Professional Documents
Culture Documents
191 387 1 SM
191 387 1 SM
2
p-ISSN: 1693-5683; e-ISSN: 2527-7146
Abstract: Sweet potato cultivar Cilembu, kind of ‘rancing’ from Cilembu Village, Sumedang, West Java
has really sweet taste due to the high content of reducing sugar. The amount of reducing sugar needs to be
proven scientifically. The study aimed to compare Somogyi-Nelson method and Anthrone-Sulfate method
in order to determine reducing sugar level in Cilembu sweet potato. Cilembu sweet potato must be stored
in freezer at 15°C for 2 weeks before used as the sample. Analytical method validation was performed for
the two methods. The determination results between two methods were compared. The amount of reduction
sugar (glucose) from Cilembu sweet potato determined by Somogyi-Nelson method was 3.42%, the value
of %recovery was 99.8%, LOD = 0.00167 (mg/mL), LOQ = 0.00557 (mg/mL), and value of RSD was
3.7%. While the average amount of reduction sugar determined by Anthrone-Sulfate method was 14.9%,
the value of %recovery was 74.7%, LOD = 0.0198 (mg/mL), LOQ = 0.066 (mg/mL), and value of RSD =
8.6%. The Somogyi-Nelson method was more recommended for the analysis of the reducing sugar in
Cilembu sweet potato compared with Anthrone-Sulfate method.
berwarna ungu, maka sampel positif mengandung di atas waterbath dengan suhu 100oC selama 12
gula (Poedjiadi, 2009). menit, tunggu hingga OT yang diperoleh
sebelumnya, baca absorbansi rentang panjang
Uji Benedict gelombang 580 – 680 nm.
Satu mL larutan sampel hasil ekstraksi Penentuan kurva baku dilakukan dengan
ditambahkan reagen Benedict, gojok. Kemudian menambahkan 1,0 mL larutan standar glukosa
larutan didihkan dengan menggunakan api kecil konsentrasi 0 (lar. blanko); 0,02; 0,04; 0,06; 0,08;
dan dinginkan perlahan-lahan. Hasil akhir yaitu 0,1; 0,12 (mg/mL) dengan 5 mL pereaksi anthrone
terbentuk endapan merah bata jika sampel di dalam lemari asam. Kemudian tutup tabung dan
mengandung gula pereduksi (Poedjiadi, 2009). gojok larutan agar tercampur rata. Larutan
kemudian dipanaskan di atas waterbath dengan
Uji Barfoed suhu 100oC selama 12 menit, setelah itu
Satu mL larutan sampel hasil ekstraksi didinginkan dan ditunggu hingga OT yang didapat
ditambahkan pereaksi Barfoed campur dengan sebelumnya. Kemudian larutan dibaca
baik. Larutan didihkan dengan api kecil, sereapannya di spektrofotometer visible pada
perhatikan endapan merah yang terbentuk dan panjang gelombang maks yang didapat (623,8
catat waktu pembentukannya (Poedjiadi, 2009). nm).
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Penetapan Kadar Glukosa Ubi Cilembu dengan
Larutan ekstrak dan larutan pembanding metode Antrone-Sulfat. (Anonim, 1999)
(standar Glukosa, Fruktosa, Sukrosa, Laktosa, Penetapan kadar glukosa dalam ubi Cilembu
galaktosa pada konsentrasi 0,2 mg/mL) masing- dilakukan dengan menambahkan 1 mL larutan
masing ditotolkan menggunakan pipa kapiler pada ekstrak sampel konsentrasi 0,2 mg/mL dengan 5
fase diam, plat silika gel G. Selanjutnya dielusi mL pereaksi anthrone di dalam lemari asam.
menggunakan fase gerak etil asetat-isopropanol- Kemudian tutup tabung dan gojok larutan agar
air-piridin (26:14:10:2, v/v). Setelah elusi selesai, tercampur rata. Larutan kemudian dipanaskan di
plat disemprot dengan aniline-difenilamin dan atas waterbath dengan suhu 100oC selama 12
dimasukkan ke dalam oven suhu 55oC selama 5 menit, setelah itu didinginkan dan ditunggu hingga
menit untuk membuat noda menjadi tampak. OT yang didapat sebelumnya. Kemudian larutan
dibaca absorbansinya di spektrofotometer visible
Uji Kuantitatif (Anthrone-Sulfat) pada panjang gelombang maks yang didapat
Penentuan OT, λ maks, dan kurva baku Standar (623,8 nm).
