Professional Documents
Culture Documents
4804 9653 1 PB
4804 9653 1 PB
Populasi dan Distribusi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) sebagai Sumber
Pakan Ternak pada Ekosistem Persawahan di Kota Bengkulu
Population and Distribution of Golden Snail (Pomacea canaliculata L.) as Feed Resources in
Paddy Field Ecosystem in Bengkulu City
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan keong mas (Pomacea canaliculata L.) ditinjau dari sisi
populasi dan penyebarannya di alam. Penelitian ini telah dilaksakan pada bulan September-Oktober tahun 2017
bertempat di Kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik pengambilan sampel secara
sistematis sampling dengan kerangka kuadrat berukuran 5x5 meter sebanyak 17 plot berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang jumlahnya sebanyak 49 plot pada masing-masing stasiun pengamatan. Kondisi lingkungan
stasiun pengamatan memiliki kelembaban berkisar antara 71% - 83,4%, suhu lingkungan 28,4 - 28,8 oC, pH perairan
sawah 5,9 - 6,5, dan suhu perairan sawah 25,3 - 28,8 oC. Kepadatan populasi keong mas berkisar antara 0 – 5,78
individu/m2 dengan nilai Indeks Morisita pada stasiun pengamatan Kelurahan Rawa Makmur, Kelurahan Semarang,
dan Kelurahan Bukit Besar berkisar antara 0,002 - 0,024 yang menunjukkan pola penyebaran teratur (Id<1),
sedangkan pada stasiun pengamatan Kelurahan Kandang Limun tidak diperoleh nilai indeks morisita karena tidak
ditemukan sampel keong mas saat penelitian berlangsung. Frekuensi ditemukannya keong mas pada ketiga stasiun
pengamatan sebesar 100%, kecuali pada Kelurahan Kandang Limun yang memiliki frekuensi 0%. Kelimpahan
keong mas pada ketiga stasiun pegamatan cukup jarang dengan kelimpahan 3,52 ekor/m 2 - 5,78 ekor/m2, sedangkan
pada stasiun pengamatan Kelurahan Kandang Limun memiliki kelimpahan 0 ekor/m2 atau sangat jarang. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa populasi keong mas pada ekosistem persawahan di Kota Bengkulu memiliki
pola distribusi teratur (Id<1) dengan kelimpahan jarang hingga sangat jarang.
Kata kunci: populasi, distribusi, keong mas, ekosistem
190 | Populasi dan distribusi keong mas sebagai sumber pakan ternak (Saputra et al., 2018)
berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa canaliculata L.) sebagai sumber pakan ternak
pemberian keong mas pada itik dan ayam di Kota Bengkulu.
mampu meningkatkan produksi telur dan
MATERI DAN METODE
bobot badan (Susanto, 1993). Potensi yang
dimiliki oleh keong mas hingga saat ini masih Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
sangat sedikit termanfaatkan. Hal tersebut September – Oktober 2017 di empat lokasi
dapat dikarenakan kurangnya pengetahuan dan persawahan yang berbeda dalam Kota
pengalaman petani dalam memanfaatkan Bengkulu. Lokasi penelitian terdiri dari
potensi keong mas sebagai sumber protein Kelurahan Rawa Makmur, Kelurahan
hewani, baik untuk pakan ternak ataupun Semarang (area persawahan Dinas Pangan dan
sebagai sumber protein hewani alternatif untuk Pertanian Kota Bengkulu), Kelurahan Dusun
manusia. Besar, dan terakhir di area persawahan dalam
Informasi mengenai pola distribusi lingkungan Universitas Bengkulu Kelurahan
keong mas masih sangat kurang, khususnya di Kandang Limun Kota Bengkulu. Penelitian
Kota Bengkulu. Studi populasi dan pola dilaksanakan pada pagi hari pukul 06.00 –
distribusi mengenai keong mas di Kota 09.00 WIB.
