You are on page 1of 8

SINDROM HEMOLITIK UREMIK DI

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FKUI-RSCM JAKARTA


Taralan Tambunan*,Partini P. Trihono*,Sudung 0.Pardede*

ABSTRACT
HEMOLYTIC UREMIC SYNDROME IN THE DIWSION OF PEDIATRIC
FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITY OF INDONESIA - CIPTO
MANGUNKUSUMO HOSPITAL JAKARTA

Hemolytic uremic syndrome (HUS) is deJined by the triad of microangiopathic


hemolytic anemia, thrombocytopenia and acute renal failure (ARF) that develop acutely in an
otherwise healthy child. It is one of the most common causes of ARF in children and carried
high mortality. Within the period of ten years (January 1980 - December 1987) we
retrospectively reviewed 9 cases of HUS out of 25.309 cases hospitalized at the same period,
consisting or 5 males and 4 females, age ranged between 1 - 12 years (mean age: 7.1 years).
Only one case was below 5 years, the rest have ages of 5 years or more. Prodromal illness
detected in our cases includedfever (8 cases); vomiting (5 cases) and diarrhea (4 cases), one
of them with bloody diarrhea. Noteworthy presenting clinical features included fever and
pallor that were detected in all cases, bleeding (5 cases), hepatomegaly (5 cases), neurologic
deficit such as drowsiness, lethargy and seizures (4 cases) and oliguria (7 cases). All cases
showed hemolytic anemia, thrombocytopenia and renal insuflciency on laboratory
investigation. Metabolic acidosis was detected in 8 cases, proteinuria and hematuria was
found in 8 and 5 cases consecutively. The results of treatment were not fully satisfactory. Four
out of 5 cases who underwent intermittent peritoneal dialysis died. Based on clinical proJile,
prevalence, age distribution and outcome of the disease with relatively high mortality we
come to the conclusion that our cases were class$ed as atypic or. sporadic type, strictly
different from cases reportedfrom the literature such as Argentina or Northern part of India
which usually present the clinical profile of epidemic type with a better prognosis.

PENDAHULUAN banyak negara seperti Argentina, negeri


Belanda, Afiika Selatan, India dan
Sindrom hemolitik uremik (SHU) berbagai daerah di Amerika serikat3.
merupakan sindrom klinik yang ditandai
dengan trias gejala: Anemia hemolitik Secara garis besar, SHU di
mikroangiopati, trombositopenia dan gagal klasifikasikan dalam dua bentuk klinik
ginjal' , kadang-kadang disertai gejala yaitu bentuk tipikal (epidemik) dan atipikal
demarn dan gangguan neurologik (gejala (sporadik). SHU tipe epidemik sering
pentad). Dalam kepustakaan luar negeri dihubungkan dengan infeksi oleh
SHU dilaporkan sebagai penyebab mikroorganisme yang tergolong Shiga-like
timbulnya gagal ginjal akut pada bayi dan toxin-producing organism, sedangkan tipe
anak2. Sindrom ini bersifat endemik pada sporadik - dihubungkan dengan infeksi

Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo, Jakarta

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (2) 2001 68


Sindrom hernolitik uremik di . . . . . . . . . .. Taralan Tambunan et al

berbagai etiologi seperti faktor keturunan ginja16. Kasus-kasus yang hanya menun-
(autosom resesif dan autosom dominan), jukkan 1 atau 2 gejala trias tersebut tidak
obat-obatan dan berbagai zat tertentu4. dimasukkan dalam laporan seri kasus
Tipe epidemik dilaporkan jarang terdapat ini.
pada ras kulit berwarna dibandingkan
dengan ras kulit putih5. Gejala prodorrnal berupa demam,
muntah, diare, diare berdarah, sakit kepala
Di Indonesia, angka kejadian dan dicatat pada lembaran penelitian yang telah
perangai klinik serta prognosis SHU disediakan. Demikian juga gejala klinik
belum banyak dilaporkan. Tulisan ini lain yang menyertai gejala trias SHU
memaparkan profil SHU di Bagian Ilmu seperti demam, gangguan neurologik
Kesehatan Anak (IKA) FKUI-RSCM berupa kejang atau kesadaran menurun,
dalam kurun waktu 10 tahun (1988-1997). hipertensi dan lain sebagainya juga dicatat
dengan seksama.

