Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Intangible asset proxied by Intellectual Capital has important role to drive companies values creation.
Although many companies have applied corporate governance mechanism in order to have IC disclosure
recognition, most of them do not focus on Intellectual Capital disclosure yet. The aim of this study is to
analyze the influence of corporate governance mechanisms consisting of size of the board commissioners,
the independence level of independent commissioner, the activities of independent commissioners, and audit
committee on the intellectual capital disclosures of the companies listed in BEI in 2009 using intensive ICs
category with the adding of kontrol variables. This study will provide an illustration on how the mechanisms
of corporate governance practices and IC disclosure become a value creation source for the company.
There are a total of 176 companies categorized as IC intensive. Using a purposive sampling method, 45
companies were selected as samples. The 2009 annual reports of the companies are used as secondary data
source of this research. Furthermore, to get ICs disclosure data content analysis technique was used both
for quantity and quality terms. The results indicate that audit committee is the only corporate governance
mechanism that significantly affects the level of IC disclosures.
Abstrak
Aset tak berwujud yang diproksi dengan Intellectual Capital mempunyai peran penting dalam menentukan
nilai perusahaan. Meskipun banyak perusahaan telah menerapkan mekanisme corporate governance untuk
memperoleh pengungkapan IC, sebagian besar dari perusahaan belum fokus pada pengungkapan IC.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh mekanisme corporate governance yang terdiri dari
ukuran dewan komisaris, keindependensian komisaris independen, kesibukan komisaris independen, dan
komite audit terhadap pengungkapan Intellectual Capital pada IC Intensive yang terdaftar di BEI tahun
2009 dengan mempertimbangkan variable kontrol. Penelitian ini akan memberikan gambaran bagaimana
penerapan mekanisme corporate governance dan pengungkapan IC menjadi sumber penciptaan nilai bagi
perusahaan. Terdapat 176 perusahaan yang masuk kategori perusahaan IC Intensive. Dengan menggunakan
metode purposive sample, sebanyak 45 perusahaan terpilih sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan
sumber data sekunder yang berupa laporan tahunan perusahaan tahun 2009. Teknik content analysis
digunakan untuk memperoleh data pengungkapan IC baik kuantitas maupun kualitas. Hasil yang ada
menunjukkan bahwa komite audit merupakan satu-satunya mekanisme corporate governance yang secara
signifikan berpengaruh pada pengungkapan IC.
Kata Kunci: mekanisme corporate governance, intellectual capital, IC intensive, content analysis
190 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 189 - 211
Li et al. (2007) menemukan bahwa yang negara berkembang (Abeysekera, 2009) dan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan IC negara maju (Cerbioni dan Parbonetti 2007)
adalah ukuran komite audit dan kepemilikan mempunyai sistem berbeda sehingga pada
saham direktur, sedangkan yang berpengaruh penelitian ini tidak memasukkan variabel
negatif adalah proporsi dewan komisaris dan CEO duality. Kedua, penelitian ini menambah
konsentrasi kepemilikan, dengan ukuran dan variabel yang diduga berpengaruh terhadap
jenis industri sebagai variabel kontrol yang pengungkapan IC, yaitu Komite Audit (Li et al.
berpengaruh terhadap pengungkapan IC. Hal 2007; Abeysekera 2009). Ketiga, penekanan
berbeda dikemukakan oleh White et al. (2007) penelitian ini terletak pada karakteristik dewan
yang menyatakan bahwa diantara mekanisme komisaris, baik pengukuran secara kuantitas
corporate governance yang ada, hanya proporsi yang diproksi dengan variabel ukuran dewan
komisaris independen dan variabel lainnya komisaris dan keindependensian komisaris
seperti umur perusahaan, ukuran perusahaan, independen, maupun pengukuran secara
dan tingkat utang yang berpengaruh positif kualitas yang diproksi dengan variabel
terhadap pengungkapan IC. kesibukan komisaris independen.
Diantara mekanisme corporate Keempat, pada penelitian ini, variabel
governance yang ditelitinya, Gan et al. (2008) struktur dewan dan keindependensian
menemukan bahwa hanya variabel pertemuan komisaris independen mempunyai fungsi
komite audit yang berpengaruh terhadap yang sama, yaitu untuk menilai karakteristik
pengungkapan IC. Hasil penelitian yang dewan komisaris dari sisi kuantitas. Untuk
berbeda disampaikan oleh Abeysekera (2009) menghindari pengulangan variabel yang
yang mengungkapkan bahwa hanya ukuran mempunyai fungsi sama, maka variabel
dewan direksi yang berpengaruh positif struktur dewan dihilangkan. Kelima, populasi
terhadap pengungkapan IC, sedangkan jumlah menggunakan perusahaan yang terdaftar di
komisaris independen, jumlah komisaris
BEI dan masuk kategori IC intensive. Hal
independen pada komite audit, ukuran, dan
ini dikarenakan belum ada penggolongan
jenis perusahaan tidak ada pengaruh yang
secara spesifik tentang kriteria perusahaan
signifikan terhadap pengungkapan IC.
bioteknologi di Indonesia, sehingga akan
Berdasarkan temuan hasil yang beragam,
mempersulit dalam memperoleh data.
