You are on page 1of 6

Perbedaan Penyembuhan Luka Pasca Ekstraksi Gigi Antara Pasien

Perokok Dengan Bukan Perokok Di RSGM Unsrat

1
Lidia A. Kewo
2
Damajanty H. C. Pangemanan
1
Aurelia Supit

1
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: lydiaakewo@gmail.com

Abstract: To date, there are lots of documentations about the adverse effects of smoking on
the oral cavity. Albeit, smoking is still considered as a casual thing in our community.
Chemicals contained in the cigarette smoke can irritate the gums and soft tissues of the mouth,
thus inhibiting wound healing after tooth extraction. This study was aimed to determine the
difference in post-extraction dental wound healing between smokers and non-smokers. This
was a comparative analytical study with a cross sectional design. Samples were obtained by
using total sampling method. Subjects consisted of 16 smokers and 16 non-smokers that
fulfilled the study eligibility criteria. Their oral cavities were examined to check the signs of
inflammation (calor, dolor, rubor, tumor, and functio laesa). The results showed that there was
a difference in post-extraction wound healing in inflammatory phase between smokers and
non-smokers. As many as 9.4% of smoker patients and 34.4% of non-smoker patients
recovered at 7 days post extraction. The Mann Whitney U test showed a p-value of 0.005. In
conclusion, there was a significant difference in post-extraction wound healing between
smokers and non-smokers.
Keywords: smokers, non-smokers tooth extraction, wound healing

Abstrak: Kebiasaan merokok bukan merupakan hal asing di masyarakat walaupun banyak
dokumentasi mengenai akibat buruk dari merokok terhadap rongga mulut. Bahan kimia yang
terdapat dalam asap rokok dapat mengiritasi gusi dan jaringan lunak mulut sehingga
menghambat penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi antara pasien perokok dengan
bukan perokok. Jenis penelitian ialah analitik komparatif dengan desain potong lintang.
Pengambilan sampel menggunakan total sampling yang memenuhi kriteria penelitian.
Terdapat sebanyak 16 orang perokok dan 16 orang bukan perokok sebagai subyek penelitian.
Pemeriksaan rongga mulut dilakukan untuk melihat tanda-tanda inflamasi (kalor, dolor, rubor,
tumor, dan fungsio laesa). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan penyembuhan
luka 7 hari pasca ekstraksi gigi pada fase inflamasi antara pasien perokok dengan yang bukan
perokok; sebanyak 9,4% pasien perokok dan 34,4% pasien bukan perokok yang sudah
sembuh. Hasil uji Mann Whitney U mendapatkan nilai p=0,005. Simpulan penelitian ini ialah
terdapat perbedaan bermakna dalam penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi antara pasien
perokok dengan yang bukan perokok
Kata kunci: perokok, bukan perokok, ekstraksi gigi, penyembuhan luka

Dewasa ini kebiasaan merokok bukan lagi menjadi trend di berbagai bangsa di
hal yang asing di masyarakat, bahkan sudah belahan dunia, termasuk Indonesia. Kebia-

