Professional Documents
Culture Documents
On Tax Complince
Disusunn Oleh :
Adi Dwi Rachmawan
0110U138
ABSTRACT
i
PENDAHULUAN
pembayar pajak, dan (2) melakukan ketentuan perpajakan secara seragam untuk
dengan mengukur berapa besarnya jurang kepatuhan (tax gap), yaitu selisih antara
dipengaruhi oleh kondisi sistem administrasi perpajakan yang meliputi tax service
perpajakan dilakukan.
perkembangan perpajakan Nasional kita mengarah kepada sistem yang lebih baik
ii
teknologi informasi. Adanya modernisasi administrasi perpajakan ini juga
kepuasan Wajib Pajak ini dapat tercermin dalam ketetapan waktu dalam
berdasarkan jenis pajak, seperti pada Kantor Pajak Paripurna. Hal ini dilakukan
sebagai wajib pajak, e-SPT untuk aplikasi laporan, sehingga menjadi paperless
dan e-Filing untuk penyampaian SPT melalui sistem online dan real time.
dengan Elektronik SPT adalah aplikasi yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak
iii
Penyampaian SPT dapat dilakukan secara cepat dan aman, karena
sistem komputer
secara on-line yang real time melalui website Direktorat Jenderal Pajak
(ASP).
Direktorat Jenderal Pajak diatur melalui Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
iv
PER-39/PJ/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Menggunakan Formulir 1770S atau 1770SS
Formulir 1770S atau 1770SS secara e-Filing melalui Website Direktorat Jenderal
Pajak (www.pajak.go.id)
Jendral Pajak mengubah struktur organisasinya, baik di level kantor pusat sebagai
pertama, untuk memudahkan Wajib Pajak, ke tiga jenis kantor pajak yang ada,
yaitu Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan
dilebur menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama. Dengan demikian Wajib Pajak
perpajakannya.
Pelayanan perpajakanpun sudah mulai satu atap (one stop service) karena
semua jenis pelayanan perpajakan baik jenis pajak PPh, PPN, PBB, dan BPHTB
dilakukan di KPP Pratama. Dengan model KPP Modern seperti diuraikan di atas
v
masalah perpajakan. Untuk mensukseskan pelayanan prima tersebut DJP telah
menyiapkan pelayanan yang baik pada setiap KPP Pratama sehingga perbaikan
seperti seksi PPh Badan, seksi PPh Orang Pribadi, seksi PPh 21, dan seksi PPN &
ditiadakannya beberapa seksi lama yang telah terbentuk juga dibentuk beberapa
seksi baru yaitu seksi Pemeriksaan, seksi Ekstensifikasi Perpajakan juga, seksi
Pajak yang mengalami kesulitan atas suatu pajak tertentu dapat bertanya ke
masing masing seksi yang berhubungan dengan kesulitan pajak yang dialami.
Badan, maka ia dapat bertanya langsung ke seksi PPh Badan di Kantor Pelayanan
Pajak.
tersebut tidak dapat dilakukan lagi. Sebagai gantinya, kini Kantor Pelayanan Pajak
memiliki fasilitas baru, yaitu Account Respresentative (AR), yang bertugas untuk
vi
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban Wajib Pajak dan
semua informasi yang diperlukan dan pertanyaan pertanyaan yang diajukan oleh
Wajib Pajak secara efektif dan professional. Dengan kata lain, segala kesulitan
yang dihadapi oleh Wajib Pajak, dapat ditanyakan langsung kepada AR masing-
masing.
PKP yang menerbitkan tidak lebih dari 30 Faktur Pajak Standar dalam 1 masa
pajak, SPT yang digunakan dapat berupa formulir kertas (manual) ataupun dalam
bentuk elektronik. Sementara bagi PKP yang menerbitkan lebih dari 30 Faktur
dalam bentuk elektronik ternyata tidak menjadikan wajib pajak yang menerbitkan
Faktur Pajak kurang dari 30 untuk memilih menggunakan E-SPT. Hal ini
sistem (misalnya : salah input) menjadi lebih besar. Adanya resiko ini
vii
Selain itu, menggunakan SPT manual juga lebih memudahkan wajib pajak
Hal ini membuat berbagai upaya untuk mengembalikan public trust menjadi sulit.
berbeda.
melakukan penelitian pada salah satu Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang
berada di wilayah Kota Cimahi dan menuliskan hasil penelitian ini dalam sebuah
Kepatuhan Wajib Pajak (Survei atas Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP
viii
Definisi Pajak
dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan
surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk
“Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang – undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”
“Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.”
“Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
ix
1. Iuran atau kontribusi.
2. Dari rakyat atau dari Wajib Pajak kepada negara.
3. Terutang atau dibayar orang pribadi atau badan.
4. Memaksa atau wajib berdasarkan undang-undang.
5. Tidak mendapat imbalan langsung atau mendapat imbalan tidak
langsung.
6. Untuk keperluan negara atau kemakmuran rakyat.
Pajak secara umum dapat diartikan sebagai iuran dari rakyat kepada
dengan tidak mendapat jasa timbal balik atau kontraprestasi yang langsung
1. Menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain. Contoh : Pajak Penghasilan.
b. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Pajak
Pertambahan Nilai.
2. Menurut sifatnya
a. Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contohnya : Pajak Penghasilan.
x
b. Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contohnya : Pajak
Penjualan atas Barang Mewah
3. Menurut lembaga pemungutannya
a. Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contohnya :
Pajak Pertambahan Nilai.
b. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah
dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Pajak Daerah terdiri atas :
a) Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
b) Pajak Kabupaten/Kota, contoh : Pajak Hotel, Pajak
Restoran, dan Pajak Hiburan.
1. Fungsi budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluarannya.
2. Fungsi mengatur (regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh :
a) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk
mengurangi konsumsi minuman keras.
b) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang
mewah untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.
c) Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0% untuk mendorong
ekspor produk Indonesia di pasaran dunia.
sebagai berikut :
xi
dengan kemampuan masing-masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya
yakni dengan memberikan hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan
keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada
Majelis Pertimbangan Pajak.
b) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis)
Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini
memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara
maupun warga negaranya.
c) Tidak menganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan tidak boleh menganggu kelancaran kegiatan produksi
maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan
perekonomian masyarakat.
d) Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil)
Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan
sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.
e) Sistem pemungutan pajak harus sederhana
Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong
masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Syarat ini telah
dipenuhi oleh undang-undang perpajakan yang baru.
Menurut Rahayu (2010:42) ada beberapa asas pemungutan pajak, antara lain:
1) Asas Domisili
Pengenaan pajak tergantung pada tempat tinggal (domisili) Wajib Pajak.
Wajib Pajak tinggal di suatu negara maka negara itulah yang berhak
mengenakan pajak atas segala hal yang berhubungan dengan obyek yang
dimiliki Wajib Pajak yang menurut undang-undang dikenakan pajak.
2) Asas Sumber
Cara pemungutan yang bergantung pada sumber dimana obyek pajak
diperoleh. Tergantung di negara mana obyek pajak tersebut diperoleh. Jika
di suatu negara terdapat suatu sumber penghasilan, negara tersebut berhak
memungut pajak tanpa melihat wajib pajak itu bertempat tinggal.
3) Asas Kebangsaan
Cara yang berdasarkan kebangsaan menghubungkan pengenaan pajak
dengan kebangsaan dari suatu negara. Asas kebangsaan atau asas nasional,
adalah asas yang menganut cara pemungutan pajak yang dihubungkan
dengan kebangsaan dari suatu negara.
xii
Menurut Mardiasmo (2009:7) sistem pemungutan pajak dibedakan menjadi
dengan cara memanfaatkan orang dan material melalui koordinasi dan kerjasama.
xiii
pajak dikatakan efisien jika biaya pemungutan pajak yang dilakukan oleh
Kantor Pajak (antara lain dalam rangka pengawasan kewajiban Wajib Pajak)
lebih kecil daripada jumlah pajak yang berhasil dikumpulkan. Dari sisi Wajib
Pajak, sistem pemungutan pajak dikatakan efisien jika biaya yang harus
dikeluarkan oleh wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya bisa
seminimal mungkin. Dengan kata lain, pemungutan pajak dikatakan efisien
jika compliance cost-nya rendah”.