Bengkulu hingga saat ini belum ada yang Alat dan bahan yang digunakan terdiri
melakukannya. Oleh karena itu, penelitian ini dari meteran, tali rafiah, tonggak kayu, jam,
diharapkan dapat memperoleh informasi kamera, kantong plastik yang telah diberi
mengenai pola distribusi keong mas khususnya nomor plot, termometer, higrometer, pH meter,
yang hidup pada ekosistem persawahan di air bersih dan alat tulis.
Kota Bengkulu, agar kedepannya dapat Tahapan penelitian meliputi penentuan
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam lokasi penelitian, pembuatan kuadrat (plot),
kegiatan berburu keong mas di alam untuk pengamatan suhu air sawah, pH air sawah,
dijadikan sumber pakan ternak. Marwoto et al. suhu lingkungan, dan kelembaban lingkungan,
(2011) mengatakan bahwa mempelajari serta pengambilan sampel keong mas
keanekaragaman jenis keong air tawar akan (Pomacea canaliculata L.) pada masing-
berguna untuk mendukung kegiatan lain dalam masing plot yang telah ditentukan.
pengelolaan lingkungan, seperti memprediksi Lokasi ditentukan secara purposive
tingkat pencemaran suatu perairan, menjaga sampling yaitu metode penetapan
siklus alami dan memberantas penyakit yang sampel/lokasi dengan memilih beberapa
disebabkan oleh cacing parasit. sampel/lokasi tertentu yang dinilai sesuai
Tujuan penelitian untuk mengetahui dengan tujuan atau masalah penelitian dalam
keberadaan keong mas (Pomacea canaliculata suatu populasi (Nursalam, 2008).
L.) ditinjau dari sisi populasi dan
Pembuatan Kuadrat (Plot)
penyebarannya di alam. Dapat dijadikan
Sebelum penelitian dilaksanakan,
pedoman dalam berburu keong mas (Pomacea
dilakukan pembuatan kuadrat (plot)
menggunakan tonggak dan tali rafiah dengan
192 | Populasi dan distribusi keong mas sebagai sumber pakan ternak (Saputra et al., 2018)
tiap-tiap plot, selanjutnya dianalisis dengan A=
menggunakan rumus Indeks Morisita (Elfazuri,
dimana: A = Kelimpahan populasi (ind/m2), Xi
1993):
= Jumlah individu, dan Ni = Luas (m2).
Id =
Analisis Data
dimana Id = Indeks Morisita, ni = Jumlah Data yang telah diperoleh kemudian
individu tiap plot, dan N = Jumlah total disajikan dalam bentuk tabel dan grafik serta
individu semua plot, dengan ketentuan sebagai dibahas secara deskriptif.
berikut Id = 1 pola distribusi adalah acak, Id >
1 pola distribusi adalah mengelompok, dan Id HASIL DAN PEMBAHASAN
< 1 pola distribusi adalah teratur. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Frekuensi Kota Bengkulu merupakan ibu kota
Frekuensi adalah proporsi jumlah plot Provinsi Bengkulu yang memilki luas 151.7
ditemukannya suatu spesies dari semua plot km2. Kota Bengkulu terletak di posisi barat
yang diamati. Frekuensi kehadiran dihitung Pulau Sumatera berada diantara 30,45o–30,59o
dengan rumus seperti berikut (Suin, 1999) : Lintang Selatan serta 102,02o Bujur Timur.
Fi = x 100% Kota Bengkulu memilki relief permukan tanah
dimana Fi = Frekuensi jenis ke i, ji = Jumlah yang bergelombang, terdiri dari daratan pantai
plot dimana spesies ke i terdapat, dan k = dan daerah bukit-bukit serta di beberapa
Jumlah semua plot yang diamati. tempat terdapat cekungan alur sungai kecil
(Permendagri No. 66 tahun 2011). Dalam
Kelimpahan
penelitian ini, lokasi yang dipilih sebagai
Analisis kelimpahan keong mas
stasiun pengamatan terdiri dari Kelurahan
berdasarkan jumlah individu per satuan luas
Rawa Makmur, Kelurahan Semarang,
dihitung dengan menggunakan rumus (Bakus,
Kelurahan Dusun Besar, dan Kelurahan
1990):
Kandang Limun.
