You are on page 1of 9

Buletin AgroBio 4(1):24-32

ngan pemanfaatan koleksi


Teknik Penyimpanan dan mikroba, tujuan koleksi dan
preservasi mik-roba dibedakan
Pemeliharaan Mikroba menjadi dua kelompok, yaitu untuk
keperluan (1) pribadi atau lembaga
Muhammad Machmud non-komersial dan (2) lembaga
Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan, Bogor dan swasta komersial.
Keberhasilan pembuatan
ABSTRACT
kolek-si plasma nutfah mikroba
Techniques for Conservation and Storage of Microbes. Muhammad Machmud. Microbio-
logists need to keep their microbial culture collections for different purposes. Therefore, they
tergan-tung pada tiga faktor, yaitu
have to conserve and store their collections in order to maintain survival and genetic stability of (1) pe-nguasaan teknologi, (2)
the microbes. In this paper, the term microbes is synonymy to microorganisms including ketersedia-an fasilitas preservasi,
viruses, bacteria, fungi, nematodes, yeast, algae, and protozoa, that are saprophytic, epiphytic,
parasitic, antagonistic, and pathogenic. Based on the period and objective, the microbial
dan (3) ke-tersediaan tenaga
conservation and storage were distinguished into (1) short-term, for a short period of time, such terampil, tekun, dan rutin.
as from isolation until correct identification is done; (2) intermediate-term, such as the duration
Penentuan teknik penyimpan-
of a research project, and (3) long-term, for collection, conservation, or research references.
The life duration of a microbial isolate is affected by several factors such as the microbial an atau pengawetan mikroba me-
characters, composition, and pH of the medium, aeration, relative humidity, and temperature of merlukan penelitian yang rumit,
the storage. Therefore, there are various different techniques for conservation and storage of jangka waktu lama, dan peman-
the microbial cultures. Generally, the microbiologists agree that the preferred techniques for
long-term conservation and storage of microbes are freeze drying or lyophilization technique tauan, serta dana yang besar. Hal
and cryogenic technique. However, not all laboratory are accessible to facilities for those tech- ini berkaitan dengan tujuan utama
niques. Alternative techniques need to be used without reducing the success of the objective of preservasi, yaitu (1) mereduksi
the microbial conservation and storage. This paper is a brief review of general techniques for
conservation and storage of microbial cultures with more emphasize on bacteria. atau mengurangi laju metabolisme
dari mikroorganisme hingga
Key words: Conservation, storage, microbes
sekecil mungkin dengan tetap
memperta-hankan viabilitas (daya
I ndonesia yang terletak di daerah
tropik merupakan sumber biodi-
versitas yang luas, termasuk mikro-
yang sesuai untuk menjaga agar
biakan mikroba tetap hidup, ciri-ciri
genetiknya tetap stabil dan tidak
hidupnya) dan (2) memelihara
sebaik mung-kin biakan, sehingga
diperoleh ang-ka perolehan
banya, baik yang merugikan mau- berubah, serta hemat biaya dan
(recovery) dan kehi-dupan
pun yang berguna bagi pertanian. tenaga. Metode yang dipilih sangat
(survival) yang tinggi dengan
Mikroba tersebut, di samping bera- tergantung pada sifat mikroba dan
perubahan ciri-ciri yang minimum.
gam jenisnya juga sangat mudah tujuan preservasi. Sifat mikroba ter-
Namun demikian, saat ini berbagai
mengalami perubahan sifat sehing- cermin dalam (1) ciri-ciri morfologi
teknik preservasi untuk berbagai
ga menjadi strain baru yang berbe- mikroba yang beragam (virus, bak-
mikroba telah tersedia dalam ber-
da dengan aslinya. Hal ini menam- teri, jamur, nematoda, algae, kha-
bagai buku acuan, sehingga peng-
bah cepat tumbuh dan berkem- mir, dan protozoa), (2) ciri-ciri fisio-
gunanya tinggal mengadopsi tekno-
bangnya biodiversitas tersebut. Da- logi dan biokimia mikroba, dan (3)
logi tersebut sesuai dengan kebu-
lam melaksanakan kegiatan ilmi- kemampuan mikroba bertahan hi-
tuhannya.
ahnya, para pakar mikrobiologi dan dup baik dalam lingkungan alami-
pakar ilmu yang terkait seperti pa- nya maupun lingkungan buatan. Penyimpanan jangka pendek
kar fitopatologi dan entomologi mikroba dilakukan dengan memin-
Tujuan koleksi dan preservasi
per-lu mempunyai koleksi plasma dahkan secara berkala jangka pen-
meliputi tujuan jangka pendek dan
nut-fah mikroba, baik untuk dek misalnya sebulan sekali dari
jangka panjang. Preservasi jangka
digunakan sehari-hari, untuk media lama ke media baru. Teknik
pendek dilakukan untuk keperluan
jangka mene-ngah, maupun jangka ini memerlukan waktu dan tenaga
rutin penelitian yang disesuaikan
panjang. Oleh karena itu, perlu yang banyak. Beberapa teknik pe-
dengan kegiatan program atau pro-
melakukan koleksi, menyimpan, nyimpanan sederhana yang efektif
yek tertentu. Preservasi jangka pan-
dan memeli-hara mikroba dengan jang dilakukan dalam kaitannya de- untuk penyimpanan isolat jangka
baik. ngan koleksi dan konservasi plas- pendek atau menengah, dan biasa-
Para ilmuwan tersebut perlu ma nutfah mikroba, sehingga apa- nya tidak sesuai untuk penyimpan-
memiliki metode pembuatan dan bila suatu saat diperlukan, dapat di- an jangka panjang. Di antara teknik
penyimpanan koleksi (preservasi) peroleh kembali atau dalam keada- tersebut ialah penyimpanan dalam
an tersedia. Dalam kaitannya de- minyak mineral, parafin cair, tanah
Hak Cipta  2001, Balitbio steril, air steril, manik-manik porse-
2001 M. MACHMUD: Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba 25

