You are on page 1of 10

OVEN PENGERING KERUPUK BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

MENGGUNAKAN PEMANAS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

Syafriyudin, Dwi Prasetyo Purwanto


Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Email : dien@akprind.ac.id

ABSTRACT
kerupuk one of very light food liked by Indonesia society and often made by as complement of
various sajian food or as lauk pauk. So that can be told by a crisply represent the food which cannot
get out of the society life to be consumed, hence produce the crisply have to remain to walk
requirement to consumer remain to be fullfiled.
One of process in production krupuk is draining process, Process the draining conducted most
by society still conventionally, that is draining is in place opened hinging from sunshine. In
conventional draining there are some problems that is heat which fluktuatif, hygiene which is not
awaked and need the place which enough large. Remember in Indonesia there are two season that is
dry season and rain, hence one of matter becoming constraint in crisply production process of draining
of moment of rain season. Where heat required in course of draining cannot continuously there is
caused by its rain.
With the technological growth, claiming the existence of innovation to create the crisply dryer
in the place of draining conventionally. Single of Chip of ATMEGA 8535 this used as by pengontrol in
course of draining, that is control the temperature and time depth process the draining in electronic
and automatically. This matter will be more easy to to dry the crisply without having to await fine
weather.

Keyword: microcontroller ATMEGA 8535 , kerupuk , dryer

INTISARI
Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat
Indonesia dan sering dijadikan sebagai pelengkap berbagai sajian makanan atau sebagai lauk pauk.
Sehingga dapat dikatakan kerupuk merupakan makanan yang tidak bisa lepas dari kehidupan
masyarakat untuk dikonsumsi, maka produksi kerupuk harus tetap berjalan agar kebutuhan konsumen
tetap terpenuhi.
Salah satu proses dalam produksi krupuk adalah proses pengeringan, Proses pengeringan
yang dilakukan kebanyakan oleh masyarakat masih secara konvensional, yaitu pengeringan dilakukan
di tempat terbuka yang bergantung dari sinar matahari. Dalam pengeringan konvensional terdapat
beberapa permasalahan yaitu panas yang fluktuatif, kebersihan yang tidak terjaga dan memerlukan
tempat yang cukup luas.Mengingat di Indonesia terdapat dua musim yaitu musim kemarau dan
penghujan, maka salah satu hal yang menjadi kendala dalam produksi kerupuk adalah proses
pengeringan disaat musim penghujan. Dimana panas yang dibutuhkan dalam proses pengeringan
tidak bisa terus menerus ada karena adanya hujan.
Dengan perkembangan teknologi, menuntut adanya inovasi untuk menciptakan alat pengering
kerupuk sebagai pengganti pengeringan secara konvensional. Single chip ATmega 8535 ini
digunakan sebagai pengontrol dalam proses pengeringan, yaitu mengontrol suhu dan lama waktu
proses pengeringan secara elektronik dan otomatis. Hal ini akan lebih mudah untuk mengeringkan
kerupuk tanpa harus menunggu cuaca cerah.
Kata kunci: mikrokontroler ATMEGA 8535 , pengering , kerupuk
PENDAHULUAN tersebut dilengkapi dengan IC mikrokontroler
Berkembangnya teknologi-teknologi ATmega 8535 sebagai chip pengendali suhu
modern dan otomasi alat elektronik saat ini otomatis. Suhu kotak pengering akan dideteksi
menjadikan pekerjaan menjadi lebih mudah. oleh sensor suhu dengan IC LM 35 kemudian
Sebagai contoh pada sistem pengaturan suhu suhu tersebut dapat diatur sesuai ketentuan
pada alat pengering atau pemanas yang di yang berlaku pada suhu kotak pengering.
desain lebih otomatis. Pada mesin pengering
Syafriyudin, Oven Pengering Kerupuk Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 Menggunakan 70
Pemanas Pada Industri Rumah Tangga
Misalnya suatu standar yang telah dikeringkan terjadi dua proses secara
ditetapkan untuk oven pengering haruslah bersamaan, yaitu:
0
bersuhu antara 50 C sampai dengan 60 C,
0 1. Perpindahan panas dari lingkungan untuk
