Professional Documents
Culture Documents
4190 9018 2 PB PDF
4190 9018 2 PB PDF
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
ABSTRACT
Path Goal theory explained about leader behavior by directive style, suportif style,
partisipative style, maintenance style, and achievement style whice influence a wish. In order to
influence low worker, by using one of four style, a leader must effore to influence perception and can
give motivation to them about his duty clarity, attainment of target, job satisfaction and the effectively
time.
A leader take charge of to execute duty and also the such responsibility claimed [by] the
existence of a leader recognizing as a whole the organizational member so that can grow harmonious
same job among organizational component, here role of leader become of vital importance in efficacy
of organization which leading of in the case of directive, supportif, partisipative and orient
achievement for the job satisfaction, organizational commitmen and performance his subordinate.
This research it all was done in Department Agama of Sub-Province of Kendal and Town
Semarang, and it was taken example from staff office department agama of sub-province of Kendal and
town Semarang. The technich which was used for research is giving 43 quesioner for depag Kendal
and 90 depag Semarang, for measuringthese questions by scala likert. The file for getting this
research is helped by SPSS ( Statistical of Program of for Social Science) 7.5 for Windows.
Analyse data is done by validity exam and reliabilitas exam by using Cronbach'S Alpha
technic, correlation exam with “product moment technich” and regresi linear exam. It consisted of R²
exam, F and t exam. The analysis which was used is Chi-Square analysie to look for some differences
between depag Kendal and Semarang, and double regresi analyse influence of leadership style to job
satisfaction, organizational commitmen, and the employees performance.
The result of this research indicate that the five factors of leadership style : partisipative style,
orient achievement style, directive style, supportif style, and maintenance style are have an effect on
positively and signifikan to job satisfaction, organizational commitmen, and the employees
performance. From this research results hope able to mange and consider the five variables as
measure for developing job satisfaction, organizational commitmen and the employees performance.
High and low of job satisfaction, organizational commitmen and the employees performance
which was detaile from this research can be distinguished from an influential leader, even it was
believed that make a satisfield, commitmen, and the performance is not easy something and dependent,
about a leadership generally tell about satisfaction, commitmen and officer performance can be
followed from the leader, so one of superior leadership style. Is believed very suitable and determine
job satisfaction, organizational commitmen and the employees performance from every organization
(nilai tujuan jangka pendek dan jangka 1. Perbedaan dalam orientasi terhadap
panjang, budaya organisasi dan kondisi tujuan tertentu. Para anggota dari
ekonomi) dan atribut individual antara lain departemen yang berbeda
kemampuan dan ketrampilan. Kinerja bias mengembangkan pandangan mereka
meningkatkan kepuasan para karyawan dalam sendiri tentang bagaimana cara
organisasi dengan kinerja tinggi daripada mencapai kepentingan organisasi yang
organisasi dengan kinerja rendah (Ostroff, baik.
1992).
2. Perbedaan dalam orientasi waktu.
Menurut Fuad Mas’ud (1998) dalam Manajer produksi akan lebih
diagnosis pengembangan organisasi memperhatikan masalah-masalah yang
berpendapat bahwa kemajuan dan keberhasilan harus dipecahkan segera dalam periode
organisasi sangat tergantung pada para waktu pendek. Bagian penelitian dan
karyawan. Sejauh mana karyawan tersebut pengembangan lebih terlibat dengan
mampu dan mau bekerja keras, kreatif, masalah-masalah jangka panjang.
inovatif, loyal, disiplin, jujur dan bertanggung
3. Perbedaan dalam orientasi antar
jawab akan menentukan prestasi organisasi.
pribadi. Kegiatan produksi
Oleh karena itu untuk mengetahui sejauhmana
memerlukan komunikasi dan
para karyawan bekerja, pimpinan organisasi
pembuatan keputusan yang cepat agar
perlu mengetahui bagaimana sikap dan
prosesnya lancar, sedang bagian
perilaku karyawannya. Sikap akan
penelitian dan pengembangan mungkin
mencerminkan perilaku seseorang. Namun
dapat lebih santai dan setiap orang
untuk mengetahui bagaimana sikap seseorang
dapat mengemukakan pendapat serta
tidak mudah, karena sikap dipengaruhi oleh
berdiskusi satu dengan yang lain.
banyak faktor seperti persepsi, motivasi,
lingkungan dan lainnya. 4. Perbedaan dalam formalitas struktur.
