You are on page 1of 11

Dini,FN.dkk.

Hubungan antara Masa Gestasi…

HUBUNGAN ANTARA MASA GESTASI DAN KEJADIAN


SEPSIS NEONATORUM DI RSUD ULIN BANJARMASIN
PERIODE JUNI 2014-JUNI 2015

Fitri Nur Dini1, Pudji Andayani2, Lena Rosida3


1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
2
Bagian Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Ulin Banjarmasin
3
Bagian Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Email korespondensi: fitrindini@gmail.com

Abstract: Neonatal sepsis is a clinical syndrome characterized by symptoms of


bacteremia and systemic signs and positive blood cultures showed that during the first
month of life. Prematurity and postmaturity risk of morbidity and mortality are high on
the gestation age for the occurrence of neonatal sepsis. This study aims to determine the
relationship between gestational age and the incidence of neonatal sepsis in Ulin
Hospital Banjarmasin. The design of this study using cross sectional study with
retrospective approach. The way the sampling is the purposive sampling were obtained
from medical records of patients, then performed statistical analysis using chi-square test
with 95%. The number of samples that fulfilled the criteria inclusion in this study as many
as 246 cases. The incidence of neonatal sepsis is more common in infants born at 37-42
weeks gestation as many as 25 cases (59.52%). The data not neonatal sepsis who were
born with a gestational age <37 weeks or> 42 weeks gained as many as 20 cases
(9.80%) and 37-42 weeks gestation obtained as many as 184 cases (90.20%). Chi-square
test showed that there is a relationship between gestational age and the incidence of
neonatal sepsis in Ulin Hospital Banjarmasin (p = 0.000) with an odds ratio (OR) 6.256.
It is concluded that there is a relationship of gestation age and the incidence of neonatal
sepsis (p <0.05) in hospitals Ulin Banjarmasin period June 2014-June 2015 with OR
6.256.

Keywords: gestational age, sepsis, neonatal

Abstrak: Sepsis neonatorum merupakan suatu sindrom klinis bakteremia yang


ditandai dengan gejala dan tanda sistemik serta menunjukkan kultur darah positif
yang terjadi pada bulan pertama kehidupan. Prematuritas dan posmaturitas memiliki
risiko kesakitan dan kematian yang tinggi pada masa gestasi untuk terjadinya sepsis
neonatorum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara masa gestasi dan
kejadian sepsis neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin. Rancangan penelitian ini
menggunakan cross sectional study dengan pendekatan retrospektif. Cara pengambilan
sampel yaitu dengan purposive sampling yang diperoleh dari data rekam medis pasien,
kemudian dilakukan analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan kepercayaan
95%. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dalam penelitian ini sebanyak 246
kasus. Kejadian sepsis neonatorum lebih banyak dijumpai pada bayi yang lahir dengan
masa gestasi 37-42 minggu yaitu sebanyak 25 kasus (59,52%). Data neonatus tidak sepsis
yang lahir dengan masa gestasi <37 minggu atau >42 minggu didapatkan sebanyak 20
kasus (9,80%) dan masa gestasi 37-42 minggu didapatkan sebanyak 184 kasus (90,20%).

175
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.2, Sep 2016:175-185

Uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa gestasi dan kejadian
sepsis neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin (p=0,000) dengan odds ratio (OR) 6,256.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan masa gestasi dan kejadian sepsis
neonatorum (p<0,05) di RSUD Ulin Banjarmasin periode Juni 2014-Juni 2015 dengan
OR 6,256.

