226
GASTRITIS
PENDAHULUAN
Secara sederhana definisi gastritis adalah proses inflamasi
pada mukosa dan submukosa lambung, Gastritis merupakan
gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di kinik,
arena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejalaklinis
bukan pemeriksaan histopatologi
Pada scbagian besar kasus inflamasi mukosa gaster
tidak berkorelasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien.
Sebaliknya keluhan dan gejala klinis pasien berkorelasi
positif dengan komplikasi gastritis. Pada saat ini sudah
dikembangkan pembagian gastritis berdasarkan suatu
sistem yang disebut sebagai Update Sydney System,
PEMBAGIAN GASTRITIS
Update sydney system membagi gastritis berdasarkan.
pada topografi, mortologi dan etiologi, Secara garis besar
gastritis dibagi menjadi 3 tipe yakni: 1. Monahopi
atropik dan 3. bentuk khusus.
Selain pembagian tersebut di atas, terdapat
suatu bentuk kelainan pada gaster yang digolongkan
sebagai gastropati. Disebut demikian karena secara
histopatologik tidak menggambarkan radang.
Klasifikasi gastritis sesuai dengan Update Sydney
System memerlukan tindakan gastroskopi, pemeriksaan
histopatologi dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang
untuk menentukan etiologinya. Biopsi harus dilakukan
dengan metode yang benar, dievaluasi dengan baik
sehingga morfologi dan topografi kelainan mukosa
dapat disintesiskan. Banyak tindakan gastroskopi yang
mengabaikan topografi saat mengambil specimens
untuk pemeriksaan histopatologi. Akibatnya hasil tidak
dapat disintesiskan, sehingga klasifikasi gastritis tidak
dapat disusun dengan baik.
Hirlan
ETIOLOGI
Infeksi kuman Helicobacter pyiori (HP) merupakan kause
gastritis yang amat penting. Di negara berkembang
prevalensi infeksi HP pada orang dewasa mendekati 90%.
Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi HP lebih
tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pade
masa balita, Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman HP
yang dinilai dengan urea breath test pada pasien dispepsi
dewasa, menunjukkan tendensi menurun. Di negara maiu,
prevalensi infeksi kuman HP pada anak sangat rendah.
Diantara orang dewasa prevalensi infeksi kuman HP lebih
jnggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada
di Negara berkembang yakni sekitar 30%.
Penggunaan antibiotike, terutama untuk infeksi paru
dicurigai mempengaruhi penularan kuman dikomunites
karena antibiotika tersebut mampu mengeradikasi
inteksi HP, walaupun persentase keberhasilannya rendah.
Pada awal infeksi oleh kuman HP mukosa lambung akan
menunjukkan respons inflamasi akut. Secara endoskopik
sering tampak sebagai erosi dan tukak multipel antrum
atau lesi hemorogik. Gastritis akut akibat HP sering
diabaikan oleh pasien sehingga penyakitnya berlanjut
menjadi kronik.
Gangguan fungsi sistem imun dihubungkan dengan
‘gastritis kronik setelah ditemukan autoantibodi terhadap
faktor intristik dan terhadap secretory canalicular structure
sel parietal pada pasien dengan anemia pemisiosa. Antibodi
terhadap sel parietal mempunyai korelasi yang lebih baik
dengan gastritis kronik korpus dalam berbagai gradasi,
dibandingkan dengan antibodi terhadap faktor intristik
Pasien gastritis kronik yang mengandung antibodi sel
parietal dalam serumnya dan menderita anemia pernisiosa,
mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut: menderita
gastritis kronik yang secara histologik menunjukkan
gambaran gastritis kronik atropik, predominasi korpus dan.
1768.amis
1769
pemeriksaan darah menunjukkan hipergastrinemi
sen-pasien tersebut sering juga menderita penyakit lain
ddiakibatkan oleh gangguen fungsi sistem imun. Masih
s dibuktikan bahwa infeksi kuman HP dapat menjadi
acu reaksi imunologis tersebut. Kecurigaan terhadap
jn infeksi HP diawali dengan kenyataan bahwa pasien
terinfeksi oleh kuman HP mempunyai antibodi
dap secretory canalicular structure sel parietal jauh
jh tinggi dari pada mereka yang tidak terinfksi
‘Terdapat beberapa jenis virus yang dapat menginfeksi
kosa lambung misainya enteric rotavirus dan
‘virus. Kedua jenis virus tersebut dapat menimbulkan
“SSstroenteritis, tetapi secara histopatologi tidak spesifik
facytomegalovirus yang dapat menimbulkan gambaran
“Sstopatologi yang yang khas infeksi cytomegalovirus
‘e202 gaster biasanya merupakan bagian dari infeksi
‘eda banyak organ lain, terutama pada organ muda dan
“Sunocompromized.
Jamur Candida species, Histoplasma capsulatum dan
“Mukonaceae dapat menginfeksi mukosa gaster hanya
Seda pasien immuno compromized. Pasien yang sistem
“Sunnya baik biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur.