dalam hal inilah sistem sensor suhu pada menguapkan air pada permukaan bahan.
kotak pengering dapat kita atur sesuai 2. Perpindahan massa (air) di dalam bahan
ketentuannya. Karena pada saat ini proses akibat penguapan pada proses pertama.
pengeringan kerupuk masih banyak Mekanisme pengeringan diterangkan
menggunakan energi konvensional yaitu melalui teori tekanan uap. Air yang
dengan bantuan sinar matahari yang diuapkan terdiri dari air bebas dan air
kelemahannya pada saat musim penghujan terikat. Air bebas berada di permukaan dan
sulit untuk bisa mengeringkan kerupuk dengan yang pertama kali mengalami penguapan
cepat dan mempunyai kualitas yang baik. Oleh (Mujumdar dan Devahastin, 2002). Bila air
karena itu pada pembahasan ini penulis akan permukaan telah habis, maka terjadi
merancang suatu alat pengering kerupuk migrasi air dan uap air dari bagian dalam
dengan sistem pengendali suhu otomatis bahan secara difusi. Migrasi air dan uap
dilengkapi dengan sensor suhu otomatis terjadi karena perbedaan konsentrasi atau
berpenampil LCD. tekanan uap pada bagian dalam dan
Sistem pengendalian suhu pada oven bagian luar bahan (Handerson dan Perry,
pengering ini sudah otomatis karena 2003).
menggunakan mikrokontroler ATmega 8535 Henderson dan Perry (2003) dan
dan disisi lain pada oven pengering tersebut Broker et al.(2004) menyatakan bahwa proses
tergolong sistem digital dengan adanya pengeringan dapat dibagi dalam dua periode,
penampil LCD sebagai tampilan batasan suhu yaitu periode laju pengeringan tetap dan laju
yang diinginkan. Jadi untuk oven pengering pengeringan menurun. Mekanisme
tersebut telah didesain sedemikian rupa pengeringan pada laju pengeringan menurun
sehingga suhu yang diinginkan dapat stabil meliputi dua proses yaitu pergerakan air dari
dan sangat praktis tentunya bagi pengusaha dalam bahan ke permukaan bahan dan
kerupuk skala kecil atau industri rumah pengeluaran air dari permukaan air ke udara
tangga. sekitarnya. Laju pengeringan menurun terjadi
setelah laju pengeringan konstan dimana
RUMUSAN MASALAH kadar air bahan lebih kecil dari pada kadar air
Berdasarkan dari latar belakang kritis (Henderson dan Perry, 2003).
masalah yang ada maka dapat ditentukan Menurut Brooker et al., (2004),
rumusan masalahnya sebagai berikut: beberapa parameter yang mempengaruhi
1. Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan waktu yang dibutuhkan dalam proses
untuk mencapai suhu kerja (maksimal pengeringan, antara lain:
0 1. Suhu Udara Pengering
60 C) pada alat yang dibangun, serta Laju penguapan air bahan dalam pengering
waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan sangat ditentukan oleh kenaikan suhu. Bila
0
pada suhu kerja (maksimal 60 C)? suhu pengeringan dinaikkan maka panas
2. Bagaimanakah perbandingan temperatur yang dibutuhkan untuk penguapan air
variabel pada oven pengering dengan bahan menjadi berkurang. Suhu udara
lamanya waktu untuk melakukan proses pengering berpengaruh terhadap lama
pengeringan? pengeringan dan kualitas bahan hasil
pengeringan. Makin tinggi suhu udara
TINJUAN PUSTAKA pengering maka proses pengeringan makin
Pengeringan merupakan proses singkat. Biaya pengeringan dapat ditekan
pengurangan kadar air bahan hingga pada kapasitas yang besar jika digunakan
mencapai kadar air tertentu sehingga pada suhu tinggi, selama suhu tersebut
menghambat laju kerusakan bahan akibat tidak sampai merusak bahan.
aktifitas biologis dan kimia (Brooker et 2. Kelembaban Relatif Udara Pengering
al.,2004). Dasar proses pengeringan adalah Kelembaban relatif udara adalah
terjadinya penguapan air bahan ke udara perbandingan massa uap air aktual pada
karena perbedaan kandungan uap air antara volume yang diberikan dengan masa uap
udara dengan bahan yang dikeringkan. Agar air saturasi pada temperatur yang sama.
suatu bahan dapat menjadi kering, maka Kelembaban mutlak udara berpengaruh
udara harus memiliki kandungan uap air atau terhadap pemindahan cairan dari dalam ke
kelembaban yang relatif rendah dari bahan permukaan bahan. Kelembaban relatif juga
yang dikeringkan. Pada saat suatu bahan menentukan besarnya tingkat kemampuan
udara pengering dalam menampung uap air