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Penggunaan data perusahaan dengan IC
pengaruh mekanisme corporate governance
intensive dalam penelitian dinilai mempunyai
yang terdiri dari ukuran dewan komisaris,
hidden value yang tinggi. Konsekuensi adanya
keindependensian komisaris independen,
hidden value yang tinggi adalah munculnya
kesibukan komisaris independen, dan komite
agency problem (Li et al. 2007). Selain itu,
audit terhadap pengungkapan intellectual
capital perusahaan yang termasuk dalam perusahaan dengan IC intensive lebih banyak
kategori IC intensive di BEI tahun 2009 dengan pula menghasilkan keuntungan dibanding
mengacu pada penelitian yang dilakukan perusahaan yang fokus pada aset berwujud
oleh Cerbioni dan Parbonetti (2007). Hal dalam produknya (Woodcock dan Whiting
ini dikarenakan dari hasil penelitian yang 2009). Perusahaan yang termasuk kategori
ada, Cerbioni dan Parbonetti (2007) berhasil IC intensive antara lain: perusahaan otomotif,
membuktikan adanya pengaruh mekanisme kabel, elektronik, obat-obatan, kosmetik,
CG terhadap pengungkapan CG. real estate & properti, telekomunasi, bank,
Namun demikian, terdapat beberapa institusi keuangan, sekuritas, asuransi,
perbedaan mendasar antara penelitian ini penanaman modal, iklan & media, serta
dengan penelitian sebelumnya. Pertama, pelayanan komputer (Woodcock dan Whiting
penerapan corporate governance antara 2009). Perusahaan yang terdaftar di BEI dan
192 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 189 - 211
perusahaan dan tidak merangkap jabatan pada H3: Kesibukan komisaris independen
perusahaan lain. Komisaris independen yang berpengaruh negatif terhadap kuan-
merangkap jabatan, terutama yang memegang titas dan kualitas pengungkapan
atau menempati jabatan strategis dan vital Intellectual Capital (IC)
pada perusahaan lain, akan sibuk dengan
berbagai kepentingan, tidak hanya kepentingan Hubungan Komite Audit dengan Peng-
satu perusahaan tetapi juga kepentingan ungkapan Intellectual Capital
perusahaan lain. Hal ini akan berdampak pada Raghumandan 2001 (dalam Abeysekera,
ketidakefektifan dan ketidakindependenan 2009) menyatakan bahwa komite audit
komisaris independen (Andayani 2010). membuat interaksi antara dewan komisaris
Salah satu manifestasi terlalu banyaknya dengan auditor internal lebih efektif dan
komite audit juga berperan dalam memastikan
komitmen dari komisaris independen yang
proses yang berkaitan dengan pengungkapan
sibuk adalah berkurangnya kemampuan mereka
keuangan berjalan sesuai dengan aturan yang
menghadiri pertemuan-pertemuan yang
ada (NACD 1999 dan PwC 2000), dengan
ada, forum dimana komisaris independen
demikian meminimalkan agency cost yang ada.
menjalankan fungsi pengawasannya dengan
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan
meminta pertanggung jawaban manajemen.
oleh Li et al. (2007) bahwa semakin besar
Tidak berjalannya fungsi pengawasan sebagai- jumlah komite audit maka semakin luas
mana mestinya akan memicu naiknya agency pula pengungkapan IC, begitu pula yang
cost. diungkapkan oleh Felo et al. 2003 (dalam
Sebaliknya komisaris independen yang Li et al. 2007) yang menemukan hubungan
tidak merangkap jabatan akan lebih efektif positif antara ukuran komite audit dan kualitas
dan independen dalam melakukan fungsi laporan keuangan.
pengawasan sehingga tingkat validitas Dari bukti empiris yang ada, diharapkan
penyajian laporan keuangan (beserta pengung- komite audit memiliki tanggung jawab
kapannya) dapat diandalkan dan pada akhirnya yang lebih besar dalam mengawasi praktik
akan meminimalkan agency cost yang timbul pengungkapan IC. Hal tersebut dikarenakan
(Ali Shah et al. 2009). Oleh karena itu, dapat komite audit berperan sebagai alat pengendali
dirumuskan hipotesis sebagai berikut: dalam mekanisme corporate governance
yang memiliki kekuatan untuk meningkatkan yang diajukan terkait dengan pengaruh
pengungkapan yang berhubungan dengan nilai antara variabel independen yang meliputi
perusahaan. ukuran dewan komisaris, keindependensian
Salah satu tugas komite audit adalah komisaris independen, kesibukan komisaris
melakukan penelaahan atas informasi independen, dan komite audit terhadap
keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan variabel dependen (pengungkapan IC) dengan
seperti laporan keuangan, proyeksi, dan mempertimbangkan variabel kontrol.
