You are on page 1of 16

ANALISIS POTENSI KUNCI TEKNOLOGI 5G UNTUK IMPLEMENTASI

OPTIMAL : STUDI KASUS DI JAWA BARAT

KEY POTENTIAL ANALYSIS OF 5G TECHNOLOGY FOR OPTIMAL


IMPLEMENTATION : CASE STUDY IN WEST JAVA
Rahmad Hidayat
Sekolah Tinggi Teknologi Mandala, Jalan Soekarno Hatta 597, Bandung, 40286
rhidayat4000@gmail.com

ABSTRACT

In the radio transmission system, there are several key technologies as research potential. The existence of
strong antenna and propagation research foundation will become the main capital of the increasingly massive
research of radio transmission in the country. This paper aims to analyze the potential of the research and to
find a strategy for stepping up the implementation of the key technology for the adoption of 5th generation (5G)
technology in the country using tracking, analyzing, imaging, deciding, acting (TAIDA) and strength –
weakness – opportunity – threats (SWOT) methods. The result is the unearthed of spatial processing
techniques potential in the combination of massive-multiple input multiple output (M-MIMO) and adaptive
beamforming of smart antennas; millimeter wave spectrum exploration up to 100 GHz; network management
to be selected; three dimension (3D) modeling and simulation for radio frequency (RF) level to antenna as well
as transmission channel modeling; Also material technology in supporting of mass transceiver production
especially handset architecture with typical feature of Indonesia based on regulation of domestic component
level; and a energy harvesting technology. Regulatory support for research and increasing of inter-institution
research collaborative have contributed strongly in supporting research efforts, especially radio transmission
research in the context of adopting an upcoming 5G technology.

Keywords: 5G, Smart Antenna, beamforming, M-MIMO, mmWave, energy harvesting

ABSTRAK
Pada sistem transmisi radio terdapat beberapa teknologi kunci sebagai potensi riset. Adanya pondasi riset
antena dan propagasi yang kuat akan menjadi modal utama semakin masifnya riset transmisi radio di tanah
air. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis potensi riset tersebut dan menemukan strategi langkah
penerapan teknologi kunci yang ada bagi adopsi teknologi 5th generation (5G) di tanah air dengan metode
tracking, analyzing, imaging, deciding, acting (TAIDA) dan strength – weakness – opportunity – threats
(SWOT). Hasilnya adalah tergalinya potensi teknik pengolahan spasial berupa kombinasi massive-multiple
input multiple output (M-MIMO) dan beamforming adaptif antena cerdas; eksplorasi spektrum mmWave
sampai 100 GHz; manajemen jaringan yang akan dipilih; pemodelan three dimension (3D) dan simulasi
tingkat radio frequency (RF) sampai antena serta pemodelan kanal transmisi; juga teknologi material dalam
mendukung produksi massal transceiver khususnya arsitektur handset dengan fitur khas Indonesia berdasar
regulasi tingkat komponen dalam negeri; serta teknologi energy harvesting. Dukungan regulasi yang berpihak
pada riset dan semakin meningkatnya kolaborasi penelitian antar institusi berperan sangat penting dalam
mendukung geliat riset khususnya riset transmisi radio dalam rangka adopsi teknologi 5G yang segera hadir.

Kata kunci : 5G, Antena Cerdas, beamforming, M-MIMO, mmWave, energy harvesting

I. PENDAHULUAN telah dikompresi akibat munculnya teknologi


ini baik jenis indoor maupun outdoor yang
Seperti diketahui bahwa peran
telah berkembang sangat pesat. (RF
teknologi wireless modern demikian penting
Wireless, 2017) Pergeseran teknologi 3G ke
saat ini. Teknologi wireless seluler dari
4G di Indonesia berjalan mulus dan sejak
generasi ke generasi secara massal telah
diresmikan secara nasional pada Desember
diterapkan di seluruh dunia. Kehadiran
2015, dalam waktu lima bulan saja, jumlah
teknologi ini lebih mempermudah berbagai
pelanggan 4G di Indonesia sudah menyentuh
aktivitas sehari-hari dimana nampak dunia
angka 20 juta. Teknologi yang tak pernah
berhenti, kini sudah mulai mempersiapkan khususnya handset 5G di Jawa Barat. Untuk
dunia untuk masuk ke tahap selanjutnya, itu maka bagaimana menerapkan teknologi
yaitu konektivitas teknologi 5G. kunci pada sistem transmisi radio dengan
(Republika,2017) Untuk tingkat global, Nokia tepat menjadi fokus perhatian penulis.
telah melakukan prediksi sebagaimana Kemudian tulisan ini bertujuan untuk
Gambar 1. Atas dasar latar belakang menganalisis potensi riset transmisi radio
kebutuhan dukungan bagi pemetaan key dengan melihat tantangan dan peluangnya
requirement 5G yang sesuai dengan kondisi serta dengan analisis SWOT menawarkan
Indonesia sehingga ke depan dapat disusun strategi langkah-langkah yang dapat diambil
roadmap 5G Indonesia maka penelitian ini dalam mengantisipasi adopsi teknologi 5G
dilakukan. Kontribusinya bagi Jawa Barat dalam negeri yang segera hadir.
adalah dalam perluasan sinergitas riset
kalangan akademisi, bisnis dan government
di wilayah ini sekaligus pembukaan peluang
lebih jauh fabrikasi perangkat transceiver

Gambar 1. Peta penetrasi internet di Indonesia tahun 2014.


Sumber : APJII-Puskakom UI, 2014

Gambar 2. Prediksi Pertumbuhan Trafik Global Sampai Tahun 2030.


