Professional Documents
Culture Documents
net/publication/50434762
Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada
Karyawan Restoran di Pakuwon Food Festival Surabaya)
CITATIONS READS
9 7,155
2 authors:
All content following this page was uploaded by Thomas Stefanus Kaihatu on 25 July 2014.
ABSTRACT
Surabaya as the third largest city in Indonesia, become more popular for its culinary industry from the
smallest scale of traditional warung until the high end scale of fine dining restaurant. The amount of the
restaurant business is gradually increase, this phenomenon makes a good advantage for the local people
especially the amount of job opportunity. In the other side, restaurant industries in Surabaya also facing the
high rivalry and competition among individual restaurant business. In order to survive from the competition ,
each business should have its own competitive advantage. Human resource is one of the most important
resource to gaining the competitive advantage, since it related with human being at the final result how
excellent was the planning process, human aspect will take a final decision for the result of a process. The
research is focusing on the relation between motivation and job satisfaction, the writer saw the phenomenon
in Pakuwon Food Festival, that some employee feel satisfy with their work, although the working pressure is
high enough to make someone resign from his job within 7 days of work. According to the pre-interview, the
writer found that the employee feel comfortable with their work because of their workmates is very social and
feel like a new small family in working environment. This research used quantitative approach for the data
process, and simple linear regression for the analysis. The result of the research is that job satisfaction is
significantly affected by motivation.
100
Kartika: Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja 101
menentukan secara pasti juga bagaimana caranya dengan seorang manajer di salah satu restoran. Dalam
untuk merekrut, mempertahankan, dan memotivasi pembicaraan tersebut dikatakan bahwa jumlah
sumber daya manusia yang semakin beragam. Selain pengunjung di Food Festival selalu tidak menentu,
hal tersebut, perusahaan sering kali juga terkendala terkadang sangat ramai dan terkadang sangat sepi.
dengan bagaimana caranya untuk mendapatkan Sehingga terkadang pada saat sepi pengunjung yang
individu yang memiliki ketrampilan, pengetahuan, makan di restoran hanya sekitar 10 orang. Sehingga
dan kemampuan yang tepat. Hal itu semua akhirnya manajer tersebut dituntut untuk meningkatkan
bermuara pada bagaimana mengarahkan sumber daya promosi untuk lebih menarik pengunjung lagi, kalau
manusia yang ada supaya dapat menjadi sumber tidak tercapai akan ada kemungkinan restoran
keunggulan yang kompetitif. tersebut akan tutup. Hal yang serupa juga dikatakan
Seringkali yang terjadi, para karyawan yang oleh seorang supervisor di restoran yang lain.
bekerja di restoran memiliki ketrampilan, pengetahu- Fenomena kedua yang terjadi adalah beberapa
an, dan kemampuan yang cukup untuk bekerja sesuai karyawan menyatakan bahwa mereka puas terhadap
standar yang ditetapkan. Namun permasalahan yang pekerjaan mereka, walaupun kondisi tidak menentu
muncul terletak pada bagaimana mempertahankan dan sering mereka berada di bawah tekanan untuk
karyawan untuk tetap dapat bekerja sesuai dengan meningkatkan penjualan, namun mereka tetap
tuntutan yang ada, dan selalu bersemangat dalam menyatakan puas. Dari hasil wawancara singkat
setiap pekerjaannya. Salah satu penyebab yang terjadi dengan 7 orang karyawan, 5 orang diantaranya
adalah berkaitan dengan kepuasan kerja karyawan. menyatakan puas dengan pekerjaan mereka saat ini,
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang sedangkan 2 orang lainnya menyatakan tidak puas.
menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini Alasan yang diberikan oleh 5 orang responden yang
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan menyatakan puas adalah karena muncul semangat
prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam atau motivasi dari dalam diri mereka untuk bekerja
pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan setiap harinya, secara lebih konkrit mereka
luar pekerjaan (Hasibuan, 2001:202). Seorang menjelaskan bahwa dengan bertemu rekan kerja
karyawan akan dapat bekerja dengan lebih baik dan mereka setiap hari, dapat membuat mereka lebih
prestasi mereka akan meningkat pada saat mereka bersemangat dalam bekerja, karena mereka sudah
puas akan pekerjaan yang mereka lakukan. Menurut merasa cocok dan kompak satu dengan yang lainnya,
Robbins, “Kepuasan kerja adalah sebagai suatu sikap sehingga betapa berat dan kerasnya pekerjaan yang
umum seorang individu terhadap pekerjaannya. harus dijalani tetapi apabila dilakukan secara
Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja, bersama-sama, maka berat dan kerasnya pekerjaan
atasan, peraturan dan kebijakan organisasi, standar tidak lagi menjadi masalah dan mereka justru
kinerja, kondisi kerja dan sebagainya. Seorang menikmatinya. Alasan yang lebih spesifik lainnya
dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukkan mengatakan bahwa mereka telah berkeluarga,
sikap positif terhadap kerja itu, sebaliknya seseorang sehingga mereka memiliki tanggung jawab yang
tidak puas dengan pekerjaannya menunjukkan sikap besar untuk memberi nafkah keluarga, dan kemudian
negatif terhadap kerja itu.” (Robbins, 1996 : 179). gaji yang mereka terima selama ini tergolong cukup
Dari pernyataan Robbins diketahui bahwa kepuasan tinggi, hal tersebut yang menjadi pemicu mereka
kerja cenderung bersifat subjektif karena berkaitan bekerja dengan lebih giat lagi. Sehingga secara umum
dengan individu masing-masing. mereka menyatakan merasa puas atas pekerjaan yang
Penulis melakukan observasi mengenai kepuasan mereka lakukan sekarang.
