Professional Documents
Culture Documents
1 APRIL 2015
Dwiyatmoko Pujiwidodo
ABSTRACT
The main purpose of a business activity is generating as much profit as possible. In a trading
company, the sale of merchandise is a major source of profit. Therefore, the company should be able to
manage the resources they have to make the right policies, especially policies in terms of merchandise
inventory accounting treatment. The role played by inventory leads to errors in the accounting treatment
of stock merchandise will directly influence the presentation of the financial statements. Statement of
Financial Accounting Standards (SFAS) No. 14 explains how the accounting treatment for inventories.
During this PT. Tata Busana not conduct a review of the accounting treatment for inventories of
merchandise customized with SFAS no. 14. Therefore, it is necessary to analyze the accounting
treatment for inventories at PT. Tata Busana, whether in accordance with SFAS No. 14. The data
obtained using the documentation and observation techniques. Analysis of the data is to use a
comparison of inventory accounting perlakun PT. Tata Busana with SFAS No. 14. PT. Tata Busana is a
company engaged in the field of Muslim fashion retail. The results of the analysis as follows: there is a
mismatch in the accounting treatment of PT. Dressmaking when compared with SFAS No. 14, especially
in terms of measurement, recognition and disclosure of inventories
I. PENDAHULUAN
Persediaan merupakan salah komponen yang
Akuntansi merupakan salah satu alat yang penting dalam perusahaan dagang atau industri,
dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan karena pengelolaan persediaan yang tepat dapat
perusahaan didalam mengelola persediaan menghasilkan penjualan yang semakin besar serta
barangnya. Didalam Laporan laba Rugi, nilai dapat menjamin kelangsungan usaha suatu
persediaan akan berpengaruh terhadap perusahaan. Hal itu perlu dilakukan dengan
penghitungan Harga Pokok Penjualan dan pada menginvestasikan sejumlah uang ke dalamnya.
akhirnya akan berpengaruh terhadap penghitungan Mereka harus mampu mempertahankan jumlah
Laba Rugi perusahaan. Didalam Laporan Neraca, persediaan optimum untuk menjamin kebutuhan
Nilai Persediaan dikatagorikan sebagai Aktiva bagi kemajuan kegiatan perusahaan, baik secara
Lancar. kuantitas maupun kualitas.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Persediaan pada umumnya merupakan salah
(PSAK) No. 14 merupakan standar akuntansi di satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup
Indonesia yang mengatur tentang perlakuan besar dalam suatu perusahaan. Hal karena
akuntansi terhadap persediaan, baik dari sisi persediaan merupakan faktor penting dalam
pendefinisian, pengukuran, pengakuan dan menentukan kelancaran operasi perusahaan.
pengungkapan persediaan. Semua perusahaan, Persediaan merupakan bentuk investasi, dari mana
baik perusahaan jasa, dagang maupun industri keuntungan itu bisa diharapkan melalui penjualan
yang memiliki dan mengelola persediaan wajib di kemudian hari. Oleh sebab itu pada kebanyakan
mengikuti PSAK No. 14 didalam perlakuan perusahaan jumlah minimal persediaan harus
terhadap persediaan yang dimilikinya. dipertahankan untuk menjamin kontinuitas dan
stabilitas penjualannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
B. Konsep Persediaan
2.1. Persediaan
Prihadi (2011:246) mengatakan bahwa
A. Pengertian Persediaan “Konsep persediaan bagi perusahaan yang
8
MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha perancangan produk untuk pelanggan khusus
normal. sebagai biaya persediaan
2. Dalam proses produksi dan atau dalam 5. Biaya Persediaan Pemberian Jasa
perjalanan. Biaya persediaan perusahaan jasa terutama
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan meliputi upah dan biaya personalia lainnya
untuk digunakan dalam proses produksi atau yang secara langsung menangani pemberian
pemberian jasa. jasa, termasuk tenaga penyelia dan overhead
yang diatribusikan.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga
penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi Teknik pengukuran persediaan, seperti
taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya metode biaya standar atau metode eceran dapat
yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan digunakan bila hasilnya mendekati biaya historis.
Biaya standar memperhitungkan tingkat normal
D. Pengukuran Persediaan penggunaan bahan dan perlengkapan, upah,
efisiensi dan pemanfaatan kapasitas. Metode
PSAK (2010:15) menyatakan bahwa eceran sering digunakan dalam perdagangan
persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau eceran untuk menilai sejumlah besar barang yang
nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah berubah dengan cepat dan memiliki margin yang
Pengukuran persediaan meliputi : PSAK tidak jauh berbeda sehingga tidak praktis kalau
(2010:15) menggunakan metode penetapan biaya lainnya.