Sejak awal dekade 2000, modernisasi telah menjadi salah satu kata kunci yang
itu dilakukan yang bertujuan untuk menerapkan good governance dan pelayanan
prima kepada masyarakat, demikian juga dengan tuntunan pelayanan yang lebih
baik dari stakeholders perpajakan. Dengan demikian, diharapkan semua unit kerja
modernisasi perpajakan sesuai dengan konsep, prinsip, dan sasaran yang sudah
yang membentuk 2 KPP Wajib Pajak Besar (Large Taxpayers’ Office) yaitu KPP
xiv
WP Besar I dan KPP WP Besar II yang berkedudukan di Jakarta. KPP-KPP ini
Indonesia dan melayani administrasi pajak PPh dan PPN (Widodo dan Djefris,
2008:63).
meliputi KPP BUMN, Perusahaan PMA, WP Badan dan Orang Asing, dan
Taxpayers Office) yang kemudian disebut KPP Madya. Selanjutnya dalam kurun
waktu 2 tahun sejak 2006 hingga 2008, telah dibentuk sebanyak 357 KPP
pembayar pajak kecil (small taxpayers office), yang kemudian disebut KPP
Sesuatu yang baru kita temui di KPP modern saat ini adalah keberadaan
dalam struktur organisasi modern DJP RI. AR berada pada seksi pengawasan dan
bidang pokok yang secara langsung menyentuh pilar perpajakan yaitu bidang
xv
Menurut Pandiangan (2008:6) ada 3 (tiga) hal yang melatarbelakangi
menyangkut:
xvi
b. Job des Kantor Operasional
dan informasi.
yang melalui :
xvii
b. Perbaikan proses bisnis dilakukan dengan penerapan e-system
registration
(SIDJP).
kompetensi pegawai.
kinerja.
xviii
4. Pelaksanaan Good Govermance
2.1.9 Kepatuhan
suatu negara.
xix
Terdapat dua macam kepatuhan menurut Rahayu (2010:138), yakni:
seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang
informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah
pajak. Selain itu untuk mencapai tingkat kepatuhan pajak yang tinggi,
xx
besar yang terus dikembangkan ke arah modernisasi. Dengan demikian
optimalisasi penerimaan pajak dapat terlaksana dengan baik, efektif dan efisien.
2000 yang menjadi dasar sekaligus sasaran apa tujuan modernisasi perpajakan
dilakukan, yaitu:
xxi
e. Pembayaran pajak di bank persepsi yang banyak dikeluhkan
masyarakat, karena terkadang jam kerja untuk melayani pajak
sangat terbatas.
f. Pelaporan pajak dilakukan melalui sarana SPT harus disampaikan
langsung ke KPP atau dikirim melalui pos, sehingga membutuhkan
waktu dan biaya.
g. Terdapat beberapa unit kerja vertikal DJP sebagai unit pelaksana
teknis (UPT) yang melayani masyarakat, yakni KPP, Kantor
Pelayanan PBB (KPPBB), dan Kantor Pemeriksaan dan
Penyidikan Pajak (Karikpa).
h. Organisasi di setiap unit kerja berbasis jenis pajak, sehingga
terkesan adanya dikotomi pelayanan antarjenis pajak.
i. Sistem informasi yang diterapkan cenderung terbatas kepada
kebutuhan pelaporan.
j. Sarana dan prasarana kerja yang masih terbatas sebagaimana
umumnya instansi pemerintah, sehingga memengaruhi optimalisasi
pelayanan.
k. Belum adanya standar perilaku pegawai dan budaya kerja
profesional dalam melaksanakan tugas, sehingga produktivitas
pegawai masih harus ditingkatkan lagi.
di seluruh dunia, baik bagi negara maju maupun di negara berkembang. Karena
jika Wajib Pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan
pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan
berkurang.
xxii
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Lingga (2009) :
Pratama Bandung. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengujian adalah sistem
Reformasi Perpajakan
Penerapan
Modernisasi Sistem
Perpajakan (X)
Kepatuhan Wajib
Pajak (Y)
Gambar 2.1
xxiii
2.4 Hipotesis Penelitian
Wajib pajak.