kerja, dengan obyek karyawan yang bekerja di Berdasarkan fenomena yang kedua, penulis
Pakuwon Food Festival, Pakuwon City, Surabaya. mengambil hipotesis awal bahwa faktor yang
Dalam observasi yang telah dilakukan, ada beberapa mempengaruhi kepuasan kerja beberapa karyawan
fenomena yang muncul dari para karyawan tersebut. tersebut adalah motivasi kerja, Menurut George &
Yang pertama, tampak bahwa persaingan antar Jones (2005), motivasi kerja adalah suatu dorongan
restoran yang ada di Food Festival sangatlah tinggi, secara psikologis kepada seseorang, yang menentu-
hal ini terlihat dari begitu agresifnya tiap restoran kan arah dari perilaku (direction of behavior)
dalam menawarkan produk yang mereka jual. Baik seseorang dalam suatu organisasi, tingkat usaha (level
secara promosi tertulis, maupun dari staf yang of effort), dan tingkat kegigihan atau ketahanan dalam
menawarkan kepada setiap pengunjung yang lewat. menghadapi suatu halangan atau masalah (level of
Kondisi ini terjadi karena jumlah pengunjung yang persistence). Dari definisi tersebut, dapat dikatakan
relatif tidak stabil tiap harinya, dalam sebuah bahwa apabila seseorang mempunyai dorongan
kesempatan penulis melakukan pembicaraan singkat secara psikologis yang positif, maka akan menghasil-
102 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 100-112
kan perilaku yang baik, kemudian tingkat usaha yang psikologis kepada seseorang yang menentukan arah
diberikan dalam bekerja juga baik, dan menjadi gigih dari perilaku (direction of behavior) seseorang dalam
terhadap suatu masalah di dalam pekerjaan. Sehingga, suatu organisasi, tingkat usaha (level of effort), dan
ada benarnya walaupun beberapa karyawan selalu tingkat kegigihan atau ketahanan dalam menghadapi
mendapatkan tekanan atas pekerjaan mereka, namun suatu halangan atau masalah (level of persistence).
mereka masih saja merasa memiliki kepuasan Proses motivasi kerja sendiri terdiri dari tiga
terhadap pekerjaan mereka tinggi. elemen penting, yakni kebutuhan (needs), dorongan
Sebagai informasi bahwa Pakuwon Food (drives) dan rangsangan (incentives) (Luthans,
Festival, merupakan sebuah area pujasera disertai 1992:147) yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
beberapa lokasi bermain untuk anak-anak. Lokasi ini - Kebutuhan adalah tekanan yang ditimbulkan oleh
dibuka sekitar bulan November 2008. Didalam adanya kekurangan untuk menyebabkan sese-
pujasera tersebut terdapat satu hall untuk berjualan orang berperilaku untuk mencapai tujuan.
makanan dalam bentuk stall atau kios, dan beberapa Kekurangan tersebut dapat bersifat psikologis,
lokasi untuk restoran independen. Terdapat kurang fisiologis, atau sosial.
lebih 60 tenant berjajar untuk menjual makanan dan - Dorongan adalah suatu kondisi yang menyebab-
minuman dari yang skala kecil sampai ke skala yang kan seseorang menjadi aktif untuk melakukan
besar. Dengan begitu banyaknya tenant yang suatu tindakan atau perilaku demi tercapainya
berjualan makanan, membuat turnover usaha juga kebutuhan atas tujuan.
tinggi. Dengan menganut sistem survival for the - Rangsangan (incentives) adalah sesuatu yang me-
fittest, membuat setiap tenant yang ada, harus miliki kecenderungan merangsang minat sese-
bersaing dengan yang lain untuk mendapatkan orang untuk bekerja mencapai tujuan.
pengunjung dan mendapatkan penjualan. Sehingga
masing-masing pemilik cenderung mengupayakan NEEDS DRIVES INCENTIVES
usaha untuk mempromosikan produk mereka.
