You are on page 1of 7

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

PERBEDAAN INDEKS PLAK PENGGUNAAN OBAT KUMUR


BERALKOHOL DAN NON ALKOHOL PADA PENGGUNA
ALAT ORTODONTIK CEKAT

1
Mega S. J. Warongan
2
P. S. Anindita
3
Christy N. Mintjelungan

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
3
Program Studi Pendidikan Dokter GigiFakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Email: waronganmega@gmail.com

Abstract: The need fororthodontic treatment at present is increasing, both in Indonesia


andother countries. Fixed orthodontic appliance is an orthodontic appliance that is bonded to
the teeth and have intricate shapes that facilitate the attachment of plaque longer and can
increase the risk of various diseases of the mouth.The best way to prevent that is to do a
plaque control, one of them is to use the mouthwash. The purpose of this research was to
determine whether there were differences of plaque index in the use of alcohol-containing
mouthwash and alcohol free mouthwash towards fixed orthodontic users.This research is an
experimental study with a pretestposttest control group design. The population was Dentistry
of Sam Ratulangi University students batch 2011and 2012 who use fixed orthodontic
appliance. Samples were 34 students who were divided into two treatment groups. The
sampling method used is total sampling.The results of this research based on independent T-
test between alcohol-containing mouthwash and alcohol free mouthwash shows that there is
no significant differences in plaque index between alcohol-containing mouthwash and alcohol
free mouthwash on the fixed orthodontic users with a p value of0.172(p>0.05).
Keywords: fixed orthodontic appliance, alcohol-containing mouthwash, alcohol free
mouthwash, plaque index

Abstrak: Kebutuhan akan perawatan ortodontik pada masa kini semakin meningkat, baik di
Indonesia maupun negara-negara lain. Alat ortodontik cekat merupakan alat ortodontik yang
dicekatkan pada gigi geligi dan memiliki bentuk yang rumit, sehingga mempermudah
melekatnya plak lebih lama dan dapat meningkatkan berbagai resiko penyakit mulut. Cara
terbaik untuk mencegah hal tersebut yaitu dengan melakukan kontrol plak, salah satunya
dengan menggunakan obat kumur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan indeks
plak penggunaan obat kumur beralkohol dan non alkohol pada pengguna alat ortodontik cekat.
Peneltian ini merupakan penelitian eksperimentaldengan rancangan pretest posttest control
group design. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter
Gigi Universitas Sam Ratulangi angkatan 2011 dan 2012 yang menggunakan alat ortodontik
cekat dengan sampel 34 mahasiswa yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan. Metode
pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Hasil penelitian berdasarkan uji
independent T-test antara obat kumur beralkohol dan obat kumur non alkohol menunjukkan
tidak terdapat perbedaan bermakna indeks plak penggunaan obat kumur beralkohol dan non
alkohol pada pengguna alat ortodontik cekat dengan nilai p sebesar 0,172 (p>0,05).
Kata kunci :alat ortodontik cekat, obat kumur beralkohol, obat kumur non alkohol, indeks
plak.

527
Warongan, Anindita, Mintjelungan: Perbedaan indeks plak...

Tuntutan dan kebutuhan akan perawatan memiliki kelebihan maupun kekurangan.


