You are on page 1of 20

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ADMINITRASI PERPAJAKAN

MODERN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA


PEKANBARU SENAPELAN

Oleh
Ria Noviana dan Parjiana
Mahasiswi Dan Dosen Ilmu Administrasi Fisipol UIR

Abstract

This study aimed to determine an overview of the application of modern tax


administration system in the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan.
Indicator pf the implementation of modern tax administration system used in cludes
organizational structure, improvement of business process through the use
communication and information technologies, improvement of human resource
management, and implementation of good governance. The type of research that is
located in the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan this is a
descriptive survey, which prioritize the list of the questionnaire as a data collection
tool. Data collected with this tool used as raw material for analyzing the condition of
the objectivity of the existence of empirical research purposes at the location of the
studied. Population and samples in this one leaders (section chief of service) and the
taxpayers whose number is infinite. Taxpayers who in this case are those who are doing
the tax administration in the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan.
Large set of samples in this study were one leader and fifty taxpayers. The sampling
technique used in determining the individual sample is census techniques for leadership
and sampling incidental techniques to the taxpayers. Type and data collection
techniques used consisted of primary data were collected by using observation and
interview, as well as secondary data were collected using the techniques of
questionnaires. While the data analysis technique used is to by using the tools frequency
table. This data analysis technique based researchers assed and conclude that the
application of modern tax administration system in the Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Pekanbaru Senapelan the interval agreed assessment. The application of
modern tax administration system in the Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru
Senapelan already well on the indicator in question.

Keyword : Tax, Administration, System, Modern.

PENDAHULUAN Amandemen III. Pasal 23A UUD 1945


Latar Belakang Masalah berbunyi ” pajak dan pungutan lain yang
Pajak memegang peranan penting bersifat memaksa untuk keperluan
dalam perekonomian Negara kita. Hal negara diatur dengan undang-undang”.
ini dikarenakan pajak merupakan salah Pajak digunakan oleh pemerintah untuk
satu sumber pendapatan Negara yang melaksanakan tanggung jawab Negara di
berasal dari iuran wajib pajak, dimana berbagai sektor kehidupan untuk
ketentuan pemungutanya diatur dalam mencapai kesejahteraan umum. Bagi
undang-undang seperti yang dinyatakan rakyat sebagai wajib pajak sendiri, pajak
dalam pasal 23A UUD 1945 merupakan perwujudan pengabdian dan

195
peran serta wajib pajak untuk ikut modern diharapkan semakin
berkontribusi dalam peningkatan meningkatnya penerimaan pajak di
pembangunan nasional. Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pajak sebagai penerimaan tampaknya Pekanbaru Senapelan. Dengan demikian
sudah jelas bahwa apabila pajak administrasi perpajakan modern juga
ditingkatkan maka penerimaan Negara dapat mempermudah wajib pajak
akan semakin meningkat, sehingga terutama bagi para pembisnis atau
Negara dapat berbuat lebih banyak untuk pengusaha untuk melakukan kewajiban
kepentingan masyarakat. Pajak adalah perpajakannya.
salah satu alat untuk mendistribusi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) adalah
pendapatan dengan cara memungut unit kerja dari Direktorat Jenderal Pajak
pajak yang lebih besar bagi warga yang yang melaksanakan pelayanan kepada
berpenghasilan tinggi dan memungut masyarakat baik yang telah terdaftar
pajak yang berpenghasilan rendah bagi sebagai Wajib Pajak maupun tidak.
warga yang berpenghasilan kecil. Kantor Pelayan Pajak Pratama
Pengusaha harus sadar akan Pekanbaru Senapelan suatu organisasi
pentingnya pajak dalam bisnis. Selain yang memiliki visi yaitu menjadi Kantor
itu, pengusaha juga harus Pelayanan Pajak yang memberikan
memperhatikan, mempersiapkan, serta pelayanan terbaik serta siap membantu
mengantisipasi segala kemungkinan dan menuntun wajib pajak demi menjadi
yang akan terjadi berkaitan dengan Kantor Pelayanan Pajak percontohan
pajak. Bila perlu dapat melakukan bagi seluruh instansi penyelenggaraan
perbaikan atau pembetulan untuk pelayanan publik di indonesia. Kantor
mencegah kerugian yang lebih besar. Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru
Untuk itu terdapat berbagai kewajiban Senapelan mengkonsentrasikan sejumlah
administratif yang harus dijalankan Wajib Pajak di daerah Pekanbaru dengan
seperti Faktur Pajak, mengisi Surat cara pelayanan dan pengawasan modern
Setoran Pajak (SSP) kemudian dalam suatu wadah yang terkendali.
menyetorkannya ke kas negara melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Pekanbaru Senapelan disusun
mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dan berdasarkan fungsi, yang meliputi fungsi
kemudian melaporkannya ke Kantor penyuluhan, pelayanan, pengawasan,
Pelayanan Pajak dimana pengusaha pemeriksaan, dan penagihan KPP
tersebut terdaftar. Pratama Pekanbaru Senapelan disusun
Administrasi pajak merupakan salah berdasarkan fungsi, yang meliputi fungsi
satu dari tiga unsur penting sistem penyuluhan, pelayanan, pengawasan,
perpajakan selain tax policy (kebijakan pemeriksaan,dan penagihan.
pajak) dan tax law (hukum pajak). Dalam periode 2011-2013, Kantor
Setelah menyusulnya teknologi yang Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru
semakin maju maka saat sekarang ini Senapelan telah berhasil meningkatkan
administrasi pajak dan teknologi penerimaan pajak dengan adannya
disatukan menjadi sistem administrasi penerapan sistem administrasi pajak
pajak modern. Administrasi pajak modern. Untuk lebih jelasnya data
modern merupakan suatu cara untuk mengenai peningkatan penerimaan pajak
melakukan pemungutan pajak dengan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
menggunakan elektronik yang bertujuan Pekanbaru Senapelan dapat dilihat dari
untuk efektifitas dan efisiensi kinerja. tabel berikut ini :
Dengan adanya administrasi pajak

196
Tabel 1 : Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Di KPP Pekanbaru Senapelan
(Milyar Rupiah) Tahun 2011- 2013
Rencana Penerimaan Realisasi Penerimaan Pencapaian (%)
No Tahun
Pajak Pajak
1 2011 709.372.369.866 564.351.290.568 79 %
2 2012 584.978.348.468 613.847.161.498 104,94 %
3 2013 831.761.520.373 716.592.647.495 86,15%
Sumber : Laporan Tahunan Penerimaan Pajak di KPPPekanbaru Senapelan
Berdasarkan dari tabel diatas dapat Pekanbaru Senapelan mengalami
dilihat dari realisasi penerimaan pajak di peningkatan sebesar Rp.
KPP Pekanbaru Senapelan tahu 2011- 716.592.647.495 tetapi tidak memenuhi
2013 mengalami peningkatan dari tahun target yang telah ditentukan sebesar Rp.
ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah 831.761.520.373.
penerimaan pajak di KPP Pekanbaru Meningkatnya penerimaan pajak di
Senapelan yaitu sebesar Rp. KPP Pekanbaru Senapelandilihat dari
564.351.290.568 meskipun tidak semakin bertambahnya wajib pajak yang
tercapainya target yang telah ditentukan terdaftar di KPP Pekanbaru Senapelan.
sebesar Rp. 709.372.369.866, sedangkan Dengan bertambahnya penerimaan wajib
tahun 2012 jumlah penerimaan pajak di pajak di KPP Pekanbaru Senapelan juga
KPP Pekanbaru Senapelan mengalami berpengaruh terhadap peningkatan
peningkatan yaitu sebesar Rp. penerimaan pajak di KPP Pekanbaru
613.847.161.498 dan melewati target Senapelan. Dilihat dari data wajib pajak
yang telah di tentukan sebesar Rp. di KPP Pekanbaru Senapelantahun 2011-
584.978.348.468, begitu juga pada tahun 2013 sebagai berikut :
2013 jumlah penerimaan pajak di KPP
Tabel 2 : Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Di KPP Pekanbaru Senapelan
Persentase Pertumbuhan
No Tahun Jumlah Wajib Pajak Terdaftar Kenaikan
Jumlah Wajib Pajak (%)
1 2011 56.603 - -
2 2012 63.016 6.413 10,18%
3 2013 69.697 6.681 9,58%
Sumber : Laporan Tahunan KPP Pekanbaru Senapelan
Berdasarkan tabel diatas dapat Senapelan. Oleh sebab itu penulis
diketahui bahwa jumlah Wajib Pajak di melakukan pengamatan dan wawancara
KPP Pekanbaru Senapelan mulai dari dengan pegawai bagian administrasi.
tahun 2011-2013 terus mengalami Fenomena atau gejala yang penulis lihat
peningkatan dari tahun 2011 sebesar langsung di lapangan yaitu :
56.603, sedangkan tahun 2012 sebesar 1. Dilihat dari data realisasi
63.016 atau 10,18% pertumbuhan penerimaan pajak yang
jumlah wajib pajak, dan pada tahun 2013 meningkat dari tahun 2011
sebesar 69.697 Wajib Pajak atau sebesar sampai tahun 2013 , dikarenakan
9,58% pertumbuhan jumlah wajib pajak meningkatnya jumlah wajib
yang terjadi. pajak Di Kantor Pelayanan Pajak
Berdasarkan latar belakang di atas Pratama Pekanbaru Senapelan.
penulis melakukan pra penelitian untuk 2. Masih banyaknya wajib pajak
menemukan fenomena atau gejalah yang yang melakukan administrasi
berkaitan analisis penerapan sistem perpajakan secara manual di
administrasi pajak modern di Kantor Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Pekanbaru Senapelan padahal