BAHAN DAN CARA PENELITIAN Pengobatan umumnya bersifat


suportif, sebagian besar kasus mendapat
Dalam periode 10 tahun (Januari berbagai jenis antibiotik atas indikasi.
1988 - Desember 1997) telah dilakukan Pemberian plasma, transfusi sel darah
penelusuran seri kasus secara retrospektif merah dan dialisis peritoneal dilakukan
terhadap kasus-kasus yang dirawat di pada beberapa kasus sesuai dengan
Bagian IKA RSCM-FKUI Jakarta. Data indikasi klinis. Biopsi ginjal tercatat
yang dipergunakan ialah data sekunder dilakukan pada dua kasus. Data klinik
yang diambil dari rekam medik. Di antara dasar dan data laboratoriurn dilaporkan
25.309 pasien yang dirawat pada periode secara deskriptif.
tersebut didapatkan 9 kasus yang
memenuhi kriteria diagnostik SHU atas
dasar gejala trias berupa anemia hemolitik HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-
mikroangiopati (pada sediaan apus darah HASAN
perifer ditemukan berbagai bentuk
fragmentosit dari sel darah merah),
trombositopenia (hitung trombosit kurang Angka kejadian
dari 150.000/p1) dan gaga1 ginjal akut
(penurunan faal ginjal yang mendadak Berdasarkan data yang diperoleh
yang ditandai dengan peningkatan sisa dari rekam medik di Bagian Ilmu Kese-
metabolisme protein seperti ureum dan hatan Anak FKUI-RSCM dalam kurun
kreatinin, dengan atau tanpa oligurial waktu sekitar 10 tahun (Januari 1988 -
anuria). Peningkatan kadar ureum sebesar Desember 1997) didapatkan 9 kasus SHU
80 mg (40 mg urea nitrogen) atau lebih, seperti yang tertera pada Tabel 1, terdiri
hematuria (eritrosit > 51LPB) dan dari 5 orang anak laki-laki dan 4 orang
proteinuria kualitatif +2 atau lebih anak perempuan dengan kisaran umur
dianggap sebagai bukti adanya kerusakan antara 1 sampai 12 tahun (rerata 7,l tahun).

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (2) 2001


Sindrom hemol~tikuremik dl . . . . . . ... Taralan Tambunan et al

Tabel 1. Data Dasar 9 Pasien SHU.

NO NAMA SEX UMUR PERIODE GEJALA LAMA TATALAKSANA LAMA KEADAAN


(thn) SAKlT PRODORMAL PRODORMAL SAKlT A~HIR
(hari) (hari)

1. TA P 10 1998 - demam 3 Antibiotik 56 Meninggal


- sefalgia PRC
- muntah FFP
- pucat * dialisis
2. J L 9 1991 - demam 6 10 Pulang
- muntah
- ikterus
- sakit perut
3. NW P 9 1991 - demam 7 PRC 10 Pulang
- batuk-pilek FFP
- muntah
NW P 11 1993 - demam 4 Antibiotik 13 Pulang
- pucat
- muntah
- diare
4. H L 12 1992 - demam 10 Antibiotik 6 Meninggal
- sakit perut Steroid
- ikterus * dialisis
- kesadaran
menurun
5. RP L 7 1993 - demam 5 Antibiotik 10 Pulang
- muntah * dialisis
- diare berdarah
6. M P 5,5 1994 - demam 14 PRC ' 20 Pulang
- batuk-pilek FFP
- muntah
- sakit perut
7. GS L 1 1994 - demam 14 Antibiotik 6 Meninggal
- diare * dialisis
8. R P 5 1995 - pucat 11 Antibiotik 30 Meninggal
PRC
FFP
* dialisis
9. AM L 5,5 1996 - demam 10 Antibiotik 11 Pulang
- diare PRC
- batuk FFP
Trombosit