71 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 70-79


di permukaan bahan. Semakin rendah RH Metode untuk menentukan kadar air basis
udara pengering, makin cepat pula proses kering suatu bahan adalah dengan
pengeringan yang terjadi, karena mampu persamaan:
menyerap dan menampung uap air lebih
banyak dari pada udara dengan RH yang
tinggi. Berat awal - Berat akhir
Ka basis kering (%)= ------------------------------ x 100 % ( 2(
3. Kecepatan Udara Pengering
Berat awal
Pada proses pengeringan, udara berfungsi
sebagai pembawa panas untuk
menguapkan kandungan air pada bahan Mikrokontroler sebagai suatu
serta mengeluarkan uap air tersebut. Air terobosan teknologi mikroprosesor dan
dikeluarkan dari bahan dalam bentuk uap mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan
dan harus secepatnya dipindahkan dari pasar (market need) dan teknologi baru. Tidak
bahan. Bila tidak segera dipindahkan maka seperti komputer yang memiliki berbagai
air akan menjenuhkan atmosfer pada program aplikasi (misalnya pengolah data,
permukaan bahan, sehingga akan angka dan lain-lain), mikrokontroler hanya bisa
memperlambat pengeluaran air digunakan untuk suatu aplikasi saja (Agfianto
selanjutnya. Aliran udara yang cepat akan E.P, 2002).
membawa uap air dari permukaan bahan Disini mikrokontroler akan
dan mencegah uap air tersebut menjadi diaplikasikan sebagai pengkontrol suhu dan
jenuh di permukann bahan. Semakin besar pola aliran udara. Pengering merupakan dua
volume udara yang mengalir, maka permasalahan mendasar dalam teknik
semakin besar pula kemampuannya dalam pengeringan kerupuk, secara mekanis
membawa dan menampung air dari menggunakan alat pengering adalah sebagi
permukaan bahan. upaya untuk menciptakan produk kerupuk
4. Kadar Air Bahan berkualitas dengan efisiensi proses
Pada proses pengeringan, sering dijumpai pengeringan yang tinggi. Sistem kontrol suhu
adanya variasi jumlah kadar air pada dirancang secara elektronik dan otomatis
bahan. Yang mana variasi kadar air ini dengan penempatan mikrokontroler ATmega
akan mempengaruhi lamanya proses 8535 sebagai pengendali suhu, serta sensor
pengeringan, sehingga perlu diketahui suhu pada alat pengering dan pengaturan
berapa persen kadar air pada bahan saat kecepatan udara pengering, sensor suhu yang
basah dan pada saat kering. digunakan untuk bekerja pada suhu 50 – 60 oC
Kadar air suatu bahan biasanya biasanya IC LM 35 (Karno, N.A, 2005).
dinyatakan dalam persentase bobot terhadap Keuntungan lain penggunaan sistem kontrol
bahan basah, misalnya dalam gram air untuk adalah, walaupun proses tidak diawasi, namun
setiap 100 gram bahan, dan disebut kadar air ia berjalan pada situasi yang diinginkan.
berat basah atau basis basah (bb). AVR Mikrokontroler ATmega 8535
Kadar air basis basah dapat ditetapkan Mikrokontroler merupakan sebuah
dengan persamaan berikut: mikroprosessor CPU (Central Procesing Unit)
yang dikombinasikan dengan I/O dan memori
Ba ROM (Read Only Memory) dan RAM (Random
Acces Memory). Berbeda dengan
Kadar air basis basah (%) = ------x 100 % (1) mikrokomputer yang memiliki bagian-bagian
Bk tersebut secara terpisah, mikrokontroler
Di mana : mengkombinasikan bagian tersebut dalam
tingkat chip.
Ka = kadar air basis basah (%) AVR ATmega merupakan seri
Ba = bobot air dalam bahan (gram) mikrokontroler 8 bit yang berarsitektur RISC
Bk = bobot bahan kering mutlak (gram) (Reduce Instruction Set Computing). Inti AVR
adalah kombinasi berbagai macam instruksi
Disamping kadar air bobot basah, dengan 32 register serba guna. Register-
kadar air bahan juga dapat dinyatakan register tersebut terhubung langsung dengan
dalam kadar air basis kering yaitu air yang ALU (Arithmetic Logic Unit) yang
diuapkan dibagi p bobot bahan setelah memungkinkan 2 register independent untuk
pengeringan. Jumlah air yang diuapkan diakses dalam satu pelaksanaan instruksi
adalah bobot bahan sebelum pengeringan dengan 1 siklus detak. Keuntungan dari
dikurangi bobot bahan setelah pengeringan. arsitektur ini adalah kode program yang lebih
Syafriyudin, Oven Pengering Kerupuk Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 Menggunakan 72
Pemanas Pada Industri Rumah Tangga
efisien sementara keberhasilan keseluruhan interupsi. Pemilihan saluran dan proses
sepuluh kali lebih cepat dibandingkan dengan konversi dilakukan dengan memberikan data
CISC (Complex Instruction Set Computing) pada register yang berkaitan. Kelengkapan
yang konvensial. Gambar 1 dibawah ini lain adalah untuk fungsi komunikasi serial,
menunjukan diagram fungsional ATmega dimana terdapat tiga format komunikasi yang
8535. dapat digunakan yaitu USART (Universal
Synchronous and asynchronous Interface).
Semua fasilitas serial dapat dipergunakan
dalam variasi kecepatan transmisi yang sangat
bergantung pada besarnya penggunaan
sumber detak dan pengisian register yang
berkaitan. Adapun susunan kaki mikrokontroler
ATmega 8535 ditunjukan pada gambar 2
dibawah ini.