197
sudah diterapkan system pada waktu dan tempat yang
administrasi perpajakan modern. berbeda.
Berdasarkan fenomena-fenomena
yang ditemukan diatas, maka penulis STUDI KEPUSTAKAAN
mencoba untuk melakukan penelitian Konsep Administrasi
dengan judul “Analisis Penerapan Administrasi merupakan sebuah studi
Sistem Administrasi Perpajakan Modern ilmu sosial yang mencangkup
Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama keseluruhan aktivitas kerjasama
Pekanbaru Senapelan”. sejumlah manusia untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
Rumusan Masalah sebelumnya. Administrasi merupakan
Berdasarkan penjelasan tentang kegiatan melayani, membantu dengan
fenomena-fenomena yang dikemukakan baik dan memuaskan.
di atas, maka penulis merancang Menurut Sondang (2001:2)
rumusan masalah dalam penelitian ini administrasi dapat diartikan sebagai
adalah sebagai berikut : keseluruhan proses kerjasama antara dua
Bagaimana Penerapan Sistem orang atau lebih yang didasarkan atas
Administrasi Perpajakan Modern pada rasionalitas tertentu dalam rangka
pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama pencapaian tujuan yang telah ditentukan
Pekanbaru Senapelan? sebelumnya dengan memanfaatkan
sarana dan prasarana tertentu secara
Tujuan Penelitian berdaya gunadan berhasil guna.
Sejalan dengan rumusan masalah
penelitian, maka tujuan dari penelitian Definisi Pajak
ini adalah “Untuk mengetahui dan Definisi dan pengertian pajak
menganalisis penerapan sistem menurut Rochmat yang dikutip oleh
administrasi perpajakan modern di Mardiasmo (2011:1) menyatakan bahwa
Kantor Pelayanan Pajak Pratama pajak adalah iuran rakyat kepada kas
Pekanbaru Senapelan”. Negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tiada
Kegunaan Penelitian mendapat jasa timbal (kontaprestasi)
a) Dengan penelitian ini diharapkan yang langsung dapat ditunjukkan dan
dapat memberikan masukan yang yang digunakan untuk membayar
bermanfaat bagi Kantor Pelayanan pengeluaran umum.
Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan Pengertian pajak menurut
dan sebagai bahan pertimbangan Djajadiningrat yang dikutip oleh Siti
untuk lebih meningkatkan Resmi (2013:1) menyatakan bahwa
penerimaan pajak sebagai pajak sebagai suatu kewajiban
pemasukkan bagi Negara. menyerahkan sebagian dari kekayaan ke
b) Hasil penelitian dapat digunakan kas Negara yang disebabkan suatu
sebagai tambahan ilmu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang
pengetahuan, dan dapat digunakan memberikan kedudukan tertentu, tetapi
untuk bahan perbandingan dalam bukan sebagai hukuman, menurut
mengadakan penelitian selanjutnya. peraturan yang ditetapkan pemerintah
c) Untuk dijadikan sebagai bahan serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada
kajian dan penelitian lanjutan atau jasa timbal balik dari Negara secara
referensi untuk penelitian lainnya langsung, untuk memelihara
yang mengkaji masalah yang sama kesejahteraan secara umum.

198
Jenis Pajak pemerintah daerah dan
Ada beberapa pengelompokkan pajak digunakan untuk membiayai
menurut Rochmat yang dikutip oleh rumah tangga daerah.
Mardiasmo (2011:5-6) yaitu sebagai Pajak daerah terdiri atas :
berikut: a) Pajak Provinsi, contoh :
a. Menurut Golongannya Pajak Kendaraan
1) Pajak Langsung, yaitu pajak Bermotor dan Pajak
yang harus dipikul sendiri Bahan Bakar kendaraan
oleh Wajib Pajak dan tidak Bermotor.
dapat dibebankan atau b) Pajak Kabupaten/Kota,
dilimpahkan kepada orang contoh : Pajak Hotel,
lain. Pajak Restoran, dan Pajak
Contoh : Pajak Penghasilan. Hiburan.
2) Pajak tidak Langsung, yaitu
pajak yang pada akhirnya Asas-asas Pemungutan Pajak
dapat dibebankan atau Menurut Adam Smith daam bukunya
dilimpahkan kepada orang yang berjudul “An Inquiri Into The
lain. Natural Causes Of Wealth Ofnations”
Contoh : Pajak Pertambahan yang dikutip oleh Supramono (2005:5-6)
Nilai. menatakan bahwa pemungutan pajak
b. Menurut Sifatnya seharusnya didasarkan atas :
1) Pajak Subjektif, yaitu pajak a. Asas Equality. Harus terdapat
yang berpangkal atau persamaan hak dan kewajiban
berdasarkan pad subjeknya, di antara Wajib Pajak dalam
dalam arti memperhatikan suatu Negara. Tidak boleh ada
keadaan diri Wajib Pajak. distriminasi di antara Wajib
Contoh : Pajak Penghasilan. Pajak. Akan tetapi pemungutan
2) Pajak Objektif, yaitu pajak pajak hendaknya
yang berpangkal pada memperhatikan kemampuan
objeknya, tanpa Wajib Pajak untuk membayar
memperhatikkan keadaan pajak dan sesuai dengan
diri Wajib Pajak. manfaat yang diminta Wajib
Contoh : Pajak Pertambahan Pajak dari pemerintah.
Nilai dan Pajak Penjualan b. Asas Certainty. Penetapan pajak
atas Barang Mewah. harus jelas, tidak dilakukan
c. Menurut Lembaga secara sewenang-wenang,
Pemungutnya Wajib Pajak harus mengetahuai
1) Pajak Pusat, yaitu pajak yang secara jelas dan pasti besarnya
dipungut oleh pemerintah pajak terutang, kapan harus
pusat dan digunakan untuk dibayar dan batas waktu
membiayai rumah tangga pembayarannya. Pemungutan
Negara. pajak yang jelas akan
Contoh : Pajak Penghasilan, memberikan kepastian hukum
Pajak Pertambahan Nilai dan terhadap hak dan kewajiban
Pajak Penjualan atas Barang Wajib Pajak, sehingga akan
Mewah, dan Bea Materai. meningkatkan kesadaran Wajib
2) Pajak Daerah, yaitu pajak Pajak.
yang dipungut oleh

