You are on page 1of 19

JURNAL SAINS PEMASARAN INDONESIA

Volume X, No. 1, Mei 2011, halaman 125 - 143

ANALISIS PENGARUH DETERMINANT LOYALITAS PELANGGAN


HANDPHONE NOKIA SERTA DAMPAKNYA
PADA WORD OF MOUTH
(Studi pada Mahasiswa Ekonomi Reguler 1 dan 2 Universitas
Diponegoro Semarang)

BIMO PRATOMO
Universitas Diponegoro Semarang

Abstract

This study focuses on factors that affect customer loyalty and its impact on word of mouth. The
rapid development of technology and information and the change in mindset and behavior of
people force the company to be able to provide excellent service and qualified products so as to
satisfy its customers better, which in turn can foster customer loyalty, thus encouraging positive
word of mouth. Empirical data found indicate a problem on Nokia mobile phone customer loyalty.
Based on these, the problem formulated in this study is “How to increase customer loyalty
impacting on word of mouth?”

To answer the research problem, we conducted some literature reviews and previous research
journals which in turn direct the researcher to develop four hypotheses of five examined
constructs. The hypotheses were tested by using statistical software AMOS 16. Empirical data
needed to test the hypotheses were obtained from 150 questionnaires distributed to respondents
who are the Regular 1 and Regular 2 students of the Faculty of Economics of Undip Semarang.
According to the analysis of the research model shows that the model can be accepted based
on the feasibility of the model. Thus, the causality test results of the hypotheses show that there
is a positive and significant influence of the perception of quality, buying experience, and products
excellence on customer loyalty and there is a positive and significant influence of customer
loyalty on word of mouth.

Keywords : quality perception, buying experience, product excellence, customer loyalty, word
of mouth

PENDAHULUAN Pusat Penelitian ABI. Dari segi inovasi,

P
ada tahun 2008, Nokia terpilih menjadi penilaian dilakukan berdasarkan beberapa
perusahaan dengan inovasi dan faktor, seperti biaya produksi, hak paten
implementasi strategi terbaik, diikuti produk, kualitas dan ukuran perangkat,
oleh RIM sebagai pencipta Blackberry dan tampilan produk, differensiasi produk, daya
Samsung. Penghargaan ini dikeluarkan oleh tahan baterai, kemapuan produk untuk

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 125


Bimo Pratomo

komponen dari third party, dan lisensi software. pelanggan Blackberry di Indonesia dikatakan
Sedangkan dari segi implementasi strategi, sangat cepat dan menjulang. Hal tersebut
faktor-faktor penilaiannya antara lain cara terungkap pada acara XL Award tahun 2010.
pengiriman produk, nilai brand, tipe produk Meskipun angka penjualan Blackberry di
yang beredar, pilihan sistem operasi, harga Indonesia belum melampaui penjualan Nokia
jual rata-rata, jaringan distribusi produk, di Indonesia, namun hal ini sudah dapat
hubungan dengan operator dan fasilitas pabrik. menjadi indikasi terhadap adanya masalah
Nokia seri E, atau seri ponsel bisnis Nokia, pada loyalitas pelanggan Nokia.
hingga kini masih menjadi primadona Fenomena lain menunjukkan bahwa
sekaligus senjata andalan Nokia di pasar sejak Blackberry ‘booming’ dan menciptakan
ponsel lokal. Selama kuartal kedua tahun ini, rekor pertumbuhan fantastis di Indonesia,
Penjualan ponsel seri E, diperkirakan Nokia sebagai market leader penjualan
mengalami pertumbuhan penjualannya handset di Indonesia sedikit demi sedikit
mencapai 20 persen termasuk untuk seri E63, market share tergerus. Sementara iPhone
E71, E75 dan E90. Namun, di antara seakan tidak mau kalah dengan Blackberry,
penjualan ponsel-ponsel seri E, ponsel E63 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan
dan E71 masih paling tinggi. E63 dan E71 dan juga menggerus market share Nokia.
masih yang paling menonjol, karena di antara Merujuk pada fenomena tersebut
ponsel QW ERTY lainnya, dua seri ini maka masalah yang dirumuskan dalam
harganya relatif lebih terjangkau. Dari segi penelitian ini adalah Bagaimana meningkatkan
geografis ponsel ini masih menjadi pasar loyalitas pelanggan handphone Nokia pada
terbesar untuk Nokia seri E atau N yang mahasiswa Fakultas Ekonomi Reguler 1 dan
manapun. Reguler 2 Undip Semarang,?.
Satu hal menarik yang ada di dalam
artikel AdMob menyertakan bahwa market TELAAH PUSTAKA
share ponsel (tidak hanya smartphone) di
Indonesia untuk segi mobile advertising Loyalitas
sangat diperhitungkan karena memiliki Loyalitas adalah sikap dari pelanggan
potensi penduduk yang besar dan sifat dalam menentukan pilihannya untuk tetap
konsumtif yang mendorong pembelian ponsel menggunakan produk atau jasa dari suatu
secara lebih sering. Menurut data tersebut, perusahaan. Sikap menentukan pilihan ter-
market share Indonesia di tahun 2008 sebut juga untuk membuat komitmen dan
dikuasai dengan telak oleh Nokia. Suatu hasil melakukan pembelian ulang pada peru-
yang tidak mengejutkan. Nokia memperoleh sahaan tersebut (Foster dan Cadogan, 2000).
63.9%, diikuti oleh Sony Ericsson sebesar Bagi Foster dan Cadogan, (2000) loyalitas
26.6%, Hal yang cukup menarik adalah data pelanggan akan melahirkan perilaku dan
Other yang mencakup nilai 7%, di luar Nokia, tindakan nasabah seperti (1) perilaku
Sony Ericsson, Motorola, dan Samsung. pelanggan yang bersifat memberikan
Fenomena empiris yang berhasil rekomendasi untuk mengajak orang lain untuk
diamati menunjukkan bahwa pertumbuhan melakukan pembelian atau menggunakan