Tabel 1. Keadaan umum lokasi penelitian
Kelembaban Suhu pH Perairan Suhu Perairan
Stasiun Pengamatan
Lingkungan (%) Lingkungan (oC) Sawah Sawah (oC)
Rawa Makmur 71 28,5 6,5 25,3
Semarang 76 28,8 6,4 28,8
Dusun Besar 83,4 28,7 5,9 27,5
Kandang Limun 83 28,4 6,2 27,7
Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat penelitian ini yaitu berkisar antara 25,3-28,8
o
diketahui kelembaban lokasi penelitian C. Suhu perairan tersebut termasuk ideal
berkisar antara 71% hingga 83,4%, suhu untuk perkembangbiakan keong mas di alam.
lingkungan 28,4-28,8 oC, pH perairan sawah Hal tersebut didukung oleh pendapat
5,9-6,5, dan suhu perairan sawah 25,3-28,8 oC. Sulistiono (2007) yang menyatakan bahwa
Suhu perairan yang berhasil diamati dalam keong mas toleransi terhadap suhu antara 18-
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat adanya keong mas. Tingginya kepadatan
bahwa kepadatan rata-rata tertinggi Pomacea keong mas di stasiun pengamatan Kelurahan
canaliculata terdapat di stasiun pengamatan Rawa Makmur mungkin disebabkan oleh
Kelurahan Rawa Makmur dengan kepadatan adanya jenis produsen yang lebih bervariasi
5,78 individu/m2, kemudian diikuti oleh dibandingkan dengan stasiun pengamatan
stasiun pengamatan Kelurahan Dusun Besar lainnya, disamping itu faktor abiotik seperti
dengan kepadatan 3,75 individu/m2, dan kecerahan air yang lebih tinggi dan substrat
stasiun pengamatan Kelurahan Semarang yang berlumpur akan lebih mendukung bagi
dengan kepadatan 3,52 individu/m2, kehidupan populasi keong mas di area
sedangkan untuk stasiun pengamatan di persawahan Kelurahan Rawa Makmur ini.
Kelurahan Kandang Limun tidak ditemukan Pernyataan ini didukung oleh pendapat
194 | Populasi dan distribusi keong mas sebagai sumber pakan ternak (Saputra et al., 2018)
Nurhidayati (1993), yang menyatakan keong banyak tumbuhan air dan substrat yang
mas lebih menyukai perairan yang jernih, berlumpur.
196 | Populasi dan distribusi keong mas sebagai sumber pakan ternak (Saputra et al., 2018)
Frekuensi Frekuensi kehadiran keong mas pada
empat stasiun pengamatan di Kota Bengkulu
disajikan pada Tabel 4.
198 | Populasi dan distribusi keong mas sebagai sumber pakan ternak (Saputra et al., 2018)
Budiono (2006) tersebut, menunjukkan bahwa Bukit Besar yaitu teratur (Id<1) sedangkan
kriteria kelimpahan pada keempat stasiun pada satu stasiun pengamatan Kelurahan
pengamatan berkisar antara sangat jarang Kandang Limun tidak ditemukan adanya
hingga jarang. Kriteria tersebut terdiri dari keong mas. Kepadatan keong mas berkisar
stasiun pengamatan Kelurahan Rawa Makmur, antara 3,52-5,78 ekor/m2 dengan frekuensi
Semarang, dan Dusun Besar dengan kriteria kehadiran 100% kecuali pada stasiun
kelimpahan jarang, sedangkan pada stasiun pengamatan Kelurahan Kandang Limun.
pengamatan Kelurahan Kandang Limun sangat Kemudian kelimpahan keong mas berkisar
jarang bahkan bisa dikatakan tidak ada karena antara 3,52-5,78 ekor/m2 dengan kelimpahan
tidak ditemukan satu ekorpun keong mas pada tertinggi berada pada stasiun pengamatan
stasiun pengamatan tersebut. Kelurahan Rawa Makmur.