ortodontik pada masa kini semakin Saat ini banyak pasien serta masyarakat
meningkat, baik di Indonesia maupun berjuang memilih produk yang paling
negara-negara lain. Hal ini dikarenakan sesuai dengan kebutuhan mereka.6
munculnya kesadaran pada setiap orang Mahasiswa Program Studi Pendidikan
mengenai kebutuhan mereka baik Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi
kebutuhan untuk kesehatan, estetik maupun (PSPDG UNSRAT) saat ini banyak yang
gaya hidup.1 menggunakan alat ortodontik cekat.
Alat-alat ortodontik cekat yang Penulis tertarik untuk melakukan
digunakan dalam rongga mulut memiliki penelitian dengan mengambil sampel
bentuk yang rumit, seperti bracket, hook, mahasiswa PSPDG UNSRAT karena
band, cleat, arch wire, elastic, dan lain- dinilai memiliki pengetahuan yang sama
lain menyebabkan bakteri lebih mudah dalam menjaga kesehatan serta kebersihan
berkembang biak, bakteri dapat melekat gigi dan mulut. Dengan melihat latar
leluasa ditempat tersembunyi pada alat-alat belakang yang ada, penulis tertarik untuk
tersebut.2,3 Bakteri yang melekat pada gigi meneliti perbedaan indeks plak
mengakibatkan terjadinya plak dan plak penggunaan obat kumur alkohol dan non
yang tidak dibersihkan akan meningkatkan alkohol pada pengguna alat ortodontik
kerentanan terhadap karies dan infeksi cekat.
periodontal. Plak yang tidak dibersihkan Penelitian ini bertujuan untuk
akan menyebabkan oral hygiene buruk mengetahui perbedaan indeks plak
yang dapat menimbulkan berbagai resiko penggunaan obat kumur beralkohol dan
penyakit mulut dan mengurangi non alkohol pada pengguna alat ortodontik
keberhasilan perawatan ortodontik. cekat.
Diperkirakan diantara 5 - 10% pasien
pengguna alat ortodontik cekat BAHAN DAN METODE PENELITIAN
perawatannya tidak berhasil karena oral Penelitian ini merupakan penelitian
hygiene yang buruk sehingga sangatlah eksperimental dengan pretest-posttest
penting untuk menjaga dan meningkatkan control group design dan dilakukan di
kebersihan mulut.4 Kampus Program Studi Pendidikan Dokter
Kontrol plak sehari-hari umumnya Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
dilakukan dengan cara mekanis melalui Ratulangi Manado. Teknik pengambilan
penyikatan gigi dan pembersihan sampel dalam penelitian ini menggunakan
interdental dengan benang gigi (flossing). teknik total sampling. Sampel penelitian
Kontrol plak juga dapat dilakukan dengan ialah mahasiswa Program Studi Pendidikan
penggunaan obat kumur namun hanya Dokter Gigi angkatan 2011-2012 yang
sebagai tambahan dalam penyingkiran plak menggunakan ortodontik cekat ≥ 1 bulan
dan bukan sebagai pengganti menyikat gigi yang berjumlah 34 mahasiswa yang dibagi
dan flossing yang teratur.5,6 Obat kumur dalam dua kelompok perlakuan.
merupakan salah satu media kontrol plak Instrumen penelitian yang digunakan
yang mudah didapat dan praktis untuk yaitu formulir Patient Hygiene
digunakan. Obat kumur menjadi kebutuhan Performance (PHP) Index. Gigi yang
bagi semua orang karena diyakini dapat diperiksa dengan menggunakan indeks
mencegah pembentukan plak gigi dan PHP yaitu permukaan labial gigi I1 kanan
gingivitis baik secara mekanik maupun atas, permukaan labial gigi I1 kiri bawah,
khemis. Berkumur dengan obat kumur juga permukaan bukal gigi M1 kanan atas,
dapat mencapai lebih banyak permukaan permukaan bukal gigi M1 kiri atas,
gigi dan rongga mulut. Obat kumur yang permukaan lingual gigi M1 kanan bawah
beredar di masyarakat secara komersial dan permukaan lingual gigi M1 kiri bawah.7
terdiri dari obat kumur beralkohol dan yang Pengukuran indeks plak dilakukan
tidak mengandung alkohol. Masing-masing dengan cara membagi permukaan gigi yang
528
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

