You are on page 1of 10

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTANAHAN NASIONAL

PADA KANTOR PERTANAHAN KOTA TERNATE


PROVINSI MALUKU UTARA

Febriyanti Hasan
Johnny Hanny Posumah
Joyce Jacinta Rares

In general, when people talk or hear the term Management Information System (MIS), then
reflected in their minds is a system that was created to carry out-processing the data into information to be
used by an organization or certain parties who need information about. Based on the identification of the
problem, it can be formulated problems in this study, namely: "how the management of national land
management information system (SIMTANAS) in support of the effective implementation of the tasks of
land in the city of Ternate Land Office". This study aimed to describe the management of national land
management information system (SIMTANAS) in support of the effective implementation of the tasks of
land at the Land Office of Ternate.
Referring to the results of research, as has been noted in the previous section, it can be drawn some
conclusions, as follows: The results showed that the implementation of the eight principles SIMTANAS at
the offices of the Land of Ternate, in general has been running well, but has not been optimal so that some
criteria / indicators that have not achieved the relevance, timeliness and consistency. The effectiveness of
the implementation of the tasks of land, especially in the Land Office of Ternate, in general has been
running as expected, although not yet reached the optimal result that some of the criteria effectiveness of
the implementation of the tasks of the land has not been achieved, namely the ability of initiative, creativity
and responsibility, satisfaction work, the quality and quantity of work. SIMTANAS support the effectiveness
of the implementation of the tasks of land, especially in the Land Office Ternate pretty good, although not
yet fully achieved. Not optimal SIMTANAS dikungan on the effectiveness of the implementation of the tasks
indicated by the weak land some SIMTANAS performance indicators, such as relevansi, timely and
consistency. Based on some of the results of all this research, it can put forward some suggestions as follows:
In order to optimize the implementation of the principle of SIMTANAS at the Land Office of Ternate, it is
necessary to spur the implementation of some of the principles that have not been achieved, the principle of
relevance, timeliness and consistency. To optimize the effectiveness of the implementation of the tasks of
land, it is necessary to accelerate the ability of initiative, creativity and responsibility, job satisfaction, quality
and quantity of the work of employees, especially at the Land Office of Ternate. To increase the carrying
capacity SIMTANAS on the effectiveness of the implementation of the tasks of land at the Land Office of
Ternate, need to work on improving the performance of some of the principles SIMTANAS, such as
relevance, timeliness and consistency by improving the system equipment and job skills training, both for
power electronic engineering and power fieldworkers.

Keywords: National Land Systems

PENDAHULUAN pimpinan organisasi untuk mengambil


Dalam Era Globalisasi yang sering keputusan yang benar-benar efektif dalam
dikenal dengan era informasi dewasa ini, rangka pencapaian tujuan organisasi
senantiasa melahirkan tantangan dan secara keseluruhan. Kondisi ini
permasalahan dalam kehidupan organisasi mengisyaratkan bahwa organisasi-
yang semakin kompleks, jelas diperlukan organisasi dalam masyarakat modern
suatu pola penanganan/pemecahan sekarang ini, terutama organisasi/birokrasi
masalah yang benar-benar profesional dan pemerintah, tidak dapat berjalan dengan
akurat, maka kehadiran suatu Sistem baik tanpa dukungan Sistem Informasi
Informasi Manajemen (SIM) yang handal manajemen (SIM) yang handal, bahkan
merupakan tuntutan yang mutlak suatu SIM yang berbasis komputer.
diperlukan, terutama untuk memberi Ledakan informasi tersebut
dukungan yang optimal bagi para menimbulkan dampak yang luas terhadap
kerumitan manajemen dan organisasi. kekurangan informasi yang berkualitas
Kenyataan tersebut menyebabkan baik atau tinggi, padahal informasi yang
organisasi dalam melaksanakan kegiatan- memiliki kualitas tinggi akan sangat
kegiatannya menerapkan manajemen menentukan efektivitas keputasan-
informasi sebagai suatu sistem. keputusan manajer/pimpinan organisasi.