Gambar 1 Diagram Fungsional ATmega 8535


Gambar 2 Susunan Kaki Mikrokontroler
Kelengkapan seri AVR antara lain ATmega 8535
disebutkan sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port
A, port B, port C, port D. Catu Daya (Power Suply)
2. ADC 10-bit sebanyak 8 saluran. Catu daya merupakan rangkaian
3. Tiga buah timer atau counter. elektronika yang dapat mengubah sumber
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register. tegangan AC (alternating current) menjadi
5. Watch Dog Timer dengan osilator internal. tegangan DC (diretional current), dan
6. SRAM sebesar 512 byte. berfungsi memberi supply arus dan tegangan
7. Memori Flash sebesar 8kb. pada suatu rangkaian elektronika atau
8. Unit interupsi internal dan eksternal. peralatan yang menggunakan listrik lainnya.
9. Port antarmuka SPI. Prinsip dasar untuk memperoleh tegangan
10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat searah DC dari tegangan jala-jala (AC)
diprogram saat operasi. Dari tegangan jala-jala, masukan
11. Antarmuka komperator analog. tegangan bolak-balik (AC) diturunkan sesuai
12. Port USART untuk komunikasi serial. dengan besar tegangan yang diinginkan.
Kecepatan eksekusi ditentukan dari Tegangan dari jala-jala diturunkan oleh
hasil pembangkitan detak pada blok osilator transformator, yang kemudian disearahkan
internal. Detak juga dipergunakan sebagai oleh rangkaian penyearah. Hasil
dasar pembangkitan timer, termasuk dalam penyearahaan diratakan oleh filter atau
fungsi timer tersebut adalah PWM (Pulse penyaring dan akhirnya distabilkan oleh
Width Modulation) dan baudrate untuk rangkaian pengatur tegangan atau regulator
komunikasi serial. Penggunaan fungsi timer untuk mendapatkan keluaran tegangan searah
dapat dapat pula dimodekan sebagai sumber (DC) yang konstan.
interupsi.
ATmega 8535 dilengkapi dengan ADC Rangkaian Catu Daya
(Anolog to Digital Convertion) 10 bit dengan Semua sistem yang dibangun
multiplek untuk 8 jalur masukan, dimana ADC menggunakan mikrokontroler membutuhkan
dapat juga dipergunakan sebagai sumber
73 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 70-79
catu daya. Dalam perancangan ini, dibutuhkan menunjukan skema rangkaian sensor suhu IC
catu daya sebesar ±5V, Gambar 3 LM 35.
menunjukkan skema catu daya yang
digunakan.
+5VDC

C3
104 Sensor Suhu
+5VDC

10
ATMega8535 LM35
U3
1 40 1

VCC
2 PB.0(XCK/TO) (ADC0)PA.0 39 2
3 PB.1(T1) (ADC1)PA.1 38 3
4 PB.2(ITN2/AIN0) (ADC2)PA.2 37
5 PB.3(OC0/AIN1) (ADC3)PA.3 36
6 PB.4(SS) (ADC4)PA.4 35
7 PB.5(MOSI) (ADC5)PA.5 34
8 PB.6(MISO) (ADC6)PA.6 33
PB.7(SCK) (ADC7)PA.7

14 22
15 PD.0(RXD) (SCL)PC.0 23
16 PD.1(TXD) (SDA)PC.1 24
17 PD.2(INT0) PC.2 25
18 PD.3(INT1) PC.3 26
19 PD.4(OC1B) PC.4 27
20 PD.5(OC1A) PC.5 28
21 PD.6(ICP1) (TOSC1)PC.6 29
PD.7(OC2) (TOSC2)PC.7

