Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Sepsis PDF
Jurnal Sepsis PDF
175
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.2, Sep 2016:175-185
Uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa gestasi dan kejadian
sepsis neonatorum di RSUD Ulin Banjarmasin (p=0,000) dengan odds ratio (OR) 6,256.
Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan masa gestasi dan kejadian sepsis
neonatorum (p<0,05) di RSUD Ulin Banjarmasin periode Juni 2014-Juni 2015 dengan
OR 6,256.
176
Dini,FN.dkk.Hubungan antara Masa Gestasi…
PENDAHULUAN
Angka kematian neonatus di pada tahun 2013 menempati urutan
seluruh dunia menurut data World ke enam dengan 123 kasus.6
Health Organization (WHO) sebesar Faktor risiko yang
10.000.000 jiwa per tahun dengan berhubungan terhadap kejadian
angka kematian neonatus di sepsis neonatorum meliputi faktor
Indonesia sebesar 25 per 1000 ibu, bayi, dan nosokomial. Faktor
kelahiran hidup dengan kematian bayi yang memengaruhi sepsis
neonatus dini berumur 0-7 hari neonatorum antara lain berat lahir
sebesar 15 per 1000 kelahiran hidup. rendah, skor APGAR, dan masa
Hasil survei kesehatan rumah tangga gestasi. Prematuritas dan
(SKRT) tahun 2001 menyatakan posmaturitas memiliki risiko
bahwa angka kematian neonatus kesakitan dan kematian yang tinggi
sebesar 180 kasus dengan 79,4% pada masa gestasi untuk terjadinya
kematian neonatus terjadi pada usia sepsis neonatorum.3
0-7 hari dan 20,6% terjadi pada usia Prematuritas ditemukan pada
8-28 hari.1 Penyebab utama kematian bayi yang lahir saat usia kehamilan
neonatus dini adalah infeksi (56%), kurang dari 37 minggu. Setiap tahun
asfiksia (45%), dan kelainan bawaan dilaporkan terdapat 15 juta bayi lahir
(11%) sedangkan kematian neonatus prematur di dunia dengan angka
lanjut adalah infeksi (56%), berat kejadian kelahiran prematur selalu
badan lahir rendah (BBLR) dan meningkat di hampir semua negara.7
prematuritas sebesar 14%. Data Bayi prematur memiliki sistem
tersebut menunjukkan bahwa infeksi kekebalan tubuh yang belum matang
merupakan penyebab kematian karena kekurangan antibodi IgG.
2
terbanyak pada neonatus. Antibodi ini tidak melewati plasenta
Penyakit infeksi yang terjadi dari ibu ke darah janin saat akhir
pada neonatus salah satunya adalah kehamilan sehingga meningkatkan
sepsis neonatorum. Sepsis risiko terjadinya infeksi setelah lahir
neonatorum merupakan suatu hingga akhirnya menjadi sepsis
sindrom klinis bakteremia yang neonatorum.3
ditandai dengan gejala dan tanda Bayi yang lahir saat usia
sistemik serta menunjukkan kultur kehamilan lebih dari 42 minggu
darah positif yang terjadi pada bulan (posmaturitas) juga memiliki risiko
pertama kehidupan.3 Angka kejadian kesakitan dan kematian yang tinggi
sepsis neonatorum di negara dengan insidensi untuk terjadinya
berkembang masih cukup tinggi sepsis neonatorum sebesar 5%. Bayi
yaitu 1,8-18/1000 kelahiran hidup posmaturitas seringkali mengalami
dibandingkan negara maju sekitar 1- asfiksia maupun sindrom aspirasi
5/1000 kelahiran hidup.4 mekonium, sehingga meningkatkan
Data WHO menunjukkan risiko untuk terjadinya sepsis
bahwa kasus kematian sepsis neonatorum.1
neonatorum di Indonesia sebesar
50%-60%.5 Data yang diperoleh di METODE PENELITIAN
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Penelitian dilakukan di Ruang
Banjarmasin, Kalimantan Selatan Teratai Departemen Ilmu Kesehatan
angka kejadian sepsis neonatorum Anak dan Ruang Rekam Medis
RSUD Ulin Banjarmasin.
