You are on page 1of 7

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR MAGNESIUM (Mg) 2% DAN 5%

TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK, TINGKAT KEKERASAN DAN


STRUKTUR MIKRO PADA VELG ALUMINIUM (Al-5,68 Si)
Irawan Setia., Budi Harjanto, S.T., M.Eng., Drs. Subagsono, M.T.
Prodi Pendidikan Teknik Mesin, FKIP, UNS Kampus V FKIP UNS Jl. Ahmad Yani No. 200
Pabelan, Surakarta, Tlp/Fax (0271) 716266
Email: Niznunezta@gmail.com

ABSTRACT
The purposes of this study were: (1) Determine the effect of adding the element
magnesium (Mg) in the aluminium foundry on Impact strength. (2) Determine the effect of
the addition of the element magnesium (Mg) in the aluminium foundry on the level of
hardness. (3) Determine the influence of the addition of the element magnesium (Mg) in the
aluminium foundry to microstructure.

This research uses descriptive quantitative method. This method is implemented by


providing independent variables intentionally to the object of study to know the effect on the
dependent variable research sample used is adding 2% and 5% of magnesium .Each specimen
number 3 pieces of samples. Data obtained from the results of research put into the table, and
displayed in graph form and then analyzed.

Based on the results of this study concluded that: (1) the more elements of magnesium
(Mg) are added, the value of impact strength aluminium casting result is increasing. (2), the
more the element magnesium (Mg) are added to the value of the results of casting aluminium
hardness is increasing. (3) the more the element magnesium (Mg) are added to the results of
casting aluminium grain size get smaller.

Keywords: Addition of Magnesium 2 % and 5 %, impact resistance , hardness Brinnel,


micro structure, Aluminium Wheels (Al-5,68 Si).

PENDAHULUAN dan lain-lain. Produk-produk aluminium


Aluminium merupakan logam dihasilkan melalui proses pengecoran
ringan yang mempunyai sifat tahan (casting) dan pembentukan (forming).
terhadap korosi dan hantaran listrik yang Aluminium hasil pengecoran banyak
baik. Pemakaian aluminium diperkirakan dijumpai pada peralatan rumah tangga dan
pada masa mendatang masih terbuka luas komponen otomotif misalnya velg (cast
baik sebagai material utama maupun wheel), piston, blok mesin dan lain
material pendukung dengan ketersediaan sebagainya. Aluminium hasil pembentukan
biji aluminium di bumi yang melimpah. diperoleh melalui tempa, rol dan ektrusi
Aluminium dapat dipergunakan untuk misalnya aluminium profil dan plat yang
peralatan rumah tangga, material pesawat banyak digunakan dalam kontruksi.
terbang, otomotif, kapal laut, konstruksi

1
2

Proses pembentukan aluminium setelah baja. Seperti komponen kendaraan


dapat dilakukan dengan berbagai cara,salah bermotor yang berbahan baku paduan
satunya dengan menggunakan metode aluminium, baik untuk kendaraan bermotor
pengecoran logam. Surdia (2000) proses roda dua maupun kendaraan bermotor roda
pengecoran logam merupakan proses empat. Salah satu faktor pendorong
pembuatan produk yang diawali dengan pemanfaatan paduan aluminium sebagai
mencairkan logam kedalam tungku komponen kendaraan bermotor karena
peleburan kemudian dituangkan kedalam paduan aluminium mempunyai sifat yang
cetakan yang terlebih dahulu dibuat pola, ringan, tahan karat, tahan suhu tinggi,
hingga logam cair tersebut membeku dan kuat,dan keras. Komponen kendaraan
kemudian dipindahkan dari cetakan. bermotor yang dibuat dengan bahan dasar
Pembekuan logam dimulai dari bagian aluminium antara lain velg, piston, tromol
luarya itu bagian yang bersentuhan sepeda motor, sirip-sirip radiator dan lain-
langsung dengan cetakan, panas dari logam lain.
akan diserap oleh cetakan hingga Penambahan unsur magnesium
mendingin sampai titik beku. Bagian (Mg) akan meningkatkan kekuatan dan
dalam dari coran mendingin lebih lambat kekerasan pada aluminium tanpa terlalu
dari pada bagian luar, sehingga kristal- menurunkan keuletannya. Tingkat
kristal tumbuh dari inti asal mengarah ke kekerasan paduan aluminium juga
bagian dalam coran dan butiran-butiran ditentukan oleh persentase unsur paduan
kristal tersebut berbentuk memanjang yang ditambahkan. Besarnya persentase
seperti kolom. Setelah proses pembekuan dan unsur paduan yang ditambahkan juga
selesai struktur kristal akan menyatu akan berpengaruh pada struktur mikro hasil
dengan sempurna dan proses pembekuan coran, dalam karakteristik suatu logam
selesai. paduan, pengaruh ukuran butir merupakan
Paduan aluminium sangat bagian terpenting yang perlu mendapatkan
berperan penting dalam berbagaia plikasi perhatian karena parameter ukuran butir
dan telah banyak digunakan dibanyak akan menentukan kekuatan mekanis logam
industri karena memiliki sifat-sifat yang paduan. Mikroskop cahaya, mikroskop
unggul. Sifat-sifat tersebut antara lain electron, mikroskop fieldon, mikroskop
membuat paduan aluminium menjadi field emission dan mikroskop sinar-X
logam yang sangat sesuai dan ekonomis merupakan beberapa alat yang digunakan
untuk berbagai aplikasi dan telah untuk mengetahui struktur mikro suatu
menjadikan paduan aluminium sebagai bahan.
logam yang paling banyak digunakan
3