informasi keuangan lainnya. Selain itu, komite Populasi dalam penelitian ini adalah
audit juga berwenang untuk mengakses catatan perusahaan dengan IC intensive yang terdaftar
atau informasi tentang karyawan, dana, aset, di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
serta sumber daya lainnya yang berkaitan 2009. Sampel dipilih dengan metode purposive
dengan pelaksanaan tugasnya (Bapepam sampling dengan syarat memenuhi kriteria yang
IX.I.5). Berdasarkan argumen diatas, penelitian ditetapkan. Adapun kriteria yang digunakan
ini mengajukan hipotesis bahwa : untuk mengambil sampel adalah (1) perusahaan
H4: Komite audit berpengaruh positif yang mempunyai tahun buku yang berakhir
terhadap kuantitas dan kualitas peng- 31 Desember dan mempublikasikan laporan
ungkapan Intellectual Capital (IC) tahunan (annual report) lengkap untuk tahun
2009; (2) perusahaan yang mempunyai data
Berdasarkan hipotesis yang ada maka yang lengkap terkait dengan variabel – variabel
dirumuskan kerangka penelitian seperti yang yang digunakan dalam penelitian; (3) laporan
ada pada gambar 1. tahunan menggunakan bahasa Indonesia
serta bebas dari outlier. Outliers diidentifikasi
METODE PENELITIAN dengan menggunakan metode Mahal’s distance
dan Cook’s distance pada program SPSS
Desain Penelitian, Populasi dan Sampel Berdasarkan kriteria yang ada diperoleh sampel
Penelitian ini merupakan studi empiris sebanyak 45 perusahaan. Deskripsi sampel
yang dilakukan untuk membuktikan selengkapnya ada pada Tabel 1.
bahwa mekanisme corporate governance
berpengaruh terhadap pengungkapan dari sisi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
kuantitas dan kualitas Intellectual Capital Variabel
(yang di ukur dengan content analysis). Variabel yang digunakan dalam
Pada penelitian ini, pengujian hipotesis penelitian ini terdiri dari variabel dependen,
Tabel 1
Deskripsi Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Jumlah Populasi Perusahaan IC intensive 176
1 Laporan tahunan perusahaan tidak tersedia (24)
2 Data tidak lengkap dan rusak (22)
3 Laporan tahunan tidak tersedia (30)
4 Umur listing < 1 tahun (5)
5 Laporan tahunan tidak menggunakan Bahasa Indonesia (1)
6 Perusahaan tidak aktif 1 th → MTB = 0 (4)
7 Data Outlier (45)
Sampel yang diolah 45
Tabel 2
Kerangka Konsep Intellectual Capital (IC)
1. Internal Structure 2. External Structure 3. Employees Competence
(Structural Capial) (Costumer Capital) (Human Capital)
Intellectual Property 2.a. brands 3.a. know – how
1.a. patents 2.b. customers 3.b. education
1.b. copyrights 2.c. customers loyalty 3.c. vocational qualification
1.c. trademarks 2.d. company names 3.d. work-related knowledge
Infrastructure Asets 2.e. distribution channels 3.e. work-related competence
1.d. management philosophy 2.f. business collaboration 3.f. entrepreneurial spirit
1.e. corporate culture 2.g. favourable contracts
1.f. information system 2.h. financial contracts
1.g. management process 2.i. licensing agreements
1.h. networking system 2.j. franchising agreements
1.i. research project
Sumber : Purnomosidhi, 2006
independen, dan variabel kontrol. Varia- structure (EXCD) dan human capital
bel dependen pada penelitian ini adalah (HCCD), orientasi pandangan (outlook
pengungkapan IC, baik secara kuantitas orientation) baik pandangan ke depan
maupun kualitas, yang diperoleh dengan (forward looking/ICDF) maupun ber-
menggunakan metode content analysis dasarkan tinjauan masa lalu (historical/
berdasarkan kerangka konsep IC ICDH), serta tanda-tanda ekonomi
Purnomosidhi (2006). Content analysis terdiri (economic sign) baik yang positif
dari empat tahapan, yang dimulai dari : (ICPS), negatif (ICNG), maupun tidak
1. Penentuan framework (kerangka) yang mengungkapkan.
digunakan untuk mengklasifikasikan in- 4. Tahap akhir dari content analysis adalah
formasi (Sveivy 1997; Stewart 1997; menilai tingkat reliabilitas yang dicapai
serta Edvinsson dan Sullivan 1996 dalam (Purnomosidhi 2006).
Purnomosidhi 2006). Selengkapnya ada Variabel independen dalam penelitian ini
pada Tabel 2. adalah mekanisme corporate governance,
2. Menentukan unit pencatatan yang berupa yang terdiri dari ukuran dewan komisaris,
kalimat.
independensi dewan komisaris, kesibukan
3. Memberi kode pada masing-masing
komisaris independen, dan komite audit.
kalimat mengenai informasi IC yang
Penelitian ini juga menggunakan variabel
diungkapkan dari sisi :
kontrol yang terdiri dari; ukuran perusahaan,
a. Kuantitatif (Total Intellectual Capital
profitabilitas, tingkat utang, pertumbuhan
Disclosure/TICD) meliputi jumlah
total informasi yang diungkap dari perusahaan, dan umur perusahaan (age).
keseluruhan content yang ada, yang Proksi masing-masing variabel dapat dilihat
terdiri dari masing-masing komponen pada Tabel 3.