diperiksa menjadi lima bagian yaitu area Tabel 3. Distribusi kategori indeks plak pada
sepertiga gingival, area sepertiga tengah, responden sebelum dan sesudah menggunakan
area sepertiga insisal atau oklusal, area obat kumur beralkohol
distal dan area mesial. Penilaian indeks
plak didapatkan dengan cara memberikan Sebelum Sesudah
Kategori Perlakuan Perlakuan
skor nol apabila tidak terdapat adanya plak
n % n %
dan pemberian skor satu jika terdapat plak.
Sangat Baik 0 0 0 0
Jumlah total skor plak seluruh permukaan Baik 5 29,41 10 58,82
gigi yang diperiksa dibagi dengan jumlah Sedang 12 70,59 7 41,18
gigi yang diperiksa.7 Data diolah Buruk 0 0 0 0
menggunakan tabel dan program computer Total 17 100 17 100
serta dianalisis dengan menggunakan uji
dependent T-test dan independent T-test. Tabel 4. Distribusi indeks plak pada responden
sebelum dan sesudah menggunakan obat kumur
HASIL PENELITIAN non alkohol
Karakteristik responden dalam
penelitian ini meliputi: Sebelum Sesudah
Kategori Perlakuan Perlakuan
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian n % n %
berdasarkan jenis kelamin Sangat Baik 0 0 0 0
Baik 2 11,77 8 47,06
Jenis Kelamin n % Sedang 14 82,35 9 52,94
Laki-Laki 10 29,41 Buruk 1 5,88 0 0
Perempuan 24 70,59 Total 17 100 17 100
Total 34 100

Tabel 2. Distribusi responden penelitian


berdasarkan usia

Usia (Tahun) n %
20 4 11,77
21 20 58,82
22 8 23,53
23 2 5,88
Total 34 100

Tabel 5. Rerata indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur beralkohol dan non
alkohol.

Kelompok Sebelum Setelah Selisih


n
Perlakuan Rerata Kategori Rerata Kategori Rerata
Obat Kumur
17 2,216 Sedang 1,508 Baik 0,708
Beralkohol
Obat Kumur Non
17 2,362 Sedang 1,785 Sedang 0,577
Alkohol

Tabel 6.Uji dependent T-test obat kumur beralkohol


Selisih
Berkumur n Rerata sig.
Rerata
Sebelum 17 2,216
0,708 0,000
Sesudah 17 1,508

529
Warongan, Anindita, Mintjelungan: Perbedaan indeks plak...

Tabel 7.Uji dependent T-test obat kumur non alkohol

Selisih
Berkumur n Rerata sig.
Rerata
Sebelum 17 2,362
0,577 0,000
Sesudah 17 1,785

Tabel 8.Uji independent T-test antara pengguna alat ortodontik cekat yang menggunakan obat
kumur beralkohol dan non alkohol