Berdasarkan latar belakang di a. Analisis Pengujian Ketangguhan


atas peneliti ingin melakukan penelitian Impak
yang berhubungan dengan unsur paduan Pengujian Ketangguhan impak yang
suatu logam, dengan mengambil judul dilakukan adalah pengujian dengan
analisis pengaruh penambahan unsur metode Charpy. Dimensi spesimen
magnesium (mg) 2% dan 5% terhadap adalah 60mm x 10mm x 10mm dengan
ketangguhan impak, tingkat kekerasan dan takikan 2mm berbentuk V. Pengujian
struktur mikro pada velg aluminium(al- ketangguhan impak Charpy dilakukan
5,68 si). untuk mengetahui sifat liat dari bahan
METODE PENELITIAN yang ditentukan dari banyaknya energi
Penelitian ini adalah penelitian yang dibutuhkan untuk mematahkan
eksperimen yang dilaksanakan di batang uji dengan sekali pukul. Nilai
laboratorium dengan kondisi dan kekuatan impak dapat dihitung dengan
perlengkapan yang disesuaikan dengan persamaan (Surdia dan Saito, 1995)
kebutuhan untuk memperoleh data tentang (KI) = J/mm2
pengaruh penambahan magnesium terhadap
tingkat kekerasan, ketangguhan impak dan
b. Analisis Hasil Pengujian Kekerasan
struktur mikro pada pengecoran aluminium.
Pada hasil pengecoran aluminium akan
Objek dalam penelitian ini adalah aluminium
dilakukan pengujian kekerasan dengan
paduan dengan kandungan silicon (Si 5,68%).
menggunakan spesimen variasi
Variasi campuran magnesium yaitu 2% dan
magnesium 2% dan 5%, sedangkan raw
5%.
material digunakan sebagai
1. Analisis Data
pembandingnya. Dimensi spesimen
Teknik analisis data yang dipakai dalam
adalah 25mm x 25mm x 25mm.
penelitian ini menggunakan data diskriptif
Pengujian kekerasan dilakukan dengan
yang dilakukan dengan cara melukiskan
metode Brinell menggunakan alat
dan merangkum hasil pengamatan dari
Universal Hardness Tester. Masing-
hasil penelitian yang dilakukan. Data yang
masing spesimen akan mengalami uji
dihasilkan digambarkan dengan histogram
kekerasan sebanyak tiga kali pada
sehingga lebih mudah untuk dibaca.
bagian yang berbeda yang dipilih secara
Analisis data hasil pengujian variasi
acak, lalu ketiga hasil tersebut dirata-
penambahan unsur magnesium (Mg) 2%
rata. Dengan indentor yang berbentuk
dan 5% yang dilakukan pada penelitian ini
bola dan disesuaikan dengan spesifikasi
adalah sebagai berikut:
bahan yang digunakan, pada pengujian
4