Penyusunan informasi secara teratur dan Setiap pengambilan keputusan yang
sistematik mengikuti struktur organisasi didukung dengan data dan informasi yang
dan digunakan untuk mendukung proses akurat (berkualitas tinggi), dapat
pengambilan keputusan, merupakan inti dipastikan bahwa hasil keputusan tersebut
dari sistem informasi manajemen memiliki derajat kualitas dan
(Mangkusubroto dan Tirnadi, 1987 : 8). akseptabilitas yang tinggi. Tingginya
Asumsi di atas, menurut Moekijat kualitas dan akseptabilitas keputusan
(1994) sejalan dengan perkembangan memudahkan pimpinan organisasi dalam
dan perubahan yang terjadi, di mana mengimplementasikan keputusan-
organisasi-organisasi menjadi keputusan tersebut dan diharapkan
bertambah luas, sehingga komunikasi berdampak signifikan bagi perkembangan
yang berhadapan, dan bahkan catatan- kemajuan organisasi dan kepentingan
catatan – dalam situasi organisasi anggota organisasi itu sendiri.
tertentu – nampaknya tidak lagi Pemerintah Kota Ternate,
menghasilkan komunikasi yang khususnya Kantor Pertanahan Kota
memadai. Oleh karena itu, Davis (1992 : Ternate sebagai objek penelitian ini telah
xv) berpendapat bahwa organisasi selalu memiliki Sistem Informasi Manajemen
membutuhkan sistem-sistem untuk Pertanahan Nasional (SIMTANAS) yang
mengumpulkan, mengolah, menyimpan, berbasis Teknologi Informasi (komputer),
melihat kembali dan menyalurkan walaupun masih bersifat parsial. Artinya
informasi untuk kepentingan SIM yang ada di Kota Ternate hanya
manajemen. Untuk itu diperlukan suatu mampu menjalankan fungsi pengolahan,
sistem informasi yang mampu penyimpanan dan penyajian data
melakukan proses-proses tersebut, yang elektronik secara parsial (sendiri-sendiri).
dalam istilah ilmiah disebut sebagai Kondisi ini belum secara optimal
“sistem informasi manajemen” atau memberikan dukungan kepada pimpinan
SIM. dalam mengambil keputusan yang
Kondisi ini sangat dimungkinkan berkaitan dengan tugas-tugas pertanahan;
karena kenyataan menunjukkan bahwa dan SIM yang ada belum secara terbuka
diberbagai instansi, terutama instansi dapat diakses oleh pihak lain yang
pemerintah yang berfungsi sebagai membutuhkan data dan informasi tentang
penyedia informasi, sering terjadi pertanahan di Kota Ternate. Hal ini
perbedaan hasil pengelolaan data, bahkan diindikasikan dengan website resmi yang
dengan lajunya kemajuan teknologi di diakses, ternyata data yang dibutuhkan
bidang komunikasi dan informasi dewasa tidak ditemukan oleh pengguna layanan.
ini, orang secara cepat dan mudah dapat Dalam konteks inilah penulis tertarik
mengakses informasi, namun masih untuk mengungkap efektivitas
banyak para pimpinan organisasi yang pengelolaan tugas-tugas pertanahan
dilihat dari dukungan SIMTANAS pada Data yang digunakan dalam
Kantor Pertanahan Kota Ternate, dalam penelitian ini adalah data primer dan data
rangka penyusunan skripsi ini. sekunder. Data primer diperoleh
bersumber dari hasil wawancara,
METODE PENELITIAN sedangkan data sekunder berasal dari data
Penelitian ini adalah metode statistik pada Kantor Pertanahan Kota
penelitian deskriptif-kualitatif. Metode Ternate.
penelitian ini muncul karena terjadi Teknik pengumpulan data adalah
perubahan paradigma dalam memandang merupakan usaha untuk mengumpulkan
suatu realitas/fenomena/gejala. Dalam bahan-bahan yang berhubungan dengan
paradigma ini, realitas sosial dipandang penelitian yang dapat berupa data, fakta,
sebagai sesuatu yang holistik/utuh, gejala, maupun informasi yang sifatnya
kompleks, dinamis, dan penuh makna. valid (sebenarnya), reliable (dapat
Paradigma yang demikian disebut dipercaya), dan objektif (sesuai dengan
paradigma post-positivisme. Paradigma kenyataan).
sebelumnya disebut paradigma Dalam melakukan pengumpulan
positivisme, dimana dalam memandang data, penulis menghimpun data primer
gejala, lebih bersifat tunggal, statis, dan untuk mendukung penelitian serta
konkrit. Paradigma post-positivisme melakukan pencarian data sekunder, baik
mengembangkan metode penelitian yang berupa catatan-catatan, laporan-
kualitatif, dan positivisme laporan, dokumen-dokumen, maupun
mengembangkan metode kuantitatif literatur yang ada hubungannya dengan
(Sugiyono, 2014). masalah penelitian ini.
