Professional Documents
Culture Documents
1
Mega S. J. Warongan
2
P. S. Anindita
3
Christy N. Mintjelungan
1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
3
Program Studi Pendidikan Dokter GigiFakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: waronganmega@gmail.com
Abstrak: Kebutuhan akan perawatan ortodontik pada masa kini semakin meningkat, baik di
Indonesia maupun negara-negara lain. Alat ortodontik cekat merupakan alat ortodontik yang
dicekatkan pada gigi geligi dan memiliki bentuk yang rumit, sehingga mempermudah
melekatnya plak lebih lama dan dapat meningkatkan berbagai resiko penyakit mulut. Cara
terbaik untuk mencegah hal tersebut yaitu dengan melakukan kontrol plak, salah satunya
dengan menggunakan obat kumur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan indeks
plak penggunaan obat kumur beralkohol dan non alkohol pada pengguna alat ortodontik cekat.
Peneltian ini merupakan penelitian eksperimentaldengan rancangan pretest posttest control
group design. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Gigi Universitas Sam Ratulangi angkatan 2011 dan 2012 yang menggunakan alat ortodontik
cekat dengan sampel 34 mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Metode
pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji
independent T-test antara obat kumur beralkohol dan obat kumur non alkohol menunjukkan
tidak terdapat perbedaan bermakna indeks plak penggunaan obat kumur beralkohol dan non
alkohol pada pengguna alat ortodontik cekat dengan nilai p sebesar 0,172 (p>0,05).
Kata kunci :alat ortodontik cekat, obat kumur beralkohol, obat kumur non alkohol, indeks
plak.
527
Warongan, Anindita, Mintjelungan: Perbedaan indeks plak...
diperiksa menjadi lima bagian yaitu area Tabel 3. Distribusi kategori indeks plak pada
sepertiga gingival, area sepertiga tengah, responden sebelum dan sesudah menggunakan
area sepertiga insisal atau oklusal, area obat kumur beralkohol
distal dan area mesial. Penilaian indeks
plak didapatkan dengan cara memberikan Sebelum Sesudah
Kategori Perlakuan Perlakuan
skor nol apabila tidak terdapat adanya plak
n % n %
dan pemberian skor satu jika terdapat plak.
Sangat Baik 0 0 0 0
Jumlah total skor plak seluruh permukaan Baik 5 29,41 10 58,82
gigi yang diperiksa dibagi dengan jumlah Sedang 12 70,59 7 41,18
gigi yang diperiksa.7 Data diolah Buruk 0 0 0 0
menggunakan tabel dan program computer Total 17 100 17 100
serta dianalisis dengan menggunakan uji
dependent T-test dan independent T-test. Tabel 4. Distribusi indeks plak pada responden
sebelum dan sesudah menggunakan obat kumur
HASIL PENELITIAN non alkohol
Karakteristik responden dalam
penelitian ini meliputi: Sebelum Sesudah
Kategori Perlakuan Perlakuan
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian n % n %
berdasarkan jenis kelamin Sangat Baik 0 0 0 0
Baik 2 11,77 8 47,06
Jenis Kelamin n % Sedang 14 82,35 9 52,94
Laki-Laki 10 29,41 Buruk 1 5,88 0 0
Perempuan 24 70,59 Total 17 100 17 100
Total 34 100
Usia (Tahun) n %
20 4 11,77
21 20 58,82
22 8 23,53
23 2 5,88
Total 34 100
Tabel 5. Rerata indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur beralkohol dan non
alkohol.
529
Warongan, Anindita, Mintjelungan: Perbedaan indeks plak...
Selisih
Berkumur n Rerata sig.
Rerata
Sebelum 17 2,362
0,577 0,000
Sesudah 17 1,785
Tabel 8.Uji independent T-test antara pengguna alat ortodontik cekat yang menggunakan obat
kumur beralkohol dan non alkohol
Selisih
Obat Kumur n Rerata Sig. 0,00
Rerata
Alkohol 17 0,708 0,131 0,172 0
Non Alkohol 17 0,577 (p<0,
05).
