You are on page 1of 12

48 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No.

1, Februari 2016

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE


PADA PENGUNGKAPAN MODAL INTELEKTUAL
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Made Arie Wahyuni1


Ni Ketut Rasmini2
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA), Bali Indonesia
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (UNUD), Bali Indonesia
Email: wahyuni_arie@yahoo.com

Abstract: The Influence Of Corporate Governance Mechanism On The Disclosure Of Intellectual


Capital. This study aimed to analyze the influence of corporate governance mechanism on the disclosure
of intellectual capital. Corporate Governance Mechanism proxied by an independent commissioner,
concentration of ownership, and the audit committee and use profitability as control variables. Intellectual
capital was measured using an index that consists of 25 items of disclosure. The data used was secondary
data from the Indonesia Stock Exchange (BEI), i.e. Annual Report companies listed on the Stock Exchange
in 2008-2013. Samples were taken by purposive sampling method, and who meet the criteria as much as
96 companies. Data analysis was performed with multiple linear regression analysis. The analysis showed
that the independent directors and audit committee disclosure positive effect on intellectual capital,
while the concentration of ownership has no effect on the disclosure of intellectual capital. Results of
this study were expected to be used as a reference for strategic planning, management control and
operational supervision in implementing the management practices of resources owned by the company.

Keywords: intellectual capital disclosures, an independent commissioner, the concentration of ownership


and the audit committee

Abstrak : Pengaruh Mekanisme Corporate Governance pada Pengungkapan Modal Intelektual.


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh mekanisme Corporate Governance pada
pengungkapan modal intelektual. Mekanisme Corporate Governance diproksi dengan komisaris
independen, konsentrasi kepemilikan, dan komite audit dan menggunakan profitabilitas sebagai variabel
kontrol. Modal intelektual diukur dengan menggunakan indeks yang terdiri dari 25 item pengungkapan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Annual Report perusahaan manufaktur yang terdaftar
pada tahun 2008-2013 di BEI. Sampel diambil dengan metode purposive sampling, dan yang memenuhi
kriteria sebanyak 96 perusahaan. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Hasil
analisis menunjukkan bahwa komisaris independen dan komite audit berpengaruh positif pada
pengungkapan modal intelektual, sedangkan konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh pada
pengungkapan modal intelektual. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan perencanaan
strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan operasional dalam menerapkan praktik-praktik
pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Kata kunci: pengungkapan modal ntelektual, komisaris independen, konsentrasi kepemilikan dan komite
audit
PENDAHULUAN
Latar Belakang ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu
Saat ini semakin bertambahnya kebutuhan faktor daya saing yang sangat penting dewasa ini.
stakehoders terhadap laporan perusahaan, maka Menyadari hal tersebut, maka diperlukan perubahan
laporan keuangan tidak boleh hanya berfokus pada paradigma dari yang semula mengandalkan
masalah keuangan saja, tetapi harus mampu resources-based competitiveness menjadi
memberikan informasi lain yang bersifat non knowledge-based competitivenes, berupa teknik,
keuangan untuk mewujudkan laporan keuangan yang metode, cara produksi, serta peralatan atau mesin
relevan dan reliabel (Chrisdianto, 2009). Menurut yang dipergunakan dalam suatu proses produksi.
Setiarso (2006) kemampuan suatu negara di bidang Secara konkrit, penguasaan ilmu pengetahuan dan
Made Arie Wahyuni dkk, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,.... 49