Metode penelitian kualitatif ini Data primer adalah data yang
sering disebut metode penelitian diperoleh langsung dari sumbernya, baik
naturalistic karena penelitiannya orang-orang yang telah ditetapkan
dilakukan pada kondisi yang alamiah menjadi informan maupun kondisi riil
(natural setting); disebut juga sebagai yang didapat langsung di lokasi penelitian
metode ethnographic, karena pada dengan cara melakukan observasi dan
awalnya metode ini lebih banyak wawancara.
digunakan untuk penelitian bidang Sumber data atau narasumber dalam
antropologi budaya; disebut sebagai penelitian ini dimaksud adalah informan
metode kualitatif, karena data yang sebagai sumber data atau narasumber
terkumpul dan analisisnya bersifat penelitian kualitatif. Informan adalah
kualitatif. (Sugiyono, 2014). orang-orang yang diamati dan
Kriteria data dalam penelitian memberikan data yang dibutuhkan oleh
kualitatif adalah data yang pasti. Data peneliti, baik berupa kata-kata atau
yang pasti adalah data yang sebenarnya tindakan, maupun pendapat yang
terjadi sebagaimana adanya, bukan data dituangkan dalam bentuk panduan
yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data wawancara serta mengetahui dan mengerti
yang mengandung makna dibalik yang masalah yang sedang diteliti.
terlihat dan terucap tersebut. (Sugiyono Selain itu, sebagian informan
1992). ditentukan oleh informan lain berdasarkan
anggapan akan kemampuan dan penelitian berlangsung. Data diperoleh,
wawasannya. Oleh karena itu, teknik kemudian dikumpulkan untuk diolah
pengumpulan datanya melalui Snowball secara sistematis. Dimulai dari
atau Chain Sampling, yaitu wawancara, observasi, mengedit,
mengidentifikasikan kasus-kasus tertentu mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya
melalui sejumlah orang yang dihubungi aktivitas penyajian data serta
secara berangkai. Selain itu juga, menyimpulkan data. Teknis analisis data
menggunakan teknik Opportunistic dalam penelitian ini menggunakan model
Sampling, yaitu menggambarkan kasus- analisis interaktif dari Miles dan
kasus di lapangan dengan mewawancarai Huberman (2007)
orang-orang yang terkait dengan kasus- Tahapan-tahapan analisis data
kasus itu, tanpa direncanakan sebelumnya. sebagai berikut :
Berdasarkan dua cara tersebut a. Tahapan reduksi data. Dalam tahapan
dalam menentukan informan, maka ini peneliti memeriksa seluruh data
diperoleh informan kunci yang dapat yang telah dihimpun melalui
dibagi ke dalam tiga tingkatan : observasi, wawancara dan studi
1) Pada tingkat Instansi, yaitu Kepala dokumen tersebut untuk di pilih dan
Kantor Pertanahan Kota Ternate, di pilih berdasarkan sub-sub pokok
sebanyak 1 orang bahasan sesuai dengan maksud
2) Pada tingkat Kepala Bidang/Kepala penelitian.