Kata-kata kunci: masa gestasi, sepsis, neonatus

176
Dini,FN.dkk.Hubungan antara Masa Gestasi…

PENDAHULUAN
Angka kematian neonatus di pada tahun 2013 menempati urutan
seluruh dunia menurut data World ke enam dengan 123 kasus.6
Health Organization (WHO) sebesar Faktor risiko yang
10.000.000 jiwa per tahun dengan berhubungan terhadap kejadian
angka kematian neonatus di sepsis neonatorum meliputi faktor
Indonesia sebesar 25 per 1000 ibu, bayi, dan nosokomial. Faktor
kelahiran hidup dengan kematian bayi yang memengaruhi sepsis
neonatus dini berumur 0-7 hari neonatorum antara lain berat lahir
sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup. rendah, skor APGAR, dan masa
Hasil survei kesehatan rumah tangga gestasi. Prematuritas dan
(SKRT) tahun 2001 menyatakan posmaturitas memiliki risiko
bahwa angka kematian neonatus kesakitan dan kematian yang tinggi
sebesar 180 kasus dengan 79,4% pada masa gestasi untuk terjadinya
kematian neonatus terjadi pada usia sepsis neonatorum.3
0-7 hari dan 20,6% terjadi pada usia Prematuritas ditemukan pada
8-28 hari.1 Penyebab utama kematian bayi yang lahir saat usia kehamilan
neonatus dini adalah infeksi (56%), kurang dari 37 minggu. Setiap tahun
asfiksia (45%), dan kelainan bawaan dilaporkan terdapat 15 juta bayi lahir
(11%) sedangkan kematian neonatus prematur di dunia dengan angka
lanjut adalah infeksi (56%), berat kejadian kelahiran prematur selalu
badan lahir rendah (BBLR) dan meningkat di hampir semua negara.7
prematuritas sebesar 14%. Data Bayi prematur memiliki sistem
tersebut menunjukkan bahwa infeksi kekebalan tubuh yang belum matang
merupakan penyebab kematian karena kekurangan antibodi IgG.
2
terbanyak pada neonatus. Antibodi ini tidak melewati plasenta
Penyakit infeksi yang terjadi dari ibu ke darah janin saat akhir
pada neonatus salah satunya adalah kehamilan sehingga meningkatkan
sepsis neonatorum. Sepsis risiko terjadinya infeksi setelah lahir
neonatorum merupakan suatu hingga akhirnya menjadi sepsis
sindrom klinis bakteremia yang neonatorum.3
ditandai dengan gejala dan tanda Bayi yang lahir saat usia
sistemik serta menunjukkan kultur kehamilan lebih dari 42 minggu
darah positif yang terjadi pada bulan (posmaturitas) juga memiliki risiko
pertama kehidupan.3 Angka kejadian kesakitan dan kematian yang tinggi
sepsis neonatorum di negara dengan insidensi untuk terjadinya
berkembang masih cukup tinggi sepsis neonatorum sebesar 5%. Bayi
yaitu 1,8-18/1000 kelahiran hidup posmaturitas seringkali mengalami
dibandingkan negara maju sekitar 1- asfiksia maupun sindrom aspirasi
5/1000 kelahiran hidup.4 mekonium, sehingga meningkatkan
Data WHO menunjukkan risiko untuk terjadinya sepsis
bahwa kasus kematian sepsis neonatorum.1
neonatorum di Indonesia sebesar
50%-60%.5 Data yang diperoleh di METODE PENELITIAN
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Penelitian dilakukan di Ruang
Banjarmasin, Kalimantan Selatan Teratai Departemen Ilmu Kesehatan
angka kejadian sepsis neonatorum Anak dan Ruang Rekam Medis
RSUD Ulin Banjarmasin.

