You are on page 1of 12

HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DAN SIKAP, DENGAN

PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGGUNAAN ANTI NYAMUK DI


KELURAHAN KUTOWINANGUN

R.A. Wigati dan Lulus Susanti

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit, Salatiga.
E mail : Wigati70@yahoo.com

THE CORRELATION OF COMMUNITY’S KNOWLEGDE, ATTITUDE AND


CARACTERISTIC WITH COMMUNITY’S PRACTICE ON THE USING OF
HOUSEHOLD INSECTICIDE AT KUTOWINANGUN VILLAGE

Abstract.
There are various selections of household insecticides in the community. So far
socialization on appropriate method of using household insecticide has never been
undertaken. The majority of heterogenous community of Kutowinangun village have the
habit of using household insecticide. Based on this condition the problem of the study is
how community behaves in relation to the use of household insecticide. The aim of study
was to describe community behavior include knowledge, attitude and their practice in the
use of household insecticide . The study used descriptive analytical. method to identify
community behavior was done by closed questionnaire. Population of the study were
community of Kutowinangun village, Salatiga Municipality whereas samples were taken
using quota sampling technique. Information on community behavior was obtained
quantitatively and qualitatively. Out of 100 respondents, only 72 respondents that use of
mosquito repellent. Users of aerosol insecticides were 28%, repellent insecticide 8%,
Mosquito coils were 36% and electric mat insecticide were 42%. Knowledge of
respondents was 62% is adequate; but only 36% had supportive attitude toward the use
of mosquito repellent. Users of household insecticides sometimes read the label of
mosquito repellent package (58 %) at the frequency of spray once a day (36.3%). Most
of them did not wash their hand after using household insecticide (54%), and they were
kept insecticide on the floor (> 40%). Knowledge and attitudes influence people's
behavior with a p value <0.05.
Keywords: Knowledge, Attitude, practice, household insecticide .

Abstrak.
Berbagai jenis insektisida rumah tangga sudah banyak beredar di masyarakat.
Sosialisasi tentang cara penggunaan insektisida rumah tangga yang tepat dosis dan cara
penggunaan sampai saat ini tidak pernah dilakukan. Sebagian besar masyarakat
Kelurahan Kutowinangun memiliki kebiasaan menggunakan insektisida rumah tangga.
Berdasarkan hal tersebut maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku
masyarakat dalam penggunaan insektisida rumah tangga (anti nyamuk). Tujuan
penelitian adalah untuk menggambarkan perilaku masyarakat meliputi pengetahuan,

Submit : 16-12-2011 Review : 06-03-2012 Review : 06 -03-2012 revisi : 06–06-2012


130
130
Hubungan Karakteristik Pengetahuan ... (Wigati et. al)

sikap dan praktek mereka dalam penggunaan insektisida rumah tangga. Penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif. Metode untuk mengidentifikasi perilaku masyarakat
dilakukan melalui kuesioner tertutup. Populasi penelitian adalah masyarakat Kelurahan
Kutowinangun, Kota Salatiga sedangkan sampel diambil dengan teknik quota sampling.
Informasi tentang perilaku masyarakat diperoleh secara kuantitatif dan kualitatif. Dari
100 responden, hanya 72 responden yang menggunakan anti nyamuk. Pengguna
insektisida (anti nyamuk) aerosol adalah sejumlah 28%, repellent sejumlah 8%, anti
nyamuk bakar sebanyak 36% dan insektisida elektrik adalah sebanyak 42%.
Pengetahuan responden sebagian besar (62%) adalah cukup, tetapi hanya 36% dari
responden yang memiliki sikap mendukung terhadap pemanfaatan anti nyamuk. Praktik
perilaku masyarakat dalam membaca label kemasan anti nyamuk sebagian besar (58%)
menyatakan kadang-kadang saja, sedangkan frekuensi penggunaan anti nyamuk semprot
sebagian besar (36,3%) adalah sekali dalam sehari. Kebanyakan dari masyarakat tidak
mencuci tangan mereka setelah menggunakan insektisida rumah tangga (54%), dan
mereka meletakkan insektisida di lantai (> 40%). Pengetahuan dan Sikap berpengaruh
terhadap perilaku masyarakat dengan p value < 0.05.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Praktik, insektisida rumah tangga