Bagian dan kepala Seksi pada Kantor b. Tahapan penyajian data. Dalam
Pertanahan Kota Ternate, sebanyak 2 tahapan ini peneliti menyajikan atau
orang; menganalisis berdasarkan data yang
3) Pada tingkat pengguna layanan jasa diperoleh dari objek penelitian.
dan informasi, sebanyak 7 orang. Penyajian data (display data)
Dengan demikian, jumlah informan dimaksudkan agar lebih
ditetapkan sebanyak 10 orang. mempermudah bagi peneliti untuk
Data yang telah diolah, berikutnya dapat melihat gambaran secara
dianalisis dan diinterpretasikan keseluruhan atau bagian- bagian
Berdasarkan variabel, gejala atau tertentu dari data penelitian. Hal ini
keadaan data yang telah di himpun melalui merupakan pengorganisasian data
observasi, wawancara dan dokumen. kedalam suatu bentuk tertentu
Analisis data merujuk pada kegiatan sehingga kelihatan jelas sosoknya
mengorganisasikan data ke dalam lebih utuh. Data-data tersebut
susunan-susunan dalam rangka kemudian dipilah-pilah dan disisakan
penginterpretasi data, ditabulasi sesuai untuk disortir menurut kelompoknya
dengan susunan sajian data sang di dan disusun sesuai dengan kategori
butuhkan untuk menjawab masing-masing yang sejenis untuk ditampilkan agar
masalah penelitian (Sanapiah Faisal, selaras dengan permasalahan yang
2001:33-34). dihadapi, termasuk kesimpulan-
Tegasnya, dalam penelitian kesimpulan sementara diperoleh pada
kualitatif, analisis data dilakukan sejak waktu data direduksi.
awal penelitian dan selama proses
c. Tahap kesimpulan/verifikasi. b. Mengkoordinasikan, pembinaan dan
Langkah ini untuk menafsirkan atau pelaksanaan survey, pengukuran dan
memaknai hasil penelitian tersebut pemetaan; Pengendalian Pertanahan
yang dimaksud untuk menarik dan pemberdayaan Masyarakat; serta
kesimpulan terhadap data yang telah pengkajian dan penanganan sengketa
dilakukan dalam proses penelitian. dan konflik Pertanahan;
Pada penelitian kualitatif, verifikasi c. Pemantauan dan evaluasi
data dilakukan secara terus menerus pelaksanaan kegiatan pertanahan di
sepanjang proses penelitian lingkungan Provinsi;
berlangsung. Sejak pertama d. Mengkoordinasikan pemangku
memasuki lapangan dan selama kepentingan pengguna tanah;
proses pengumpulan data, peneliti e. Pengelolaan Sistem Informasi
berusaha untuk menganalisis dan Manajemen Pertanahan Nasional
mencari makna dari data yang (SIMTANAS) di Provinsi;
dikumpulkan, yaitu mencari pola f. Mengkoordinasikan penelitian dan
tema, hubungan persamaan, pengembangan;
hipotetsis dan selanjutnya dituangkan g. Mengkoordinasikan Pengembangan
dalam bentuk kesimpulan yang masih sumberdaya manusia pertanahan;
bersifat tentatif. h. Pelaksanaan urusan tata usaha,
kepegawaian, keuangan, sarana, dan
HASIL DAN PEMBAHASAN prasarana, Perundang-undangan serta
Berdasarkan Peraturan Kepala pelayanan pertanahan.
Badan Pertanahan Nasional Nomor 4
Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata 1. Aspek Strategis Organisasi
Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Untuk melaksanakan tugas, fungsi
Nasional di Provinsi dan Kantor dan wewenang yang diembannya Kantor
Pertanahan di Kabupaten/Kota, Kantor Pertanahan Kota Ternate telah menyusun
Pertanahan Kota Ternate adalah instansi Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-
vertikal dari Badan Pertanahan Nasional 2015 yang memuat visi, misi, program dan
yang berada dan bertanggungjawab kegiatan yang dilakukan dalam tahun
langsung kepada Kementerian Agraria 2010-2015 berikut target output dan
dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan outcome yang akan dicapai.