177
Pengambilan data dilakukan bulan korelasional antara masa gestasi dan
September-Oktober 2015. Jenis kejadian sepsis neonatorum. Cara
penelitian ini merupakan pengambilan sampel yang digunakan
observasional analitik dan rancangan dalam penelitian ini adalah purposive
penelitian ini adalah cross sectional sampling yaitu setiap sampel yang
study dengan pendekatan memenuhi kriteria inklusi
retrospektif. Penelitian ini dimasukkan dalam penelitian
menggunakan data sekunder berupa sehingga jumlah sampel terpenuhi.
catatan rekam medis. Populasi Instrumen penelitian yang
penelitian ini adalah semua neonatus digunakan pada penelitian ini adalah
yang di rawat di Ruang Teratai buku registasi ruang teratai RSUD
RSUD Ulin Banjarmasin periode Ulin Banjarmasin, status rekam
Juni 2014-Juni 2015. Sampel dalam medis pasien di ruang rekam medis
penelitian ini adalah anggota RSUD Ulin Banjarmasin, dan data
populasi yang memenuhi kriteria biakan darah pasien di laboratorium
inklusi sebagai berikut: Usia ibu 20- patologi klinik RSUD Ulin
35 tahun, ibu tidak mengalami Banjarmasin. Analisis data
ketuban pecah dini >18 jam yang menggunakan uji chi-square dengan
tercatat di rekam medis, ibu tidak tingkat kepercayaan 95%.
mengalami korioamnionitis yang
tercatat di rekam medis, ibu tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
mengalami demam saat intrapartum Setelah dilakukan penelitian
>38oC yang tercatat di rekam medis, mengenai hubungan antara masa
ibu tidak mengalami infeksi saluran gestasi dan kejadian sepsis
kemih atau tersangka infeksi saluran neonatorum di Ruang Teratai
kemih yang tercatat di rekam medis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak
ibu tidak mengalami ketuban dan Ruang Rekam Medis RSUD
mekoneal dan berbau yang tercatat di Ulin Banjarmasin pada bulan
rekam medis, kehamilan tunggal, September-Oktober 2015 didapatkan
skor APGAR >5 pada menit pertama jumlah data yang memenuhi kriteria
yang tercatat di rekam medis, bayi inklusi dan eksklusi sebanyak 246
berat lahir >1500 gram, riwayat ibu kasus. Distribusi data dasar
melahirkan di rumah sakit, tidak ada diperlihatkan pada Tabel 1.
riwayat pemberian antibiotika, tidak
terdapat kelainan kongenital mayor Tabel 1. Distribusi Masa Gestasi
yaitu kelainan yang apabila tidak dan Kejadian Sepsis
dikoreksi akan mengganggu fungsi Neonatorum di RSUD
tubuh serta mengurangi angka Ulin Banjarmasin
harapan hidup seperti otak, jantung, Periode Juni 2014-Juni
ginjal, ekstremitas, dan saluran 2015 (n=246)
cerna. Kelainan kongenital mayor Variabel N %
didiagnosis oleh dokter dan tercatat Masa gestasi
di rekam medis. - Risiko tinggi 37 15,04
Besar sampel yang digunakan - Risiko rendah 209 84,96
dalam penelitian ini ditentukan
Sepsis
menurut Frankel dan Wallen
neonatorum
sebanyak minimal 50 sampel dengan - Ya 42 17,07
tujuan untuk mengetahui - Tidak 204 82,93

3
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.2, Sep 2016:175-185

Tabel 1 menunjukkan bahwa dengan masa gestasi risiko tinggi.