hasil yang langsung bisa terlihat oleh masya-


PENDAHULUAN
rakat (3).
Lingkungan fisik, biologi dan sosial
Produk-produk insektisida tidak
berperan dalam mempengaruhi dari
hanya digunakan oleh pemerintah, namun
keberadaan serangga penular penyakit dan
juga bagi rumah tangga dengan aneka bentuk
serangga pengganggu. Serangga-serangga
dan cara aplikasi seperti (Repellent, Aerosol,
tersebut merupakan bagian lingkungan yang
Bakar, Mat, dan lain sebagainya). Produk
hidup berdampingan dengan manusia. Salah
insektisida yang digunakan rumah tangga
satunya adalah nyamuk Culex quinque-
dengan berbagai bahan aktifnya menjadi
fasciatus yang memiliki habitat di selokan
pilihan masyarakat. Penggunaan insektisida
dan genangan air kotor disekitar tempat
di satu sisi memberikan keuntungan, akan
tinggal manusia(1). Pengendalian terhadap
tetapi penggunaan dosis dan cara yang tidak
vektor penular penyakit, khususnya yang
tepat bisa memberikan dampak buruk ter-
disebabkan oleh nyamuk dilakukan baik se-
hadap kesehatan dan lingkungan (4).
cara kimiawi maupun secara biologis (2).
Insektisida biologis saat ini masih banyak Penggunaan insektisida rumah tangga
digunakan untuk insektisida program seperti bersifat terus menerus dapat menimbulkan
Bacillus thuringiensis H-14; Bacillus spe- pencemaran udara di dalam ruangan karena
ricus baik dalam bentuk semprot cair akumulasi bahan aktif insektisida. Tingginya
maupun dalam bentuk powder dan granule. penggunaan insektisida, memunculkan
Pemanfaatan bio-insektisida dapat digunakan kekhawatiran terkait dampak terhadap
untuk mengendalikan larva. lingkungan dan kesehatan manusia. Sebagian
besar insektisida rumah tangga saat ini ber-
Pengendalian serangga dengan meng-
bahan aktif pyrethroid. Senyawa ini
gunakan bahan kimia insektisida menjadi
mempunyai toksisitas akut yang rendah pada
pilihan utama, karena faktor kemudahan
manusia namun bila tertelan dalam dosis
penggunaan, kemudahan mendapatkan dan

131
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 40, No. 3, 2012: 130 - 141

tinggi dapat menyebabkan keracunan dan mampu menyebabkan kemandulan pada pria
kematian (2). (6, 9)
.
Tanda-tanda keracunan bahan aktif Insektisida rumah tangga telah
pyrethroid yang terjadi bila terkena kulit banyak dijual bebas di pertokoan dan
adalah iritasi lokal dan kulit menjadi kering, supermarket. Masyarakat telah mengguna-
bila terhirup oleh hidung menyebabkan iritasi kannya untuk keperluan sehari-hari. Ketidak-
saluran nafas atas seperti rhinitis dan radang tepatan cara dan dosis penggunaan serta lama
kerongkongan. Bahan ini juga bisa menjadi waktu penggunaan disertai dengan frekuensi
agen pencetus alergi bagi yang sensitif bila tinggi akan mempercepat timbulnya resis-
menghirup secara berulang, menyebabkan tensi serangga terhadap jenis bahan dalam
bersin, batuk, nafas pendek dan sakit di insektisida. Meskipun di dalam kemasan
bagian dada pada anak-anak yang mengidap produk insektisida sudah dicantumkan
asma dan alergi. Bila tertelan dapat me- tentang cara pemakaian dan bahan aktifnya,
nimbulkan mual, muntah dan diare.Tertelan namun seringkali masyarakat tidak membaca
bahan aktif pyrethroid dalam dosis yang atau tidak mengerti instruksi yang ada dan
tinggi (200–500 ml) bisa menyebabkan tata cara penggunaan hanya didasari oleh
kerusakan sistem saraf pusat dan meng- pengalaman sendiri.
akibatkan sesak nafas serta koma (5). Kutowinangun adalah salah satu
Wanita hamil yang banyak terpapar Kelurahan di Kota Salatiga. Suhu rata-rata
dengan insektisida pyrethroid, risiko anaknya berkisar 200 – 260 C, serta kelembaban men-
mengalami polimorfisme pada otak adalah capai 76% - 92%. Kelrahan Kuto-winangun
1,6 kali lebih tinggi dibanding yang tidak merupakan salah satu kelurahan dengan
terpapar. Pyrethroid juga berbahaya bagi jumlah RW yang cukup besar > 44 RW,
pertumbuhan janin dan paparannya dapat dengan jumlah penduduk cukup padat
menyebabkan berat bayi lahir rendah, dibandingkan dengan kelurahan lain (10).
prematur, serta intrauterine restriction (6, 7). Perubahan iklim dan perilaku buruk
Enzim Aldehid Dehidrogenase 3A1 yang ter- sebagian masyarakat tersebut berdampak
kandung dalam insektisida pyrethroid, kepada peningkatan pertumbuhan nyamuk
mampu mempengaruhi otak, lambung dan yang selanjutnya mendorong kepada peng-
paru-paru. Paparan insektisida di rumah gunaan insektisida rumah tangga. Pengguna-
memiliki asosiasi dengan penyakit asma serta an anti nyamuk menjadi pilihan untuk
akumulasinya dapat menyebabkan gangguan mengatasi gigitan nyamuk di malam hari.
neurotoksik (5, 6, 8). Perilaku yang tidak tepat dalam penggunaan
Dalam jangka pendek penggunaan insektisida seperti penggunaan yang ber-
insektisida pyrethroid berpengaruh pada lebihan dan tata cara penggunaan yang salah
berbagai penyakit alergi dan juga penyakit dapat menimbulkan pencemaran dan pada
kulit, sedangkan dalam jangka panjang bisa akhirnya berdampak pada kesehatan. Peri-
mempengaruhi sistem neurotransmitter pada laku dalam penggunaan insektisida rumah
pemakai maupun yang terpapar. Pyrethroid tangga dipengaruhi oleh berbagai deter-
sintetik dan organophospat keduanya bersifat minan. Notoatmojo (2003) mengungkapkan,
genocitik yang pada kenyataan klinisnya terdapat dua elemen penting bagi perubahan
mampu menyebabkan kelainan sperma, perilaku seseorang yaitu pengetahuan dan
aborsi dan berisiko menyebabkan kanker. sikap. Dengan demikian pengetahuan tentang
Penggunaan insektisida pyrethroid dalam tata cara dan dosis penggunaan insektisida
dosis yang tidak tepat dan jangka waktu lama rumah tangga serta sikap masyarakat ter-