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
xxiv
Bandung. Objek Penelitian ini menyangkut Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak di
Lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Cimahi.
kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi di
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
kepada wajib pajak orang pribadi yang ditemui di Kantor Pelayanan Pajak
xxv
Pratama Kota Cimahi yang bersedia mengisi mengisi kuesioner penelitian pada
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
Triton (2011:21) penelitian analisis adalah penelitian yang desain risetnya dimulai
dari teori dan berakhir pada fakta, oleh karenanya dalam riset ini terlibat satu atau
lebih hipotesis.
1. Data Primer, Adalah data yang diolah sendiri oleh suatu organisasi atau
yang diperoleh langsung dari obyek penelitian dalam hal ini Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Kota Cimahi yang belum diolah dan perlu
xxvi
dikembangkan sendiri oleh penulis, misalnya data hasil dari wawancara
2. Data Sekunder, Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau
melalui pihak lain, atau laporan historis yang telah di susun dalam arsip
yang dipublikasikan atau tidak dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso dan Tjiptono, 2001).
Data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan oleh peneliti,
misalnya dalam bentuk tabel atau dalam bentuk diagram ataupun data
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
kesimpulannya.
adalah :
Dalam penelitian ini, sesuai dengan judul penelitian yang diambil oleh
xxvii
penulis, maka pengelompokan variabel-variabel yang mencakup dalam judul
tersebut terbagi atas dua variabel yaitu variabel bebas (variabel independen) dan
variabel terikat (variabel dependen). Sesuai dengan judul penelitian yang penulis
wajib pajak”, maka terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu :
Variabel independen atau variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah
Administrasi Perpajakan telah menjadi salah satu kata kunci yang melekat
unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan KPP sebagai unit pelaksana
(Pandiangan, 2008:2-3).
xxviii
Menurut Sugiyono (2012:4) pengetian variabel terikat adalah variabel yang
Variable dependen atau variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah
kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan Wajib pajak adalah tindakan wajib pajak
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel, dimensi, indikator, skala dan instrumen
Variabel Dimensi Indikator skala Instrumen
xxix
Penyempurnaan Kualitas dan Ordinal Observasi
Manajemen kuantitas pegawai likert Wawancara
Sumber Daya kuesioner
Manusia
skala pengukuran berupa skala likert. Menurut Sugiyono (2014:93) skala likert
Dalam skala likert untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu
2 Setuju/sering/positif 4
3 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral 3
xxx
4 Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif 2
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data
digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel (variabel X dan variabel Y),
sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan software statistik berupa SPSS 17.0
relevansi pernyataan terhadap apa yang dinyatakan atau apa yang ingin diukur
dalam penelitian. Dengan kata lain seberapa besar ketepatan dan kecermatan suatu
dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus
ini menggunakan software statistik berupa SPSS 17.0 (Statistical Product and
Service Solutions).
xxxi
3.2.3.2 Pengujian Reliabilitas
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
Y = a + bX
Keterangan :
xxxii
a = Nilai intercept (konstanta)
b = Koefisien regresi
dan Triton, 2011:86). Kekuatan hubungan antara dua variabel dapat diketahui
berdasarkan nilai r hasil analisis korelasi. Nilai r dapat dicari dengan rumus
berguna untuk menguji korelasi antar dua variabel. Di dalam melakukan uji
xxxiii
0.601-0.800 Korelasi kuat
kepercayaan 5%. Pengujian ini menggunakan kriteria Ho: ß=0 artinya tidak
Ho: ß≠0 artinya ada pengaruh signifikan antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima dan H1
ditolak. Dan sebaliknya, jika t hitung lebih besar t tabel maka Ho ditolak dan H1
1. Merumuskan Hipotesis
xxxiv
Tingkat signifikan pada penelitian ini adalah 5%, artinya risiko kesalahan
3. Pengambilan Keputusan
dependen (Y).
independen (X).