177
Pengambilan data dilakukan bulan korelasional antara masa gestasi dan
September-Oktober 2015. Jenis kejadian sepsis neonatorum. Cara
penelitian ini merupakan pengambilan sampel yang digunakan
observasional analitik dan rancangan dalam penelitian ini adalah purposive
penelitian ini adalah cross sectional sampling yaitu setiap sampel yang
study dengan pendekatan memenuhi kriteria inklusi
retrospektif. Penelitian ini dimasukkan dalam penelitian
menggunakan data sekunder berupa sehingga jumlah sampel terpenuhi.
catatan rekam medis. Populasi Instrumen penelitian yang
penelitian ini adalah semua neonatus digunakan pada penelitian ini adalah
yang di rawat di Ruang Teratai buku registasi ruang teratai RSUD
RSUD Ulin Banjarmasin periode Ulin Banjarmasin, status rekam
Juni 2014-Juni 2015. Sampel dalam medis pasien di ruang rekam medis
penelitian ini adalah anggota RSUD Ulin Banjarmasin, dan data
populasi yang memenuhi kriteria biakan darah pasien di laboratorium
inklusi sebagai berikut: Usia ibu 20- patologi klinik RSUD Ulin
35 tahun, ibu tidak mengalami Banjarmasin. Analisis data
ketuban pecah dini >18 jam yang menggunakan uji chi-square dengan
tercatat di rekam medis, ibu tidak tingkat kepercayaan 95%.
mengalami korioamnionitis yang
tercatat di rekam medis, ibu tidak HASIL DAN PEMBAHASAN
mengalami demam saat intrapartum Setelah dilakukan penelitian
>38oC yang tercatat di rekam medis, mengenai hubungan antara masa
ibu tidak mengalami infeksi saluran gestasi dan kejadian sepsis
kemih atau tersangka infeksi saluran neonatorum di Ruang Teratai
kemih yang tercatat di rekam medis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak
ibu tidak mengalami ketuban dan Ruang Rekam Medis RSUD
mekoneal dan berbau yang tercatat di Ulin Banjarmasin pada bulan
rekam medis, kehamilan tunggal, September-Oktober 2015 didapatkan
skor APGAR >5 pada menit pertama jumlah data yang memenuhi kriteria
yang tercatat di rekam medis, bayi inklusi dan eksklusi sebanyak 246
berat lahir >1500 gram, riwayat ibu kasus. Distribusi data dasar
melahirkan di rumah sakit, tidak ada diperlihatkan pada Tabel 1.
riwayat pemberian antibiotika, tidak
terdapat kelainan kongenital mayor Tabel 1. Distribusi Masa Gestasi
yaitu kelainan yang apabila tidak dan Kejadian Sepsis
dikoreksi akan mengganggu fungsi Neonatorum di RSUD
tubuh serta mengurangi angka Ulin Banjarmasin
harapan hidup seperti otak, jantung, Periode Juni 2014-Juni
ginjal, ekstremitas, dan saluran 2015 (n=246)
cerna. Kelainan kongenital mayor Variabel N %
didiagnosis oleh dokter dan tercatat Masa gestasi
di rekam medis. - Risiko tinggi 37 15,04
Besar sampel yang digunakan - Risiko rendah 209 84,96
dalam penelitian ini ditentukan
Sepsis
menurut Frankel dan Wallen
neonatorum
sebanyak minimal 50 sampel dengan - Ya 42 17,07
tujuan untuk mengetahui - Tidak 204 82,93
3
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.2, Sep 2016:175-185
4
Tabel 2. Hubungan antara Masa Gestasi dan Kejadian Sepsis Neonatorum di
RSUD Ulin Banjarmasin Periode Juni 2014-Juni 2015
Masa
Sepsis Neonatorum Jumlah P OR
gestasi
Ya Tidak
N % N %
Risiko
17 40,48 20 9,80 37 (15,04%) 0,000 6,256
Tinggi
Risiko
25 59,52 184 90,20 209 (84,96%)
Rendah
Total 42 100 204 100 246 (100%)
3
Penelitian Hayun pada tahun 2015 di ibu, bayi, dan nosokomial. Faktor
RS Dr. Wahidin Sudirohusodo bayi yang memengaruhi sepsis
Makassar juga menunjukkan bahwa neonatorum antara lain berat lahir
masa gestasi <37 minggu rendah, skor APGAR, dan masa
mempunyai hubungan terhadap gestasi. Prematuritas dan