ini menggunakan indentor berdiameter pengujian kekerasan dan struktur


(D) 2.5mm dengan perbandingan mikro, dan 60mm x 10mm untuk
konstanta 5D2, beban yang diberikan spesimen pengujian Ketangguhan
oleh indentor terhadap masing-masing impak.
spesimen sebesar 31.25 kgf dengan 3) Membuat cetakan menggunakan pola
lama penekanan selama 5 detik. Angka yang telah dibuat.
kekerasan Brinell diketahui dengan 4) Melebur material pada tungku
persamaan (Edih Supardi, 1996:42) peleburan, kemudian menuangkan
HB = (kgf/mm2) aluminium cair ke dalam cetakan
untuk membuat raw material.
c. Analisis Struktur Mikro 5) Melakukan pembongkaran cetakan.
Pada analisis struktur mikro aluminium 6) Mengulangi langkah 4 dan 5 dengan
cor menggunakan alat pengamat menambahkan magnesium sebanyak
struktur mikro yaitu Metallurgical 2% dan 5%.
Microscop With Inverted (Olympus 7) Membersihkan hasil pengecoran dari
PME). Manfaat dari analisis ini adalah pasir cetak.
untuk mempelajari hubungan antara 8) Meratakan dan menghaluskan
sifat-sifat bahan dengan struktur dan permukaan spesimen yang akan di
cacat pada bahan. Sebagai acuan uji.
besaran butir dari masing-masing 9) Melakukan pengujian kekerasan,
spesimen maka digunakanlah raw struktur mikro dan kekuatan impact.
material sebagai pembandingnya. e. Pelaksanaan Eksperimen
d. Persiapan Eksperimen 1) Pengujian kekerasan menggunakan
Sebelum penelitian dimulai, terlebih Universal Hardness Tester dengan
dahulu melakukan pengujian komposisi menggunakan indentor berdiameter
kimia terhadap aluminium yang akan 2,5mm, dengan perbandingan
digunakan. Setelah uji komposisi kimia konstanta 5D2, beban yang diberikan
dilakukan barulah proses pengecoran oleh indentor terhadap masing-
logam dapat dimulai untuk masing spesimen sebesar 31.25 kgf
menghasilkan spesimen yang di dengan lama penekanan selama 5
inginkan. Urutan penelitian yang akan detik.
dilakukan adalah: 2) Pengamatan struktur mikro
1) Mempersiapkan alat dan bahan. dilakukan dengan menggunakan
2) Membuat pola dengan ukuran 25mm Metallurgical Microscop With
x 25mm x 25mm untuk spesimen Inverted (Olympus PME) dengan
5

pembesaran 100x pada masing- 2. Pengujian Ketangguhan Impak


masing spesimen. Data penelitian yang berjumlah 3 data
3) Pengujian kekuatan impact dilakukan yakni variasi magnesium dengan kadar
dengan menggunakan alat uji impact 0% (raw material), variasi magneium
Charpy. Energi yang diberikan dengan kadar 2% dan variasi
sebesar 300 J, dengan berat alu 20kg magnesium dengan kadar 5%, Hasil
dan panjang lengan 0,8m. pengujian ketangguhan impak dapat
HASIL PENELITIAN dilihat pada gambar 2. berikut :
1. Pengujian Kekerasan Brinell
Data penelitian yang berjumlah 3 data
yakni variasi magnesium dengan kadar
0% (raw material), variasi magneium
dengan kadar 2% dan variasi
magnesium dengan kadar 5%, Hasil
pengujian kekerasan dapat dilihat pada
Gambar 2. Hasil Pengujian Ketangguhan Impak
gambar1. Berikut:
Dari gambar 2. Tersebut dapat dilihat
bahwa keuletan spesimen semakin
menurun seiring banyaknya unsur
magnesium yang ditambahkan. Hal
tersebut terjadi karena magnesium dapat
menurunkan ukuran butir aluminium,
sehingga ketika ukuran butir semakin

Gambar 1. Hasil Pengujian Kekerasan kecil, maka daya ikat antar butir semakin

Dari Gambar 1. dapat dilihat bahwa lemah, sehingga keuletannya berkurang.

magnesium dapat meningkatkan nilai 3. Pengujian Struktur Mikro

kekerasan. Hal tersebut berhubungan Data penelitian yang berjumlah 3 data

dengan ukuran butir aluminium, yakni variasi magnesium dengan kadar

semakin kecil ukuran butir aluminium, 0% (raw material), variasi magnesium

maka jarak antar butirnya semakin dengan kadar 2% dan variasi magnesium

rapat, sehingga spesimen tersebut dengan kadar 5%, Hasil pengujian

menjadi semakin keras. Aluminium struktur mikro dapat dilihat pada gambar

dengan penambahan unsur magnesium 3. berikut :