132
Hubungan Karakteristik Pengetahuan ... (Wigati et. al)

hadap aturan penggunaan tersebut, akan Kuesioner, Tape Recorder, Camera, Prosedur
menjadi determinan penting kepada baik Kerja, Penggalian data dilakukan pada
buruknya perilaku masyarakat dalam peng- masyarakat yang dipilih dengan teknik
gunaan insektisida rumah tangga (11). simple random sampling di lokasi penelitian
Pada penelitian ini akan dilakukan Cara Kerja Pengumpulan Data Perilaku
penggalian informasi tentang pengetahuan, Masyarakat
sikap dan perilaku masyarakat dalam peng- Penggalian data dilakukan dengan
gunaan anti nyamuk di rumah di Kelurahan wawancara dengan menggunakan pedoman
Kutowinangun. Bagaimanakah Perilaku kuesioner, dengan kunjungan dari rumah ke
Masyarakat dalam Penggunaan Anti nyamuk rumah dengan informan salah satu anggota
di rumah?. keluarga yang sudah dewasa. Informasi yang
Tulisan ini merupakan hasil pe- diambil meliputi karakteristik informan ter-
nelitian penulis tentang insektisida rumah masuk pendidikan dan sosial ekonomi
tangga di masyarakat yang bertujuan untuk (pekerjaan dan penghasilan), pengetahuan
mengetahui pengaruh karakteristik terhadap tentang Insektisida rumah tangga dan cara
perilaku penggunaan insektisida rumah Ada penggunanannya, serta pengaruhnya pada
pengaruh pengetahuan, dan Sikap terhadap manusia, lingkungan dan serangga (14) (Irfan ,
penggunaan insektisida rumah tangga dkk, 2005).
Adapun pengetahuan masyarakat
tentang penggunaan anti nyamuk sendiri
BAHAN DAN CARA
meliputi pengertian anti nyamuk, bagaimana
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan penggunaan anti nyamuk yang benar, serta
Kutowinangun, Kota Salatiga pada tahun bahan aktif anti nyamuk. Sedangkan
2010. Populasi dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang cara penggunaan anti
semua keluarga yang tinggal di Kelurahan nyamuk meliputi tata cara menggunakan,
Kutowinangun. Sampel penelitian diambil termasuk di dalamnya tentang informasi
secara random sampling dengan memenuhi dalam label kemasan anti nyamuk.
criteria inklusi yaitu : (1) Merupakan warga Pengetahuan dikelompokkan menjadi 3 yaitu
setempat dimana lokasi penelitian dilakukan pengetahuan baik artinya total skor penilaian
(2) Menggunakan insektisida rumah tangga > 70; Pengetahuan sedang artinya total skor
(3) Berada di tempat saat survey dilakukan penilaian antara 41- 70; dan pengetahuan
(4) Bersedia diwawancarai dalam bahasa kurang artinya total skor pengetahuan < 40.
Indonesia. Besar sampel yang digunakan Praktik juga dikelompokkan menjadi 3 yaitu
untuk wawancara adalah 100 responden. baik artinya total skor penilaian > 70; sedang
Variabel yang diukur dalam penelitian ini artinya total skor penilaian antara 40 – 70;
yaitu karakteristik masyarakat, Pengetahuan, dan kurang artinya total skor penilaian < 40.
Sikap dan praktik dalam penggunaan
insektisida rumah tangga. Analisis data
dilakukan secara deskriptif yang dilengkapi HASIL PENELITIAN
dengan analitik secara SPSS. Dalam rangka Responden yang berhasil di wawan-
untuk lebih melengkapi hasil penelitian maka carai adalah 100 orang, dan dari hasil
ditambahkan dengan metode kualitatif wawancara didapatkan hasil bahwa 72
sederhana.(12, 13) responden (72%) menggunakan insektisida
Bahan yang digunakan dalam pe- rumah tangga dan 28 responden (28%) tidak
nelitian ini adalah Buku Catatan, Pedoman menggunakan, dalam penelitian ini wawan-