92
Kewo, Pangemanan, Supit: Perbedaan penyembuhan luka ... 93

saan merokok ini kebanyakan karena ling- haya yang dihirup perokok.8 Penelitian
kungan sosial sekitar yang sudah terbiasa yang dilakukan oleh Safriani8 di Makassar
merokok. melaporkan bahwa penyembuhan luka
Menurut The Tobacco Atlas 6th pasca ekstraksi gigi pada pasien perokok
edition, pada tahun 2018 secara global 942 menjadi lebih lambat yaitu hanya terdapat
juta laki-laki dan 175 juta perempuan 11,7% soket yang sudah sembuh.
berusia 15 tahun ke atas tergolong Banyak dokumentasi mengenai akibat
perokok.1 Berdasarkan data WHO, Indo- buruk dari merokok terhadap tubuh, secara
nesia merupakan negara ketiga dengan khusus terhadap kesehatan gigi dan mulut,
jumlah perokok terbesar di dunia setelah namun sampai saat ini prevalensi perokok
Cina dan India.2 Prevalensi perokok di di Indonesia makin tinggi, usia mulai
Indonesia sangat tinggi di berbagai kalang- merokok makin muda, dan perokok yang
an masyarakat, terutama pada laki-laki. berasal dari golongan ekonomi kurang
Mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa, mampu makin banyak.3 Salah satu penye-
kecenderungan perokok terus meningkat bab yaitu kurangnya pengetahuan dan
dari tahun ke tahun baik pada laki-laki dan kesadaran terhadap akibat buruk dari mero-
perempuan. Berdasarkan data Riskesdas kok. Berdasarkan latar belakang tersebut
2018, jumlah perokok di Indonesia yang peneliti tertarik untuk mengetahui perbe-
berumur di atas 18 tahun sebanyak 33,8%, daan penyembuhan pasca ekstraksi gigi
dan dari jumlah tersebut, terdapat 62,9% pada pasien perokok dan bukan perokok.
laki-laki, dan 4,8% perempuan.3 Berdasar-
kan data nasional tahun 2013 prevalensi METODE PENELITIAN
perokok Sulawesi Utara menduduki pering- Penelitian ini dilakukan di Rumah
kat ke-14 sebesar 24,6%.4 Sakit Gigi dan Mulut Universitas Sam
Kebiasaan merokok menimbulkan efek Ratulangi (RSGM Unsrat) Manado. Jenis
merugikan bagi tubuh, termasuk bagi kese- penelitian ialah analitik komparatif dengan
hatan gigi dan mulut. Ekstraksi gigi meru- desain potong lintang untuk mengetahui
pakan salah satu tindakan yang dilakukan proses penyembuhan luka dari subyek
dalam rongga mulut. Berdasarkan data perokok dan bukan perokok.
Dinas Kesehatan Kota Manado tahun 2012 Populasi penelitian yaitu pasien eks-
sebanyak 1.187 orang memperoleh tindak- traksi gigi posterior rahang bawah di
an ekstraksi gigi di Kota Manado.5 Setelah RSGM Unsrat pada bulan Mei s/d Juni
dilakukan tindakan ekstraksi gigi, akan 2019 sebanyak 80 orang. Pengambilan
terjadi suatu perlukaan atau lubang yang sampel penelitian menggunakan total sam-
disebut soket. Ekstraksi gigi yang ideal pling berdasarkan kriteria inklusi dan eks-
yaitu penghilangan seluruh gigi atau akar klusi, dan diperoleh sebanyak 32 pasien,
gigi dengan minimal trauma atau nyeri terdiri dari 16 perokok dan 16 yang bukan
yang seminimal mungkin sehingga jaringan perokok.
yang terdapat luka dapat sembuh dengan Kriteria inklusi ialah perokok yang
baik dan masalah prostetik setelahnya yang mengonsumsi setidaknya 1 batang rokok
seminimal mungkin.6 per hari selama sekurang-kurangnya satu
Salah satu faktor yang memengaruhi tahun sampai saat penelitian dilakukan,
proses penyembuhan luka pasca ekstraksi pasien dengan perawatan ekstraksi gigi
gigi yaitu kebiasaan merokok. Proses posterior rahang bawah, yaitu gigi premolar
penyembuhan luka secara sempurna dapat 1 dan 2, serta gigi molar 1 dan 2 dengan
berlangsung selama berminggu-minggu teknik sederhana tanpa komplikasi, usia
bahkan berbulan-bulan, tergantung dari ≥19 tahun, dan bersedia berpartisipasi
individu dan faktor-faktor yang meme- sebagai subyek penelitian. Kriteria eksklusi
ngaruhi hal tersebut.7 Selain itu, proses yaitu hamil, riwayat penyakit diabetes
penyembuhan luka pasca ekstraksi dapat melitus, penyakit kelainan darah, serta
terkena dampak buruk dari zat-zat berba- ekstraksi gigi dengan komplikasi.
94 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 7 Nomor 2, Juli-Desember 2019