IC, orientasi pandangan, dan tanda-
tanda ekonomi (economic sign), mau- Teknik Analisis Data
pun secara; Variabel Dependen diperoleh dengan
b. Kualitatif dari sisi content. Informasi teknik content analysis. Untuk menilai
masing-masing komponen IC meliputi: kualitas data pada content analysis tersebut
internal structure (INCD), external maka digunakan uji reliabilitas. Sebagai
196 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 189 - 211
Tabel 3
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
No. Pengukuran Variabel
Dependen
1 TICD Jumlah total pengungkapan dari keseluruhan informasi Intellectual Capital/IC
2 INCD Total skor yang terkait dengan pengungkapan informasi Internal
3 EXCD Total skor yang terkait dengan pengungkapan informasi Eksternal
4 HCCD Total skor pengungkapan yang berkaitan dengan modal manusia (Human Capital)
5 ICDF Total skor pengungkapan yang terkait dengan informasi berwawasan ke depan
6 ICDH Total skor pengungkapan yang terkait dengan informasi yang berorientasi historis
Total skor yang terkait dengan pengungkapan informasi yang berdampak positif
8 ICPS
pada kinerja
total skor yang terkait dengan pengungkapan informasi dengan dampak negatif
9 ICNG
terhadap kinerja
Data Pengungkapan Kuantitas dan Kualitas IC diperoleh dengan metode Content Analysis
pedoman penilaian reliabilitas hasil content berganda yang digunakan adalah sebagai
analysis, digunakan cronbach’s α dengan nilai berikut :
+0,70 sebagai batas minimum reliabilitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang dapat diterima (Hair et al. 1998 dalam
Purnomosidhi 2006). Teknik analisis yang Hasil
digunakan untuk menguji hipotesis adalah Jumlah populasi perusahaan yang
analisis regresi berganda. Model regresi termasuk kategori IC intensive di BEI
Dista Amalia Arifah, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Intellectual … 197
sebanyak 176 perusahaan. Dari populasi yang syarat dijadikan sampel. Sebanyak 5 kategori
ada, sebanyak 45 perusahaan diambil sebagai perusahaan sampel tidak memenuhi kriteria
sampel dengan metode purposive sampling dan dikarenakan penyampaian laporan tahunan
bebas dari outliers. Dari 15 kategori perusahaan yang melebihi batas waktu yang ditentukan.
IC intensive yang dijadikan sampel, hanya Dalam perolehan data variabel dependen
10 kategori perusahaan saja yang memenuhi digunakan metode content analysis. Tahap
198 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 189 - 211
akhir dari content analysis adalah menilai sign) memiliki perbedaan besaran yang relatif
tingkat reliabilitas yang dicapai (Beretta dan kecil antar masing-masing perusahaan sampel.
Bozzolan 2008). Dari uji reliabilitas didapat Secara umum, pengungkapan IC pada
nilai Alpha sebesar 0,861, lebih besar dari nilai perusahaan sampel masih sedikit sekali, rata-
0,70 yang ditetapkan sebagai batas minimum rata pengungkapan IC yang ada kurang dari
reliabilitas maupun Cronbach’s Batas sebesar 25% dan besaran antar perusahaan juga hampir
0,703, sehingga dapat disimpulkan bahwa sama. Sujan dan Abeysekera (2007) dalam
butir instrumen pengungkapan IC reliabel. Woodcock dan Whiting (2009) menemukan
Semua model persamaan (TICD, bahwa kekurangan pengungkapan IC pada
INCD, EXCD, HCCD, ICDF, ICDH, dan perusahaan kemungkinan disebabkan oleh
ICPS) terdistribusi normal dan bebas dari tidak adanya standar pengungkapan IC
heterokedastisitas, kecuali model ICNG. yang berlaku, perusahaan tidak mempunyai
Setelah dilakukan transformasi, model ICNG mekanisme penaksiran dan pengukuran
tetap tidak terdistribusi dengan normal, hasil pengungkapan IC yang mencukupi, serta
ini terkait dengan data variabel dependen kemungkinan yang terakhir adalah pengung-
yang banyak bernilai 0 (hanya 1 sampel yang kapan IC bukan merupakan prioritas utama
mengungkap informasi ekonomi negatif), pihak manajemen. Hasil statistik deskriptif
sehingga lebih banyak data yang konstan. dapat dilihat pada Tabel 4.
Untuk pengujian model ICNG digunakan Diantara komponen pengungkapan IC
alat uji nonparametrik yang sesuai dan tidak yang ada (internal capital, external capital
dilakukan uji asumsi klasik berikutnya. dan human capital), human capital merupakan
Dari uji multikolinearitas yang dilakukan pengungkapan komponen IC yang paling
ditemukan bahwa tidak ada korelasi pada banyak dilakukan. Perusahaan percaya bahwa
variabel independen. pengungkapan human capital mempunyai
keunggulan kompetitif yang paling besar
Hasil Statistik Deskriptif dan Analisis diantara komponen IC yang ada (Roos et al.
Korelasi 1997 dan Widener 2004 dalam Abeysekera
2009).
Hasil Statistik Deskriptif – Variabel Dependen Dari sisi informasi outlook orientation
Pengungkapan IC dalam penelitian ini (Forward Looking dan Hictorical), perusahaan
diukur dengan content analysis, baik secara lebih banyak melakukan pengungkapan
kuantitas maupun kualitas (content, informasi tentang informasi IC di masa lalu (historical),
orientation outlook, dan economic sign). Dari hal ini terkait dengan adanya bukti pendukung
indikator pengungkapan IC yang ada dapat (misalnya publikasi tentang prestasi perusahaan
dilihat bahwa untuk pengungkapan IC secara di surat kabar atau adanya penghargaan dari
kuantitas (TICD), content (INCD, EXCD dan intansi) yang relevan dengan informasi masa
HCCD) dan pengungkapan informasi IC di lalu yang diungkapkan. Dibandingkan dengan
masa lalu (ICDH) mempunyai nilai standar informasi perusahaan di masa mendatang yang
deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata. dianggap kurang relevan (tidak adanya bukti
Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan pendukung yang kuat dan bisa dikonfirmasi
Intellectual Capital (IC) dari masing- kebenarannya dari pihak luar), informasi IC
masing perusahaan sampel memiliki besaran dimasa lalu dinilai lebih bisa mencerminkan
yang hampir sama antar masing-masing keadaan perusahaan yang sebenarnya.