Tingginya populasi keong mas pada
DAFTAR PUSTAKA
stasiun pengamatan Kelurahan Rawa Makmur
diperkirakan karena stasiun tersebut terletak Bakus, G. J. 1990. Quantitative ecology and
dekat dengan muara sungai yang biasanya marine biology. Department of
aliran sungai membawa partikel lumpur yang Biological Science University of
Southern California. Los Angeles. C. A.
banyak mengandung bahan organik seperti 90089-0371. A-A.
detritus yang berasal dari sisa-sisa hancuran Balkeman/Roterdam : 164 pp.
tumbuhan dan hewan sehingga membuat
Brower, J.E. and J.H. Zar. 1990. Field and
sumber makanan bagi keong mas berlimpah laboratory methods for general ecology.
walaupun kondisi sawah tidak sedang musim W. M. Brown Company Publ. Dubuque
tanam. Sedangkan pada stasiun pengamatan Lowa, 237 p.
Kelurahan Semarang dan Kelurahan Dusun Budiyono, S. 2006. Teknik mengendalikan
Besar sumber pengairan berasal dari irigasi keong mas pada tanaman padi. Jurnal
danau dendam tak sudah, dan pada stasiun Ilmu-ilmu Pertanian. 2(2): 128-133
pengamatan Kelurahan Kandang Limun Elfazuri. 1993. Ekologi Moluska zona
sumber pengairan sawah berasal dari air hujan intertidal di pantai tanjung rusa
karena sawah di sini berjenis sawah tadah membalong belitung dan
sumbangannya pada pengajaran biologi
hujan sehingga sumber makanan bagi keong
di Sekolah menengah atas. Sarjana
mas tidak sebanyak yang berada di stasiun Biologi FKIP UNSRI. Hal 33-37.
pengamatan Kelurahan Rawa Makmur.
Diperkirakan sumber pengairan dan kondisi Estebenet dan Cazzaniga. 1992. Growth and
demography of Pomacea canaliculata.
persawahan mempengaruhi kelimpahan keong (Gastropoda: Ampullaridae) under
mas dalam suatu ekosistem. laboratory conditions. Malacological.
Review. 25 (2): 1-12.
KESIMPULAN
Halimah dan Ismail. 1989. Penelitian
Pola distribusi keong mas (Pomacea pendahuluan budidaya siput murbai.
canaliculata L.) pada stasiun pengamatan Jawa Barat: Bulletin Penelitian
Kelurahan Rawa Makmur, Semarang, dan Perikanan darat. 38-43.
200 | Populasi dan distribusi keong mas sebagai sumber pakan ternak (Saputra et al., 2018)
Sihombing. 1999. Satwa Harapan I (Pengantar Perikanan Indonesia I. Kampus FPIK,
Ilmu dan Teknologi Budidaya). Bogor: IPB Dramaga, 17-18 Juli 2007: 124-
Cetakan I Pustaka Wirausaha Muda. 136.
Sugiyono. 2015. Metode penelitian tindakan Susanto. 1993. Siput Murbei. Kanisius.
komprehensif. Alfabeta: bandung Jakarta..
Suin, N.M. 1999. Metoda Ekologi. Direktorat Widiastuti, L. R., dkk. 2015. Struktur
Jenderal Pendidikan Tinggi Populasi Dan Analisis Parasitologi
Departemen Pendidikan dan Keong Mas (Pomacea canaliculata
Kebudayaan. Jakarta. Lamarck 1819) Di Desa Jabungan,
Semarang. Universitas Diponegoro:
Sulistiono. 2007. Pengelolaan keong mas Semarang.
(Pomacea canaliculata). Prosiding.
Konferensi Sains Kelautan dan