Gambar 3 Rangkaian Catu Daya 12


XTAL2 ARef
32

31
(ADC)GND

GND
RST
AC input adalah keluaran dari lilitan sekunder
13 30
XTAL1 AVCC

11
trafo. Tegangan yang digunakan adalah 6V,
CT 6V. Dengan pemasangan 2 buah dioda
1N4001 akan menghasilkan penyearah Gambar 4 Rangkaian IC LM 35
gelombang penuh. Pemasangan kapasitor
2200uF/25V bertujuan untuk meratakan arus Rangkaian LCD 16x2
dan menghilangkan riple. IC regulator 7805 Untuk penampil frekuensi yang diukur,
akan menghasilkan tegangan output 5V atau maka digunakan LCD 16x2 sebagai penampil
VCC. Pemberian kapasitor 220uF/16V karakter angka dan huruf. Pemrograman pada
bertujuan agar tidak terjadi drop tegangan LCD ini mengunakan mode 4-bit, karena
ketika catu daya diberi beban. dengan mode 4-bit sudah sangat memadai.
Jadi bentuk pengukuran yang dilakukan dapat
Rangkaian IC LM 35 ditampilkan dengan LCD 16x2 ini dan
IC LM 35 sebagai sensor suhu yang memerlukan program khusus pada IC
teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Mikrokontroler untuk dapat memerintah LCD
Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran 16x2 menampilkan karakter-karakter tersebut.
sangat linear berpadanan dengan perubahan Gambar 5 Menunjukan Rangkaian LCD.
suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah
dari besaran fisis suhu kebesaran tegangan
yang memiliki koefisien sebesar 10mV/ºC yang
berarti bahwa kenaikan suhu 1 ºC maka akan
terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
IC LM 35 ini tidak memerlukan
pengkalibrasian atau penyetelan dari luar
karena ketelitiannya sampai lebih kurang
seperempat derajat celcius pada temperature
ruang. Jangka sensor mulai dari -55 ºC sampai
dengan 150 ºC, IC LM 35 penggunaannya
Gambar 5 Rangkaian LCD 16x2
sangat mudah, difungsikan sebagai control
dari indikator tampilan catu daya terbelah. IC LCD digunakan sebagai tampilan
LM 35 dapat dialiri arus 60 µA dari supply untuk memudahkan pemasukan data
sehingga panas yang ditimbulkan sendiri jangkauan ukur yang diinginkan serta
sangat rendah kurang dari 0 ºC didalam suhu menampilkan hasil pengukuran kecepatan
ruangan. putaran motor. Jenis LCD yang perancang
Karena sensor suhu LM 35 akan gunakan adalah modul LCD dot matriks
menangkap data yang berupa besaran suhu dengan konsumsi daya yang rendah, namun
dalam bentuk sinyal analog lalu data tersebut mempunyai tampilan yang lebar dengan
dirubah kedalam bentuk menjadi besaran- kontras yang tinggi sehingga dapat dilihat
besaran listrik analog, kemudian data yang dengan jelas.
berupa sinyal listrik analog diinputkan ke IC
ATmega 8535 karena didalam IC ATmega
8535 sudah terdapat ADC maka sensor suhu Bagian Pengendali Beban (Load Diver)
LM 35 tidak memerlukan tambahan ADC diluar Pengendali beban merupakan
IC mikrokontroler. Berikut pada gambar 4 penggerak beban dan penguat sinyal digital
Syafriyudin, Oven Pengering Kerupuk Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 Menggunakan 74
Pemanas Pada Industri Rumah Tangga
yang dikirimkan oleh mikrokontroler. Untuk sebuah resonator kristal atau keramik
menghidupkan beban yang terhubung pada dihubungkan diantara kaki-kaki XTAL1 (pin 13)
port PD.0 (RXD) Pin 14 harus diberikan logika dan XTAL2 (pin 12) pada mikrokontroller dan
0 sehingga arus dari sumber dapat mengalir kedua kapasitornya dihubungkan ke ground.
ke kaki basis transistor. Penyulut yang
dihasilkan oleh mikrokontroler harus
digunakan untuk memberikan arus penyulut
pada “gate” TRIAC.
Karena TRIAC terhubung ke tegangan
sumber AC yang setinggi 220 volt, maka agar
tegangan ini tidak masuk dan merusakan
rangkaian pengatur, maka rangkaian
penggerak “driver” TRIAC yang menghasilkan
arus penyulut harus dikopel atau dihubungkan
dengan penyulut melalui perantaraan suatu
kopling dengan pengisolasian. Dalam
pengaturan ini digunakan Optocoupler atau
Optoisolator. Jenis penggerak “driver” TRIAC
yang digunakan yaitu jenis IC MOC3021
“TRIAC driver with Optocoupler / Optoisolator”.
Rangkaian penggerak “driver” TRIAC dan
“Optoisolator” terlihat pada Gambar 6 Gambar 7 Rangkaian Utama Alat
Kapasitor C5 dan C6 serta kristal X1
digunakan untuk melengkapi rangkaian
osilator yang telah ada dalam mikrokontroller.
Data sheet mikrokontroller ATmega 8535
menyebutkan nilai kapasitor C2 dan C3 adalah
sebesar 22 pF jika menggunakan resonator
kristal. Nilai resonator kristal akan menentukan
frekuensi kerja mikrokontroller. Nilai kristal
yang digunakan adalah 11,0592 MHz.
Gambar 6 Bagian Pengendali Beban
HASIL DAN PEMBAHASAN

Rangkaian Kendali Utama Pengujian dan Analisa Rangkaian Catu


Rangkaian kendali utama terdiri dari Daya (Power Supply)
sebuah chip mikrokontroller ATmega 8535 Pemberian catu daya sistem
yang didalamnya terdapat instruksi–instruksi berupa asupan arus dan tegangan dari sumber
yang terangkai untuk melakukan pengendalian 220V AC dengan menggunakan adaptor
terhadap peralatan yang terhubung. power supply.
Mikrokontroler ini merupakan sejenis komputer
mini yang didalamnya telah diisi suatu
softwear perintah untuk menjalankan
rangkaian alat secara keseluruhan dengan
menggunakan bahasa BASCOM AVR.
Program yang telah dibuat dari PC
akan diisikan ke mikrokontroller melalui Flash
Programmer ke MOSI (PB.05) yang berfungsi
untuk mengirimkan data serial yang akan
ditulis pada EEPROM. Kemudian MISO (PB.6)
berfungsi untuk konfirmasi data yang Gambar 8 Rangkaian Catu Daya
dikirimkan apakah mengalami kegagalan kirim
atau tidak. Sedangkan SCK (PB.7) adalah Pengujian rangkaian catu daya
sinchronous clock, detak sinkronisasi atau digunakan untuk mengetahui kinerja dari IC
untuk mengatur clock pada saat pengisian IC regulator 7805. Apakah tegangan output yang
Mikrokontroller. dihasilkan oleh IC regulator tersebut sesuai
Semua mikrokontroller BASCOM AVR dengan tegangan yang tertera pada data sheet
memiliki osilator on-chip, yang dapat dan sesuai dengan kebutuhan dalam
digunakan sebagai sumber detak (clock) ke perancangan.
CPU atau sebagai penghasil detak untuk
mikrokontroller. Untuk menggunakannya,
75 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 70-79
Tabel 1 Pengukuran Rangkaian Catu Daya

