You are on page 1of 8

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA

PENYAKIT KORNEA PADA MATA DENGAN METODE FORWARD


CHAINING
Nugroho Cahyo Wicaksono
Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro
111.2010.05237@dns.ac.id

Abstract diagnosis of diseases of the eye, is


Based on data Riskesdas in 2013 by the expected to provide solutions to the people
Agency for Health Research and handling and treatment to prevent more
Development, Ministry of Health. The severe eye disease. And can help people
results obtained indicate that the who are less able to determine eye disease
population prevalence of eye disease is in misery without the cost of expensive so
very high. This is caused by the use of it can help reduce the level of population
health services by the public eye is still with eye diseases.
lacking, a range of service operations is
still low, the lack of public knowledge, the Keywords: expert systems, expert, eye,
high cost of eye surgery, availability of forward chaining, diagnose eye, the
personnel and eye health care facilities cornea.
are limited. Expert System with Forward
Chaining method is an application I. PENDAHULUAN
program computerized search technique
based on the known facts, then match D ari data prevalensi hasil Riskesdas
tahun 2013 oleh Badan Penelitian
these facts with the IF part of IF-THEN dan Pengembangan Kesehatan
rules that were in the knowledge base. Kementerian Kesehatan RI, diperoleh
Expert systems seek to imitate the process prevalensi kebutaan penduduk umur ≥6
of reasoning of an expert in solving the tahun 0,4 persen, sedangkan prevalensi
problem specification or can be a katarak semua umur adalah 1,8 persen,
duplicate of an expert because the kekeruhan kornea 5,5 persen, serta
knowledge stored in the knowledge base pterygium 8,3 persen.
for problem-solving process. With the Besarnya tingkat prosentase
construction of an expert system for the penduduk yang mengalami penyakit mata
disebabkan oleh penggunaan pelayanan spesifikasi atau bisa dikatakan merupakan
kesehatan mata oleh masyarakat yang duplikat dari seorang pakar karena
masih kurang, daya jangkau pelayanan pengetahuannya disimpan didalam basis
operasi yang masih rendah, kurangnya pengetahuan untuk diproses pemecahan
pengetahuan masyarakat, tingginya biaya masalah.
operasi, serta ketersediaan tenaga dan
fasilitas pelayanan kesehatan mata yang 1.1 Rumusan Masalah
masih terbatas. Berdasarkan uraian latar belakang
Kornea adalah lapisan terluar pada diatas, maka perumusan masalah dapat
mata yang berwarna jernih dan tembus dirumuskan sebagai berikut:
pandang. Kornea berfungsi untuk 1. Bagaimana cara Sistem Pakar dengan
melindungi struktur mata dibawahnya (iris, menggunakan metode forward chaining
pupil, lensa mata, dan seterusnya),serta dapat mendiagnosis penyakit kornea
menerima dan meneruskan cahaya dan pada mata berdasarkan gejala-gejala
membantu membiaskan cahaya tersebut umum yang diderita?
agar lebih fokus diterima oleh lensa mata. 2. Bagaimana cara Sistem Pakar
Kornea merupakan bagian yang sangat memberikan solusi dalam penanganan
penting dan harus dijaga, karena kerusakan dan pengobatan penyakit pada kornea?
yang terjadi pada kornea, dapat 3. Bagaimana Sistem Pakar memberikan
ngakibatkan berkurangnya penglihatan, pengetahuan tentang penyebab penyakit
tidak terlindunginya struktur mata kornea?
dibawahnya, dan mengakibatkan kerusakan
pada struktur bagian dalam mata dan 1.2 Tujuan Penelitian
mengalami kebutaan. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
Sistem Pakar merupakan perangkat 1. Mampu membuat aplikasi sistem
lunak yang didesain khusus berdasarkan pakaryang mampu mendiagnosa
Kecerdasan Buatan (AI), yang berfungsi kemungkinan penyakit kornea mata.
untuk merekam dan menduplikasi 2. Mampu membuat aplikasi yang dapat
kemampuan pakar. Menurut Hamdani mendeteksi gejala-gejala penyakit mata
sistem pakar merupakan suatu program secara dini.
aplikasi komputerisasi yang berusaha 3. Membuat aplikasi yang dapat
menirukan proses penalaran dari seorang memberikan saran penanganan dan
ahlinya dalam memecahkan masalah
pengobatan untuk mencegah penyakit gejala-gejala penyakit tersebut, dan solusi
mata lebih parah. untuk menangani.
4. Membuat aplikasi yang mampu 2.3 Wawancara
memberikan pengetahuan tentang Mengadakan tanya jawab langsung
penyebab-penyebab penyakit kornea dengan seorang pakar penyakit mata,
pada mata. sehingga pada penelitian ini data yang
didapat lebih akurat yang tidak terpaku
II. METODE PENELITIAN pada studi pustaka.
2.4 Akuisisi Pengetahuan
Setelah tahap wawancara, semua data
yang dibutuhkan oleh perangkat lunak
dikumpulan menjadi satu yaitu data
penyakit kornea mata, gejala-gejalanya dan
cara penanganannya.
2.5 Rekayasa Perangkat Lunak
Membangun perangkat lunak
menggunakan model waterfall, yang
urutannya terdiri dari analisi, desain, kode,
tes.
Gambar 2.1 Desain Penelitian Tahap analisis yaitu mendeskripsikan
2.1 Tahap awal penelitian kebutuhan fungsional dan non-fungsional,
Penelitian dimulai dengan menentukan Tahap desain yaitu merancang struktur
kebutuhan data penelitian dengan mencari data, struktur perangkat lunak, tampilan
penyakit kornea berikut dengan gejala- antar muka perangkat lunak.
gejalanya, kemudian data dikumpulkan dan Tahap kode dilakukan penerjemahan
menyiapkan bahan penelitian. desain perangkat lunak kedalam bahasa
2.2 Pengumpulan Data pemrograman HTML, pada tahap ini
Tahap awal dalam penelitian ini yaitu metode forward chaining diterjemahkan
melakukan pengumpulan data. Mencari kedalam kode, selanjutnya tahap testi yaitu
dari berbagai sumber, baik itu dari buku melakukan pengujian sistem terhadap
internet, jurnal dan pakar untuk mengetahui koneksi tiap link page, koneksi database.
hal-hal yang diperlukan pada penelitian
yaitu penyakit-penyakit pada kornea mata,
2.6 Sistem AND G4) OR