Sumber : Nokia, 2017

mengeluarkan rekomendasi ITU-R M.2083-


A. Visi Teknologi 5G 0 tentang visinya untuk tahun 2020 dan
International Telecommunication Union seterusnya yang tertuang dalam program
(ITU) sebagai organisasi internasional yang International Mobile Telecommunications
didirikan untuk membakukan dan meregulasi tahun 2020 dan seterusnya (IMT-2020). IMT-
radio dan telekomunikasi internasional telah
2020 akan memperluas dan mendukung
beragam skenario penggunaan dan aplikasi 2. Ultra-reliable and low latency
yang akan berlanjut melampaui IMT saat ini. communications
Selanjutnya, beragam kemampuan akan Untuk mencapai kemampuan
digabungkan dengn mudah dengan skenario komunikasi yang sangat handal dan latensi
penggunaan dan aplikasi yang berbeda. (rugi-rugi jitter) yang rendah, pada visi ini
Skenario penggunaan IMT untuk tahun 2020 diperlukan persyaratan ketat seperti adanya
dan seterusnya ini meliputi : throughput yang baik, latensi rendah dan
ketersediaan yang tinggi. Beberapa contoh di
1. Enhanced Mobile Broadband sini seperti kontrol nirkabel terhadap proses
Di tengah permintaan akan mobile produksi atau industri, operasi medis jarak
broadband yang akan terus meningkat, maka jauh, otomasi distribusi pada suatu smart
visi ini berupaya meningkatkan kemampuan grid, keamanan transportasi,dan lain-lain.
mobile broadband dalam menangani kasus
penggunaan human-centric untuk akses 3. Massive machine type
konten multimedia, layanan, dan data. communications
Skenario penggunaan broadband mobile Kemampuan komunikasi ini ditandai
yang disempurnakan akan hadir dengan area oleh terhubungnya sejumlah besar perangkat
aplikasi baru dan persyaratan tambahan dengan pengiriman data sensitif tanpa delay
aplikasi broadband mobile yang ada untuk pada volume relatif rendah. Untuk mencapai
meningkatkan kinerja dan pengalaman visi ini, perangkat terminal harus diproduksi
pengguna yang semakin baik. Skenario dengan biaya rendah dan harus memiliki
penggunaan ini mencakup berbagai kasus, masa pakai baterai yang sangat lama.
termasuk cakupan area luas dan hotspot
yang memiliki persyaratan berbeda. Untuk
kasus hotspot, yaitu untuk area dengan
kepadatan pengguna yang tinggi, dibutuhkan
kapasitas lalu lintas yang sangat tinggi.

Gambar 3. Visi 5G ITU-R.


Sumber : ITU-R, 2015

Kemudian sebuah proyek andalan Uni atas segala kebutuhan atas akses
Eropa untuk menentukan pondasi teknologi telekomunikasi yang tidak/belum dapat
bagi sistem 5G telah dirintis dengan nama terpenuhi. [Atmaja, 2015] Dengan demikian
Mobile and wireless communications tujuan utama proyek METIS adalah untuk
Enablers for the Twenty-twenty Information merespon tantangan sosial menuju tahun
Society (METIS) berupa pendekatan 2020 dengan menyediakan dasar seluruh
terhadap teknologi 5G. Caranya dengan dunia komunikasi dan melapis pondasi bagi
mengikuti perkembangan teknologi eksisting akses radio bergerak (mobile) dan sistem
yang dirangkum dengan konsep radio komunikasi nirkabel. Visinya kedepan berupa
telekomunikasi terbaru, sesuai tantangan terwujudnya akses informasi dan sharing
data dengan konsep “anywhere and anytime pada gelombang milimeter (10 mm sampai 1
to anyone and anything”. (METIS, 2013) mm) yang mencakup rentang frekuensi 30
GHz sampai 300 GHz, dan memungkinkan
B. Perkembangan Teknologi 5G tingkat kecepatan data 20 Mbps sampai jarak
Standar telekomunikasi bergerak 5G 2 km. Band gelombang milimeter adalah
hadir untuk kemajuan generasi kelima yg solusi yang paling efektif untuk lonjakan
dibuat dalam bidang komunikasi mobile. Ini terbaru dalam penggunaan internet nirkabel.
terdiri packet switched sistem nirkabel Spesifikasi ini mampu memberikan aplikasi
menggunakan orthogonal frequency division 'world wide web nirkabel' (wwww).
multiplexing (OFDM) dengan cakupan (Electronicsforu,2017)
wilayah yang luas, throughput yang tinggi

Gambar 4. Arsitektur Jaringan 5G.


Sumber : RF Wireless,2017

5G adalah singkatan dari 5th nirkabel backhaul). 5G menggunakan teknik


Generation yang digunakan untuk menunjuk Data coding / modulasi maju yang
generasi kelima dari teknologi mobile. 5G ditingkatkan. 5G ini memberikan sekitar 100
telah memungkinkan untuk menggunakan Mbps pada mobilitas penuh dan 1 Gbps
ponsel dengan bandwidth yang lebih besar. untuk mobilitas rendah. 5G menggunakan
5G ini adalah sebuah sistem nirkabel packet teknik antena cerdas untuk mendukung data
switched. 5G digunakan untuk menutupi area rate dan cakupan yang lebih tinggi. (RF
yang luas dan digunakan untuk memberikan Wireless, 2017)
throughput yang lebih tinggi. 5G
menggunakan CDMA, BDMA dan juga
gelombang milimeter (untuk konektivitas

Gambar 5. Fitur Teknologi 5G.


Sumber : Anritsu,2017
C. Teknologi Sub Transmisi Radio 5G perhitungan link budget gelombang milimeter
5G. Ini sangat penting untuk suksesnya
1. Frekuensi Gelombang Milimeter penerapan gelombang milimeter 5G.
(mmWave) Berikut ini adalah kekurangan dari
Pita frekuensi yang terletak antara 30 gelombang milimeter 5G.:
GHz sampai 300 GHz dikenal sebagai • Gelombang milimeter melewati redaman
gelombang milimeter.Gelombang milimeter berbeda seperti penetrasi, redaman hujan dll.
memiliki kelebihan/ manfaat sehingga Hal ini membatasi syarat cakupan jarak
menjadi calon kuat bagi aplikasi komunikasi gelombang mm dalam penyebaran mobile
mobile wireless masa depan. Karena seluler 5G. Path loss apalagi di mm
kelebihan/manfaat ini maka gelombang mm sebanding dengan kuadrat frekuensi.
cocok untuk komunikasi mobile 5G melebihi Gelombang ini menjangkau jarak 2 meter di
teknologi nirkabel sub-6GHz. Kelebihan dalam ruangan dan sekitar 200-300 meter di
tersebut meliputi : luar berdasarkan kondisi kanal dan tinggi AP
• Menyediakan bandwidth yang lebih besar / eNB di atas tanah.
dan karenanya jumlah pelanggan dapat • Hanya mendukung kondisi propagasi LOS.
ditampung lebih. Oleh karena cakupan terbatas akibat LOS.
• Karena bandwidth yang kurang dalam • Redaman dedaunan sangat signifikan pada
kisaran milimeter, lebih menguntungkan frekuensi gelombang mm tersebut.
untuk pengembangan sel yang lebih kecil. • Konsumsi daya lebih tinggi pada
• Cakupan tidak terbatas pada kondisi line of gelombang milimeter karena lebih banyak
sight (LOS) sebagai urutan pertama jalur jumlah modul RF sebagaimana banyaknya
pencar yang layak. Prasyarat LOS ini banyak jumlah antena. Untuk menghindari
diterapkan pada teknologi wireless kelemahan ini, arsitektur hibrid yang memiliki
konvensional bahkan misal pada teknologi rantai RF lebih sedikit dari jumlah antena
Radio Frequency Identification (RFID) harus digunakan pada penerima. Apalagi
generasi awal. (Hidayat, 2010) sirkuit pengolahan analog berdaya rendah
• Adanya fitur channel sounding yang dirancang dalam perangkat keras gelombang
dikembangkan untuk mengurus berbagai mm. (RF Wireless, 2017)
jenis rugi-rugi gelombang frekuensi mm
sehingga jaringan 5G bekerja memuaskan. 2. Antena Cerdas
Channel sounding mengacu pada Sistem antena cerdas dapat
pengukuran atau estimasi karakteristik kanal membedakan sinyal yang diinginkan dan
yang membantu keberhasilan desain, dan kanal interferensi yang berdekatan secara
pengembangan jaringan 5G sesuai syarat normal. Antena cerdas terdiri dari susunan
kualitas yang diperlukan. dua atau N buah antena dengan jarak spasi
• Ukuran antena secara fisik kecil dan sama, bersama-sama bekerja untuk
karenanya sejumlah besar antena dikemas mencapai pola radiasi yang spesifik. Pola
dalam ukuran kecil. Hal ini memungkinkan radiasi ini akan menentukan pengarahan dan
penggunaan M-MIMO di eNode B / Access penguatan antena yang dihasilkan. Sistem
Point untuk meningkatkan kapasitas. antena cerdas memiliki kemampuan untuk
• Beamforming dinamis digunakan sehingga mengubah pola radiasi guna memberikan
menghindarkan path loss lebih tinggi pada reaksi terhadap perubahan lingkungan
frekuensi gelombang mm. sehingga dapat meningkatkan kapasitas dan
•Jaringan gelombang milimeter 5G S/N sistem wireless. Manfaat lain dari antena
mendukung backhaul multi-gigabit sampai cerdas adalah bahwa efek dari multipath
400 meter dan akses seluler sampai 200-300 diatasi dengan menekan pengguna yang
meter. tidak diinginkan dan memaksimalkan beam
Di samping itu, gelombang mm 5G pancaran ke arah sudut yang diinginkan.
juga memiliki kekurangan / kelemahan. [Hidayat,2017]
Kekurangan ini perlu dipertimbangkan untuk
Gambar 6. Beamforming pada Antena Cerdas.
Sumber : Arefi,R., 2002