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis ingin
Gambar 1. Proses dasar motivasi kerja
mengetahui lebih dalam lagi mengenai pengaruh
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di Maslow’s Need Hierarchy Theory
Pakuwon Food Festival. Adapun beberapa masalah
yang akan digali dalam penelitian ini yaitu: apakah Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow tahun
motivasi kerja berpengaruh secara signifikan terhadap 1943 (George & Jones, 2002, p.59) yang menyatakan
kepuasan kerja karyawan di Pakuwon Food Festival?, bahwa “manusia di motivasi untuk memuaskan
dan seberapa besar kontribusi variabel motivasi kerja sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap
terhadap kepuasan kerja karyawan di Pakuwon Food manusia yang cenderung bersifat bawaan. Kebutuhan
festival? ini terdiri dari lima jenis dan terbentuk dalam suatu
hierarki dalam pemenuhannya yang menimbulkan
Konsep Motivasi motivasi kerja seseorang”.
Menurut Siagian (1983) definisi dari motivating Physiological Needs (kebutuhan fisik) yaitu
adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan
kepada para bawahan sedemikian rupa sehingga kelangsungan hidup seseorang, seperti makan,
mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya minum, udara, perumahan. Keinginan untuk
tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. (p. memenuhi kebutuhan fisik ini merangsang seseorang
152). berperilaku dan bekerja giat.
“Motivasi kerja merupakan proses yang menye-
babkan seseorang berperilaku dengan cara tertentu - Safety and Security needs
dalam rangka memenuhi kebutuhan yang sangat
individu untuk bertahan hidup, keamanan, kehormat- Safety and Security needs (kebutuhan keamanan
an, pencapaian, kekuasaan, pertumbuhan dan rasa dan keselamatan) adalah kebutuhan akan keamanan
harga diri.” (Bittel & Newstrom, 1994, p. 293). dari ancaman, yakni merasa aman dari ancaman
Menurut George & Jones (2005), motivasi kerja kecelakaan dan keselamatan dalam melakukan
dapat didefinisikan sebagai suatu dorongan secara pekerjaan.
Kartika: Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja 103
pekerja termasuk penyakit serius yang dapat pekerjaannya yang timbul bukan hanya sebagai hasil
menyebabkan seseorang tidak mampu bekerja. interaksi antara karyawan dengan pekerjaannya, tetapi
juga dengan lingkungan kerja, situasi dan kondisi
Konsep Kepuasan kerja kerja serta rekan kerja karyawan.
Sumber daya manusia merupakan salah satu Faktor-faktor kepuasan kerja yang diambil
bagian dalam sebuah perusahaan yang memiliki berdasarkan pada Job Descriptive Index, dimana
peranan yang sangat penting dalam menentukan terdapat pengukuran yang standar terhadap kepuasan
pencapaian hasil yang sesuai dengan tujuan dari kerja, yang meliputi beberapa faktor yaitu pekerjaan
sebuah perusahaan yang telah ditetapkan oleh pihak itu sendiri, mutu dan pengawasan supervisi, gaji atau
manajemen perusahaan tersebut. Dengan mengetahui upah, kesempatan promosi, dan rekan kerja. Job
kepuasan kerja karyawan, melalui bagaimana Description Index adalah pengukuran terhadap
karyawan tersebut merespon terhadap berbagai kepuasan kerja yang dipergunakan secara luas. Riset
program atau rencana yang telah ditetapkan oleh menunjukkan bahwa Job Description Index dapat
perusahaan, hal ini dapat menjadi umpan balik yang menyediakan skala kepuasan kerja yang valid dalam
sangat berharga bagi perusahaan tersebut. Kepuasan skala yang dapat dipercaya (Dipboye, Robert, Smith,
kerja adalah sikap umum seseorang terhadap Howell, 1994:157).
pekerjaannya (Robbins, 2003:101). Pada dasarnya
kepuasan merupakan suatu konsep yang multifacet - Pekerjaan itu sendiri
atau banyak dimensi, dan bersifat subyektif dari
masing-masing individu yang bersangkutan (Gomes, Setiap karyawan lebih menyukai pekerjaan yang
1995:178). memberikan peluang kepada mereka untuk meng-
Menurut Blum dalam As’ad (1995:104) kepuas- gunakan ketrampilan dan kemampuan yang dimiliki,
an kerja merupakan sikap umum yang merupakan yang mampu menawarkan satu varietas tugas,
hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor- kebebasan dan umpan balik tentang seberapa baiknya
faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan mereka dalam melakukan hal tersebut. Karakteristik
individu di luar kerja. Sedangkan menurut Handoko tersebut membuat pekerjaan menjadi lebih menantang
(1992:193) kepuasan kerja atau job satisfaction secara mental. Studi-studi mengenai karakteristik
adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau pekerjaan, diketahui bahwa sifat dari pekerjaan itu
tidak menyenangkan dengan mana para karyawan sendiri adalah determinan utama dari kepuasan kerja.