126 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Determinan Loyalitas Pelanggan

produk tersebut, (2) pelanggan akan minat konsumen secara individual dan emosi.
melakukan aktifitas transaksi atau Badan usaha berusaha mengikat
mempergunakan segala bentuk layanan yang pengalaman disekeliling goods maupun
ditawarkan oleh pihak perusahaan, (3) services yang ada untuk dapat menarik
pelanggan akan menjadikan perusahaan konsumen lebih banyak. Konsumen secara
tersebut sebagai pilihan pertama dalam umum menilai pengalaman berdasarkan
mempergunakan produk/jasa, (4) Word of pada ingatan atas kejadian yang menarik hati.
mouth yaitu perilaku pelanggan untuk Schmitt (1999) menyebutkan: “If you
membicarakan hal-hal yang bagus terhadap start from scratch, the recommended
produk/jasa dari perusahaan tersebut ke sequence is the order in which I discussed
orang lain. the SEMs in this book: SENSE FEEL THINK
ACT RELATE. SENSE attracts attention and
Persepsi Kualitas motivates. FEEL creates an affectives bond
Menurut Aaker dalam Rangkuti and makes the experience personally
(2002:41), persepsi kualitas adalah persepsi relevant and rewarding. THINK adds a
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau permanent cognitive interest to the
keunggulan suatu produk atau jasa layanan experience. ACT induces a behavioral
yang sama dengan maksud yang diharap- commitment. Loyalty, and a view to the future.
kannya. Persepsi kualitas kepada pelanggan RELATE goes beyond the undividual
mutlak diperlukan oleh sebuah perusahaan experience and makes it meaningful in a
untuk dapat tetap survive dan mampu bersaing broader social context.” (Jika Anda memulai
dengan perusahaan lain. Untuk itu diperlukan dari awal, urutan yang disarankan adalah
adanya usaha-usaha dari perusahaan untuk urutan di mana saya membahas SEM dalam
tetap memberikan kualitas terbaik dalam setiap buku ini: PERASAAN, MERASA, BERPIKIR,
produk atau jasa yang di milikinya, sehingga BERTINDAK berhubungan.
terbentuk persepsi kualitas yang kuat di benak
konsumen. Keunggulan Produk
Persepsi kualitas mencerminkan Kualitas produk merupakan salah satu
perasaan pelanggan secara menyeluruh faktor pembentuk persepsi customer value.
mengenai suatu produk. Untuk memahami Dalam pandangan konsumen, nilai suatu
persepsi kualitas suatu produk diperlukan produk merupakan kualitas produk yang
pengukuran terhadap dimensi yang terkait dinikmati konsumen dengan pengorbanan
dengan karakteritik produk. sejumlah uang atau sumber daya yang lain
(Oliver, 1997 dalam Andreasson dan
Pengalaman Membeli Lindestad, 1998). Kualitas didefinisikan
Pengalaman atau experience adalah secara luas sebagai superioritas produk
suatu kejadian yang terjadi apabila badan secara keseluruhan (Zeithalm, V.A, 1998).
usaha dengan sengaja menggunakan Kualitas diterapkan dengan cara mem-
services sebagai prasarana dan menjadi bandingkan antara standar yang spesifik
penyangga untuk dapat menarik hati atau dengan performa dan kesesuaian aktualnya