teknologi memiliki empat komponen penting, yakni komite audit dan komisaris independen sangat
perangkat teknis (technoware), perangkat manusia diperlukan sehingga menghindari adanya informasi
(humanware), perangkat informasi (infoware), dan peruahaan yang tidak diungkapkan.
perangkat organisasi (orgaware), namun pada Di Indonesia penelitian tentang pengungkapan
umumnya perusahaan-perusahaan di Indonesia masih modal intelektual sudah pernah dilakukan oleh
menggunakan akuntansi konvensional yang beberapa peneliti. Peneliti tersebut diantaranya Istanti
menekankan pada penggunaaan tangible asset. (2010) membuktikan bahwa ukuran perusahaan
Perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan berpengaruh positif terhadap pengungkapan modal
perhatian lebih terhadap human capital, structural intelektual, namun konsentrasi kepemilikan,
capital, dan customer capital. Ketiga komponen leverage, komisaris independen, dan umur
intellectual capital tersebut diperlukan untuk perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
menciptakan value added bagi perusahaan sehingga pengungkapan modal intelektual. Penelitian Yuniasih
dapat bersaing dalam era knowledge-based business dkk. (2011) membuktikan bahwa diversitas gender,
(Sawarjuwono dan Kadir, 2003). diversitas kebangsaan dewan komisaris, dan ukuran
Setyawan dan Drucker (dalam Ivada, 2004) perusahaan berpengar uh positif terhadap
mengidentikkan intellectual capital dengan pengungkapan modal intelektual, sedangkan
intangible assets atau aktiva tidak berwujud, di mana diversitas pendidikan dan keberadaan komisaris tidak
intelectual capital termasuk salah satu elemen dari mampu menjelaskan luas pengungkapan modal
intangible assets. Pernyataan tersebut juga terdapat intelektual secara memadai.
dalam PSAK No. 19 (revisi 2012) tentang aset tidak Ada beberapa alasan mengapa penelitian
berwujud, yang menyatakan bahwa aset tidak mengenai pengungkapan modal intelektual pada
berwujud adalah aktiva non moneter yang tidak perusahaan publik di Indonesia menarik untuk
memiliki bentuk fisik. Dalam rangka perolehan, dilakukan, Pertama, perusahaan yang berbentuk
pengembangan, pemeliharaan dan peningkatan Perseroan Terbatas (PT) dan terdaftar di BEI
sumber daya tak berwujud, perusahaan sudah tentu diwajibkan untuk mematuhi UU No. 40 tahun 2007
selalu mengeluarkan sumber daya atau menciptakan dan pengungkapan modal intelektual merupakan
liabilitas. Dalam memenuhi definisi aset tak salah satu dari jenis informasi yang dibutuhkan
berwujud, pada umumnya harus memenuhi unsur- pemakai untuk mengetahui kondisi perusahaan dari
unsur yang meliputi keter identifikasian dan segi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pengendalian atas sumber daya, serta adanya manfaat Wiliam (dalam Purnomisidhi, 2005). Dalam PSAK
ekonomi di masa yang akan datang. No. 19 (revisi 2012) menjelaskan bahwa aset tak
Sebuah studi yang dilakukan oleh Keenan dan berwujud merupakan aset non moneter yang
Aggestam (2001) yang membuktikan bahwa tata teridentifikasi tanpa wujud fisik, namun dalam
kelola perusahaan menjadi dasar acuan dari investasi regulasi tersebut tidak mengatur bagaimana cara
modal intelektual. Hal tersebut memberikan alasan pengukuran dan item-item modal intelektual apa saja
yang kuat bahwa tata kelola perusahaan, seperti yang perlu diungkapkan. Kedua, dapat mengurangi
halnya perusahaan publik yang mengharuskan asimetri informasi dari tindakan manajer yang
adanya penyusunan laporan tahunan yang lebih merugikan stakeholder. Pengungkapan informasi
terstruktur serta proses yang lebih baru untuk modal intelektual dapat memelihara hubungan dan
memberikan informasi yang lebih luas bagi kerjasama yang baik antara manajemen perusahaan,
stakeholders melalui pengungkapan modal dewan komisaris, pemegang saham dan stakeholder
intelektual. Penelitian lain mengenai pengungkapan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
modal intelektual yang dihubungkan dengan tata sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup
kelola perusahaan diantaranya Forker (1992) yang perusahaan di masa yang akan datang.
mengungkapkan bahwa komisaris independen Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan
memberikan pengaruh atas pengungkapan sukarela bahwa teori keagenan mendefinisikan suatu
yang diungkapkan dalam laporan keuangan hubungan kontrak yang melibatkan satu atau lebih
perusahaan. Detail-detail pengungkapan yang orang (prinsipal) dengan orang lain (agen) untuk
dilakukan oleh manajemen tersebut dapat melakukan beberapa pelayanan atas nama prinsipal
menunjukkan kinerjanya dalam perusahaan. Dalam serta mendelegasikan otoritas pengambilan
upaya meningkatkan kualitas pengawasan dari keputusan kepada agen. Agency theory
tindakan oportunistik manajemen perusahaan, menghubungkan pengungkapan sukarela terhadap
penerapan pengendalian internal seperti keberadaan tata kelola perusahaan, dimana mekanisme
50 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 1, Februari 2016

pengendalian tersebut dibuat untuk mengurangi menghubungkan pengungkapan sukarela terhadap


masalah agensi antara pemisahan kepemilikan dan tata kelola perusahaan, dimana mekanisme
manajemen (Welker, 1995). Pernyataan ini dapat pengendalian tersebut dibuat untuk mengurangi
diperluas menjadi pengungkapan modal intelektual, masalah agensi antara pemisahan kepemilikan dan
dimana tingkat pengungkapan dalam perusahaan manajemen (Welker, 1995).
ditentukan sendiri oleh manajemen. Pengungkapan Corporate Governanace
informasi mengenai modal intelektual yang tinggi Corporate governance secara definitif
diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian investor merupakan sistem yang mengatur dan
serta dapat menjadi alat pengawasan yang lebih mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai
intensif bagi perusahaan dalam mengurangi asimetri tambah (value added) untuk semua stakeholder
informasi dan perilaku-perilaku yang oportunis. (Monks, 2002). Ada dua hal yang ditekankan dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Barako, et al (2006) konsep ini. Pertama, pentingnya hak pemegang
membuktikan bahwa dewan komisaris serta komite saham untuk memperoleh informasi dengan benar
audit memberikan pengaruh negatif terhadap tingkat dan tepat waktu dan kedua, kewajiban perusahaan
pengungkapan sukarela. Penelitian White, et al untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara
(2007) membuktikan bahwa independensi dewan akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua
berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela informasi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan
modal intelektual, namun konsentrasi kepemilikan stakeholder. Di Indonesia, perusahaan yang
tidak berpengaruh terhadap pengungkapan modal berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan Terdaftar di
intelektual. BEI diwajibkan untuk mematuhi Undang-undang
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas (UU) Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
maka peneliti termotivasi melakukan penelitian Terbatas dan Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor:
kembali mengenai pengaruh mekanisme corporate Kep-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian
governance pada pengungkapan modal intelektual. laporan tahunan bagi emiten atau perusahaan publik.
Mekanisme corporate governance sebagai variabel UU tersebut mengatur tentang struktur dan organ
bebas yang digunakan dalam penelitian ini perseroan terbatas maupun praktik tata kelola
menggunakan tiga proksi yaitu komisaris perusahaan. Di dalam keputusan ketua Bapepam-LK
independen, konsentrasi kepemilikan, dan komite tersebut terdapat kewajiban perusahaan untuk
audit. Penelitian ini juga menggunakan variabel menyampaikan laporan tahunan yang diantaranya
kontrol profitabilitas, sebab profitabilitas terbukti wajib memuat uraian singkat mengenai penerapan
memberikan pengaruh positif pada pengungkapan tata kelola perusahaan yang telah dan akan
laporan perusahaan. dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode laporan
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas keuangan tahunan terakhir. Laporan tahunan adalah
maka perumusan masalah penelitian ini yaitu laporan keuangan yang wajib memuat ikhtisar data
bagaimana pengaruh mekanisme corporate keuangan penting, laporan dewan komisaris, leporan
governance yang terdiri dari komisaris independen, direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan
konsentrasi kepemilikan, dan komite audit pada manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab
pengungkapan modal intelektual? Berdasarkan direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan
rumusan masalah di atas maka dapat ditentukan yang telah diaudit. Berdasarkan kedua peraturan itu,
tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui pengaruh maka setiap emiten diharuskan untuk melaksanakan
mekanisme corporate governance yang terdiri dari tata kelola perusahaan yang baik dan melaporkannya
komisaris independen, konsentrasi kepemilikan, dan dalam laporan tahunan.
komite audit pada pengungkapan modal intelektual. Modal Intelektual (Intellectual Capital)
PSAK Nomor 19 (revisi 2012) yang mengatur
KAJIAN PUSTAKA mengenai aktiva tidak berwujud, menyebutkan
Agency Theory bahwa atribut dari intellectual capital merupakan
Jensen dan Meckling (1976) mengemukakan bagian dari intangible asset. Hal itu menjelaskan
bahwa teori keagenan mendefinisikan suatu bahwa pengungkapan informasi mengenai
hubungan kontrak yang melibatkan satu atau lebih intellectual capital masih bersifat sukarela, sebab
orang (prinsipal) dengan orang lain (agen) untuk dalam PSAK No 19 belum mengatur mengenai
melakukan beberapa pelayanan atas nama prinsipal intellectual capital baik dari cara pengidentifikasiannya
serta mendelegasikan otoritas pengambilan maupun dari segi pengukurannya. Pengelolaan
keputusan kepada agen. Agency theory intellectual capital oleh perusahaan akan
Made Arie Wahyuni dkk, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,.... 51