dari 246 sampel didapatkan data Namun, hasil ini berbeda pada
neonatus yang lahir dari ibu dengan penelitian yang dilakukan oleh
masa gestasi risiko tinggi (<37 Reslina pada tahun 2015 di RSUD
minggu atau >42 minggu) sebanyak Arifin Achmad Riau yang
37 kasus (15,04%) dan risiko rendah menunjukkan bahwa 80,0% dari 30
(37-42 minggu) sebanyak 209 kasus neonatus lahir dengan masa gestasi
(84,96%). Hal ini sejalan dengan <37 minggu.11
penelitian yang dilakukan oleh Kejadian sepsis neonatorum di
Rokhayati pada tahun 2011 di RSUD RSUD Ulin Banjarmasin periode
Dr. Moewardi Surakarta Juni 2014-Juni 2015 yang telah
mendapatkan 52,90% dari 85 memenuhi kriteria inklusi didapatkan
neonatus lahir dengan masa gestasi sebanyak 42 kasus (17,07%) dan
37-42 minggu.8 tidak sepsis neonatorum didapatkan
Hasil penelitian ini juga sejalan sebanyak 204 kasus (82,93%). Data
dengan penelitian yang dilakukan tersebut sesuai dengan beberapa
oleh Paembonan pada tahun 2012 di penelitian yang telah dilakukan di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti tempat lain seperti pada penelitian
Fatimah Makassar yang Kheir tentang neonatal sepsis;
mendapatkan masa gestasi 37-42 prevalence and outcome in a tertiary
minggu sebesar 98,1% dari 94 neonatal unit in Sudan pada tahun
neonatus.9 Penelitian Roeslani pada 2014 di RS Soba Khartoum Sudan,
tahun 2013 di RS Cipto mendapatkan data kejadian sepsis
Mangunkusumo Jakarta juga neonatorum sebanyak 17,51% dari
menunjukkan bahwa 97,0% dari 100 354 kasus.12
neonatus lahir dengan masa gestasi Hasil penelitian ini juga
37-42 minggu.10 Dari data tersebut didukung oleh penelitian Kosim pada
menunjukan bahwa rumah sakit tahun 2010 menunjukkan angka
rujukan nasional dapat meningkatkan kejadian sepsis neonatorum 15,7%
perbaikan upaya kelangsungan dari 70 neonatus yang lahir di RSUP
kualitas hidup ibu dan anak serta Dr. Kariadi Semarang.13 Penelitian
banyaknya rumah sakit disekitar lain yang telah dilakukan oleh Wilar
rumah sakit rujukan menjadi faktor pada tahun 2010 menunjukkan
keberhasilan dalam peningkatan bahwa terdapat 80,55% yang
upaya kesehatan ibu dan anak terdiagnosis sepsis neonatorum dari
melalui pemeriksaan Ante Natal 72 bayi yang lahir di RS DR. Prof.
Care serta melakukan penyuluhan R.D. Kandou, Manado.14 Hubungan
bagi ibu hamil mengenai risiko antara masa gestasi dan kejadian
melahirkan bayi prematur maupun sepsis neonatorum di RSUD Ulin
posmatur sehingga dari data yang Banjarmasin periode Juni 2014-Juni
didapatkan ibu yang melahirkan 2015 dapat dilihat pada tabel 2
dengan masa gestasi risiko rendah berikut ini.
(37-42 minggu) lebih banyak
dibandingkan ibu yang melahirkan

4
Tabel 2. Hubungan antara Masa Gestasi dan Kejadian Sepsis Neonatorum di
RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juni 2014-Juni 2015
Masa
Sepsis Neonatorum Jumlah P OR
gestasi
Ya Tidak
N % N %
Risiko
17 40,48 20 9,80 37 (15,04%) 0,000 6,256
Tinggi
Risiko
25 59,52 184 90,20 209 (84,96%)
Rendah
Total 42 100 204 100 246 (100%)

Tabel 2 menunjukkan neonatus bermakna terhadap kejadian sepsis


yang mengalami kejadian sepsis dari neonatorum (P=0,0001) dan
ibu dengan masa gestasi risiko tinggi mempunyai risiko untuk mengalami
sebesar 40,48% dan neonatus yang sepsis neonatorum 5 kali lebih besar
mengalami kejadian sepsis dari ibu (OR 4,85) dibandingkan yang lahir
dengan masa gestasi risiko rendah dengan masa gestasi <37 minggu
sebesar 59,52% di RSUD Ulin maupun >42 minggu.15
Banjarmasin periode Juni 2014-Juni Penelitian yang dilakukan
2015. Nasution tentang faktor risiko dan
Hasil penelitian kemudian kesamaan jenis kuman jalan lahir ibu
dianalisis menggunakan perangkat dengan kultur darah pada sepsis
lunak statistik. Hasil uji analisis awitan dini pada tahun 2010 juga
menunjukkan nilai P sebesar 0,000, menyatakan bahwa masa gestasi <37
karena nilai P<0,05 maka dapat minggu belum dapat disimpulkan
ditarik kesimpulan bahwa terdapat sebagai faktor risiko untuk terjadinya
hubungan antara masa gestasi dan sepsis neonatorum.4 Hal ini didukung
kejadian sepsis neonatorum di RSUD oleh penelitian Wilar pada tahun
Ulin Banjarmasin periode Juni 2014- 2010 yang menunjukkan bahwa
Juni 2015. Selanjutnya dilakukan masa gestasi <37 minggu tidak
perhitungan odds ratio (OR) untuk mempunyai hubungan yang
mengetahui besarnya hubungan bermakna terhadap kejadian sepsis
antara masa gestasi dan kejadian neonatorum (P=0,160) dan
sepsis neonatorum di RSUD Ulin mempunyai risiko untuk mengalami
Banjarmasin. Penghitungan odds sepsis neonatorum 2 kali lebih besar
ratio (OR) pada penelitian ini (OR 2,168).14
sebesar 6,256 yang menunjukkan Namun, hasil ini berbeda pada
bahwa masa gestasi mempunyai penelitian yang dilakukan oleh
risiko untuk mengalami sepsis Roeslani pada tahun 2013 di RS
neonatorum 6 kali lebih besar. Cipto Mangunkusumo Jakarta yang
Hasil penelitian ini sejalan menunjukkan bahwa masa gestasi
dengan penelitian yang dilakukan <37 minggu mempunyai hubungan
oleh Shah yang berjudul risk factors yang bermakna terhadap kejadian
in early neonatal sepsis pada tahun sepsis neonatorum (P=0,001) dan
mempunyai risiko untuk mengalami
2006 yang menunjukkan bahwa sepsis neonatorum 56 kali lebih besar
masa gestasi 37-42 minggu (OR 55,85) dibandingkan yang lahir
mempunyai hubungan yang dengan masa gestasi >37 minggu.10