Sistem ini meliputi: berupa kapasitas lebih untuk pengguna


Antena Switch Beam . Antena jenis ini densitas tinggi dan mobilitas rendah.
mendukung positioning radio melalui sudut (Mayer ,2014).
datang (AOA). Informasi dikumpulkan dari
perangkat dekatnya.
Antena Adaptive Array (Samsung telah
menggunakan 64 elemen antena). Pada
jenis antena tertentu peningkatan kapasitas
sistem nirkabel dilakukan dengan
menyediakan peningkatan keamanan melalui
kemampuan posisi-lokasi. Teknik ini
mencegah interferensi melalui spatial-altering
posisi lokasi melalui pengukuran arah akhir
dan mengembangkan peningkatan model
kanal melalui pengukuran sudut datang Gambar 8. Peningkatan Kapasitas M-MIMO.
(AOA). (Electronicsforu, 2017) Sumber : Cwc-ucsd, 2017

Susunan antena M-MIMO dapat


3. Massive MIMO mengarahkan beam sempit di setiap
endpoint (titik ujung) dan perangkat endpoint
dapat menggunakan lebih banyak mode
pilihan bentuk beam sesuai sensitivitas tiap
penerima dan pengiriman energi yang ada.
(Altera,2017) Dengan M-MIMO maka
efisiensi spektrum dapat ditingkatkan 20 kali
dengan menggunakan 256 antena di sisi
pengirim dan penerima dibanding sistem
dengan 4 antena. Menurut Monserrat, et.al
(2016) bahwa penguatan (gain) beamforming
Gambar 7. Massive-MIMO. mencapai 15 dB untuk kemampuan
Sumber : Altera, 2017 multipleksing spasial yang sama
sebagaimana sistem sebelumnya.
M-MIMO adalah sebuah
pengembangan dari teknologi MIMO saat ini D. Riset Terdahulu di Dalam Negeri
dimana pada suatu akses poin, stasiun pusat Menurut Atmaja (2015), bahwa
atau stasiun basis. Terdapat sejumlah Indonesia perlu memetakan key requirement
susunan antena yang banyak.yang dapat 5G yang sesuai dengan kondisi di Indonesia
memenuhi kecepatan data tinggi dan kualitas sehingga dapat disusun roadmap 5G
layanan yang baik. (Cwc-ucsd, 2017) Elemen Indonesia. Masih dalam (Atmaja, 2015)
antena yang jumlahnya banyak berada pada dinyatakan bahwa “Terkait dengan masalah
susunan (array) aktif dengan target benefit teknologi, dapat dipastikan bahwa Indonesia
akan kalah bersaing dengan negara yang wireless masa depan dengan fokus 20-60
telah maju apabila riset baru memulai dari GHz untuk akses jangkauan pendek. (Mayer,
sekarang tetapi apabila hal tersebut dikaitkan 2014). Dengan demikian maka tantangan
dengan kondisi spesifik (unik) di Indonesia sekaligus peluang ke depan menanti bagi
maka dapat menjadi masukan dalam forum penerapan teknologi ini.
internasional, dimana negara yang memiliki
kondisi yang menyerupai dapat mengadopsi Tantangan mmWave meliputi (Mayer,2014) :
kebijakan yang disusun oleh Indonesia”. • Rugi-rugi propagasi dan penetrasi yang
Kemudian dalam (Alaydrus, 2015). lebih tinggi (mencakup rugi-rugi akibat
disebutkan bahwa pembukaan frekuensi- tangan pengguna)
frekuensi baru dan aplikasi yang lebih • Pada frekuensi lebih tinggi konsumsi
menjanjikan akan menjadi penggerak daya perangkat meningkat akibat
semakin berkembangnya teknologi efisiensi daya power amplifier (PA) yang
komunikasi guna memenuhi kebutuhan menurun dan banyaknya elemen antena
layanan komunikasi wireless yang handal (Pais, 2016)
dimana sistim radio seluler merupakan • Juga bagaimana desain yang cocok pada
aplikasi komunikasi wireless yang paling frekuensi gelombang ini untuk sub sistem
popular saat ini. Pada penelitian (Nugraha, RF / antena M-MIMO
2017) dibahas alokasi pemilihan frekuensi
mmWave dengan metode empirical models Sedangkan peluang mmWave meliputi
untuk model propagasi indoor dimana eksplorasi spektrum sampai 100 GHz.
penggunaan frekuensi mmWave (Mayer,2014). Kemudian Gupta (2015)
disimulasikan pada model indoor office menyebutkan bahwa karena panjang
environment. Hasilnya disimpulkan bahwa gelombang () mmWave yang sangat kecil,
perangkat Indoor Hotspot menggunakan maka akan dimanfaatkan polarisasi dan
frekuensi rendah, kurang cocok diterapkan di teknik pengolahan spasial berbeda yaitu
dalam ruangan. Kemudian dalam berupa beamforming adaptif dan masif MIMO
(Hidayat,2017) diberikan kajian dan analisis (M-MIMO).
pengaruh algoritma Least Mean Square
(LMS) pada pengaturan nulling beam pola
2. Beamforming 3D Antena Cerdas
radiasi susunan antena cerdas dalam
perannya terhadap mitigasi interferensi. Di
sini dilakukan simulasi kinerja beamformer Beam pada pola pancar susunan
dimana dari pola respon amplitudo setelah antena dapat diatur (beamforming) sesuai
proses beamforming, diperoleh posisi sinyal desain. Sementara itu, algoritma adaptif
utama (0 dB) tepat di sudut 30 dan terdapat adalah salah satu algoritma yang
15 posisi nulling untuk 16 elemen antena memberikan kecerdasan bagi sistem smart
yang diambil. Sumber interferensi antenna. Tanpa algoritma adaptif, sinyal asli
dihilangkan / ditutup dengan menempatkan tidak lagi dapat diekstraksi. (Hidayat, 2017)
’nulls’ dalam arah sumber interferensi Beamforming adaptif diperlukan untuk
mengatasi tantangan propagasi pada sistem
tersebut di posisi 60 dan -40 dengan
akses dimana beamforming akan
masing-masing level diperoleh berkisar
beradaptasi dengan pengguna dan
sebesar -115 dB. Sedangkan Saragih,dkk.
lingkungan untuk memberikan payload
(2017) memuat hasil proyeksi jumlah
kepada pengguna. Terlihat pada gambar 9 di
pengguna telepon seluler di tanah air tahun
atas, sinyal dikonversi naik dan dibagi
2016, 2017, dan 2018 yang masing-masing
menjadi jalur RF masing-masing untuk
mencapai 389,26 juta; 409,25 juta; dan
mencatu setiap antena. Dalam setiap jalur
426,52 juta pengguna.
RF, sinyal diproses untuk mengatur gain dan
fase untuk membentuk beam di luar antena.
E. Tantangan dan Peluang Riset Menjadi tantangan sekaligus peluang
Transmisi Radio 5G di Dalam Negeri penelitian di sini diantaranya adalah
bagaimana desain diagram blok yang lebih
1. Teknologi mmWave sederhana dengan kompleksitas trade-off
Gelombang milimeter telah diketahui sistem dan algoritma adaptif berkehandalan
memiliki kelebihan atau manfaat berupa tinggi yang akan dipilih.
adanya spektrum luas untuk pengguna
dengan mobilitas rendah sehingga menjadi
calon kuat bagi aplikasi komunikasi mobile
Gambar 9. Beamforming 3D.
Sumber : Microwave Journal, 2017