mengakibatkan perusahaan tersebut memiliki teori dan penelitian sebelumnya maka hipotesis yang
keunggulan kompetitif. Secara umum, elemen- diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
elemen dalam modal intelektual terdiri dari human H1 : komisaris independen berpengaruh positif pada
capital, structural capital, dan customer capital pengungkapan modal intelektual
(Bontis at al, 2000). Definisi dari masing-masing Perusahaan dengan kepemilikan yang dimiliki
atribut modal intelektual yaitu: secara terbatas diharapkan lebih sedikit memiliki
1. Human Capital (HC) adalah pengetahuan, asimetri informasi antara manajemen dan pemegang
pendidikan dan kompetensi yang dimiliki saham mayoritas yang pada umumnya memiliki
karyawan dalam memproduksi barang dan jasa akses terhadap informasi yang mereka butuhkan dan
serta kemampuannya dalam bekerja sama dan dapat menyediakan suatu sistem tata kelola aktif yang
berkomunikasi, agar dapat berhubungan baik sulit bagi investor yang lebih kecil, lebih pasif dan
dengan rekan kerja maupun pelanggan. kurang diberi informasi (Cormier, et al dalm Li et
2. Structural Capital (SC) adalah infrastuktur al, 2008). Penelitian Li, et al (2008) membuktikan
pendukung dari human capital yang dimiliki bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
oleh suatu perusahaan berupa sarana dan konsentrasi kepemilikan dengan pengungkapan
prasarana penunjang kinerja karyawan. modal intelektual. Penelitian McKinnon dan
Struktural capital meliputi sistem teknologi, Dalimunthe (1993) dalam White, et al (2007) juga
sistem operasional perusahaan, paten, merk telah membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang
dagang dan kursus pelatihan. signifikan antara struktur kepemilikan saham
3. Customer Capital (CC) adalah kemampuan terhadap pengungkapan laporan tahunan perusahaan
perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan di Australia. Berdasarkan argumen diatas maka
dan keinginan pasar sehingga menghasilkan hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:
hubungan yang baik dengan pihak luar H2 : konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif
perusahaan, seperti pemerintah, pemasok, dan pada pengungkapan modal intelektual
pelanggan terhadap perusahaan. Laporan Smith (dalam Li et al, 2008) di Inggris,
Pengungkapan Modal Intelektual mengidentifikasi peran komite audit seperti
Menurut Abeysekera (2006) pengungkapan memastikan bahwa kepentingan dari pemegang
modal intelektual adalah sebuah laporan yang saham dilindungi dengan baik dalam hubungannya
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan pelaporan keuangan (financial reporting) dan
perusahaan secara luas bagi pengguna laporan, yang pengendalian internal (internal control) Li, et al
tidak ikut serta dalam proses penyusunan laporan (2008) menyatakan bahwa ukuran komite audit yang
tersebut sehingga para pengguna dapat memperoleh lebih besar dalam suatu perusahaan, diharapkan
informasi yang mereka inginkan. Pengungkapan memiliki pengaruh yang lebih besar pula dalam
intellectual capital dalam laporan tahunan mengatur praktik pengungkapan modal intelektual.
perusahaan tidak dimasukkan sebagai salah satu Berdasarkan uraian tersebut, maka diajukan hipotesis
elemen dalam neraca walaupun intellectual capital sebagai berikut:
lebih diidentikkan dengan aset tak berwujud karena H3 : Komite audit berpengaruh positif pada
elemen-elemen pembentuk intellectual capital sulit pengungkapan modal intektual
dikuantifikasikan (Mouritsen at al, 2001). Di dalam
PSAK Nomor 19 belum mengatur mengenai METODE PENELITIAN
identifikasi maupun pengukuran intellectual capital. Lokasi Penelitian
Maka dari itu, pengungkapan informasi mengenai Lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa Efek
modal intelektual perusahaan masih bersifat sukarela. Indonesia (BEI), data diperoleh dengan mengakses
melalui website www.idx.co.id serta menggunakan
Hipotesis Penelitian data pada Indonesian Capital Market Directory
Haniffa dan Cooke (2005) menyatakan bahwa (ICMD). Objek penelitian yang digunakan dalam
semakin banyak jumlah komisaris independen dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
dewan, maka semakin besar memiliki pengaruhnya terdaftar di BEI selama tahun 2008-2013.
yang tinggi dalam hal pengungkapan informasi. Jenis Data
Patelli dan Prencipe (2007) menemukan bahwa Berdasarkan sifatnya, jenis data yang digunakan
terdapat korelasi yang positif antara jumlah dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data
pengungkapan sukarela dan keberadaan komisaris dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang
independen di dalam dewan. Berdasarkan landasan diangkakan (Sugiyono, 2009). Data kuantitatif yang
52 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 1, Februari 2016