atau memiliki pengaruh yang signifikan atas hasil yang diperoleh dari proses
dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti
dan merupakan tingkat signifikansi yang umum digunakan dalam penelitian ilmu-
xxxv
ilmu sosial. Dengan demikian, penulis bersedia menerima kesimpulan dengan
derajat kepercayaan sebesar 95% (Sembilan puluh lima persen) dengan tingkat
xxxvi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Kota Cimahi) diperoleh data
Tabel 4.1
Kategori Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin N %
Pria 39 70.91
Wanita 16 29.09
Jumlah 55 100
Sumber : Data primer yang telah diolah
xxxvii
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui responden pria lebih banyak dari
pada responden wanita, yaitu pria sebanyak 39 orang (70.91%) sedangkan wanita
Tabel 4.2
Usia N %
22-30 tahun 10 18.18
31-46 tahun 19 34.55
47-64 tahun 14 25.45
65 tahun ke atas 12 21.82
Jumlah 55 100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat 55 responden yang terdiri dari
10 orang (18.18%) berusia kurang 22-30 tahun, 19 orang ( 34.55%) berusia antara
31-46 tahun, 14 orang (25.45%) berusia antara 47-64 tahun dan 12 orang
Tabel 4.3
Kategori Responden Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Pendidikan N %
SMA 12 21.82
Diploma 11 20.00
Sarjana 20 36.36
Magister 7 12.73
Lainnya 5 9.09
Jumlah 55 100
Sumber : Data primer yang telah diolah
xxxviii
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui tingkat pendidikan
Tabel 4.4
Kategori Responden Berdasarkan Pengetahuan Pajak
Tingkat Pendidikan N %
Brevet 9 16.36
Penyuluhan pajak 12 21.82
Tidak ada 34 61.82
Jumlah 55 100
Sumber : Data primer yang telah diolah
Perpajakan
dibagi dalam empat indikator yaitu struktur organisasi, Busniess process dan
Tabel 4.5
xxxix
Tanggapan responden mengenai indikator Struktur organisasi
Rata-
No Pernyataan SS S CS TS STS jml
rata
Struktur organisasi
pada KPP Pratama
Kota Cimahi / KPP
modern yang telah
berubah menjadi
1 berdasarkan fungsi, 8 42 5 0 0 223 4.05
memudahkan jalur
penyelesaian
pelayanan dan
pemeriksaan Wajib
Pajak.
Account
Representative
benar-benar
melakukan
fungsinya
sebagaimana 7 42 6 0 0 221 4.02
2
mestinya, yaitu
membimbing wajib
pajak dalam
melaksanakan
kewajiban
perpajakan.
Account
Representative
memberikan
kemudahan,
melayani dan
3 memberikan 6 41 8 0 0 218 3.96
konsultasi kepada
wajib pajak
mengenai
kewajiban
perpajakannya.
Jumlah 21 125 19 0 0 662 12.04
Total 105 500 57 0 0 662 4.01
Persentase 15.86 75.53 8.61 0 0 100
xl
Dari tabel 4.11, dapat diketahui tanggapan responden mengenai indikator
Tabel 4.6
Tanggapan responden mengenai indikator Business process
dan teknologi informasi
Rata-
Pernyataan SS S CS TS STS jml
rata
System
administrasi
modern
(digitalisasi: e-SPT,
e-filling) sudah
4 7 26 4 11 7 180 3.27
benar-benar
dimanfaatkan demi
kemudahan
pemenuhan
kewajiban
perpajakan.
Pembayaran secara
on-line (teller-bank,
interner banking,
5 8 19 10 13 5 177 3.22
ATM)
memudahkan
Wajib Pajak kerena
prosesnya cepat
System pelaporan
pajak secara
elektronik dapat 6 34 7 7 1 202 3.67
6
memberikan
kemudahan bagi
Wajib Pajak.
Complain Center
memberikan
kemudahan bagi
7 Wajib Pajak bila 5 36 4 7 3 198 3.60
ada keberatan dan
keluhan tentang
pajak
xli
Jumlah 26 115 25 38 16 757 10.49
Total 130 460 75 76 16 757 3.50
Persentase 17.17 60.77 9.91 10.04 2.11 100
Dari tabel 4.12, dapat diketahui tanggapan responden mengenai indikator Business
Tabel 4.7
Tanggapan responden mengenai indikator Penyempurnaan Manajemen
Sumber Daya (SDM)
Rata-
Pernyataan SS S CS TS STS jml
rata
Aparat pajak mampu
memberikan informasi
8 yang dibutuhkan oleh 5 39 6 3 2 207 3.76
wajib pajak mengenai
perpajakan.