Nasional dalam melaksanakan tugas-tugas Renstra tersebut telah selaras
pemerintahan di bidang pertanahan sesuai dengan Renstra Badan Pertanahan
dengan peraturan perundang-undangan Nasional dan diharapkan telah mencakup
yang berlaku. strategi penguatan Badan Pertanahan
Dalam melaksanakan tugas Nasional yang meliputi:
dimaksud, Kantor Pertanahan Kota a. Pertanahan berkontribusi secara nyata
Ternate, mempunyai fungsi : untuk meningkatkan kesejahteraan
a. Penyusunan Rencana, Program, dan rakyat, penciptaan sumber-sumber
Penganggaran dalam rangka baru kemakmuran rakyat,
pelaksanaan tugas pertanahan; pengurangan kemiskinan dan
kesenjangan pendapatan, serta
peningkatan ketahanan pangan tematik belum dapat memberikan
(Prosperity). akses informasi yang lebih luas
b. Pertanahan berkontribusi secara nyata terutama untuk kepentingan
dalam peningkatan tatanan kehidupan investasi, seperti belum jelasnya
bersama yang lebih berkeadilan dan batas administrasi wilayah,
bermartabat dalam kaitannya dengan belum dapat memberikan
penguasaan, pemilikan, penggunaan informasi yang berkaitan dengan
dan pemanfaatan tanah (P4T) kemampuan tanah, ketersediaan
(Equity). lahan dan nilai tanah.
c. Pertanahan berkontribusi secara nyata b. Masih rendahnya jumlah bidang
untuk mewujudkan tatanan tanah yang terdaftar atau yang
kehidupan bersama yang harmonis sudah diberikan legalitas
dengan mengatasi berbagai sengketa, sehingga belum memberikan
konflik dan perkara pertanahan di kepastian hukum atas aset
seluruh tanah air serta melakukan masyarakat, aset pemerintah dan
penataan perangkat hukum dan sistem aset badan hukum yang
pengelolaan pertanahan sehingga berdampak rentan terjadinya
tidak melahirkan sengketa, konflik sengketa pertanahan serta tidak
dan perkara di kemudian hari (Social memiliki akses terhadap sumber-
Welfare). sumber ekonomi terutama dalam
d. Pertanahan berkontribusi secara nyata rangka penguatan modal usaha
bagi terciptanya keberlanjutan system sehingga belum maksimal
kemasyarakatan, kebangsaan dan memberikan kontribusi dalam
kenegaraan Indonesia dengan upaya peningkatan kesejahteraan
memberikan akses seluas-luasnya masyarakat.
pada generasi yang akan datang c. Terjadinya ketimpangan
terhadap tanah sebagai sumber penguasaan, pemilikan,
kesejahteraan masyarakat penggunaan, dan pemanfaatan
(Sustainability) tanah (P4T) yang berakibat pada
ter konsentrasinya aset yang
2. Permasalahan Utama dikuasai oleh pemilik modal
Permasalahan utama (Strategic sehingga para petani tidak
Issued) pengelolaan pertanahan memiliki lahan untuk kegiatan
terdiri dari : usahanya, petani hanya menjadi
a. Masih terbatasnya cakupan buruh tani sekalipun petani
wilayah yang telah dipetakan memiliki tanah, tetapi sangat
kedalam peta dasar, peta tematik, terbatas sehingga tidak
dan peta nilai tanah sehingga mencukupi untuk kehidupan
berdampak dalam rangka keluarganya.
kegiatan pendaftaran tanah tidak d. Harmonisasi Penataan Ruang
dapat dilakukan percepatan dan Perizinan
karena masih terbatasnya peta 1) Harmonisasi kebijakan
dasar, dalam konteks peta penataan ruang di daerah,
pulau/kepulauan, kawasan- f. Masih sulitnya masyarakat untuk
kawasan strategis dan mendapatkan akses pelayanan di
penataan ruang nasional agar bidang pertanahan yang
memberikan misi keadilan disebabkan oleh kondisi
spasial bagi masyarakat geografis, sarana transportasi,
miskin dan terpinggirkan kemampuan ekonomi
dengan menyediakan ruang masyarakat, dan minimnya
yang tepat dan layak, serta informasi tentang pelayanan
memastikan adanya pertanahan, sehingga program
partisipasi masyarakat pada LARASITA sebagai Kantor yang
proses penataan ruang dan bergerak yang didukung dengan
perencanaan wilayah dan penerapan Teknologi Informasi
koordinasi penataan ruang untuk mendekatkan pusat-pusat
antar wilayah. Sebagai layanan pertanahan kepada
bagian pula dari strategi ini masyarakat termasuk
adalah evaluasi kebijakan pemberdayaan masyarakat di
penataan ruang yang bidang pertanahan.
bertentangan dengan g. Pertumbuhan jumlah kantor
prinsip-prinsip keadilan bagi sesuai dengan pertumbuhan
masyarakat miskin dan wilayah administrasi
terpinggirkan. Didamping kabupaten/kota yang jauh
itu diperlukan koordinasi melebihi pertumbuhan jumlah
untuk penyediaan peta pegawai sehingga pada beberapa
pembangunan fungsi kantor kekurangan staf dan
kawasan serta terpadu. terdapat jabatan-jabatan kosong.