Pada tahap ini sistem yang didesain telah (G1 AND G5) OR (G3
AND G4) OR
siap dugunakan.
(G3 AND G5)OR (G4 AND
2.7 Contoh Kasus G5) OR
Terdapat rule dari suatu data penyakit (G1 AND G3 AND G4)
(P) dan data gejala (G) sebagai berikut: OR

Tabel 2.1 Contoh kasus Relasi (G1 AND G3 AND G5)


OR
Kode Kode Gejala
(G3 AND G4 AND G5) OR
Penyakit G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7
(G1 AND G3 AND G4
P1 √ √ √ AND G5)
P2 √ √
P3 √ √ √
Input: Jika informasi yang dimasukkan
P4 √ √ √
P5 √ √ √ √
berupa fakta G1,G3,G5 proses kerja yang
akan terjadi yaitu sebagai berikut
G1 G3 G5
THEN
Rule IF (Gejala)
(Penyakit)
P1 P5 P1 P2 P5 P2 P5
G1 OR G2 OR G3 OR
(G1 AND G2) OR (G1 Penyakit yang terdeteksi = P1,P2,P5
1 AND G3) OR (G2 AND P1 R1 ---> G1,G3. P(P1) = Gejala yang
G3) OR terdeteksi / jumlah gejala pada penyakit =
(G1 AND G2 AND G3)
2/3 = 0,67
G3 OR G5 OR (G3 AND
2 P2 R2 ---> G3,G5. P(P2) = Gejala yang
G5)
G2 ORG4 OR G6 OR terdeteksi / jumlah gejala pada penyakit =
(G2 AND G4 ) OR (G2 2/2 = 1
3 P3
AND G6) OR (G4 AND R5 ---> G1,G3,G5. P(P5) = Gejala yang
G6)
terdeteksi / jumlah gejala pada penyakit =
G2 OR G5 OR G7 OR
3/4 = 0.75
(G2 AND G5) OR (G2
4 AND G7) OR P4 Output :
(G5 AND G7) OR 1. Penyakit P1 = 67%
(G2 AND G5 AND G7) 2. Penyakit P2 = 100%
G1 OR G3 OR G4 OR G5
3. Penyakit P5 = 75%
5 OR P5
(G1 AND G3) OR (G1
Kemungkinan terbesar hasil diagnosa 2 Mata berair G2
3 Nyeri mata G3
adalah penyakit P2 dengan persentase 4 Sensitive terhadap cahaya G4
5 Pandangan kabur G5
kecocokannya terhadap gejala lebih besar. Terasa benda asing didalam
6 G6
mata/mengganjal
Riwayat mata
III. HASIL PENELITIAN DAN 7 terkena/kemasukan tanah atau G7
air lumpur
PEMBAHASAN Pernah/masih mamakai lensa
8 G8
kontak
3.1 Basis Pengetahuan Terdapat bintik putih pada
9 G9
Merupakan sekumpulan pengetahuan kornea
yang dihubungkan dengan permasalahan 10 Pembengkakan kelopak mata G10
Salah satu mata yang
yang digunakan dalam sistem pakar. Dalam 11 G11
terkena/terjangkit
basis pengetahuan terdapat dua pendekatan. 12
Tampak nanah didalam bola
G12
Dalam sistem pakar ini peneliti mata
Riwayat mata pernah terkena
menggunakan penalaran berbasis aturan 13 G13
tanaman (daun/serbuk kayu)
(Rule Based Reasoning). Pada penalaran 14
Sakit mata tampak setelah 2
G14
minggu/lebih