(Anonim, 1999)
Penentuan OT dilakukan dengan Uji Kuantitatif (Somogyi-Nelson)
menambahkan 1,0 mL larutan standar glukosa Penentuan OT, λ maks, dan kurva baku Standar
konsentrasi 0,06 mg/mL) dengan 5 mL pereaksi (Nelson, 1944)
anthrone di dalam lemari asam. Kemudian tutup Penentuan OT dilakukan dengan
tabung dan gojok larutan agar tercampur rata. menambahkan 1 mL larutan standar glukosa
Larutan kemudian dipanaskan di atas waterbath konsentrasi 0,04 mg/mL dengan 1,0 mL reagen Cu
dengan suhu 100oC selama 12 menit, yang dibaca alkalis (Campuran reagen Nelson A dan B).
pada lamda 630 nm selama 1 jam. Kemudian larutan digojok dan larutan dipanaskan
Penentuan panjang gelombang absorbansi di atas waterbath dengan suhu 100oC selama 20
maksimum dilakukan dengan menambahkan 1 mL menit. Kemudian larutan digojok dan larutan
larutan standar glukosa konsentrasi 0,06 mg/mL dipanaskan kembali di atas waterbath dengan suhu
dengan 5 mL pereaksi anthrone di dalam lemari 100oC selama 10 menit. Larutan ditambah NaOH
asam. Kemudian tutup tabung dan gojok larutan 1N sebanyak ±4mL sampai pH larutan 7-8. Baca
agar tercampur rata. Larutan kemudian dipanaskan absorbansi pada lamda 740nm selama 1 jam.
0,02 mg/mL konsentrasi standar serta campuran kesimpulan bahwa simplisia memenuhi syarat
keduanya. mutu secara fisika dan kimia.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Kualitatif Gula pereduksi dalam Ubi
Determinasi Tanaman Cilembu
Tanaman ubi Cilembu yang digunakan pada Uji kualitatif ini bertujuan untuk membuktikan
penelitian ini berasal dari desa Citali, Sumedang, ada tidaknya gula pereduksi (khususnya glukosa)
Jawa Barat. Identifikasi tanaman dilakukan untuk pada sampel ubi Cilembu, serta mengetahui gula
menghindari kesalahan dalam pengambilan apa saja yang terdapat didalam ekstrak ubi
tanaman serta memastikan dan mendapatkan Cilembu. Uji yang dilakukan meliputi uji Molisch,
kebenaran identitas dari tanaman yang diteliti uji Barfoed, uji Benedict, dan KLT menggunakan
yaitu ubi jalar (Ipomea batatas L.) Cilembu jenis sampel berupa ekstrak cair ubi Cilembu. Pada
Rancing. Identifikasi terhadap tanaman dilakukan Tabel II ditampilkan hasil dari uji-uji kualitatif.
di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Hasil uji KLT tersaji pada Gambar 1.