pancar dengan masih diperoleh karakteristik


3. Teknologi M-MIMO kanal yang lebih baik. Tapi beamforming
M-MIMO merupakan solusi yang membutuhkan peningkatan kapasitas
mudah untuk meningkatkan efisiensi sel pengolahan baseband untuk melakukan
khususnya bagi penerapan sel kecil. Sesuai aritmatika matriks yang digunakan untuk
dengan pemakaian frekuensi lebih tinggi di menghitung beda fase antar elemen antena.
atas 6 GHz akibat pengurangan ukuran (Altera, 2017)
antena. Meski demikian yang juga menjadi
perhatian adalah adanya kontaminasi pilot 4. Manajemen Jaringan
sebagai satu isu pada M-MIMO. Mode Manajemen jaringan menjadi masalah
transmisi time division duplex (TDD) harus yang menarik dan semakin penting dengan
mengurangi sinyaling overhead. Faktor kondisi jaringan yang menjadi semakin
tesebut mengharuskan pemakaian cmWave kompleks, berupa kombinasi menara
atau mmWave bagi antena masif yang makrosel, mikrosel, sel kecil yang mungkin
kompak. Monserrat, et.al. (2016) dipasang pelanggan sendiri, hub WiFi atau
menyebutkan bahwa kinerja yang sangat mungkin koneksi peer-to-peer. Tujuan
sensitif bagi beban mobilitas dan komputasi, manajemen jaringan di sini agar semua
dapat membuat solusi bagi banyak pengguna pengguna bisa selalu memiliki ketersediaan
yang tidak terjangkau. kebutuhan penuh 10 Gbps dengan nyaris
Dengan demikian tantangan sekaligus tanpa latensi. Dalam 5G, node dapat diatur
peluang penelitian dalam M-MIMO meliputi hampir secara acak dalam pola geografis.
model dan estimasi kanal, teknik Node yang berbeda akan mendukung
penghematan energi dan arsitektur kombinasi band berbeda dan memungkinkan
perangkat keras. Desain receiver dengan memiliki berbagai tingkat kemampuan
kompleksitas rendah yang memanfaatkan beamforming. Propagasi dalam kanal akan
derajat kebebasan spasial M-MIMO dan berubah dengan musim, cuaca, waktu, dan
teknik lapisan fisik dengan hardware peristiwa tak terduga seperti saat seseorang
berkompleksitas rendah, dengan mengurangi melangkah di depan antena. Dan tentu saja
rantai RF. Juga bagaimana memperoleh banyak pengguna akan bergerak; beberapa
efisiensi energi di semua tingkatan sistem, yang paling penting, seperti kendaraan
hardware dan sistem pengolahan. (Cwc- otomatis, akan bergerak cukup cepat.
ucsd, 2017). Beamforming dengan Keberhasilan manajemen koneksi dan
pengarahan antena yang tinggi dan coverage algoritma optimasi tetap harus dibuktikan,
sampai dengan 200 meter merupakan solusi apakah untuk kontrol atau distribusi terpusat.
terhadap redaman propagasi dan penetrasi (Altera, 2017)
yang tinggi mencakup rugi-rugi akibat tangan
pengguna.(Pais, 2016) Beamforming MIMO 5. Alokasi Spektrum di atas 6 GHz
memungkinkan untuk mengurangi daya
Pilihan frekuensi dan bandwidth serta penyedia handset akan perlu
pemakaian beamforming orde tinggi dalam mengembangkan perangkat generasi
mangatasi redaman pathloss tinggi menjadi berikutnya yang dapat memenuhi kebutuhan
tantangan pada pemakaian spektrum di atas jaringan dan permintaan pasar.(Altera,2017)
6 GHz, sedangkan peluangnya ada pada
pengelolaan dan pilihan kebijakan spektrum 7. Kebutuhan Energy Harvesting
licensed, unlicensed ataukah managed. Salah satu isu yang akan dihadapi
(Mayer, 2014).Sesuai kebutuhan pengguna dalam penerapan teknologi 5G adalah
5G dengan kebutuhan bandwidth lebih lebar masalah efisiensi sumber energi, dalam hal
seperti band 27.5-29.5 GHz ; 40.5-42.5GHz; ini bagaimana sumber daya energi baterei
47.2-50.2 GHz; 57-76 GHz atau 81-86 GHz. dapat memenuhi suplai listrik yang cukup
Tidak ada batasan pada alokasi pada pesawat/handset dengan konsumsi
pasangan spektrum frequency division duplex daya yang sangat besar akibat layanan yang
(FDD) sebelumnya memenuhi bagi semakin masif. Untuk itu maka teknik
pemakaian mode TDD yang lebih efisien bagi pembangkitan energy harvesting merupakan
estimasi kanal. Frekuensi tinggi mengurangi solusi di tengah krisis sumber daya energi
ukuran antena sehingga memungkinkan yang ada karena jenis energi ini termasuk
implementasi M-MIMO. Namun demikian sumber energi listrik terbarukan (renewable
pada alokasi spektrum tinggi di atas, pathloss energy). Salah satu sumber energi listrik
(rugi-rugi redaman media) bertambah dengan terbarukan dapat dibangkitkan melalui sistem
naiknya frekuensi sehingga memperkecil Wireless Power Transfer (WPT) yang
jarak coverage, demikian Monserrat,et.al padanya terdapat beberapa metode yaitu
meyebutkan (2016). berupa kopling induksi elektromagnetik,
Kanal yang sangat luas bisa kopling resonansi, sistem laser dan
dikerahkan pada titik ini band-band baru penerimaan sinyal frekuensi radio (RF).
antara 28 GHz dan 60 GHz dimana band- Peluang teknologi yang paling
band baru ini, menawarkan lebih tinggi memungkinkan untuk handset 5G adalah
frekuensi, dan bandwith lebih per channel. kopling resonansi karena lebih efisien pada
Tapi tawaran ini juga mendatangkan biaya jarak jauh. Dari (Hidayat, 2016) disebutkan
baru. RF sirkuit tambahan dan antena akan bahwa resonansi tercapai antara dua
diperlukan untuk band-band baru. Konverter kumparan ketika medan elektromagnetik di
data baseband akan memerlukan kecepatan sekitar keduanya berosilasi pada frekuensi
sampling yang lebih tinggi atau bahkan yang sama dengan menggunakan koil
resolusi yang lebih, terutama jika pemancar melengkung sebagai induktor, yang
menggunakan pra-distorsi digital. Dibutuhkan digabungkan dengan pelat kapasitansi.
lebih luas Transformasi Fast Fourier atau Selama dua kumparan beresonansi, transfer
lebih rendah latensi di unit baseband.(Altera, daya antara keduanya akan terus berlanjut.
2017) Ketika dua kumparan beresonansi pada
frekuensi yang berbeda, tidak ada daya yang
6. Dampak pada end-user ditransfer antara keduanya. Masih dari
Adopsi teknologi 5G menghadirkan Hidayat (2016) dalam Mohan (2013)
tantangan sekaligus peluang riset dimana dijelaskan bahwa "Dua objek resonan
jaringan dan titik akhir harus dapat dengan frekuensi resonansi yang sama
menangani kecepatan data yang ada. cenderung untuk bertukar energi secara
Arsitektur handset saat ini tidak dimaksudkan efisien, sedangkan untuk benda resonan
untuk menangani 10 Gbps baik dalam asing lainnya interaksi berlangsung lemah ".
baseband atau prosesor aplikasi. Akibatnya

