You are on page 1of 15

Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

KIMIA DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Buchori Muslim
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
e-mail: buchorimuslim@uinjkt.ac.id
Hp. 085881417641

ABSTRACT
This paper aims to lift the mystery about the reappearance chemical elements and prove
the time of triumph muslims related emergence of the chemical elements that breeds science give
much benefit in the development of knowledge or always known with scientific methode. We
usually alchemic familiar with chemistry indirectly actually has already appeared at this
universe formed evidenced by the big bang theory that produces a Hydrogen and Helium, this
evidence amplified by the word of God in QS. Al-anbiyaa: 30. The chemical elements other
formed through a cosmic rays, small stars and large stars, supernovae and element that is man
made (non natural). Based on historical development alchemic was first introduced in the
muslims in the 7th century (700-1400 M) as evidenced by the work of famous muslims as: Jabir
ibn Hayyan, Ar-Razi or Rhazes and Izz Al Din Al Jaldaki that produces 200 title books later
adopted by the european among them: Book Al Ushul Al-Kimyai be Book of the Compotition of
Alchemy and Gebri Arabic Chimia Sive Traditio Summae Perfectioniset Investigatio Mafisterii;
Book Asy-Syam Al-Kamil be Sun of Perfection, The Work of Geber and Great Arab Alchemist;
Book Al-„Asah be The Nerves; and Al-Jami be The Universal. Its heyday to the 11th century.
Later on continued by scientists europe in the 13th to 16th, the renaissance in pelopori by
Francisco Bacon (1561-1626) where to gain knowledge known as scientific method adopted
Jabir ibn Hayyan of experiments conducted, from this born modern chemistry in the 18th
century. Late 19th century chemical divided into several branches as: Organic Chemistry,
Inorganic, Analytic, Nuclear and Physical Chemistry (Thermodynamics and Electrochemistry).

Keyword : Big-bang, Cosmic rays, Small stars, Large stars, Supernovae, Non-natural of
elements, Alkimia, Scientific methode.

137
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

ABSTRAK
Makalah ini bertujuan untuk mengangkat misteri tentang kemunculan unsur-unsur kimia
sekaligus membuktikan masa kejayaan umat muslim terkait kemunculan unsur-unsur kimia
tersebut yang melahirkan ilmu yang banyak memberi manfaat dalam perkembangan pengetahuan
atau biasa dikenal dengan scientific methode (metode ilmiah). Alkimia yang biasa kita kenal
dengan ilmu kimia secara tidak langsung sebetulnya sudah muncul pada saat alam semesta ini
terbentuk yang dibuktikan oleh teori big bang yang menghasilkan unsur Hidrogen (H) dan
Helium (He), bukti ini diperkuat dengan firman Allah dalam QS. Al-Anbiyaa: 30. Unsur-unsur
kimia lainnya terbentuk melalui proses cahaya-cahaya kosmik (cosmic rays), bintang-bintang
berukuran kecil (small stars) dan besar (large stars), supernova serta unsur yang merupakan
buatan manusia (non natural). Berdasarkan perkembangan sejarah pun alkimia pertamakali
diperkenalkan pada masa umat muslim pada abad ke 7 (700-1400 M), yang dibuktikan dengan
hasil karya umat muslim ternama seperti: Jabir bin Hayyan, Ar-Razi atau Rhazes dan Izz Al Din
Al Jaldaki yang menghasilkan 200 judul buku yang kemudian diadopsi oleh orang Eropa,
diantaranya: Kitab Al Ushul Al-Kimyai menjadi Book of the Compotition of Alchemy dan Gebri
Arabic Chimia Sive Traditio Summae Perfectioniset Investigatio Mafisterii; Kitab Asy-Syam Al-
Kamil menjadi Sun of Perfection, The Work of Geber dan Great Arab Alchemist; Kitab Al-„Asah
menjadi The Nerves; dan Kitab Al-Jami menjadi The Universal. Masa kejayaannya hingga abad
ke-11. Kemudian dilanjutkan oleh ilmuwan Eropa pada era Renaissance abad ke 16, yang di
pelopori oleh Fransisco Bacon (1561-1626), dimana untuk mendapatkan pengetahuan yang
dikenal dengan metode ilmiah mengadopsi eksperimen yang dilakukan Jabir bin Hayyan, dari
sinilah lahir kimia modern pada abad ke-18. Akhir abad ke-19 kimia dibagi menjadi beberapa
cabang yaitu: kimia organik, anorganik, analitik, kimia nuklir dan kimia fisik (termodinamika
dan elektrokimia).

