You are on page 1of 7

DISTRIBUTION HYPOCENTER VULCANIC EARTHQUAKE AT

SEMERU MOUNTAIN LUMAJANG EAST JAVA

Kadek Dewi Adistyawati Putri Sudana, Daeng Achmad Suaidi, Sujito, Hetty Triastuty

Jurusan FMIPA Universitas Negeri Malang


Email : Putri_Sudana2@gmail.com

ABSTRACT

The activity of mountain Semeru is in Jonggring Seloko cauldron which is located in the south-
eastern part of Mahameru top. The eruptions of Mountain Semeru are usually of Vulkanian and
Trombolin types. The activity recorded in the monitoring station is volcanic earthquake which took place
due to the activity of lava or fluid. Recognizing the condition on the activity of volcano is useful to give
an early warning to people.
Pointing out of the volcanic earthquake source either shallow (VB) or Deep Volcanic Earthquake
(VA) is done by using the GAD software (Nishin, 2005). The changing of location and depth of the
earthquake could indicate the changing in system inside the body of Mountain Semeru, which could
determine the activity status of Mountain Semeru.
During period of Januari-December 2013 an earthquake is recorded which is based around the
vicinity of Mountain Semeru with depth of 2510 m beneath the top. It included some earthquakes which
spread in the east and south-east. During this period the silting of volcanic earthquake is observed which
indicates the effect of Fluid in the shallower depth. Generally silting up of volcanic earthquake does not
ignite significant change in Mountain Semeru Volcanic activity.

Key Words : Volcanic Quake, Mountain Semeru Activity, Hypocenter, Epicenter

PENDAHULUAN terjadinya aliran awan panas yang mengalir


kelembah-lembah yang lebih rendah dan arah
Indonesia termasuk dalam daerah Cincin alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan
Api Pasifik (Ring of Fire) yaitu wilayah lembah–lembah di Gunung Semeru. Arah
melingkar dimana batas–batas lempeng bertemu bukaann kawah Gunung Semeru saat ini
yang mengakibatkan munculnya banyak mengarah ke tenggara atau mengarah ke hulu
gunungapi. Indonesia terletak antara pertemuan besuk kembar.
tiga lempeng Tektonik besar Indo-Australia, Kegiatan vulkanik letusan Gunung
lempeng Benua Eurasia, dan lempeng Pasifik. Semeru tidak hanya terjadi dari kawah pusat
Aktivitas Gunung Semeru terdapat (puncak) tetapi terjadi dari lubang letusan
dikawah Jonggring Saloko yang terletak di samping atau celah. Letusan samping
tenggara puncak Mahameru. Letusan Gunung menghasilkan aliran lava dan piroklastik
Semeru umumnya bertipe Vulkanian dan dilereng tenggara Gunung Semeru. Beberapa
Trombolian. Letusan Vulkanian dicirikan bukti terjadinya letusan samping pada masa
dengan letusan eksplosif yang kadang-kadang prasejarah antara lain terbentuknya Ranu
menghancurkan kubah dan lidah lava yang Darugan, Ranu Pakis, Gunung Leker, dan
sebelumnya. Selanjutnya terjadi letusan tipe Gunung Papak. Dimasa datang letusan samping
Trombolin yang biasanya terjadi diikuti oleh atau celah di Gunung Semeru berpeluang terjadi