berbasis aturan, representasi menggunakan
15 Kehilangan penglihatan/buta G15
IF-THEN, bentuk ini digunakan apabila 16 Iritasi mata G16
kita memiliki sejumlah pengetahuan 17 Mata gatal G17
seorang pakar pada suatu permasalahan Terdapat jaringan putih pada
18 G18
sudut dalam mata
tertentu dan pakar dapat menyelesaikan 19 Robek secara berlebihan G19
masalah tersebut secara berurutan. untuk 20 Pembengkakan kornea G20
mempermudah pengelompokan data, data 21 Mata terasa sangat nyeri sekali G21
Terdapat putih-putih seperti
penyakit dikodekan dengan P1, P2, P3,.. 22 G22
cincin dimata
dan data gejala dikodekan dengan G1, G2, 23
Pernah dekat dengan penderita
G23
Keratokonjungtivis
G3,...
24 Sedang mengalami batuk/pilek G24
Tabel. 3.1 Penyakit 25 Mata lengket dipagi hari G25
Kode 26 Mata jernih G26
No Nama Penyakit
Penyakit Pernah melihat sinar las/
Keratitis Bakterialis 27 terkena benda kimia (sabun G27
1 P1 cuci, cuka, dll)
Keratitis Jamur Keluhan saat itu juga setelah
2 P2 28 G28
(Keratomikosis) terkena benda kimia
3 Pterigium Tampak putih-putih ditengah
P3 29 G29
dan dipinggir mata
4 Keratitis Herpes
P4 30 Mata kering G30
5 Keratitis Acanthamoeba Tampak seperti daging yang
P5 31 G31
menutupi mata
Keratokonjungtivitis
6 P6
(Epedemika)
7 Erosi Kornea
P7
Tabel 3.3 Relasi Penyakit dan Gejala

Kode Penyakit
Tabel 3.2 Gejala Gejala P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
G1 √ √ √ √ √ √ √
Kode
No Nama Gejala G2 √ √ √ √ √ √
Gejala
1 Mata merah G1 G3 √ √ √
G4 √ √ Context Diagram menggambarkan
aliran-aliran data ke dalam dan ke luar
G5 √ √ √ √ √
sistem ,dan ke dalam dan keluar entitas-
G6 √ √
entitas eksternal.
G7 √
G8 √ DFD Level 0
G9 √ DFD Level 1
G10 √ DFD Level 2
G11 √
G12 √ v√ 3.3 Desain Database
G13 √ Desain database digunakan untuk
G14 √ pengelompokan data agar memori yang
G15 √ dipakai tidak terlalu besar dan
memudahkan dalam pembuatan program.
G16 √
Dalam penelitian ini desain database
G17 √
menggunakan ERD.
G18 √
G19 √ √ 3.4 Hasil Pengujian
G20 √ hasil diagnosa menampilkan nama-
G21 √ nama penyakit yang telah terdeteksi,
G22 √ disertai dengan solusi penanggulangan dan
G23 √
pencegahannya. Nama penyakit yang
terdeteksi ditampilkan berdasarkan
G24 √
prosentase kemungkinan tertinggi terlebih
G25 √
dahulu.
G26 √
G27 √
G28 √
G29 √
G30 √
G31 √