digunakan dalam penelitian ini adalah data annual b. Konsentrasi kepemilikan


report perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa
Efek Indonesia. manajer perusahaan yang tingkat
Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam kepemilikannya tinggi, kemungkinan untuk
penelitian ini adalah data sekunder eksternal, yaitu melakukan diskresi/ekspropriasi terhadap
data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung sumber daya perusahaan akan berkurang.
melalui perantara seperti orang lain atau berupa Masalah agensi dapat memburuk apabila
dokumen (Sugiyono, 2009). Data sekunder eksternal persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh
dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan manajer sedikit. Konsentrasi kepemilikan saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun suatu perusahaan dapat diukur dengan
2008-2013. menghitung persentase jumlah saham terbesar
Variabel Penelitian yang dimiliki pemegang saham tertinggi.
Variabel independen (bebas) dalam penelitian c. Komite audit
ini adalah corporate governance yang terdiri dari Komite audit bertugas melakukan pengawasan
komisaris independen, konsentrasi kepemilikan, dan terhadap pelaporan dan pengungkapan
komite audit. Variabel kontrol merupakan variabel informasi keuangan. Menurut waterhouse
yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga (1993), disarankan sebaiknya komite audit
hubungan variabel independen terhadap dependen melakukan setidaknya tiga atau empat kali
tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti pertemuan selama setahun dan pertemuan
(Sugiyono, 2009). Variabel kontrol dalam penelitian khusus saat dibutuhkan. Variabel ini diukur
ini adalah profitabilitas. Variabel dependen (terikat) dengan cara menghitung jumlah rapat komite
dalam penelitian ini yaitu pengungkapan modal audit yang diadakan pada periode laporan
intelektual. tahunan.
Pengungkapan Modal Intelektual
Definisi Operasional Variabel Atribut-atribut modal intelektual diambil
Corporate Governance berdasarkan rerangka modal intelektual (Sveiby,
a. Komisaris independen 1997 dalam Purnomosidhi 2006). Pengungkapan
The board of director adalah suatu mekanisme modal intelektual yaitu dengan mengunakan metode
pengendalian internal yang diharapkan untuk content analysis yakni dengan membaca dan
mengambil keputusan-keputusan atas nama memberi kode informasi yang terkandung di
pemegang saham dan untuk memastikan bahwa dalamnya menurut rerangka modal intelektual yang
perilaku manajemen adalah konsisten dengan dipilih. Kode yang diberikan menggunakan model
kepentingan pemilik (Li et al, 2008). Variabel dikotomi dengan mempertimbangkan bobot masing-
ini diukur dengan cara menghitung jumlah masing yaitu dengan memberikan skor 1 jika atribut
komisaris independen dibagi jumlah dewan modal intelektual diungkapkan, dan skor 0 jika
komisaris. atribut modal intelektual tidak diungkapkan.

Tabel 1
Rerangka Modal Intelektual
Internal Structure External Structure Employee Competence
(Structural) (Human Capital)
Intellectual Property - Brands - Know How
- Patents - Customers - Education
- Copyrights - Customer Loyalty - Vocational Qualification
- Trademarks - Company Names - Work-related Knowledge
Infrastructure - Distribution Channels - Work-related Competence
- Management Philosophy - Business Collaboration - Enterpreneurial Spirit
- Corporate Culture - Favourable Contracts
- Information Systems - Financial Contracts
- Management Processes - Licensing Agreements
- Networking Systems - Franchising Agreements
- Research Projects
Sumber : Sveiby dalam Purnomosidhi (2006)
Made Arie Wahyuni dkk, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,.... 53

Profitabilitas Perusahaan semakin tinggi laba bersih dari perusahaan yang


Menurut Sartono (2008) profitabilitas adalah bersangkutan. Rasio ini mengindikasikan kekuatan
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba/ laba dari investasi nilai buku pemegang saham dan
keuntungan dalam satu periode tertentu dengan digunakan ketika membandingkan dua atau lebih
menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Menurut perusahaan dalam sebuah industri secara kontinyu,
Natarsyah (2000) faktor fundamental seperti Return Chen, et al (2005), Tan, et al (2007) serta Kuryanto
On Equity berpengaruh terhadap harga saham dan Syafruddin (2008). ROE dihitung dengan rumus:
perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE menunjukkan

laba setelah pajak


ROE = x 100% ........................ 1
ekuitas pemegang saham

Populasi dan Sampel Metoda Penentuan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
tahun 2008-2013. Sampel dipilih dengan 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar dan
menggunakan metode purposive sampling, yaitu menerbitkan annual report secara berturut-turut
teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan selama periode pengamatan yaitu tahun 2008-2013.
atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2009). Perusahaan 2) Perusahaan menerbitkan laporan keuangan
manufaktur dipilih karena perusahaan tersebut tahunan dalam mata uang rupiah. Ini
memiliki jumlah industri yang banyak dan beragam. dikarenakan kurs mata uang asing berfluktuasi
Di dalam perusahaan manufaktur, penilaian kinerja sehingga penelitian menjadi tidak akurat.
modal intelektual sangat diperlukan sebab, 3) Perusahaan tidak memiliki ekuitas negatif
perusahaan dituntut untuk selalu berinovasi dan maupun laba negatif.
melakukan strategi bagi pengembangan produk yang 4) Perusahaan yang memiliki data mengenai modal
dihasilkan, sehingga pemanfaatan sumber daya intelektual, komisaris independen, konsentrasi
manusia dan sumber daya organisasi menjadi sangat kepemilikan dan komite audit selama periode
penting (Efandiana, 2011). pengamatan yaitu tahun 2008-2013.