Kata kunci: Dentuman besar (big bang), Cahaya-cahaya kosmik (cosmic rays), Bintang-bintang
berukuran kecil (small stars) dan besar (large stars), Ledakan bintang (supernovae), Unsur Non-
alamiah atau buatan manusia (non-natural), Alkimia, scientific methode (metode ilmiah).

138
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selama ini semakin berkembang mengikuti perkembangan
teknologi. IPA yang biasa kita kenal dengan istilah science ialah suatu pengetahuan berbasis
fakta dan prinsip, yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena alam di sekitar kita. Dalam
Longman Dictionary dikatakan bahwa “Knowledge” about the world, especially based on
examination and testing, and on facts that can be proved. Sebenarnya science sendiri hanya
mengkaji tentang Biological Science, Physical Science, dan Earth & Space Science. Kemudian
dari masing-masing kajian tersebut lahir lah ilmu-ilmu seperti: Zologi, Botani, Ekologi, Fisika,
Geologi, Meteorologi dan Astronomi termasuk di dalamnya Ilmu Kimia.
Kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini memasukan mata pelajaran ilmu kimia pada
tingkat sekolah SMA, bahkan di tingkat sekolah SMP pun sudah mulai di perkenalkan tentang
konsep dasar ilmu kimia. Akan tetapi, pernahkah terpikir dalam benak kita apa sebenarnya ilmu
kimia itu dan dari mana ia muncul serta untuk apa kita mempelajarinya?. Memang dalam
beberapa literatur dikatakan bahwa ilmu kimia itu merupakan ilmu termuda yang lahir dari hasil
kajian ilmu science. Namun, perlu diketahui bahwa meskipun ilmu kimia itu muncul terakhir,
akan tetapi keberadaannya sudah ada sejak alam semesta ini terbentuk.
Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana proses kemunculan kimia secara jelas dalam
perspektif islam, yang di awali dari pembentukan unsur-unsur kimia berdasarkan proses yang
terjadi secara alami (natural) maupun buatan yang dilakukan oleh manusia (non-natural). Selain
itu, makalah ini juga akan membahas perkembangan ilmu kimia di dunia muslim dan barat serta
memberikan alasan kepada kita, untuk apa sebenarnya kita belajar ilmu kimia.

B. Pertanyaan Pokok
1. Unsur-unsur kimia apakah yang pertama kali terbentuk saat alam semesta ini di ciptakan
berdasarkan perspektif islam?
2. Bagaimana perkembangan ilmu kimia di dunia muslim dan barat?
3. Mengapa Islam menganjurkan kita untuk belajar ilmu kimia?

139
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Kemunculan Unsur Kimia


Salah satu sifat manusia yang selalu muncul ketika menghadapi persolan yang
mengandung banyak misteri adalah rasa ingin tahu. Dalam paham realisme keingintahuan
manusia dapat mengubah no thing menjadi know a lot of thing. Rasa ingin tahu itu jugalah yang
memunculkan berbagai penelitian serta pengujian dari hipotesa akhir, bila hal itu terbukti
kebenarannya maka akan terbentuk suatu bidang ilmu.
Mengenai kemunculan kimia dalam pandangan islam
berawal dari proses awal terbentuknya alam semesta, jika
kita melihat kenyataan bahwa planet-planet bergerak me-
ngelilingi matahari dengan orbitnya yang berbentuk elips
dengan arah peredaran yang sama yaitu berlawanan arah-
jarum jam jika kita melihatnya dari kutub utara, ternyata-
arah revolusi planet-planet dan satelitnya yaitu arah negative.
Ini berlawanan dengan yang kita amati di bumi,
peredaran harian benda-benda langit seperti matahari, bu
lan dan bintang berarah positif seperti arah peredaran
matahari yang terbit di timur lalu naik dan kemudian-
terbenam di barat.
Adanya realitas yang demikian membuat para ahli-
astronomi berkesimpulan bahwa tata surya terbentuk dari material yang berputar dengan arah
negative, hal ini kemudian memunculkan beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai
berikut:
1. Teori Nebula atau teori kabut, yang dikemukakan ole Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere
Simon de Laplace (1796).
2. Teori Planetesimal, Thomas C. Chamberlin (1843-1928) seorang ahli Geologi dan Forest R.
Moulton (1872-1952) seorang Astronom.
3. Teori Pasang Surut, Sir James Jeans (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya dari
Inggris, teori ini hampir sama dengan teori Planetesimal.
4. Teori Awan Debu, dikemukakan oleh Carl von Weizsaeker (1940) kemudian disempurnakan
oleh Gerard P Kuiper (1950).
5. Teori Bintang Kembar, dikemukakan oleh RA. Lyttleton.