133
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 40, No. 3, 2012: 130 - 141

cara hanya dilakukan terhadap responden Berdasarkan karakteristiknya sebesar


yang menggunakan insektisida rumah tangga. 81,9 % responden adalah wanita, dan 18,1%
Tabel 1. Distribusi pengguna anti nyamuk adalah laki-laki. Berdasarkan tingkat pen-
menurut Karakteristik responden kelurahan didikannya sebagian besar (62,5%) ber-
Kutowinangun (2010) pendidikan SMP dan SMA dan 13,9% ber-
pendidikan Perguruan Tinggi. Jenis
pekerjaan responden yang menggunakan anti
Pengguna anti nyamuk Jumlah Prosentase
(%)
nyamuk juga bervariasi, namun sebagian
besar (45,8%) adalah ibu rumah tangga. Dari
1. Menurut Jenis Pekerjaan n = 72 72 responden yang menggunakan insektisida
Ibu Rumah Tangga 33 45,8 rumah tangga di dapatkan yang mengguna-
PNS/TNI/POLRI 6 8,3 kan anti nyamuk semprot sebesar 36,11%,
menggunakan anti nyamuk oles 5,6%, Bakar
Peg,swasta 8 11,1
sebesar 26,4% dan listrik sebesar 37,5%.
Wiraswasta/dagang 19 26,4 Karakteristik responden pengguna anti
Buruh 2 2,8 nyamuk secara lengkap ditampilkan pada
Tabel 1.
Lainnya 4 5,6
Jumlah 72 100,0 a. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
masyarakat dalam penggunaan anti
2. Menurut Tipe Pemukiman n = 72 nyamuk
Perumahan 45 62,5
Penggunaan anti nyamuk oleh masya-
Non Perumahan 27 37,5 rakat tidak semuanya diikuti dengan pe-
Jumlah 72 100,0 mahaman mengenai anti nyamuk itu sendiri.
3. Menurut tingkat pendidikan n = 72 Pengetahuan tentang insektisida
Kurang dari SMP 17 23,6 rumah tangga atau anti nyamuk secara ke-
seluruhannya menunjukkan sebagian besar
Tamat SMP dan SMA 45 62,5
(66,7 %) memiliki pengetahuan yang sedang,
Tamat PT 10 13,9 hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Jumlah 72 100,0 mengetahui tentang anti nyamuk yang di-
gunakan, cara menggunakannya dan tentang
4. Menurut pengeluaran rumah tangga per
bulan n = 72
nyamuk walaupun belum sepenuhnya me-
ngerti. Masyarakat hanya sedikit (8,3%) saja
< 1.000.000,- 24 33,36 yang mengetahui menggunakan anti nyamuk
1.000.000,- - 34 47,2 dengan benar (Tabel 2).
2.000.000,-
> Rp. 2.000.000,- 14 19,4 Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Responden
Jumlah 72 100,0
5. Menurut Umur n = 72 Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase
(%)
20 – 30 tahun 10 13,9
Bagus 6 8,3
31 – 40 tahun 20 27,8
Sedang 48 66,7
41 – 50 tahun 20 27,8
Rendah 18 25
> 50 tahun 22 30,5
Jumlah 72 100,0
Jumlah 72 100,0

134
Hubungan Karakteristik Pengetahuan ... (Wigati et. al)

Penyuluhan tentang cara penggunaan meliputi pengetahuan tentang habitat dewasa


insektisida rumah tangga belum banyak dan pra dewasa serta fungsinya sebagai
dilakukan. Sebagian besar (81%) menyatakan vektor. Tingkat pe-ngetahuan masyarakat ini
belum pernah ada penyuluhan dari Dinas secara rinci (Tabel 3).
Kesehatan. Hanya 19% saja yang menyata- Tabel 3. Pengetahuan tentang anti nyamuk*
kan sudah pernah mendapat penyuluhan,
seperti tampak pada Gambar 1.
Tingkat Frekuensi Prosentase
Pengetahuan (%)
1. Pengetahuan tentang Anti Nyamuk
TV
Kurang 3 4,2
r adio
kor an/ majalah Sedang 25 34,7
Tet angga
Asal coba
Tinggi 44 61,1
Nakes
Total 72 100,0
Label

2. Pengetahuan tentang penggunaan anti nyamuk


Kurang 5 6,9
Gambar 1. Penyuluhan penggunaan anti
nyamuk di rumah Sedang 16 22,2
Tinggi 51 70,8
Akses informasi masyarakat dalam
mendapatkan pengetahuan tentang insek- Total 72 100,0
tisida rumah tangga sebagian besar (87,6%) 3. Pengetahuan tentang nyamuk
berasal dari media TV, dan hanya sedikit saja Cx.quinquefasciatus
yang menyatakan mendapatkan informasi Kurang 36 50,0
dari tenaga kesehatan maupu label kemasan.
Sedang 35 48,6
Secara jelas tampak pada Gambar 2
Tinggi 1 1,4
Jumlah 72 100,0
TV
r adio Berdasarkan hasil survei yang di-
kor an/ majalah lakukan ternyata masyarakat Kelurahan
87,6%
Tet angga Kutowinangun ini sebagian besar (70,8%)
Asal coba
memiliki sikap yang positif terhadap peng-
Nakes
gunaan anti nyamuk dengan baik, seperti
Label
ditampilkan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Sikap masyarakat terhadap anti
Gambar 2. Akses informasi tentang anti nyamuk.
nyamuk

Sikap Masyarakat Frekuensi Prosentase (%)


Pengetahuan tentang anti nyamuk
sendiri meliputi pengetahuan tentang anti Kurang mendukung 4 5,6
nyamuknya, tata cara penggunaan yang benar Biasa saja 5 6,9
serta pengetahuan tentang nyamuk Cx. Mendukung 63 87,5
quinquefasciatus sendiri. Pengetahuan
tentang nyamuk Cx. quinquefasciatus Jumlah 72 100,0