3
Penelitian Hayun pada tahun 2015 di ibu, bayi, dan nosokomial. Faktor
RS Dr. Wahidin Sudirohusodo bayi yang memengaruhi sepsis
Makassar juga menunjukkan bahwa neonatorum antara lain berat lahir
masa gestasi <37 minggu rendah, skor APGAR, dan masa
mempunyai hubungan terhadap gestasi. Prematuritas dan
kejadian sepsis neonatorum awitan posmaturitas memiliki risiko
dini (P=0,000) dan mempunyai risiko kesakitan dan kematian yang tinggi
untuk mengalami sepsis neonatorum pada masa gestasi untuk terjadinya
28 kali lebih besar (OR 28,255).16 sepsis neonatorum.3
Sepsis neonatorum merupakan Bayi yang lahir dari ibu dengan
suatu sindrom klinis bakteremia yang masa gestasi terutama kurang dari 37
ditandai dengan gejala dan tanda minggu memengaruhi kejadian
sistemik serta menunjukkan kultur sepsis dikarenakan transpor pasif
darah positif terutama pada bulan imunoglobulin dimulai pada usia
pertama kehidupan.3 Sepsis gestasi 8-12 minggu melewati
disebabkan oleh respon peradangan plasenta, masuk sirkulasi fetal pada
terhadap pemicu, umumnya usia kehamilan 30-40 minggu,
endotoksin dan eksotoksin mikroba. sehingga bayi yang lahir pada usia
Endotoksin dan eksotoksin gestasi <37 minggu (prematur)
dibebaskan saat dinding sel bakteri mempunyai kekebalan tubuh yang
gram negatif maupun positif masih imatur dan mengalami
mengalami lisis yang akan kekurangan antibodi IgG terhadap
menyebabkan pembebasan mediator bakteri tertentu karena antibodi ini
disertai aktivasi komplemen, kinin tidak melewati plasenta dari ibu ke
atau sistim koagulasi.17 Pembebasan darah janin sampai akhir kehamilan,
berbagai mediator vasoaktif sehingga bayi prematur lebih rentan
menyebabkan proses inflamasi yang dalam melawan infeksi dan mudah
lebih dominan terhadap anti untuk terjadinya infeksi atau
inflamasi dan koagulasi yang lebih sepsis.7,18
dominan terhadap fibrinolisis, Teori ini dibuktikan dengan
sehingga memudahkan terjadinya penelitian yang dilakukan oleh Chu
trombosis mikrovaskular, 2012 menyatakan bahwa
hipoperfusi, iskemia dan kerusakan peningkatan risiko sepsis awitan dini
jaringan. sebesar 56% jika neonatus lahir
Perjalanan sepsis akan dengan masa gestasi 24-25 minggu
berkembang menjadi SIRS (systemic dan 9% jika lahir dengan masa
inflammatory response syndrome) gestasi >34 minggu. Hal ini juga
dilanjutkan sepsis berat, syok sepsis, terjadi karena pada bayi prematur
dan berakhir dengan MODS banyak dilakukan tindakan invasif
(multiple organ disfunction seperti pemasangan ventilasi
syndrome). Syok terjadi pada 40% mekanik, kateter intravaskular,
pasien sepsis. Kematian penderita pemberian nutrisi parenteral yang
dengan sepsis sekitar 20%, dapat menyebabkan transmisi bakteri
mendekati 40% bila terdapat terutama ke neonatus yang rentang
disfungsi organ (sepsis berat).3 terinfeksi.19 Penyakit komorbid yang
Faktor risiko yang dialami oleh bayi prematur seperti
berhubungan terhadap kejadian patent ductus arteriosus (PDA),
sepsis neonatorum meliputi faktor necrotizing enterocolitis dan