Tabel 2
Proses Pemilihan Sampel
Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah
Populasi (perusahaan
151 149 146 148 146 153 893
manufaktur yang terdaftar di
BEI)
Perusahaan manufaktur yang
tidak menerbitkan annual report (124) (122) (119) (121) (119) (126) (731)
berturut-turut
Perusahaan yang
menyampaikan laporan (4) (4) (4) (4) (4) (4) (24)
keuangan dalam mata uang
asing (dollar) .
Perusahaan yang memiliki
(2) (2) (2) (2) (2) (2) (12)
ekuitas negatif maupun laba
negatif.
Perusahaan yang tidak memiliki
data mengenai pengungkapan (5) (5) (5) (5) (5) (5) (30)
modal intelektual, komisaris
independen, konsentrasi
kepemilikan dan komite audit
Total sampel yang dapat dipakai 16 16 16 16 16 16 96
Sumber: BEI, data diolah (2013)
54 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 1, Februari 2016

Teknik Analisis Data (3) Bila dw > (4-dU), maka terjadi autokorelasi
Uji Asumsi Klasik negatif
Analisis data dilakukan dengan menggunakan (4) Bila d1 < dw < dU atau (4-dU) < dw < (4-dt),
teknik regresi linear berganda. Sebelum model maka tidak ditarik kesimpulan mengenai
regresi digunakan untuk menguji hipotesis, maka ada tidaknya autokorelasi.
terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik.
Tujuan pengujian ini untik mengetahui keberartian 1) Uji heteroskedastisitas
hubungan antara variabel independen dengan Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji
variabel dependen sehingga hasil analisis dapat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien dan varians dar i residual suatu pengamatan ke
terbatas dari kelemahan-kelemahan yang terjadi pengamatan yang lain tetap maka disebut
karena masih adanya gejala-gejala asumsi klasik. homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
dengan bantuan program Statistical Package for heteroskedastisitas digunakan uji glejser. Metoda ini
Social Science (SPSS) release version 17.0 for dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual
Windows. Menurut Ghozali (2006) uji asumsi klasik (abs) terhadap variabel bebas. Jika tidak ada satupun
yang dilakukan adalah sebagai berikut: variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada
1) Uji Normalitas absolut residual, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Asumsi klasik yang pertama diuji adalah
normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah Pengujian Hipotesis Penelitian
pada model regresi variabel pengganggu atau Teknik analisis data yang digunakan adalah
residual mempunyai distribusi normal atau analisis kuantitatif yaitu analisis yang bersifat
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi objektif dengan berdasarkan pada angka-angka
data normal atau mendekati normal. Pengujian dalam melakukan penilaian mengenai pengaruh
normalitas data dilakukan dengan uji mekanisme corporate governance pada
Kolmogorov-Smirnov. Residual berdistribusi pengungkapan modal intelektual. Alat analisis yang
normal bila tingkat signifikansinya lebih besar digunakan adalah regresi linear berganda.
dari 0,05. Analisis regresi linear berganda digunakan
2) Uji Multikolinearitas untuk mengetahui atau memperoleh gambaran
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji mengenai pengaruh variabel bebas pada variabel
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi terikat. Analisis ini menggunakan bantuan program
antar variabel bebas. Multikolinearitas dapat SPSS 17.0 for Windows. Model regresi linear
dilihat dari nilai tolerance atau variance berganda ditunjukkan dalam persamaan sebagai
inflation factor (VIF). Jika ada tolerance lebih berikut:
dari 10% atau kurang dari 10 maka dikatakan ICD = b + b1KI+ b2KK + b3KA + b4 ROE + ε .......2
tidak ada multikolinearitas. Keterangan :
3) Uji Autokorelasi ICD = Intellectual Capital Disclosure
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji b = konstanta
apakah dalam suatu model regresi linear b1,b2,b3 = koefisien regresi
berganda ada korelasi antara kesalahan ε = variabel pengganggu
penganggu pada periode t denga kesalahan pada KI = komisaris independen
periode t-1. Untuk mengetahui ada tidaknya KK = konsentrasi kepemilikan
autokorelasi, maka digunakan metoda Durbin KA = komite audit
Watson (Dw Test). Jika nilai Dw test sudah ada, ROE = return on equity
maka nilai tersebut dibandingkan dengan nilai Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan
tabel pada umumnya dapat digunakan untuk analisis regresi berganda disimpulkan berdasarkan
jumlah pengamatan sebanyak 15 sampai dengan nilai thitung dan tingkat signifikansi (Pvalue). Variabel
100 (Gujarati, 2006). independen dinyatakan berpengaruh pada variabel
(1) Bila dU < dw < (4-dU), maka tidak terjadi dependen secara statistik signifikan apabila t hitung
autokorelasi lebih besar darip ada ttabel atau Pvalue < 0,05.
(2) Bila dw < d1, maka terjadi autokorelasi
Made Arie Wahyuni dkk, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,.... 55