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 127


Bimo Pratomo

(Shinca, 1985). Menurut Song dan Parry PENELITIAN TERDAHULU


(1997), kualitas produk memiliki variabel
berupa spesifikasi yang sesuai, kualitas yang Pengaruh Persepsi Kualitas terhadap
tahan lama dan kualitas yang dapat dipercaya. Loyalitas Pelanggan
Dimensi-dimensi dari kualitas produk Persepsi kualitas pada dasarnya
menurut Aaker (1991) dan Keller (1998) dalam adalah tanggapa responden terhadap kualitas
Sutantio (2004): (1) Performance, tingkat produk/jasa yang diterimanya. Jika menurut
dimana karakteristik utama produk persepsi pelanggan produk/jasa yang
beroperasi; (2) Features, elemen kedua dari diterimanya tersebut mampu memenuhi
produk yang merupakan komplemen dari kebutuhan, keinginan, harapan, dan kemam-
karakteristik utama produk; (3) Conformance puan pelanggan maka produk/jasa tersebut
quality, derajat dimana produk memenuhi akan dipersepsikan positif/baik oleh pelanggan.
spesifikasi; (4) Realibility, kekonsistenan dari Persepsi positif/baik terhadap produk/jasa ini
kinerja setiap waktu dan dari pembelian ke yang selanjutnya membangun loyalitas
pembelian; (5) Durability, harapan terhadap pelanggan.
umur hidup produk; (6) Serviceability, Pengaruh variabel persepsi kualitas
kemudahan dari produk untuk diservice; (7) terhadap loyalitas pelanggan pernah diteliti
Style and Design, penampilan atau perasaan oleh Yohannes Pulungan (2010) dan Waseso
orang terhadap kualitas produk. Seguro (2008). Pada penelitian tersebut
menunjukkan bahwa persepsi kualitas
Word of Mouth terbukti berpengaruh signifikan terhadap
Words of Mouth, atau biasa disingkat loyalitas pelanggan.
WoM, menurut Words of mouth Association Berdasarkan uraian yang didukung
(WOMMA), merupakan usaha meneruskan oleh hasil penelitian diatas, maka hipotesis
informasi dari satu pelanggan ke pelanggan yang diajukan adalah:
lain (www.womma.com, 2007). Sedangkan H1 : Persepsi kualitas berpengaruh positif
Words of Mouth menurut WOMMA, adalah terhadap loyalitas pelanggan
memberikan pelanggan alasan untuk
membicarakan produk dan layanan anda, dan Pengaruh Pengalaman Membeli terhadap
memudahkan pembicaraan tersebut terjadi. Loyalitas Pelanggan
Words of Mouth adalah seni dan ilmu Pengalaman adalah segala bentuk
membangun komunikasi yang baik dan saling kejadian yang dialami oleh pelanggan berkaitan
menguntungkan dari pelanggan ke pelanggan dengan konsumsi suatu produk/jasa. Apabila
maupun pelanggan ke produsen. produk/jasa yang dikonsumsi tersebut dapat
Word of Mouth positif adalah infor- memenuhi kebutuhan, keinginan, harapan, dan
masi yang bersifat positif tentang produk/ kemampuan pelanggan maka hal ini akan
merk, yang dilakukan oleh konsumen yang terekan dalam memori pelanggan sebagai
mempunyai pengalaman memuaskan dalam bentuk pengalaman pelanggan atas suatu
mengkonsumsi produk/merk tertentu (Ishak, produk/jasa yang dibelinya. Pengalaman
2005). membeli yang terekam dalam memori

128 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Determinan Loyalitas Pelanggan

tersebut selanjutnya akan menjadi faktor yang perusahaan yang sama. Perilaku loyalitas
menentukan terjadi atau tidaknya loyalitas pelanggan pada suatu merek atau
pelanggan tergantung pada faktor pengalaman perusahaan tersebut menjadi indikasi
positif atau negatif. keyakinan pelanggan bahwa produk/jasa
Bolton, Kannan, dan Bramlett (2000) yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut
dan Thompson (2007) dalam publikasinya berkualitas. Seorang pelanggan yang
menguraikan bahwa pengalaman yang memiliki loyalitas yang tinggi pada produk/jasa
dialami oleh responden dalam membeli tertentu akan cenderung menceritakan hal-
sebuah produk/jasa menentukan loyalitas hal yang positif berkaitan dengan produk/jasa
pelanggan. yang ditawarkan, merekomendasikan produk/
Berdasarkan uraian yang didukung jasa tersebut pada orang lain, dan mengajak
oleh hasil penelitian diatas, maka hipotesis orang lain untuk mengkonsumsi produk/jasa
yang diajukan adalah: yang sama.
H2 : Pengalaman membeli berpengaruh Pengujian pengaruh loyalitas
positif terhadap loyalitas pelanggan pelanggan terhadap word of mouth pernah
diteliti oleh Roy et al (2010) dan Green (2006)
Pengaruh Keunggulan Produk terhadap yang membuktikan bahwa loyalitas
Loyalitas Pelanggan pelanggan terbukti memiliki pengaruh yang
Produk/jasa yang unggul adalah signifikan terhadap word of mouth.
produk/jasa yang mampu bersaing di pasar. Berdasarkan uraian yang didukung oleh hasil
Agar dapat terus bersaing di pasar maka penelitian diatas, maka hipotesis yang diajukan
produk/jasa tersebut harus dapat memenuhi adalah:
kebutuhan, keinginan, harapan, dan H4 : Loyalitas pelanggan berpengaruh
kemampuan pelanggan. positif terhadap word of mouth
Penelitian yang dilakukan oleh Lie dan
Green (2010) dan Saputro dan Lataruva
(2010) menunjukkan bahwa keunggulan METODE PENELITIAN
produk merupakan determinants dari loyalitas
pelanggan. Populasi
Berdasarkan uraian yang didukung Populasi adalah jumlah keseluruhan
oleh hasil penelitian diatas, maka hipotesis dari obyek yang akan diteliti. Populasi
yang diajukan adalah: penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
H3 : Keunggulan produk berpengaruh Fakultas Ekomomi Undip Semarang yang
positif terhadap loyalitas pelanggan telah menggunakan handphone merek Nokia
selama minimal 1 tahun terakhir.
Pengaruh Loyalitas Pelanggan terhadap
Word of Mouth Sampel
Loyalitas adalah bentuk perilaku yang Dalam penelitian ini jumlah sampel
diwujudkan oleh pelanggan dalam bentuk yang digunakan adalah 150 orang, karena
tidak pindah, melakukan pembelian berulang, variabel yang digunakan dalam penelitian
dan bersedia membeli produk/jasa lain dari sebanyak 4 dan indikatornya sejumlah 3.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 129