Selisih
Obat Kumur n Rerata Sig. 0,00
Rerata
Alkohol 17 0,708 0,131 0,172 0
Non Alkohol 17 0,577 (p<0,
05).
BAHASAN Hasil penelitian ini sesuai dengan
Berdasarkan hasil uji dependent T-test penelitian Sari tahun 2014 di Banjarmasin
pada pengguna obat kumur beralkohol yang menggunakan obat kumur bebas
(Tabel 7) menunjukkan adanya perbedaan alkohol yang mengandung cetylpiridinium
yang signifikan antara jumlah rata-rata chloride menunjukkan adanya penurunan
sebelum berkumur (2,216) dan sesudah plak setelah berkumur.11 Penurunan
berkumur (1,508) dengan obat kumur akumulasi plak dipengaruhi oleh
beralkohol serta diperoleh nilai p sebesar penggunaan obat kumur non alkohol
0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini sesuai Cetylpyridinium chloride (CPC) merupakan
dengan penelitian Nareswari tahun 2010 di antimikrobial yang berspektrum luas dan
Surakarta yang menggunakan obat kumur bersifat bakterisid yang mirip dengan CHX,
chlorhexidine beralkohol menunjukkan efektif terhadap bakteri gram positif
adanya penurunan jumlah koloni bakteri seperti Streptococcus mutans. CPC
yang ada di dalam rongga mulut termasuk mempunyai efek bakterisid dengan
bakteri pembentuk plak setelah mengganggu fungsi membran bakteri pada
menggunakan obat kumur.8 Chlorhexidine sitoplasma dan gangguan metabolisme
(CHX) efektif terhadap bakteri gram bakteri yang menyebabkan terhambatnya
negatif dan bakteri gram positif seperti pertumbuhan sel dan akhirnya menyebab-
Streptococcus mutans. Essential oil yang kan kematian pada sel. Penurunan populasi
digunakan dalam penelitian ini memiliki bakteri pada plak tersebut yang dapat
karakteristik hampir sama dengan CHX. menurunkan indeks plak.12
Essential oil memiliki efek antibakteri, anti Berdasarkan hasil uji independent T-
jamur, dan antiseptik yang dapat test pada responden yang menggunakan
mengurangi plak karena kandungan aktif di obat kumur beralkohol dan obat kumur non
dalamnya seperti methyl salicylate, thymol, alkohol (Tabel 9) menunjukkan tidak ada
eucalyptol.9 Penambahan alkohol berguna perbedaan bermakna indeks plak setelah
sebagai antiseptik, memperpanjang masa berkumur menggunakan obat kumur
simpan obat kumur, mencegah pencemaran beralkohol dan non alkohol pada pengguna
mikroorganisme dan pelarut.10 alat ortodontik cekat dengan nilai p sebesar
Berdasarkan hasil uji dependent T-test 0,172 (p>0.05). Tidak adanya perbedaan
pada pengguna obat kumur non alkohol disebabkan responden pada penelitian ini
(Tabel 8) menunjukkan adanya perbedaan menggunakan alat ortodontik cekat yang
yang signifikan antara jumlah rata-rata mengakibatkan terjadinya akumulasi plak,
sebelum berkumur (2,362) dan sesudah yang dapat meningkatkan jumlah dari
berkumur (1,785) dengan obat kumur non mikroba dan perubahan komposisi dari
alkohol serta diperoleh nilai p sebesar mikrobial karena komponen ortodontik
530
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