199
c. Asas Convenience. Pajak harus sekaligus mencapai tujuan
dibayar oleh Wajib Pajak pada organisasi yang diinginkan,
saat-saat yang tidak penyesuaian struktur organisasi
menyulitkan Wajib Pajak, yaitu DJP merupakan suatu langkah
pada saat memperoleh yang harus dilakukan dan
penghasilan (pay as you earn). sifatnya cukup strategis. Lebih
Hal yang dimaksudkan untuk jauh lagi, struktur organisasi
mencegah kemungkinan Wajib harus juga diberifleksibelitas
Pajak berupaya secara illegal yang cukup dapat selalu
menghindari kewajiban menyesuaikan dengan
membayar pajak. lingkungan eksternal yang sangat
d. Asas Economy. Biaya untuk dinamis, termasuk perkembangan
pemungutan pajak harus dunia bisnis dan teknologi.
seminim mungkin. Dengan 2. Penyempurnaan proses bisnis
biaya pemungutan yang melalui pemanfaatan teknologi
minimal diharapkan dapat komunikasi dan informasi.
menghasilkan penerimaan pajak Perbaikan business process yang
yang sebesar-besarnya. Dengan mencangkup metode, sistem, dan
prinsip ini, maka pemerintah prosedur kerja. Untuk itu,
baik pemerintah pusat maupun perbaikan business process
pemerintah daerah, dapat merupakan pilar penting program
dilakukan rasionalisasi dalam modernisasi DJP, yang diarahkan
pemungutan pajak, sehingga pada penerapan full automation
hanya pajak yang akan dengan memanfaatlkan teknologi
menghasilkan penerimaan besar informasi dan komunikasi.
dengan biaya rendah yang akan Diharapkan dengan full
dikembangkan. Sedangkan automation, akan terciptakan
pajak yang pemasukannya kecil suatu business process yang
dan memerlukan biaya yang efisiensi dan efektif karena
besar akan ditinggikan. administrasi menjadi cepat,
Berdasarkan asas pemungutan pajak, mudah, akurat, dan paperless,
dan untuk menghindari perlawanan sehingga dapat meningkatkan
pajak, maka pemungut pajak harus pelayanan terhadap wajib pajak,
memenuhi syarat-syarat dibawah ini baik dari segi kualitas maupun
(Supramono:2005:6-7) yaitu waktu. business process
Pemungutan pajak harus adil, dirancang sedemikian rupa
Pemungutan pajak harus berdasarkan sehingga dapat mengurangi
Undang-Undang, Pemungutan pajak kontak langsung pegawai DJP
tidak mengganggu perekonomian , dengan wajib pajak untuk
Sistem pemungutan pajak harus efisien, meminimalisir kemungkinan
Sistem pemungutan pajak harus terjadinya KKN. Di samping itu,
sederhana. fungsi pengawasan interal akan
Menurut Rahayu (2010) Penerapan lebih efektif dengan adanya built-
sistem tersebut mencangkup aspek-aspek in control system, karena
sebagai berikut : siapapun dapat mengawasi
1. Struktur Organisasi bergulirnya proses administrasi
Untuk melaksanakan perubahan melalui sistem yang ada.
secara efektif dan efisien,

200
Langkah awal perbaikan business dapat secara efektif melakukan
process adalah penulisan dan pemeriksaan berdasarkan skala
dokumentasi Standard Operating prioritas dengan membuat
Procedures (SOP) untuk setiap segmentasi resiko yang di hadapi.
kegiatan di seluruh unit DJP. Untuk menerapkan keadilan bagi
Sampai dengan akhir tahun 2007, seluruh Wajib Pajak dan besarnya
sekitar 1900 SOP di lingkungan potensi yang dapat digali, maka
DJP telah berhasil DJP meluncurkan program
diidentifikasikan, ditulis, dan penggalian potensi Wajib
dijadikan acuan pelaksanaan tugas Pajak non-filer, yaitu Wajib Pajak
dan pekerjaan bagi yang berhenti mengirimkan SPT.
para pegawai. Selain penulisan SO Masih dalam dalam rangka law
P, perbaikan business process enforcement, DJP juga
dilakukan antara lain mengembangkan sistem yang
dengan penerapan e-system dengan dapat menghimpun berbagai data
dibukanya fasilitas e-filling dari pihak ketiga yang terkait
(pengiriman SPT secara dengan tugas DJP dalam
online melalui internet), e- menghimpun penerimaan negara,
SPT (penyerahan SPT dalam yang dinamakan Third Party Data
media digital), e- Project.
payment (fasilitas pembayaran 3. Penyempurnaan manajemen
online untuk PBB) dane- sumber daya manusia
registration (pendaftaran NPWP Departemen Keuangan secara
secara online melalui internet). keseluruhan telah meluncurkan
Semua fasilitas tersebut diciptakan program Reformasi Birokrasi
guna memudahkan Wajib Pajak sejak akhir tahun 2006. Fokus
dalam melaksanakan kewajiban program reformasi ini adalah
perpajakannya. Untuk sistem perbaikan sistem dan manajemen
administrasi internal saat ini sumber, dan direncanakan
terusdilakukan pengembangan dan perubahan yang dilakukan
penyempurnaan Sistem Informasi sifatnya lebih menyeluruh. Hal
DJP (SI DJP). Salah satufitur ini perlu dan mendesak untuk
penting sistem tersebut adalah case dilakukan, karena disadari bahwa
management dan workflow system elemen yang terpenting dari
yang digunakan untuk administrasi suatu sistem organisasi adalah
persuratan, proses pelayanan, serta manusianya. Secanggih apapun
pengadministrasian account Wajib struktur, sistem, teknologi
Pajak. Sistem informasi informasi, metode dan alur kerja
manajemen internal seperti Sistem suatu organisasi, semua itu tidak
Kepegawaian, Sistem Informasi akan dapat berjalan dengan
Keuangan dan Akuntansi, Sistem optimal tanpa didukung sumber
Pelaporan, dan Key Performance daya manusia yang capable dan
Indicator (KPI) juga terus berintegritas. Harus di sadari
dikembangkan. Untuk kegiatan bahwa yang perlu dan harus
law enforcement, dikembangkan diperbaiki sebenarnya adalah
program pemeriksaan berbasis sistem dan manajemen sumber
analisis resiko (risk analysis), daya manusia, bukan semata-
sehingga sumber daya yang ada mata melakukan rasionalisasi

201
pegawai, karena sistem yang baik manakala terdapat rambu-
baik dan terbuka dipercaya akan rambu yang jelas untuk
bisa menghasilkan sumberdaya memandu pelaksanaan tugas dan
manusia yang berkualitas. pekerjaannya, serta yang lebih
Diharapkan ke depannya DJP penting lagi, konsistensi
dengan system administrasi implementasi rambu-rambu
perpajakan modern akan dapat tersebut. Dalam praktek
didukung oleh sistem sumber berorganisasi, good governance
daya manusia yang berbasis biasanya dikaitkan dengan
kompetensi dan kinerja. mekanisme pengawasan internal
4. Pelaksanaan good governance (internal control) yang bertujuan
Elemen terakhir adalah untuk meminimalkan terjadinya
pelaksanaan good governance, penyimpangan ataupun
yang seringkali dihubungkan penyelewengan dalam organisasi,
dengan integritas pegawai dan baik itu dilakukan oleh pegawai
institusi. Suatu organisasi berikut maupun pihak lainnya, baik
sistemnya akan berjalan dengan disengaja maupun tidak.