Gambar 10. Blok Kopling Resonansi.


Sumber : Hidayat (2016)

Gambar 11. Kopling Resonansi.


Sumber : Elektroforu.com (2017)

II. METODE • Strategi S-O (menggunakan kekuatan S


untuk mengambil keuntungan dari
Penelitian ini melakukan pendekatan
peluang O)
kualitatif dengan menggunakan analisis
deskriptif atas dasar proses • Strategi W-O (mengatasi kelemahan W
tracking,analyzing,imaging, deciding, acting dengan mengambil keuntungan dari
(TAIDA). Proses tracking diawali dengan peluang O)
penelusuran perkembangan komunikasi • Strategi S-T (menggunakan kekuatan S
selular global terkini yang dilanjut dengan untuk menghindari ancaman T)
kondisi perkembangannya di tanah air, pulau • Strategi W-T (memperkecil kelemahan W
Jawa sampai daerah Jawa Barat. Untuk itu dan menghindari ancaman T)
pengumpulan data dilakukan melalui studi
dokumentasi, yaitu dari data Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) tahun 2016 yang tertuang dalam
dokumen “Penetrasi dan Perilaku Pengguna
Internet Indonesia” sebagai data primer,
ditambah beberapa data pendukung dari
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dan
BPS Daerah Jawa Barat. Berbagai peluang Gambar 12. Analisis SWOT.
dan tantangan beberapa teknologi kunci pada Sumber : Google
transmisi radio akan dianalisis dalam
perannya sebagai potensi riset dan Suatu riset akan berjalan dengan baik jika
implementasi 5G yang menjanjikan. Tahap dilakukan berdasar roadmap yang ada dan
IDA akan dilanjutkan pada kajian berikutnya melalui tahapan yang terencana.
setelah proses analyzing diperoleh. Penelitian Sebagaimana riset teknologi pada umumnya,
ini berlangsung mulai Februari 2017 di kota maka secara umum tahapan riset transmisi
Bandung. radio dilakukan melalui alur berikut :
1. Motivasi riset
Analisis SWOT 2. Ide baru
Analisis Strength – Weakness – 3. Simulasi/evaluasi
Opportunity – Threats (SWOT) juga 4. Sharing/publikasi/diseminasi
digunakan dalam menemukenali strategi 5. Paten
yang mungkin untuk melihat potensi riset dan 6. Prototipe dalam lingkungan nyata
implementasi transmisi radio dalam proses 7. Prototipe produk
adopsi teknologi 5G. Terdapat empat strategi 8. Integrasi/interoperabilitas/ujicoba
yang diperoleh dari analisis SWOT berikut : 9. Komersialisasi produk/marketing
Gambar 13. Tahapan Riset.
Sumber : Fraunhofer, 2014

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Data Potensi dan Pendorong Implementasi 5G di Jawa Barat

Tabel 1. Data Penduduk dan Penetrasi Internet di Jawa Barat


Proyeksi 2014 2015 2016 Keterangan
Penduduk Jawa Barat 46,0 juta 46,7 juta 47,4 juta Data BPS Jabar; Laju pertumbuhan
penduduk per tahun 1,43%
Penetrasi pengguna internet Jawa Barat 16,4 juta 20,3 juta 24,5 juta
Sumber : BPS Indonesia, 2014-2016, diolah

Gambar 14. Penetrasi Internet di Jawa Barat.