sebesar 5% memiliki nilai kekerasan


paling tinggi.
6

kekerasan yang paling rendah bila


Aluminium dibandingkan dengan hasil pengecoran
Silicon (Si) aluminium dengan penambahan unsur
magnesium (Mg) sebesar 2% dan 5%.
3. Struktur mikro dari hasil Velg
Aluminium (Al-5,68 Si) (Raw material)
yang digunakan mempunyai ukuran butir
yang lebih besar dibandingkan dengan
Aluminium
struktur mikro hasil pengecoran
aluminium dengan penambahan unsur
Silicon (Si)
magnesium (Mg) sebesar 2% dan 5%.
4. Hasil Penambahan Magnesium (Mg)
sebesar 2% adalah yang paling baik
digunakan karena tingkat kekerasannya
Aluminium terjadi kenaikan yang cukup tinggi,
ketangguhan impaknya terjadi penurunan
yang tidak terlalu drastis, ukuran butir
Silicon (Si)
struktur mikronya kecil/halus
dibandingan dengan Velg Aluminium
(Al-5,68 Si) (Raw material) dan

Gambar 3. Hasil Foto Mikro dengan penambahan Magnesium (Mg) sebesar

Pembesaran 100x 5%.

SIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilaksanakan DAFTAR PUSTAKA

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Annual Book of American Society for Testing
and Materials Standards E10-12,
1. Hasil pengujian Ketangguhan Impak 2012, Standard Test Method for
menunjukkan bahwa Velg Aluminium Brinell Hardness of Metallic
Materials.
(Al-5,68 Si) (Raw material) mempunyai
Annual Book of American Society for Testing
tingkat kekuatan yang paling tinggi bila
and Materials Standards E3-95,
dibandingkan dengan hasil pengecoran 1995, Standard Practice for
Preparation of Metallographic
aluminium dengan penambahan unsur
Specimens.
magnesium (Mg) sebesar 2% dan 5.
Arianto Leman. (2010). Perancangan
2. Hasil pengujian kekerasan menunjukkan Pengecoran Dalam Pelatihan
bahwa Velg Aluminium (Al-5,68 Si) Pengembangan Rintisan

(Raw material) mempunyai tingkat


7

Pengecoran Skala Mini Bagi Guru- Sudjana, H. (2008). Teknik Pengecoran


Guru SMK Di Yogyakarta. Logam Jilid Iuntuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Menengah Kejuruan.
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. . (2008). Teknik Pengecoran Logam
Jilid II untuk SMK. Jakarta:
Dwiyanto. (2010). Pengaruh Perbedaan Direktorat Pembinaan Sekolah
Casting Modulus Coran Terhadap Menengah Kejuruan.
Kekerasan Serta Struktur Mikro
Hasil Proses Pengecoran Cetakan . (2008). Teknik Pengecoran Logam
Pasir Paduan Aluminium. Digital Jilid III untuk SMK. Jakarta:
Library Universitas Sebelas Maret Direktorat Pembinaan Sekolah
,Surakarta. Menengah Kejuruan.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Universitas Sebelas Maret. 2012. Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Pedoman Penulisan Skripsi. Bandung: Alfabeta.
Surakarta: UNS Pers.
Surdia, T., Chijiiwa, K. (2000). Teknik
Girisha H. N. & K. V. Sharma.(2012). Effect Pengecoran Logam. Jakarta:
Of Magnesium On Strength And Pradnya Paramita.
Microstructure Of Aluminium
Copper Magnesium Alloy.
Diperoleh 27September 2014, dari
http://www.ijser.org/researchpaper
%5CEffect-of-magnesium-on-
strength-and-microstructure-of-
Aluminium-Copper-Magnesium-
alloy.pdf

Lutiyatmi. (2011). Pelayanan


Pengujian.Diperoleh 27 September
2014, dari
http://polmanceper.ac.id/pelayanan-
pengujian/.
Muhammad. S.N. Pengaruh Penambahan
Kadar Magnesium pada Aluminium
Terhadap Kekuatan Tarik dan
Struktur Mikro. Diperoleh
27September 2014, dari
http://www.ijser.org/researchpaper
Pengaruh-Penambahan-Kadar-
Magnesium-pada-Aluminium-
Terhadap-Kekuatan-Tarik-dan-
Struktur-Mikro.pdf
Selvaduray, G. Binary Phase Diagrams.
Diperoleh 27September 2014, dari
http://www.sjsu.edu/faculty/selvadu
ray/page/phase/binary_p_d.pdf

You might also like