Setiap tipe satuan dalam organisasi
Menurut Covey (1992), akar
mungkin mempunyai metoda-metoda
kebanyakan masalah komunikasi adalah
dan standar-standar yang berbeda
masalah persepsi. Tidak seorangpun dari kita
untuk mengevaluasi program terhadap
melihat dunia seperti apa adanya, namun
tujuan dan untuk balas jasa bagi
sebagaimana kerangka referensi kita atas
karyawan.
“peta”, membatasi wilayah. Dan persepsi hasil
mempengaruhi perasaan, keyakinan, dan Keberhasilan atau kegagalan suatu
perilaku kita. (dalam Su’ud, 2000). Apabila organisasi baik yang berorientasi bisnis
persepsi terhadap seseorang menunjukkan maupun publik, biasanya dipersepsikan sebagai
sebagai pemimpin yang layak dipercaya, keberhasilan atau kegagalan pemimpin. Begitu
memenuhi kriteria pemimpin yang mampu. pentingnya peran pemimpin sehingga isu
Oleh karena itu, pemimpin harus mempunyai mengenai pemimpin menjadi fokus yang
kemampuan. Tanpa kemampuan, orang tidak menarik perhatian para peneliti bidang perilaku
akan mau mendengarkannya. Karena keorganisasian. Schein (1992), Nahavandi &
pemimpin harus dapat menggugah respek Malekzadeh (1993), dan Kouzes & Posner
orang lain. (1987;1993) menyatakan pemimpin
mempunyai pengaruh yang sangat besar
Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch
terhadap keberhasilan organisasi. Pemimpin
(dalam Alimuddin, 2002) telah mengemukakan
memegang peran kunci dalam
empat tipe perbedaan dalam sikap dan cara
memformulasikan dan mengimplementasikan
kerja di antara bermacam-macam individu dan
strategi organisasi. (dalam Su’ud, 2000)
departemen-departemen dalam organisasi yang
mempersulit tugas pengkoordinasian bagian- Adanya perbedaan antara Departemen
bagian organisasi secara efektif yaitu: Agama Kabupaten Kendal dengan Departemen
Agama Kota Semarang, dilihat dari faktor
intern seperti kinerja SDM, jam kerja, kuota
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 72
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
haji, absensi karyawan, kegiatan kerja dan juga Dengan demikian, kredibilitas
faktor ekstern seperti ekonomi masyarakat, pemimpin mempunyai peranan penting, karena
jumlah penduduk, budaya, dan sosial bawahan atau pengikut akan bersedia
masyarakatnya. Karena pemimpin merupakan menerima kepemimpinan seseorang setelah
faktor terpenting dalam kemajuan tidaknya mempunyai persepsi bahwa pemimpin
suatu organisasi, maka apakah di depag Kendal organisasi kredibel, kemudian baru mengikuti
dan Semarang ada perbedaan juga. Alasan itu langkah-langkah pemimpin dalam mencapai
yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. tujuan organisasi.