Dari data tersebut tampak bahwa kasus per tahun dengan insidens sebesar
rata-rata hanya 1 kasus per tahun di antara 2211OO.OOO/tahun gada anak berusia
2.500 kasus yang dirawat per tahunnya. kurang dari 5 tahun . Laporan kasus dari
Angka ini sangat kecil bila dibandingkan kepustakaan dalam negeri sampai sejauh
dengan laporan dari kepustakaan luar ini juga sangat jarang, hanya ditemukan 1
negeri seperti di Argentina dengan 250 sampai 2 k a s ~ s ~ . ~ .

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (2) 2001 70


Sindrom hernolitik uremik di . . . . . . . . ... Taralan Tambunan et a1

Distribusi umur juga berbeda verotoxin-2 tergolong Shiga serupa dengan


dengan laporan berbagai kepustakaan luar shiga-toxin. Kuman E. coli yang
negeri yang menyatakan bahwa umur menghasilkan toxin ini disebut cytotoxin-
penderita SHU berkisar antara 2-52 bulan producing E.coli (= VTEC), SLT-
(kurang dari 5 tahun16, sedang data pada producing E. coli (SLT-EC) dan
tabel 1 menunjukkan hanya satu di antara 9 enterohemorrhagic E. coli (EHEC)~.
kasus yang berurnur di bawah 5 tahun. Meskipun biakan tinja tidak dapat
dilakukan pada kasus dalam penelitian ini,
Gejala Prodormal tampaknya kasus yang ditemukan tidak
berhubungan dengan shiga-like-toxin
Gejala prodormal yaitu gejala yang karena hanya satu di antara 9 kasus yang
mendahului gejala trias (anemia hemolitik, disertai diare berdarah.
trombositopenia dan gaga1 ginjal) pada
laporan ini sebagian besar berupa demam Gambaran Klinik Fase Akut
(8 kasus) dan muntah (5 kasus). Batuk
pilek 3 kasus dan diare pada 4 kasus, 1 Data gambaran klinik fase akut
orang di antaranya dengan diare berdarah; yang menyertai gejala trias SHU tertera
sakit perut, pucat dan ikterus (masing- pada Tabel 2. Semua pasien menderita
masing 2 kasus). Sakit kepala dan demam dan pucat yang menandakan
penurunan kesadaran- hanya ditemukan keadaan sakit berat. Perdarahan ditemukan
masing-masing 1 kasus. Gejala prodormal pada 5 kasus, gangguan kesadaran pada 4
yang ditemukan pada laporan ini berbeda kasus, hepatomegali pada 5 kasus.
dengan penemuan Rowe dkk dari ~ a n a d a ~ Hipertensi ditemukan pada 3 kasus
yang menyebutkan bahwa gejala sedangkan kejang hanya pada 1 kasus.
prodormal SHU tersering ialah diare Oliguria cukup menonjol (6 kasus)
(95%), diare berdarah (74%), muntah sedangkan anuria hanya pada 1 kasus.
(67%), demam (32%) dan kejang (lo%), Gambaran klinik yang ditemukan pada seri
90% di antara gejala tersebut muncul kasus ini hampir sama seperti gambaran
dalam 1 1 hari sebelum gejala trias klinik SHU yang dilaporkan oleh
ditemukan. Srivastava di India ~ t a r a ' ' yang
menemukan gejala demam, pucat,
Gejala diare dan diare berdarah gangguan neurologik, hipertensi dan
sering dihubungkan dengan infeksi oligoanuria pada sebagian besar kasusnya.
mikroorganisme yang tergolong Shiga-like Gejala demam dan gangguan neurologik
toxin-producing organism seperti Shigela (penurunan kesadaran dan kejang) yang
dan Escherichia coli. Beberapa strain cukup mencolok pada penelitian ini
E. coli memproduksi enterotoksin dan kiranya dapat dipakai sebagai petunjuk
sitotoksin. Verotoxin atau Verocytotoxin tambahan penunjang diagnostik SHU
adalah sitotoksin yang dapat membunuh seperti yang dikemukakan oleh Levin dan
sel vero secara in vitro. Verotoxin-1 dan '
~ a r r a .t

