The Effects of Diet Alone or in Combination with Exercise in Patients with

Prehypertension and Hypertension: a Randomized Controlled Trial

Efek Diet Saja atau dalam Kombinasi dengan Latihan pada Pasien dengan
Prehipertensi dan Hipertensi: Uji Coba Terkendali Acak

ABSTRACT

Background and Objectives: Supervised lifestyle interventions, including dietary and exercise
programs, may be infeasible to implement in real-world settings. Therefore, this study aimed
to evaluate the effectiveness of a home-based lifestyle modification intervention on blood
pressure (BP) management.

Latar Belakang dan Tujuan: Intervensi gaya hidup yang diawasi, termasuk program diet dan
olahraga, mungkin tidak layak untuk diterapkan dalam pengaturan dunia nyata. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas intervensi modifikasi gaya hidup
berbasis rumah pada manajemen tekanan darah (BP).

Methods: Eighty-five patients aged over 20 years and diagnosed with prehypertension or mild
hypertension were randomly assigned to an advice-only comparison group (C group, n=28),
a Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) diet education group (D group, n=30),
or a DASH and home-based exercise group (D+Ex group, n=27). The intervention lasted for
8 weeks. The primary outcome was the difference in office systolic blood pressure (SBP)
before and after the study period (Trial registry at ClinicalTrials.gov, NCT01637909).

Metode: Delapan puluh lima pasien berusia di atas 20 tahun dan didiagnosis dengan
prehipertensi atau hipertensi ringan secara acak ditugaskan pada kelompok pembanding yang
hanya memberikan saran (kelompok C, n = 28), kelompok diet untuk menghentikan
hipertensi (DASH), kelompok pendidikan diet (D grup, n = 30),atau DASH dan kelompok
olahraga berbasis rumah (kelompok D + Ex, n = 27). Intervensi berlangsung selama 8
minggu. Hasil utama adalah perbedaan dalam tekanan darah sistolik kantor (SBP) sebelum
dan setelah masa studi (pendaftaran Trial di ClinicalTrials.gov, NCT01637909).

Results: Seventy-two participants (87.8%) completed the trial. The degree of change in office
SBP did not significantly differ among the intervention groups; however, the D+Ex group
demonstrated a tendency toward decreased SBP. Upon analysis of 24-hour ambulatory BP
measurements, daytime ambulatory SBP was significantly lower in the D+Ex group (134
mmHg; 95% confidence interval [CI], 131 to 137; p=0.011) than in the C group (139.5
mmHg; 95% CI, 130.9 to 137), and daytime ambulatory SBP was significantly decreased in
the D+Ex group (−5.2 mmHg; 95% CI, −8.3 to −2.1; p=0.011) compared to the C group (0.4
mmHg,95% CI, −2.5 to 3.3).

Hasil: Tujuh puluh dua peserta (87,8%) menyelesaikan uji coba. Tingkat perubahan dalam
jabatan SBP tidak berbeda secara signifikan di antara kelompok intervensi; Namun,
kelompok D + Ex menunjukkan kecenderungan penurunan SBP. Setelah analisis pengukuran
BP ambulatori 24 jam, SBP ambulatori siang hari secara signifikan lebih rendah pada
kelompok D + Ex (134 mmHg; interval kepercayaan 95% [CI], 131 hingga 137; p = 0,011)
dibandingkan pada kelompok C (139,5 mmHg ; 95% CI, 130,9 hingga 137), dan SBP
ambulatori siang hari secara signifikan menurun pada kelompok D + Ex (−5,2 mmHg; 95%
CI, −8,3 hingga −2,1; p = 0,011) dibandingkan dengan kelompok C (0,4 mmHg , 95% CI,
−2,5 hingga 3,3).

Conclusions: In conclusion, lifestyle modification emphasizing both diet and exercise was
effective for lowering BP and should be favored over diet-only modifications

Kesimpulan: Kesimpulannya, modifikasi gaya hidup yang menekankan diet dan olahraga
efektif untuk menurunkan tekanan darah dan harus lebih disukai daripada modifikasi diet saja

Keywords: Diet; Exercise; Hypertension; Lifestyle; Prehypertension

Kata kunci: Diet; Olahraga; Hipertensi; Gaya hidup; Prehipertensi