HASIL DAN PEMBAHASAN


Statistik Deskriptif
Tabel 3
Statistik Deskriptif
Keterangan N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PMI 96 52,00 88,00 70,8333 8,468772
Komis. Ind. 96 0,25 0,80 0,4082 0,13230
Kons. Kep. 96 3,14 90,03 48,1836 26,55484
Komite audit 96 2,00 44,00 6,5332 7,11568
Profitabilitas 96 0,25 324,00 29,8008 42,99086
Sumber : data diolah 2014
Pada Tabel 3 ditunjukkan jumlah responden (N) rata menujukkan bahwa hasil tersebut menunjukkan
ada 96 perusahaan. Dari 96 perusahaan ini memiliki hasil yang baik, karena standar deviasi yang baik
pengungkapan modal intelektual rata-rata 70,8333 mencerminkan penyimpangan dari data tersebut lebih
dengan nilai standar deviasi sebesar 8,468772. kecil daripada nilai rata-ratanya.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa rata-rata
pengungkapan modal intelektual (ICD) pada Hasil Pengujian Hipotesis
perusahaan yang menjadi sampel adalah cukup baik, Koefisien determinasi (R2)
namun perusahaan perlu memberi pengungkapan Koefisien determinasi digunakan untuk
yang lebih banyak agar para pemakai laporan dapat mengukur kemampuan model dalam menerangkan
memperoleh informasi yang lengkap mengenai variasi variabel independen. Berikut adalah hasil
modal intelektual yang dimiliki perusahaan. Untuk penghitungan koefisien determinasi hipotesis.
nilai standar deviasi lebih kecil dibanding nilai rata-
Tabel 4
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted Std. Error of the Durbin-
R Square Estimate Watson
1 0,531a 0,282 0,251 7,33029 2,085
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Komite audit, Komisaris ind., Konsentrasi kep.
b. Dependent Variable: PMI
Sumber : data diolah 2014

Koefisien determinasi (Adjusted R2) yang terlihat terhadap variabel pengungkapan modal intelektual
pada Tabel 4 mengindikasikan kemampuan sebesar 25%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 75%
persamaan regresi berganda untuk menunjukkan (100%-25%) dijelaskan oleh variabel lain selain
tingkat penjelasan model terhadap variabel variabel penjelas atau variabel independen diatas.
dependen. Besarnya koefisien determinasi (Adjusted Uji Pengaruh Simultan (F Test)
R2 ) adalah 0,251 atau 25% ini berarti bahwa Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
kemampuan variabel penjelas dalam hal ini adalah variabel independen yang dimasukkan dalam model
variabel komisaris independen, konsentrasi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
kepemilikan, komite audit dan profitabilitas variabel dependen.
perusahaan secara simultan memiliki pengaruh
Tabel 5
Hasil Uji Pengaruh Simultan
Model Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1923,618 4 480,905 8,950 0,000a
Residual 4889,715 91 53,733
Total 6813,333 95
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Komite audit, Komisaris ind., Konsentrasi kep.
b. Dependent Variable: PMI
Sumber : data diolah 2014
56 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 1, Februari 2016

Pada Tabel 5 ditunjukkan hasil uji signifikan variabel kontrol secara simultan mempengaruhi
variabel independen (X) dapat mempengaruhi variabel pengungkapan modal intelektual.
variabel dependen secara signifikan. Dari uji ANOVA
atau F test didapat nilai F test sebesar 8,950 dan Uji Parsial (t Test)
signifikansi 0,000 yang berarti variabel independen Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
komisaris independen, konsentrasi kepemilikan, pengaruh satu variabel independen secara individual
komite audit dan profitabilitas perusahaan sebagai dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Tabel 6
Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Understandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 56,738 2,640 21,489 0,000
Komisaris Ind. 27,334 6,150 0,427 4,445 0,000
Konsentrasi kep. 0,015 0,033 0,047 0,454 0,651
Komite audit 0,225 0,106 0,189 2,118 0,037
Profitabilitas 0,025 0,020 0,126 1,246 0,216
a. Dependent Variable: PMI
Sumber: data diolah, 2014

Empat variabel independen yaitu komisaris Pengujian Pengaruh Komisaris Independen


independen, konsentrasi kepemilikan, komite audit Pada Pengungkapan Modal Intelektual
dan profitabilitas perusahaan yang dimasukkan ke Hasil pengujian hipotesis H1 mengenai pengaruh
dalam regresi hanya komisaris independen dan komisaris independen pada pengungkapan modal
komite audit yang signifikan. Hal ini dapat dilihat intelektual menunjukkan nilai t sebesar 4,445 dengan
dari probabilitas signifikansi untuk komisaris signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi
independen sebesar 0,000 dan komite audit sebesar pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini
0,037. menunjukkan bahwa variabel komisaris independen
Konstanta sebesar 56,738 menyatakan bahwa mempunyai pengaruh pada pengungkapan modal
jika variabel independen dianggap konstan, maka intelektual. Oleh karena itu, hipotesis H1 dalam
rata-rata pengungkapan modal intelektual adalah penelitian ini yang menyatakan komisaris
tinggi. Dari penilaian Goodness of Fit diatas maka independen berpengaruh positif pada pengungkapan
dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel modal intelektual diterima.
independen terhadap variabel dependen mempunyai
model yang baik sehingga layak untuk Pengujian Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan
diinterpretasikan. Pada Pengungkapan Modal Intelektual
Berdasarkan Tabel 6 diperoleh suatu persamaan Hasil pengujian hipotesis H2 mengenai pengaruh
regresi linear berganda sebagai berikut: konsentrasi kepemilikan pada pengungkapan modal
ICD = b + b1KI+ b2KK + b3KA + b4 ROE + ε intelektual menunjukkan nilai t sebesar 0,454 dengan
ICD = 56,738 + 27,334 KI + 0,015 KK + 0,225 KA signifikansi sebesar 0,651. Nilai signifikansi
+ 0,025 ROE + ε pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini
Hasil persamaan regresi tersebut menunjukkan menunjukkan bahwa variabel konsentrasi
bahwa komisaris independen dan komite audit kepemilikan tidak mempunyai pengaruh pada
berpengaruh pada pengungkapan modal intelektual. pengungkapan modal intelektual. Oleh karena itu,
Hal ini disebabkan karena nilai probabilitas hipotesis H2 dalam penelitian ini yang menyatakan
signifikansinya dibawah 0,05. Sedangkan konsentrasi kepemilikan berpengaruh positif pada
konsentrasi kepemilikan dan profitabilitas pengungkapan modal intelektual ditolak.
perusahaan sebagai variabel kontrol tidak
berpengaruh pada pengungkapan modal intelektual. Pengujian Pengaruh Komite Audit Pada
Hal ini disebabkan karena nilai probabilitas Pengungkapan Modal Intelektual
signifikansinya diatas 0,05. Hasil pengujian hipotesis H3 mengenai pengaruh
komite audit pada pengungkapan modal intelektual
Made Arie Wahyuni dkk, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,.... 57