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (2) 2001


Sindrom hemolitik uremik di . . . . . .. . . .. Taralan Tambunan et al

Tabel 2. Manifestasi Klinis Pasien SHU.

Hasil Laboratorium SHU. Peningkatan hitung lekosit darah


merupakan salah satu faktor risiko
Semua kasus menunjukkan tanda beratnya penyakit yang diderita di
anemia hemolitik, trombositopenia dan sarnping beratnya gejala prodormal
peningkatan kadar ureurn dan kreatinin yang mendahului gejala klinik akut
serum (Tabel 3). Kelainan laboratorik SHU'. Tanda asidosis metabolik cukup
tersebut tidak selalu muncul pada saat menonjol pada seri kasus yang dilaporkan
bersamaan pada awal penyakit. Kadar ini (8 dari 8 kasus yang diperiksa).
hemoglobin darah berkisar antara 3,7 gldl, Sebagian penderita mengalami asidosis
9,7 gldl yang menandakan anemia yang metabolik terkompensasi dengan pH di
cukup berat. Lekositosis (jurnlah lekosit > atas 7,3. Gambaran analisis gas darah
10.000/ml) didapatkan pada 6 kasus yang yang ditemukan umumnya sejalan
menggambarkan kemungkinan infeksi dengan beratnya gagal ginjal yang
sebagai gejala awal yang mencetuskan diderita.

Tabel 3. Gambaran Hasil Laboratorium Pasien SHU.

No. Nama Hb Lekol Trom Hemo Ureud Krea pH HC03 BE Na K


Gldl pL bositi lisis mgldl tinin meqll megll meq/l meqll
CIL mgldl

1. TA 6,6 6.950 21.000 ++


- - -
97 6,63 - 0 0 0 138 4,3
2. J 6,5 26.400 29.000 ++ 112 1,2 7,3 17,O -6,s 0 0
41
3. NW 8,s 18.800 71.000 ++ 69 0,89 7,3 15,4 -9,3 135 3,6
31
4. H 8,l 27.000 75.000 ++ 358 16,O 7,2 8,5 -16,9 120 5,9
46
5. RP 9,7 4.700 25.000 ++ 216 7,5 7,3 18,3 -5,2 141 6,5
99
6. M 8,6 4.600 4.000 ++ 152 1,74 7,4 19,s -8,4 117 2,9
47
7. GS 7,s 10.800 68.000 ++ 94 5,47 7,2 7,6 -18,7 124 3,s
73
8. R 8,5 11.400 57.000 ++ 250 9,60 7,2 7,O -19,s 117 5,4
10
9. AM 3,7 32.200 24.000 ++ 166 1,2 7,4 18,l -5,7 117 4,3
47
0 = tidak ada data.

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (2) 2001


Sindrom hemolitik uremik dl . . . . . . . . .. Taralan Tambunan et al

Gambaran urinalisis pada umum- Terdapatnya proteinuria atau hematuria


nya abnormal: Proteinuria ditemukan disertai peningkatan kadar ureum dan
pada 8 kasus, sedangkan hematuria kreatinin darah menunjukkan kerusakan
(mikroskopis maupun makroskopis) ginjal akut yang nyata. Hal serupa juga
ditemukan pada 5 kasus (Tabel 4). ditemukan oleh Lopez dkk dalam
Lekosituria ditemukan pada 2 kasus dan penelitiannya di ~ r ~ e n t i n a ~Beratnya
.
kedua kasus tersebut terbukti menderita kerusakan ginjal merupakan penyebab
infeksi salwan kemih (kasus no.6 dan 8). utama kematian pada SHU.