cekat yang rumit menyebabkan bakteri mengubah dinding sel bakteri. Berkumur
lebih mudah berkembang biak dan dengan menggunakan bahan aktif ini dapat
bakteri dapat melekat leluasa ditempat mereduksi plak dan gingivitis secara
tersembunyi pada alat-alat tersebut.13,14 signifikan.18,19
Keadaan tersebut membuat kinerja dari Obat kumur essential oil (EO)
obat kumur yang mengandung alkohol digunakan selama bertahun-tahun dalam
maupun yang non alkohol sama karena pencegahan dan pengobatan penyakit
penggunaan obat kumur dalam kontrol periodontal. Efektifitas obat kumur EO
plak sehari-hari ditujukan hanya sebagai dalam mengendalikan plak ditunjukkan
tambahan dalam penyingkiran plak.10 Hasil dalam banyak uji klinis, baik jangka
penelitian ini didukung oleh penelitian panjang dan jangka pendek. Obat kumur
Borrajo tahun 2002 di Spanyol yang essential oil yang membunuh
menunjukkan obat kumur chlorhexidine mikroorganisme dengan menghancurkan
non alkohol dengan yang mengandung dinding sel dan menghambat aktifitas
alkohol memperlihatkan hasil bahwa enzimatik. Selanjutnya, senyawa fenolik
keduanya sama-sama efektif dalam seperti essential oil diketahui mengganggu
mengontrol jumlah bakteri.15 proses inflamasi. Tindakan antibakteri
Penelitian ini menggunakan obat sangat efektif untuk kemampuan obat
kumur essential oil beralkohol dan non kumur dengan essential oil untuk
alkohol pada pengguna ortodontik cekat. menembus biofilm.4
Obat kumur essential oil memiliki Kandungan alkohol dalam obat
komposisi dengan kandungan zat aktif yang kumur menyebabkan individu-individu
bersifat antibakteri, antijamur dan tertentu tidak dapat menggunakan obat
antiseptik, diantaranya methyl salicylate, kumur yang mengandung alkohol, seperti
thymol, dan eucalyptol. Methyl salicylate anak-anak, ibu hamil atau menyusui,
merupakan ester organik yang secara alami pecandu alkohol, pasien-pasien yang
diproduksi dari berbagai tumbuhan. zat menggunakan metronidazole dan pasien
aktif ini dapat digunakan sebagai analgesik dengan xerostomia.20 Kandungan alkohol
untuk mengurangi nyeri otot, antiseptik dan yang terdapat dalam obat kumur juga
pengharum.16 Methyl salicylate sebagai dapat meningkatkan risiko kanker rongga
antiseptik karena agresi zat aktif ini mulut, terutama bila pemakaian terus-
terhadap mikroba bakteri yang tidak diikuti menerus.21 Penggunaan alkohol dalam obat
dengan pengrusakan jaringan sekitarnya kumur, memiliki dampak pada permukaan
serta menghambat pertumbuhan membran restorasi komposit dan peran yang mungkin
bakteri sehingga tidak dapat berkem- terjadi dalam pembentukan kanker
bang.17,18 oropharyngeal.4 Kebanyakan obat kumur
Thymol merupakan senyawa kristal mengandung alkohol, yang berfungsi
putih aromatik yang berasal dari thyme oil sebagai pengawet dan bahan semi-aktif.
atau dibuat secara sintetis dan digunakan Obat kumur non alkohol memiliki
sebagai antiseptik, antijamur, antibakteri, efektifitas hampir sama dengan obat kumur
dan bahan pengawet. Thymol memiliki efek beralkohol dalam menurunkan plak, namun
antimikroba mulai dari menginduksi memiliki efek samping lebih kecil dari obat
kerentanan pada pathogen yang resisten kumur beralkohol.
terhadap obat sampai antioksidan kuat.
Penggunaan thymol pada obat kumur dapat SIMPULAN
mereduksi plak dan gingivitis.18 1. Tidak terdapat perbedaan indeks plak
Eucalyptol adalah larutan tidak antara berkumur obat kumur beralkohol
berwarna yang berasal dari eucalyptus dan dan obat kumur non alkohol pada
memiliki aroma yang segar dan dingin. pengguna alat ortodontik cekat.
Eucalyptol merupakan bahan aktif dengan 2. Terdapat perbedaan indeks plak
efek sebagai antibakteri yang dapat penggunaan obat kumur beralkohol
531
Warongan, Anindita, Mintjelungan: Perbedaan indeks plak...