memandang pekerjaan mereka. Sebuah perusahaan Lima dimensi inti dari materi pekerjaan yang meliputi
sangat bergantung pada karyawannya, sebagaimana ragam ketrampilan (skill variety), identitas pekerjaan
baiknya sebuah perencanaan namun pelaksanaan (task identity), keberartian pekerjaan (task signi-
akan tetap bergantung pada manusia yang ficance), otonomi (autonomy) dan umpan balik (feed
menjalankannya sehingga hasil sebenarnya akan juga back). Dari setiap dimensi inti dari pekerjaan
menggambarkan kepuasan kerja karyawan tersebut. mencakup sejumlah aspek materi pekerjaan yang
Ini menunjukkan pula bahwa semakin tinggi dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang.
kepuasan kerja karyawan, maka makin tinggi pula Adapun kaitan masing-masing dimensi tersebut
prestasi kerja yang ditampilkan, begitu juga dengan semakin besarnya keragaman aktivitas
sebaliknya. Karyawan yang mempunyai prestasi yang pekerjaan yang dilakukan, seseorang akan merasa
baik akan menuntut imbalan yang sesuai dengan hasil pekerjaanya semakin berarti.
yang dicapainya.
Kepuasan kerja juga memiliki hubungan yang - Mutu Pengawasan Supervisi
erat dengan sikap karyawan atas pekerjaan mereka,
situasi kerja setiap harinya, kerjasama antar karyawan Kegiatan pengawasan merupakan suatu proses
baik dengan atasan maupun dengan rekan kerja. dimana seorang manajer dapat memastikan bahwa
Kepuasan kerja secara lebih jauh, juga menunjukkan kegiatan yang dilakukan oleh karyawannya sesuai
kesesuaian antara sebuah harapan terhadap pekerjaan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
yang ada dan imbalan yang diperoleh dari pekerjaan Proses pengawasan mencatat perkembangan pekerja-
tersebut. Dari beberapa definisi dan penjelasan diatas an yang telah dilakukan oleh karyawan sehingga
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja memungkinkan manajer untuk dapat mendeteksi
merupakan refleksi dari seorang karyawan terhadap adanya penyimpangan dari apa yang telah
Kartika: Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja 105
direncanakan dengan hasil saat ini, dan kemudian kerja juga merupakan bagian dari perwujudan salah
dapat dilakukan tindakan pembetulan untuk satu teori motivasi menurut Alderfer yaitu kebutuhan
mengatasinya. Perilaku pengawas merupakan hal akan hubungan (Relatedness Needs), dimana pene-
penting yang menentukan selain dari kepuasan kerja kanan ada pada pentingnya hubungan antar-individu
itu sendiri. Sebagian besar dari studi yang telah (interpersonal relationship) dan bermasyarakat
dilakukan menunjukkan hasil bahwa karyawan akan (social relationship). (George & Jones, 2002, p.59).
lebih puas dengan pemimpin yang lebih bijaksana, Pada dasarnya seorang karyawan juga menginginkan
memperhatikan kemajuan, perkembangan dan adanya perhatian dari rekan kerjanya, sehingga
prestasi kerja dari karyawannya. pekerjaan juga mengisi kebutuhan karyawan akan
interaksi sosial, sehingga pada saat seorang karyawan
- Gaji atau Upah memiliki rekan kerja yang saling mendukung dan
bersahabat, maka akan meningkatkan kepuasan kerja
Karyawan selalu menginginkan sistem penggaji- mereka.
an yang sesuai dengan harapan mereka. Apabila
pembayaran tersebut tampak adil berdasarkan pada Hubungan Antar Konsep
permintaan pekerjaan, tingkat ketrampilan individu,
dan standar pembayaran masyarakat pada umumnya, Menurut Gomes (1995:179) hubungan antara
maka kepuasan yang dihasilkan akan juga tinggi. motivasi dengan kepuasan kerja dapat dilihat seperti
Upah sebagai jumlah keseluruhan pengganti jasa Gambar 2.
yang telah dilakukan oleh tenaga kerja yang meliputi
upah pokok dan tunjangan sosial lainnya Kepuasan
(Heijdrachman, 1992:111). Gaji merupakan salah satu Tinggi Rendah
karakteristik pekerjaan yang menjadi ukuran ada Motivasi I. Nilai positif II. Nilai positif bagi
tidaknya kepuasan kerja, dalam artian ada atau Tinggi bagi organisasi organisasi dan
tidaknya keadilan dalam pemberian gaji tersebut. Gaji dan bagi negatif bagi
karyawan karyawan
atau upah yang diberikan kepada karyawan
Rendah III. Nilai negatif IV. Nilai negatif bagi
merupakan suatu indikator terhadap keyakinan
bagi organisasi, organisasi dan bagi
seseorang pada besarnya upah yang harus diterima. positif bagi karyawan
karyawan
- Kesempatan Promosi
Gambar 2. Hubungan antara motivasi dan
Promosi merupakan perpindahan dari suatu
kepuasan
jabatan ke jabatan yang lain dimana jabatan tersebut
memiliki status dan tanggung jawab yang lebih tinggi.