menunjukkan nilai t sebesar 2,118 dengan dalam jumlah yang besar, akan semakin
signifikansi sebesar 0,037. Nilai signifikansi menguasai perusahaan dan semakin berpengaruh
pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini dalam pengambilan keputusan. Dengan demikian,
menunjukkan bahwa variabel komite audit maka sesungguhnya pemegang saham mayoritas
mempunyai pengaruh pada pengungkapan modal memiliki kewenangan untuk mengetahui
intelektual. Oleh karena itu, hipotesis H3 dalam informasi mengenai elemen-elemen dalam modal
penelitian ini yang menyatakan komite audit intelektual yang dapat menciptakan nilai tambah
berpengaruh positif pada pengungkapan modal (value added) bagi seluruh stakeholder.
intelektual diterima. 3) Pengaruh Komite Audit Pada Pengungkapan
Pengujian Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Modal Intelektual
Pada Pengungkapan Modal Intelektual Pengujian hipotesis ketiga (H 3 )
Hasil pengujian mengenai pengaruh menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh
profitabilitas pada pengungkapan modal intelektual positif pada pengungkapan modal intelektual.
menunjukkan nilai t sebesar 1,246 dengan Dari hasil penelitian ini dapat membuktikan
signifikansi sebesar 0,216. Nilai signifikansi bahwa komite audit dapat berperan sebagai
pengujian tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini mekanisme corporate governance yang dapat
menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak memberikan pengaruh bagi pengungkapan modal
mempunyai pengaruh pada pengungkapan modal intelektual perusahaan.
intelektual. 4) Pengaruh Profitabilitas Pada Pengungkapan
Pembahasan Hasil pengujian Hipotesis Modal Intelektual
1) Pengaruh Komisaris Independen Pada Pengujian mengenai pengaruh profitabilitas
Pengungkapan Modal Intelektual pada pengungkapan modal intelektual
Pengujian hipotesis pertama (H 1 ) menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak
menunjukkan bahwa komisaris independen mempunyai pengaruh pada pengungkapan modal
berpengaruh positif pada pengungkapan modal intelektual. Hasil penelitian ini membuktikan
intelektual. Temuan ini mengindikasikan bahwa bahwa profitabilitas yang tinggi tidak
semakin banyak jumlah komisaris indepeden memengaruhi manajemen untuk mengungkapkan
dalam dewan, akan semakin member ikan informasi modal intelektual perusahaan secara
pengaruh dalam pengungkapan modal intelektual. lebih luas.
Keputusan Direksi BEJ Nomor Kep-305/BEJ/07-
2004 menyatakan bahwa dalam rangka SIMPULAN DAN SARAN
penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang Simpulan
baik (good corporate governance), perusahaan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
tercatat wajib memiliki komisaris independen komisaris independen berpengaruh positif pada
yang jumlahnya secara proporsional sebanding pengungkapan modal intelektual. Temuan ini
dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan mengindikasikan bahwa semakin banyak komisaris
Pemegang Saham Pengendali dengan ketentuan indepeden dalam dewan, mereka semakin berperan
jumlah komisaris independen sekur ang- dalam memengaruhi pengungkapan. Pemberdayaan
kurangnya 30% (tiga puluh perseratus) dari dewan komisaris oleh komisaris independen
jumlah seluruh anggota komisaris. dilakukan supaya dapat melakukan tugas
2) Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan Pada pengawasan terhadap direksi secara efektif dan lebih
Pengungkapan Modal Intelektual memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Pengujian hipotesis kedua (H2) tidak berhasil Konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh pada
membuktikan bahwa konsentrasi kepemilikan pengungkapan modal intelektual. Hal ini
berpengaruh positif pada pengungkapan modal mengindikasikan bahwa kepemilikan mayoritas
intelektual. Hal ini berarti perusahaan dengan belum memberikan dampak yang signifikan bagi
konsentrasi kepemilikan yang lebih besar tidak pengungkapan modal intelektual sehingga
memberikan pengaruh untuk dapat mengungkapkan menyulitkan stakeholder untuk menilai sumber daya
lebih banyak informasi yang dimiliki perusahaan. intelektual yang dimiliki. Komite audit berpengaruh
Konsentrasi kepemilikan dalam teori agensi positif terhadap tingkat pengungkapan modal
merupakan sejumlah saham perusahaan yang intelektual. Komite audit dapat berperan sebagai
tersebar dan dimiliki oleh beberapa pemegang mekanisme corporate governance yang dapat
saham. Kepemilikan perusahaan yang terkonsentrasi
58 Jurnal Buletin Studi Ekonomi Vol. 21, No. 1, Februari 2016