140
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

6. Teori Ledakan (Big Bang), George Gamow, Alpher dan Herman.

Dari beberapa teori tersebut yang paling diyakini kebenarannya adalah teori big bang yang
dikemukakan pada abad ke-19 yang menyatakan bahwa alam semesta berawal dari ledakan
tunggal. Akan tetapi sebagaimana diketahui, ledakan hanya menghancurkan meteri berkeping-
keping, sementara big bang secara misterius menghasilkan dampak yang berlawanan, yakni
misteri yang saling tergabung membentuk galaksi-galaksi. Dari teori inilah awal kemunculan
kimia yang kebenarnya dapat diyakini.

B. Teori Big bang


Bigbang merupakan suatu peristiwa ledakan
tunggal yang dahsyat, terjadi akibat seluruh materi
kosmos keluar dengan kerapatan yang sangat besar
dan suhu yang sangat tinggi dari volume yang
sangat kecil. Alam semesta lahir dari singularitas
fisis dengan keadaan ekstrem, kata ledakan
tunggal berarti hanya ada satu zat atau benda yang
ada pada saat peristiwa itu berlangsung. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-qur’an
surat Al-Anbiya ayat 30 yang berbunyi:

Artinya: ”Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi
itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?” (QS Al-Anbiyaa: 30).

Ayat di atas menjelaskan bahwa memang benar bahwa alam semesta ini sebenarnya satu
padu yang kemudian Allah SWT pisahkan menjadi alam semesta yang seperti saat ini kita kenal.
Terkadang memang kita tidak percaya tentang kebesaran Allah, akan tetapi melalui peristiwa big
bang ini dapat memberikan gambaran kepada kita tentang ke Maha Besaran Allah. Jika kita
hanya melihat peristiwa big bang yang menimbulkan ledakan yang luar biasa tentu saja hasil
ledakan tersebut akan tidak teratur dan berkeping-keping. Akan tetapi pada kenyataannya
141
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

peristiwa big bang secara misterius justru menghasilkan dampak yang berlawanan, yakni misteri
yang saling bergabung tersusun rapi menjadi materi seperti planet, bintang, galaksi, kluster, dan
superkluster di jagad raya. Ledakan tersebut tidak seperti ledakan bom yang hasilnya hancur
berantakan. Siapakah yang mampu melakukan itu semua, tiada lain hanyalah Allah SWT yang
mampu menciptakan ledakan yang besar menjadi indah seperti yang kita lihat dan rasakan saat
ini.
Allah SWT menciptakan alam semesta ini tentunya agar diambil hikmahnya bagi manusia.
Sebagaimana yang dikatakan Allah dalam surat Ali Imran ayat 191 yang berbunyi:

Artinya: “(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka” (QS Ali Imran: 191).

Pada tahun 1948, George Gamow muncul dengan gagasan berbeda dengan sebelumnya
tentang big bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan
raksasa, sisa radiasi CMB (Cosmic Microwave Background) yang ditinggalkan oleh ledakan ini
haruslah ada di alam, seperti yang di prediksikan oleh kedua temannya yaitu: Ralph Alpher dan
Robert Herman. Selain itu, radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta.
Pada tahun 1964, dua peneliti bernama
Arno Penziaz dan Robert Wilson berhasil menemukan
gelombang CMB yang dipertanyakan oleh George Ga
mow, penemuan gelombang ditemukan secara tanpa-
sengaja. Radiasi ini, yang disebut ‘radiasi latar kosmi
s, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, -
akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa (Wollack, 2011: 12). Demikianlah, diketahui
bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias
dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk penemuan mereka.
142
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

