,
buffer dengan pH 1 sampai pH 12, ekstrak disajikan pada Tabel 3, terlihat bahwa titik
bunga dadap merah memberikan 4 kelompok ekivalen tercapai pada saat volume titer 19,4
warna yaitu larutan buffer dengan pH 1 sampai mL dengan pH 9,54 dan perubahan warna dari
pH 6 berwarna merah, larutan buffer dengan tidak berwarna menjadi ungu.
pH 7 sampai pH 9 tidak berwarna, larutan
Tabel 2. Data hasil titrasi 20 mL HCl 0,1 M
buffer dengan pH 10 berwarna coklat dan dan NaOH 0,1 M dengan indikator ekstrak
lautan buffer dengan pH 11 sampai pH 12 bunga dadap merah
berwarna biru. Hasil yang diperoleh ini dapat
menjadi indikasi untuk mengetahui trayek pH
dari ekstrak bunga dadap merah. Oleh karena
kemampuan mata untuk membedakan warna-
warni sangat terbatas, maka trayek pH suatu
indikator dapat ditentukan menggunakan
alat yang mampu membedakan panjang
gelombang pada warna-warni dari indikator
(Day & Underwood, 2002). Berdasarkan hasil
yang diperoleh, maka ekstrak bunga dadap
merah dapat digunakan sebagai indikator alami
didasarkan oleh adanya perubahan warna pada
setiap perubahan pH.

Tabel 1.Hasil pengujian warna denganlarutan


Buffer
Larutan Buffer
Warna Larutan Tabel 3. Data hasil titrasi 20 mL HCl 0,1 M
Ekstrak Bunga Dadap Merah
pH 1 Merah
dan NaOH 0,1 M dengan indikator fenolftalein
pH 2 Merah Muda
pH 3 Merah Muda
pH 4 Merah Muda
pH 5 Merah Muda
pH 6 Merah muda
pH 7 Tidak berwarna
pH 8 Tidak berwarna
pH 9 Tidak berwarna
pH 10 Coklat
pH 11 Biru
pH 12 Biru tua

Pengujian pada Titrasi Asam–BasaTitrasi


asam kuat dengan basa kuat
Hasil titrasi 20 mL larutan HCl dengan
NaOH 0,1 M menggunakan ekstrak bunga
dadap merah disajikan pada Tabel 2. Terlihat
titik ekivalen tercapai pada saat penambahan
volume titer 19, 8 mL dengan pH 10,03 dan

32
Rahmawati Indikator Asam-Basa Dari Bunga ................

Kurva titrasi 20 mL larutan HCl 0,1 M Tabel 4. Data hasil titrasi 20 mL larutan
dengan NaOH 0,1 M menggunakan indikator CH3COOH 0,1 M dan NaOH 0,1 Mdengan
yang berbeda yaitu ekstrak bunga dadap merah indikator ekstrak bunga dadap merah
dan indikator fenolftalein menunjukkan
perbedaan nilai pH yang tidak jauh berbeda.
Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa pada
penambahan NaOH dari volume 0 mL sampai
volume 20 mL kedua garis kurva menunjukkan
nilai yang cenderung berimpitan, yang berarti
nilai pH yang dihasilkan tidak jauh berbeda,
sehingga hal ini menjadi indikasi bahwa ekstrak
bunga dadap merah dapat digunakan untuk
titrasi asam kuat dengan basa kuat.

Tabel 5. Data hasil titrasi 20 mL larutan


CH3COOH 0,1 M dan NaOH 0,1 M dengan
indikator fenolftalein

Gambar 2. Kurva titrasi 20 mL HCl 0,1 M dan


NaOH 0,1 M dengan indikator ekstrak bun-
ga dadap merah dan indikator pembandinsg
fenolftalein