Bimo Pratomo

Definisi Operasional dan Indikator

130 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Determinan Loyalitas Pelanggan

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 131


Bimo Pratomo

Metode Pengumpulan Data persaman struktur atas SEM adalah


Metode pengumpulan data yang sekupulan tehnik-tehnik statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah memungkinkan pengujian sebuah rangkaian
pengisian kuesioner secara perseorangan hubungan relativ rumit secara simultan
yaitu dengan memberikan daftar pertanyaan (Ferdinand, 2006).
kepada Mahasiswa Ekonomi Undip.
Analisis Data dan Pembahasan
Tehnik Analisis Data Dalam analisis persamaan struktural
Analisis data akan dilakukan dengan untuk model yang dikembangkan dalam
menggunakan the Structural Equation Model penelitian ini, terdapat beberapa langkah yang
(SEM) dari paket software AMOS dalam harus dilakukan, yaitu :
model dan pengujian hipotesis. Model

132 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Determinan Loyalitas Pelanggan

1. Evaluasi Asumsi SEM value (nilai Z) yang setara dengan


Evaluasi asumsi SEM dilakukan untuk Cr itical Ratio ( CR) pada level
mengetahui apakah data yang digunakan signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar
dalam penelitian ini memenuhi asumsi- ± 2,58. Jika nilai Critical Ratio yang
asumsi yang disyaratkan dalam peng- dihasilkan dari setiap variabel
gunaan teknik analisis SEM. Asumsi- penelitian lebih kecil dari ± 2,58
asumsi tersebut meliputi : m ak a di st r i bu s i da t a a da la h
normal. Tabel 2 akan menunjukkan
a. Evaluasi Normalitas Data hasil uji normalitas data.
Asumsi ini merupakan syarat Dari hasil perhitungan norma-
dalam penggunaan SEM. litas univariate yang disajikan diatas
Tuj ua n d ar i as u m s i in i menunjukkan bahwa nilai CR multi-
adalah untuk mengidentifikasikasi variate tidak lebih besar dari ± 2,58
normalitas sebaran data dengan yaitu sebesar -0,933 artinya terbukti
menggunakan nilai pada tabel bahwa data penelitian berdistribusi
normalitas yang dihasilkan dari normal.
program Amos terhadap skewness

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 133


Bimo Pratomo

b. Evaluasi atas Outliers 5 observasi teratas hasil pengujian


Outliers adalah observasi multivariate outliers.
yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim Hasil uji terhadap ke-15
secara multivariate yaitu muncul variabel penelitian menghasilkan nilai
karena kombinasi kharakteristik unik ÷² (15 ; 0,001) adalah sebesar 37,697
yang dimilikinya dan terlihat sangat (dilihat pada tabel Chi-Square).
jauh berbeda dari variabel-variabel Sedangkan dalam tabel di atas
lainnya. menunjukkan bahwa mahalobis d-
Deteksi multivatiate outliers squared maksimal adalah sebesar
dilakukan dengan membandingkan 31,222 yang tidak lebih besar dari nilai
tabel output hasil komputasi SEM χ² (37,697). Sehingga dapat
yang ditunjukkan melalui nilai disimpulkan bahwa data dalam
mahalanobis distance pada level penelitian ini memenuhi asumsi
signifikansi ( p < 0,001 ) terhadap nilai bebasmultivariate outliers.
Chi-Square (÷²) pada degree of
freedom (d.f) sebesar jumlah c. Evaluasi atas Multicollinearity dan
indikator. Jika diobservasi memiliki Singularity
nilai mahalanobis distance > ÷², maka Pengujian asumsi ini dapat
diidentifikasi sebagai multivariate diidentifikasikan melalui nilai deter-
outliers. Hasil uji multivariate outliers minant of sample covariance matrix.
secara lengkap ditunjukkan pada print Jika nilai determinan lebih besar atau
out Structural Equation Modelling. jauh dari 0 (nol) maka dapat diindi-
Tabel 3 berikut ini hanya menampilkan kasikan tidak terdapat multicollinearity