3
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.2, Sep 2016:175-185

penyakit paru kronik juga Riwayat jenis persalinan juga


meningkatkan risiko untuk terjadinya dapat menyebabkan sepsis
sepsis neonatorum.20 neonatorum. Penelitian Lihawa tahun
Studi penelitian di Sudan tahun 2013 menyebutkan persentase jenis
2014 menunjukkan bahwa bayi persalinan pada kejadian sepsis
prematur dengan berat badan 1500- neonatorum adalah persalinan
2500 gram merupakan faktor spontan 3,9%, persalinan seksio
independen terkait terjadinya sepsis. sesarea 5,6%, persalinan dengan
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ekstraksi vakum 10,5%. Bayi yang
mempunyai aktivitas sistem lahir dengan tindakan berisiko 2,142
komplemen, monosit-makrofag, kali mengalami sepsis neonatorum
aktivitas kemotaksis bakterisid dan daripada bayi yang lahir secara
presentasi antigen oleh sel sebagai normal. Bayi yang dilahirkan dengan
respon inflamasi jaringan masih tindakan berisiko mengalami sepsis
belum sempurna, sehingga neonatorum karena infeksi dapat
mempunyai risiko tinggi untuk diperoleh dari lingkungannya seperti
terinfeksi.21 alat-alat penolong persalinan yang
Bayi yang lahir dari ibu dengan terkontaminasi.22
masa gestasi 37-42 minggu juga Diagnosis awal sepsis yang
tidak menutup kemungkinan untuk seringkali sulit ditegakkan menjadi
tidak terjadinya sepsis neonatorum salah satu penghalang untuk
khususnya di negara berkembang memberikan penanganan secara
seperti di Indonesia. Pelayanan cepat pada pasien sepsis neonatorum.
kesehatan yang belum baik terutama Hal ini dikarenakan keadaan klinis
untuk ibu melahirkan dan neonatus sepsis yang muncul ke permukaan
menyebabkan tingginya angka sangat beragam dan sulit dibedakan
infeksi. Infeksi dapat disebabkan dengan penyakit lainnya. Sehingga
karena prosedur intervensi yang jika sepsis tidak segera ditangani
tinggi pada bayi tersebut sejak usia akan mengakibatkan kegagalan
awal sehingga dapat saja terinfeksi fungsi organ yang dapat berujung
oleh kuman di kamar bersalin.10 pada kematian. Keterlambatan
Persalinan bayi yang dilakukan penanganan neonatus yang memiliki
tidak pada fasilitas kesehatan dan risiko terinfeksi juga dapat
tidak dilakukan oleh tenaga menyebabkan neonatus terdiagnosis
kesehatan yang terlatih (penolong sepsis. Pemberian antibiotika yang
persalinan) yang banyak terjadi di tidak sesuai dengan jenis kuman juga
negara berkembang, juga dapat akan meningkatkan risiko untuk
menyebabkan peningkatan risiko terjadinya sepsis neonatorum pada
untuk terjadinya sepsis neonatorum. bayi yang lahir dengan masa gestasi
Ibu yang melahirkan di luar rumah 37-42 minggu.3
sakit dengan kondisi bayi IUGR Bayi yang lahir dari ibu dengan
(intrauterine growth restriction) masa gestasi lebih dari 42 minggu
maupun makrosomia serta (posmaturitas) juga dapat
keterlambatan merujuk ibu dan bayi menyebabkan terjadinya sepsis
ke rumah sakit menjadi faktor risiko neonatorum. Bayi posmaturitas
untuk terjadinya sepsis neonatorum sering mengalami sindrom aspirasi
pada bayi yang lahir dengan masa mekonium dan asfiksia.7 Sindrom
gestasi 37-42 minggu.3 aspirasi mekonium merupakan