Dalam pengujian rangkaian catu daya


ini ternyata tegangan output dari rangkaian
catu daya tidak sesuai yang diharapkan tapi
masih dalam batas toleransi, hal ini
disebabkan karena kualitas dari komponen
atau rangkaian catu dayanya. Untuk
mengoperasikan IC regulator, besarnya Gambar 9 Grafik Hasil Pengujian Suhu
tegangan input harus melebihi besarnya
tegangan yang dihasilkan output dari IC Pengujian Pada Beban (Pemanas)
regulator tersebut. Pada rangkaian ini akan dibahas
mengenai berapa watt daya dan faktor daya
Pengujian dan Analisa Pada Sensor Suhu (Cos φ) yang dipakai oleh pemanas pada oven
Pengujian sistem pada kontrol suhu ini pengering ini. Adapun pada tabel 3 akan
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui ditunjukan berapa besar daya yang
tingkat sensitifitas pada sensor LM 35, dan dikeluarkan pada pemanas.
lama waktu yang dibutuhkan oleh pemanas
untuk mencapai suhu maksimal yang telah Tabel 3 Hasil Pengujian Pada Pemanas
ditentukan. karena pada saat suhu didalam
mesin melebihi suhu yang diatur atau melebihi
titik penyetelan, secara otomatis mikro akan
memutus arus sehingga pemanas mati.
Apabila suhu pada mesin mengalami
penurunan atau dibawah titik penyetelan suhu
Maka untuk mencari faktor daya (Cos φ)
maka pemanas tersebut akan kembali bekerja.
menggunakan rumus:
Sehingga suhu di dalam mesin pengering
selalu dalam keadaan stabil. Cos φ =
Pengambilan data ini adalah untuk
mengetahui bahwa rangkaian yang dirancang
telah bekerja sesuai yang diharapkan. Serta Dengan rumus diatas dapat dicari faktor
untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dayanya:
untuk mencapai suhu kerja (maksimal 60 ºC)
dan waktu penurunan suhu (minimal 55 ºC), Cos φ = =
dengan batasan waktu 10 menit. Hasil
pengujian ini dapat dilihat pada tabel 2
= = 0,59
dibawah ini:

Tabel 2 Hasil Pengujian Suhu Cos φ = 0,59


Tegangan Suhu Maka faktor daya (Cos φ) pada pemanas
Temperat sebesar 0,59
output pada yang Waktu
ur
sensor dicapai (menit)
(ºC)
(Volt) (ºC) Pengujian Lama Waktu Pengeringan
30 – 60 ºC 0,6 Volt 60 ºC 5 menit Pada pengujian oven pengering
60 – 55 ºC 0,55 Volt 55 ºC 1,7 menit secara keseluruhan ini dilakukan dengan
mengukur lama waktu proses pengeringan.
55 – 60 ºC 0,6 Volt 60 ºC 1,6 menit
Yang mana lama waktu ini tidak hanya
60 – 55 ºC 0,55 Volt 55 ºC 1,8 menit ditentukan oleh berapa derajat panas suhu
55 – 60 yang dipakai tetapi juga oleh kadar air yang
0,6 Volt 60 ºC 1,5 menit
ºC terkandung didalam bahan yang akan
dikeringkan, untuk mengukur jumlah kadar air
pada bahan ini, penulis menggunakan metode
gravimetri untuk mengukur kadar air pada
kedua bahan yang akan diuji.
Disini penulis dalam melakukan
Syafriyudin, Oven Pengering Kerupuk Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 Menggunakan 76
Pemanas Pada Industri Rumah Tangga
pengujian menggunakan dua macam bahan Dari tabel pengujian lama waktu
yang akan dikeringkan yaitu kerupuk dan pengeringan kerupuk diatas, dapat kita lihat
rambak. Dimana kedua bahan tersebut bentuk grafiknya seperti gambar dibawah ini:
mempunyai kadar air yang beda. Pengujian
pertama dengan menggunakan 20 kerupuk 65 60 55
60 50
sebagai sampel, yang mempunyai berat basah uhu  55
awal 80 gram dengan kadar air basis basah 50
ºC) 45
sekitar 23 %, perhitungan kadar air basis
basah dan kadar air basis kering didapat 160 s/d 180 s/d 200 s/d
dengan menggunakan persamaan 1 dan 2, 190 200 220
yaitu bobot air (Ba) pada bahan dinyatakan Gambar 10. Grafik Lama Waktu Pengeringan
dengan bobot bahan sebelum pengeringan kerupuk
dikurangi bobot bahan setelah pengeringan.
Pada pengujian kedua dengan rambak
Maka, bobot bahan awal atau menggunakan sampel 20 rambak, yang
sebelum dikeringkan sebesar 80 gram mempunyai berat basah 75 gram dengan
dikurangi dengan basis bahan setelah kadar air basis basah sekitar 21 %.
pengeringan yaitu 65 gram hasilnya didapat perhitungan kadar air basis basah dan kadar
15 gram (Ba), dan bobot bahan kering mutlak air basis kering didapat dengan menggunakan
(berat akhir) didapat dari bobot bahan setelah persamaan 1 dan 2, yaitu bobot air (Ba) pada
pengeringan yaitu 65 gram (Bk). bahan dinyatakan dengan bobot bahan
sebelum pengeringan dikurangi bobot bahan
Maka, setelah pengeringan.
Ba Maka, bobot bahan awal atau
Kadar air basis basah (%) = ------- x 100 % sebelum dikeringkan sebesar 75 gram
Bk dikurangi dengan basis bahan setelah
Kadar air basis basah (%) = x 100 = 23 % pengeringan 62 gram hasilnya didapat 13
gram (Ba) dan bobot bahan kering mutlak
(berat akhir) didapat dari bobot bahan setelah
Berat awal - Berat akhir
pengeringan yaitu 63 gram (Bk).
Ka basis kering(%) = -----------------------------x100 %
Berat awal Maka,
Ka basis basah (%) = x 100 % = 21 %
Kabasis kering (%) = x 100% = 18,75 %