1
karena zona lemah terutama disektor lereng Keistimewaan metode seismik satu-
timur tenggara. satunya metode geofisika yang dapat melakukan
Akibat aktivitas Gunung Semeru gempa mapping sekaligus monitoring pada survei
yang yang terekam pada stasiun pemantau gunungapi. Dengan meletakkan lebih dari 1
adalah Gempa bumi vulkanik terjadi akibat instrumen perekaman, dapat dilakukan
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi monitoring aktivitas seismik di tempat itu,
sebelum gunung api meletus. Apabila sekaligus mapping (mencangkup area yang lebih
keaktifannya semakin tinggi maka akan luas).
menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan Daerah di sekitar Gunung Semeru
menimbulkan terjadinya gempa bumi. merupakan daerah pertanian yang subur.
Berdasarkan kedalaman hiposentrum terdiri dari Dilereng timur dan tenggara yang merupakan
gempa bumi dalam, menengah dan dangkal. daerah rawan bencana, terletak tanah pertanian
Salah satu metode untuk mengetahui dan permukiman dengan kepadatan penduduk
aktivitas gunungapi menggunakan metode lebih dari 850 jiwa/km².
seismik. Dasar pemikiranya letusan gunungapi Semakin dekat suatu wilayah dengan
dengan metode seismik, bahwa menjelang letak hiposentrum, maka semakin besar derajat
letusan pasti ada gejala yang mendahuluinya. kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa, begitu
Salah satu gejala yang dapat dirasakan juga sebaliknya. Cakupan daerah terkena gempa
terjadinya gempa bumi akibat naiknya kegiatan ditentukan oleh kekuatan gempa pada
magma atau gempa vulkanik. hiposentrumnya.
Monitoring seismik atau pengamatan
terhadap aktivitas seismic gunungapi dapat METODE EKSPERIMEN
membantu dalam menentukan status gunungapi,
meramalkan letusan, memperkirakan besar Salah satu metode penentuan lokasi
letusan dan memahami proses fisika. hiposenter adalah metode tiga lingkaran, yang
Pemantauannya didasarkan pada pada rekaman disebut juga dengan metode grafis. Sebelum
getaran yang gempa Vulkanik. melakukan metode tersebut, terlebih dahulu
ditentukan waktu tiba gelombang P dan S yang
Penentuan koordinat hiposenter pada
diterima di stasiun pengamat. Picking arrival
gempa vulkanik sangat penting untuk diketahui.
time gelombang P dilakukan pada komponen
Apabila diketahui posisi hiposenter berada pada
vertical seismogram (karena gelombang p
posisi yang berbeda dari kejadian gempa
merambat secara longitudinal, tegak lurus
vulkanik sebelumnya, apalagi mengalami
dengan komponen vertikal), sementara untuk
kenaikan posisi maka dari kejadian ini di
gelombang S dilakukan pada komponen
prediksi akan memicu munculnya sebuah kubah
horizontal (Gelombang S merambat secara
lava yang baru. Tetapi bila posisi hiposenter
transversal, tegak lurus dengan komponen
berada pada suatu posisi yang dominan tetap,
horizontal).
maka hal ini mengindikasikan bahwa gunung
tersebut akan mengalami peningkatan aktivitas. Dari selisih waktu tiba gelombang S
dengan gelombang P, maka akan diperoleh
Untuk memantau aktivitas kegempaan
lokasi hiposenter dengan metode grafis (dengan
vulkanik Gunung Semeru terdapat beberapa
asumsi kecepatan gelombang P dan gelombang
stasiun seismik yang dipasang disekitar Gunung
S). Metode ini disebut Metode Wadati (1933)
Semeru. Stasiun geophone yang terletak di 5
yang diambil dari havskov dan ottemoller
daerah yaitu Puncak Gunung Semeru, Gunung
(2010), yaitu :
Kepolo, Gunung Laker, Tretes, dan Besuk Bang.
Data kegempaan dari setiap stasiun dikirim
melalui frekuensi radio ke Pos Pengamatan ……………………. (1)
Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur
Candipuro Lumajang Jawa Timur yang berjarak
11 kilometer dari Gunung Semeru.

2
Dan untuk menggunakan origin time Keterangan :
atau waktu datang gempa menggunakan H = kedalaman focus gempa (hiposenter)
persamaan : D = Radius lingkaran (Metode Wadati)
= Jarak episentrum terhadap stasiun
…………………... (2)
pengamat
Keterangan : Prinsip metode Geiger, yaitu dengan
menghitung residual antara waktu pengamatan
D = Radius lingkaran (Metode Wadati) (observed) dan waktu perhitungan (calculated).
Vp = Kecepatan gelombang P Keterangan :
Vs = Kecepatan gelombang S
= Selisih antara hasil observasi dan hasil
tp = Waktu tiba gelombang P
kalkulasi pada stasiun ke – i
ts = Waktu tiba gelombang S
K = Konstanta omori = waktu tempuh gelombang seismic pada
t = origin time waktu datang gempa stasiun ke-I () dari hiposenter
Kemudian dapat ditentukan titik
episenter dari radius setiap lingkaran yang = waktu tempuh yang dikalkulasi
ditentukan oleh gambar dan persamaan berikut : berdasarkan model kecepatan bahwa permukaan
…………….……(3) ………………………………. (5)
Berikut adalah perhitungan Metode
Keterangan : Geiger (Geiger,1910 dalam Havskov dan
Dᵢ = Radius lingkaran ( Metode Wadati) ottemoller,2010) :
Xᵢ , Yᵢ = Lokasi stasiun ke-i ………….. (6)
X , Y = Lokasi Episenter
Ilustrasi dari metode grafis ( metode 3 Atau bias dibuat dalam bentuk matriks sebagai
lingkaran) menurut persama (1), (2), dan (3) berikut :
ditunjukkan pada Gambar.
……………….. (7)