4
gangguan pernapasan pada bayi baru awitan lanjut pada bayi yang lahir di
lahir yang disebabkan oleh RSUD Ulin Banjarmasin dengan
masuknya mekonium (tinja bayi) ke masa gestasi risiko rendah (37-42
paru-paru sebelum atau sekitar waktu minggu) maupun tinggi (<37 minggu
kelahiran akibat stres pada janin. atau >42 minggu) dan perlu
Mekonium dikaitkan dengan melakukan penyuluhan bagi ibu
peningkatan insiden sepsis hamil untuk memeriksakan
neonatorum pada infeksi intra uterin kehamilannya kepada petugas
karena dapat mengubah sifat kesehatan serta memberikan edukasi
bakteriostatik air ketuban dan bagi ibu hamil untuk melakukan
menghambat pertahanan imun host. persalinan kepada tenaga kesehatan
Faktor lain yang dapat yang kompeten.
menyebabkan sepsis pada bayi
posmaturitas yaitu asfiksia, jika DAFTAR PUSTAKA
terjadi periode laten yang lama atau 1. Prawirohardjo, S. Ilmu
semakin lama kala satu persalinan kebidanan. Jakarta: Yayasan
pada posmaturitas maka insidensi Bina Pustaka; 2010.
infeksi semakin besar. Tempat yang 2. Tim Survei Kesehatan Nasional
paling sering mengalami infeksi (Surkesnas). Studi morbiditas
adalah traktus respiratorius, dan disabilitas, Laporan Survei
kebanyakan adalah pneumonia yang Kesehatan Rumah Tangga
terjadi dalam 2 minggu pertama (SKRT). Jakarta: Badan
kehidupan yang berasal dari dalam Penelitian dan Pengembangan
rahim. Setelah terjadi persalinan, Kesehatan Departemen
biasanya bayi memiliki nilai APGAR Kesehatan Republik Indonesia;
dibawah 7 dan dapat mengalami 2001.
hipotermia.3 Banyaknya faktor risiko 3. Kosim MS, Yunanto A, Dewi R,
yang dapat menyebabkan sepsis Sarosa GI, Usman A,
neonatorum dan tidak diteliti pada penyunting. Buku ajar
penelitian ini menjadi keterbatasan neonatologi edisi pertama.
dalam penelitian ini. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2014.
PENUTUP 4. Nasution DA. Faktor risiko dan
Berdasarkan penelitian yang kesamaan jenis kuman jalan
telah dilakukan, dapat diambil lahir ibu dengan kultur darah
kesimpulan bahwa terdapat pada sepsis neonatal awitan dini
hubungan antara masa gestasi dan [tesis]. Semarang: Universitas
kejadian sepsis neonatorum di RSUD Diponegoro; 2008.
Ulin Banjarmasin periode Juni 2014-
Juni 2015 (P<0,05) dengan OR 5. Djaja S. Penyakit penyebab
sebesar 6,256. kematian bayi baru lahir dan
Penelitian ini diharapkan agar sistem pelayanan kesehatan
para petugas ahli kesehatan dapat yang berkaitan di Indonesia.
melakukan resusitasi dengan cepat, 2003 [dikutip 05 Mei 2015].
baik, dan benar, melakukan skrining Diakses dari:
sepsis, pemeriksaan kultur darah, http://www/litbang.depkes.go.id.
serta pemantauan ketat terhadap 6. Riset Kesehatan Dasar
timbulnya sepsis awitan dini maupun (riskesdas). Jakarta: Badan

