Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara akan individu, karena pendidikan sangat
menjadi nyata apabila didukung berkaitan dengan kelangsungan
dengan sumber daya manusia yang hidup manusia, selain itu pendidikan
berkualitas. Salah satu hal yang dapat diharapkan mampu membentuk
mendukung terciptanya sumber daya sumber daya manusia yang terampil
manusia yang berkualitas adalah kreatif dan inovatif.
melalui pendidikan. Pendidikan Berdasarkan hasil observasi
merupakan salah satu hal terpenting yang telah dilakukan oleh peneliti di
dan mendasar bagi kehidupan kelas XI IPS 1 miliki beberapa
permasalahan. Permasalahan yang keaktifan siswa dalam diskusi
dihadapi tersebut berdampak cukup kelompok diharapakan dapat
serius pada hasil pembelajaran meningkatkan hasil belajar siswa.
sosiologi khususnya ranah kognitif Hasil dari refleksi antara
siswa yang masih tergolong rendah. peneliti dan guru model
Pernyataan tersebut dibuktikan dari pembelajaran kooperatif yang
hasil tes pra tindakan yang telah relevan untuk meningkatkan hasil
dilaksanakan, bahwa dari 36 siswa pembelajaran Sosiologi di kelas XI
sebanyak 21 siswa nilainya belum IPS 1 adalah model pembelajaran
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Minimal (KKM) yang ditentukan (TSTS). Melalui model pembelajaran
yaitu 75,00, sedangkan rata-rata hasil kooperatif tipe Two Stay Two Stray
belajar yang di dapatkan oleh kelas diharapkan siswa akan berani
XI IPS 1 pada tes pra tindakan mengungkapkan pendapatnya dalam
adalah 64,53. kelompoknya sendiri, kemudian
Berdasarkan identifikasi dalam kelompok lain. Sejalan dengan
masalah tersebut, peneliti dan guru hal tersebut, Anita Lie (2008:61)
melakukan refleksi mengenai juga mengungkapkan bahwa, “Dalam
berbagai permasalahan di kelas untuk struktur Two Stay Two Stray
memperbaiki proses pembelajaran memberi kesempatan kepada
dan mencari solusi untuk kelompok untuk membagikan hasil
memecahkan permasalahan- dan informasi dengan kelompok
permasalahan diatas. Perlu adanya lain”.
perubahan dalam proses B. Tujuan Penelitian
pembelajaran untuk mengubah penelitian ini bertujuan untuk
suasana kelas menjadi lebih interaktif “Perbaikan proses pembelajaran
dan komunikatif. Dengan sosiologi untuk meningkatkan hasil
menerapkan pembelajaran kooperatif belajar siswa melalui penerapan
dapat membuat siswa menjadi aktif model pembelajaran kooperatif tipe
dan kreatif dalam proses Two Stay Two Stray (TSTS) pada
pembelajaran. Dengan melibatkan
siswa kelas XI IPS1 SMA N 1 tindakan kelas merupakan sebuah
Mojolaban tahun ajaran 2015/2016 penelitian yang dilakukan didalam
C. Kajian Pustaka kelas yang melibatkan guru dan
a. Hakikat Penelitian Tindakan peserta didik selama proses
Kelas (PTK) pembelajaran berlangsung melalui
observasi kelas terlebih dahulu,
Menurut Hopkins (Basrowi,
kemudian mengidentifikasi
2008:26) Penelitian Tindakan Kelas
permasalahan yang terjadi dikelas
merupakan suatu jenis penelitian
yang bertujuan untuk melakukan
tindakan yang bersifat praktis, hal ini
evaluasi pada siswa diberbagai aspek
dikarenakan penelitian ini
pembelajaran. Penelitian tindakan
menyangkut serangkain kegiatan
kelas dilakukan agar dapat
yang dilakukan oleh guru sehari-hari.
meningkatkan kualitas dan mutu
Permasalahan yang menjadi
pembelajaran sehingga mampu
perhatian dalam penelitian ini adalah
meningkatkan hasil belajar siswa.
masalah-masalah yang dihadapi guru
b. Hakikat Belajar dan
dalam profesinya.