perusahaan sampel. Sedangkan pengungkapan Informasi IC tentang tanda ekonomi positif
pengungkapan informasi IC di masa depan lebih banyak diungkapkan daripada yang
(ICDF) dan tanda-tanda ekonomi (economic negatif karena perusahaan ingin mempunyai
Dista Amalia Arifah, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Intellectual … 199
Tabel 4
Statistik Deskriptif – Variabel Dependen
citra yang baik di mata stakeholder, sehingga standar deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-
diharapkan menarik lebih banyak investor. rata menunjukkan bahwa komite audit dari
masing-masing perusahaan sampel memiliki
Hasil Statistik Deskriptif – Variabel besaran yang hampir sama antar masing-
Independen masing sampel perusahaan.
Keindependensian komisaris indepen- Besaran perusahaan dalam penelitian ini
den dalam penelitian ini diukur dengan diukur dengan menghitung logaritma natural
menghitung persentase jumlah dewan dari total aset pada akhir periode. Nilai
komisaris independen terhadap jumlah total minimum SIZE sebesar 15.91, nilai maksimum
komisaris yang ada dalam susunan dewan sebesar 29.12, nilai rata-rata (mean) sebesar
komisaris perusahaan sampel. Nilai minimum 24.6713, serta nilai standar deviasi sebesar
PIND sebesar 0.33, nilai maksimum sebesar 3.66474. Kondisi tersebut menunjukkan
0.67, nilai rata-rata (mean) sebesar 0.4660, dan bahwa besaran perusahaan pada sampel rata-
nilai standar deviasi sebesar 0.11432. Nilai rata adalah relatif besar, sedangkan untuk
rata-rata 0.4660 mengindikasikan bahwa rata- nilai standar deviasi yang jauh lebih kecil dari
rata sampel sudah memenuhi batas minimal nilai rata-rata menunjukkan bahwa besaran
dari peraturan yang telah ditetapkan yaitu perusahaan dari masing-masing sampel
sebesar 30%, sedangkan untuk nilai standar memiliki perbedaan besaran yang hampir sama
deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata antar masing-masing sampel perusahaan.
menunjukkan bahwa proporsi komisaris Proporsi modal sendiri dengan modal
independen dari masing-masing perusahaan asing dalam penelitian ini diukur dengan
sampel memiliki besaran yang hampir sama menghitung total pinjaman dibagi jumlah
antar masing-masing sampel perusahaan. modal sendiri (total debt to equity ratio/DER)
Komite audit dalam penelitian ini yang dilambangkan dengan Leverage. Nilai
diukur dengan menghitung jumlah anggota minimum LEV sebesar -3.03, nilai maksimum
komite audit dalam tiap perusahaan sampel. sebesar 10.69, nilai rata-rata (mean) sebesar
Nilai minimum COMA sebesar 3.00, nilai 2.3151, serta nilai standar deviasi sebesar
maksimum sebesar 4.00, nilai rata-rata 3.18487. Kondisi tersebut menunjukkan
(mean) sebesar 3.0667, dan nilai standar bahwa proporsi modal sendiri dengan modal
deviasi sebesar 0.25226. Kondisi tersebut asing pada perusahaan sampel rata-rata adalah
menunjukkan bahwa komite audit yang relatif kecil, sedangkan untuk nilai standar
diproksi dengan jumlah anggota komite audit deviasi yang lebih besar dari nilai rata-rata
pada perusahaan yang menjadi sampel rata- menunjukkan bahwa proporsi modal sendiri
rata adalah relatif besar, sedangkan untuk nilai dengan modal asing dari masing-masing
200 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 189 - 211
perusahaan sampel memiliki perbedaan nilai buku. Nilai minimum MTB sebesar 0.41,
besaran yang relatif kecil antar masing-masing nilai maksimum sebesar 2.75, nilai rata-rata
sampel perusahaan. (mean) sebesar 1.0876, serta nilai standar
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur deviasi sebesar 0.45842. Kondisi tersebut
dengan menghitung return on equity. Nilai menunjukkan bahwa growth pada perusahaan
minimum ROE sebesar -0.94, nilai maksimum sampel rata-rata adalah relatif besar, sedangkan
sebesar 0.34, nilai rata-rata (mean) sebesar untuk nilai standar deviasi yang lebih kecil dari
0.0567, serta nilai standar deviasi sebesar nilai rata-rata menunjukkan bahwa growth dari
0.21647. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa masing-masing perusahaan sampel memiliki
profitabilitas pada perusahaan sampel rata-rata besaran yang hampir sama antar masing-
adalah relatif kecil, sedangkan untuk nilai masing sampel perusahaan. Hasil statistik
standar deviasi yang jauh lebih besar dari nilai deskriptif dapat dilihat pada Tabel 5.