5
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.2, Sep 2016:175-185

Penelitian dan Pengembangan 14. Wilar R, Kumalasari E,


Kesehatan Departemen Suryanto DY, Gunawan S.
Kesehatan Republik Indonesia; Faktor risiko sepsis awitan dini.
2007. Sari Pediatri. 2010;12(4):265-8.
7. Goldenberg RL, Culhane JF, 15. Shah GS, Budhathoki S, Das
Iams JD, Romero R. BK, Mandal RN. Risk factors in
Epidemiology and causes of early neonatal sepsis.
preterm birth. Lancet. 2008;371 Kathmandu University Medical
:75–84. Journal. 2006;4(2):187-91.
8. Rokhayati E. Hubungan antara 16. Hayun M, Alasiry, E, Daud D,
neutropenia dan mortalitas pada Febriani DB, Madjid D. The risk
neonatus dengan sepsis dengan factors of early onset neonatal
mengendalikan pengaruh umur sepsis. American Journal of
gestasi dan berat badan lahir. Clinical and Experimental
Jurnal Kedokteran Indonesia. Medicine. 2015;3(3):78-82.
2011;2(1):39-44. 17. Prayogo BW, Prasetyo B,
9. Paembonan N, Ansar J, Arsyad Dachlan EG, Nasronudin.
DS. Faktor risiko kejadian Hubungan antara factor risiko
kelahiran prematur di rumah sepsis obstetric dengan kejadian
sakit ibu dan anak Siti Fatimah sepsis berat dan syok sepsis di
Kota Makassar. Universitas Departemen Obstetri dan
Hasanuddin. 2012:1-10. Ginekologi RSUD Dr. Soetomo
10. Roeslani RD, Amir I, Nasrulloh Surabaya. Majalah Obstetri dan
MH, Suryani. Penelitian awal: Ginekologi. 2011;19(3):1-7.
Faktor risiko pada sepsis 18. Apriliana E, Rukmono P, Erdian
neonatorum awitan dini. Sari DN, Tania F. Bakteri penyebab
Pediatri. 2013;14(6):363-68. sepsis neonatorum dan pola
11. Reslina AN, Fatmawati, kepekaannya terhadap
Wisnumurti DA. Gambaran antibiotika. Seminar Nasional
rasio neutrofil imatur/neutrofil Sains & Teknologi V Lembaga
total (rasio I/T) pada tersangka Penelitian Universitas Lampung.
sepsis neonatorum yang dirawat 2013.
di instalasi perawatan neonatus 19. Tavora AC, Castro AB, Militao
RSUD Arifin Achmad Provinsi MAM, Girao JE, Ribeiro KC
Riau. JOM FK. 2015;2(2):1-10. and Tavora LG. Risk factors for
12. Kheir AEM and Khair RA. nosocomial infection in a
Neonatal sepsis; Prevalence and brazilian neonatal intensive care
outcome in a tertiary neonatal unit. The Brazilian Journal of
unit in Sudan. Time Journals of Infectious Diseases.
Medical Sciences Report and 2008;12(1):75-79.
Research. 2014;2(1):21-5. 20. Chu A, Hageman J, Schreiber
13. Kosim MS, Rini AE, Suromo M, Alexander K. Antimicrobial
LB. Faktor risiko air ketuban therapy and late onset sepsis.
keruh terhadap kejadian sepsis NeoReviews. 2012;13(2):94-9
awitan dini pada bayi baru lahir. 21. Kheir AEM and Khair RA.
Sari Pediatri. 2010;12(3):135- Neonatal sepsis; Prevalence and
41. outcome in a tertiary neonatal
unit in Sudan. Time Journals of

6
Medical Sciences Report and
Research. 2014;2(1):21-5.
22. Lihawa YM, dkk. Hubungan
jenis persalinan dengan kejadian
sepsis neonatorum di RSUP
Prof. Dr. R.D Kandau Manado
[tesis]. Manado: Universitas
Sam Ratulangi; 2013.

You might also like