Pada kuadran pertama dapat ditunjukkan bahwa
Hal ini memberikan nilai tersendiri bagi karyawan,
karyawan yang termotivasi dan kepuasannya tinggi,
karena merupakan bukti pengakuan terhadap prestasi
membentuk sebuah keadaan yang ideal, baik bagi
kerja yang telah dicapai oleh karyawan. Promosi juga
perusahaan maupun karyawan itu sendiri. Keadaan ini
memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pribadi,
dapat terjadi bila ada kesamaan antara harapan
untuk lebih bertanggung jawab dan meningkatkan
karyawan dan perusahaan dengan keadaan nyata saat
status sosial (Robbins, 2003:108). Oleh karena itu
ini, dimana di satu sisi perusahaan menemukan
salah satu kepuasan terhadap pekerjaan dapat
kondisi karyawan yang dapat bekerja dengan baik dan
dirasakan melalui ketetapan dan kesempatan promosi
mencapai tujuan perusahaan, sedangkan karyawan
yang diberikan oleh perusahaan.
menemukan kondisi bahwa segala harapan mereka
- Rekan Kerja berkaitan dengan karir, gaji telah diberikan oleh
perusahaan.
Manusia merupakan makhluk sosial yang Kuadran kedua menunjukkan bahwa karyawan
membutuhkan interaksi dengan orang lain, begitu termotivasi untuk bekerja dengan baik, tetapi tidak
juga dengan karyawan di dalam melakukan merasa puas dengan kerja mereka. Beberapa alasan
pekerjaannya membutuhkan interaksi dengan orang yang memungkinkan adalah karyawan membutuhkan
lain baik rekan kerja maupun atasan mereka. pekerjaan dan uang. Uang dan pekerjaan tergantung
Pekerjaan seringkali juga memberikan kepuasan pada kinerja yang baik, di satu sisi karyawan merasa
kebutuhan sosial, dimana tidak hanya dalam arti bahwa mereka berhak mendapatkan gaji yang lebih
persahabatan saja tetapi dari sisi lain seperti kebutuh- atas kinerja yang diberikan kepada perusahaan,
an untuk dihormati, berprestasi, dan berafiliasi. Rekan namun tidak mendapatkannya.
106 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 100-112
Pada kuadran ketiga terdapat kinerja yang rendah kesimpulan dari penelitian berupa angka. Dalam
dari karyawan namun mereka merasa puas dengan penelitian ini penulis melakukan perhitungan mean
pekerjaannya. Perusahaan telah memberikan segala dan distribusi frekuensi untuk memberikan gambaran
sesuatu sesuai dengan harapan karyawan sehingga dari data yang akan diperoleh.
karyawan tidak mengeluh, namun tidak ada timbal Populasi dalam penelitian ini meliputi semua
balik yang berarti bagi perusahaan sehingga kerugian karyawan yang bekerja pada restoran maupun kios
dapat dirasakan dari sisi perusahaan. makanan yang ada di Pakuwon Food Festival
Kuadran keempat, karyawan tidak bekerja Surabaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan
dengan baik dan tidak memperoleh rangsangan yang teknik judgement sampling yang merupakan bagian
memuaskan dari perusahaan. Situasi seperti inilah dari non-probability sampling yaitu teknik peng-
yang akan mendorong keinginan pegawai untuk ambilan sampel dimana elemen populasi dipilih
berhenti dari pekerjaan atau keputusan perusahaan berdasarkan pertimbangan penulis dan jumlah sampel
untuk memberhentikan karyawan karena tidak ada yang sudah ditentukan. Jumlah sampel sebanyak 72
manfaat yang dapat diperoleh baik oleh pegawai yang terdiri dari karyawan yang bekerja pada restoran
maupun perusahaan. maupun kios makanan yang ada di Pakuwon Food
Menurut Prabu (2005:24), faktor–faktor motivasi Festival Surabaya.