TELAAH PUSTAKA Persepsi dari para karyawan digunakan
untuk mengevaluasi kinerja kepemimpinan dan
Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap
untuk menunjukkan kelemahan dan area-area
Persepsi Kepemimpinan oleh Karyawan
perbaikan. Mengingat bahwa karyawan
Menurut Lord & Maher (Nye & merupakan satu dari publik terpenting sistem
Simonetta, 1996, dalam Muh Su’ud, 2000), organisasi, penelitian yang berlangsung tentang
seseorang menjadi pemimpin karena pandangan mereka menyangkut kepemimpinan
dipersepsikan pihak lain sebagai pemimpin. dianggap sangat penting (Menon, 2002)
Pemimpin adalah obyek persepsi, apakah akan
Hubungan Gaya Kepemimpinan terhadap
dipersepsi sebagai orang yang kredibel, juga
Kepuasan, Komitmen dan Kinerja
tergantung pada pelaku persepsi (perceiver)
Karyawan
dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan
menafsirkan informasi yang diterimanya. Seperti yang telah dikemukakan oleh
Porter dan Miles (dalam Stoner dan Freeman,
Penjelasan yang lebih spesifik tentang
1989) bahwa ada 3 hal yang mempengaruhi
gaya kepemimpinan dikemukakan oleh Hersey
kinerja seseorang, yaitu motivasi, kemampuan
dan Blanchard (dalam Thoha, 2001), yaitu pola
dan persepsi peran. Timpe (1999) juga
perilaku yang diperlihatkan oleh orang itu pada
menyatakan bahwa yang berpengaruh terhadap
saat mempengaruhi aktivitas orang lain seperti
kinerja seseorang karyawan adalah perilaku
yang dipersepsikan orang lain. Gaya
manajemen dan desain jabatan. Jadi kalau
kepemimpinan yang dimaksudkan dalam
seseorang karyawan memiliki persepsi yang
pengertian ini merupakan persepsi orang lain,
positif tentang karir masa depannya yang
pengikut atau bawahan yang akan dipengaruhi
merupakan salah satu kebijakan dari pihak
perilakunya dan bukannya persepsi pemimpin
manajemen, maka ia akan memiliki kinerja
itu sendiri.
yang positif pula.(dalam Rahayu, 2001)
Segala sesuatu yang dikatakan,
Studi yang dilakukan Redmond et.al
dilakukan dan segala perasaan yang
(1993), melaporkan bahwa kreativitas pekerja
ditunjukkan adalah diamati oleh orang lain dan
meningkat jika pemimpin menerima dan
memiliki pengaruh terhadap organisasi. Para
menunjukkan penghargaan terhadap perbedaan
pemimpin mewarisi tanggung jawab untuk
kognitif dan ketidaksesuaian. Demikian juga
memberi teladan perilaku yang diinginkan
apabila para pemimpin memiliki dorongan
bukan hanya untuk memberi manfaat bagi
motivasi yang kuat terhadap tugas-tugas kreatif
organisasi, tetapi juga bagi manfaat orang-
karyawan yang pada akhirnya mempengaruhi
orang yang mereka bimbing. Di sepanjang
kinerja pekerja itu sendiri. (dalam Tierney,
sejarah, model-model memiliki pengaruh yang
et.al, 1999). Untuk mempertimbangkan
penting terhadap pertumbuhan dan
interaksi antara para pemimpin dan pekerja,
perkembangan manusia. Seperti yang terbukti
kinerja yang tinggi akan menjadi satu kesatuan
benar pada seluruh agama dan pemerintahan
dalam kontribusi yang tergantung pada kedua
yang sukses; para pemimpin memodelkan
belah pihak. (Le Pine, Hollenbeck,
standar, iklim dan ekspektasi bagi organisasi.
Ilgen&Hedlund, 1997 dalam Tierney, et.al,
(Scarnati, 2002)
1999)
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 73
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
Menurut Scarnati (2002), bahwa eksternal kepuasan kerjanya akan lebih tinggi
persepsi dan realita bukanlah saling terpisah, dengan gaya direktif.
karena keduanya terjadi di dalam kerangka
Teori Path Goal menjelaskan tentang
keyakinan pribadi. Di benak banyak orang,
perilaku pemimpin gaya direktif, gaya suportif,
persepsi adalah realita, jadi jagalah citra
gaya partisipatif, gaya pengasuh dan gaya
sebagai anggota komunitas yang produktif dan
orientasi prestasi mempengaruhi pengharapan
terhormat. Lakukan hal ini dan anda tidak akan
ini. Sehingga mempengaruhi prestasi kerja
keliru. Webber, 1991 (dalam Scarnati, 2002)
bawahan dan kinerja bawahan. Dengan
Bekerja bersama-sama tidak hanya
mempergunakan salah satu dari empat gaya
memerlukan kemampuan kepemimpinan dasar,
tersebut, seorang pemimpin harus berusaha
tetapi juga pemahaman fundamental mengenai
untuk mempengaruhi persepsi para bawahan
sikap dimana perilaku pemimpin
dan mampu memberikan motivasi kepada
mempengaruhi orang lain. Orang yang tidak
mereka tentang kejelasan-kejelasan tugasnya,
peduli yang “menunjukkan dirinya sendiri
pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan
sebagai contoh negatif dengan tidak
pelaksanaan efektif (Griffin, 1980).