Pengumpulan data dilakukan dengan penelitian ini jumlah subyek perokok sama
pemeriksaan langsung terhadap subjek pene- banyak dengan yang bukan perokok,
litian. Subjek penelitian dimintai menanda- masing-masing 16 pasien (50%), terdiri
tangani informed consent sebagai persetu- dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
juan. Pengamatan dilakukan selama proses Tabel 2 memperlihatkan bahwa pada
ekstraksi gigi dilakukan dan pengamatan hari ke-7 setelah ekstraksi gigi pasien pero-
klinis terhadap soket gigi dari pasien yang kok, lebih banyak subyek yang masih
telah dilakukan ekstraksi gigi pada satu terdapat tanda inflamasi yaitu 13 pasien
minggu setelah ekstraksi gigi di RSGM (81,25%), sedangkan yang sudah tidak
Unsrat. Hasil pengamatan klinis dicatat terdapat tanda inflamasi yaitu 3 orang
dalam lembar penelitian dan data yang (18,75%).
dikumpulkan selama periode penelitian Tabel 3 memperlihatkan bahwa pada
dicatat, diolah, dianalisis, dan disajikan. hari ke-7 setelah ekstraksi gigi pasien
Pengolahan data melalui editing, bukan perokok, lebih banyak subyek yang
coding, dan data entry sehingga diperoleh sudah tidak mengalami tanda inflamasi,
jumlah dan persentase. Analisis data men- yaitu sebanyak 11 pasien (68,75%),
gunakan program aplikasi komputer. Ana- sedangkan untuk yang masih terdapat tanda
lisis univariat digunakan untuk memper- inflamasi yaitu 35 pasien (32,35%).
oleh deskripsi masing-masing variabel dan Tabel 4 menunjukkan bahwa subyek
disajikan dalam bentuk tabel distribusi yang paling banyak masih terdapat tanda
frekuensi, sedangkan analisis bivariat digu- inflamasi, yaitu pasien perokok dengan
nakan untuk mengetahui perbedaan antara jumlah 13 orang (40,6%), sedangkan pasien
variabel terikat dengan variabel bebas. perokok yang sudah tidak terdapat tanda
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan inflamasi sebanyak 3 orang (9,4%). Pada
tersebut, dilakukan uji Mann Whitney U subyek bukan perokok terdapat 5 orang
dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05). (15,6%) yang masih terdapat tanda infla-
masi, dan yang sudah tidak terdapat tanda
HASIL PENELITIAN inflamasi sebanyak 11 orang (43,8%).
Tabel 1 memperlihatkan bahwa pada

Tabel 1. Distribusi subyek penelitian berdasarkan status perokok dan jenis kelamin
Perokok Jenis kelamin n %
Laki-laki Perempuan
Ya 14 2 16 50
Tidak 2 14 16 50
Total 16 16 32 100

Tabel 2. Distribusi subyek perokok berdasar- Tabel 3. Distribusi subyek bukan perokok
kan penyembuhan luka (ada tidaknya tanda berdasarkan penyembuhan luka (ada tidaknya
inflamasi) tanda inflamasi)
Tanda inflamasi Tanda inflamasi
n % n %
hari ke-7 hari ke-7
Ada 13 81,25 Ada 5 32,25
Tidak ada 3 18,75 Tidak ada 11 68,75
Total 16 100 Total 16 100
Kewo, Pangemanan, Supit: Perbedaan penyembuhan luka ... 95

Tabel 4. Perbedaan penyembuhan luka (ada atau tidaknya tanda inflamasi) pesca ekstraksi gigi
antara pasien perokok dengan bukan perokok di RSGM Unsrat

Tanda inflamasi Perokok Bukan Perokok Total


hari ke-7 n % n % n %
Ada 13 40,6 5 15,6 18 56,2
Tidak ada 3 9,4 11 34,4 14 43,8
Total 16 50 16 100 32 100