Titrasi asam lemah dengan basa kuat


Hasil titrasi 20 mL larutan CH3COOH
0,1 M dengan NaOH 0,1 M menggunakan
ekstrak bunga dadap merah disajikan pada
Tabel 4. Terlihat titik ekivalen tercapai pada
saat penambahan volume titer 19, 8 mL
dengan pH 10,05 dan perubahan warna dari
merah muda menjadi bening kecoklatan,
perubahan warna yang dihasilkan berbeda
dengan perubahan warna pada saat titrasi asam
kuat dengan basa kuat, hal ini kemungkinan
dapat terjadi karena perbedaan jenis titrasi
yang dilakukan. Sedangkan hasil titrasi dengan
indikator fenolftalein sebagai pembanding, Berdasarkan kurva titrasi pada Gambar 3,
disajikan pada Tabel 5, terlihat bahwa titik diketahui bahwa untuk mencapai titik akhir
titrasi diperlukan volume NaOH yang tidak
ekivalen tercapai pada saat volume titer 19,5 jauh berbeda, yakni masih pada kisaran 19,
mL dengan pH 9,47 dan perubahan warna dari sehingga kedua garis kurva menunjukkan nilai
tidak berwarna menjadi ungu. yang cenderung berimpitan, yang berarti nilai

33
Volume 5, No. 1, 2016: 29-36 Jurnal Akademika Kimia

pH yang dihasilkan tidak jauh berbeda pula. Tabel 7. Data hasil titrasi 20 mL larutan
Sehingga pada uji ini ekstrak mahkota bunga NH4OH 0,1 M dan HCl 0,1 Mdengan indika-
dadap merah dapat digunakan untuk titrasi tor metil orange
basa lemah dengan asam kuat.

Gambar 3. Kurva titrasi 20 mL larutan


CH3COOH 0,1 M dan NaOH 0,1 Mdengan
indikator ekstrak bunga dadap merah dan in-
dikator pembanding fenolftalein
Titrasi basa lemah dengan asam kuat
Berdasarkan Tabel 6 dan Tabel 7, terlihat Hasil kurva titrasi 20 mL larutan NH4OH 0,1
bahwa ada sedikit perbedaan yang terjadi M oleh HCl 0,1 M (Gambar 1) menggunakan
antara titrasi 20 mL larutan NH4OH 0,1 M indikator asam-basa yang berbeda yaitu ekstrak
dan HCl 0,1 M yang menggunakan indikator
ekstrak bunga dadap merah dan indikator metil bunga dadap merah dan indikator metil
orange sebagai pembanding. Titik ekivalen orange menunjukkan perbedaan nilai pH yang
tercapai pada penambahan volume titer 19,7 dihasilkan. Berdasarkan kurva di atas diketahui
mL dengan pH 2,56 dengan perubahan bahwa pada penambahan HCl sampai volume
warna dari biru menjadi merah muda untuk 8 mL kedua garis kurva menunjukkan nilai
ekstrak bunga dadap merah. Sedangkan untuk yang cenderung berimpitan yang berarti
larutan yang dititrasi dengan menggunakan nilai pH yang dihasilkan tidak jauh berbeda.
indikator metil orange, titik ekivalen tercapai Perbedaan yang mencolok baru nampak ketika
pada penambahan titer 19,2 dengan pH 3,20 penambahan volume HCl sampai terjadi titik
dengan perubahan warna dari warna kuning ke akhir titrasi pada volume 19,7 mL untuk
orange. Secara teori rentang pH indikator metil
orange adalah 3,1-4,4 (Day & Underwood, indikator ekstrak bunga dadap merah dan
2002), berdasarkan hal tersebut, diketahui volume 19,2 mL untuk indikator metil orange.
bahwa rentang pH ekstrak bunga dadap merah Hal ini mengindikasikan indikator ekstrak
tidak berada pada rentang pH indikator metil bunga dadap merah tidak tepat digunakan
orange. Selanjutnya untuk lebih memperjelas untuk titrasi basa lemah dengan asam kuat.
data hasil titrasi dapat dilihat pada sajian dalam
bentuk kurva titrasi pada Gambar 4.
Tabel 6. Data hasil titrasi 20 mL larutan
NH4OH 0,1 M dan HCl 0,1 M dengan indi-
kator ekstrak bunga dadap merah