134 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Determinan Loyalitas Pelanggan

dan singularity. Hasil dari pengolahan demikian, jumlahnya tidak melebihi 5%


menunjukkan bahwa nilai determinand dari semua residual kovarians yang
of sample covariance matrix sebesar dihasilkan oleh model (Ferdinand,
51780,580 yang berada jauh dari nol. 2005: 97) sehingga dapat dikatakan
Ini berarti bahwa keseluruhan data bahwa syarat residual terpenuhi.
yang digunakan pada penelitian ini
layak digunakan karena tidak terdapat e. Evaluasi Reliability dan Variance
multicollinearity dan singularity. Extract
Uji reliabilitas menunjukkan
d. Analisis Residual sejauh mana suatu alat ukur dapat
Dalam pengujian dengan memberikan hasil yang relative sama
SEM nilai residualnya haruslah kecil apabila dilakukan pengukuran kembali
atau mendekati nol dan distribusi pada obyek yang sama. Nilai reliabilitas
frekuensi dari kovarians residual minimum dan dimensi/indicator
haruslah bersifat simetrik. Jika suatu pembentuk variable laten yang dapat
model memiliki nilai kovararians diterima adalah sebesar 0,70.
residual yang tinggi (>2,58) maka Sedangkan pengukuran Variance
sebuah modifikasi perlu dipertim- Extract menunjukkan jumlah varians dari
bangkan dengan catatan ada indicator yang diekstraksi oleh konstruk/
landasan teoritisnya. variable laten yang dikembangkan. Nilai
Dari hasil analisis statistik yang Variance Extract yang dapat diterima
dilakukan dalam penelitian ini, adalah minimal 0,50. Hasil perhitungan
ditemukan nilai standardized residual Reliability dan Variance Extract dapat
kovarians yang lebih dari 2,58 namun dilihat pada Tabel 4.

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 135


Bimo Pratomo

Berdasarkan hasil perhitu- asumsi-asumsi SEM, selanjutnya adalah


ngan yang ditampilkan dalam Tabel evaluasi terhadap kesesuaian model yang
4.12 diketahui bahwa seluruh variabel diajukan dalam penelitian ini dengan
laten dapat memenuhi kriteria berbagai kriteria goodness-of-fit yang
reliabilitas dan Variance Extract. telah dikemukakan pada bagian
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebelumnya. Dari model yang diajukan
indikator-indikator yang diamati dapat dan dihubungkan dengan data akan
mencerminkan faktor yang dianalisis diketahui bagaimana hubungan kausal
dan secara bersama-sama mampu antara persepsi kualitas, pengalaman
mencerminkan adanya sebuah membeli, keunggulan produk, loyalitas
unidimensionalitas. pelanggan, dan word of mouth. Hasil
pengolahan terhadap model yang
2. Pengujian Kelayakan Model Penelitian diajukan dan ditunjukkan pada gambar di
Setelah dilakukan evaluasi terhadap bawah ini :

136 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Determinan Loyalitas Pelanggan

Untuk mengetahui ketepatan model kesesuaian model (model fit) maka


dengan data penelitian, maka dilakukan selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis
pengujian goodness-of-fit. Indeks hasil hubungan kausalitas variabel penelitian.
pengujian dibandingkan dengan nilai kritis Hasil uji hipotesis hubungan antara
untuk menentukan baik atau tidaknya variabel ditunjukkan dari nilai Regression
model tersebut, yang diringkas dalam Weight pada kolom CR (identik dengan
tabel berikut ini : t-hitung) yang di bandingkan dengan nilai

Pada uji Chi-Square, sebuah model kritisnya (identik dengan t-tabel). Nilai kritis
akan dianggap baik jika hasilnya untuk level signifikansi 0,05 (5%) adalah
menunjukkan nilai Chi- Squarenya 1,998 (lihat pada t-tabel), sedangkan nilai
rendah. Semakin kecil ÷² menunjukkan kritis untuk level signifikansi 0,1 (10%)
bahwa semakin baik model tersebut adalah 1,66 (lihat pada t-tabel). Jika nilai
berarti tidak ada perbedaan antara CR > nilai kritis, maka hipotesa penelitian
estimasi populasi dengan sampel yang akan diterima, sebaliknya jika nilai CR <
diuji. Model penelitian ini menunjukkan nilai kritis, maka penelitian akan ditolak.
bahwa nilai ÷² adalah 100,569, sedangkan Nilai regression weight hubungan antara
nilai kritis ÷² dengan df = 83 adalah variabel akan ditunjukkan dalam Tabel 6.
105,267, ini berarti bahwa model Berdasarkan data dalam Tabel 6 di
penelitian ini tidak berbeda dengan atas maka dapat dilakukan pengujian
populasi yang diestimasi/ dianggap baik terhadap hipotesis yang dikembangkan
(diterima) karena Chi-Square dalam dalam penelitian ini, yaitu :
penelitian ini lebih kecil dari nilai kritisnya.
a. Pengujian Hipotesis Pertama
3. Pengujian Hipotesis Parameter estimasi untuk pengujian
Setelah dilakukan uji asumsi SEM dan pengaruh persepsi kualitas terhadap