BAHASAN Hasil penelitian ini sesuai dengan
Berdasarkan hasil uji dependent T-test penelitian Sari tahun 2014 di Banjarmasin
pada pengguna obat kumur beralkohol yang menggunakan obat kumur bebas
(Tabel 7) menunjukkan adanya perbedaan alkohol yang mengandung cetylpiridinium
yang signifikan antara jumlah rata-rata chloride menunjukkan adanya penurunan
sebelum berkumur (2,216) dan sesudah plak setelah berkumur.11 Penurunan
berkumur (1,508) dengan obat kumur akumulasi plak dipengaruhi oleh
beralkohol serta diperoleh nilai p sebesar penggunaan obat kumur non alkohol
0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini sesuai Cetylpyridinium chloride (CPC) merupakan
dengan penelitian Nareswari tahun 2010 di antimikrobial yang berspektrum luas dan
Surakarta yang menggunakan obat kumur bersifat bakterisid yang mirip dengan CHX,
chlorhexidine beralkohol menunjukkan efektif terhadap bakteri gram positif
adanya penurunan jumlah koloni bakteri seperti Streptococcus mutans. CPC
yang ada di dalam rongga mulut termasuk mempunyai efek bakterisid dengan
bakteri pembentuk plak setelah mengganggu fungsi membran bakteri pada
menggunakan obat kumur.8 Chlorhexidine sitoplasma dan gangguan metabolisme
(CHX) efektif terhadap bakteri gram bakteri yang menyebabkan terhambatnya
negatif dan bakteri gram positif seperti pertumbuhan sel dan akhirnya menyebab-
Streptococcus mutans. Essential oil yang kan kematian pada sel. Penurunan populasi
digunakan dalam penelitian ini memiliki bakteri pada plak tersebut yang dapat
karakteristik hampir sama dengan CHX. menurunkan indeks plak.12
Essential oil memiliki efek antibakteri, anti Berdasarkan hasil uji independent T-
jamur, dan antiseptik yang dapat test pada responden yang menggunakan
mengurangi plak karena kandungan aktif di obat kumur beralkohol dan obat kumur non
dalamnya seperti methyl salicylate, thymol, alkohol (Tabel 9) menunjukkan tidak ada
eucalyptol.9 Penambahan alkohol berguna perbedaan bermakna indeks plak setelah
sebagai antiseptik, memperpanjang masa berkumur menggunakan obat kumur
simpan obat kumur, mencegah pencemaran beralkohol dan non alkohol pada pengguna
mikroorganisme dan pelarut.10 alat ortodontik cekat dengan nilai p sebesar
Berdasarkan hasil uji dependent T-test 0,172 (p>0.05). Tidak adanya perbedaan
pada pengguna obat kumur non alkohol disebabkan responden pada penelitian ini
(Tabel 8) menunjukkan adanya perbedaan menggunakan alat ortodontik cekat yang
yang signifikan antara jumlah rata-rata mengakibatkan terjadinya akumulasi plak,
sebelum berkumur (2,362) dan sesudah yang dapat meningkatkan jumlah dari
berkumur (1,785) dengan obat kumur non mikroba dan perubahan komposisi dari
alkohol serta diperoleh nilai p sebesar mikrobial karena komponen ortodontik
530
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015
cekat yang rumit menyebabkan bakteri mengubah dinding sel bakteri. Berkumur
lebih mudah berkembang biak dan dengan menggunakan bahan aktif ini dapat
bakteri dapat melekat leluasa ditempat mereduksi plak dan gingivitis secara
tersembunyi pada alat-alat tersebut.13,14 signifikan.18,19
Keadaan tersebut membuat kinerja dari Obat kumur essential oil (EO)
obat kumur yang mengandung alkohol digunakan selama bertahun-tahun dalam
maupun yang non alkohol sama karena pencegahan dan pengobatan penyakit