Kemudian pada tahun 1989, NASA mengirimkan sa-


telit COBE (Cosmic Background Explorer) ke ruang angk
asa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosm
mik seperti yang dikatakan oleh Penzias dan Wilson. Dan
hanya perlu waktu 8 menit ba
gi COBE untuk membuktikan
perhitungan Penziaz dan Wil-
son (Wollack, 2011: 13-14).
COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di
awal pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan-
astronomi terbesar sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas m-
membuktikan teori big bang. Dan tahukah anda unsur kimia apa-
yang pertama terbentuk? Dalam teori big bang dikatakan bahwa-
unsur yang pertama kali terbentuk adalah hidrogen dan helium di
ruang angkasa (Wollack, 2011: 10). Dalam berbagai penelitian,-
diketahui bahwa konsentrasi hidrogen & helium di alam semesta
bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen dan
helium sisa peninggalan peristiwa big bang. Jika alam semesta
tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka
unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium. Segala bukti
meyakinkan ini menyebabkan teori big bang diterima oleh masyarakat ilmiah sekaligus
merupakan teori yang memperkuat tentang awal kemunculan kimia. Model big bang adalah titik
terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam
semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat. Allah
SWT berfirman:

Artinya: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-
ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang” (QS Al-Mulk: 3).

143
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

C. Proses-proses di Alam Semesta (Kosmik) dan Unsur-unsur Kimia yang Terbentuk


Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa unsur atau yang kita kenal dengan istilah atom
adalah elemen paling dasar pembentukan materi, di seluruh alam semesta ini. Atom juga

terdiri dari berbagai elemen yang lebih kecil lagi, yang banyak menentukan sifat-sifat dari tiap
atomnya, yang terutama adalah neutron, proton dan elektron serta foton. Atom juga memiliki
berbagai sifat yang khas, seperti: massa jenis, titik didih, titik leleh, dan sebagainya. Dan jika
sesuatu atom berada dalam jumlah yang cukup banyak, maka sifatnya yang paling mudah
tampak adalah wujudnya yaitu: padat, cair dan gas.
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh NASA (Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional AS) menunjukkan proses-proses yang terjadi di alam semesta dan unsur-unsur yang
terbentuk. Proses-proses itu antara lain: Dentuman besar (big bang), Cahaya-cahaya kosmik
(cosmic rays), Bintang-bintang berukuran kecil (small stars), Bintang-bintang berukuran besar
(large stars), Supernova atau ledakan bintang (supernovae), dan Non-alamiah atau buatan
manusia (non-natural).

Big Bang Cosmic Rays Small Stars Large Stars Supernovae


144
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

Unsur-unsur yang terbentuk dari masing-masing proses tersebut ditunjukan oleh gambar sebagai
berikut (Smale, 2005):

Proses terbentuknya unsur-unsur di atas terjadi secara alami (natural), mulai dari yang
pertama yaitu: Dentuman besar (big bang), pada proses ini terbentuk semua materi dan energi di
alam semesta, sebagian besar adalah atom Hidrogen (H) dan atom Helium (He). Kemudian
dilanjutkan dengan proses pelepasan materi yang amat kecil, yang menjadi inti pusat nukleus
dari tiap elemen yang di kenal dengan proses cosmic rays, proses kosmik ini tersebar ke segala
arah pada ruang-ruang kosong antar galaksi dan bintang atau ruang antariksa.
Inti pusat nukleus dari masing-masing unsur terbentuk pada proses big bang, bintang-
bintang dan supernova lalu terjatuh dari luar angkasa dan mencapai ke bumi dalam bentuk
cahaya-cahaya kosmik. Atom Lithium (Li) pada baterei jam misalnya, sebagiannya berasal dari
cahaya-cahaya kosmik. Unsur lain yang terbentuk dalam proses ini yaitu: Berilium (Be) dan
Boron (B). Proses big bang juga membentuk bintang-bintang berukuran kecil (small stars) dan
besar (large stars).
Proses fusi nuklir dalam inti pusat bintang-bintang berukuran kecil seperti matahari,
memicu atom Hidrogen (H) berubah menjadi atom Helium (He), dan lalu memicu atom Helium
(He) berubah menjadi atom Karbon (C) dan atom Nitrogen (N). Unsur-unsur lain yang terbentuk
yaitu: Litium (Li), Niobium (Nb), Molibdenum (Mo), Teknesium (Tc), Rutenium (Ru), Paladium
(Pd), Kadmium (Cd), Indium (In), Timah (Sn), Barium (Ba), Lantanum (La), Hafnium (Hf),
Tantalum (Ta), Wolfram (W), Air Raksa (Hg), Talium (Tl), Timbal (Pb), Bismut (Bi), Serium