Ka basis kering (%) = x 100 % = 17,3 %


Setelah diketahui basis basah dan
basis kering dari bahan tersebut, dapat Setelah diketahui basis basah dan
diketahui lama waktu proses pengeringan basis kering dari bahan tersebut, dapat
akan berlangsung, dengan kadar air saat basis diketahui berapa lama proses pengeringan
basah sebesar 23 % dan saat basis kering akan berlangsung, dengan kadar air saat basis
sebesar 18,75 %. Pada tabel 4 akan diketahui basah sebesar 21 % dan saat basis kering
lama waktu proses pengeringan pada suhu sebesar 17,3 %. Pada tabel 5 dibawah ini
kerja 55 ºC dan suhu kerja 60 ºC. akan diketahui lama waktu proses
pengeringan pada suhu kerja 55 ºC dan suhu
Tabel 4 Lama Waktu Pengeringan Pada kerja 60 ºC.
Kerupuk Tabel 5 Lama Waktu Pengeringan Pada
Kadar air (%) Wakt Rambak
N Sampel Suhu u Kadar air (%)
Saat Saat N Sampel Suhu Waktu
o yang diuji (ºC) (men o yang diuji
Saat Saat
(ºC) (menit)
basah kering it) basah kering
45 - 200 20 45 - 50 190 s/d
1 21 % 17,3 %
rambak ºC 210
1 20 kerupuk 23 % 18,75 % 50 s/d
20 50 - 55 170 s/d
ºC 220 2
rambak
21 % 17,3 %
ºC 200
50 - 180 20 55 - 60 150 s/d
2 20 kerupuk 23 % 18.75 % 55 s/d 2 21 % 17,3 %
rambak ºC 190
ºC 200 Dari tabel pengujian lama waktu
55 - 160
3 20 kerupuk 23 % 18.75 % 60 s/d pengeringan rambak diatas, dapat kita lihat
ºC 190 bentuk grafiknya seperti gambar dibawah ini:

77 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 70-79


Tabel 11 Perbandingan Antara Suhu Yang
65
Suhu 60 Dibaca Oleh Sensor Dengan Thermometer
60
(ºC) 55
55 50 Suhu yang terbaca atau tercapai
(ºC)
50 Waktu
Suhu
(menit) Suhu pada
45 terbaca
Thermometer
150 170 190 pada sensor
s/d s/d s/d 5,1
60 ºC 61 ºC
190 200 210 menit
4,8
Gambar 11. Grafik Lama Waktu Pengeringan 55 ºC 56 ºC
menit
Rambak 4,6
Dari pengujian dengan menggunakan 50 ºC 51 ºC
menit
alat pengering diperoleh hasil bahwa waktu 3,5
yang dibutuhkan untuk mengeringkan kerupuk 45 ºC 46 ºC
menit
dan rambak lebih singkat dari pada waktu
yang diperoleh dengan menjemur langsung 3 menit 40 ºC 41ºC
dibawah sinar matahari. Berikut pada tabel 6
dan 7 menunjukan lama waktu pengeringan Pada tabel perbandingan antara suhu
antara dijemur dibawah sinar matahari dengan yang dibaca oleh sensor dengan thermometer
oven pengering. Yang mana pada oven diatas dapat kita lihat bentuk grafiknya,
pengering menggunakan suhu ideal yaitu ditunjukan pada gambar 13 dibawah ini.
dipakai pada suhu 60 ºC.
80
Tabel 6 Tabel Pengeringan Pada Kerupuk Suhu (ºC)
61
Dengan sinar Dengan oven 60 51 56
No 46 60
matahari pemanas 41 50
55
40 45
810 s/d 1140 40
1 160 s/d 190 (menit)
(menit) 20