menetapkan standar yang tinggi bagi dirinya
sendiri menyebabkan kinerja setiap orang Seorang pemimpin mempunyai tanggung
menjadi memburuk” jawab untuk melaksanakan tugas serta
tanggung jawab yang demikian dituntut adanya
Kinerja pegawai tidak dapat dilepaskan
seorang pemimpin yang mengenal secara
dari peran pemimpinnya. Menurut Bass (1990),
keseluruhan anggota organisasi sehingga dapat
peran kepemimpinan atasan dalam memberikan
menumbuhkan kerja sama yang harmonis
kontribusi pada karyawan untuk pencapaian
diantara komponen organisasi, disini peran
kinerja yang optimal dilakukan melalui lima
pemimpin menjadi sangat penting dalam
cara yaitu: (1) pemimpin mengklarifikasi apa
keberhasilan organisasi yang dipimpinnya
yang diharapkan dari karyawan, secara khusus
dalam hal arahan (direktif), supportif,
tujuan dan sasaran dari kinerja mereka, (2)
partisipatif dan orientasi prestasi untuk
pemimpin menjelaskan bagaimana memenuhi
kepuasan kerja, komitmen organisasi dan
harapan tersebut, (3) pemimpin
kinerja bawahannya.
mengemukakan kriteria dalam melakukan
evaluasi dari kinerja secara efektif, (4) Model dalam penelitian ini dapat disampaiakan
pemimpin memberikan umpan balik ketika dalam bentuk persamaan berikut :
karyawan telah mencapai sasaran, dan (5) Y1 = β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
pemimpin mengalokasikan imbalan
berdasarkan hasil yang telah mereka capai. Y2 = β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
Teori Path Goal (Evans, 1970; House, Y3 = β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + e
1971; House&Mitchell, 1974 dalam Yulk, Dimana,
1989) mengatakan bahwa pemimpin
mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan Y1 = Kepuasan kerja
cara memberikan kegiatan-kebiatan yang Y2 = Komitmen Organisasi
mempengaruhi bawahannya agar percaya
bahwa hasil yang berharga bisa dicapai dengan Y3 = Kinerja karyawan
usaha yang serius.kepemimpinan yang berlaku β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi
secara universal menghasilkan tingkat kinerja
dan kepuasan bawahan yang tinggi. Teori ini X1 = Gaya Partisipatif, orientasi prestasi
menyatakan bahwa situasi yang berbeda X2 = Gaya Direktif
mensyaratkan gaya kepemimpinan yang
berbeda. Bawahan dengan locus of control X3 = Gaya Supportif
internal kepuasan kerjanya akan lebih tinggi X4 = Gaya Pengasuh
dengan gaya kepemimpinan yang partisipatif
sedangkan bawahan dengan locus of control e = Error
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 74
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
Hal ini menunjukkan bahwa gaya direktif Hubungan antara Gaya Partisipatif,
sangat mempengaruhi kepuasan kerja. Hasil Orientasi Prestasi dengan Komitmen
pengujian hipotesis ini memperkuat hasil Organisasi
penelitian empiris dari Griffin (1980), Mc
Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa
Nesse-Smith (1996) yang menyatakan sikap
partisipatif dan orientasi prestasi berpengaruh
pimpinan dan perilaku kepemimpinan
positif terhadap komitmen organisasi. Hal ini
mempunyai korelasi positif dengan kepuasan
mengandung pengertian bahwa komitmen
kerja.
organisasi dapat ditingkatkan apabila gaya
partisipatif dan orientasi prestasi terus
Hubungan antara Gaya Supportif dengan
ditingkatkan.