sebelum dan sesudah berkumur pada in combination with chlorhexidine


pengguna alat ortodontik cekat. digluconate. Oral microbial immunol.
3. Terdapat perbedaan indeks plak 2005;20:221-5 .
penggunaan obat kumur non alkohol 10. Rawlinson A, Pollington S, Walsh TF, et
sebelum dan sesudah berkumur pada al. Efficacy of two alcohol free cetyl
pyridinium chloride mouthwashes – a
pengguna alat ortodontik cekat.
randomized double-blind crossover
study. J Clin Periodontal 2008;
SARAN 35:230-5
Penelitian ini dapat dijadikan bahan 11. Sari DN, Cholil, Sukmana BI.
pertimbangan memilih obat kumur non Perbandingan efektifitas obat kumur
alkohol dalam penggunaan kontrol plak bebas alkohol yang mengandung
sehari-hari pada pengguna ortodontik cekat. cetylpyridinium chloride dengan
chlorhexidine terhadap penurunan
DAFTAR PUSTAKA plak. Dentino Jurnal KG. 2014;
1. Susilowati, Mudjari I. Dinamika Ekspresi 2(2):179-84.
Matrix metalloproteinase-8 dan 12. De Paola LG, Spolarich AE. Safety and
Tissue Inhibitor metalloproteinase-l efficacy of antimicrobial mouthrinse
pada Pemakai Piranti Ortodontik in clinical practice. J Dent Hyg.
Lepasan. [serial online] 2012 (cited 2007;81(5):13-22.
26 April 2015). 13. Yohana W. The Importance Oral Health
2. Dewi S, Jazaldi F, Soegiharto B. Herbal For The Patient With Fixed
and Conventional toothpastes roles in Orthodontic Appliance (Pentingnya
gingivitis control in orthodontic Kesehatan Mulut Pada Pemakai
patients. Journal of dentistry Alat Orthodontic Cekat), Tesis,
Indonesia. 2011;18(3):68-72. Universitas Padjajaran, Bandung
3. Profit WR. Fields JRHW, Sarver DM. 2009.http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
Contemporary Orthodontics, 4th ed content/uploads/2009/10/the_importa
Missouri: Elsevier, 2007. P. 385-416 nce_oral_health_for_the_patient.pdf
4. Marchetti E, et al. Efficacy of essential oil 14. Wellbury RR. Pediatric Dentistry, 2nd ed.,
mouthwash with and without alcohol: Oxford University Press, New York
a 3-Day plaque accumulation model. 2001.
Trials 2011. https://books.google.co.id/books?id=p
http://www.trialsjournal.com/content/ qhzzcjCFH4C&printsec=frontcover&
12/1/262 dq=Pediatric+Dentistry:+A+Clinical+
5. Gunsolley JC. A meta-analysis of six- Approach,+2nd+Edition&hl=id&sa=
month studies of anti plaque and anti X&ved=0CBkQ6AEwAGoVChMIo
gingivitis agents. American Dental KSmkrqRyAIVwweOCh3dNgxO#v=
Association. 2006;137(12):1649-57. onepage&q&f=false
6. Camile SF, Mc Intosh L, Mc Cullough 15. Borajo JL, Gracia VL, Castro GZ, Nunez
MJ. Mouthwash. Australian IR, Gracia FM, Torreira MG.
Presciber. 2009;32(6):162-4 Efficacy of Chlorhexidine
7. Marya CM. Dental Indices. In: Marya CM, Mouthrinses With and Withouth
editor. A Textbook of Public Health alcohol: A Clinical Study. Journal of
Dentistry. New Delhi: Jaypee Periodontology. 2002;73(3):317-21
Publishers, 2011; p.192-3, 204-5. 16. Buijs JF, van Loveren C, ten Cate JM.
8. Nareswari A. Perbedaan efektivitas obat The effect of triclosan toothpaste on
kumur chlorhexidine tanpa alkohol enamel demineralization in a bacterial
dibandingkan dengan chlorhexidine demineralization model. JAC. 2000;
beralkohol dalam menurunkan 45(2), 153-8.
kuantitas koloni bakteri dalam mulut. 17. Rath CC, Devi S, Dash SK, Mishra
http://eprints.uns.ac.id/10157/. (cited RK. Antibacterial potential
agustus 2015) assessment of jasmine essential oil
9. Filoche SK, Soma K, Sissons CH. against E. coli. Indian J Pharm Sci
Antimicrobial effects of essential oils [serial online] 2008;70:238-41. [cited

532
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

October 2015]. Antibacterial and antiplaque effects


18. Gemiani D, Rahardjo A, Soekanto SR. of a novel, alcohol- free oral rinse
Efektivitas strip essential oil with cetylpyridinium chloride.
mengandung thymol, eucalyptol, Journal Contemporary Dental
menthol, methyl salycilate dan Practice 2005;6(1):2-8
peppermint terhadap resiko karies 21. Quirynen M, Soers C, Desnyder M,
gigi. Jurnal FKG UI. 2012. Dekeyser C, Pauwels M,
19. Bercy P, Lasserre J. Susceptibility to Steenberghe D. A 0.05%
various oral antiseptics of cetylpyridinium chloride 0.05%
PorpHyromonas gingivalis W83 chlorhexidinemouth rinse during
within a biofilm. Advances in maintenance phase afterinitial
Therapy. 2007;24(6):1181-91. periodontal therapy. J Clin
20. Witt J, Ramji N, Gibb R, Dunavent J, Periodontol. 2005;32:391-2.
Flood J and Barnes J.

533

You might also like