lin, lempengan gelatin, dan P2O5 Peremajaan Berkala ngan cara ini juga memungkinkan
dalam keadaan vakum. Walaupun terjadinya kontaminasi. Oleh kare-
Peremajaan dengan cara me-
tidak digunakan secara luas, teknik na itu, cara ini lebih dianjurkan se-
mindahkan atau memperbarui
tersebut hanya memerlukan per- bagai alternatif penyimpanan jang-
biakan mikroba dari biakan lama
alatan yang sederhana dan mudah ka sedang atau sebagai pendam-
ke medium tumbuh yang baru se-
diperoleh, sehingga dapat berman- ping penyimpanan jangka panjang
cara berkala, misalnya sebulan
faat bagi lembaga yang belum me- (De Vay dan Schnathorst, 1963;
atau dua bulan sekali. Teknik ini
miliki peralatan canggih (Skerman, McGinnis et al., 1974)
meru-pakan cara paling tradisional
1973). Tahap penyimpanan mikroba
yang digunakan peneliti untuk
Metode penyimpanan jangka memeli-hara koleksi isolat mikroba dalam akuades steril adalah se-
panjang yang paling efektif dan ba- di labo-ratorium. Cara ini juga bagai berikut:
nyak dilakukan ialah metode liofili- digunakan untuk penyimpanan dan 1. Akuades steril disiapkan dalam
sasi atau kering beku pemeliha-raan isolat mikroba yang botol dengan tutup berdrat
(liophylization atau freeze drying) belum di-ketahui cara ukur-an 25 ml, 5-10 ml/botol (Sly,
dan kriopreser-vasi penyimpanan jangka panjangnya. 1983) atau dalam tabung
(cryopreservation atau cryoge-nic Peremajaan berkala ti-dak ependorf (Machmud, 1996 tidak
preservation) (Clark, 1976; dianjurkan untuk penyimpanan dipubli-kasi).
Ashwood-Smith dan Farrant, 1980). jangka panjang. Teknik ini mempu- 2. Mikroba yang akan disimpan di-
Kedua teknik tersebut dilaporkan nyai berbagai kendala, di antaranya tumbuhkan dalam bentuk biak-
paling berhasil untuk penyimpanan (1) kemungkinan terjadi perubahan an murni pada medium agar
jangka panjang berbagai mikroba. genetik melalui seleksi varian, (2) miring yang sesuai.
Kendala utamanya adalah tidak se- peluang terjadinya kontaminasi, 3. Biakan bakteri berumur 24-48
mua laboratorium mempunyai per- dan (3) terjadi kekeliruan pemberi- jam disimpan dengan beberapa
alatan tersebut. an label. Kendala tersebut cara seperti:
Tahapan dalam pembuatan ko- memberi peluang yang lebih besar
a. menambahkan 3-5 ml akua-
leksi dan preservasi plasma nutfah terjadinya kehilangan isolat
des steril ke dalam biakan
mikroba pada dasarnya sama, yaitu dibandingkan de-ngan teknik lain.
miring, mengocok tabung
meliputi koleksi contoh mikroba, Meskipun demiki-an, banyak
hingga diperoleh suspensi
isolasi (pemurnian), dan karakteri- bakteri dan jamur yang dapat
pekat bakteri (108-109 sel/ml),