Kepuasan Kerja
Variabel gaya partisipatif dan orientasi
Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa
prestasi merupakan variabel yang memiliki
gaya supportif berpengaruh positif terhadap
pengaruh terbesar dalam hubungannya dengan
kepuasan kerja. Hal ini mengandung pengertian
komitmen organisasi. Hal ini menunjukkan
bahwa kepuasan dapat ditingkatkan apabila
bahwa gaya partisipatif dan orientasi prestasi
gaya supportif terus ditingkatkan.
sangat mempengaruhi komitmen organisasi.
Variabel gaya supportif merupakan Hasil pengujian hipotesis ini memperkuat hasil
variabel yang memiliki pengaruh terbesar penelitian empiris dari Mc Nesse-Smith (1996)
dalam hubungannya dengan kepuasan kerja. yang menyatakan variabel gaya partisipatif dan
Hal ini menunjukkan bahwa gaya supportif orientasi prestasi berpengaruh positif terhadap
sangat mempengaruhi kepuasan kerja. Hasil komitmen organisasi.
pengujian hipotesis ini memperkuat hasil
penelitian empiris dari Griffin (1980) dan Mc Hubungan antara Gaya Direktif dengan
Nesse-Smith (1996) dan Lok&Crawford (2004) Komitmen Organisasi
yang menyatakan adanya korelasi positif antara
Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa
sikap pimpinan gaya supportif dengan
gaya direktif berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja.
komitmen organisasi. Hal ini mengandung
pengertian bahwa komitmen organisasi dapat
Hubungan antara Gaya Pengasuh dengan
ditingkatkan apabila gaya direktif dijaga.
Kepuasan Kerja
Variabel gaya direktif merupakan
Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa
variabel yang memiliki pengaruh terbesar
gaya pengasuh berpengaruh positif terhadap
dalam hubungannya dengan komitmen
kepuasan kerja. Hal ini mengandung pengertian
organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa gaya
bahwa kepuasan dapat ditingkatkan apabila
direktif sangat mempengaruhi komitmen
gaya pengasuh terus dijaga dan ditingkatkan.
organisasi. Hasil pengujian hipotesis ini
Variabel gaya supportif merupakan memperkuat hasil penelitian empiris dari Mc
variabel yang memiliki pengaruh terbesar Nesse-Smith (1996) yang menyatakan adanya
dalam hubungannya dengan kepuasan kerja. korelasi positif antara sikap pimpinan dan
Hal ini menunjukkan bahwa gaya pengasuh perilaku kepemimpinan dengan komitmen
sangat mempengaruhi kepuasan kerja. Hasil organisasi.
pengujian hipotesis ini memperkuat hasil
penelitian empiris dari Griffin (1980) dan Mc Hubungan antara Gaya Supportif dengan
Nesse-Smith (1996) yang menyatakan adanya Komitmen Organisasi
korelasi positif antara sikap pimpinan dan
Pengujian hipotesis ini terbukti bahwa
perilaku kepemimpinan dengan kepuasan kerja.
gaya supportif berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasi. Hal ini mengandung
pengertian bahwa komitmen organisasi dapat
ditingkatkan apabila gaya supportif terus
ditingkatkan.
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 76
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo
kinerja karyawan. Hal ini mengandung secara keseluruhan anggota organisasi sehingga
pengertian bahwa kinerja karyawan dapat dapat menumbuhkan kerja sama yang harmonis
ditingkatkan apabila gaya pengasuh terus diantara komponen organisasi. Peran pemimpin
dijaga dan ditingkatkan. menjadi sangat penting dalam keberhasilan
organisasi yang dipimpinnya dalam hal arahan
Variabel gaya pengasuh merupakan
(direktif), gaya supportif, gaya partisipatif dan
variabel yang memiliki pengaruh terbesar
gaya orientasi prestasi untuk kepuasan kerja,
dalam hubungannya dengan kinerja karyawan.
komitmen organisasi dan kinerja bawahannya.