Sumber : APJII & BPS , 2014-2016, diolah

Tabel 2. Profil Penggunaan Telekomunikasi Dari waktu ke waktu terjadi


Nasional peningkatan kebutuhan akses broadband
Item Persentase (pita lebar). Pada dasarnya akses pita lebar
Waktu mengakses internet di atas 55,4 % ini adalah akses internet dengan jaminan
6 jam /hari
Koneksi yang digunakan :
konektivitas selalu tersambung, terjamin
• seluler 54% ketahanan dan keamanan informasinya
• WiFi 40,3% dengan kemampuan dan kecepatan
• kabel 5,7% mengikuti kecepatan akses teknologi mobile
Alasan penggunaan koneksi yang 61,8% yang ada. Dalam (Bappenas, 2014) yang
disukai karena kecepatan
Minat penggunaan aplikasi lokal 98%
dikutip dari World Bank dan Katz et al,
dalam negeri disebutkan bahwa penambahan 10% akses
Ponsel produk dalam negeri saat ini 7% pita lebar akan memicu pertumbuhan
Sumber : APJII-Mastel,2016 ekonomi sebesar 1,38% di negara
berkembang, dan khusus bagi Indonesia • Evolusi smooth menuju teknologi 5G
peningkatan 1% penetrasi pita lebar rumah melalui interworking dengan teknologi
tangga akan mengurangi pertumbuhan sebelumnya (koeksistensi)
pengangguran 8,6% poin. Strategi S-T (menggunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman)
B. Strategi pada Analisis SWOT • Pemodelan 3D dan simulasi
Analisis SWOT dengan strateginya • Desain susunan antena yang kompak dan
masing-masing dari tulisan ini secara ringkas matching dengan bagian ujung (front end)
ditampilkan sebagaimana gambar 12. transceiver
Strategi S-O (menggunakan kekuatan untuk • Produksi massal handset 5G dengan
mengambil keuntungan dari peluang ) chipset yang mungkin bagi fitur khusus
• Penerapan spektrum baru pada teknologi Indonesia
radio gelombang milimeter Strategi W-T (memperkecil kelemahan dan
• Teknik beamforming 3D menghindari ancaman)
• Massive MIMO (M-MIMO) • Harmonisasi frekuensi
• Multiple access • Managemen interferensi
• Receiver Maju (advanced receiver) • Penerapan teknik harvesting energi berupa
Strategi W-O (mengatasi kelemahan dengan wireless power transfer/transmission
mengambil keuntungan dari peluang )
.

Gambar 15. Analisis SWOT.