Gambar 4. Kurva titrasi 20 mL larutan


NH4OH 0,1 M dan HCl 0,1 Mdengan indi-
kator ekstrak bunga dadap merah dan indikator
pembanding metil orange

Senyawa organik yang dapat digunakan


sebagai indikator titrasi asam-basa adalah
senyawa organik yang dapat berubah warna

34
Rahmawati Indikator Asam-Basa Dari Bunga ................

dengan berubahnya pH. Senyawa ini paling Struktur antosianin mempunyai


sering dijumpai sebagai indikator titik akhir delokalisasinya yang dapat diperpanjang akibat
titrasi. Dua indikator yang khas yaitu metil pengaruh basa (kenaikan pH), membentuk
orange dan fenolftalein. Metil orange berwarna anhidrobase, sehingga terjadi perubahan warna.
merah dalam larutan asam dengan pH kurang Perubahan bentuk struktur yang menyebabkan
dari 3,1 dan dalam larutan basa berwarna terjadinya perubahan warna ini ada kemiripan
kuning dengan pH di atas 4,4. Metil orange dengan indikator fenolftalein (Nuryanti, dkk.,
dalam larutan asam terdapat sebagai hibrida 2010). Sehingga ekstrak mahkota bunga dadap
resonansi dari azo terprotonkan. Hibrida merah yang mengandung senyawa antosianin
resonansi ini berwarna merah. Nitrogen dapat sebagai penggant indikator sintetis.
azo tidak bersifat basa kuat dan gugus azo
terprotonkan melepaskan ion hidrogen Kesimpulan
pada sekitar pH 4,4. Kehilangan proton ini Ekstrak bunga dadap merah dapat digunakan
mengubah struktur elektronik senyawa itu, sebagai indikator asam-basa. Indikator ekstrak
yang mengakibatkan perubahan warna dari bunga dadap merah mempunyai kemiripan
merah ke kuning (Fessenden & Fessenden, dengan indikator fenolftalein, sehingga dapat
1999). Bentuk kesetimbangan dari indikator sebagai alternatif pengganti indikator tersebut
metil orange ditampilkan pada Gambar 5. dan dapat diaplikasikan sebagai indikator pada
titrasi asam-basa tepatnya pada titrasi asam
kuat-basa kuat dan asam lemah-basa kuat.

Ucapan Terima Kasih


Ucapan terimakasih penulis sampaikan
kepada ibu Siti Nuryanti dan bapak Ratman
Gambar 5. Bentuk kesetimbangandari metil or- selaku dosen pembimbing penulis. Ucapan
ange (Nuryanti, dkk., 2010) terimakasih juga penulis sampaiakan kepada
bapak Daud Karel Walanda, bapak Suherman,
Fenolftalein berubah warna pada pH bapak Irwan Said, ibu Purnama Ningsih dan
di atas 7 sampai pada pH 8,2 indikator ini bapak Siang Tandi Gongo yang telah membantu
tidak berwarna dan pada pH 10 indikator ini selama proses penyelesaian jurnal penelitian ini.
berwarna merah, akan tetapi dalam larutan basa
kuat zat ini kembali tak berwarna. Indikator Referensi
berubah warna karena sistem kromofornya
diubah oleh reaksi asam dan basa. Fenoltalein Abbas, S.K. (2012). Study of acid-base
dalam larutan asam berbentuk suatu lakton indicator property of flowers of ipomoea
yang tak berwarna. Lakton karbon pusat biloba. International Current Pharmaceutical
berada dalam keadaan hibridisasi sp3 oleh Journal, 1(12), 420-422.
karena itu ketiga cincin benzena terpencil
tidak berkonjugasi dan pada pH lebih dari 8,3 Agrawal, S., Raj, N. R., Chouhan, K., Raj, C.
(larutan basa) suatu hidrogen fenol direbut dari N.,Jain, S.& Balasubramaniam, A. (2011).
dalam fenoltalein, cincin lakton terbuka dan Isolation of herbal acid-base indicator from
karbon pusat menjadi hibridisasi sp2. Bentuk the seeds of punica granatum. Journal of
cincin benzen berada dalam konjugasi, dan Chemical Pharmaceutical Research, 3(2),
sistem pi yang ekstensif menimbulkan warna 168-171.
merah, yang tampak dalam larutan basa yang
tidak sangat kuat(Fessenden & Fessenden, Ardiansyah, M. (2013). Perubahan warna
1999). Bentuk kesetimbangan dari indikator antosianin dari kembang merak (caesalpinia
fenolftalein ditampilkan pada Gambar 6. pulcherrima) oleh pengaruh pH larutan yang
diilustrasikan dalam animasi sebagai media
pembelajaran. Tesis magister pada program
studi magister pengajaran kimia FMIPA-
ITB, Tidak Diterbitkan.