Sema dengan jamur, mukosa lambung bukan tempat yang
‘Sudsh terkena infeksi parasit.
(bat anti-inflamasi nonstreraid menipakan penyebab
“sstropati yang amat penting. Gastropati akibat OAINS,
‘Servariasi sangat luas, dari hanya berupa keluhan nyeri
“Gluhati sampai pada tukak peptik dengan komplikasi
‘serdarahan saluran cena bagian atas.
DIAGNOSIS
-ebanyakan gastritis tanpa gejala. Mereka yang mempunyai
seluhan biasanya berupa kelulian yang tidak khas,
Seluhan yang sering dihubung-hubungkan dengan
“sestritis adalah nyeri panas dan pedi di ulu hati disertai
ua! kadang-kadang sampai muntah. Keluhan-keluhan
sersebut sebenarnya tidak berkorelasi baik dengan
‘ssstritis. Keluhan-keluhan tersebut juga tidak dapat
“Squnaken sebagai alat evaluasi keberhasilan pengobatan.
‘Pemeriksaan fisis juga tidak dapat memberikan informasi
"209 dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksan
-=xdoskopi dan histopatologi. Sebaiknya biopsi dilakukan
-Gengan sistematis sesuai dengan update sydney system
20g mengharuskan mencantumkan topografi. Gambaran
exdoskopi yang dapat dijumpai adalah eritema, eksudatif,
Ssterosion, raised erosion, perdarahan, edematous,
rugae. Perubahan-perubahan histopatologi selain
Senggambarkan perubahan morfologi sering juga dapat
-=enggambarkan poses yang mendasari, misalnya otoimun
tau respon adaptif mukosa lambung. Perubahan-
perubahan yang terjadi berupa degradas|epitel, hyperplasia
foveolar,infiltrasinetrofiinflamasi sel mononuklear, folikel
limpoid, atropi, intestinal metaplasia, hyperplasia sel
‘endokrin, kerusakan sel parietal. Pemeriksaan histopatologi
sebaiknya juga menyertakan pemeriksaan kuman Hp.
PERJALANAN ALAMIAH GASTRITIS
Perjalanan alamiah gastritis kronik akibat infeksi kuman
Hp secara garis besar dibagi menjadi gastritis kronik non
atropi predominasi antrum dan gastritis kronik atropi
‘multifokal.Cirikhas gastritis krontk nonatropi predominasi
antrum adalah :inflamasi moderat sampai berat mukosa
antrum, sedangkan inflamasi di korpus ringan atau tidak.
‘ada sama sekali. Antrum tidak mengalami atrop! atau
metaplasia, Pasien-pasien seperti ini biasanya asimtomatis,
tetapi mempunyai risiko menjadi tukak duodent, Gastritis,
kronik atropi muttlokal mempunyai cri-cirikhusus sebagai
berikut : terjadi inflamasi pada hampir seluruh mukosa,
seringkali sangat berat berupa atropi atau metaplasia
setempat-setempat pada daerah antrum dan korpus.
Gastritis kronik atropi multifokal merupakan faktor risiko
penting displasia epitel mukosa dan karsinoma gaster,
Infeksi HP juga sering dihubungkan dengan limfoma
MALT.
Gastritis kronik atrofik predominasi korpus atau sering
disebut gastritis kronik autoimun setelah beberapa dekade
kemudian akan du oleh anemia pernisiosa dan defisiensi
esi. Hipoklorhidria dan gastrinemia yang berlangsung
lama merupakan faktor risiko metaplasia intestinal dan
selanjutnya terjadi displasia dan karsinoma gaster tipe
intestinal. Gastritis kronik autoimun juga merupakan faktor
risiko polip gaster dan tumor endokrin.
PENGOBATAN
Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman HP bertujuan
untuk melakukan radikasi kuman tersebut. Pada saat
ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk
melakukan eradikasi adalah infeksi kuman HP yang
ada hubungannya dengan tukak peptik dan yang
berhubungan dengan low grade B cell lymphoma.
Sedangkan pasien yang menderita dispepsia non
tukak, walaupun berhubungan dengan infeksi kuman
HP eradikasi terhadap kuman tersebut masih menjadi
perdebatan. Mereka yang setuju berpendapat bahwa
eradikasi kuman tersebut ditinjau dari epidemiologi
dinarapkan dapat menekan kejadian atrofi dan metaplasia
pada pasien-pasien yang sudah terinfeksi. Selanjutnya
dapat mencegah tukak peptik, kanker lambung dan
limfoma. Mereka yang tidak setuju menganggap1770
GASTROENTEROLOGI
bahwa belum cukup bukti eradikasi dapat berimplikasi
sedemikian luas, Eracikasi dilakukan dengan kombinasi
antara berbagai antibiotik dan proton pump inhibitor
(PPI. Antibiotika yang dianjurkan adalah Klaritomisin,
amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin. Bila PPI dan
kombinasi 2 antibiotika gagal dianjurkan menambahkan,
bismuth subsalisilat/subsitral (Tabel 1).