penggunaan obat kumur dalam kontrol periodontal. Efektifitas obat kumur EO
plak sehari-hari ditujukan hanya sebagai dalam mengendalikan plak ditunjukkan
tambahan dalam penyingkiran plak.10 Hasil dalam banyak uji klinis, baik jangka
penelitian ini didukung oleh penelitian panjang dan jangka pendek. Obat kumur
Borrajo tahun 2002 di Spanyol yang essential oil yang membunuh
menunjukkan obat kumur chlorhexidine mikroorganisme dengan menghancurkan
non alkohol dengan yang mengandung dinding sel dan menghambat aktifitas
alkohol memperlihatkan hasil bahwa enzimatik. Selanjutnya, senyawa fenolik
keduanya sama-sama efektif dalam seperti essential oil diketahui mengganggu
mengontrol jumlah bakteri.15 proses inflamasi. Tindakan antibakteri
Penelitian ini menggunakan obat sangat efektif untuk kemampuan obat
kumur essential oil beralkohol dan non kumur dengan essential oil untuk
alkohol pada pengguna ortodontik cekat. menembus biofilm.4
Obat kumur essential oil memiliki Kandungan alkohol dalam obat
komposisi dengan kandungan zat aktif yang kumur menyebabkan individu-individu
bersifat antibakteri, antijamur dan tertentu tidak dapat menggunakan obat
antiseptik, diantaranya methyl salicylate, kumur yang mengandung alkohol, seperti
thymol, dan eucalyptol. Methyl salicylate anak-anak, ibu hamil atau menyusui,
merupakan ester organik yang secara alami pecandu alkohol, pasien-pasien yang
diproduksi dari berbagai tumbuhan. zat menggunakan metronidazole dan pasien
aktif ini dapat digunakan sebagai analgesik dengan xerostomia.20 Kandungan alkohol
untuk mengurangi nyeri otot, antiseptik dan yang terdapat dalam obat kumur juga
pengharum.16 Methyl salicylate sebagai dapat meningkatkan risiko kanker rongga
antiseptik karena agresi zat aktif ini mulut, terutama bila pemakaian terus-
terhadap mikroba bakteri yang tidak diikuti menerus.21 Penggunaan alkohol dalam obat
dengan pengrusakan jaringan sekitarnya kumur, memiliki dampak pada permukaan
serta menghambat pertumbuhan membran restorasi komposit dan peran yang mungkin
bakteri sehingga tidak dapat berkem- terjadi dalam pembentukan kanker
bang.17,18 oropharyngeal.4 Kebanyakan obat kumur
Thymol merupakan senyawa kristal mengandung alkohol, yang berfungsi
putih aromatik yang berasal dari thyme oil sebagai pengawet dan bahan semi-aktif.
atau dibuat secara sintetis dan digunakan Obat kumur non alkohol memiliki
sebagai antiseptik, antijamur, antibakteri, efektifitas hampir sama dengan obat kumur
dan bahan pengawet. Thymol memiliki efek beralkohol dalam menurunkan plak, namun
antimikroba mulai dari menginduksi memiliki efek samping lebih kecil dari obat
kerentanan pada pathogen yang resisten kumur beralkohol.
terhadap obat sampai antioksidan kuat.
Penggunaan thymol pada obat kumur dapat SIMPULAN
mereduksi plak dan gingivitis.18 1. Tidak terdapat perbedaan indeks plak
Eucalyptol adalah larutan tidak antara berkumur obat kumur beralkohol
berwarna yang berasal dari eucalyptus dan dan obat kumur non alkohol pada
memiliki aroma yang segar dan dingin. pengguna alat ortodontik cekat.
Eucalyptol merupakan bahan aktif dengan 2. Terdapat perbedaan indeks plak
efek sebagai antibakteri yang dapat penggunaan obat kumur beralkohol
531
Warongan, Anindita, Mintjelungan: Perbedaan indeks plak...
532
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015
533