rata-rata menunjukkan bahwa profitabilitas dari Kesibukan komisaris independen (BUSY)
masing-masing perusahaan sampel memiliki dalam penelitian ini diukur dengan variabel
perbedaan besaran yang relatif sangat kecil dummy, nilai 1 jika merangkap jabatan di
antar masing-masing sampel perusahaan. perusahaan lain dan nilai 0 jika tidak merangkap
Umur dalam penelitian ini diukur dengan jabatan di perusahaan lain. Nilai minimum
menghitung lamanya waktu (dalam tahun) BUSY sebesar 0.00, nilai maksimum sebesar
perusahaan sejak go public sampai dengan 1.00, nilai rata-rata (mean) sebesar 0.3333, serta
tahun pengamatan. Nilai minimum AGE nilai standar deviasi sebesar 0.47673. Nilai
sebesar 1.50, nilai maksimum sebesar 20.50, standar deviasi yang lebih besar dari nilai rata-
nilai rata-rata (mean) sebesar 9.0480, serta rata menunjukkan bahwa kesibukan komisaris
nilai standar deviasi sebesar 5.08817. Kondisi independen dari masing-masing perusahaan
tersebut menunjukkan bahwa umur perusahaan sampel memiliki perbedaan besaran yang relatif
pada perusahaan sampel rata-rata adalah kecil antar masing-masing sampel perusahaan.
relatif besar, sedangkan untuk nilai standar Untuk lebih lengkapnya, persentase kesibukan
deviasi yang lebih kecil dari nilai rata-rata komisaris independen dapat dilihat pada Tabel 6.
menunjukkan bahwa umur perusahaan dari Dilihat dari kesibukan komisaris inde-
masing-masing perusahaan sampel memiliki penden, terlihat bahwa lebih dari setengah
besaran yang hampir sama antar masing- komisaris independen perusahaan sampel
masing sampel perusahaan. tidak merangkap jabatan pada perusahaan lain,
Growth dalam penelitian ini diukur hal ini ditunjukkan oleh persentase jumlah
dengan menghitung rasio nilai pasar terhadap
Tabel 5
Statistik Deskriptif-Variabel Independen
Tabel 6
Ringkasan Kesibukan Komisaris Independen
independen yang berpengaruh terhadap model nilai signifikansinya sebesar 0.036 untuk
ICNG, sedangkan variabel kontrol (kontrol) pengungkapan IC yang mengandung informasi
secara keseluruhan (besaran perusahaan, dimasa depan (ICDF) dan pengungkapan IC
profitabilitas, tingkat utang, umur, dan per- yang mengandung informasi ekonomi negatif
tumbuhan perusahaan) berpengaruh terhadap (ICNG) ditunjukkan oleh besarnya C² Hitung
pengungkapan IC dengan informasi ekonomi yang kurang dari C² tabel serta signifikan
negatif. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya diatas 0.05.
masing-masing C² Hitung yang kurang dari Variabel kontrol profitabilitas (ROE)
C² tabel dan mempunyai nilai signifikansi berpengaruh positif terhadap pengungkapan
diatas 0.05. kualitas IC, meliputi pengungkapan external
capital (EXCD), human capital (HCCD), dan
Pengujian Hipotesis pengungkapan IC yang mengandung informasi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ekonomi negatif (ICNG). Hal ini ditunjukkan
diperoleh bukti bahwa ukuran dewan oleh nilai p-value yang kurang dari level of
significance 0.05 pada nilai signifikansinya
komisaris (NBOD), independensi dewan
sebesar 0.0029 dan 0.007 masing-masing
komisaris (PIND), dan kesibukan komisaris
untuk pengungkapan external capital (EXCD)
indepeneden (BUSY) tidak berpengaruh
dan human capital (HCCD). Sedangkan
terhadap pengungkapan IC, baik dari sisi
pengungkapan IC yang mengandung informasi
kuantitas maupun kualitas. Sementara itu,
ekonomi negatif (ICNG) ditunjukkan oleh
komite audit (COMA) berpengaruh positif besarnya C² Hitung yang kurang dari C² Tabel
baik terhadap kuantitas (TICD) maupun serta signifikan diatas 0.05.
kualitas pengungkapan IC (ICDF). Ringkasan Variabel umur yang merupakan salah
hasil hipotesis selengkapnya dapat dilihat pada satu variabel kontrol hanya berpengaruh pada
Tabel 9. satu kualitas pengungkapan IC saja, yaitu
Dalam penelitian ini besaran perusahaan pengungkapan IC yang mengandung informasi
merupakan variabel kontrol (kontrol). Hasil ekonomi negatif (ICNG). Hal ini ditunjukkan
pengujian menunjukkan bahwa besaran oleh besarnya C² Hitung yang kurang dari C²
perusahaan berpengaruh positif terhadap Tabel serta signifikan diatas 0.05.
pengungkapan kualitas IC, terutama peng- Hasil pengujian terhadap variabel kontrol
ungkapan internal capital (INCD), human yang kelima, yaitu pertumbuhan perusahaan
capital (HCCD), dan pengungkapan IC yang (MTB), menunjukkan bahwa pertumbuhan
mengandung informasi ekonomi negatif perusahaan berpengaruh terhadap peng-
(ICNG). Hal ini ditunjukkan oleh nilai p-value ungkapan kualitas IC, khususnya pada
pada nilai signifikansinya sebesar 0.037 dan pengungkapan IC yang mengandung informasi
0.008, yang kurang dari level of significance human capital (HCCD) dan pengungkapan IC
0.05. Pada model ICNG ditunjukkan oleh yang mengandung informasi ekonomi negatif
besarnya C² Hitung yang kurang dari C² tabel (ICNG). Hal ini ditunjukkan oleh nilai p-value
dan signifikan diatas 0.05. sebesar 0.032 untuk pengungkapan human
Variabel kontrol yang kedua yaitu capital dan pengungkapan ekonomi negatif
tingkat utang. Berdasarkan hasil pengujian ditunjukkan oleh besarnya C² Hitung yang
dapat dilihat bahwa variabel tingkat utang kurang dari C² tabel serta signifikan diatas
berpengaruh pada pengungkapan kualitas 0.05. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
IC yang mengandung informasi masa depan 10 dan 11.