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
kerja pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa semakin Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional
tinggi faktor-faktor motivasi yang diberikan maka akan Variabel
semakin tinggi pula kepuasan kerja pegawai.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan
Kerangka Pemikiran adalah 1 variabel bebas atau independen variabel dan
1 variabel terikat atau dependen variabel. Variabel
Motivasi Kerja: Kepuasan Kerja: bebas diberi notasi X, dan variabel terikat diberi notasi
Arah perilaku (direction of Pekerjaan itu sendiri dengan Y.
behavior) Mutu pengawasan supervisi
Tingkat usaha (level of Gaji atau upah
effort) Kesempatan promosi Variabel bebas (X):
Tingkat kegigihan (level of X1: Arah perilaku (direction of behavior)
persistence) Dipboye, Robert, Smith, Howell,
(1994, p.157) X2: Tingkat usaha (level of effort)
George & Jones (2005, p.175) X3: Tingkat kegigihan (level of persistence)
Berdasarkan latar belakang penelitian, dan hasil Arah perilaku (direction of behavior) mengacu
penelitian terdahulu maka dapat disusun hipotesis pada perilaku yang dipilih seseorang dalam bekerja
sebagai berikut: dari banyak pilihan perilaku yang dapat mereka
1. Diduga motivasi kerja berpengaruh secara jalankan baik tepat maupun tidak. Untuk mencapai
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di tujuan perusahaan secara maksimal, karyawan harus
Pakuwon Food Festival. memiliki motivasi untuk memilih perilaku yang
fungsional dan dapat membantu organisasi dalam
METODE PENELITIAN mencapai tujuannya. Setiap karyawan diharapkan
dapat bekerja tepat waktu, mengikuti peraturan yang
Jenis Penelitian, Gambaran Populasi, dan Sampel berlaku.
Arah perilaku pada penelitian ini menggunakan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif indikator:
yang merupakan penelitian deskriptif kausal. 1. Dalam bekerja setiap harinya karyawan selalu
Penelitian ini menggunakan hipotesis yang bertujuan hadir tepat waktu.
mengetahui pengaruh motivasi kerja sebagai variabel 2. Dalam bekerja karyawan jarang membolos atau
independen terhadap kepuasan kerja sebagai variabel tidak hadir tanpa pemberitahuan.
dependen. Dalam penelitian kuantitatif, semua 3. Dalam bekerja karyawan selalu menaati peraturan
pengumpulan data, penafsiran data, dan penarikan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Kartika: Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja 107
baik, dengan indikator yang memiliki nilai rata-rata Tabel 11 menunjukkan bahwa variabel kesem-
terbaik adalah bekerja di tempat saat ini menyenang- patan promosi termasuk dalam kategori buruk karena
kan. nilai rata-rata keduanya berkisar antara 2,0278 dan
2,0972. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh
Tabel 9. Mutu pengawasan supervisi responden setuju bahwa dalam pekerjaan mereka saat
ini tidak ada kesempatan untuk promosi, dan cukup
Minim Maxi Std.
N Mean hanya untuk mencari nafkah tetapi tidak untuk
um mum Deviation
Pengawasan mutu berkarir.
2.888
kerja dari atasan 72 1.00 4.00 .74220
9 Tabel 12. Rekan kerja
sangat baik
Atasan adalah orang Mini Maxi Std.
2.791 N Mean
yang bijaksana dan 72 1.00 4.00 .64867 mum mum Deviation
7
perhatian
Karyawan
Valid N (listwise) 72 mempunyai rekan
72 3.00 4.00 3.6250 .48752
kerja yang
menyenangkan
Tabel 9 mengenai variabel mutu pengawasan
supervisi, menunjukkan bahwa rata-rata dari respon- Karyawan selalu
berhubungan baik 72 3.00 4.00 3.5000 .50351
den setuju mutu pengawasan supervisi dari tempat dengan rekan kerja
mereka bekerja saat ini cukup baik, walaupun berada Valid N (listwise) 72
sedikit di atas nilai kritis namun hal ini menunjukkan
bahwa mutu tidak terlalu menjadi perhatian bagi Tabel 12 menunjukkan bahwa variabel rekan
atasan. kerja, masuk dalam kategori baik. Hal ini ditunjukkan
dengan tingginya nilai mean dari dua indikator rekan
Tabel 10. Gaji atau upah kerja yaitu 3,6250 dan 3,5 dengan standar deviasi
Mini Maxi Std. yang tergolong kecil yang berarti hampir keseluruhan
N Mean
mum mum Deviation responden mempunyai pandangan yang kurang lebih
Gaji atau upah yang hampir sama mengenai rekan kerja mereka.
diterima saat ini 72 1.00 4.00 2.5417 .73038
sudah memuaskan
Analisis Regresi Linier Sederhana
Gaji atau upah yang
diterima saat ini Dalam model analisis regresi linier sederhana,
sesuai dengan tingkat 72 1.00 4.00 2.5833 .70711
ketrampilan dan
yang melibatkan variabel dependen (Y) yaitu
pekerjaan karyawan kepuasan kerja dan variabel independen (X) yaitu
Valid N (listwise) 72 motivasi kerja, dan hasil regresi tersebut tampak
dalam tabel berikut:
Tabel 10 menunjukkan bahwa variabel gaji atau
upah dapat dikategorikan buruk, dengan nilai mean Tabel 13. Coefficientsa
masing-masing indikator hanya di tingkat 2,5417 dan Unstandardized Standardized
2,5833. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan Coefficients Coefficients
Model t Sig.
merasa gaji yang saat ini diterima masih kurang B
Std.