1. Biaya Persediaan Rumus biaya persediaan untuk barang yang
Biaya persediaan harus meliputi semua biaya lazimnya tidak dapat diganti dengan barang lain
pembelian, biaya konversi dan biaya lain dan barang serta jasa yang dihasilkan dan
yang timbul sampai persediaan berada dalam dipisahkan untuk proyek khusus harus dihitung
kondisi dan tempat yang siap untuk dijual berdasarkan identifikasi khusus. Sedangkan untuk
atau dipakai biaya persediaan lainnya, harus dihitung dengan
2. Biaya Pembelian rumus biaya FIFO, LIFO dan Average
Biaya pembelian persediaan meliputi harga
pembelian, bea masuk dan pajak lainnya E. Pengakuan Persediaan
(kecuali yang kemudian dapat ditagih
kembali oleh perusahaan kepada kantor PSAK (2010:15) menyatakan bahwa Jika
pajak) dan biaya pengangkutan, penanganan barang dalam persediaan dijual, maka nilai
dan biaya lainnya yang secara langsung persediaan yang tercatat tersebut harus diakui
dapat diatribusikan pada perolehan barang sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan
jadi, bahan dan jasa. Diskon magang, rabat atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai
dan pos lain yang serupa dikurangkan dalam persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi
menentukan biaya pembelian bersih dan seluruh kerugian persediaan harus
3. Biaya Konversi diakui sebagai beban pada periode terjadinya
Biaya konversi persediaan meliputi biaya penurunan atau kerugian tersebut
yang secara langsung terkait dengan unit
yang diproduksi dan biaya overhead F. Pengungkapan Persediaan
produksi tetap dan variabel yang dialokasi-
kan secara sistematis, yang terjadi dalam PSAK (2010:15) menyatakan bahwa,
proses konversi bahan menjadi barang jadi. laporan keuangan harus mengungkapkan :
Pengalokasian biaya overhead produksi tetap 1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas pengukuran persediaan, termasuk rumus
normal fasilitas produksi, sedangkan biaya yang dipakai
Pengalokasian biaya overhead produksi tetap 2. Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah
ke biaya konversi didasarkan pada nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai
penggunaan fasilitas produksi sebenarnya bagi perusahaan
4. Biaya Lain-Lain 3. Jumlah tercatat persediaan yang dicatat
Biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya sebesar nilai realisasi bersih
persediaan sepanjang biaya tersebut timbul 4. Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap
agar persediaan berada dalam kondisi dan penurunan nilai yang diakui sebagai
tempat yang siap untuk dijual atau dipakai. penghasilan selama periode pemulihan
Misalnya : dalam keadaan tertentu di- tersebut
perkenankan untuk membebankan biaya 5. Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya
overhead non produksi atau biaya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan
10
MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015
6. Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan Penelitian dilaksanakan pada PT. Tata
sebagai jaminan kewajiban Busana yang beralamat di Jl. Taman Malaka Barat
Biaya persediaan yang diakui sebagai beban V Blok E10/26 Jakarta Timur. PT. Tata Busana
selama periode meliputi biaya yang sebelumnya adalah sebuah perusahaan yang menjual aneka
termasuk dalam pengukuran barang dalam busana muslim dan perlengkapan ibadah.
persediaan yang telah dijual dan biay overhead Metode pengumpulan data yang penulis
produksi yang tidak teralokasikan serta jumlah lakukan adalah dengan cara mengadakan
abnormal biaya produksi persediaan. Kondisi pencatatan, pengumpulan bahan – bahan tertulis
perusahaan juga membuka peluang memasukkan yang mempunyai keterkaitan dengan
biaya lainnya, seperti biaya distribusi permasalahan yang tengah penulis amati. Adapun
yang menjadi objek penelitian adalah perlakuan
III. METODE PENELITIAN akuntansi terhadap persediaan barang dagangan
pada PT. Tata Busana.
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian studi kasus pada perusahaan. Metode IV. HASIL & PEMBAHASAN
pada penelitian ini menggunakan pendekatan
expost facto karena variabel yang diteliti tidak 4.1. Laporan Keuangan PT. Tata Busana
dikenai suatu tindakan, perlakuan atau manipulasi,
melainkan hanya meneliti dan mengungkapkan Laporan Keuangan di PT. Tata Busana
faktor – faktor yang diteliti berdasarkan keadaan meliputi :
yang sudah ada.
11
MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015
12
MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015
4.2. Analisa Perlakuan Akuntansi Persediaan manajemen PT. Tata Busana, maka dapat dibuat
Pada PT. Tata Busana analisa terhadap perlakuan akuntansi persediaan
pada PT. Tata Busana sebagai berikut :
Berdasarkan data Laporan Keuangan dan
hasil Tanya jawab penulis dengan pihak
13
MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015
V. PENUTUP
Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar
1. Persediaan barang di PT. Tata Busana Akuntansi Keuangan . Jakarta: Salemba.
meliputi Persediaan Gamis, Persediaan Baju
Koko dan Persediaan Aksesoris Prihadi, Toto. 2011. Analisa Laporan Keuangan.
2. Berdasarkan hasil analisa perlakuan Jakarta: PPM.
persediaan di PT. Tata Busana dengan
menggunakan PSAK No. 14, terlihat bahwa Rangkuti, Freddy. 2006. Manajemen Persediaan
perlakuan persediaan di PT. Tata Busana Aplikasi di Bidang Bisnis. Jakarta: PT Raja
sudah sesuai dengan PSAK No. 14. Kecuali Grafindo Persada.
dalam hal pengukuran persediaan, terdapat
perbedaan perlakuan persediaan dengan Sartono, Agus. 2009. Manajemen Keuangan :
PSAK No. 14 karena di PT. Tata Busana Teori dan Aplikasi. Yogyakarta. BPFE
tidak terdapat biaya konversi.
Tampubolon, Manahan P. 2013. Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Operasional. Jakarta. Mitra Wacana Media
16