Dalam merespon
permasalahan dan
memberikan informasi
kepada wajib pajak,
9 petugas memberikan 6 37 12 0 0 214 3.89
informasi/penjelasan
secara lengkap
sehingga wajib pajak
dapat mengerti dengan
baik
Jumlah 11 76 18 3 2 421 8
Total 55 304 54 6 2 421 3.83
Persentase 13.06 72.21 12.83 1.43 0.48 100
xlii
Dari tabel 4.13, dapat diketahui tanggapan responden mengenai indikator
Tabel 4.8
Tanggapan responden mengenai indikator Pelaksanaan Good Governance
No Rata-
Pernyataan SS S CS TS STS jml
rata
Aparat pajak
memberikan pelayanan
yang sama terhadap
10 semua Wajib Pajak 6 38 9 2 0 213 3.87
(tanpa memandang
besar kecilnya pajak
terutang)
Adanya kejujuran
aparat pajak (ketepatan
11 dan ketegasan) dalam 6 42 7 0 0 219 3.98
penerapan undang-
undang/peraturan
Jumlah 12 80 16 2 0 432 8
Total 60 320 48 4 0 432 3.93
Persentase 13.89 76.01 11.40 0.95 0.00 102
xliii
Tabel 4.9
Analisis Tanggapan Responden Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan
Rata- Keterangan
No SS S CS TS STS jml
rata
1 8 42 5 0 0 223 4.05 Baik
2 7 42 6 0 0 221 4.02 Baik
3 6 41 8 0 0 218 3.96 Baik
4 7 26 4 11 7 180 3.27 Cukup Baik
5 8 19 10 13 5 177 3.22 Cukup Baik
6 6 34 7 7 1 202 3.67 Baik
7 5 36 4 7 3 198 3.60 Baik
8 5 39 6 3 2 207 3.76 Baik
9 6 37 12 0 0 214 3.89 Baik
10 6 38 9 2 0 213 3.87 Baik
11 6 42 7 0 0 219 3.98 Baik
Jumlah 70 396 78 43 18 2272 41
Total 350 1584 234 86 18 2272 3.76 Baik
Persentase 15.40 69.72 10.30 3.79 0.79 100
sebanyak 3,79% dan yang meyatakan sangat tidak setuju sebanyak 0,79%.
xliv
4.1.3 Tanggapan Responden mengenai Kepatuhan Wajib Pajak
Untuk variabel kepatuhan wajib pajak, indikator yang digunakan satu yaitu
Tabel 4.10
Tanggapan responden mengenai indikator kepatuhan
Rata- Ket
Pernyataan SS S CS TS STS jml
rata
Saya mendaftarkan diri
sebagai Wajib Pajak
1 secara sukarela ke KPP 6 36 12 1 0 212 3.85 Tinggi
(Kantor Pelayanan
Pajak).
Saya selalu mengisi
SPT (Surat
Pemberitahuan) sesuai
6 37 10 2 0 212 3.85
2 dengan ketentuan Tinggi
perundang-undangan
dan melaporkannya
dengan tepat waktu.
Saya menyampaikan
SPT ke Kantor Pajak
8 39 5 3 0 217 3.95 Tinggi
3 tepat waktu sebelum
batas akhir
penyampaian SPT.
Saya selalu menghitung
pajak yang terutang
6 37 5 5 2 205 3.73 Tinggi
4 dengan benar dan
membayarnya dengan
tepat waktu.
Saya selalu membayar
kekurangan pajak yang 7 39 8 1 0 217 3.95 Tinggi
5
ada sebelum dilakukan
pemeriksaan.
Dengan adanya
pengawasan yang
dilakukan oleh KPP 0 46 8 1 0 210 3.82 Tinggi
6
akan meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak
dalam membayar pajak.
Saya selalu melakukan
0 43 11 1 0 207 3.76 Tinggi
7 pembukuan atau
pencatatan.
xlv
Aparatur pajak telah
memungut pajak sesuai
0 44 10 1 0 208 3.78 Tinggi
8 dengan peraturan
perundang-undangan
yang berlaku.
Saya telah
menyampaikan SPT
0 37 16 2 0 200 3.64 Tinggi
9 dengan lengkap dan
sesuai dengan
kebutuhan perpajakan.