Operasionalisasi Variabel
Tabel 3 : Operasionalisasi Variabel Penelitian

Skala
Konsep Variabel Indikator Sub Indikator
Pengukuran

Penerapan sistem Penerapan a. Struktur 1. Pembenahan fungsi pelayanan Ordinal


administrasi Sistem organisasi dan pemeriksaan
perpajakan Adminis- 2. Adanya Account Representatif
modern adalah trasi 3. Sistem pelaporan
penerapan sistem Perpajakan 4. Sistem birokrasi
administrasi Modern 5. Sistem pengawasan dan
perpajakan yang konsultasi
mengalami b. Penyempur- 1. Pemanfaatan teknologi dan Ordinal
penyempurnaan naan proses komunikasi
atau perbaikan bisnis 2. Penyederhanaan sistem
kinerjanya, baik melalui pembayaran secara online
secara individu, pemanfaa- 3. Penyederhanaan prosedur
kelompok, tan administrasi
maupun teknologi 4. Adanya sosialisasi secara
kelembagaan agar komunikasi elektronik dan media cetak
lebih efisien, dan 5. Complaint Center
ekonomis dan informasi
cepat yang c. Penyempur- 1. Kualitas pegawai Ordinal
merupakan naan 2. Komitmen pegawai terhadap
perwujudan dari manajemen tugasnya
program dan sumber 3. Pegawai memberikan informasi
kegiatan daya secara lengkap dan jelas
reformasi manusia 4. Tanggapan pegawai dalam
administrasi merespon permasalahan wajib
perpajakan jangka pajak
menengah yang 5. Sikap pegawai terhadap wajib
menjadi prioritas pajak
reformasi d. Pelaksana- 1. Kode etik pegawai Ordinal
perpajakan yang an Good 2. Tingkat kepercayaan wajib
digulir oleh Governan- Pajak

202
Direktorat ce 3. Tanggung jawab pegawai
Jenderal Pajak 4. Kebebasan memperoleh
sejak tahun 2001 informasi
(Rahayu 2010). 5. Pegawai berorientasi terhadap
kepentingan wajib pajak

Sumber : Modifikasi Peneliti 2015

Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran dalam penelitian Lokasi Penelitian
ini menggunakan Skala Likert yang Kegiatan penelitian ini dilakukan di
merupakan jenis skala yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
untuk mengukur sikap, pendapat, dan Pekanbaru Senapelan yang berlokasi di
persepsi seseorang atau sekelompok Jalan Sudirman No. 247 Pekanbaru.
orang tentang fenomena social Alasan penulis memilih melakukan
(Sugiyono,2012;93). Dalam mengukur kegiatan penelitian di Kantor Pelayanan
penerapan sistem administrasi Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan
perpajakan modern di kantor pelayanan karena adanya penerapan teknologi yang
pajak pratama pekanbaru senapelan lebih canggih yang membuat kinerja
penelitian membedakan dalam tiga (3) pegawai lebih efektif dan efisien dalam
kategori, yaitu : Setuju, Cukup Setuju, melakukan pelayanan administrasi
Kurang Setuju. perpajakan sehingga memotivasi penulis
Untuk variabel Analisis Penerapan untuk mengetahui bagaimana penerapan
Sistem Administrasi Perpajakan Modern sistem administrasi perpajakan modern
Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama yang ada di Kantor Pelayanan Pajak
Pekanbaru Senapelan untuk 3 kategori Pratama Pekanbaru Senapelan.
20 pertanyaan kepada 50 Wajib pajak.
Dengan nilai skor tertinggi yaitu 3000, Populasi dan Sampel
dan skor terendah yaitu 1000, dengan Populasi penelitian ini terdiri dari
interval 666. pemimpin dan wajib pajak. Sedangkan
menurut Rescoe (dalam Sugiyono,
METODE PENELITIAN 2012;91) berpendapat ukuran sampel
Tipe Penelitian yang layak dalam penelitian adalah
Penelitian ini bersifat survey antara 30 sampai dengan 500. Jadi
deskriptif dengan pendekatan metode penulis menetapkan bahwa sampel
kuantitatif. Dengan penelitian ini penelitian terdiri dari pimpinan 1 orang
direncanakan akan menarik sebuah dan wajib pajak yang kebetulan berada
sampel dari populasi penelitian. di sekitaran Kantor Pelayanan Pajak
Penelitian survey deskriptif adalah Pratama Pekanbaru Senapelan sebanyak
gambaran mengenai kenyataan yang ada 50 orang.
dilapangan (objektif). Penelitian ini
dilakukan dengan cara mengumpulkan Teknik Penarikan Sampel
data, mengklarifikasikan, menganalisis, Berdasarkan 2 kelompok populasi /
dan merumuskan masalah. Tujuan subjek yang ada, maka penulis perlu
penggunaan tipe ini adalah untuk menjelaskan teknik sampling yang
mengetahui secara jelas mengenai digunakan untuk menentukan sampel
penerapan sistem administrasi modern. penelitian, yaitu untuk subjek pimpinan,

203
penulis menggunakan “metode sensus”. selanjutnya dianalisis untuk
Sedangkan untuk wajib pajak, penulis kepentingan penelitian.
menggunakan teknik Sampling
Insidental. Teknik ini dilakukan oleh Teknik Pengumpulan Data
penulis karena jumlah wajib pajak yang Teknik yang digunakan penulis dalam
terlalu banyak sehingga tidak mengumpulkan data penelitian ini, yaitu
memungkinkan untuk mendatangi satu (1) Teknik Observasi, (2) Teknik
per satu, maka penulis menggunakan Kuesioner/Angket dan, (3) Teknik
teknik ini agar mempermudah penulis Wawancara.
untuk mendapatkan data dan informasi.
Teknik Analisis Data
Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tipe penulisan adalah
1. Data Primer deskriptif dengan pendekatan kuantitatif
Data primer ini penulis peroleh yaitu analisis yang dilakukan terbatas
langsung dari lapangan dengan pada teknik pengelolahan data, seperti
bertanya kepada pekerja di Kantor pada pengecekan data dan tabulasi,
Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru dalam hal ini table-tabel yang berbentuk
Senapelan yang dijadikan lokasi data dituangkan dalam bentuk angka-
target penelitian. Data primer ini angka, kenudian dilakukan uraian.
berhubungan dengan segala informasi
tentang penerimaan pajak, jumlah PEMBAHASAN
wajib pajak, dan fenomena-fenomena Analisis Penerapan Sistem
yang berkaitan dengan sistem Administrasi Perpajakan Modern Di
administrasi perpajakan. Data primer Kantor Pelayanan Pajak Pratama
ini adalah data yang bersifat Pekanbaru Senapelan
pendukung, buakn data utama. Data Untuk melihat penerapan sistem
primer diperoleh melalui administrasi perpajakan modern di
pengamatan/observasi dan wawancara Kantor Pelayanan Pajak Pratama
tidak terstruktur di lapangan. Pekanbaru Senapelan. Peneliti
2. Data Sekunder menganalisis penerapan administrasi
Data sekunder adalah data yang perpajakan modern yaitu : struktur
diperoleh dari hasil kuesioner yang organisasi, penyempurnaan proses bisnis
terstruktur, yaitu kuesioner yang melalui pemanfaatan teknologi
sudah dirancang berdasarkan variabel komunikasi dan informasi,
dan indikator penelitian. Hasil penyempurnaan manajemen sumber
jawaban kuesioner yang diberikan daya manusia, dan pelaksanaan good
kepada sampel tersebut dianalisis governance.
secara deskriptif yaitu ditampilkan Dengan demikian berdasarkan
dalam uraian-uraian, bukan statistic. hasil penelitian penulis akan
Hasil kuesioner tersebut selanjutnya mengemukakan hasil analisis data
dikelompokkan berdasarkan jenis sebagai berikut :
indikator, lalu variabel dan

