Professional Documents
Culture Documents
1 Januari‐ Juni 2010: 7‐10
Research Report
Cervical burn out pada proyeksi bisecting
(Cervical burn out on bisecting projection)
ABSTRACT
Background: Radiographic plays an important role in making diagnostic and decission about treatment planning. In order
to support that role, clinician needs to make a radiographic with precise technique. Many mistakes appear in radiographic, such
as cervical burn out and match-band, usually misinterpreted as caries. Purpose: the purpose of this study was evaluate the
phenomena of cervical burn out in bisecting and bitewing technique. Methods: samples were collected from 20 patients with no
caries at canine and premolar. Radiograph were taken twice from each patient using bitewing and bisecting techniques. Samples
for control were taken from 2 patients with caries on their canine and premolar. Result: The phenomena of cervical burn out was
found in 5,6% at distal canine in radiograph sample taken using bisecting technique. In radiograph sample taken using bitewing
technique, this phenomena occurred only 0,5% of all samples. Conclusion: The incidence of cervical burn out was more often
found in bisecting technique due to the angle between the cone and the axis of the teeth. Because of the density difference of the
enamel and dentin.
Korespondensi (correspondence): Emilda Dwi Astuti, Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Koservasi Gigi,
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. E-mail: emilda.dwiastuti@gmail.com
7
Dentomaxillofacial Radiology Dental Journal Vol. 1 No. 1 Januari‐ Juni 2010: 7‐10
bitewing yaitu proyeksi kesejajaran yang sedikit yang bersangkutan dengan jarak antar pupil kedua
dimodifikasi dengan sudut antara bidang vertikal mata penderita. 1
dengan konus sebesar 0-10 derajat. Keuntungan Cervical burn out sering disebut cervical
proyeksi bitewing adalah bahwa dengan 1 film dapat translucency merupakan bentukan seperti pita
dipakai untuk memeriksa gigi pada rahang atas radioulusen disekitar leher gigi dan lebih terlihat pada
maupun rahang bawah sekaligus tetapi bagian tepi proksimal. Cervical burn out merupakan
apikalnya terpotong.1 gambaran artefak yang disebabkan berkurangnya
Faktor yang perlu diperhatikan dalam area pada servikal disebabkan karena pengambilan
pembuatan radiografik bitewing seperti penderita sinar X yang salah.4 Cervical burn out sering terlihat
duduk dengan posisi kepala yang benar yakni bidang disekitar leher gigi, biasanya warnanya sangat
oklusal sejajar lantai dan bidang sagital tegak lurus kontras karena pada bagian apikal gigi ditutupi oleh
lantai, film diletakkan dalam mulut disebelah lingual tulang dan menjadi lebih radiopak dan pada daerah
mahkota gigi rahang atas maupun bawah pada gigi oklusal gigi juga ditutupi oleh enamel yang juga
yang akan dikehendaki dan sejajar dengan sumbu radiopak.5
panjang gigi, kemudian gigi-gigi rahang atas maupun Faktor yang mempengaruhi terjadinya cervical
bawah dioklusikan secara perlahan-lahan.3 Kelebihan burn out adalah hasil sinar X yang melewati objek
proyeksi bitewing adalah sangat ekonomis karena sehingga menghasilkan gambaran radiografik dengan
jumlah film yang dipakai untuk pemotretan gigi beberapa densitas yang berbeda. Sebuah objek yang
lengkap rahang atas dan rahang bawah hanya lebih tipis dari sisi lain akan menghasilkan area
membutuhkan 6 film, lebih efisien karena waktu radiolusen yang lebih besar pada sisi yang lebih kecil.