145
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

(Ce), Praseodimium (Pr), Neodimium (Nd), Samarium (Sm), Iterbium (Yb). Sedangkan pada
proses fusi nuklir dalam inti pusat bintang-bintang berukuran besar, membentuk elemen-elemen
yang relatif berat dan ringan. Misalnya: atom Kalsium (Ca) pada tulang manusia, atom Oksigen
(O) yang dihirup manusia, atom Silikon (Si) dalam tanah dan atom Belerang (S) pada rambut
manusia. Unsur-unsur lain yang terbentuk yaitu: Neon (Ne), Natrium (Na), Magnesium (Mg),
Aluminium (Al), Fosfor (P), Klor (Cl), Argon (Ar), Kalium (K), Skandium (Sc), Kobalt (Co),
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Galium (Ga), Germanium (Ge), Arsen (As), Selenium (Se), Brom
(Br), Kripton (Kr), Rubidium (Rb), Stronsium (Sr), Itrium (Y), Zirkonium (Zr).
Proses pada saat-saat akhir usia suatu bintang melalui suatu ledakan, biasa kita kenal
dengan proses supernova yang membentuk dan menyebarkan amat banyak elemen-elemen,
misalnya: atom Emas (Au) bagi perhiasan, atom Titanium (Ti) bagi rangka kacamata yang amat
ringan, dan juga atom Besi (Fe) dalam darah. Unsur-unsur lain yang terbentuk yaitu: Boron (B),
Fluor (F), Silikon (Si), Belerang (S), Klor (Cl), Argon (Ar), Kalium (K), Kalsium (Ca),
Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt
(Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Galium (Ga), Germanium (Ge), Arsen (As),
Selenium (Se), Brom (Br), Kripton (Kr), Rubidium (Rb), Stronsium (Sr), Itrium (Y), Zirkonium
(Zr), Niobium (Nb), Molibdenum (Mo), Rutenium (Ru), Rodium (Rd), Paladium (Pd), Perak
(Ag), Kadmium (Cd), Indium (In), Timah (Sn), Antimon (Sb), Telurium (Te), Yodium (I),
Xenon (Xe), Sesium (Cs), Hafnium (Hf), Tantalum (Ta), Wolfram (W), Renium (Re), Osmium
(Os), Iridium (Ir), Platina (Pt), Emas (Au), Air Raksa (Hg), Tallium (Tl), Bismut (Bi), Polonium
(Po), Astatin (At), Radon (Rn), Fransium (Fr), Radium (Ra), Aktinium (Ac), Praseodimium (Pr),
Neodimium (Nd), Samarium (Sm), Europium (Eu), Gadolinium (Gd), Terbium (Tb), Disprosium
(Dy), Holmium (Ho), Erbium (Er), Tulium (Tm), Iterbium (Yb), Lutelium (Lu), Torium (Th),
Protaktinium (Pa), Uranium (U), Neptunium (Np), Plutonium (Pu).
Selain proses-proses pembentukan unsur-unsur kimia secara alami (natural), juga dibuat
unsur-unsur yang non alamiah atau buatan manuasia (non natural), yaitu: Teknesium (Tc),
Rutherfordium (Rf), Dubnium (Db), Seaborgium (Sg), Bh, Hassium (Hs), Meitnerium (Mt),
Prometium (Pm), Amerisium (Am), Kurium (Cm), Berkelium (Bk), Kalifornium (Cf),
Einstenium (Es), Fermium (Fm), Mendelevium (Md), Nobelium (No), Lawrensium (Lr),
Neilsbohrium (Ns), Ununnilium (Uun), Unununium (Uuu), Ununbium (Uub), Ununtrium (Uut),
Ununquadium (Uuq), Ununpentium (Uup), Ununhexsium (Uuh), Ununseptium (Uus),
Ununoktium (Uuo), Neptunium (Np), Plutonium (Pu).