204
1. Struktur Organisasi
Tabel 4 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Struktur Organisasi
Frekuensi Tanggapan Responden Total
No Item Yang Dinilai Jumlah
Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Skor
Pembenahan fungsi
39 7 4 50
1 pelayanan dan 135
(78%) (14%) (8%) (100%)
pemeriksaan
Adanya Account 38 12 0 50
2 138
Representatif (76%) (24%) (0%) (100%)
46 4 0 50
3 Sistem pelaporan 146
(92%) (8%) (0%) (100%)
22 25 3 50
4 Sistem birokrasi 119
(44%) (50%) (6%) (100%)
Sistem pemeriksaan 36 10 4 50
5 132
dan konsultasi (72%) (20%) (8%) (100%)
Total Skor 670
Rentang Skor 584-750
Kategori Setuju
Sumber : Data Olahan Lapangan, 2015
Dari tabel diatas dapat diketahui pajak untuk berkonsultasi mengenai
bahwa untuk sub indikator pembenahan perpajakannya. Kemudian wajib pajak
fungsi pelayanan dan pemeriksaan dari yang mengatakan cukup setuju dengan
50 responden sebanyak 39 orang atau adanya Account Representatif sebanyak
sebesr 78% mengatakan bahwa setuju 12 orang atau sebesar 24% mereka
dilakukannya pembenahan fungsi beralasan karena terkadang Account
pelayanan dan pemeriksaan mereka Representatif tidak ada pada saat wajib
beralasan bahwa dapat mempermudah pajak akan melakukan konsultasi
wajib pajak dalam melaksanakan proses mengenai perpajakannya. Selanjutnya
administrasi perpajakan. Kemudian wajib pajak yang mengatakan kurang
wajib pajak yang mengatakan cukup setuju dengan adanya Account
setuju dilakukannya pembenahan fungsi Representatif tidak ada karena Account
pelayanan dan pemeriksaan yaitu Representatif sangat dibutuhkan oleh
sebanyak 7 orang atau sebesar 14% wajib pajak untuk mempermudah wajib
mereka beralasan karena cukup pajak.
memuaskan dengan pembenahan fungsi Untuk sub indikator sistem pelaporan
pelayanan dan pemeriksaan yang baru sebanyak 46 orang atau sebesar 92%
saat ini. Selanjutnya wajib pajak yang mengatakan setuju mereka beralasan
mengatakan kurang setuju dilakukannya bahwa dapat mempermudah wajib pajak
pembenahan fungsi pelayanan dan dalam sistem pelaporan dan tidak
pemeriksaan yaitu sebanyak 4 orang atau membuang-buang waktu berlama-lama
sebesar 8% mereka beralasan karena dalam melakukan administrasi
prosesnya sama saja dengan yang perpajakan. Kemudian wajib pajak yang
sebelumnya. mengatakan cukup setuju dengan sistem
Untuk sub indikator adanya Account pelaporan sebanyak 4 orang atau sebesar
Representatif sebanyak 38 orang atau 8% mereka beralasan karena mereka
76% mengatakan setuju mereka merasa bahwa sistem pelaporan yang
beralasan bahwa dengan adanya Account cepat cukup membantu namun juga
Representatif dapat memudahkan wajib masih membuang waktu mereka.
pajak dalam melakukan administrasi Selanjutmya wajib pajak yang
perpajakan dan memudahkan wajib mengatakan kurang setuju dengan sistem

205
pelaporan tidak ada karena dapat pemeriksaan dan konsultasi agar wajib
mempermudah wajib pajak dalam proses pajak taat dalam melakukan
pelaporan perpajaknnya. perpajakannya. Kemudian wajib pajak
Untuk sub indikator sistem birokrasi yang mengatakan cukup setuju sebanyak
sebanyak 22 orang atau sebesar 44% 12 orang atau sebesar 24% mereka
mengatakan setuju mereka beralasan beralasan cukup membantu wajib pajak
bahwa sistem birokrasi di Kantor dala melakukan perpajaknnya.
Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Selanjutnya wajib pajak yang
Senapelan sudah lebih efektif dari mengatakan kurang setuju dengan
sebelumnya dan sistem birokrasinya adanya sistem pemeriksaan dan
sudah terstruktur. Kemudian wajib pajak konsultasi sebanyak 2 orang atau sebesar
yang mengatakan cukup setuju dengan 4% mereka beralasan bahwa sistem
sistem birokrasi sebanyak 25 orang atau pemeiksaan dan konsultasi tidak
sebesar 50% mereka beralasan karena membantu mereka dalam proses
sistem birokrasinya masih belum efektif. administrasi.
Selanjutnya wajib pajak yang Dari data diatas dapat disimpulkan
mengatakan kurang setuju dengan sistem bahwa dari 50 orang responden
birokrasi sebanyak 3 orang atau sebesar penelitian untuk indikator struktur
6% mereka beralasan karena sistem organisasi berkategori setuju dengan
birokrasinya masih berbelit-belit dalam total skor 670 dari 50 responden.
melakukan administrasi perpajakan dan Dan berdasarkan hasil wawancara
membuat wajib pajak bingung. dengan kepala seksi pelayanan bahwa
Untuk sub indikator sistem dengan adanya perubahan struktur
pengawasan dan konsultasi sebanyak 36 organisasi ini dapat lebih memudahkan
orang atau sebesar 72% mereka wajib pajak dalam melakukan
beralasan bahwa dengan adanya jalur perpajakannya.

2. Penyempurnaan Proses Bisnis melalui Pemanfaatan Teknologi Komunikasi


dan Informasi
Tabel 5 :Tanggapan Responden Terhadap Indikator Penyempurnaan Proses Bisnis
melalui Pemanfaatan Teknologi Komunikasi dan Informasi
Frekuensi Tanggapan Responden Total
No Item Yang Dinilai Jumlah
Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Skor
Pemanfaatan teknologi 38 7 5 50
1 133
dan komunikasi (76%) (14%) (10%) (100%)
Penyederhanaan sistem
41 7 2 50
2 pembayaran secara 139
(82%) (14%) (4%) (100%)
online
Penyederhanaan 38 9 3 50
3 135
prosedur administrasi (76%) (18%) (6%) (100%)
Adanya sosialisasi
36 11 3 50
4 secara elektronik dan 133
(72%) (22%) (6%) (100%)
media cetak
39 10 1 50
5 Complain center 136
(78%) (20%) (2%) (100%)
Total Skor 676
Rentang Skor 584-750
Kategori Setuju
Sumber : Data Olahan Lapangan, 2015

206
Dari tabel diatas dapat diketahui sebanyak 2 orang atau sebesar 4%
bahwa untuk sub indikator pemanfaatan mereka beralasan karena masih belum
teknologi dan komunikasi dari 50 mengetahui cara melakukan pembayaran
responden sebanyak 38 orang ataun secara online.
sebesar 76% mengatakan bahwa setuju Untuk sub indikator penyederhanaan
dengan pemanfaatan teknologi dan prosedur administrasi dari 50 responden
komunikasi mereka beralasan bahwa sebanyak 38 orang atau sebesar 76%
dapat mempermudah dan mempercepat mengatakan bahwa setuju dilakukannya
wajib pajak dalam melaksanakan proses penyederhanaan prosedur administrasi
administrasi perpajakan dan dapat mereka beralasan bahwa dapat
diaskes dimana saja selama ada jaringan mempercepat wajib pajak dalam
internet. Kemudian wajib pajak yang melaksanakan proses administrasi
mengatakan cukup setuju dengan perpajakan dan tidak perlu lagi
pemanfatan teknologi dan komunikasi mengantri berlama-lama dikantor pajak.
yaitu sebanyak 7 orang atau sebesar Kemudian wajib pajak yang mengatakan
14% mereka beralasan karena tidak cukup setuju dilakukannya
semua sistem administrasi yang bisa penyederhanaan prosedur admnistrasi
dilakukan melalui teknologi. Selanjutnya yaitu sebanyak 9 orang atau sebesar 18%
wajib pajak yang mengatakan kurang mereka beralasan karena cukup
setuju dengan adanya pemanfaatan mempermudah wajib pajak dalam
teknologi dan komunikasi yaitu melakukan administrasi perpajakan.
sebanyak 5 orang atau sebesar 10% Selanjutnya wajib pajak yang
mereka beralasan karena masih mengatakan kurang setuju dilakukannya
kurangnya sosialisasi mengenai penyederhanaan prosedur administrasi
penggunaan teknologi dan komunikasi yaitu sebanyak 3 orang atau sebesar 6%
seperti e-SPT dan e-Filling kepada wajib mereka beralasan karena prosedurnya
pajak sehingga masih ada wajib pajak sama saja dengan yang sebelumnya
yang tidak mengerti menggunakan masih lambat.
teknologi digitalisasi tersebut. Untuk sub indikator adanya
Untuk sub indikator penyederhanaan sosialisasi secara elektronik dan media
sistem pembayaran secara online dari 50 cetak dari 50 responden sebanyak 36
responden sebanyak 41 orang atau orang atau sebesar 72% mengatakan
sebesar 82% mengatakan bahwa setuju bahwa setuju dilakukannya sosialisasi
dilakukannya pembayaran secara online secara elektronik dan media cetak
mereka beralasan bahwa dapat mereka beralasan bahwa dapat
mempermudah wajib pajak dalam memberikan kesadaran bagi wajib pajak
melakukan pembayaran pajak dan dapat untuk melakukan kewajibannya dalam
diproses dengan cepat dan tepat. melakukan perpajakannya. Kemudian
Kemudian wajib pajak yang mengatakan wajib pajak yang mengatakan cukup
cukup setuju dilakukannya pembayaran setuju dilakukannya sosialisasi secara
secara online yaitu sebanyak 7 orang elektronik dan media cetak yaitu
atau sebesar 14% mereka beralasan sebanyak 11 orang atau sebesar 22%
karena apabila melakukan pembayaran mereka beralasan karena tidak semua
secara online wajib pajak harus masyarakat mengetahui adanya
meregistrasi e-Billing terlebih dahulu. sosialisasi mengenai pentingnya
Selanjutnya wajib pajak yang membayar pajak dan bagi wajib pajak
mengatakan kurang setuju dilakukannya yang mengetahui pentingnya membayar
pembayaran secara online yaitu pajak namun tidak memiliki kesadaran