2) Perbaikan sistem dan h. Masih terbatasnya prasarana fisik
pelaksanaan perizinan di sebagai penunjang kegiatan. Hal
bidang pertanahan melalui ini sangat mengganggu
pendataan perizinan yang konsentrasi dalam bekerja
dilakukan dengan mengingat sangat terbatas sarana
menghormati prinsip-prinsip dan prasarana kantor, bahkan
keadilan bagi semua pihak. masih ada Satuan Kerja yang
e. Banyaknya kasus-kasus tidak memiliki kantor.
pertanahan akibat sengketa dan i. Meningkatkan status Perwakilan
konflik berpotensi terhadap Kantor Pertanahan menjadi
timbulnya gejolak/kerawanan Kantor Pertanahan definitif,
sosial sehingga mengganggu untuk menyamakan mutu
pertumbuhan iklim investasi, pelayanan pertanahan kepada
Disisi lain bahwa lahan tidak masyarakat.
berkontribusi terhadap Tujuan SIMTANAS adalah untuk
pertumbuhan ekonomi karena meningkatkan kualitas pelayanan
tanah tersebut tidak produktif. terhadap masyarakat di bidang
Pertanahan. Secara external SIMTANAS
bertujuan untuk membantu memudahkan Informasi Manajemen Pertanahan
masyarakat dalam proses mendapatkan Nasional (SIMTANAS) dimaksudkan
informasi dari sisi waktu, biaya, tenaga, untuk memberikan dukungan kepada
dan prosedur. Secara internal tujuan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas
SIMTANAS adalah membantu pejabat dibidang pertanahan, seperti pemetaan
struktural dalam memperoleh informasi lahan, penetapan status tanah dan
tentang kinerja kantor berupa laporan pembuatan Sertifikat Tanah dan lain-lain.
secara cepat, akurat, dan aktual karena Dari sisi Teoritis, dukungan
dikerjakan oleh sistem (bukan SDM) dan SIMTANAS terhadap efektivitas
membangun kedisiplinan seluruh pegawai pelaksanaan tugas-tugas pertanahan sudah
untuk memelihara dan konsisten terhadap cukup baik, namun apabila dikaitkan
aplikasi KKP (Komputerisasi Kantor dengan fakta empiri, masih perlu
Pertanahan) yang sudah dibangun BPN RI dilakukan perbaikan, pengembangan dan
sehingga kualitas informasi pada peningkatan pelaksanaan prinsip-prinsip
SIMTANAS terjaga tetap cepat, akurat, SIMTANAS, khususnya pada Kantor
dan aktual. Pertanahan Kota Ternate, yang meliputi
Kemajuan teknologi merupakan beberapa indikator, yakni peningkatan
salah satu Cara untuk mengakses basis pelaksanaan prinsip relevansi, tepat waktu
data dalam upaya membentuk dan konsistensi. Ketiga prinsip ini, dari
terwujudnya pelayanan pemerintah yang hasil analisis data masih berada dibawah
berbasis elektronik (e-Gov.). Salah satu rata-rata capaian variabel Pelaksanaan
usaha untuk mengoptimalkan tugas-tugas SIMTANAS sehingga perlu dilakukan
pelayanan pertanahan dengan upaya-upaya peningkatan kinerja dari
memanfaatkan kemajuan teknologi ketiga prinsip tersebut yang pada
informasi adalah pembangunan dan gilirannya akan mendorong atau
pengembangan komputerisasi kantor mendukung secara optimal pencapaian
pertanahan (KKP). Kantor Pertanahan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas
merupakan basis terdepan dalam kegiatan pertanahan di Kota ternate.
pelayanan.
Dikembangkan model pelayanan Kesimpulan
yang berbasis on-line system.