146
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

D. Perkembangan Ilmu Kimia di Dunia Muslim dan Barat


1. Perkembangan Ilmu Kimia di Dunia Muslim
Science lahir pada abad ke- 7 (700-1400 M), dimulai pada
zaman dinasti Umayyah pada saat jatuhnya Gondeshapur Persia
pada tahun 638 M. Faktor yang mempengaruhi kejayaan umat
islam dalam bidang sains yaitu: kesan terbuka, pluralisme, toleran
dan spirit independensi. Pelopor muslim pertama yang berhasil
menemukan alkimia adalah Jabir bin Hayyan (721-815 H), beliau
meluruskan pseudo-sains yang tadinya menggabungkan unsur astrologi, mistisisme dan metafisis
dalam mengungkap suatu fenomena alam, maka diubahnya menjadi “alam adalah bidang yang
teratur dan kontinue, universal dan pasti”. Hal ini jelas tergambarkan dalam QS Al-Anbiyaa:
30. Keyakinan yang di anut pada masa itu adalah Hermertis, dengan contoh “logam kusam
menjadi berkilau”. Tokoh alkimia lainnya yaitu: Ar-Razi atau Rhazes dan Izz Al Din Al Jaldaki.
Beberapa senyawa yang berhasil ditemukan Jabir bin Hayyan yaitu: Asam Sulfat (H2SO4), Asam
Nitrat (HNO3), Aqua Regia (pelarut kuat), Besi (Fe), dan Alkohol. Penemuan lainnya terbukti
setelah 200 tahun kewafatannya, ketika penggalian tanah dilakukan untuk pembuatan jalan,
laboratoriumnya yang telah punah ditemukan, di dalamnya didapati peralatan kimianya yang
hingga kini masih mempesona dan sebatang emas yang cukup berat. Jabir bin Hayyan membuat
instrumen pemotong, peleburan dan pengkristalan. Ia menyempurnakan proses dasar sublimasi,
penguapan, pencairan, kristalisasi, pembuatan kapur, penyulingan, pencelupan, pemurnian,
fixation, amalgamasi, dan oksidasi-reduksi. Ada 200 judul buku karya umat muslim yang
diadopsi oleh orang Eropa, diantaranya: Kitab Al Ushul Al-Kimyai, Kitab Asy-Syam Al-Kamil,
Kitab Al-„Asah, dan Kitab Al-Jami. Masa kejayaannya berakhir hingga abad ke-11, yang
kemudian dilanjutkan perkembangannya di dunia barat.
2. Perkembangan Ilmu Kimia di Dunia Barat
Lahir pada era Renaissance abad ke-16 setelah masa kejayaan
alkimia di dunia muslim, di pelopori oleh Fransisco Bacon (1561-1626).
Untuk mendapatkan pengetahuan yang dikenal dengan metode ilmiah,
Fransisco Bacon mengadopsi eksperimen yang dilakukan Jabir bin
Hayyan, dari sinilah lahir ilmu kimia modern. Selain itu, ia juga
mengadopsi keyakinan hermertis dan memadukannya dengan Filsafat
Phytagoreanisme, Ionianisme, dan Gnostisisme. Empedocles mengatakan bahwa teori yang
digunakan Fransisco Bacon ini memperkenalkan konsep penting mengenai komposisi alam.
Kemudian dikembangkan oleh Aristoteles yang menyatakan bahwa semua materi alam semesta

147
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

terbentuk dari 4 unsur yaitu: tanah, udara, api dan air. Beberapa karya umat muslim yang di
adopsi oleh dunia barat yaitu: Pertama, Kitab Al Ushul Al-Kimyai menjadi Book of the
Compotition of Alchemy terbit di Roma pada tahun 1490 M dan Gebri Arabic Chimia Sive
Traditio Summae Perfectioniset Investigatio Mafisterii yang terbit dalam bahasa latin pada tahun
1668 M. Yang kedua, Kitab Asy-Syam Al-Kamil menjadi Sun of Perfection pada tahun 1678 M,
The Work of Geber pada tahun 1678 M dan Great Arab Alchemist pada tahun 1928 M. Yang
ketiga, Kitab Al-„Asah menjadi The Nerves. Dan yang keempat, Kitab Al-Jami menjadi The
Universal pada tahun 1498-1866 M. Sebenarnya, Alkimia sendiri mulai diperkenalkan di
Spanyol pada abad ke-12 oleh tokoh-tokoh seperti: Adelard dan Gerbert Aurillac. Karya Jabir
bin Hayyan dimodifikasi oleh Robert Grosse Teste (1170-1253) yang disempurnakan oleh Roger
Bacon. Fokus penelitiannya: “batu filosof sebagai simbol pembersihan jiwa”. Dianggap sebagai
ilmu serius (penting) hingga abad ke-18 sampai lahirnya kimia modern. Akhir abad ke-19 kimia
dibagi menjadi beberapa cabang yaitu: kimia organik, anorganik, analitik, kimia nuklir dan kimia
fisik (termodinamika dan elektrokimia).
3. Penyebab Tertinggalnya Sains Islam dengan Sains Eropa
1) Tradisi intelektual muslim dalam bidang sains tidak dibarengi proses rekonsiliasi dengan
unsur agama, sehingga muncul ketimpangan posisi antara pengetahuan agama dan duniawi.
2) Terpisahnya tradisi filsafat dengan tradisi pemikiran keagamaan.
3) Kurangnya dukungan moral dan materil.