(ICDF) dan ekonomi negatif (ICNG). Hal
ini dapat dilihat dari nilai p-value yang
kurang dari level of significance 0.05 pada
204 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 189 - 211
Tabel 8
Hasil Analisis Regresi
Koefisien Regresi Adjusted
Model Keputusan
F Hitung Signifikansi R²
TICD 5,880 0,000 0,500 Fit
INCD 1,665 0,135 0,120 Tidak Fit
EXCD 1,887 0,087 0,154 Tidak Fit
HCCD 2,706 0,017 0,258 Fit
ICDF 9,148 0,000 0,625 Fit
ICDH 3,945 0,002 0,376 Fit
ICPS 0,862 0,567 0,300 Tidak Fit
ICNG Non Parametrik
Sumber : Data Sekunder yang diolah, 2011
Dista Amalia Arifah, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Intellectual … 205
Tabel 9
Ringkasan Hasil Hipotesis
Tabel 10
Ringkasan Hasil Uji nonparametrik Chi Square - model ICNG
Tabel 11
Pengaruh Variabel Kontrol terhadap Pengungkapan IC
Signifikansi
Model
Besaran perusahaan Lev ROE UMUR MTB
INCD** 0.029
EXCD** 0.037 0.032
HCCD** 0.008 0.007
ICDF** 0.036
ICNG* 1.000 1.000 0.992 1.000 1.000
*: Uji parametrik - Chi Square
**: p-value dengan tingkat signifikansi 5%
Hasil analisis yang ada tidak sejalan dengan Li et al. (2007) yang menyatakan semakin
penelitian yang dilakukan oleh Ali Shah et al. besar jumlah komite audit maka semakin
(2009) yang menyimpulkan bahwa komisaris luas pula pengungkapan IC, begitu pula yang
independen yang tidak merangkap jabatan akan diungkapkan oleh Felo et al. 2003 (dalam Li
lebih efektif dan independen dalam melakukan et al. 2007) yang menemukan hubungan yang
fungsi pengawasan sehingga tingkat validitas positif antara ukuran komite audit dan kualitas
penyajian laporan keuangan (beserta peng- laporan keuangan. Disisi lain, Gan et al. (2008),
ungkapannya) dapat diandalkan. Hasil pene- Abeysekera (2009), dan Beasley (2001)
litian ini tidak mendukung pemaparan yang menemukan hasil yang berbeda. Hasil penelitian
telah ada bahwa salah satu manifestasi over ini mendukung penjelasan bahwa komite audit
komitmen dari komisaris independen yang dapat meningkatkan pengendalian internal
sibuk adalah berkurangnya kemampuan yang memiliki kekuatan untuk meningkatkan
mereka menghadiri pertemuan-pertemuan pengungkapan yang berhubungan dengan nilai
yang ada, forum dimana komisaris independen perusahaan sekaligus meningkatkan kualitas
menjalankan fungsi pengawasannya dengan
pengungkapan informasi.
meminta pertanggungjawaban manajemen.
Sebagai satu kesatuan dalam tegaknya
Dapat simpulkan bahwa kesibukan komisaris penerapan corporate governance, sudah
independen tidak berpengaruh terhadap seharusnya antara dewan komisaris, komisaris
pengungkapan IC, bukan karena kemampuan independen, dan komite audit berjalan seiring
maupun tingkat profesionalitas pekerjaan, dan saling mendukung sehingga mekanisme
melainkan lebih dikarenakan oleh tidak adanya dapat berjalan secara efektif. Akan tetapi hal
kompetensi dari komisaris independen. tersebut tidak didukung oleh hasil penelitian
yang ada. Diantara mekanisme corporate
Pengaruh Komite Audit terhadap Kuantitas governance, hanya komite audit yang efektif
dan Kualitas Pengungkapan Intellectual dalam menjalankan fungsinya. Menurut
Capital (IC) FCGI (2003), komite audit memiliki tugas
Dari hasil pengujian hipotesis yang terpisah dalam membantu dewan komisaris
ada, diperoleh bukti bahwa komite audit untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam
berpengaruh positif baik terhadap kuantitas memberikan pengawasan secara menyeluruh,
(TICD) maupun kualitas pengungkapan IC, mempunyai tanggung jawab utama untuk
terutama IC yang mengandung informasi membantu dewan komisaris dalam menjalan-
masa mendatang (ICDF). Hal ini berhubungan kan tanggung jawabnya terutama dengan
dengan tanggung jawab komite audit atas tiga masalah yang berhubungan dengan kebijakan
bidang yang terkait erat dengan keberlanjutan akuntansi perusahaan, pengawasan internal,
perusahaan dimasa depan, dalam rangka dan sistem pelaporan keuangan. Namun,
meyakinkan bahwa kepentingan pemegang dalam kenyataannya banyak anggota komite
saham terlindungi dengan baik dimasa audit yang tidak mempunyai pengetahuan yang
yang akan datang. Oleh karena itu, dapat cukup dalam masalah pengawasan intern, dan
diasumsikan bahwa semakin besar jumlah bahkan tidak sedikit yang kurang mempunyai
komite audit maka semakin luas pula kuantitas latar belakang akuntansi dan keuangan yang
dan kualitas pengungkapan IC. memadai.