Jumlah 33 358 85 17 2 1888 34
Total 165 1432 255 34 2 1888 3.81 Tinggi
Persentase 8.74 75.85 13.51 1.80 0.11 100
setuju, 13.51% menyatakan cukup setuju, 1.80% menyatakan tidak setuju dan
0.11% menyatakan sangat tidak setuju. Nilai rata-rata sebesar 3,81 yang termasuk
dikatakan valid jika pernyataan kuesioner mampu mengungkap sesuatu yang akan
maupun reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu
software SPSS.
xlvi
Hasil pengujian untuk validitas data variabel x dan variabel y dapat dilihat
Tabel 4.11
Validitas Data Variabel X
Nomor R hitung R tabel Keterangan
.768 0.3 Valid
VAR00001
.711 0.3 Valid
VAR00002
.768 0.3 Valid
VAR00003
.693 0.3 Valid
VAR00004
.569 0.3 Valid
VAR00005
.670 0.3 Valid
VAR00006
.628 0.3 Valid
VAR00007
.584 0.3 Valid
VAR00008
.639 0.3 Valid
VAR00009
.739 0.3 Valid
VAR000010
.404 0.3 Valid
VAR000011
Tabel 4.12
Validitas Data Variabel Y
Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa nilai korelasi tiap item
pernyataan dengan total skor yang diperoleh lebih besar dari 0,3 sehingga dapat
dijelaskan bahwa item pernyataan yang digunakan adalah valid dan dapat
xlvii
digunakan dalam analisis data selanjutnya. Hasil uji validitas dapat diartikan
bahwa pernyataan responden dapat dikatakan valid, tidak terjadi kesalahan atau
kekeliruan.
Cronbach’s Alpha > 0,60. Pengujian reliabilitas diperoleh nilai untuk variabel X
sebesar 0.883 dan variabel Y 0.839 keduanya memiliki nilai lebih besar >0,60,
Tabel 4.13
Uji Reliabilitas Variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.883 .910 11
Tabel 4.14
Uji Reliabilitas Variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.839 .863 9
4.1.5 Pengaruh Modernisasi sistem administrasi perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak
1. Regresi Linier
xlviii
Analisis regresi pada dasarnya untuk mengukur kekuatan hubungan antara
dua variable, selain itu juga menunjukan arah hubungan antara variabel dependen
Berikut ini disajikan tabel model regresi yang terbentuk sebagai berikut:
Tabel 4.15
Regresi Linier Sederhana
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Y = 1.107 + 0.702X
xlix
2. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan
Tabel 4.16
Uji Korelasi
Correlations
VAR00002 VAR00001
VAR00001 55 55
sebesar 0,717. Setelah diketahui besarnya koefisien korelasi tersebut, maka untuk
Tabel 4.17
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
l
0,00 - 0,19 Sangat Rendah
0,20 - 0,39 Rendah
0,40 - 0,59 Sedang
0,60 - 0,79 Kuat
0,80 - 1,00 Sangat Kuat
Dari hasil analisis tersebut, terlihat adanya hubungan yang kuat antara
Kepatuhan wajib pajak (variabel Y), yaitu sebesar 0,702 yang termasuk kategori
0,60 - 0,79.
3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh modernisasi sistem administrasi
Tabel 4.18
Uji Koefisien Determinasi
b
Model Summary
kepatuhan wajib pajak sebesar 51,5% dan sisanya 48,5% dipengaruhi oleh faktor
li
4. Pengujian Hipotesis
Apakah hipotesis diterima atau ditolak dapat diketahui, maka dilakukan uji
Tabel 4.19
Uji Koefisien Determinasi
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Dapat dilihat bahwa t hitung 7,499 > t tabel 2,005 yang berarti Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh positif antara modernisasi sistem
pajak.
4.2 Pembahasan
lii
Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Kota Cimahi) dilakukan pembahasan
sebagai berikut :
memadai dimana Struktur organisasi pada KPP Pratama Kota Cimahi / KPP
modern sesuai berdasarkan fungsinya yaitu sebagai sumber dana bagi pemerintah
diperlukan dan pertanyaan pertanyaan yang diajukan oleh Wajib Pajak secara
efektif dan professional. Dengan kata lain, segala kesulitan yang dihadapi oleh
kewajibannya.