207
untuk membayar pajak. Selanjutnya complain center ini keluhan yang
wajib pajak yang mengatakan kurang dialami wajib pajak dapat teratasi
setuju dilakukannya sosialisasi secara dengan baik. Selanjutnya wajib pajak
elektronik dan media cetak yaitu yang mengatakan kurang setuju dengan
sebanyak 3 orang atau sebesar 6% complain center yaitu sebanyak 1 atau
mereka beralasan karena menganggap sebesar 2% orang mereka beralasan
bahwa apa yang dilakukan aparatur karena masih adanya wajib pajak yang
pajak dalam mensosialisasikan melakukan pengaduan terhadap
pentingnya membayar pajak hanya keluhannya tapi tidak direspon dengan
membuang waktu karena masih banyak baik.
masyarakat yang tidak membayar pajak. Dari data diatas dapat disimpulkan
Untuk sub indikator complain center bahwa dari 50 orang responden
dari 50 responden sebanyak 39 orang penelitian untuk indikator
atau sebesar 78 % mengatakan bahwa penyempurnaan proses bisnis melalui
setuju dengan adanya complain pemanfaatan teknologi komunikasi dan
centermereka beralasan agar Kantor informasi berkategori setuju dengan total
Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru skor 676 dari 50 responden.
Senapelan mengetahui keluhan wajib Dan berdasarkan hasil wawancara
pajak dalam pelayanan yang diberikan dengan kepala seksi pelayanan bahwa
oleh pegawai sehingga dapat diharapkan dengan adanya pemanfaatan teknologi
pegawai tersebut lebih memberikan komunikasi dan informasi ini dapat lebih
pelayanan yang optimal. Kemudian memudahkan wajib pajak dalam
wajib pajak yang mengatakan cukup melakukan perpajakannya baik dalam
setuju dengan complain centeryaitu sistem pembayaran,pelaporan, dan
sebanyak 10 orang atau sebesar 20% sistem administrasi perpajakan lainnya.
mereka beralasan karena dengan

3. Penyempurnaan Manajemen Sumber Daya Manusia


Tabel 6 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Penyempurnaan Manajemen
Sumber Daya Manusia
Frekuensi Tanggapan Responden Total
No Item Yang Dinilai Jumlah
Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Skor
31 15 4 50
1 Kualitas pegawai 127
(62%) (30%) (8%) (100%)
Komitmen pegawai 20 24 6 50
2 114
terhadap tugasnya (40%) (48%) (12%) (100%)
Pegawai memberikan
36 11 3 50
3 informasi secara lengkap 133
(72%) (22%) (6%) (100%)
dan jelas
Tanggapan pegawai dalam
30 15 5 50
4 merespon permasalahan 125
(60%) (30%) (10%) (100%)
wajib pajak
Sikap pegawai terhadap 24 16 10 50
5 114
wajib pajak (48%) (32%) (20%) (100%)
Total Skor 613
Rentang Skor 584-750
Kategori Setuju
Sumber : Data Olahan Lapangan, 2015

208
Dari tabel diatas dapat diketahui mereka beralasan karena pada saat
bahwa untuk sub indikator kualitas melakukan administrasi di Kantor
pegawai dari 50 responden sebanyak 31 Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru
orang atau sebesar 62% mengatakan Senapelan pegawai menjalankan
bahwa setuju dengan kualitas pegawai tugasnya dengan lambat.
mereka beralasan bahwa dapat Untuk sub indikator pegawai
meningkatkan kerja pegawai dalam memberikan informasi secara lengkap
memberikan pelayanan yang optimal dan jelas dari 50 responden sebanyak 36
kepada wajib pajak. Kemudian wajib orang atau sebesar 72% mengatakan
pajak yang mengatakan cukup setuju bahwa setuju dengan pegawai
dengan kualitas pegawai yaitu sebanyak memberikan informasi secara lengkap
15 orang ataau sebesaar 30% mereka dan jelas mereka beralasan bahwa sangat
beralasan karena pegawai dapat membatu wajib pajak yang tidak
memberikan informasi yang jelas kepada mengerti mengenai perpajakan dan
wajib pajak sehingga wajib pajak pentingnya menjalankan kewajiban
mengetahui informasi apa saja mengenai membayar pajak. Kemudian wajib pajak
perpajakan yang dilakukannya. yang mengatakan cukup setuju dengan
Selanjutnya wajib pajak yang pegawai memberikan informasi secara
mengatakan kurang setuju dengan lengkap yaitu sebanyak 11 orang atau
kualitas pegawai yaitu sebanyak 4 orang sebesar 22% mereka beralasan karena
atau sebesar 8% mereka beralasan dengan adapnya penjelasan secara
karena tidak semua pegawai yang lengkap mengenai informasi perpajakan
menjalankan tugasnya memberikan maka wajib pajak akan dapat melakukan
informasi yang dibutuhkan wajib pajak. perpajaknnya dengan baik. Selanjutnya
Untuk sub indikator komitmen wajib pajak yang mengatakan kurang
pegawai terhadap tugasnya dari 50 setuju dengan pegawai memberikan
responden sebanyak 20 orang atau informasi secara lengkap dan jelas yaitu
sebesar 40% mengatakan bahwa setuju sebanyak 3 orang atau sebesar 6%
dengan komitmen pegawai terhadap mereka beralasan karena informasi yang
tugasnya mereka beralasan bahwa diberikan pegawai tidak dapat
selama mereka melakukan administrasi dimengerti oleh wajib pajak.
perpajkan pegawai di Kantor Pelayanan Untuk sub indikator tanggapan
Pajak Pratama Pekanbaru senapelan pegawai dalam merespon permasalahan
menjalankan tugasnya dengan baik wajib pajak dari 50 responden sebanyak
dalam proses pelayanan. Kemudian 30 orang atau sebesar 60% mengatakan
wajib pajak yang mengatakan cukup bahwa setuju dengan tanggapan pegawai
setuju dengan komitmen pegawai dalam merespon permasalahan wajib
terhadap tugasnya yaitu sebanyak 24 pajak mereka beralasan bahwa sangat
orang atau sebesar 48% mereka membatu wajib pajak dalam
beralasan karena terkadang pada saat menyelesaikan masalah yang dihadapi
wajib pajak melakukan administrasi wajib pajak. Kemudian wajib pajak yang
perpajakannya pegawai di Kantor mengatakan cukup setuju dengan
Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru tanggapan pegawai dalam merespon
Senapelan tidak memberikan pelayanan permasalahan wajib pajak yaitu
secara optimal. Selanjutnya wajib pajak sebanyak 15 orang atau sebesar 30%
yang mengatakan kurang setuju dengan mereka beralasan karena pegawai sedikit
komitmen pegawai terhadap tugasnya lama dalam merespon masalah yang
yaitu sebanyak 6 orang atau sebesar 12% dihadapi wajib pajak. Selanjutnya wajib