Meskipun demikian, sesuai dengan
Kondisi ini mengindikasikan bahwa
ketentuan pada the Institute of Internal
komite audit mempunyai pengaruh pada
Auditor mengenai Audit Committee Charter,
pengungkapan nilai informasi yang relevan,
dinyatakan dengan jelas bahwa tanggungjawab
pengungkapan IC merupakan salah satu komite audit minimal menyangkut proses
diantaranya. Hasil analisis ini sejalan dengan penyusunan laporan keuangan dan pelaporan
208 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Desember 2012, Vol. 9, No. 2, hal 189 - 211
lainnya, pengawasan intern, serta dipatuhinya intensive di BEI tahun 2009, dapat disimpulkan
ketentuan tentang undang-undang dan bahwa ukuran dewan komisaris, independensi
peraturan serta etika bisnis. Dokumen itu dewan komisaris, dan kesibukan komisaris
juga menyatakan bahwa komite audit akan independen tidak berpengaruh terhadap
mengadakan rapat secara periodik dan dapat pengungkapan IC, hanya komite audit yang
mengadakan rapat tambahan atau rapat- berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas
rapat khusus bila diperlukan. Selanjutnya, pengungkapan IC. Dari penjelasan yang ada
wewenang, tanggung jawab, dan struktur dapat disimpulkan pula bahwa ukuran dewan
komite audit harus ditetapkan dalam komisaris yang besar menimbulkan masalah
peraturan perusahaan. Oleh karena itu, dalam koordinasi dan komunikasi antar anggota
menjalankan tugasnya, komite audit menjadi dewan, sehingga dewan komisaris kurang
terikat dan harus patuh untuk melaksanakan maksimal dalam menjalankan fungsinya. Salah
apa yang tertuang dalam ketentuan tersebut satu tugas dewan komisaris adalah membentuk
(FCGI 2003). komisaris independen, karena adanya
Dari penjelasan yang ada dapat masalah koordinasi pada dewan komisaris,
disimpulkan bahwa hasil kerja komite maka akhirnya juga akan berpengaruh pada
audit akan menjadi masukan bagi dewan komisaris independen yang merupakan hasil
komisaris, namun masukan tersebut menjadi dari pembentukan dari dewan komisaris.
sia-sia karena dewan komisaris yang ada Selain komisaris independen, dewan
tidak dapat bekerja secara maksimal karena komisaris juga bertugas untuk membentuk
adanya masalah komunikasi dan koordinasi komite audit. Akan tetapi, meskipun
antar anggota dewan komisaris. Begitu juga dewan komisaris kurang maksimal dalam
dengan komisaris independen yang dibentuk menjalankan fungsinya, komite audit tetap
oleh dewan komisaris yang tidak mampu dapat menjalankan fungsinya sebagaimana
menjalankan fungsinya sebagai monitoring mestinya karena dalam menjalankan tugasnya,
dan kontrol internal manajemen tingkat atas. komite audit berpegang pada pedoman kerja
Meskipun dewan komisaris kurang dapat komite audit (Audit Committee Charter)
maksimal dalam menjalankan fungsinya, akan yang wajib dimiliki oleh emiten/perusahaan
tetapi pada kenyataannya komite audit yang publik (Bapepam IX.I.5). Semua variabel
dipilih tetap dapat menjalankan fungsinya kontrol berpengaruh positif terhadap kualitas
secara maksimal. Hal tersebut dikarenakan pengungkapan IC.
dalam menjalankan tugasnya, komite audit Penelitian ini memiliki beberapa implikasi
berpegang pada pedoman kerja komite audit sebagai berikut:
(Audit Committee Charter) yang wajib dimiliki 1. Implikasi Teoretis
oleh setiap emiten atau perusahaan publik Secara teoretis, penelitian ini ber-
(Bapepam IX.I.5). implikasi pada pengembangan literatur ter-
utama dalam bidang akuntansi mengenai
SIMPULAN pengaruh karakteristik dewan komisaris
sebagai mekanisme corporate governance
Berdasarkan hasil penelitian dan terhadap pengungkapan Intellectual Capital,
pembahasan yang ada mengenai pengaruh baik secara kuantitas maupun kualitas
mekanisme Corporate Governance yang pada laporan tahunan perusahaan. Hasil
terdiri dari ukuran dewan komisaris, penelitian ini menunjukkan bahwa mekanisme
independensi dewan komisaris, kesibukan corporate governance tidak berpengaruh pada
komisaris independen, dan komite audit pengungkapan IC, hanya komite audit saja
terhadap pengungkapan intellectual capital yang berpengaruh pada kuantitas dan kualitas
perusahaan yang termasuk dalam kategori IC pengungkapan IC.
Dista Amalia Arifah, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Pengungkapan Intellectual … 209