Pembelajaran
Sedangkan menurut Elliott
(Kunandar, 2008: 43)“Penelitian Belajar merupakan suatu hal
tindakan sebagai kajian dari sebuah yang penting bagi manusia, Dengan
situasi sosial dengan kemungkinan adanya proses belajar akan
tindakan untuk memperbaiki kualitas menjadikan perubahan tingkah laku,
situasi sosial tersebut”. Dari definisi sikap, pola pikir, dan sebagainya
tersebut apabila dikaitkan dengan pada diri seseorang. Banyak
konteks pendidikan, mengandung arti pengertian tentang arti belajar itu
bahwa PTK adalah sebuah bentuk sendiri , adapun pengertian belajar
kegiatan refleksi yang dilakukan oleh menurut beberapa ahli.
para pelaku pendidikan dalam suatu Menurut Muhibbin
situasi kependidikan untuk (2005:92)“Belajar dapat dipahami
memperbaiki situasi pendidikan. sebagai tahapan perubahan seluruh
Berdasarkan pendapat para ahli dapat tingkah laku individu yang relatif
disimpulkan bahwa penelitian menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan seseorang. Dengan adanya perubahan
yang melibatkan proses kognitif”. tersebut, diharapkan akan
Dari penjelasan tersebut diketahui memberikan hasil belajar yang baik.
bahwa pengalaman dan interaksi Menurut Dimyati (2009:3)“Hasil
dengan lingkungan yang dilakukan belajar merupakan hasil dari suatu
oleh seorang individu dimana interaksi tindak belajar dan tindak
didalamnya melibatkan proses mengajar. Dari sisi guru, tindak
kognitif dapat merubah tingkah mengajar diakhiri dengan proses
lakunya. Tahapan perubahan tingkah evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,
laku tersebut disebut belajar. hasil belajar merupakan berakhirnya
Sedangkan Pembelajaran puncak penggal dan puncak proses
menurut Surya (Isjoni,2012:72) belajar”. Dari pernyataan tersebut
“Pembelajaran merupakan suatu dapat disimpulkan bahwa hasil
proses perubahan yang dilakukan belajar merupakan perubahan yang
individu untuk memperoleh suatu dialami peserta didik dalam proses
perubahan perilaku yang baru secara pembelajaran melalui kegiatan
keseluruhan, sebagai hasil dan belajar yang ditunjukkan melalui tes.
pengalaman individu itu sendiri
d. Pembelajaran Sosiologi di
dalam interaksi dengan
Sekolah Menengah Atas (SMA)
lingkungannya”. Dari definisi
tersebut diketahui bahwa belajar Kurikulum yang digunakan di
merupakan proses perubahan dari SMA Negeri 1 Mojolaban pada
seluruh tingkah laku individu yang tahun pelajaran 2015/2016 adalah
diperoleh dari hasil pengalaman Kurikulum KTSP. Pengembangan
berdasar interaksinya dengan Kurikulum Tingkat Satuan
lingkungan. Pendidikan (KTSP) yang beragam
c. Hasil Belajar mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk menjamin
Hasil belajar merupakan
pencapaian tujuan pendidikan
suatu proses yang diakibatkan oleh
nasional. Standar nasional
aktivitas atau proses yang
pendidikan terdiri atas standar isi,
menyebabkan perubahan input diri
proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, Model pembelajaran kooperatif
pengelolaan, pembiayaan dan mengandung pengertian bekerja
penilaian pendidikan. Dua dari sama dalam mencapai tujuan
kedelapan standar nasional bersama. Dalam kegiatan kooperatif,
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi siswa secara individual mencari hasil
(SI) dan Standar Kompetensi yang menguntungkan bagi seluruh
Lulusan (SKL) merupakan acuan anggota kelompoknya. Pengertian
utama bagi satuan pendidikan dalam model pembelajaran kooperatif
mengembangkan kurikulum. menurut beberapa ahli, Menurut
Pembelajaran sosiologi Nurulhayati (Rusman,
merupakan cabang ilmu pengetahuan 2011:203)“Pembelajaran kooperatif
sosial yang perlu diberikan disekolah adalah model pembelajaran yang
sesuai dengan kurikulum yang melibatkan partisipasi siswa dalam
berlaku. Mata pelajaran Sosiologi suatu kelompok kecil untuk saling
merupakan pelajaran yang dianggap berinteraksi”. Dari penjelasan
mudah oleh siswa karena tersebut dapat peneliti jabarkan
mempelajari tentang masyarakat bahwa dalam sistem belajar
disekelilingnya, sehingga sebagian kooperatif, siswa belajar bekerja
siswa meremehkan mata pelajaran samadengan anggota lainnya untuk
sosiologi. Objek belajar mata saling berinteraksi. Dalam model
pelajaran Sosiologi adalah pembelajaran ini siswa memiki dua
lingkungan masyarakat dimana tanggung jawab, yaitu mereka belajar
mereka tinggal dan berinteraksi antar untuk dirinya sendiri dan membantu
sesama. Hal ini penting dipelajari semua anggota kelompok untuk
untuk jenjang SMA khususnya belajar.