liii
dalam membayar pajak. Kurangnya pengetahuan tentang pajak dari para wajib
pajak dan kurangnya keingintahuan dari para wajib pajak itu sendiri yang
membuatkan iklan yang lebih gencar tentang tata cara bagaimana cara
pembayaran on-line dengan baik dan benar atau, wajib pajak dapat meghubungi
lengkap sehingga wajib pajak dapat mengerti dengan baik. Dengan begitu system
digitalisasi akan dapat dimanfaatkan dengan betul dan benar oleh setiap wajib
pajak yang akan melakukan pendaftaran sebagai wajib pajak (NPWP), melakukan
pembayaran atau melakukan pelaporan surat SPT nya. Complain Center juga
memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak apabila ada keluhan, kesulitan, dan
aparatur pajak mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh wajib pajak
pajak harus memberikan pelayanan yang baik dan memberikan kesan yang baik
pula agar para wajib pajak merasa dilayani dan dihargai oleh para aparatur pajak,
sehingga akan menimbulkan public trush atau kepercayaan publik bahwa aparatur
pajak benar benar melakukan tugasnya dengan baik yaitu mengelola uang negara
liv
dengan baik tidak menyelewengkannya. Merespon permasalahan dengan cepat
dan lugas dan memberikan informasi yang akurat kepada wajib pajak, petugas
comunication atau membingunkan wajib pajak dan wajib pajakpun dapat mengerti
memberikan pelayanan yang sama terhadap semua wajib pajak tanpa memandang
besar kecilnya terutang sehingga, tidak menimbulkan kecemburuan sosial baik itu
paratur pajak dengan wajib pajak itu sendri. Adanya kejujuran aparatur pajak
KPP Pratama Kota Cimahi bersih dari isu-isu miring dan terhindar dari berita-
berita yang buruk yang dapat menjatuhkan nama instansi tersebut di cap buruk
oleh masyarakat dan menghilangkan public trush yang dapat berdampak buruk
bagi KPP Pratama Kota Cimahi itu sendiri khususnya bagi pemasukan negara.
dengan mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak secara sukarela ke KPP Pratama
lv
Kota Cimahi tanpa adanya paksaan, mengisi SPT (Surat Pemberitahuan) sesuai
dan menyampaikan SPT ke Kantor Pajak tepat waktu sebelum batas akhir
penyampaian SPT. Selalu menghitung pajak yang terutang dengan benar dan
membayarnya tepat waktu. Wajib pajak juga selalu membayar kekurangan pajak
perpajakan.
kewajibannya membayar pajak dan mengurangi kecurangan wajib pajak dalam hal
melakukan kewajibannya.
kepatuhan wajib pajak dan memiliki hubungan yang kuat berdasarkan hasil
lvi
perhitungan uji koefisien determinasi dan uji korelasi. Kepatuhan wajib pajak
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Rahayu
BAB V
5.1 Kesimpulan
memiliki nilai rata-rata 3.76 yang berada pada interval 3,40 – 4,19. Hal ini
2. Kepatuhan wajib pajak pada KPP Pratama Kota Cimahi dapat dikatakan
tinggi dengan nilai rata-rata 3.81 yang berada pada interval 3.40 – 4.19.
lvii
Hal ini menunjukkan wajib pajak pada KPP Pratama Kota Cimahi selalu
kuat sebesar 0.717. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai t hitung 7,499 > t
tabel 2,005 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat
5.2 Saran
lviii
b. Ketidak pahaman masyarakat tentang ketentuan dan tata cara
lix
DAFTAR PUSTAKA
februari 2015
Hariwijaya dan Triton. 2011. Pedoman Penulisan Ilmiah Skripsi dan Tesis.
Jakarta : Oryza.
Universitas Hasanuddin.
lx
GramediaWidiasarana Indonesia, Jakarta.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia Konsep & Aspek Formal.
Rahayu, Sri, Lingga dan Ita Salsallina 2009. Pengaruh Modernisasi Sistem
Rosdiana, Haula dan Irianto, Slamet Edi. 2011. Panduan Lengkap Tata Cara
Rosdiana, haula dan Irianto, slamet Edi.2012. Pengantar Ilmu Pajak Kebijakan
Sekran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat
lxi
: Alfabeta.
Wijaya, Tony. 2012. Cepat Menguasai SPSS 20 untuk Olah dan Interprestasi
lxii