yang dibutuhkan hanya sedikit untuk memfoto Area radiolusen akan menjadi tajam/nyata pada
seluruh rahang atas dan rahang bawah dibandingkan daerah segitiga di servikal. Objek yang ovoid pada
dengan foto intra oral lainnya, gambaran yang beberapa akar gigi akan terlihat radiolusen pada
dihasilkan tidak tumpang tindih, efek radiasi kecil. bagian tepi dan radiopak pada bagian tengah. Sinar X
Kekurangan dari proyeksi bitewing adalah tidak akan berbentuk oblique pada bagian proksimal
dapat digunakan pada daerah yang agak luas, tidak sehingga bentuknya menjadi konkaf dan radiolusen
dapat digunakan pada penderita trismus, tidak dapat meninggi pada daerah tepi servikal.6
menampakkan daerah apikal gigi.3 Perbedaan karies akar dengan cervical burn out
Proyeksi bisecting merupakan proyeksi teknik adalah pada tepi servikal akar akan lebih diffuse dan
garis bagi. Pada pembuatannya apabila menguasai terlihat gambaran radiopak yang melingkar, kadang
tekniknya dengan baik maka panjang gigi dalam ada bentukan triangular secara bertahap menjadi
radiografik akan mendekati kebenaran, tetapi bila kurang nyata kearah pusat gigi, dengan batas enamel
kurang tepat tekniknya maka menimbulkan banyak cusp dan batas bawah adalah tulang alveolar
problem seperti distorsi gambar.1 Dengan teknik ini sedangkan karies akar akan terlihat radiolusen yang
sudut dibentuk dari panjang gigi, teknik ini sama jelas dikarenakan adanya substansi gigi yang hilang.
dengan radiografik bicuspid dimana letak film ini Bayangan radiolusen pada Cervical burn out yang
diletakkan didalam mulut sama dengan sinar. Pada sering terjadi pada servikal gigi ini disebabkan oleh
posisi vertical sinar X sama dengan radiografik karena kepadatan enamel dan dentin yang berbeda,
bicuspid walaupun sudut yang dihasilkan relatif sama pada servikal gigi yang hanya terdapat dentin saja
dengan bidang oklusal plane, sedangkan pada posisi sehingga kepadatannya kurang dibandingkan dengan
horizontal sinar X dapat dirubah posisinya menjadi mahkota, sedangkan pada akar gigi karena adanya
parallel untuk melihat bukal dari gigi M3.3 Apabila dentin dan tulang yang mengelilingi gigi tersebut.2
ada suatu sudut, dibuat garis bagi dan pada salah satu Cervical burn out merupakan sebuah ilusi
kakinya dibuat satu titik, maka dari titik tersebut radiografi berupa gambaran radiopak. Muncul
dibuat garis yang tegak lurus dengan garis bagi sebagai daerah radiolusen atau pita antara 2 area
tersebut sehingga terjadi segitiga sama kaki. Untuk radiopak yang mencolok untuk contohnya area antara
menentukan bidang bagi gigi depan antara sumbu mahkota dan bagian akar yang tertutup pada resorbsi
gigi dengan film sebagai pegangan adalah cusp dari tulang alveolar dibawah sinar X. Cervical burn out
gigi yang bersangkutan dihubungkan dengan pupil juga dihasilkan dari konfigurasi, kontur tajam pada
mata dari sisi lain, sedangkan untuk menentukkan cemento enamel junction, dan terpapar faktor lain
bidang bagi gigi belakang atas sebagai pegangan misalnya peripheral burn out. Burn out pada paparan
adalah garis yang menghubungkan cusp bukal gigi yang berlebihan biasanya disebut peripheral burn
out. Cervical burn out tidak harus terdapat pada
8
Dentomaxillofacial Radiology Dental Journal Vol. 1 No. 1 Januari‐ Juni 2010: 7‐10
setiap gigi, gigi dengan karies akar ataupun daerah atas yang tidak didapatkan karies, sedangkan untuk
proksimal dibawah restorasi klas 2. Biasanya karies kontrolnya diambil 2 orang sampel yang terdapat
akar terjadi ketika daerah marginal hilang dari posisi karies pada bagian proksimal difoto dengan
normal sehingga pada gambaran radiografi menggunakan proyeksi bitewing dan periapikal
didapatkan gambaran radiolusen pada daerah bisecting.
cemento enamel junction. Cervical burn out sering Pengamatan radiografik diamati 3 orang yaitu 2
dikacaukan dengan karies akar maupun karies dosen pembimbing dan 1 peneliti. Dari satu regio
proksimal. Pada kenyataan diklinik harus dicek untuk didapatkan 6 data pengukuran yaitu sisi mesial
mengetahui perbedaan antara karies dengan Caninus, distal Caninus, mesial Premolar 1, distal
fenomena yang dihasilkan pada radiografik. Premolar 1, mesial Premolar 2, distal Premolar 2.