Atau :
…………………………... (8)
Keterangan :
Turunan parsial waktu tempuh kalkulasi
terhadap lokasi hiposenter inisial:
= Perusahaan lokasi
hiposenter dan waktu
tiba
Gambar 1. lokasi episenter yang diperoleh dari ri = residua tau selisih antar
metode tiga lingkaran. hasil observasi dan hasil
Keterangan lokasi episenter yang diperoleh dari kalkulasi pada stasiun
metode tiga lingkaran, dimana Sᵢ adalah titik ke-i
pusat lingkaran (lokasi stasiun), dan dᵢ adalah = jumlah stasiun
jari – jari lingkaran yang diperoleh dari metode
Wadati (Wadati , 1933)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk menentukan hiposenter atau kedalaman
focus gempa, digunakan persamaan (4). Dalam mengkarakteristik Gempa
………………………….. (4) vulkanik dangkal dan dalam, dilakukan proses
seleksi data digital yang terekam dari

3
seismometer yang terletak dikawasan
Gunungapi Semeru. Hasil dari seleksi data yang
telah dilakukan dengan menggunakan software
LS7-WVE, diperoleh 19 event yang dapat (b)
dianalisis selama bulan Januari–Desember.
Event tersebut dipilih karena memiliki sinyal
yang bagus.
Dalam penentuan kedalaman hiposenter,
pengolahan yang dilakukan adalah penentuan
kedalaman, unuk mengetahui distribusi
penyebaran hiposenter. Hasil koordinat
hiposenter dengan acuan stasiun puncak sebagai
pusat awal lokasi.

(c)

(a)

(d)

4
hiposenter dan episenter bulan Maret, (d)
hiposenter dan episenter bulan April, (e)
hiposenter dan episenter bulan Nopember,
dan (f) hiposenter dan episenter bulan
Desember.
Vulkanik Gunung Semeru dari bulan
Januari–Desember 2013 merupakan gempa
vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam.
Dari episenter dan hiposenter pada gambar
diatas (a) 1-31 Januari 2013, (b) 1-28 Februari
2013, (c) 1-31 Maret 2013, (d) 1-30 April 201,
(e) 1-30 November 2013, dan (f) 1-31 Desember
2013 sebaran gempa pada periode Januari 2013
terdapat pada kedalaman 2.510-10.592 m
dibawah puncak. Sebaran gempa pada periode
Februari 2013 terdapat pada kedalaman 1.172 m
dibawah puncak. sebaran gempa pada Maret
2013 terdapat pada kedalaman 215-10.869 m
dibawah puncak. sebaran gempa pada April
2013 terdapat pada kedalaman 4-16.125 m
dibawah puncak. Sebaran gempa pada
November 2013 terdapat pada kedalaman 109-
11.532 m dibawah puncak. sebaran gempa pada
periode Desember 2013 terdapat pada
kedalaman 2510 m dibawah puncak.
(e)

KESIMPULAN

Dari hasil data dan analisis yang


dilakukan pada data rekaman seismik aktivitas
Gunung Semeru, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1. Vulkanik Gunung Semeru dari bulan Januari –
Desember 2013 merupakan gempa vulkanik
dangkal dan gempa vulkanik dalam. .
Distribusi hiposentrum dan episentrum
memiliki pola menyebar disekitar Gunung
Semeru berada pada daerah 8°-8025 LS dan
112070 - 113°15 BT.
2. Perkembangan aktivitas vulkanik Gunung
Semeru pada Januari-Desember 2013
mengalami peningkatan ditandai dengan
gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan gempa
Vulkanik Dalam (VA) pada awal tahun yaitu
bulan Januari, Februari, Maret, November, dan
Desember. Dipereroleh gempa bersumber di
(f) sekitar Gunung Semeru dengan Kedalam 2 m
Gambar 2. Hasil olahan GAD dan Origin8 (a) dari puncak, serta beberapa gempa yang
hiposenter dan episenter bulan januari, (b) tersebar di bagian timur dan tenggara. Selama
hiposenter dan episenter bulan Pebruari, (c)