Tabel 4. Gambaran Hasil Urinalisis Pasien SHU.

NO NAMA PROTEIN LEKOSIT I HPF ERITROSIT I HPF


1. TA 2+ 1--3 15--20
2. J 1+ 3 --4 0
3. NW , 2+ 3--4 0-- 1
4. H 2+ 3--4 2--3
5. RP 1+ 2--3 15--20
6. M 1+ PENUH* PENUH*
7. GS 1+ 3--4 0
8. R 2+ 16--IS** 15--20**
9. AM 2+ 3--5 15--20
* Pasien no. 6 : biakan min : Serratia Liquefaciens > 200.000lml
* Pasien no. 8 : biakan urin : ~seudomo&sSp > 100.000/ml.

Gambaran Klinis Pasien SHU


+ Umur : 1-- 12 tahun (rerata : 7,l tahun)
+ Sex : lelaki : perempuan = 5 : 4
+ Lama prodromal : 3-- 14 hari (rerata : 8,8 hari)
+ Lama sakit : 6--56 hari (rerata : 17,6 hari)
Gejala Prodormal
+ Demam : 819 + Sakit perut
+ Sakit kepala : 119 + Muntah
+ Batuk-pilek : 3/9 + Diare
+ Pucat : 219 + Diare berdarah
+ Ikterus : 219 + Penurunan kesadaran
Gejala Klinis Fase Akut
+ Penurunan kesadaran : 4 19 + Hepatomegali
+ Kejang : 119 + Perdarahan
+ Delnam : 919 + Edema
+ Hipertensi : 319 + Meninggal
+ Pucat : 919 + Relaps (?)
+ Pucat : 219
Hasil Laboratorium
+ Asidosis metabolik : 8 19 + Proteinuria
+ Lekositosis : 619 + Bilirubinuria
+ Hiperkalemia : 219 + Lekosituria
+ Hiponatremia : 619 + Hematuria

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (2) 2001


Sindrom hemolitik uren~ikdi . . . . . . . .... Taralan Tambunan et al

Gambaran Patologi Anatomi Ginjal yang tinggi (60%). Mortalitas sangat


berhubungan dengan berat serta lamanya
Biopsi ginjal perkutan hanya dapat menderita gagal ginjall O.
dilakukan pada 2 kasus yaitu kasus no. 1
dan no. 8. Pada kasus pertama didapatkan Di antara 5 orang penderita yang
pelebaran dan penebalan dinding kapiler, hidup dan pulang untuk berobat jalan, 1
glomerulus hiperseluler dengan sebukan orang mengalami kekambuhan (relaps)
sel polimorfonuklear, simpai Bowman
' setelah 1,5 tahun perawatan pertama (kasus
tidak menebal, atrofi tubulus serta no. 3). Dalam kepustakaan disebutkan
sebukan sel radang menahun pada bahwa kekambuhan dapat terjadi pada
interstitium. Gambaran patologi anatomik kasus dengan faktor genetik yang bersifat
yang ditemukan sesuai dengan gambaran autosom resesit. Sayang sekali semua
SHU. pasien yang pulang tidak datang kontrol
ke poliklinik, sehingga keadaan akhir
Pada kasus no. 8 juga ditemukan mereka tidak diketahui, dengan demikian
pelebaran dinding kapiler dan terdapat prognosis jangka panjang tidak dapat
double outline. Beberapa glomerulus ditentukan.
menunjukkan gambaran bulan sabit seluler.
Lumen tubulus berisi eritrosit, interstitium Berdasarkan data yang diperoleh
sembab. Pada dinding arteri dan arteriol berupa angka kejadian yang rendah, umur
terdapat pembengkakan subendotel. saat menderita sebagian terbesar di atas 5
Gambaran histopatologik yang ditemukan tahun, gejala prodorrnal yang umumnya
juga sesuai dengan gambaran SHU. tidak didahului oleh diare berdarah yang
dikaitkan dengan infeksi oleh shiga-like
toxin-producing organism serta angka
PENANGANAN DAN PERJALANAN kematian yang cukup tinggi maka dapat
PENYAKIT diperkirakan bahwa kasus-kasus SHU yang
dilaporkan ini tergolong dalam bentuk
Pengobatan pada SHU bersifat
sporadik (atipik), berbeda dengan kasus
suportif ditujukan terhadap masalah yang
yang dilaporkan di luar negeri seperti
timbu19, misalnya terapi cairan dan
~ r ~ e n t i nrnaupun
a~ India bagian utaralo
elektrolit, pemberian suspensi eritrosit
yang lebih banyak tergolong SHU tipe
pada anemia, antibiotik terhadap infeksi
epidemik (tipikal) dengan prognosis yang
d m . pengobatan konservatif ataupun
cukup baik.
dialisis untuk mengatasi gagal ginjal.
Pemberian obat-obatan seperti heparin,
plasmaferesis, vitamin E dosis tinggi dan
sebagainya belum menunjukkan hasil yang DAFTAR RUJUKAN
- -