Ilmu Pengatahuan Alam Universitas Ahmad Didapatkan nilai Rf masing-masing standar,
Dahlan Yogyakarta. Hasil identifikasi menunjukan yaitu glukosa 0,288, fruktosa 0,325, Laktosa
bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian 0,088, sukrosa 0,163, dan galaktosa 0,255. Hasil
ini adalah benar ubi jalar (Ipomea batatas L.) elusi dari ketiga sampel terlihat adanya kandungan
Cilembu jenis Rancing. dari glukosa, sukrosa, galaktosa dan fruktosa,
namun tidak untuk laktosa. Hal ini didukung oleh
Standarisasi Simplisia nilai Rf dari sampel yang sama dan hampir
Standarisasi simplisia dilakukan untuk mendekati nilainya dengan Rf standar.
menjamin mutu simplisia yang akan digunakan Berdasarkan hasil uji kualitatif yang dilakukan
dalam penelitian kali ini. Standarisasi yang dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel ubi
dilakukan pada penelitian ini meliputi 5 uji yaitu, Cilembu secara umum mengandung gula
uji organoleptis, uji kadar abu total, uji kadar air, pereduksi golongan monosakarida. Dan secara
dan uji susut pengeringan. Hasil parameter mutu khusus ubi Cilembu mengandung glukosa dan
bisa dilihat pada Tabel I. Hasil standarisasi gula-gula lain. Hasil ini menunjukkan bahwa
simplisia yang didapat memenuhi semua ekstraksi sampel yang dilakukan belum cukup
persyaratan mutu simplisia, sehingga dapat ditarik spesifik dalam menyari glukosa saja.
Tabel I. Hasil Parameter Mutu Simplisia
Parameter Komponen Mutu Tepung Ubi Persyaratan
Rasa Anyep Anyep
Bau Khas Tepung (Normal) normal
Fisika Warna Putih Kekuningan Putih kekuningan
Bentuk Serbuk Serbuk
Kehalusan (Lolos ayakan no 80.) Sangat Halus (97%) Min. 90%
Abu Total (%) 3,92 ± 0,658 < 4,71%
Kimia Kadar Air (%v/b) 7,72 ± 2,889 < 10%
Susut Pengeringan (%) 7,47 ± 3,603 < 10%
metode Somogyi-Nelson dengan metode Anthrone- disampel. Gula akan bereaksi dengan reagen
Sulfat. Berikut ditampilkan hasil penetapan kadar Anthrone dalam kondisi asam yang akan
metode Somogyi-Nelson dengan metode Anthrone- membentuk warna biru-kehijauan. Sampel akan
Sulfat pada Tabel III. Dari perhitungan dengan bercampur dengan asam sulfat dan reagen
metode Somogyi-Nelson didapatkan nilai kadar Anthrone dengan bantuan pemanasan. Larutan
glukosa ubi Cilembu yaitu 3,42 ± 0,127 (% b/b). kemudian didinginkan dan dibaca pada absorbansi
Berdasarkan kadar yang didapat, pada 5 gram 630 nm. Ada hubungan linier antara absorbansi
simplisia yang gunakan dalam ekstraksi terdapat yang terbaca dengan jumlah gula yang ada di
glukosa sebanyak 0,1798 gram. dalam sampelnya. Metode ini akan menetukan
Dari perhitungan didapatkan kadar glukosa ubi gula pereduksi dan gula non pereduksi karena
Cilembu dengan metode Anthrone-Sulfat yaitu adanya H2SO4 sebagai oksidator yang sangat kuat
14,99 ± 1,29 (%b/v). Berdasarkan kadar yang (Dreywood, 1946). Jadi dalam hasil
didapat, pada 5 gram simplisia yang digunakan dimungkinkan yang terbaca bukan hanya glukosa,
dalam ekstraksi terdapat glukosa sebanyak 0,7497 tapi juga gula-gula lain yang ada didalam ekstrak
gram. sampel, seperti sukrosa. Dreywood (1946)
melakukan uji spesifisitas dari reaksi dan
Tabel III. Tabel Perhitungan Perbandingan Kadar Gula membuat daftar 18 jenis karbohidrat, termasuk
Pereduksi Bedasarkan Metode Somogyi-Nelson dan Anthrone beberapa turunan selulosa, yang memberikan hasil
Rep. Kadar (%) positif.