Sumber : Google (Ide gambar)
C. Strategi Implementasi Optimal 5G di Kedua, adanya bonus demografi berupa
Jawa Barat potensi penduduk muda usia produktif (10-24
Jawa Barat memiliki luas wilayah tahun) sebagai pengadopsi teknologi
35.377,76 km2 dengan 27 Kabupaten/Kota terbesar.
yang terletak pada posisi antara 5o50’- 7o50’ Ketiga, Jawa Barat adalah daerah pusat
Lintang Selatan dan 104o48’-108o48’ Bujur teknologi telekomunikasi atau TIK. Di sini
Timur. Data statistik yang dikeluarkan BPS terdapat berbagai perguruan tinggi baik
Jawa Barat melaporkan bahwa laju negeri maupun swasta dengan disiplin ilmu
pertumbuhan ekonomi tahun 2016 di propinsi elektro, komputer, telekomunikasi dan
ini sebesar 5,67% dengan penyumbang rumpunnya dengan pusat-pusat studinya
terbesar angka tersebut berasal dari sektor masing-masing dengan berbagai terobosan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) technopark khususnya terkait TIK. Juga
yaitu sebesar 14,27%. Namun demikian terdapat lembaga-lembaga riset/pusat-pusat
sektor TIK pada tahun 2016 masih kajian baik yang melekat pada institusi resmi
memberikan persentase kontribusi kecil yaitu /perguruan tinggi maupun yang independen.
3,75% terhadap Produk Domestik Regional Keempat, dunia industri elektronika,
Bruto (PDRB), jauh di bawah kontributor telekomunikasi, rekayasa perangkat lunak
terbesar di sektor industri pengolahan yaitu juga tersedia lengkap di daerah ini dengan
sebesar 42,49%. (BPS Jabar, 2017) beberapa perusahaan besar seperti
Besarnya laju pertumbuhan ekonomi PT.Telkom, PT.INTI, PT.LEN, PT.CMI
sektor TIK di atas dapat terus bertahan (Compact Microwave Indonesia), PT.HDTE
bahkan berpeluang naik di tahun-tahun (Hariff Daya Tunggal Engineering) dan
depan dengan semakin meningkatnya lainnya baik sebagai operator, provider,
kecepatan data dan volume trafik pengguna integrator maupun pabrik/manufaktur chip IC.
yang dapat dilayani teknologi mobile pita Kelima, kesiapan Puslitbang-Puslitbang
lebar, terlebih dalam hal ini dengan hadirnya Daerah, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
kemampuan enhanched mobile broadband Indonesia) dan Dinas Kominfo di Jawa Barat
pada 5G. Hal ini sejalan dengan kaidah dalam mengantisipasi kemajuan teknologi
dimana 1% kenaikan akses pita lebar akan khususnya bidang TIK.
memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi Keenam, tersedianya arah penelitian dari
0,138%. Gambar 14 yang menunjukkan pemerintah pusat sebagai stakeholder
kenaikan penetrasi internet di Jawa Barat berupa 10 Bidang Prioritas Pembangunan
dan Tabel 2 dapat mewakilkan prediksi ini, Iptek yang salah satunya berupa bidang TIK.
dimana terlihat lamanya durasi pemakaian Bidang TIK ini meliputi riset pembuatan dan
internet di atas 6 jam/hari untuk lebih dari produksi smart card; riset pembuatan dan
separuh (55,4%) responden yang ada, dan industri chip IC, radio frequency identification
alasan penggunaan koneksi yang disukai (RFID) dan Internet of Things (IoT); riset
karena kecepatan sampai 61,8% dari pembuatan dan produksi sel fotovoltaic; dan
responden yang ada. Dengan demikian riset 5G (broadband).
adopsi teknologi 5G yang segera hadir Dengan memperhatikan modal dasar
dengan akses yang lebih cepat dapat tersebut maka kemudian untuk menjawab
menimbulkan multiplier effect yaitu dengan pertanyaan bagaimana menerapkan
semakin berpeluang memicu kenaikan berbagai teknologi kunci pada sistem
persentase kontribusi PDRB daerah ini, transmisi radio 5G dengan tepat untuk
naiknya penghasilan masyarakat dan juga mendukung pembangunan yang ada , dapat
naiknya lapangan kerja (mengurangi diuraikan hal-hal berikut :
pengangguran) khususnya dari sektor TIK • Kondisi riset transmisi radio berupa riset
Jawa Barat. antena dan propagasi, gelombang mikro
Dalam menangkap peluang adopsi (microwave) dan terakhir mmWave di
teknologi 5G, beberapa modal dasar yang tanah air khususnya riset antena cerdas
dimiliki Jawa Barat adalah : dengan kemampuan beamforming adaptif;
Pertama, Jawa Barat dengan jumlah dan banyaknya riset MIMO, teknik
penduduk 46,37 juta jiwa dan laju modulasi, akses jamak dan multipleksing,
pertumbuhan penduduk per tahun sebesar rekayasa alokasi frekuensi di atas 6 GHz,
1,43% pada tahun 2016, merupakan potensi manajemen jaringan, pemodelan dan
pasar handset terbesar di Indonesia simulasi, terminal end-user (handset)
sebagaimana Tabel 1. ditambah riset energy harvesting saat ini,
dapat menjadi pondasi utama geliat riset • Adanya regulasi yang mendorong tumbuh
5G di tanah air khususnya di Jawa Barat. kembangnya inovasi TIK berbasis kearifan
• Masih rendahnya penggunaan handset lokal Jawa Barat di masyarakat. Di
produksi dalam negeri sebagaimana Tabel masyarakat, kiprah technopreneur muda
2, menjadi pemicu (trigger) dan sekaligus sangat diharapkan dalam penciptaan
peluang untuk terus meningkatkan lapangan kerja bidang TIK ini. Untuk itu,
pemakaian produksi dalam negeri. Dalam stimulus pemerintah daerah berupa
hal ini konsistensi kebijakan Tingkat pelatihan atau bahkan suntikan modal
Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari sangat mendukung program ini.
pemerintah sangat dibutuhkan. Produksi • Adanya regulasi yang mendorong
massal handset 5G dengan chipset yang kerjasama dunia industri dengan
sesuai bagi fitur Indonesia bahkan fitur perguruan tinggi/SMK dalam menunjang
khusus Jawa Barat sebagai potensi pasar industri TIK berbasis kearifan lokal Jawa
terbesar, dapat dimungkinkan dengan Barat. Juga regulasi yang memungkinkan
dorongan TKDN ini. Untuk 5G dapat meningkatnya perhatian dunia industri di
diberlakukan minimal komposisi TKDN daerah ini untuk menjadi donor potensial
40% pada Base Station dan 30% pada atau sponsor pendanaan penelitian di
Terminal Station/handset; sebagaimana perguruan tinggi, dapat memperbaiki link
kebijakan yang ditargetkan pada teknologi and match antara perguruan tinggi dan
long term evolution (LTE) dalam negeri kegiatan penelitian dengan sektor publik
tahun 2019. Dampak yang mungkin akibat khususnya dunia industri. Terkait dengan
rendahnya realisasi TKDN adalah regulasi, meskipun peraturan pengadaan
terjadinya impor alat & perangkat yang barang dan jasa dinilai tidak lagi
semakin masif, memicu defisit neraca membatasi partisipasi perguruan tinggi
perdagangan, hilangnya potensi dalam penelitian yang disponsori
penciptaan lapangan kerja dari produksi pemerintah pusat, dimana kini penelitian
alat & perangkat TIK. Sebaliknya dengan tidak lagi berbasis proses tapi sudah
TKDN berhasil, maka memicu naiknya berbasis output namun realisasi dana
pendapatan, sdm & kemampuan produsen hibah yang masih sangat lamban sampai
dalam negeri naik akibat adanya transfer ke peneliti berkontribusi menjadi faktor
knowledge dari produsen luar. rendahnya minat meneliti setidaknya
• Sebagai layer terluar sistem nirkabel, riset- kurangnya kualitas hasil penelitian akibat
pengembangan dan penggunaan aplikasi ketersediaan waktu yang berkurang
mobile lokal yang ada pada handset saat bahkan tersisa separuhnya dari alokasi
ini, dapat terus ditingkatkan. Tabel 2 waktu yang ada. Dana merupakan stimulus
menunjukkan animo yang sangat besar tersendiri bagi peneliti, karena dengan
masyarakat untuk konten lokal ini (98% dana yang cukup dapat menjadi motivasi
responden). Semakin maraknya produksi bagi peneliti untuk berkompetisi. Jangka
aplikasi lokal, akan semakin meningkatkan waktu realisasi dana riset yang lama dan
kreativitas, produktivitas dan pendapatan dana yang terbatas sering menyebabkan
produsen dalam negeri, maka fitur-fitur tak adanya hasil yang berarti dari kegiatan
daerah dapat semakin berkembang yang penelitian selain hanya sebuah
berarti insentif bagi produsen lokal/daerah; laporan.(Nugroho,dkk, 2016) Maka
sekaligus penyerapan lapangan kerja; dengan meningkatnya link and match di
ataupun semakin membuka peluang tingkat regional atau daerah diharapkan
technopreneur muda untuk menciptakan masalah ini akan tersolusikan.
lapangan kerja sendiri di bidang aplikasi • Kolaborasi antar komponen yang menjadi
mobile yang notabene kebutuhannya modal dasar ketiga, keempat dan kelima
semakin masif. Dalam hal ini, sinergi di atas dapat semakin meningkat dengan
kompetensi sdm bidang teknologi dan adanya arah kebijakan 10 bidang prioritas
kewirausahaan sangat dibutuhkan dan pembangunan iptek yang bermuara pada
didukung oleh pemerintah. Kemudian, peningkatan kualitas riset khususnya
sebagai contoh aplikasi mobile karya dalam hal ini riset transmisi radio 5G.
produsen daerah Jawa Barat adalah Salah satu pola kolaborasi tersebut yang
aplikasi X-Igent atas inisiator/program butuh untuk terus digalakkan adalah
Pemkot Bandung dan program e-mobile kolaborasi ABG (Academica, Bussiness
lainnya dari Pemda Jabar. and Government) antar kalangan
akademisi baik dari negeri maupun swasta
,berbagai perusahaan bisnis atau industri
(baik BUMN maupun swasta) dan institusi ANRITSU. (2016) Understanding 5G.
pemerintah seperti Litbangda. Diperoleh dari http://www.anritsu.
com (Diakses 27/02/2017)
IV. KESIMPULAN APJII-PUSKAKOM UI, (2014). Profil
Di tanah air khususnya di Jawa Barat, Pengguna Internet Indonesia.
teknologi kunci riset transmisi radio 5G dan
peluang implementasinya ada pada sistem APJII-POLLING INDONESIA, (2016).
Antena Cerdas (Smart Antenna) dengan Penetrasi dan Perilaku Pengguna
kemampuan beamforming 3D, Massive- Internet Indonesia.
MIMO (M-MIMO), kajian Frekuensi
Gelombang Milimeter (mmWave), rekayasa APJII-MASTEL (2016). Konklusi survey
alokasi spektrum di atas 6 GHz, manajemen Ekosistem Device, Network &
jaringan, teknologi handset yang mencakup Applications (DNA).
aplikasi mobile-nya, pemodelan dan simulasi
serta teknologi energy harvesting. AREFI,R. (2002). Proposed Text for
Mitigation Techniques Section of Part
Dibutuhkan keberpihakan pemerintah 3 of the Coexistence Recommended
dalam penggunaan produk TIK dalam negeri Practice – Working Document
dengan mendorong pengembangan industri Version 1.3 . IEEE 802.16
TIK melalui kebijakan Tingkat Komponen Broadband Wireless Access Working
Dalam Negeri (TKDN) khususnya pada Group ArrayComm, Inc
produksi handset berikut aplikasi mobile-nya
dengan fitur khas Indonesia atau daerah
Jawa Barat guna menciptakan skala BADAN PUSAT STATISTIK PROPINSI
ekonomi. JAWA BARAT .(2017) Jawa Barat
dalam Angka, Katalog : 1102001.32.
Berbagai peluang dan tantangan yang
muncul dari beberapa teknologi kunci BAPPENAS. (2014) Rencana Pita Lebar
transmisi radio 5G hanya akan berarti jika Indonesia 2014-2019, Cetakan
didukung oleh regulasi yang semakin Pertama, Kementrian
berpihak pada riset dan inovasi TIK berbasis PPN/Bappenas.
kearifan lokal, semakin bervariasinya sumber
penyandang dana riset, cepatnya dana BITWISE INFO. (2014) 5Gth Generation
sampai ke peneliti dan meningkatnya pola Mobile Service 5G Beyond 4G
kolaborasi antar peneliti menjadi pendorong Unbelievable 5th Generation Mobile
keberhasilan riset transmisi radio untuk Service. Diperoleh dari : https : //
adopsi teknologi 5G dan teknologi bitwiseinfo.com/5g-5th-generation-
penerusnya. mobile-service-5g-beyond-4g-
unbelievable-5th -generation-mobile-
service/ (Diakses 20/12/16)
DAFTAR PUSTAKA
ADMAJA,A.F.S. (2015) Kajian Awal 5G CWC-UCSD .(2017) Looking 5G Microwave
Indonesia, Buletin Pos dan Perspective.Diperoleh dari: http://cwc
Telekomunikasi, Depkominfo, 13 (2), .ucsd.edu/content/.(Diakses14/12/16)
p.97-114
ELECTRONICS FORU. (2017) The Evolving
World Of Wireless Charging
ALAYDRUS,M. (2015) Riset Antena – State Technology. Diperoleh dari
of the Art, Jurnal Incomtech, 6 (1), http://electronicsforu.com/ (Diakses
p.1-22. Universitas Mercubuana, 30/06/17)
Jakarta.