Radiografik kedua dibutuhkan untuk membuat Dari seorang penderita didapatkan 12 sampel
diagnosa yang tepat dibuat dengan perbedaan pengukuran (2x6 sisi), jadi 20 orang penderita
angulasi X-ray dan dirubah posisinya untuk melihat didapatkan 240 sampel pengukuran (12x20 sampel).
perbedaannya.7 Setelah mendapatkan hasil pengamatan dimasukkan
Secara umum timbulnya karies dikarenakan tabel kemudian diuji dengan chi square.
oleh beberapa faktor yaitu bahan makanan jenis Cara kerja yaitu dengan mengambil secara acak
karbohidrat yang difermentasikan, ensim yang dari pasien yang dating ke klinik Radiologi FKG
dihasilkan mikroorganisme rongga mulut, komposisi Unair yang pada gigi caninus dan premolar RA tidak
fisika dan kimiawi dari permukaan gigi. Berdasarkan didapatkan karies, difoto 2 kali dengan menggunakan
macamnya karies ada karies oklusal yang berada proyeksi periapikal bisecting dan proyeksi bitewing,
pada oklusal dari mahkota gigi, karies interproksimal jika hasil dari foto didapatkan gambaran cervical
yang berada diantara dua gigi yang berdekatan, karies burn out maka di beri tanda + jika gambaran cervical
lingual/ labial yang berada pada sisi labial dari burn out tidak terlihat maka diberi tanda – setelah itu
mahkota , karies akar yang berada pada akar dari gigi dimasukkan kedalam tabel, hasil data tersebut
tersebut. Pada karies gigi biasanya terjadi proses kemudian dianalisa dengan menggunakan chi square
pengapuran dimana proses tersebut dapat dilihat dengan α 0,05. Untuk kontrolnya maka diambil 2
secara radiografik. Karies gigi telah lama dikenal orang pasien yang pada Caninus dan Premolar
sebagai penyebab penting kehilangan gigi. Lesi didapatkan karies, kemudian dilakukan foto dengan
primer dari karies gigi yang dimulai dari permukaan
menggunakan proyeksi bisecting maupun bitewing.
gigi dapat diamati/ dilihat secara laboratoris dengan
adanya hilangnya mineral dan enamel sampai
HASIL
permukaan pada daerah enamel yang ditandai dengan Dari 40 buah hasil foto sinar X periapikal yang
white spot. diamati dari 20 orang penderita dan 2 kontrol gigi
Deteksi radiografik pada karies tergantung pada yang ada karies yang digunakan sebagai pembanding
banyaknya mineral gigi yang hilang sehingga terjadi
maka didapatkan bahwa pada proyeksi periapikal
perubahan kepadatan gigi dan dapat dideteksi dengan bisecting nilai rata-rata regio distal C memiliki nilai
foto sinar X Dapat dideteksi dengan menggunakan
rata-rata paling besar yaitu 13,6 (5,6%), pada mesial
foto sinar X maka diperlukan demineralisasi dari gigi C 9,6 (4%), mesial P1 8,6 (3,5%), distal P1 4,6 (2%),
sebesar kurang lebih 40%. Gambaran radiografik distal P2 2,6 (1,1%) dan mesial P2 1 (0,4%).
pada karies proksimal yaitu adanya bintik radiolusen
Pengamatan gambaran cervical burn out pada
diatas permukaan luar gigi, adanya gambaran proyeksi bisecting yang paling sering tampak yaitu
radiolusen berbentuk segitiga dengan dasar luas pada distal C. sedangkan pada proyeksi bitewing
mulai permukaan gigi, gambaran radiolusen yang didapatkan hasil nilai rata-rata yang paling besar pada
telah mencapai dentino enamel junction.8 mesial P1 yaitu 2,3 (0,9%), dan mesial C 0, distal C
1,3 (0,5%), distal P1 1,3 (0,5%) , mesial P2 0,3
BAHAN DAN METODE. (0,1%), distal P2 0. Maka dapat diketahui bahwa
Penelitian ini diambil dari pasien yang datang pada proyeksi bitewing jarang/hampir tidak pernah
ke klinik radiologi dental fakultas kedokteran gigi dijumpai adanya gambaran cervical burn out. Hal
Universitas Airlangga sebanyak 20 orang untuk
tersebut dikarenakan arah sinar tegak lurus dengan
dilakukan foto periapikal bisecting dan bitewing. film, sehingga bayangan yang sering terlihat karena
Waktu pengambilan 3 bulan. Sampel diambil secara angulasi proyeksi tidak tampak.
acak dari penderita yang datang ke klinik radiologi
FKG Unair pada gigi caninus dan premolar rahang
9
Dentomaxillofacial Radiology Dental Journal Vol. 1 No. 1 Januari‐ Juni 2010: 7‐10
10