209
pajak yang mengatakan kurang setuju pegawai terhadap wajib pajak yaitu
dengan tanggapan pegawai dalam sebanyak 10 orang atau sebesar 20%
merespon permasalahan wajib pajak mereka beralasan karena pegawai
yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 10% menunjukkan sikap cuek dan kurang
mereka beralasan karena sikap yang baik dalam melayanai wajib pajak.
ditunjukkan pegawai dalam merespon Dari data diatas dapat disimpulkan
permasalahan yang dihadapi wajib pajak bahwa dari 50 orang responden
kurang baik. penelitian untuk indikator
Untuk sub indikator sikap pegawai penyempurnaan manajemen sumber
terhadap wajib pajak dari 50 responden daya manusia berkategori setuju dengan
sebanyak 24 orang atau sebesar 48% total skor 613 dari 50 responden.
mengatakan bahwa setuju dengan sikap Dan berdasarkan hasil wawancara
pegawai terhadap wajib pajak mereka dengan kepala seksi pelayanan bahwa
beralasan bahwa pegawai menunjukkan dengan adanya penyempurnaan
sikap yang baik, ramah, dan sopan dalam manajemen sumber daya manusia ini
melayanai wajib pajak. Kemudian wajib pegawai di Kantor Pelayanan Pajak
pajak yang mengatakan cukup setuju Pratama Pekanbaru Senapelan dapat
dengan sikap pegawai terhadap wajib meningkatkan kualitas kinerjanya dalam
pajak yaitu sebanyak 16 orang atau melayani dan membantu wajib pajak
sebesar 32% mereka beralasan karena dalam melakukan kewajiban
tidak semua pegawai menunjukkan sikap perpajakannya sehingga diharapkan
baik dan ramah dalam melayani wajib semakin meningkatnya penerimaan
pajak. Selanjutnya wajib pajak yang pajak dari tahun ke tahun.
mengatakan kurang setuju dengan sikap

4. Pelaksanaan Good Governance


Tabel 7 : Tanggapan Responden Terhadap Indikator Pelaksanaan GoodGovernance
Frekuensi Tanggapan Responden Total
No Item Yang Dinilai Jumlah
Setuju Cukup Setuju Kurang Setuju Skor
44 6 0 50
1 Kode etik 144
(88%) (12%) (0%) (100%)
Tingkat kepercayaan 39 9 2 50
2 137
wajib pajak (78%) (18%) (4%) (100%)
Tanggung jawab pegawai 36 13 1 50
3 135
(72%) (26%) (2%) (100%)
Kebebasan memperoleh 39 10 1 50
4 138
informasi (78%) (20%) (2%) (100%)
Pegawai berorientasi
34 12 4 50
5 kepada kepentingan wajib 130
(68%) (24%) (8%) (100%)
pajak
Total Skor 683
Rentang Skor 584-750
Kategori Setuju
Sumber : Data Olahan Lapangan, 2015
Dari tabel diatas dapat diketahui memberikan pelayanan yang sama
bahwa untuk sub indikator kode etik dari terhadap wajib pajak tanpa memandang
50 responden sebanyak 44 orang atau kekurangan atau kelebihan wajib pajak.
sebesar 88% mengatakan bahwa setuju Kemudian wajib pajak yang mengatakan
dengan kode etik yang dilakukan mereka cukup setuju dengan kode etik yang
beralasan bahwa setiap pegawai harus dilakukan yaitu sebanyak 6 orang atau

210
sebesar 12% mereka beralasan karena yang kurang bertanggung jawab dalam
pegawai harus memberikan pelayan menjalankan tugasnya membantu wajib
yang adil kepada wajib pajak. pajak menyelesaikan permasalahan
Selanjutnya wajib pajak yang perpajakannya. Selanjutnya wajib pajak
mengatakan kurang setuju dengan kode yang mengatakan kurang setuju dengan
etik yang dilakukan yaitu tidak ada tanggung jawab pegawai yaitu sebanyak
mereka beralasan karena sudah 1 orang atau sebesar 2% mereka
kewajiban pegawai memberikan beralasan karena ada pegawai yang tidak
pelayanan yang adil kepada semua wajib bertaggung jawab dalam membantu
pajak. wajib pajak mengatasi permasalahannya
Untuk sub indikator tingkat mengenai perpajakan.
kepercayan wajib pajak dari 50 Untuk sub indikator kebebasan dalam
responden sebanyak 39 orang atau memperoleh informasi dari 50 responden
sebesar 78% mengatakan bahwa setuju sebanyak 39 orang atau sebesar 78%
dengan tingkat kepercayaan wajib pajak mengatakan bahwa setuju dengan
mereka beralasan bahwa sikap kejujuran kebebasan memperoleh informasi
pegawai harus diterapkan untuk mereka beralasan bahwa dengan adanya
mengurangi terjadinya kecurangan. kebebasan memperoleh informasi maka
Kemudian wajib pajak yang mengatakan wajib pajak akan mengetahui mengenai
cukup setuju dengan tingkat kepercayaan perpajakan yang telah mereka lakukan.
wajib pajak yaitu sebanyak 9 orang atau Kemudian wajib pajak yang mengatakan
sebesar 14% mereka beralasan karena cukup setuju dengan kebebasan
dalam menjelaskan dan menerapkan memperoleh informasi yaitu sebanyak
perpajakan semua pegawai dituntut 10 orang atau sebesar 20% mereka
adanya kejujuran dalam menjalankan beralasan karena tidak semua informasi
pekerjaannya. Selanjutnya wajib pajak dapat diketahui oelh wajib pajak.
yang mengatakan kurang setuju dengan Selanjutnya wajib pajak yang
tingkat kepercayaan wajib pajak yaitu mengatakan kurang setuju dengan
sebanyak 2 orang atau sebesar 4% kebebasan memperoleh informasi yaitu
mereka beralasan karena meskipun sikap sebanyak 1 orang atau sebesar 2%
kejujuran harus diterapkan oleh semua mereka beralasan karena masih banyak
pegawai perpajakan masih adanya informasi mengenai perpajakan yang
pegawai yang tidak yang memiliki sikap tidak diketahui oleh wajib pajak.
kejujuran dalam menjanerapkan Untuk sub indikator pegawai
perpajakan. memberikan informasi secara lengkap
Untuk sub indikator tanggung jawab dan jelas dari 50 responden sebanyak 39
pegawai dari 50 responden sebanyak 36 orang atau sebesar 78% mengatakan
orang atau sebesar 72% mengatakan bahwa setuju dengan pegawai
bahwa setuju dengan tanggung jawab memberikan informasi secara lengkap
pegawai mereka beralasan bahwa dan jelas mereka beralasan bahwa sangat
pegawai sangat bertanggung jawab membatu wajib pajak yang tidak
dalam menjalankan tugas membantu mengerti mengenai perpajakan dan
wajib pajak mengatasi masalah pentingnya menjalankan kewajiban
perpajakannya. Kemudian wajib pajak membayar pajak. Kemudian wajib pajak
yang mengatakan cukup setuju dengan yang mengatakan cukup setuju dengan
tanggung jawab pegawai yaitu sebanyak pegawai memberikan informasi secara
13 orang atau sebesar 26% mereka lengkap yaitu sebanyak 10 orang atau
beralasan karena masih ada pegawai sebesar 20% mereka beralasan karena

211
dengan adanya penjelasan secara kesadaran kepada wjaib pajak dalam
lengkap mengenai informasi perpajakan menjalankan perpajakannya. Selanjutnya
maka wajib pajak akan dapat melakukan wajib pajak yang mengatakan kurang
perpajakannya dengan baik. Selanjutnya setuju dengan pegawai berorientasi
wajib pajak yang mengatakan kurang kepada kepentingan wajib pajak yaitu
setuju dengan pegawai memberikan sebanyak 4 orang atau sebesar 8%
informasi secara lengkap dan jelas yaitu mereka beralasan karena tidak semua
sebanyak 1 orang sebesar 2% mereka kepentingan wajib pajak yang didahului
beralasan karena informasi yang oleh pegawai terkadang dalam sistem
diberikan pegawai tidak dapat pelayan masih lambat.
dimengerti oleh wajib pajak. Dari data diatas dapat disimpulkan
Untuk sub indikator pegawai bahwa dari 50 orang responden
berorientasi kepada kepentingan wajib penelitian untuk indikator pelaksanaan
pajak dari 50 responden sebanyak 34 good governance berkategori setuju
orang atau sebesar 68% mengatakan dengan total skor 683 dari 50 responden.
bahwa setuju dengan pegawai Dan berdasarkan hasil wawancara
berorientasi kepada kepentingan wajib dengan kepala seksi pelayanan bahwa
pajak mereka beralasan bahwa wajib dengan adanya pelaksanaan good
pajak merupakan orang yang sangat governance ini diharapkan pegawai di
diperlukan dalam meningatkan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
penerimaan pendapatan Negara, maka Pekanbaru Senapelan dapat menjalankan
sudah seharusnya pegawai tugasnya dengan kejujuran yang harus
mementingkat kepentingan wajib pajak diterapkan dalam melayani dan
dalam melakukan perpajakan dengan itu membantu wajib pajak dalam melakukan
diharapkan wajib pajak akan kewajiban perpajakannya sehingga
menjalankan kewajiban perpajakannya diharapkan semakin meningkatnya
dengan baik. Kemudian wajib pajak penerimaan pajak dari tahun ke tahun.
yang mengatakan cukup setuju dengan Untuk lebih jelasnya mengenai
pegawai berorientasi kepada kepentingan rekapitulasi tanggapan responden
wajib pajak yaitu sebanyak 12 orang terhadap variabel penelitian dapat dilihat
atau sebesar 24% mereka beralasan melalui tabel berikut ini:
karena dengan mendahului kepentingan
wajib pajak diharapkan memberikan