FRAUNHOFER. (2014) Towards the 5G


ALTERA. (2017) From Here to 5G : A Environments : Making research
Roadmap of Challenges. Diperoleh steps with meaningfuls results,
dari: http : //systemdesign.altera.com Fraunhofer FOKUS Whitepaper,
(Diakses 27/02/2017) August 2014. Diperoleh dari :
www.Open5Gcore .net. (Diakses Research Advances Towards the 5G
20/02/2017) Mobile and Wireless System
Definition, the FP7 project ICT-
317669 METIS.
GUPTA,A. & JHA,R.K. (2015) Survei
Jaringan 5G: Arsitektur dan
Emerging Technologies, IEEE NOKIA.(2016) 5G Use Cases and
Access Journal , Vol. 3, 2015. Requirements. White Paper.
Diperoleh dari: http://ieeexplore.ieee. Diperoleh dari http://www.nokia.com
org/document/7169508/?part=1 . (Diakses 27/02/2017)
(Diakses 23/02/2017)
NUGRAHA,T.A. dan HIKMATUROKHMAN,A.
(2017) Simulasi Penggunaan
HIDAYAT,R. (2017) Antena Cerdas untuk
Frekuensi Milimeter Wave untuk
Mitigasi Interferensi dengan
Akses Komunikasi Jaringn 5G Indoor
Algoritma Least Mean Square, Jurnal
,Jurnal Infotel, 9 (1), p.24-30
Setrum, 6 (1). Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, Serang.
NUGROHO, Y. , PRASETIAMARTATI , B.
HIDAYAT,R. (2016) Sumber Daya Wireless dan RUHANAWATI,S. (2016)
untuk Menghasilkan Energi Listrik Mengatasi Hambatan Penelitian di
Terbarukan , Jurnal Sinergi, 20 (2), Universitas, Working Paper 8,
Universitas Mercubuana, Jakarta. Australian Aids, Kementrian
PPN/Bappenas.
HIDAYAT, R. (2010) Teknologi Wireless
RFID untuk Perpustakaan Polnes : PAIS,A. (2016) 5G and The Future Of Indoor
Suatu Peluang, Jurnal Informatika Wireless System, BTG Netherlands
Mulawarman, 5 (1), Universitas
Small Cell Industrial Summit.
Mulawarman, Samarinda.

ITU-R (2015). IMT Vision-Framework and REPUBLIKA. (2017) Mempersiapkan Diri


overall objectives of the future Menyongsong Era 5G.Diperoleh dari:
development of IMT for 2020 and http://www.republika.co.id/berita/kora
beyond, Recommendation ITU-R n/inovasi / 17 / 01 / 17 /ojwws712-
M.2083-0. mempersiapkan-diri-menyongsong-
era-5g. (Diakses 15/02/2017)
MAYER,H.P.(2014) Design For 5G End-To
End Services – What Are The
RF WIRELESS WORLD.(2017) 5G Tutorial.
Consequences For System And Air
Diperoleh dari : http://www.rfwireless-
Interface ? , Bell Labs, Alcatel-
world.com/Tutorials/5G-tutorial.html .
Lucent.
(Diakses 20/12/16)
METIS. (2013) Deliverable D1.1. Scenarios,
SARAGIH,Y.,SETYAWAN,I., SEDIYONO,E.,
requirements and KPIs for 5G mobile
LAWANG,R.M.Z. (2017) Kebijakan
and wireless system, METIS Project
Pemerintah Tentang Kelayakan
Document. Diperoleh dari : https :/ /
Fixed Wireless Access – CDMA
www.metis2020.com/ documents /
(FWD-CDMA) untuk Komunikasi
deliverables/ . (Diakses 27/02/2017)
Murah di Indonesia, Jurnal
Barometer ,vol.2, no.2, Unsika,
MICROWAVE JOURNAL. (2016) Karawang.
Opportunities and Challenges for the
Microwave Industry. 59 (7) .
Diperoleh dari : http://www.
microwavejournal.com/ articles/ .
(Diakses 06/01/2017)

MONSERRAT,J.F., MANGE,G., BRAUN,V.,


TULLBERG,H., ZIMMERMANN,G. &
BULAKCI, Ö. (2016) METIS

You might also like