Tabel.7 Tabel Pengeringan Pada Rambak 0


Dengan sinar Dengan oven 3 3.5 4.6 4.8 5.1 Waktu
No
matahari pemanas
(menit)
780 s/d 1080
1 150 s/d 190 (menit) Gambar 13. Grafik Perbandingan Antara Suhu
(menit)
Yang Dibaca Oleh Sensor Dengan
Perbandingan Pengambilan Data Suhu Alat Thermometer
Dengan Thermometer Ket:
Pengambilan data ini bertujuan untuk ¾ Warna merah pembacaan pada
mengetahui seberapa besar perbandingan thermometer
antara suhu yang dibaca oleh sensor LM 35 ¾ Warna biru suhu terbaca oleh
dengan suhu yang terbaca oleh thermometer. sensor
KESIMPULAN
Serta lama waktu untuk mencapai suhu yang
diinginkan dengan suhu awal 30 ºC. Pada Berdasarkan data yang telah diperoleh
tabel 11 dibawah ini akan ditunjukan besarnya dari analisa hasil penelitian, maka dapat
perbandingan suhu antara yang dibaca diambil kesimpulan beberapa point penting
sensor dengan thermometer dan lama waktu sebagai berikut:
untuk mencapai batasan suhu yang diinginkan. 1. Mikrokontroler digunakan untuk mengontrol
sistem kerja dari rangkaian. Mikrokontroler
juga digunakan untuk melakukan ON/OFF
pada rangkaian driver pemanas, dan juga
untuk menampilkan suhu dan timer pada
LCD.

Syafriyudin, Oven Pengering Kerupuk Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535 Menggunakan 78


Pemanas Pada Industri Rumah Tangga
2. Untuk mengetahui besarnya suhu dalam Karno, N.A, 2005. Jurnal “Sistem Kontrol
ruang pemanas digunakan IC LM 35 dan Pada Alat Pengering Buatan”
LCD sebagai display. Malvino, A.P dan Barmawi, M. 1977. “Prinsip-
prinsip Elektronika” Edisi Keempat.
3. Suhu pada mesin pengering dapat
Jakarta: Erlangga.
mencapai titik penyetelan sebesar 60°C
Moh. Ibnu Malik dan Aristradi. 1997.
setelah mencapai waktu kurang lebih 5
“Bereksperimen dengan
sampai 6 menit tergantung juga pada
Mikrokontroler 8051”. Jakarta: PT.
pemanas yang digunakan serta kondisi
Elex Media Komputindo.
suhu diluar kotak oven pengering.
Mujumdar dan Devahastin, 2002. Jurnal
4. Lama waktu untuk mengeringkan bahan
“Mekanisme Pengeringan Tehadap
tergantung dari suhu yang dipakai dan
Perbedaan Konsentrasi Pada
kandungan air dari bahan yang dikeringkan,
Bagian Dalam Dan Bagian Luar
untuk kerupuk dengan kadar air sekitar 23
Bahan”.
% dikeringkan dengan suhu sekitar 60°C
Plant, Malcom and Stuart Jan, Dr. 2005. “Ilmu
maka lama waktu pengeringannya sekitar
Teknik Instrumentasi”. Edisi Ketujuh.
160 s/d 190 menit, sedangkan pada
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
rambak kadar air 21 % dengan suhu
Utama.
pengeringan 60°C maka lama waktu
R.Biewald, 2002. “RTX-4370-PV Design”dari
pengeringan sekitar 150 s/d 190 menit. Jadi
St Petersburg State University of
disini nampak bahwa untuk mengeringkan
Electrical Engineering, Department
kerupuk dan rambak waktu yang
of Automations and Control
dibutuhkan hampir sama. Sedang untuk
Engineering, St Petersburg, Russia
pengeringan dengan bantuan sinar
(http // www.boondog.com ).
matahari waktunya lebih lama sekitar 800
..............,2006, Mikroprosesor. Pemrograman
s/d1100 menit.
Mikrokontroler AT89S51 dengan
5. Untuk energi yang dibutuhkan dalam
C/C++ dan Assembler, Yogyakarta:
perhitungan nampak bahwa semakin lama
Penerbit ANDI.
proses pengeringan semakin besar energi
………..,2000, LM7805, National
yang dibutuhkan untuk melakukan proses
Semiconductor Datasheet & Crossreference,
pengeringan.
Japan. Web site
6. Arus yang mengalir pada pemanas konstan
http://www.national.japan.com/icregul
atau tetap karena beban tetap dan tidak
ator/lm7805
berubah-ubah.
……….,1997, Atmel Literature Requests , web
site www.atmel.com/literature.
Saran
1. Oven pengering kerupuk ini dapat juga
dikembangkan untuk mengeringkan bahan
lain seperti kerupuk udang, emping mlinjo,
biji jambu mete. Tapi sebelumnya harus
mengetahui standar kering untuk bahan-
bahan tersebut.
2. Kapasitas dari prototipe oven pengering
kerupuk ini dapat diperbesar sehingga
produksinya akan lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Asprianto Karno, N. 1999. “Sistim Kontrol


Suhu Untuk Proses pengeringan”.
Brink, O.G and Flink, R.J. 2003.“Dasar-dasar
Instrumentasi”. Edisi Ketujuh
Jakarta: Binacipta.
Brooker et al.,2004, Jurnal “Mengukur Faktor-
faktor Pengeringan dalam proses
pengeringan”.
Handerson dan Perry, 2003. Laporan
“Penelitian Aplikasi Sistim Kontrol
Suhu Pada Pengeringan Buah Salak”.

79 Jurnal Teknologi, Volume 2 Nomor 1 , Juni 2009, 70-79

You might also like