kejadian sepsis neonatorum awitan posmaturitas memiliki risiko
dini (P=0,000) dan mempunyai risiko kesakitan dan kematian yang tinggi
untuk mengalami sepsis neonatorum pada masa gestasi untuk terjadinya
28 kali lebih besar (OR 28,255).16 sepsis neonatorum.3
Sepsis neonatorum merupakan Bayi yang lahir dari ibu dengan
suatu sindrom klinis bakteremia yang masa gestasi terutama kurang dari 37
ditandai dengan gejala dan tanda minggu memengaruhi kejadian
sistemik serta menunjukkan kultur sepsis dikarenakan transpor pasif
darah positif terutama pada bulan imunoglobulin dimulai pada usia
pertama kehidupan.3 Sepsis gestasi 8-12 minggu melewati
disebabkan oleh respon peradangan plasenta, masuk sirkulasi fetal pada
terhadap pemicu, umumnya usia kehamilan 30-40 minggu,
endotoksin dan eksotoksin mikroba. sehingga bayi yang lahir pada usia
Endotoksin dan eksotoksin gestasi <37 minggu (prematur)
dibebaskan saat dinding sel bakteri mempunyai kekebalan tubuh yang
gram negatif maupun positif masih imatur dan mengalami
mengalami lisis yang akan kekurangan antibodi IgG terhadap
menyebabkan pembebasan mediator bakteri tertentu karena antibodi ini
disertai aktivasi komplemen, kinin tidak melewati plasenta dari ibu ke
atau sistim koagulasi.17 Pembebasan darah janin sampai akhir kehamilan,
berbagai mediator vasoaktif sehingga bayi prematur lebih rentan
menyebabkan proses inflamasi yang dalam melawan infeksi dan mudah
lebih dominan terhadap anti untuk terjadinya infeksi atau
inflamasi dan koagulasi yang lebih sepsis.7,18
dominan terhadap fibrinolisis, Teori ini dibuktikan dengan
sehingga memudahkan terjadinya penelitian yang dilakukan oleh Chu
trombosis mikrovaskular, 2012 menyatakan bahwa
hipoperfusi, iskemia dan kerusakan peningkatan risiko sepsis awitan dini
jaringan. sebesar 56% jika neonatus lahir
Perjalanan sepsis akan dengan masa gestasi 24-25 minggu
berkembang menjadi SIRS (systemic dan 9% jika lahir dengan masa
inflammatory response syndrome) gestasi >34 minggu. Hal ini juga
dilanjutkan sepsis berat, syok sepsis, terjadi karena pada bayi prematur
dan berakhir dengan MODS banyak dilakukan tindakan invasif
(multiple organ disfunction seperti pemasangan ventilasi
syndrome). Syok terjadi pada 40% mekanik, kateter intravaskular,
pasien sepsis. Kematian penderita pemberian nutrisi parenteral yang
dengan sepsis sekitar 20%, dapat menyebabkan transmisi bakteri
mendekati 40% bila terdapat terutama ke neonatus yang rentang
disfungsi organ (sepsis berat).3 terinfeksi.19 Penyakit komorbid yang
Faktor risiko yang dialami oleh bayi prematur seperti
berhubungan terhadap kejadian patent ductus arteriosus (PDA),
sepsis neonatorum meliputi faktor necrotizing enterocolitis dan
3
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.2, Sep 2016:175-185
4
gangguan pernapasan pada bayi baru awitan lanjut pada bayi yang lahir di
lahir yang disebabkan oleh RSUD Ulin Banjarmasin dengan
masuknya mekonium (tinja bayi) ke masa gestasi risiko rendah (37-42
paru-paru sebelum atau sekitar waktu minggu) maupun tinggi (<37 minggu
kelahiran akibat stres pada janin. atau >42 minggu) dan perlu
Mekonium dikaitkan dengan melakukan penyuluhan bagi ibu
peningkatan insiden sepsis hamil untuk memeriksakan
neonatorum pada infeksi intra uterin kehamilannya kepada petugas
karena dapat mengubah sifat kesehatan serta memberikan edukasi
bakteriostatik air ketuban dan bagi ibu hamil untuk melakukan
menghambat pertahanan imun host. persalinan kepada tenaga kesehatan
Faktor lain yang dapat yang kompeten.