5
periode ini teramati adanya pendangkalan Hasanuddin Z. Abidin, HeriAndreas , Dinar
Gempa Vulkanik yang mengindikasikan Maulana , M. Hendrasto, M. Gamal&
adanya pengaruh fluida atau magma Oni K. Suganda. 2004. Penentuan
kedalaman yang lebih dangkal. Secara umum Tinggi Orthometrik Gunung Semeru
pendangkalan Gempa Vulkanik tidak memicu Berdasarkan Data Survei GPS dan
perubahan signifikan dari aktivitas Vulkanik Model Geoid EGM 1996. PROC. ITB
Gunung Semeru, serta berstatus normal. Sains & Tek.Vol. 36 A, No. 2, 2004,
145-157 145.Departemen Teknik
DAFTAR RUJUKAN Geodesi, Institut Teknologi Bandung
(ITB).
A. W. Coburn, R. J. S. Spence, A. Pomonis.
1994. Mitigasi Bencana (EdisiKedua). Hidayati, Y. Suparman, dan A. Loeqman. 2001.
Cambridge Architectural Research Mekanisme Fokus dan Parameter
Limited. Sumber Gempa Vulkano-Tektonik di
Gunung Guntur, Jawa Barat. Pusat
Agus Krisbiantoro. 2011. Analisis Ejeksi Dan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Dispersi Awan Debu Vulkanik Gunung Geologi, Badan Geologi Bandung.
Semeru Jawa Timur. Jurnal Neutrino
Vol.4, No.1. Jarayanih. 2011. Geologi Dan Studi Potensi
Likuifaksi Daerah Srihardono Dan
Ashar Muda Lubis dan Arif Ismul Hadi. 2005. Sekitarnya Kecamatan Pundong
Analisis Kecepatan Gelombang Seismik Kabupaten Bantul Propinsi Daerah
Bawah Permukaan di Daerah yang Istimewa Yogyakarta. Skripsi : Jurusan
Terkena Dampak Gempa Bumi 4 Juni Teknik Geologi, Fakultas Teknologi
2000 (Studi Kasus: Kampus Universitas Mineral, Universitas Pembangunan
Bengkulu). Jurnal GradienVol. 1 No. 2 Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Juli 2005: 69-73.
Joachim Wassermann. 2011. Volcano
Boko Nurdiyanto, Eddy Hartanto, Drajat Seismology. Geophysikalisches
Ngadmanto, Bambang Sunardi, Pupung Observatorium der Ludwig-Maximilians
Susilanto. 2011. Penentuan Tingkat Universitat Munchen, Ludwigshohe 8,
Kekerasan Batuan Menggunakan D-82256 Fursten feldbruck, Germany.
Metode Seismik Refraksi. Jurnal
Meteorologi dan Geofisika Vol. 12 No. Kartika Andryana, Sukir Maryanto, Adi Susilo,
3 Desember 2011: 211-220. Hetty Triastuti. 2011. Mekanisme Fokus
Gempa Vulkanik Tipe A Gunung
Deden Wahyudin. 2010. Aliran lava produk Semeru Jawa Timur Indonesia. Natural
letusan celah Tahun 1941 serta B Vol. 1 No. 2 Oktober 2011.
kemungkinan terjadinya letusan
samping baru di Gunung Semeru Jawa Krisbiantoro, Agus. 2011. Analisis Ejeksi dan
Timur. Jurnal Lingkungan dan Bencana Dispersi Awan Debu Vulkanik Gunung
Geologi, Vol. 1 No.3 Desember 2010: Semeru Jawa Timur. Jurnal Neutrino
199 – 211. Vol. 4 No. 1 Oktober 2011.