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 137


Bimo Pratomo

loyalitas pelanggan menunjukkan nilai CR bahwa variabel keunggulan produk


sebesar 2,875 dengan probabilitas sebesar terbukti secara statistik berpengaruh
0,004. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05 positif terhadap loyalitas pelanggan.
maka dapat disimpulkan bahwa variabel
persepsi kualitas terbukti secara statistik d. Pengujian Hipotesis Keempat
berpengaruh positif terhadap loyalitas Parameter estimasi untuk pengujian
pelanggan. pengaruhloyalitas pelanggan terhadap
word of mouth menunjukkan nilai CR
b. Pengujian Hipotesis Kedua sebesar 3,544 dengan probabilitas sebesar
Parameter estimasi untuk pengujian 0,000. Oleh karena nilai probabilitas < 0,05
pengaruh pengalaman membeli terhadap maka dapat disimpulkan bahwa variabel
loyalitas pelanggan menunjukkan nilai CR loyalitas pelanggan terbukti secara statistik
sebesar 2,620 dengan probabilitas berpengaruh positif terhadap word of mouth.
sebesar 0,009. Oleh karena nilai
probabilitas < 0,05 maka dapat disimpul-
kan bahwa variabel pengalaman membeli Kesimpulan dan Implikasi Kebijakan
terbukti secara statistik berpengaruh
positif terhadap loyalitas pelanggan. Pengaruh Persepsi Kualitas terhadap
Loyalitas Pelanggan
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Parameter estimasi untuk pengujian H1 : Persepsi kualitas berpengaruh positif
pengaruh keunggulan produk terhadap terhadap loyalitas pelanggan
loyalitas pelanggan menunjukkan nilai CR Dengan menggunakan data empiris
sebesar 2,323 dengan probabilitas yang diperoleh dari kuesioner dapat dibuktikan
sebesar 0,020. Oleh karena nilai proba- bahwa persepsi kualitas berpengaruh positif
bilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

138 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Determinan Loyalitas Pelanggan

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Pengaruh Loyalitas Pelanggan terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Yohannes Word of Mouth
Pulungan (2010) dan Waseso Seguro (2008)
yang juga menunjukkan adanya pengaruh H4 : Loyalitas pelanggan berpengaruh
positif dan signifikan dari persepsi kualitas positif terhadap word of mouth
terhadap loyalitas pelanggan. Dengan menggunakan data empiris
yang diperoleh dari kuesioner dapat dibuktikan
Pengaruh Pengalaman Membeli terhadap bahwa loyalitas pelanggan berpengaruh
Loyalitas Pelanggan positif dan signifikan terhadap word of mouth.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
H2 : Pengalaman membeli berpengaruh penelitian yang dilakukan oleh Roy et al (2010)
positif terhadap loyalitas pelanggan dan Green (2006) menguraikan bahwa
Dengan menggunakan data empiris pelanggan yang loyal mampu mendorong
yang diperoleh dari kuesioner dapat dibuktikan terjadinya positif word of mouth.
bahwa pengalaman membeli berpengaruh
positif dan signifikan terhadap loyalitas Implikasi Teoritis
pelanggan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
hasil penelitian yang dilakukan oleh Bolton, yang telah dilakukan dalam penelitian ini,
Kannan, dan Bramlett (2000) dan Thompson maka terdapat lima implikasi teoritis, yaitu:
(2007) menguraikan bahwa pengalaman yang 1. Variabel persepsi kualitas yang diukur
dialami oleh responden dalam membeli dengan menggunakan tiga indikator yang
sebuah produk/jasa menentukan loyalitas dikembangkan dari Simamora (2001 :
pelanggan. 78), Durianto dkk (2001 : 96), David A
Garvin dalam Durianto dkk (2001 : 98)
Pengaruh Keunggulan Produk terhadap yaitu waktu penyelesaian kinerja (X1),
Loyalitas Pelanggan pelayanan (X2), dan kehandalan (X3)
terbukti secara signifikan berpengaruh
H3 : Keunggulan produk berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.
positif terhadap loyalitas pelanggan Penelitian ini mendukung penelitian yang
Dengan menggunakan data empiris dilakukan oleh Yohannes Pulungan (2010)
yang diperoleh dari kuesioner dapat dibuktikan dan Waseso Seguro (2008).
bahwa keunggulan produk berpengaruh positif 2. Variabel pengalaman membeli yang
dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. diukur dengan menggunakan tiga indikator
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang dikembangkan dari Schmit (1999),
penelitian yang dilakukan oleh Lie dan Green Zahem (2000,P.28-31), Wong (2005, p11)
(2010) dan Saputro dan Lataruva (2010) yang yaitu feel (X4), act (X5), dan think (X6)
juga membuktikan bahwa keunggulan produk terbukti secara signifikan berpengaruh
merupakan determinants dari loyalitas positif terhadap loyalitas pelanggan.
pelanggan. Dengan demikian hasil penelitian ini
memperkuatn hasil penelitian yang telah