memuaskan9. Hasil pengobatan pada seri


1. Levin M, Barrat TM. (1984). Hemolytic uremic
kasus ini kurang menggembirakan; di syndrome, ~ r c Dis
h Child. 59:397-400.
antara 5 kasus yang mendapat terapi
2. Van Dyck M, Proesmans W, Depraetere M.
dialisis peritoneal, 4 orang di antaranya
(1988). Hemolytic uremic syndrome in childhood:
akhirnya meninggal. Srivastava dalam renal function ten years later. Clinical Nephrol,
penelitiannya juga melaporkan mortalitas 29:109-112.

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (2) 2001 74


Sindrorn hemolitik uremik di . . . . . . . . . .. Taralan Tambunan et al

3. Kaplan SB, Levin M, de Chadaverian JP. (1992). 7. Bahrun D, Bahar A, Enggar S. (1986). Sindrom
The hemolytic uremic syndrome. Dalam: Edelmann uremik hemolitik. Dalam: Singadipura BS, Widjaja
CM, Bernstein J, penyunting. Pediatric Kidney J, Sekarwana N, penyunting. Simposium Nasional
Disease vo.2 Boston: Little Brown and Company, Nefrologi Anak 111 Bandung, 89-1 16.
1383-1406.
4. Kaplan SB, Cleary TG, Obrig TG. (1990). Recent 8. Setiati TE. (1992). Sindrom hemolitik uremia.
advances in understanding the pathogenesis of the Dalam: Simposium Nefrologi Anak V dan
hemolytic uremic syndrome. Pediatr Nephrol, Simposium Nasional Pediatri Gawat Darurat 11,
4:276-283. Medan, 7.1-7.10.
5. Jernigan SM, Waldo FB. (1994). Racial incidence 9. Rowe CP, Orrbine E, Wells GA, Mc Laine PN.
of hemolytic uremic syndrome. Pediatr Nephrol, (199 1). Epidemology of hemolytic-uremic
8545-7. syndrome in Canadian children from 1986 to 1988.
6. Lopez EL, Contriani MM, Devoto S, De Rosa MF, J Pediatr, 119:218-24.
Grana MG, Aversa L, Gomez FH, Genero MH,
CIeary TG. (1995). Incomplete hemolytic uremic 10. Srivastava RN, Moudgil A, Bagga A, Vasudev AS.
syndrome in Argentinean Children with bloody (1991). Hemolytic uremic syndrome in northern
diarrhea. J Pediatr, 12:364-7. India. Pediatr Nephrol, 5:284-8.

Bul. Penelit. Kesehat. 29 (2) 2001 75

You might also like