BAHASAN pada fase inflamasi sudah selesai. Hasil ini


Penelitian ini dilakukan untuk menge- tidak sejalan dengan penelitian yang
tahui perbedaan penyembuhan luka pasca dilakukan oleh Safriani8 di Makassar yang
ekstraksi gigi antara pasien perokok dan melaporkan lebih banyak subyek yang telah
bukan perokok di RSGM Unsrat. Subjek sembuh sebelum hari ke-7, yaitu sebesar
penelitian ialah pasien yang menjalani 88,3%. Perbedaan hasil penelitian ini
perawatan ekstraksi gigi posterior yang dengan penelitian Safriani kemungkinan
mempunyai perilaku merokok dan pasien disebabkan adanya perbedaan karakteristik
yang bukan perokok, masing-masing ber- subyek yang diteliti, yaitu penelitian ini
jumlah 16 orang. Luka yang terjadi akibat menggunakan subyek laki-laki dan perem-
ekstraksi gigi pada hari ke-7 diamati dan puan sedangkan penelitian Safriani meng-
dibandingkan penyembuhan luka yang gunakan subyek laki-laki saja. Selain itu
terjadi, yaitu ada tidaknya tanda inflamasi juga terdapat perbedaan uji statistik, yaitu
pada soket. penelitian ini menggunakan uji Mann
Subyek penelitian dikelompokkan ber- Whitney U sedangkan penelitian Safriani
dasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, menggunakan uji Chi-Square.
pendidikan, perokok dan bukan perokok, Penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi
serta penyembuhan luka yang terjadi (ada pada penelitian ini dilihat dengan tanda-
tidaknya tanda inflamasi). Penelitian ini tanda klinis inflamasi yaitu rubor, kalor,
bertujuan untuk membandingkan variabel dolor, tumor, dan functio laesa yang
yang diteliti; oleh karena itu jumlah subyek seharusnya sudah tidak ada pada saat
dari masing-masing kelompok harus sama dilakukan pengamatan (hari ke-7 pasca
banyak.9 ekstraksi).7 Pada penelitian ini terdapat
Pada hari ke-7 pasca ekstraksi gigi, temuan menarik yaitu pada subyek perokok
dilakukan pengamatan terhadap soket yang maupun bukan perokok masih didapati
terbentuk akibat ekstraksi gigi tersebut. tanda inflamasi pada soket tersebut. Perbe-
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa daan antara keduanya terlihat pada jumlah
secara keseluruhan terdapat lebih banyak subyek yang masih terdapat tanda inflamasi
subyek yang masih mengalami tanda dan yang sudah tidak terdapat tanda
inflamasi, yaitu pada subyek perokok inflamasi. Dari data yang diambil, keadaan
sebesar 81,25% (Tabel 2), dan pada yang luka pada saat proses penyembuhan ini
bukan perokok sebesar 32,25% (Tabel 3) bervariasi. Untuk subyek bukan perokok
dibandingkan subyek yang sudah sembuh, ditemukan paling banyak soket yang sudah
dalam hal ini sudah tidak terdapat tanda tidak terdapat tanda-tanda klinis inflamasi
inflamasi pada soket, yaitu 18,75% pada sama sekali, yaitu sebanyak 11 orang
subyek perokok (Tabel 2), dan 68,75%pada (34,4%), sedangkan untuk subyek perokok
yang bukan perokok (Tabel 3). Hal tersebut hanya sebanyak 3 orang (9,4%). Sebalik-
menandakan bahwa sebagian besar subyek nya, untuk soket yang masih terdapat tanda
mengalami keterlambatan penyembuhan inflamasi, didapatkan 13 orang perokok
luka pada fase inflamasi dimana seharusnya (40,6%) dan untuk yang bukan perokok
pada hari ke-7 proses penyembuhan luka sebanyak 5 orang (15,6%). Soket yang
96 Jurnal e-GiGi (eG), Volume 7 Nomor 2, Juli-Desember 2019