Beta
memuaskan mereka. Error
1 (Constant) 16.596 3.631 4.571 .000
Tabel 11. Kesempatan promosi motivasi kerja .307 .092 .369 3.326 .001
Mini Maxi Std.
N Mean Sehingga, persamaan regresinya adalah sebagai
mum mum Deviation
Dengan bekerja saat ini berikut:
karyawan mempunyai Y = 16.596 + 0.307 X
masa depan dan 72 1.00 3.00 2.0278 .50273 dimana:
kesempatan promosi Y = kepuasan kerja karyawan
untuk lebih maju lagi
X = motivasi kerja karyawan
Karir berjalan sesuai
dengan kemampuan 72 1.00 3.00 2.0972 .63156 Uji hipotesis dilakukan dengan melakukan uji t,
karyawan
adapula hipotesis awal yang diajukan penulis adalah
Valid N (listwise) 72
diduga motivasi kerja berpengaruh secara signifikan
Kartika: Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja 111
terhadap kepuasan kerja karyawan di Pakuwon Food sebesar 86,4% merupakan kontribusi dari variabel
Festival. Berdasarkan tabel, nilai t hitung adalah 3,326 lainnya, hal ini terjadi karena penulis hanya mem-
dengan signifikansi 0.001, karena signifikansi 0,001 < batasi penelitian ini dalam variabel motivasi saja,
0,05 maka hipotesis diterima yaitu motivasi sehingga penelitian ini dapat menjadi lead project
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Dari hasil
kerja karyawan di Pakuwon Food Festival. Hasil deskriptif responden ada beberapa hal yang perlu
olahan data lebih lanjut adalah sebagai berikut: digaris bawahi dalam konteks penelitian ini, yaitu
variabel kepuasan kerja itu sendiri, khususnya pada
Tabel 14. Model Summary variabel mutu pengawasan supervisi, gaji atau upah,
Adjusted R Std. Error of the dan kesempatan promosi. Variabel mutu pengawasan
Model R R Square
Square Estimate supervisi mendapatkan nilai yang tergolong kritis, dan
1 .369a .136 .124 3.44005 variabel kesempatan promosi yang masuk dalam
a. Predictors: (Constant), motivasi kerja kategori buruk. Hal ini sedikit menjadikan tanda
tanya, mengingat bahwa beberapa restoran dan kios
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai R makanan yang ada di Pakuwon Food festival
square menunjukkan nilai 0.136 atau 13,6% dimana tergolong cukup terkenal di Surabaya, seharusnya
hal ini menunjukkan bahwa besarnya pengaruh dengan tingkat image yang cukup bagus pihak
motivasi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan manajemen tidak perlu dipertanyakan lagi
hanya 13,6% sedangkan sisanya sebesar 86,4% berhubungan dengan kualitas dan juga jenjang karir
ditentukan oleh variabel lainnya yang tidak ikut bagi para karyawannya.
dihitung dalam penelitian ini. Penulis mengadakan wawancara tambahan
kepada beberapa karyawan restoran tersebut untuk
Tabel 15. Correlations klarifikasi hasil yang didapatkan, dan didapatkan
jawaban bahwa restoran tersebut mayoritas tidak
kepuasan motivasi menggolongkan outlet mereka yang ada di Pakuwon
kerja kerja
Food Festival sebagai bagian dari outlet utama
Pearson kepuasan kerja 1.000 .369 mereka, atau dengan kata lain hanya merupakan
Correlation motivasi kerja .369 1.000 proyek uji coba dimana hanya memiliki tujuan jangka
Sig. (1-tailed) kepuasan kerja . .001 pendek saja. Bagi pihak manajemen hasil untung atau
motivasi kerja .001 . rugi tidak menjadi hal yang berarti bagi mereka,
N kepuasan kerja 72 72 sehingga akhirnya imbas yang dihasilkan sampai
pada karyawan mereka. Sedangkan untuk variabel
motivasi kerja 72 72
gaji dan upah, hasil ini juga tercermin dalam deskripsi
responden dimana penulis sesungguhnya memasuk-
Berdasarkan tabel 15, hasil perhitungan diperoleh kan poin mengenai pengeluaran rata-rata per bulan
angka korelasi sebesar 0.369 yang artinya terdapat untuk mengetahui kurang lebih gaji yang didapatkan
hubungan yang lemah antara kedua variabel motivasi oleh para karyawan tersebut. Dan hasilnya memang
kerja dan kepuasan kerja dan berpengaruh secara menunjukkan bahwa mayoritas gaji yang didapatkan
signifikan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi oleh para karyawan tersebut pada kisaran Rp.450.000
0.001 yang lebih kecil dari nilai 0,05. sampai Rp. 600.000 tiap bulannya.