Anthrone- Lain halnya dengan metode Somogyi-Nelson,
Somogyi-Nelson sulfat dimana reaksi yang terjadi antara reagen cu alkalis
1 3,24 16,33 (Cu2+) spesifik dengan gula pereduksi menjadi
2 3,31 14,74 Cu+ (endapan merah bata) kemudian ketika
3 3,39 15,63 ditambahkan arsenomolibdat endapan tersebut
akan larut dan membentuk kompleks
4 3,37 15,80 V VI 7-
[AsMo4 Mo8 O40] berwarna biru kehijauan
5 3,46 13,33
(Cu+ diubah kembali menjadi Cu2+). Oleh sebab
6 3,59 13,15 itu, gula – gula lain non pereduksi yang ada
7 3,55 15,98 didalam sampel tidak akan mempengaruhi reaksi
Rata-rata 3,42 14,99 yang terjadi. (Kautsar, 2011). Intensitas warna
SD 0,127 1,29 yang terbentuk menunjukkan banyaknya gula
pereduksi yang terdapat dalam contoh, hal
CV 3,73 8,63
tersebut karena konsentrasi arsenomolibdat yang
tereduksi sebanding dengan konsentrasi tembaga
Berdasar Tabel III terlihat perbedaan yang
(1) oksida (Cu2O), sedangkan konsentrasi Cu2O
sangat jauh, lebih besar kadar yang diperoleh
sebanding dengan konsentrasi gula pereduksi
dengan metode anthrone dari pada kadar dengan
(Nelson, 1944). Pada teknik spektrofotometri ini,
metode Somogyi-Nelson. Terjadinya peredaan
analisis dari sejumlah mono- dan disakarida hanya
yang signifikan dikarenakan metode Anthrone-
dapat menggambarkan kadar gula pereduksi (Hart
Sulfat merupakan metode untuk menguji kadar
and Fischer, 1972).
gula total, dimana reaksi furfuralasi antara asam
kuat tidak hanya terjadi atau bereaksi dengan gula
Analisis Data Perbandingan Metode (Uji
pereduksi saja namun juga dengan gula-gula non
Validasi)
pereduksi.. Metode Anthrone-Sulfat merupakan
Perbandingan metode dilakukan dengan
salah satu contoh metode kolorimetri untuk
melakukan uji validasi terhadap 2 metode yang
menetapkan konsentrasi dari gula total yang ada
akan dibandingkan, yaitu metode Somogyi-
Nelson dengan metode Anthrone-Sulfat. Dimana pereduksi ubi Cilembu dibandingkan metode
uji validasi yang dilakukan meliputi 5 uji, yaitu uji Anthrone-Sulfat.
kepekaan, uji ketepatan, uji ketelitian, liniertias dan
selektivitas. Pada Tabel IV. akan ditampilkan hasil KESIMPULAN
perbandingan uji validasi metode Somogyi-Nelson Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dengan metode Anthrone-Sulfat. dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: Kadar Gula pereduksi pada ubi Cilembu
Tabel IV. Perbandingan Hasil Uji Validasi Metode dengan metode Somogyi-Nelson adalah 3,42% ±
Somogyi- Anthrone- 0,123. Hasil validasi metode didapatkan berturut-
Uji Validasi
Nelson Sulfat
turut nilai recovery = 99,8%, LOD = 1,67×10-3
LOD (mg/mL) 0,00167 0,01980
LOQ (mg/mL) 0,00557 0,06600 (mg/mL), LOQ = 5,57×10-3 (mg/mL), nilai RSD
%Recovery (%) 90,285 ± 16,1 74,677 ± 8,98 = 3,7%. Kadar Gula pereduksi pada ubi Cilembu
RSD (%) 3,7 8,6 dengan metode Anthrone-Sulfat adalah 14,9% ±
Slope (b) 1,9378 0,5661 1,253. Hasil validasi metode didapatkan berturut-
Selektivitas turut nilai recovery = 74,7%, LOD = 1,98×10-2
Kurang
(Terhadap Gula Selektif
Pereduksi)
Selektif (mg/mL), LOQ = 6,6×10-2 (mg/mL), nilai RSD =
8,6%. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa metode Somogyi-Nelson lebih disarankan
Pada Tabel IV. dapat dilihat hasil uji kepekaan digunakan untuk menganalisa gula pereduksi
menunjukkan bahwa metode Somogyi-Nelson karena nilai Recovery, LOD LOQ dan nilai
memiliki memiliki kepekaan yang lebih tinggi RSDnya lebih baik dibanding dengan metode
dibandingkan metode Anthrone-Sulfat, terlihat dari Anthrone-Sulfat.