E. Pandangan Islam tentang Anjuran Mempelajari Ilmu Kimia


Sering kita bertanya mengapa kita harus belajar kimia (Why we learn chemistry)?, ada
beberapa alasan islam menganjurkan pengikutnya untuk mempelajari kimia, yaitu:
1. Because chemical matter always around us: yaitu karena kimia selalu berada di sekitar kita.
Kalau kita sedikit berpikir bahwa tidak ada benda nyata yang hidup maupun benda nyata yang
mati melainkan semuanya mengandung unsur-unsur kimia. Jadi dapat kita bayangkan pentingnya
mempelajari ilmu kimia.
2. Because for know more almightiness of Allah SWT: karena dengan mempelajari ilmu kimia kita
jadi mengetahui ke Maha Besaran Allah SWT. Menurut Agustinus (354-430): “Akal dan Iman
dapat digunakan untuk memahami Tuhan”. Sesuai dengan firman Allah yang berbunyi:

148
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

Artinya: "Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an dan As-
Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi Al-Hikmah itu, ia
benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah
yang dapat mengambil pelajaran." (QS Al-Baqarah:269)
3. Because chemistry is knowledge: karena ilmu kimia merupakan ilmu pengetahuan, dimana Allah
SWT menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, sesuai dengan firman-
Nya yang berbunyi:

Artinya: "Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam


majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Mujaadilah: 11).

149
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

BAB III
PENUTUP

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Alkimia sebenarnya sudah ada sejak alam
semesta ini terbentuk, yang dibuktikan dengan teori big bang dan Al-qur’an, dimana unsur kimia
yang pertama kali terbentuk adalah Hidrogen (H) dan Helium (He). Kalaupun kita mengikuti
perkembangan sejarah, ilmuwan islam lah yang banyak memberikan kontribusi terhadap
perkembangan metode ilmiah (scientific methode), hal itu dibuktikan oleh banyaknya karya-
karya pemikir islam yang di adopsi oleh ilmuwan barat hingga lahir lah ilmu kimia modern,
seperti: kimia organik, anorganik, analitik, kimia nuklir dan kimia fisik (termodinamika &
elektrokimia). Adapun yang menjadi alasan islam menganjurkan untuk belajar ilmu kimia ada
tiga hal, yaitu: pertama, karena kimia selalu berada di sekitar kita; kedua, dengan mempelajari
ilmu kimia kita jadi mengetahui ke Maha Besaran Allah SWT; dan ketiga, ilmu kimia
merupakan ilmu pengetahuan, dimana Allah SWT menjanjikan akan mengangkat derajat orang-
orang yang berilmu.

150
Islam & Sains : Upaya Pengintegrasian Islam dan Ilmu Pengetahuan di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya

Dalmeri dan Setiadi, Asep. (2008). Perkembangan Ilmu Kimia di Dunia Muslim (Menggali Sains
Islam Tepat Guna). Jurnal Ilmiah Faktor Exacta, Vol. 1 No. 2.

http://www.ldoceonline.com/dictionary/science

Koento, Wibisono S. (1996). Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Auguste Comte.
Cet. ke-2. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

LaRocco, Chris and Rothstein, Blair. The Big Bang: It sure was Big!!. [Online]. Tersedia:
http://www.umich.edu/~gs265/bigbang.htm. [11 November 2012]

Smale, Karen. (2005). What is Your Cosmic Connection to the Elements?. [Online]. Tersedia:
http://www.nasa.gov/pdf/190389main_Cosmic_Elements_Poster_Back.pdf. [21 Oktober 2012]

Wollack, Edward J. (2011). Tests of Big Bang: The Light Elements. [Online]. Tersedia:
http://www.wmap.gsfc.nasa.gov. [09 November 2012]

151

You might also like