Tabel 8 : Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Seluruh Indikator


Item per- Kategori Total
No Indikator Jumlah Skor Kategori
tanyaan S CS KS Skor
1 39 7 4 50 135
2 38 12 0 50 138
Struktur
1 3 46 4 0 50 146 670 Setuju
organisasi
4 22 25 3 50 119
5 36 12 2 50 132
1 38 7 5 50 133
Penyemp-urnaan
2 41 7 2 50 139
proses bisnis
2 3 38 9 3 50 135 676 Setuju
melalui teknologi
4 36 11 3 50 133
dan komunikasi
5 39 10 1 50 136
Penyempurnaan 1 31 15 4 50 127
3 manajemen 2 20 24 6 50 114 613 Setuju
sumber daya 3 36 11 3 50 133

212
manusia 4 30 15 5 50 125
5 24 15 11 50 114
1 44 6 0 50 144
2 39 9 2 50 137
Pelaksanaan good
4 3 36 13 1 50 135 683 Setuju
governance
4 39 10 1 50 138
5 34 12 4 50 130
Total Skor 2642
Interval 2334-3000
Kategori Setuju
Sumber : Data Olahan Lapangan, 2015
Dari tabel 8 diatas dapat disimpulkan Pelaksanaan Good Governanceyang
bahwa untuk indikator Struktur menjadi dominan diantara faktor-faktor
organisasi terkategori setuju dengan total yang lainnya dengan skor tertinggi dan
skor 670 dari 50 responden. Untuk berada pada kategori setuju.
indikator Penyempurnaan proses bisnis
melalui teknologi dan komunikasi Saran
terkategori setuju dengan total skor 676 1. Bagi Aparatur Pajak (Fiskus) Di
dari 50 responden. Kemudian untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama
indikator Penyempurnaan manajemen Pekanbaru Senapelan. Aparatur
sumber daya manusia terkategori setuju pajak sebagai pelaksana sistem
dengan total skor 613 dari 50 responden. administrasi perpajakan modern
Dan terakhir untuk indikator diharapkan dapat lebih
Pelaksanaan good governance meningkatkan pelayanan yang
terkategori setuju dengan total skor optimal kepada wajib pajak dan
683dari 50 responden. memahami, menyesuaikan, serta
Dari data diatas dapat disimpulkan melaksanakan sistem administrasi
bahwa untuk penerapan sistem perpajakan modern sesuai dengan
administrasi perpajakan modern di konsep, prinsip, dan sasaran yang
Kantor Pelayanan Pajak Pratama telah ditetapkan di unit masing-
Pekanbaru Senapelan terkategori setuju masing, maka dengan
dengan total skor 2642 dari 50 ditingkatkannya sistem pelayanan
responden. yang optimal diharapkan wajib
pajak dapat melakukan kewajiban
PENUTUP perpajakannya dengan baik. Dan
Kesimpulan diharapkan sikap aparatur wajib
Berdasarkan hasil penelitian dan pajak dapat lebih ramah dan
pembahasan pada bab-bab sebelumnya melayani wajib pajak dengan
mengenai Analisis Penerapan Sistem sepenuh hati.
Administrasi Perpajakan Modern Di 2. Bagi Wajip Pajak. Wajib pajak
Kantor Pelayanan Pajak Pratama dapat meningkatkan
Pekanbaru Senapelan maka dapat pengetahuannya mengenai sistem
disimpulkan bahwa dari empat (4) factor administrasi perpajakan modern
yang diteliti yaitu Struktur Organisasi, yang telah diterapkan oleh aparatur
Penyempurnaan Proses Bisnis Melalui pajak. Dengan meningkatnya
Pemanfaatan Teknologi Komunikasi dan pengetahuan dan kemampuan wajib
Informasi, Penyempurnaan Manajemen pajak akan dapat mempermudah
Sumber Daya Manusia, dan Pelaksanaan wajib pajak dalam memenuhi
Good Governance ternyata faktor kewajiban perpajakannya sehingga

213
akan dapat terjadi peningkatan Sri, Y, Pudyatmoto. 2009. Pengantar
penerimaan pajak dari tahun ke Hukum Pajak. Yogyakarta : Andi.
tahun. Dan diharapkan seluruh wajib Sri, Valentina, dkk. 2003. Perpajakan
pajak sadar akan pajak dan Indonesia. Yogyakarta : UUP
membayar pajak demi kepentingan AMP YKPN.
bersama. P, Siagian, Sondang. 2001. Kerangka
Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta :
Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA Resmi, Siti. 2009. Perpajakan : Teori
Abut, Hilarius. 2007. Perpajakan. dan Kasus. Jakarta : Salemba
Jakarta :Diadit Media. Empat.
Adriana, Dadi. 2003. Peraturan Resmi, Siti. 2013. Perpajakan : Teori
Perpajakan “Buku Dua”. dan Kasus. Jakarta : Salemba
Yogyakarta : Andi. Empat.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Robbins, Stephen P. 2002. Prilaku
Penelitian Suatu Pendekatan Organisasi. Jakarta : Salemba
Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Empat.
Bohari. 2010. Pengantar Hukum Pajak. Schein, H Edgar. 2001. Teori Budaya
Jakarta : Rajagrafindo Persada. Organisasi. Yogyakartas : Andi.
Crisyanti, Dewi, Irra. 2011. Pengantar Sugiyono. 2003. Metode Penelitian
Ilmu Administrasi. Jakarta Administrasi “Metode R&D”.
:Prestasi Pustaka Publisher. Bandung : Alfabet.
Diana, Anastasia, dkk. 2004. Perpajakan Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Indonesia. Yogyakarta : CV. Andi. Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Hasibuan, Melayu S.P. 2007. Supramono, dkk. 2005. Perpajakan
Manajemen Sumber Daya Indonesia :Mekanisme dan
Manusia. Jakarta : PT. Bumi Perhitungan”. Yogyakarta : Andi..
Aksara. Waluyo. 2003. Perpajakan Indonesia
Handoko, Hani T, 2001. Manajemen “Edisi 7”. Jakarta : Salemba
Personalian dan Sumber Daya Empat.
Manusia. Cetakan Ke-12. Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia
Yogyakarta BPFE. “Edisi 9”. Jakarta : Salemba
K, Judisseno, Rimsky. 2001. Empat.
Perpajakan. Jakarta : Gramedia Zulkifli. 2013. Buku Pedoman Penulisan
Pustaka. Usulan Penelitian, Skripsi dan
Makmur. 2006. Filsafat Administrasi. Kertas
Jakarta : Bumi Aksara. Kerja Mahasiswa : Edisi Revisi 2013”.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan, Edisi Pekanbaru : Fisipol UIR.
revisi 2011. Yogyakarta : CV.
Andi.
Rahayu, Sri dan Lingga, Ita Salsalina.
2009. Pengaruh Modernisasi
Sistem administrasi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak, (Online), Vol. 1 No 2
(majourmaranatha.edu/index.php/j
urnal-akuntasi/article/.../pdf,
diaskes 15 November 2012).

214

You might also like