nilai LOD LOQ Somogyi-Nelson berturut-turut
1,67×10-3 dan 5,57×10-3 lebih kecil nilainya DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan nilai LOD LOQ Anthrone-Sulfat Anonim, 1999. Official Methods of Analysis of
yaitu 1,98×10-2 dan 6,6×10-2.. Hal ini diperkuat Association Of Analytical Communities
dengan nilai slope untuk metode Somogyi-Nelson International 16th ed, Gaithersburg.
(1,9378) lebih besar dari pada slope pada metode Anonim, 2008. Farmakope Herbal Indonesia,
Anthrone-sulfat (0,5661) Hasil uji ketelitian Edisi I. Departemen Kesehatan Republik
menunjukkan metode Somogyi-Nelson lebih teliti, Indonesia, Jakarta, 4-6, 168-171,
terlihat dari nilai RSD metode Somogyi-Nelson Ambarsari., Indrie, S., and Choliq A., 2009.
yang jauh lebih baik karena 3,7% < 5% dengan Rekomendasi Dalam Penetapan Standar Mutu
metode Anthrone-Sulfat (8,73% > 5%). Hasil uji Tepung Ubi Jalar. Balai Pengkajian
ketepatan metode Somogyi-Nelson memenuhi Teknologi Pertanian (BPTP), Jawa Tengah.
persyaratan farmakope (> 90%) dan nilainya lebih Dreywood, R., 1946. Qualitative test for
besar dibanding metode Anthrone-Sulfat yang carbohydrate material. Journal Industrial &
menunjukkan ketepatan metode Somogyi-Nelson Engineering Chemistry Analytical Edition, 18,
lebih baik. Untuk linieritas dan selektivitas metode 499-499.
Somogyi-Nelson juga lebih baik. Hart, A.M.L., and Fischer, H.J., 1972. Modern
Dari hasil yang didapat, metode Somogyi- Food Analysis. Journal Springler Verlag.
Nelson memiliki keunggulan dalam semua uji Koehler, L.H., 1952. Differentiation of
validasi yang dilakukan dibanding metode carbohydrates by anthrone reaction rate and
Anthrone-Sulfat, sehingga bisa ditarik kesimpulan color intensity. Journal Analytical Chemistry,
bahwa metode Somogyi-Nelson lebih disarankan 24, 1576-1579.
untuk digunakan dalam penetapan kadar gula Mayastuti, A., 2002. Pengaruh Penyimpanan dan
Pemanggangan Terhadap Kandungan Zat Gizi
dan Daya Terima Ubi Jalar (Ipomea batatas Poedjiadi, A., and Supriyanti, F.M.T., 2009. Dasar
(L.) Lam) Cilembu. Skripsi, Fakultas Gizi - Dasar Biokimia. Penerbit UI Press, Jakarta,
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, 39-42.
Institute Pertanian Bogor, Bogor. Zhang, D.P., Wheatley, Z., Corke, C.C., and
Nelson, N., 1944. A photometric adaptation of the Harold, 2002. Biochemical changes during
Somogyi method for the determination of storage of sweet potato roots differing in dry
glucose. Journal Biol. Chem, 153(2), 375-379. matter content. Postharvest Biology and
Technology, 24 (3), 317-325.