Pembangunan pelayanan on line, Mengacu pada hasil-hasil
membangun data base elektronik, penelitian, sebagaimana telah
pembangunan infrastruktur perangkat dikemukakan pada bagian sebelumnya,
keras dan jaringan koneksi, peningkatan maka dapat ditarik beberapa simpulan,
sumber daya manusia dalam kemampuan sebagai berikut:
penguasaan IT serta sosialisasi kegiatan di 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kalangan intern dan ekstern merupakan pelaksanaan delapan prinsip
tahap-tahap kegiatan yang harus SIMTANAS pada kantor Pertanahan
dilakukan pada kantor-kantor yang sedang Kota Ternate, secara umum telah
dan sudah menerapkan KKP. berjalan dengan baik, namun belum
Dilingkunganya Kantor Pertanahan optimal sehingga masih menyisakan
Kota Ternate, pembangunan Sistem beberapa kriteria/indikator yang
belum dicapai yakni relevansi, tepat kemampuan inisiatif, kreativitas dan
waktu dan konsistensi. tanggung jawab, kepuasan kerja,
2. Efektivitas pelaksanaan tugas-tugas kualitas dan kuantitas hasil kerja
pertanahan, khususnya pada Kantor pegawai, khususnya pada Kantor
Pertanahan Kota Ternate, secara Pertanahan Kota Ternate.
umum telah berjalan sesuai yang 3. Untuk meningkatkan daya dukung
diharapkan, walaupun belum SIMTANAS terhadap efektivitas
mencapai hasil yang optimal sehingga pelaksanaan tugas-tugas pertanahan
masih menyisihkan beberapa kriteria pada Kantor Pertanahan Kota
efektivitas pelaksanaan tugas-tugas Ternate, diperlukan adanya upaya
pertanahan yang belum dicapai, yaitu peningkatan pelaksanaan beberapa
kemampuan inisiatif, kreativitas dan prinsip SIMTANAS, seperti
tanggung jawab, kepuasan kerja, relevansi, tepat waktu dan
kualitas dan kuantitas hasil kerja. konsistensi dengan membenahi
3. Dukungan SIMTANAS terhadap system peralatan dan pelatihan
efektivitas pelaksanaan tugas-tugas keterampilan kerja, baik bagi tenaga
pertanahan, khususnya pada Kantor teknik elektronik maupun tenaga
Pertanahan Kota Ternate cukup baik, peneliti lapangan.
walaupun belum sepenuhnya dicapai.
Belum optimalnya dukungan DAFTAR PUSTAKA
SIMTANAS terhadap efektivitas
pelaksanaan tugas-tugas pertanahan Davis, B, G, 1992, Kerangka Dasar
diindikasikan dengan masih Sistem Informasi Manajemen
lemahnya beberapa indikator (Bagian Pertama), PT. Pustaka
pelaksanaan SIMTANAS, seperti Binaman Pressindo, Jakarta.-
relevansi, tepat waktu dan
Mangkusubroto, K, dan C. L. Tirnadi,
konsistensi.
1987, Analisa Keputusan,
Saran-Saran Penerbit Ganesa Exact, Bandung.
Berdasarkan beberapa hasil temuan
Miles, Mathew B. dan A. Michael
dalam penelitian ini, maka dapat
Huberman. 2007, Analisis Data
dikemukakan beberapa saran sebagai
Kualitatif, Buku Sumber Tentang
berikut:
Metode-Metode Baru, Jakarta :
1. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan
Universitas Indonesia Press.
prinsip SIMTANAS pada kantor
Pertanahan Kota Ternate, maka perlu Moekijat, 1994, Pengantar Sistem
memacu pelaksanaan beberapa Informasi Manajemen, Penerbit
prinsip yang belum dicapai, yakni PT. Remaja Rosdakarya,
prinsip relevansi, tepat waktu dan Bandung,
konsistensi.
2. Untuk mengoptimalkan efektivitas Sanapiah Faisal, 2001, Penelitian
pelaksanaan tugas-tugas Kwalitatif, Dasar-dasar dan
pertanahan, maka perlu memacu
Aplikasi, Yayasan Asih,Asah dan
Asuh, Malang

Sugiyono, 1992, Metode Penelitian


Administrasi, Bandung, Alfabeta.

----------, 2014, Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung. Alfabeta.

You might also like