135
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 40, No. 3, 2012: 130 - 141

Sikap masyarakat yang positif juga juga tercermin dalam perilaku masyarakat
tampak pada sikap masyarakat tentang dalam penggunaan anti nyamuk di rumah.
bahaya anti nyamuk, tentang penyimpanan Sebagian besar masyarakat sudah mengguna-
anti nyamuk di rumah serta tentang pem- kan anti nyamuk di rumah responden lebih
berantasan sarang nyamuk. Sebagian besar kurang 5 tahun, tampak pada Tabel 6.
masyarakat mendukung atau memiliki sikap Tabel 6. Lama penggunaan anti nyamuk*
yang positif terhadap gerakan pemberantasan
sarang nyamuk, serta penyimpanan anti
nyamuk di tempat yang tidak terjangkau Lama penggunaan Frekuensi Prosentase
(%)
anak, namun masyarakat juga mendukung
penggunaan anti nyamuk di rumah. Hal ini < 1 tahun 19 26,4
secara rinci tampak pada Tabel 5. 1 – 5 tahun 28 38,9
Tabel 5. Distribusi Sikap Pengguna Anti 5 – 10 tahun 12 16,7
Nyamuk.
> 10 tahun 14 18,1
Jumlah 72 100,0
Sikap Masyarakat Frekuensi Prosentase (%)
Keterangan : * : n = 72 responden
1. Sikap terhadap penggunaan anti nyamuk
Kurang mendukung 5 6,9
Meskipun tingkat penggunaan ini
tinggi, namun sayang sekali masih banyak
Biasa saja 46 63,9 diantara responden yang tidak pernah sama
Mendukung 21 29,2 sekali membaca informasi pada label
Jumlah 72 100,0 kemasannya dan tidak memahami apa yang
tertulis di dalamnya. Perilaku masyarakat
2. Sikap terhadap Bahaya Anti Nyamuk
dalam menggunakan anti nyamuk juga di-
Kurang mendukung 8 11,1 ikuti dengan perilaku mencuci tangan. Se-
Biasa saja 25 34,7 bagian besar masyarakat menyatakan bahwa
Mendukung 39 54,2 responden telah mencuci tangannya setelah
menggunakan anti nyamuk.
Jumlah 72 100,0
3. Sikap terhadap penyimpanan anti nyamuk yang
Masyarakat sendiri sebagian besar
benar menggunakan anti nyamuk ini pada malam
hari menjelang tidur, meskipun juga ada yang
Kurang mendukung 10 13,9
menggunakannya pada pagi dan sore hari.
Biasa saja 35 48,6 Tempat menyimpan anti nyamuk merupakan
Mendukung 27 37,5 salah satu hal yang harus diperhatikan, me-
Jumlah 72 100,0 ngingat tingkat bahaya apabila terjangkau
oleh anak. Sebagian besar masyarakat sudah
4. Sikap terhadap penyelenggaraan PSN
mengerti akan hal ini sehingga responden
Kurang mendukung 5 6,9 menyatakan bahwa anti nyamuk sudah di-
Biasa saja 31 43,1 simpan di dalam lemari (Tabel 7).
Mendukung 36 50
Jumlah 72 100.0 b. Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku
Seiring dengan tingkat pengetahuan
masyarakat, serta sikap responden terhadap Berdasarkan hasil survei yang dilaku-
penggunaan anti nyamuk secara benar, hal ini kan maka dapat diketahui berbagai faktor

136
Hubungan Karakteristik Pengetahuan ... (Wigati et. al)

Tabel 7. Perilaku penggunaan anti nyamuk** serta tipe lingkungan tempat tinggal sebagai
faktor yang berkemungkinan mempengaruhi
Perilaku responden Fre- Prosen- perilaku masyarakat. Hubungan karakteristik
kuensi tase (%) dengan perilaku masyaraka (Tabel 8).
Perilaku responden
Kurang baik 20 27,8 Tabel 8. Crosstab karakteristik dengan
Sedang 41 56,9 perilaku*
Baik 11 15,3
Jumlah 72 100, Perilaku (%)
Karakteristik P value
a. Menurut waktu penggunaan anti nyamuk Baik Sedang Kurang
Pagi saja 14 5,6 1. Tingkat Pendidikan dengan Perilaku
Siang saja 1 1,4 Pendidikan 5,6 20,8 12,5 0,655
Malam saja 53 73,6 rendah
Setiap saat 10 13,9 Pendidikan 6,9 29,2 11,1
Lainnya 72 100 sedang
Jumlah Pendidikan 2,8 6,9 4,2
b, Membaca label kemasan tinggi
Ya, selalu 26 36,1 2. Tingkat Ekonomi dengan Perilaku
Ya, kadang-kadang 23 31,9 Ekonomi 5,6 18,1 9,7 0,916
Ya, jarang 7 9,7 rendah
Tidak pernah 16 22,7 Ekonomi 5,6 27,8 11,1
sedang
Jumlah 72 100
c. Menurut kebiasaan mencuci tangan Ekonomi 4,2 11,1 4,2
tinggi
Ya, selalu 41 57
3. Tipe tempat tinggal
Ya, kadang-kadang 16 22,2
Ya, jarang 5 6,9 Perumahan 13,9 44,4 19,4 0,407
Tidak pernah 10 15,3 Non 1,4 12,5 8,3
Perumahan
Jumlah 72 100,
d. Menurut tempat menyimpan anti nyamuk 4. Pekerjaan
Tidak bersama makanan 2 2,8 Ibu Rumah 6,9 26,4 12,5 0,900
Tangga
Dalam lemari 25 34,7
Lantai 16 18,1 PNS/TNI/ 1,4 5,6 1,4
POLRI
Lainnya* 29 40,4
Peg,swasta 2,8 5,6 2,8
Jumlah 72 100,
Keterangan : Dagang 2,8 13,9 9,7
* : di atas almari; di atas meja; di sudut tempat tidur;
dalam rak buku; di jendela; di belakang TV; kolong Buruh 1,4 1,4 0
tempat tidur dan samping tempat tidur.
Lainnya 0 4,2 1,4
** : n = 72 responden
5. Jenis Kelamin
yang mempengaruhi perilaku masyarakat
dalam menggunakan anti nyamuk. Dalam pe- Pria 5,6 5,6 6,9 0,800
nelitian ini hanya melihat faktor karakteristik Wanita 9,7 51,4 20,8
seperti tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, Keterangan : * : n = 72 responden