Pengeloiaan gastritis otoimun ditujukan pada 2
hal yakni defisiensi kobalamin dan lesi pada mukosa
gaster. Atrofi mukosa gaster merupakan keadaan
yang ireversibel. Kuman sering bersama-sama dengan
penyakit autoimun yang lain, sebaiknya penyakit yang
menyertai tersebut diterapi. Memperbaiki difisiensi
kobalamin sering dapat memperbaiki komplikasi yang
timbul akibst difisiensi tersebut. Komplikasi yang
berupa kelainan patologik memang lebih sukar diatasi
Dipikirkan untuk melakukan surveilans terhadap
kemungkinan kanker dengan pemeriksaan gastroskopi
secara periodik
Gastritis limfositik, sering ada hubungannya dengan
infeksi HP, bila hal itu terbukti, eradikasi dapat dilakukan
dan sering kali membawa perbaikan. Belum ada terapi
khusus untuk gastritis limfositikidiopatik, PPI dosis standar
dapat dicoba dan sering kali memberikan perbaikan,
Sedangkan gastritis limtositik yang menyertai penyakit
lain, misal enteropati gluten, pengelolaan ditujukan
kepada penyakit primer.
Tabel 1. Contoh Regimen untuk Eradikasi Infeksi H.
Obat 2 Obat 3 Obat 4
PPI Dosis Klaritromisin _Amoksisilin
ganda (2 x500ma) (2x 1000 mo}
PPI Dosis Klaritromisin Metronidazol
gende (2x 500mg) (2x 500 mg)
PPI Dosis Tetrasiklin Metronidazol_subsalisilat/
ganda (4x 500mg) (2x500.mg) _subsitral
GASTROPATI
Gatropati yang disebabkan oleh refluks empedir dan
CAINS seting disebut sebagai gastropati kimiawi
atau gastropati reaktif atau gastritis tipe C. Terdapat
3 kategori pasien gastropati kimiawi yakni : refluks
empedu setelah gastrektomi parsial, refluks empedu
sebagai bagian dari sindrom dismotilitas gastrointestinal
dan pengguna obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS)
kronik yang akan dibicarakan disini adalah gastropati
OAINS, sedangkan yang lain akan dibicarakan pada
sindrom dispepsia
GASTROPATI OAINS
CAINS merupakan salah satu obat yang paling sering
diresepkan. Obat ini dianggap sebagai first line therapy
untuk arthritis dan digunakan secara luas pada kasus
‘trauma, nyeri pasca pembedahan dan nyeri-nyeri yang
lain. Sebagian besar efek samping OAINS pada saluran
cerna bersifat ringan dan reversibel. Hanya sebagian
kecil yang menjadi berat yakni tukak peptik, perdarahan.
saluran cera dan perforasi. Risiko untuk mendapatkan
cefek samping OAINS tidak sama untuk semua orang.
Faktor risiko yang penting adalah: usia lanjut, digunakan
bersama-sama dengan streroid, riwayat pernah mengalami
efek sampaing OAINS, dosis tinggi atau kombinasi lebin
satu macam OAINS dan disabilites (Tabel 2)
Tabel 2. Faktor Risiko untuk Mendapatkan Efek
Samping OAINS
Terbulti sebagai faktorrisiko
+ Usialanjut >60 tahun
+ Riwayat pernah menderita tukake
+ Digunakan bersama-sama dengan steroid
+ Dosis tinggi atau menggunakan 2 jenis OAINS.
+ Metiderita penyakit sistemik yang berat
Mungkin sebagai faktorrisko
+ Bersama-sama dengan infeksi Hp
+ Merokol
Meminum alkohol
PATOFISIOLOG! GASTROPATI OAINS
Efek samping OAINS pada saluran cerna tidak terbatas
pada lambung. Efek samping pada lambung memang yang
paling sering terjadi. OAINS merusak mukosa lambung
‘melalui 2 mekanisme yakni: topikal dan sistemik. Kerusakan
mukosa secara topikal terjadi karena OAINS bersifat
‘sam dan lipofilik, sehingga mempermudah trapping ion
‘hydrogen masuk mukosa dan menimbulkan kerusakan. Eek
femik OAINS tampaknya lebih penting yaitu kerusakan
mukosa terjadi akibat produksi prostaglandin menurun
CAINS secara bemakna menekan prostaglandin. Seperti
diketahui prostaglandin merupakan substansi sitoproteltif
yang amat penting bagi mukosa lambung, Efek sitoproteksi
itu dilakukan dengan cara menjaga aliran darah mukosa,
meningkatkan sekresi mukosa dan ion bikarbonat dan
meningkatkan epithelial defense. Aliran darah mukosa
yang menurun menimbulkan adhesi netrolit pada endotel
pembuluh darah mukosa dan memacu lebih jauh proses
imunologis. Radikal bebas dan protease yang dilepaskan
akibat proses imunologis tersebut akan merusak mukosa
lambung.
How Does Ender's Leadership Develop Over The Course of The Text Through Interactions With Others? Cite Text Evidence From The Novel To Support Your Main Idea. ICE Essay