Day, R.A.&Underwood, A., L. (2002). Analisis


kimia kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Gambar 6. Bentuk kesetimbangan dari
fenolftalein (Nuryanti, dkk., 2010) Fessenden, R. J.& Fessenden, J.S. (1999).

35
Volume 5, No. 1, 2016: 29-36 Jurnal Akademika Kimia

Kimia organik jilid 2. Jakarta: Erlangga. Nuryanti, S., Matsjeh, S., Anwar, C. & Raharjo,
T. J. (2010). Indikator titrasi asam-basa dari
Frantauansyah. (2013). Ekstrak bunga waru ekstrak bunga sepatu (hibiscus rosa sinensis
(hibiscus tiliaceus) sebagai indikator asam- l). Jurnal AGRITECH, 30(3), 178-183.
basa. Skripsi sarjana pada program studi
Pendidikan Kimia Universitas Tadulako Pathade, K.S., Patil, S.B., Kondawar, M.S.,
Palu, Tidak Diterbitkan. Naikwade, N.S.& Magdum, C.S. (2009).
Morus alba fruit-herbal alternative to
Harborne, J. B. (1957). Spectral methods of synthetic acid base indicators. International
characterizing anthocyanins. Jurnal Biochem Journal of ChemTech Research CODEN(
J, 7(1), 22-28. USA), 1(3), 549-551.

Hunter, K. A. (1998). Acid-base chemistry of Pimpodkar, N., Bishe, S.H.& Surve, H, B.


aquatic systems. Diunduh kembali dari (2014). Use of bixa orellana fruit extract
http://telperion.otago.ac.nz:800/rweavers/ as a natural indicator in acid base titration.
research/KAH-RES.HTM International Journal for Pharmaceutical
Research Scholars (IJPRS), 3(11), 156-159.
Irwan. (2013). Identifikasi flavonoid pada
ekstrak bunga kembang merak (caesalpinia Sholikhin, J., Lukiati, B. & Balqis. (2013).
pulcherrima). Skripsi sarjana pada program Analisis dan uji stabilitas ekstrak mahkota
studi Pendidikan Kimia Universitas bunga dadap merah (eritrina crista-galli l.).
Tadulako Palu, Tidak Diterbitkan. Jurnal Online UM, 1(1), 1-5

Kurniawati., Mappiratu.& Ahmad, R. (2015). Siregar, Y. D. I. (2009). Pembuatan kertas


Kajian ekstrak etanol bunga tanaman johar indikator asam basa dari bunga kembang
(cassia siamea l) sebagai bioindikator asam sepatu (hibiscus rosa-sinensis l). Jurnal
basa. Natural Science, 4(2), 128-143. Valensi, 1(5), 246-251.

Maryanti, E., Trihadi, B.& Ikhwanuddin. Siregar, Y. D. I.& Nurlela. (2011). Ekstraksi
(2011). Pemanfatan ekstrak bunga mawar dan uji stabilitas zat warna alami dari bunga
merah (rosa hibrida bifera) sebagai indikator kembang sepatu (hibiscus rosa-sinensis l)
pada titrasi asam basa. Jurnal GRADIEN, dan bunga rosela (hibiscus sabdariffa l).
7(2), 697-701. Jurnal Valensi, 2(3), 459-467.

36

You might also like