E. Kriswati, Y. E. Pamitro, A. Basuki. 2010. Mohammad Hasib, Sukir Maryanto, Ahmad


Mekanisme Gempa Vulkanik Gunung Nadhir. 2002. Analisis Komponen
Talang Pasca Gempa Tektonik Volatil Dan Laju Alir Lava Pada Erupsi
Mentawai Tahun 2007-2009 Sumatera Gunung Semeru, Jawa Timur. Skripsi:
Barat. Jurnal Geologi Indonesia Vol. 5 Jurusan Fisika, Fakultas MIPA,
No. 3 September 2010: 209-218 Universitas Brawijaya Malang.

6
Novianty, Anita. 2011. Penyesuaian Dusun Stasiun Observasi UGM. Makara Vol.
Jangka Panjang Ditinjau dari Resiliansi 12 No. 2 November 2008: 134-145.
Komunitas Pasca Gempa. Jurnal
Psikologi Vol. 38 No. 1 Juni 2011: 30- Sri Wahyuningsih, Gatot Yuliyanto, M. Irham
39. Nurwidyanto. 2006. Interpretasi Data
Seismik Refraksi Menggunakan Metode
Nurul Priyantari dan Agus Suprianto. 2009. Reciprocal Hawkins danSoftware SRIM
Penentuan Kedalaman Bedrock (StudiKasus Daerah Sioux Park, Rapid
Menggunakan Metode Seismik Refraksi City, South Dakota, USA). Berkala
di Desa Kemuning Lor Kecamatan FisikaVol. 9 No. 4 Oktober 2006: 177-
Arjasa Kabupaten Jember. Jurnal Ilmu 184.
Dasar Vol. 10 No. 1 2009: 6-12.
Sukatja, C. Bambang. 2012. Sistem Prakiraan
Refrizon dan Suwarsono. 2006. Hubungan Aliran Debris dengan Frekuensi 2 Meter
Aktivitas Gempa Tektonik Daerah Band (Studi Kasus di Gunung Semeru).
Subduction Indo-Australia Eurasia Kolokium Hasil Litbang Sumber Daya
Segmen Enggano Tahun 2000 Dengan Air 2012.
Aktivitas Gempa Vulkanik Gunungapi
Kaba Dan Dempo Jurusan Fisika, Supriyanto Rohadi, Sri Widiyantoro, Andri Dian
Fakultas Matematika dan Ilmu Nugraha, Masturyono. 2012. Relokasi
Pengetahuan Alam, Universitas Hiposenter Gempa di Jawa Tengah
Bengkulu, Indonesia. Jurnal Gradien Menggunakan Inversi Tomografi
Vol. 2 No. 2 Juli 2006 : 167-171. Double-Difference Simultandan Data
dari Katalof Meramex. JTM Vol. XVIII
Riyanto, Budi. 2010. Inversi Seismik No. 2/2012.
Metodologi. FMIPA UI.
Susilawati. 2004. Seismik Refraksi (Dasar Teori
Roemaf, Siti Rahmatul Aslamiah. 2013. Analisis & Akuisisi Data). USU Digital Library.
Sesar Aktif Menggunakan Metode Focal
Mechanism (Studi Kasus Data Gempa Wahyudin, Deden. 2010. Aliran Lava Produk
Sepanjang Cincin Api Zona Selatan Letusan Celah Tahun 1941 serta
Wilayah Jawa Barat pada Tahun 1999- Kemungkinan Terjadinya Letusan
2009). Jurnal Neutrino Vol. 5 No. 2 Samping Baru di Gunung Semeru Jawa
April 2013. Timur. Jurnal Lingkungan dan Bencana
Geologi Vol. 1 No. 3 Desember 2010:
Romsi Yatin dan Abdul Basid.2012. Penentuan 199-211.
Sebaran Hiposenter Gunungapi Merapi
Berdasarkan Data Gempa Vulkanik
Tahun 2006.Jurnal Neutrino Vol. 4 No.
2 April 2012.

Romsiyatin1, Abdul Basid. 2012. Penentuan


Sebaran Hiposenter Gunungapi. Jurnal
Neutrino Vol.4, No. 2 April 2012.
Prosiding ITB Sains & Tek.Vol. 36 A,
No. 2, 2004, 145-157 145.

Santosa, Bagus Jaya. 2008. Struktur Kecepatan


Gelombang S di Bawah Indonesia
melalui Analisis Seismogram Gempa-
Gempa Bumi di Sekitar Indonesia pada

You might also like