memberikan pengaruh bagi pengungkapan modal Reporting. Journal of Accounting and Public
intelektual perusahaan. Policy 24, pp.391-430.
Saran Ivada, E. 2004. Persepsi akuntan atas pengakuan dan
Koefisien determinasi (R2) sebesar 0,251 yang pelaporan intellectual capital. Jurnal akuntansi
berarti variansi variabel dependen yang dapat dan keuangan, vol.3, no.2 September 2004.
dijelaskan oleh variansi variabel independen adalah Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. 1976. Theory of
sebesar 25%, sedangkan sisanya sebesar 75% the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost,
dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model and Ownership Structure. Journal of Financial
penelitian. Hal ini berarti masih ada variabel lain yang Economics, 3: 305-360.
perlu diidentifikasi untuk menjelaskan pengaruh Keenan, J. and Aggestam, M. 2001. Corporate
corporate governance pada pengungkapan modal Governance and Intellectual Capital: Some
intelektual seperti budaya perusahaan, pertemuan Conceptualisations. Corporate Governance,
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Penelitian Vol. 9 No. 4, pp. 259-75.
ini hanya dilakukan pada perusahaan sektor Keputusan Ketua Bappepam-LK Nomor: Kep-134/
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. BL/2006 Tentang Kewajiban Penyampaian
Penelitian berikutnya dapat melakukan penelitian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan
dengan objek yang berbeda misalnya menggunakan Publik
kelompok perusahaan yang berbeda dengan periode Kuryanto, B. dan M. Syafruddin. 2008. Pengaruh
pengamatan atau rentang waktu yang berbeda. Modal Intelektual terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI.
REFERENSI Pontianak.
Abeysekera, I. 2006. The Project of Intellectual Li, J., Pike, R., dan Haniffa, R. 2008. Intellectual
Capital Disclosure: Researching The Research. Capital Disclosure and Corporate Governance
Journal of Intellectual Capital, Vol. 7 Iss:1, Structure in UK Firms. Accounting and Business
pp.61- 77. Research, 38 (2): 137-159.
Barako, Dulacha. G. 2007. Determinants of Mouritsen, J., Bukh P.N.,Larsen H.T., Mikkel
Voluntary Disclosures in Kenyan Companies Gadmar dan Katrine Sendergaard. 2001.
Annual Reports. African Journal of Business Intellectual Capital Supplements at Skandia:
Management Vol. 1 (5) pp. 113-128, August Reading The Statement, Denmark.
2007. Natarsyah, Syahib. 2000. Analisis Pengaruh
Bonis, N., Keow. W.C dan Richardson S. 2000. Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko
Intellectual Capital and Business Performance Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus
in Malaysia Industries. Journal of intelectual Industri Barang Konsumsi yang Go Publik di
capital, vol. 1, n.1.pp.85-97. Pasar Modal Indonesia. Jurnal Ekonomi dan
Chen, M. C., Cheng, S. J., dan Hwang, Y. 2005. An Bisnis Indonesia, Vol. 15, No.3:294-312.
Empirical Investigation of The Relationship Patteli, L., dan Prencipe, Annalisa. 2007. The
Between Intellectual Capital and Firms” Market Relational Between Voluntary Disclosure And
Value and Financial Performance. Journal of Independent Directors in The Presence Of A
Intellectual Capital, 6(2), 159-176. Dominant Shareholders. Europan Accounting
Chrisdianto. 2009. Peran Pengungkapan Intelectual Review, Taylor and Francis Journals, vol. 16(1),
Capital Pada Lapor an Keuangan untuk pages 5-33.
Memprediksi Kinerja Keuangan Perusahaan di Purnomosidhi, B. 2006. Praktik Pengungkapan
Masa Mendatang. Jurnal Bisnis Perspektif Modal Intelektual Pada Perusahaan Publik di
(BIP’s). Vol.1 No.1.Universitas Surabaya. BEJ. Malang: Univeritas Brawijaya.
Forker, J.J. 1992. Corporate Governance and Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori
Disclosure Quality. Accounting and Business dan Aplikasi. Edisi Keempat. Yogyakarta:
Research, Spring: 111-124 BPFE.
Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics Sawarjuwono, T. dan Kadir A.P.. 2003. Intellectual
International Edition – 4th ed. McGraw –Hill Capital: Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan.
Higher Education. pp.16-21. 0-07-112342-3. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 5 (1), 35-57.
Haniffa, R.M., dan T.E. Cooke. 2005. The Impact Setiarso, Bambang. 2006. Pengelolaan Pengetahuan
of Culture and Governance on Corporate Social (Knowledge Management) dan Modal
Made Arie Wahyuni dkk, Pengaruh Mekanisme Corporate Governance,.... 59

Intelektual (Intellectual Capital) untuk Welker, M. 1995. Disclosure Policy, Information


Pemberdayaan UKM). Konferensi Teknologi Asymmetry and Liquidity in Equity Markets.
Informasi dan Komunikasi ke 2, Bandung, 3-4 Contemporary Accounting Research 11: 801-
Mei 2006: 5 hal. 828.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: White, G., Lee, A. dan Tower, G. 2007. Drivers Of
Alvabeta. Voluntary Intellectual Capital Disclosure In
Tan, H. P,. D. Plowman dan P. Hancock. 2007. Listed Biotechnology Companies. Journal of
Intellectual Capital And Financial Returns of Intellectual Capital. 8(3): 517.
Companies. Journal of Intellectual Capital 8 (1): Yuniasih, N.W., Rasmini, N.K. dan Wirakusuma,
76-95. M.G. 2011. Pengaruh Diversitas Dewan Pada
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Luas Pengungkapan Modal Intelektual,
Perseroan Terbatas (PT) Simposium Nasional Akuntansi XIV. Aceh
Waterhouse, Price. 1993. Improving Audit Committee
Performance. What Works Best. Altamonte Springs,
FL: Institute of Internal Auditors Research
Foundation.

You might also like