137
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 40, No. 3, 2012: 130 - 141

Hal lain yang dapat mempengaruhi “…. Sebenarnya saya tidak tahan mbak
perilaku adalah tingkat pengetahuan dan sama obat nyamuk, wong bikin saya sesek,
sikap masyarakat. Hubungan antara pe- tapi saya punya anak bayi, kasihan kalau
ngetahuan, dan sikap responden terhadap dia digigit nyamuk, jadi ya saya terpaksa
perilakunya disajikan dalam Tabel 9. pakai obat nyamuk….”
Tabel 9. Crosstab pengetahuan, sikap dengan Sebagaimana banyaknya alasan yang
perilaku*
membuat masyarakat menggunakan anti
nyamuk di rumah, maka demikian juga pada
Perilaku (%) P masyarakat yang tidak menggunakan anti
Karakteristik
Baik Sedang Kurang value nyamuk di rumah juga mengemukakan
1. Tingkat Pengetahuan
beberapa alasannya. Hal tersebut diantaranya
adalah karena kondisi rumah tidak terlalu
Pengetahuan 6,9 6,9 11,1 0,03 banyak nyamuk, atau karena mahalnya harga
rendah
obat nyamuk, serta adanya alergi terhadap
Pengetahuan 6,9 45,8 13,9 anti nyamuk. Terdapat beberapa responden
sedang
yang menyatakan keinginannya agar diberi-
Pengetahuan 1,4 4,2 2,8 kan penyuluhan tentang efek anti nyamuk
tinggi pada kesehatan. Beberapa alasan responden
2. Sikap yang tidak menggunakan anti nyamuk di
Sikap negatif 4,2 0 1,4 0,05 rumah antara lain :
Sikap biasa 0 6,9 50,0 “….dulu saya menggunakan obat nyamuk
Sikap positif 1,4 0 26,4 merk”X” selama hampir 6 tahun, dari
Keterangan : * : n = 72 responden anak saya masih kecil. Saat anak saya TK
tahu-tahu badannya tambah kurus dan
batuk-batuk terus, akhirnya saya bawa ke
PEMBAHASAN RS dan anak saya dibilang dokter terkena
1. Perilaku masyarakat dalam pengguna- patu-parunya…apa ya mbak namanya,
an insektisida rumah tangga saya lupa. Pokoknya anak saya dirawat di
RS sampe empat minggu lebih, setelah
Berdasarkan hasil survei yang
ditanya-tanya dokter katanya ya karena
dilakukan, bahwa dari 100 responden,
obat nyamuk itu, akhirnya sampe
terdapat 72 responden yang menggunakan
sekarang kami tidak mau lagi……”
anti nyamuk di rumahnya. Hal ini menunjuk-
kan bahwa dari sampel yang diambil, “….saya terus sesek banget, wong
sebagian besar (72%) menggunakan anti dadaku sampe sakit kalau nyium bau
nyamuk di rumah, sedangkan sisanya 28%, obat nyamuk…..”
tidak menggunakan anti nyamuk di dalam
rumah. Hal ini menunjukkan bahwa masya-
Alasan penggunaan anti nyamuk di rakat meskipun saat survei dilakukan tidak
dalam rumah ada bermacam-macam, seperti menggunakan anti nyamuk di rumahnya,
karena banyak nyamuk, karena sudah namun sebagian telah memiliki pengalaman
terbiasa pakai obat nyamuk, maupun karena yang tidak menyenangkan tentang pengguna-
memiliki anak kecil sehingga khawatir an anti nyamuk.
anaknya digigit nyamuk saat tidur, seperti
dikutip di bawah ini :