jurusan IPS, cakupan materi yang Menurut Slavin (2009:4)
perlu dituangkan pada mata pelajaran “pembelajaran kooperatif merujuk
sosiologi tertera pada Permendikbud pada berbagai macam metode
No. 23 Tahun 2006. pengajaran di mana para siswa
e. Model Pembelajaran TSTS bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil untuk saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari berkelompok dan salingn membantu
materi pelajaran”. Dari uraian antar anggota kelompoknya maupun
tersebut dikemukakan bahwa dalam bekerja sama dengan anggota
model pembelajaran kooperatif kelompok yang lain, membuat
diharapkan setiap siswa mampu kesimpulan (diskusi) dan
membantu masing-masing anggota mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya dan mendiskusikannya kelompok kepada kelompok “tamu”
serta saling berargumentasi untuk juga didepan kelas.
mengasah pengetahuan agar tidak METODE PENELITIAN
terjadi kesenjangan pengetahuan dan
Pendekatan penelitian ini
pemahaman masing-masing siswa.
adalah dengan menggunakan
Model-model pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas dimana
kooperatif mempunyai banyak tipe
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan
yang berbeda pada struktur tugas dan
untuk memperbaiki proses
pelaksanaannya. Salah satu teknik
pembelajaran yang dirasa kurang
dalam pembelajaran kooperatif
memuaskan, dengan
adalah teknik TSTS (Dua tinggal
mengidentifikasi permasalahan yang
Dua Tamu) yang dikembangkan oleh
terjadi dan menemukan jalan keluar
Spencer pada tahun 1992. Teknik ini
atau penyelesaiannya. Teknik
dapat digunakan dalam semua mata
pengumpulan data yang digunakan
pelajaran dan untuk semua tingkatan
yaitu dengan observasi dan tes
usia anak didik. Teknik Dua Tinggal
sebagai teknik utama, sedangkan
Dua Tamu memberi kesempatan
teknik pendukungnya menggunakan
kepada kelompok untuk saling
dokumentasi dan wawancara.
membagikan informasi dengan
Teknik analisis data dalam
kelompok lain.
penelitian ini adalah teknik analisis
Melalui pebelajaran TSTS,
data secara kualitatif dan kuantitatif.
siswa dikondisikan agar aktif yaitu
Teknik analisis data kualitatif dengan
dengan memecahkan maslah,
cara menganalisis data berkaitan
mengungkapkan pendapat, dan
dengan pembelajaran dari siklus I
memahami suatu materi secara
sampai siklus II penerapan model
pembelajaran Two Stay Two Stray 76,72 dan terjadi peningkatan pada
(TSTS) di kelas XI IPS1 SMA siklus II dengan rata-rata kelas
Negeri 1 Mojolaban. Sedangkan menjadi 82,56. Jika digambarkan
pada teknik kuantitatif dengan cara melalui grafik, maka hasil belajar
membandingkan mengenai hasil siswa tiap siklus dapat dilihat pada
belajar siswa yang diperoleh pada grafik dibawah ini :
evaluasi setiap siklus yang disajikan
Perbandingan Rata-rata Hasil
dalam bentuk tabel, data, dan Belajar Siswa Tiap Siklus
100.00
persentase. Hal ini dilakukan untuk
80.00 82.56
mendapatkan data yang digunakan 76.72
60.00 64.53
untuk perbaikan dalam siklus
berikutnya. Untuk menjabarkan data 40.00
Pra Siklus 1 Siklus 2
kuantitatif peneliti menggunakan Tindakan