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 139


Bimo Pratomo

dilakukan oleh Bolton, Kannan, dan penelitian yang berkaitan dengan upaya untuk
Bramlett (2000) dan Thompson (2007). meningkatkan loyalitas pelanggan yang
3. Variabel keunggulan produk yang diukur mengarah pada word of mouth positif, yaitu :
dengan menggunakan tiga indikator yang Pertama, untuk meningkatkan loyalitas
dikembangkan dari Cooper dan Klein- pelanggan yang mengarah pada word of
schmidt (1987), Cronin dan Taylor (1992) mouth positif dengan memperbaiki persepsi
dalam F. Selnes (1993) yaitu kualitas produk kualitas responden maka terdapat beberapa
(X7), daya tarik (X8), dan tampilan (X9) implikasi manajerial yang perlu diperhatikan
terbukti secara signifikan berpengaruh oleh perusahaan, yaitu :
positif terhadap loyalitas pelanggan. 1. Layanan tambahan pada pembelian
Penelitian ini memperkuat hasil penelitian produk handphone, misal bagi pelanggan
yang telah dilakukan oleh Lie dan Green yang membeli produk handphone tertentu
(2010) dan Saputro dan Lataruva (2010). akan memperoleh layanan gratis nada
4. Variabel loyalitas pelanggan yang diukur dering, gratis SIM card
dengan menggunakan tiga indikator yang 2. Adanya fasilitas jejaring sosial antar
dikembangkan dari Engel (1990); sesama pengguna merek handphone,
Nurkholis, 2004; Anderson, Fornell & misal BlackBerry Massenger
Lechman (1994); Roberts, varki & Brodie Kedua, untuk meningkatkan loyalitas
(2003) yaitu tidak pindah (X10), pembelian pelanggan yang mengarah pada word of
ulang (X11), dan purchase additional mouth positif dengan memperbaiki
service (X12) terbukti secara signifikan pengalaman membeli responden maka
berpengaruh positif terhadap word of terdapat beberapa implikasi manajerial yang
mouth yang diukur dengan menggunakan perlu diperhatikan oleh perusahaan, yaitu :
indikator dari Zeithaml, Berry, dan 1. Menyediakan customer service yang
Parasuraman (1996) dalam Lupiyoadi mudah diakses dan berlokasi strategis
(2001), Brown et al (2005) yang meliputi dengan petugas yang ramah
menceritakan hal-hal positif (X13), 2. Produsen handphone menyediakan
merekomendasikan (X14), dan mengajak perwakilannya di masing-masing kita
orang lain (X15). Dengan demikian untuk memberikan jaminan layanan
penelitian ini sejalan dengan hasil customer service yang mudah diakses
penelitian dari Roy et al (2010) dan Green dan memberikan jaminan/garansi kepada
(2006). pelanggannya
3. Produsen handphone menjamin
Implikasi Manajerial ketersediaan semua merek pada semua
Berdasarkan hasil penelitianterhadap retailer di berbagai kota untuk menjamin
variabel persepsi kualitas, pengalaman ketersediaan produk bagi pelanggan
membeli, keunggulan produk, dan loyalitas Ketiga, untuk meningkatkan loyalitas
pelanggan yang merupakan variabel yang pelanggan yang mengarah pada word of
penting dalam meningkatkan word of mouth mouth positif dengan memperbaiki
maka dapat dihasilkan beberapa implikasi keunggulan produk maka terdapat beberapa

140 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Determinan Loyalitas Pelanggan

implikasi manajerial yang perlu diperhatikan sebesar 0,315 dan 0,147 yang berarti bahwa
oleh perusahaan, yaitu : kemampuan variabel persepsi kualitas,
1. Produk yang ditawarkan harus dapat pengalaman membeli, dan keunggulan
mengakomodasi tuntutan dan kebutuhan produk dalam menjelaskan terjadinya variasi
masyarakat misalnya tombol-tombol yang dalam variabel loyalitas pelanggan hanya
digunakan dan icon-icon yang ada user sebesar 31,5% sedangkan kemampuan
friendly (mudah digunakan) variabel loyalitas pelanggan dalam
2. Produsen aktif menghasilkan produk- menjelaskan terjadinya variasi dalam variabel
produk baru yang teknologinya selalu word of mouth hanya sebesar 14,7%.
berkembang dan meningkat yang Hasil goodness of fit test pada full model untuk
disesuaikan dengan berbagai kepentingan nilai AGFI berada dalam kategori marginal.
khusus pelanggan
3. Desainnya up to date sesuai segmen Agenda Penelitian Mendatang
pasar yang disasar, misal dengan Untuk meningkatkan nilai Squared
berbagai pilihan warna casing yang trendi Multiple Correlation maka pada agenda
untuk menyasar pelanggan remaja penelitian mendatang perlu menguji pengaruh
4. Memiliki nilai jual yang tetap tinggi, artinya perilaku pelanggan dan trend terhadap
ketika pelanggan ingin mengganti loyalitas pelanggan serta menambahkan
handphonenya dengan handphone yang jumlah indikator penelitian untuk mening-
baru maka handphone yang lama masih katkan nilai AGFI.
tetap memiliki nilai jual yang tinggi
5. Kemampuan baterry yang memiliki daya
tahan tinggi, artinya kemampuan battery DAFTAR PUSTAKA
untuk tetap menyala dalam kondisi
standby maupun aktif digunakan cukup
lama sehingga pelanggan tidak harus AdMob “Market share ponsel di Indonesia”,
Sumber : http://gadnix.com/2009/04/
cepat-cepat men-charge
6. Tersedianya komponen komponen yang market-share-ponsel-di-indonesia/
mudah bagi di fasilitas layanan resmi Amir Hamzah (2007), Analisis Experential
maupun outlet- outlet rekanan untuk Marketing, Emotional Branding, Dan
menjamin kemudahan service handphone Brand Trust Terhadap Loyalitas Merek
7. Software yang berlisensi penting untuk Mentari, Usahawan No.06 TH XXXVI
memberikan garansi dan fasilitas yang Juni.
terjamin langsung dari produsennya
Aydin, Serkan and Ghokan Ozer (2004), “The
Keterbatasan Penelitian Analysis of Antecedent of Customer
Yang merupakan keterbatasan dalam Loyalty in the Turkish Mobile Telecom-
penelitian ini adalah nilai Squared Multiple munication Market,” Euro-pean
Correlation pada variabel loyalitas pelanggan Journal of Marketing, Vol.39, 2005,
dan word of maouth masing-masing hanya pp.910-925