138
Hubungan Karakteristik Pengetahuan ... (Wigati et. al)

Sebagian besar masyarakat meng- benar. Hal ini menunjukkan bahwa pada
gunakan anti nyamuk, dan memiliki pe- dasarnya masyarakat kecamatan Tingkir
ngetahuan yang baik tentang anti nyamuk itu mendukung penggunaan anti nyamuk di
sendiri. Namun demikian ternyata 72%-nya rumah sebagai salah satu cara untuk meng-
masih memiliki pengetahuan yang kurang hindari gigitan nyamuk dan melindungi
tentang bagaimana penggunaan anti nyamuk keluarga dari penularan penyakit yang di-
di rumah dengan baik dan aman. Hal ini bawa oleh nyamuk.
dimungkinkan karena belum pernah ada Berdasarkan hasil survei yang dilaku-
penyuluhan secara tatap muka tentang kan bahwa sebagian besar masyarakat telah
penggunaan anti nyamuk dari pihak pe- menggunakan anti nyamuk di rumahnya
merintah maupun dinas kesehatan, sehingga lebih dari satu tahun.
masyarakat mempelajari cara penggunaannya
hanya dari informasi turun-temurun, dari Berdasarkan hasil uji statistik dengan
tetangga maupun dari iklan di media uji Chi-square didapatkan hasil bahwa
elektronik (TV). tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan juga
tipe tempat tinggal yaitu di lingkungan pe-
Pengetahuan yang kurang terhadap rumahan maupun yang pemukiman non-
cara penggunaan anti nyamuk yang benar perumahan ternyata tidak ada hubungannya
juga dapat dikarenakan rendahnya minat baca dengan perilaku. Hal ini ditunjukkan dengan
label kemasan dari masyarakat. Dari se- nilai p > 0,05.
jumlah responden yang di wawancarai,
sekitar 23% yang menyatakan sama sekali Berdasarkan uji statistik antara
tidak pernah membaca informasi dalam tingkat pengetahuan dengan perilaku me-
kemasan, sedangkan 32,3% menyatakan nunjukkan bahwa pengetahuan dapat menjadi
selalu membaca informasi dalam kemasan faktor yang berhubungan dengan perilaku
setiap membeli yang baru. Hal ini sudah karena p = 0,05. Sikap masyarakat juga ber-
ditanyakan kembali kepada responden yang hubungan dengan perilaku karena dari hasil
menyatakan membaca selalu, namun hanya uji statistik menunjukkan nilai p< 0,05. Hal
sedikit yang benar-benar membaca label ini berarti bahwa perilaku masyarakat dapat
kemasan. Berdasarkan hasil survei tentang dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan
kebiasaan membaca label kemasan, sebagian sikap mereka, namun tidak dipengaruhi oleh
besar (33,5%) menjawab kadang-kadang tingkat pendidikan, tingkat ekonomi rumah
namun saat ditanyakan tentang informasi tangga maupun tipe lingkungan tempat
yang terdapat di dalamnya, sebagian besar tinggal. Dari hasil ini menunjukkan bahwa
tidak mengetahuinya. Hal inilah yang men- tingkat pendidikan tidak berkorelasi dengan
jadi gambaran bagaimana masyarakat pengetahuan masyarakat, hal ini dapat terjadi
Kelurahan Kutowinangun yang mengguna- karena informasi tentang anti nyamuk di
kan anti nyamuk di rumahnya sebagian besar masyarakat sebagian besar diperoleh dari
kurang membaca informasi yang diberikan media TV.
pada label kemasan. Berdasarkan gambaran tersebut, maka
Pengetahuan tentang anti nyamuk sangat penting untuk meningkatkan pe-
pada masyarakat bagus, namun belum selaras mahaman masyarakat dalam penggunaan anti
dengan pengetahuan tentang penggunaannya nyamuk di rumah karena anti nyamuk sendiri
secara benar dan aman. Sebagian besar merupakan senyawa kimia yang pada dasar-
masyarakat memiliki sikap yang mendukung nya dapat terjadi akumulasi pada lingkungan.
tentang penggunaan anti nyamuk dengan Pemahaman yang kurang baik di masyarakat,

139
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 40, No. 3, 2012: 130 - 141