3.2 Desain Sistem


Desain penerapan metode forward
chaining pada sistem dijelaskan dalam
bentuk diagram, antara lain Diagram
Gambar 3.1 hasil pengujian sistem
Flowchart, Context Diagram, dan DFD
(Data Flow Diagram).
Flowchart adalah bagan yang
menunjukkan aliran di dalam program atau
prosedur sistem secara logika.
IV. KESIMPULAN dan bisa dijadikan acuan untuk
mengembangkan penelitian terhadap
Dari hasil pengujian sistem yang
penyakit mata untuk selanjutnya.
telah dilakukan, maka dapat diberikan
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pakar dapat bekerja dengan data V. SARAN
yang tidak lengkap. Dalam hal ini Berdasarkan kesimpulan di atas,

sekalipun pengguna (pasien) hanya maka ada beberapa saran yang dapat

memilih sedikit gejala, sistem tetap diberikan dalam pengembangan sistem ini,

dapat menyimpulkan kemungkinan yaitu :

penyakit mata. 1. Pengisian aturan basis pengetahuan pada


sistem pakar ini hanya dari satu orang
2. Semakin akurat gejala yang
pakar. Perlu dipertimbangkan untuk
dimasukkan ke dalam sistem, maka
pengisian aturan basis pengetahuan lebih
akan semakin tinggi pula nilai
dari satu orang pakar pada sistem.
prosentase penyakit.
2. Penyakit yang disajikan dalam sistem
3. Hasil diagnosa dapat menampilkan pakar ini dibatasi hanya tujuh penyakit.
beberapa kemungkinan jenis penyakit Perlu dipertimbangkan untuk menambah
mata pada manusia. jenis penyakit mata yang bisa
4. Sistem hanya dapat mengenali dan didiagnosis sehingga sistem pakar ini
mendiagnosa jenis penyakit mata yang dapat mendiagnosis lebih banyak
ada dalam tabel kebenaran penyakit. penyakit mata.
5. Sistem pakar untuk mendiagnosis 3. Perlu dipertimbangkan untuk membuat
penyakit mata ini telah mampu penyajian pilihan data gejala yang lebih
memberikan informasi kepada baik agar lebih mudah dalam
pengguna (pasien) mengenai penyakit penggunaan sistem pakar ini.
mata yang menyerang, berdasarkan 4. Perlu dipertimbangkan untuk mendesain
gejala-gejala yang dialami oleh database yang lebih baik agar database
pengguna (pasien), serta mampu memiliki struktur tabel yang lebih baik.
memberikan cara-cara pencegahan dan
pengobatan penyakit tersebut. REFERENCES

6. Dengan sistem pakar yang mempunyai [1] Fatansyah.(1999)Basis Data.Bandung:


database penyimpanan, semua jenis Informatika.
penyakit dan gejalanya dapat disimpan
[2] Fathoni, K. (2009) Konsep Basisdata %20JURNALA-fuzzy-ke%20 Bogor3-
[internet]. Surabaya: Institut Teknologi revisi%20akhir.pdf [Diakses 3 Mei
Surabaya. Tersedia dalam: 2013].
http://lecturer.eepis- [6] Reisa, R., Jusak. &
its.edu/~kholid/AK- Sudarmaningtyas,P. (2013) Sistem
RPL/ERD/Basisdata%20-%20ERD.pdf Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mata
[Diakses 9 Juli 2014]. [internet]. Surabaya: STMIK
[3] Fitri, L., Romdhony, A. & Marchelia, STIKOM. Tersedia dalam
A. (2011) Sistem Pakar Untuk :<http://jurnal.stikom.edu/ index.php/
Diagnosa Penyakit Mata pada jsika/ article/ viewFile/
Manusia, [internet]. Surabaya: 190/141>[Diakses 5 Juli 2014].
STIKOM. Tersedia dalam: [7] Sutojo, T., Mulyanto, E. & Suhartono,
http://yhu2nk401.files.wordpress.com V. (2010) Kecerdasan Buatan.
/2012 /12 /proposal-sistem-pakar- Semarang: Universitas Dian
diagnosa-mata-pada-manusia.pdf Nuswantoro.
[Diakses 22 Mei 2013]. [8] Trihono.(2013) Riset Kesehatan Dasar
[4] Hamdani.(2010) Sistem Pakar Untuk (RISKEDAS) 2013. [internet]. Jakarta
Diagnosa Penyakit Mata Pada :Badan Penelitian dan Pengembangan
Manusia [internet]. Samarinda: Jurnal Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Informasi Mulawarman. Tersedia Tersedia dalam: <http://depkes.go.id/
dalam: downloads/ riskesdas2013/
http://informatikamulawarman.files.wo Hasil%20Riskesdas%202013.pdf>
rdpress.com/2010/07/02jurnal- [Diakses 13 Maret 2014 ].
informatika\-mulawarman-juni2010-v-
1-1.pdf [Diakses 22 Mei 2013].
[5] Kastaman, R., Zain, S. & Prayudo,S.
B. (2005) Penerapan Logika Fuzzy
pada Penilaian Mutu Teh Hitam
Orthodox [internet]. Bandung:
Universitas Padjadjaran. Tersedia
dalam:
http://resources.unpad.ac.id/unpad-
content/upload/publikasidosen/No.17a

You might also like