menyebabkan sepsis pada bayi
posmaturitas yaitu asfiksia, jika DAFTAR PUSTAKA
terjadi periode laten yang lama atau 1. Prawirohardjo, S. Ilmu
semakin lama kala satu persalinan kebidanan. Jakarta: Yayasan
pada posmaturitas maka insidensi Bina Pustaka; 2010.
infeksi semakin besar. Tempat yang 2. Tim Survei Kesehatan Nasional
paling sering mengalami infeksi (Surkesnas). Studi morbiditas
adalah traktus respiratorius, dan disabilitas, Laporan Survei
kebanyakan adalah pneumonia yang Kesehatan Rumah Tangga
terjadi dalam 2 minggu pertama (SKRT). Jakarta: Badan
kehidupan yang berasal dari dalam Penelitian dan Pengembangan
rahim. Setelah terjadi persalinan, Kesehatan Departemen
biasanya bayi memiliki nilai APGAR Kesehatan Republik Indonesia;
dibawah 7 dan dapat mengalami 2001.
hipotermia.3 Banyaknya faktor risiko 3. Kosim MS, Yunanto A, Dewi R,
yang dapat menyebabkan sepsis Sarosa GI, Usman A,
neonatorum dan tidak diteliti pada penyunting. Buku ajar
penelitian ini menjadi keterbatasan neonatologi edisi pertama.
dalam penelitian ini. Jakarta: Badan Penerbit IDAI;
2014.
PENUTUP 4. Nasution DA. Faktor risiko dan
Berdasarkan penelitian yang kesamaan jenis kuman jalan
telah dilakukan, dapat diambil lahir ibu dengan kultur darah
kesimpulan bahwa terdapat pada sepsis neonatal awitan dini
hubungan antara masa gestasi dan [tesis]. Semarang: Universitas
kejadian sepsis neonatorum di RSUD Diponegoro; 2008.
Ulin Banjarmasin periode Juni 2014-
Juni 2015 (P<0,05) dengan OR 5. Djaja S. Penyakit penyebab
sebesar 6,256. kematian bayi baru lahir dan
Penelitian ini diharapkan agar sistem pelayanan kesehatan
para petugas ahli kesehatan dapat yang berkaitan di Indonesia.
melakukan resusitasi dengan cepat, 2003 [dikutip 05 Mei 2015].
baik, dan benar, melakukan skrining Diakses dari:
sepsis, pemeriksaan kultur darah, http://www/litbang.depkes.go.id.
serta pemantauan ketat terhadap 6. Riset Kesehatan Dasar
timbulnya sepsis awitan dini maupun (riskesdas). Jakarta: Badan
5
Berkala Kedokteran, Vol.12, No.2, Sep 2016:175-185
6
Medical Sciences Report and
Research. 2014;2(1):21-5.
22. Lihawa YM, dkk. Hubungan
jenis persalinan dengan kejadian
sepsis neonatorum di RSUP
Prof. Dr. R.D Kandau Manado
[tesis]. Manado: Universitas
Sam Ratulangi; 2013.