dapat menyebabkan perilaku membahayakan 2. Karakteristik masyarakat tidak ber-


kesehatan masyarakat sendiri. Penggunaan pengaruh terhadap perilaku dalam peng-
yang tidak tepat dosis seperti yang dilakukan gunaan anti nyamuk.
oleh sebagian masyarakat yaitu menyemprot- 3. Tingkat pengetahuan dan sikap masya-
kan secara berlebihan pada ruangan dengan rakat berpengaruh terhadap perilaku
frekuensi yang lebih sering. Penggunaan anti masyarakat.
nyamuk di rumah dengan tidak tepat, selain
membahayakan lingkungan seperti me- 4. Kebiasaan membaca label kemasan ber-
nyebabkan nyamuk menjadi resisten terhadap pengaruh terhadap pengetahuan, dan
bahan aktif insektisida, dan menyebabkan perilaku masyarakat dalam penggunaan
pencemaran lingkungan, juga mampu mem- anti nyamuk.
bahayakan kesehatan manusia. Mengingat SARAN
hal ini maka sangat diperlukan perhatian
pemerintah dan juga dinas kesehatan untuk 1. Mengingat sangat minimnya penyuluhan
memberikan pemahaman yang benar ter- tentang penggunaan anti nyamuk, maka
hadap masyarakat tentang segala resiko perlu dilakukan penyuluhan tentang
penggunaan anti nyamuk di rumah. Moni- penggunaan anti nyamuk di masyarakat
toring perlu dilakukan terhadap berbagai pro- 2. Perlu dilakukan kajian lebih mendalam
duk anti nyamuk yang beredar di masyarakat tentang pengaruh penggunaan anti
dan juga menggali berbagai dampak dari nyamuk terhadap kesehatan masyarakat.
penggunaannya di masyarakat sendiri, demi
menjaga kesehatan lingkungan dan juga
masyarakat. UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini menunjukkan hasil Telah dilaksanakannya penelitian ini
yang tidak jauh berbeda dengan penelitian tak lupa penulis mengucapkan syukur
dari Susanti dkk tahun 2011 yang menunjuk- Alhamdulillah ke hadirat Alloh S.W.T
kan perilaku masyarakat Kecamatan Tingkir karena hanya dengan ridho-Nya semua ini
Kota Salatiga dalam penggunaan anti terselesaikan. Rasa terima kasih yang men-
nyamuk sebagian dipengaruhi oleh Pe- dalam juga kami sampaikan kepada Bapak
ngetahuan dan Sikap masyarakatnya. Tingkat DR. Damar Tri Boewono, yang banyak
pendidikan dan karakteristik yang lain juga memberikan arahan kepada penulis, tak lupa
tidak mempengaruhi perilaku masyarakat, segenap jajaran Kelurahan Kutowinangun
hanya kebiasaan membaca label kemasan dan masyarakat di Kutowinangun.
berpengaruh terhadap perilaku dengan nilai p
value < 0,05.
DAFTAR RUJUKAN
1. Kesumawati, U., Singgih, H.S., Hama Per-
KESIMPULAN DAN SARAN mukiman Indonesia, Institut Pertanian Bogor
2006.
KESIMPULAN
2. Indrosancoyo A.W. 2008. “Formulasi Pestisida
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rumah Tangga : dalam Seminar Nasional :
dapat disimpulkan bahwa masyarakat Alternatif Pengendalian Vektor Penyakit.” Tahija
Kelurahan Kutowinangun Kota Salatiga Foundation. Yogyakarta 2008.
sebagian besar sudah memiliki perilaku 3. Anonim, Penggunaan Insektisida Rumah Tangga
yang baik dalam penggunaan anti nya- Di Indonesia, www.Info.com. Didownload
muk. tanggal 12 Maret 2009.

140
Hubungan Karakteristik Pengetahuan ... (Wigati et. al)

4. WHO, Safety of Pyrethroids of Public Health 11. Mekker J.D., Dana B.Barr, Russ H., 2009,
Use, WHOPES 2005. Pyrethroid Insecticide Metabolite are Associated
with Serum, Reprod Toxicology 2009. Vol 27.
5. Anonim, Apa Itu Pestisida. PT. Biotis Indonesia
2012. 12. Bappeda, 2010, Profil Kota Salatiga.
6. Isnawati, A., Mariana R., Herman, M.J., Paparan 13. Notoatmodjo, S. Pendidikan dan Perilaku
Propoxur Pada Anggota Rumah Tangga Yang Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta 2003.
Menggunakan Anti Serangga Semprot di Jakarta,
14. Bartolomew L. K, Guy S.P, Gerjo Kok, and Nell
Tangerang, Bekasi dan Depok .Buletin Penelitian
H.G. Planning Health Promotion Programs : An
Kesehatan 2009 ; Vol. 37 No. 1 Hal 43 – 54.
Intervention Mapping Approach. Jossey Bass,
7. Salameh P., Mirna W, Isabelle B., Patrick B, San Fransisco 2006.
B.Abi Saleh. Respiratory Diseases and Pesticide
15. Notoatmojo, S. Metodologi Penelitian
exposure : A Case Control Study in Libanon, J.
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta 2005.
Epidemiology Community Health. 2006 ; Vol
60. pp 256 – 261. 16. Hanafiah,K.A. Rancangan Percobaan : Teori
dan Aplikasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta
8. Sanborn M, J.Kerr, L.H Sanin, D.C Cole, K.L
1991 ,9-10.
Bassil, and C. Vakil, Non- Cancer Health
Effects of Pesticides, Canadian Family 17. Machfoeds Irfan, Asmar Y.Z, Eko S, Suherni
Phycishian 2007 ; Vol.53 dan Sujiyatini. Teknik Alat Ukur Penelitian,
Ftramaya, Yogyakarta 2005.
9. Searles Susan N, R.McKean,Federico M.F,
Elizabeth A.H, Susan P, Beth A.M. Chilhood 18. WHO, Safe and Effectife Use of Household
Brain Tumors, Residential Insecticide Exposure, Insecticide Products, WHOPES 1999.
and Pesticide Metabolism Genes, Environmental
Health Perspective 2010 Vol.118.
10. Timothy J.S, Douglas A Meyer, Kevin M.C.
Developmental Neurotoxicity Of Pyrethroid
Insecticides : Critical Review And Future
Research Needs .Environmental Health
Perspective 2005. Vol.113

141

You might also like