diamati menunjukkan perbedaan antara Proses penyembuhan luka bersifat


kedua kelompok dimana subyek perokok kompleks dan berkaitan dengan banyak
lebih banyak mengalami tanda inflamasi faktor yang dapat memengaruhinya, selain
dibandingkan dengan yang bukan perokok, perilaku merokok, yaitu nutrisi, jenis
yang berarti pada subyek perokok lebih kelamin, growth factor, dan lainnya.7,10
banyak soket yang belum sembuh. Hal-hal tersebut tidak diteliti dan dibahas
Perbedaan data juga didapatkan pada secara spesifik dan mendalam lewat pene-
jumlah tanda inflamasi yang masih ada dan litian ini, yang merupakan keterbatasan
jenis tanda yang muncul, namun perbedaan penelitian ini.
jumlah dan jenis tanda tersebut tidak diteliti
lebih lanjut. Perbedaan-perbedaan yang SIMPULAN
terjadi dalam penyembuhan luka pasca Berdasarkan hasil penelitian yang
ekstraksi gigi antara subyek perokok dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terda-
dengan bukan perokok ini dapat dipenga- pat perbedaan penyembuhan luka pasca
ruhi oleh banyak faktor yang berperan ekstraksi gigi yang bermakna antara pasien
dalam proses inflamasi sendiri, baik secara perokok dengan yang bukan perokok di
selular seperti pelepasan mediator-mediator RSGM Unsrat.
radang dan sebagainya. Selain itu, respon Diperlukan adanya perhatian dan sikap
inflamasi tiap individu bisa berbeda, yang lebih serius oleh pemerintah untuk
maupun faktor-faktor dari luar, misalnya upaya promotif dan preventif dalam
konsumsi obat anti inflamasi yang bisa mengurangi angka perokok di masyarakat,
memengaruhi perbedaan tersebut.7,10 serta upaya kuratif melalui kerja sama
Hasil penelitian yang dilakukan di dengan instansi terkait, yaitu Rumah Sakit
RSGM Unsrat ini menunjukkan adanya Gigi Dan Mulut Unsrat khususnya dalam
perbedaan penyembuhan luka pasca eks- hal ketersediaan obat-obatan yang sesuai
traksi gigi antara pasien perokok dengan untuk mempercepat penyembuhan luka
pasien bukan perokok (Tabel 4) yang dapat pasca ekstraksi gigi. Masyarakat perlu
dilihat dari hasil uji Mann Whitney U menyadari bahaya dari perilaku merokok
dengan nilai signifikansi p=0,005 (<0,05). dan mulai berusaha untuk mengurangi
Hasil penelitian ini selaras dengan konsumsi rokok serta peduli dengan kese-
penelitian yang dilakukan oleh Safriani8 hatan gigi dan mulut secara khusus setelah
yang menunjukkan bahwa penyembuhan melakukan perawatan ekstraksi gigi.
lebih cepat ditemukan pada kelompok yang Sehubungan dengan keterbatasan wak-
bukan perokok (100%) dibandingkan yang tu dalam penelitian ini, diharapkan adanya
perokok (76,7%). Secara umum zat-zat penelitian lebih lanjut mengenai penyem-
yang terdapat dalam rokok memengaruhi buhan luka pada perokok dan bukan pero-
rongga mulut, khususnya pada proses kok dengan jumlah populasi dan sampel
penyembuhan luka pasca ekstraksi gigi. lebih banyak untuk mendapatkan hasil yang
Nikotin dapat menyebabkan berkurangnya lebih rinci.
makrofag, yang akan berdampak pada
respon penyembuhan inflamasi dan penu- DAFTAR PUSTAKA
runan mekanisme membunuh bakteri dan 1. Drope J, Schluger N, Cahn Z, Drope J,
dapat berujung pada infeksi di jaringan Hamill S, Islami F, et al. The
yang terluka.7 Tobacco Atlas (6th ed). Atlanta:
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat American Cancer Society and Vital
diketahui bahwa perilaku merokok berdam- Strategies, 2018.
2. Depkes RI. Merokok tak ada untung banyak
pak negatif terhadap proses penyembuhan sengsaranya. Jakarta: Kementerian
luka pasca ekstraksi gigi atau soket gigi; Kesehatan Republik Indonesia, 2017.
dalam hal ini pada proses penyembuhan di Available from: http://www.Depkes.
fase inflamasi yaitu pada pasien perokok Go.Id/Article/View/17041300002/Mer
penyembuhan luka menjadi lebih lambat. okok_Tak_ada-Untung-
Kewo, Pangemanan, Supit: Perbedaan penyembuhan luka ... 97

Banyaksengsaranya.html 7. Mardiyantoro F, Munika K, Sutanti V.


3. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Kemen- Penyembuhan Luka Rongga Mulut.
terian kesehatan Republik Indonesia. Malang: UB Press, 2018.
2018. Available from: http://www. 8. Safriani K. Perbedaan lamanya penyembuhan
depkes.go.id/resources/download/ pasca pencabutan gigi antara perokok
infoterkini/materi_rakorpop_2018/hasil dan bukan perokok. Makassar: FKG
%20riskesdas%202018.pdf Universitas Hasanuddin; 2014
4. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Hari tanpa 9. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar
tembakau sedunia. Jakarta: Departemen Metodologi Penelititan Klinis (5th ed).
Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Jakarta: Sagung Seto, 2014.
Available from: http://www.depkes. 10. Andriani A. Aktivitas antiinflamasi ekstrak
go.id/resources/download/pusdatin/ etil asetat daun sukun (Artocarpus
infodatin/infodatin-hari-tanpa- altilis (Park.) Forsberg) melalui
tembakau-sedunia.pdf. penghambatan migrasi leukosit pada
5. Dinas Kesehatan Kota Manado. Profil mencit yang diinduksi oleh thioglikolat.
Kesehatan Kota Manado. Manado: Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada;
2012. [Cited 2015 Jun15]. Available 2013. Available from: file:///C:/Users/
from: http://www.depkes.go.id user/AppData/Local/Temp/S1-2013-
6. Bakar A. Kedokteran Gigi Klinis. Yogya- 286986-chapter1.pdf
karta: Quantum, 2012.

You might also like