Namun penulis juga salut terhadap karyawan
PEMBAHASAN yang menjadi responden karena hasil penelitian
menunjukkan bahwa mereka menyukai pekerjaan
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, yang mereka lakukan dan faktor rekan kerja
penelitian ini menunjukkan bahwa variabel motivasi merupakan kunci utama mengapa mereka menyukai
berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pekerjaan tersebut, dalam wawancara konfirmasi hasil
kerja, hasil ini ikut menguatkan hasil penelitian dari penelitian penulis juga mendapatkan jawaban bahwa
Prabu (2005:24), yang mengatakan bahwa faktor– hubungan pertemanan antara rekan kerja sangat baik,
faktor motivasi memiliki pengaruh yang signifikan bahkan mereka menganggap seperti sebuah keluarga
terhadap kepuasan kerja pegawai. Hasil lain yang kecil baru di lingkungan kerja mereka sehingga faktor
didapatkan adalah dalam konteks penelitian ini, faktor tersebut yang menjadi pemicu kenapa mereka
motivasi hanya memberikan kontribusi sebesar menyukai pekerjaan mereka dan merasa cukup puas
13,6% terhadap kepuasan kerja sedangkan sisanya atas kondisi kerja mereka saat ini.
112 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 100-112
1. Untuk pihak manajemen restoran yang ada di Dipboye, Robert, L., Smith, C. S., Howell, W. C.,
Pakuwon Food Festival, diharapkan untuk lebih 1994, Understanding Industrial and Organi-
memperhatikan kondisi restoran saat ini untuk zational Behavior, USA: Winston Inc.
lebih melakukan pengawasan mutu, karena secara George, J. M. & Jones, G. R., 2005, Essentials of
perlahan akan berpengaruh terhadap image Managing Organizational Behavior, 4th ed.,
restoran tersebut secara umum, karena mau tidak New Jersey: Upper Saddle River.
mau dengan adanya nama yang sama dengan
outlet lainnya yang ada di Surabaya tetap Gomes, Faustino C., 1995, Manajemen Sumber Daya
membawa kesan yang sama di mata konsumen. Manusia, Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Kemudian diharapkan untuk membuka
Handoko, T. Hani, 1992, Manajemen Personalia dan
kesempatan promosi bagi karyawan sehingga
Sumber Daya Manusia, Edisi II, Yogyakarta:
mereka lebih termotivasi lagi untuk bekerja
dengan lebih baik dan dengan kondisi yang lebih BPFE.
baik pula. Hasibuan, Melayu SP, 2001, Manajemen Sumber
2. Untuk karyawan yang bekerja di restoran yang Daya Manusia, Edisi Revisi, Bumi Aksara.
ada di Pakuwon Food Festival, diharapkan untuk
lebih berpikiran jauh kedepan untuk masa depan Heidjdrachman Ranupandojo, Suad, Husnan.
masing-masing, karena walaupun lingkungan Manajemen Personalia. (edisi 4). Yogyakarta:
kerja dan rekan kerja sangat baik dan mendukung, BPFE.
namun esensi dari kita bekerja harus jauh lebih
Luthans, F., 1995, Organizational Behavior, 7th ed.,
maju dari hanya sekadar mendapatkan
New York: McGraw-Hill, Inc.
penghasilan yang cukup dan lebih mementingkan
kebutuhan sosial saja. Namun motivasi yang Robbins, S. P., 1996, Organization Bahaviour,
dibawa oleh tiap individu harus meliputi karir dan Seventh Edition, Englewood Cliffs, New
kehidupan di masa depan yang lebih baik, Jersey: Simon & Schuster Company.
sehingga pelatihan mengenai goal setting dan
peningkatan ketrampilan sangat diperlukan oleh Robbins, S. P., 2003, Perilaku Organisasi, Jakarta:
setiap karyawan. PT. Indeks Kelompok Gramedia.
3. Untuk penelitian lebih lanjut, agar dapat Siagian, Sondang, 1983, Organisasi, Kepemimpinan
ditambahkan pula variabel baru untuk lebih dan Perilaku Adminsitrasi, Jakarta: PT.
melengkapi hasil dari penelitian ini dan lebih Gunung Agung.
mengeksplorasi fenomena yang ada, hal ini
dirasakan oleh penulis dimana pada saat Simamora, H., 1993, Manajemen Sumber Daya
wawancara konfirmasi hasil penelitian, penulis Manusi. Edisi I, Yogyakarta: Bagian Pener-
merasakan bahwa efek gunung es terjadi dalam bitan STIE YKPN.
penelitian ini. Sehingga penelitian lebih lanjut
akan sangat bermanfaat untuk kemajuan ilmu Sugiyono, 2004, Metode penelitian bisnis, Bandung:
pengetahuan. CV Alfabeta.