Hal ini menunjukkan bahwa gaya pengasuh
sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil Gaya kepemimpinan pada depag
pengujian hipotesis ini memperkuat hasil Kendal dan Semarang adalah gaya pengasuh.
penelitian empiris dari Griffin (1980) dan Mc Hal ini dikarenakan pada instansi departemen
Nesse-Smith (1996) yang menyatakan adanya agama masih bersifat plural, masih
korelasi positif antara sikap pimpinan gaya menonjolkan satu golongan yang mana ajaran
pengasuh dengan kinerja karyawan. keagamaannya masih sangat kental. Pemimpin
dianggap sebagai guru, pembimbing, yang
Implikasi Manajerial akan selalu membimbing dan mengarahkan
Hasil penelitian ini menunjukkan bawahan, dan memberikan bantuan sekalipun
bukan masalah pekerjaan.
bahwa kelima faktor gaya kepemimpinan :
gaya partisipatif, gaya orientasi prestasi, gaya Kepuasan kerja adalah suatu teori atau
direktif, gaya supportif, dan gaya pengasuh konsep praktis yang sangat penting, karena
berpengaruh secara positif dan signifikan merupakan dampak atau hasil dari keefektifan
terhadap kepuasan kerja, komitmen organisasi, performance dari kesuksesan dalam bekerja.
dan kinerja karyawan. Implikasi dari hasil-hasil Kepuasan yang perlu diperhatikan dalam suatu
penelitian menganjurkan agar manajemen organisasi adalah kepuasan sosial, bagaimana
mempertimbangkan kelima variabel tersebut karyawan puas dengan lingkungan sosial dalam
sebagai tolak ukur dalam mengembangkan organisasi dan juga status sosialnya. Kepuasan
kebijakan yang tepat demi meningkatnya yang kedua adalah kepuasan ekstrinsik, seperti
kepuasan kerja, komitmen organisasi dan gaji, bonus, promosi, dan kondisi kerja.
kinerja karyawan, yang secara terperinci Sedangkan kepuasan ketiga adalah kepuasan
dijabarkan sebagai berikut : intrinsik yang berhubungan dengan
kemampuan, keberhasilan, tanggung jawab
Perilaku pemimpin gaya direktif, gaya
suportif, gaya partisipatif, gaya pengasuh dan serta rasa aman dalam bekerja.
gaya orientasi prestasi mempengaruhi prestasi Jika karyawan merasa puas dengan
kerja bawahan dan kinerja bawahan. Dengan gaji, promosi, keberhasilan, kemajuan,
mempergunakan salah satu dari lima gaya menikmati kerjasama dengan karyawan lain,
tersebut, seorang pemimpin harus berusaha bekerja dengan karyawan yang bertanggung
untuk mempengaruhi persepsi para bawahan jawab, maka organisasi akan menilai kepuasan
dan mampu memberikan motivasi kepada kerja karyawan baik.
mereka tentang kejelasan-kejelasan tugasnya,
Komitmen organisasi yang tinggi akan
pencapaian tujuan, kepuasan kerja dan
cenderung lebih sesuai dengan tujuan dan nilai-
pelaksanaan yang efektif. Selain itu pemimpin
nilai organisasi. Mau memberikan usaha lebih
perlu berkonsultasi, bergaul secara informal,
kepada organisasi dan berupaya memberikan
sebagai simbol keberhasilan, menghargai,
manfaat kepada organisasi. Hal ini
membimbing, dan memprioritaskan
menunjukkan bahwa karyawan dengan
pelaksanaan tugas.
komitmen tinggi akan bertanggung jawab
Seorang pemimpin mempunyai dalam pekerjaannya. Karena komitmen dalam
tanggung jawab untuk melaksanakan tugas organisasi akan membuat pekerja memberikan
serta tanggung jawab yang demikian, dituntut yang terbaik kepada organisasi dimana ia
adanya seorang pemimpin yang mengenal bekerja.
JURNAL STUDI MANAJEMEN & ORGANISASI Volume 3, Nomor 2, Juli, Tahun 2006, Halaman 78
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/smo