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 141


Bimo Pratomo

Aydin, Serkan and Ozer, Ghokan (2005), Dharmmesta, Basu Swastha (1999),
“National Customer Satisfaction “Loyalitas Pelanggan : Sebuah Kajian
Indices: A Implementation in the Konseptual Sebagai Panduan Bagi
Turkish Mobile Telephone Market,” Peneliti,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Marketing Intellegence & Planning, Indonesia, Vol.14, No 3, pp.73-88
Vol.23, No 5, pp.486-504
Fahrudin Js Pareke (2004), Hubungan Keadilan
Bernd Schmitt (1999), Experential Marketing, Dan Kepuasan Dengan Keinginan
Journal of Marketing Management, 15, Berpindah: Peran Komitmen Orga-
53-76. nisasional Sebagai Variabel Pemediasi,
Jurnal Siasat Bisnis No. 9 Vol. 2.
Bowen & Chen (2001), “The Relationship
Between Customer Loyalty and Fajarwati Oktaviana & M. Wahyuddin (2006),
Customer Satisfaction”, International Beberapa Faktor Penentu Perilaku
Journal of Contemporary Hospitality Konsumen Dalam Pengambilan
Management. Keputusan Perpindahan Merek,
Empirika, Vol.19 No 2.
Citra Sai (2009), Model Intensi Perpindahan
Pelanggan dan Perumusan Program Ferdinand, Augusty (2006), Manajemen
Retensi Pelanggan CDMA Prabayar Pemasaran : Sebuah Pendekatan
(Studi Kasus: Kota Bandung) IT Strategik, Program Magister Manajemen
TELKOM. Universitas Diponegoro, Semarang.

Community Marketing (2008), Pencitraan Fransisca Andreani, Experential Marketing


terhadap pencitraan brand dan produk (Sebuah Pendekatan Pemasaran),
dalam meningkatkan penjualan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
perusahaan (Hamdan : Prospek VOL Petra – Surabaya”.
1, No 2, 2 Juni 2008).
Galang Ardho S (2009), Program Pengen-
Community Marketing (2010), Potret dalian Churn Berdasarkan Model
Komunitas Karyawan Perusahaan. Customer Switching Intention, (Studi
Thursday, November 11th, 2010 oleh Kasus: Kartu Matrix, Pt. Indosat, Tbk
: Dyah Hasto Palupi. Sumber majalah Kediri Branch)
swa : http://swa.co.id/2010/11/
community-marketing-2010-potret- Hair, JR.,et al (2010), Multivariate Data
komunitas-karyawanperusahaan/ Analysis with Reading, Fifth Ed.,
Prentice Hall International, Inc.
Darsono, Licen Indahwati (2004), “Loyalty &
Disloyalty: Sebuah Pandangan Hallowell, R (1996), “The Relationship of Customer
Komprehensif Dalam Analisis Loyalitas Satisfaction, Customer Loyalty, dan
Pelanggan,” Jurnal Administrasi dan Profitability: An Empirical Study”, Inter-
Bisnis, Vol.4, pp.47-57 national Journal of Service Industry
Management, Vol. 7 No. 4, p.27-42.

142 Jurnal Sains Pemasaran Indonesia


Analisis Pengaruh Determinan Loyalitas Pelanggan

Ismulyana Djan dan Ramlan Ruvendi (2006), SSRN Brand Community as Co- Creation
Prediksi Perpindahan Merek Hand- Value in the Service- Dominant Logic
phone Di Kalangan Mahasiswa Studi of Marketing (2008), Siwarit
Kasus Pada Mahasiswa Stie Pongsakornrungsilp1, Alan Brad-
Binaniaga), Jurnal Ilmiah Binaniaga Vol shaw2, Jonathan Schroeder3,
2 No 1 2006 University of Exeter, UK. Customer
Research Academy Workshop
Konsep Community Marketing Sandy (Craws) 6th Craws Conference: 2nd
Adisutiyono, Sumber : http://sandy- – 4th April 2008.
adisutiyono.blogspot.com/
thinksmarthink.blogspot.com tentang
NOKIA: Strategi BisnisdanStrategi IT, community marketing, Sumber : http:/
wisnudewobrotodotcom | April 11th, /thinksmarthink.blogspot. com/2008/
2010 |. 03/community- marketing.html
Rowley, J & J Dawes (2000), “Customer www.sentilan.blogspot.com, “Anda Sudah
Loyalty — a Relevant Concept for Menggunakan SmartPhone?, 28
Libraries?,” Library Management, Maret 2010.
Vol.20, No 6, pp.345-351

Satrio Wibowo (2009), Analisis Pengaruh


Keunggulan Produk Dan Kualitas
Pelayanan Pasca Huni Terhadap
Kepuasan Penghuni Rumah (Studi
Kasus Pada Perumahan Bukit
Semarang Baru).

Jurnal Sains Pemasaran Indonesia 143

You might also like