sasi isolat, preservasi, bertahan hidup dalam tabung agar
dan memindahkan 1 ml sus-
pemeliharaan dan pembuatan miring yang tertutup rapat hingga
pensi ke dalam tiap botol
bank data. sepuluh tahun atau lebih, baik di
yang berisi air steril.
Pembuatan koleksi plasma nut- dalam suhu ruang maupun di
b. memindahkan satu ose biak-
fah mikroba di lingkup Badan Lit- kulkas.
an miring bakteri ke dalam
bang Pertanian sudah dimulai de- tabung reaksi berisi 3-5 ml
Penyimpanan dalam Akuades
ngan koordinasi Dr. Sukardi dari akuades steril, tabung diko-
Steril
Balai Penelitian Veteriner (Balitvet), cok hingga suspensi merata,
Bogor. Pembuatan koleksi mikroba Beberapa jenis bakteri, teruta- dan memindahkan 1 ml sus-
skala lebih terbatas perlu dilakukan ma yang berbentuk batang dan be- pensi ke dalam tiap botol
guna meningkatkan kelancaran pe- reaksi Gram negatif seperti Pseu- yang berisi air steril.
laksanaan dan mempermudah pe- domonas dapat disimpan cukup la- c. memindahkan satu ose biak-
ngelolaannya. Berdasarkan pertim- ma dalam akuades steril pada su-
an miring bakteri langsung
bangan tersebut perlu dibuat kolek- hu ruang atau suhu 10-15oC. Tidak
ke dalam tiap botol yang
si mikroba di lingkup Pusat Peneli- semua bakteri dapat disimpan de-
berisi air steril dan
tian dan Pengembangan Tanaman ngan baik menggunakan cara ini,
mengocok hing-ga merata.
Pangan (Puslitbangtan), khususnya misalnya pada anggota genus
mikroba yang merugikan dan ber- Pseudomonas, Agrobacterium, dan 4. Botol ditutup rapat dan disim-
manfaat bagi peningkatan produksi Curtobacterium. Pada kondisi pe- pan pada suhu ruang atau suhu
tanaman pangan. nyimpanan ini bakteri yang disim- 10-15oC.
pan masih berpeluang tumbuh de- 5. Uji viabilitas mikroba dan peme-
ngan lambat, sehingga tidak dapat liharaan stok isolat dilakukan
TEKNIK PENYIMPANAN DAN
dijamin stabilitas genetiknya untuk se-cara rutin.
PEMELIHARAAN
jangka panjang. Penyimpanan de-
26 BULETIN AGROBIO VOL 4, NO. 1

6. Penumbuhan kembali biakan 3. Menumbuhkan mikroba yang Cara penyimpanan dalam


di-lakukan dengan mengambil akan disimpan dalam tabung tanah steril adalah sebagai berikut:
bo-tol dari tempat agar miring selama 24-48 jam 1. Diambil tanah yang agak liat, di-
penyimpanan, mengocok, dan dan memeriksa kemurnian kering anginkan dan diayak un-
mengambil satu ose suspensi biak-an untuk menghindari tuk memisahkan partikel tanah
dan menumbuh-kan pada kontami-nasi. yang agak besar dan
medium cair atau langsung 4. Setelah mikroba tumbuh baik, membuang sisa-sisa tanaman.
pada medium agar yang sesuai. parafin cair steril dimasukkan 2. Tanah yang sudah kering dan di-
ke dalam botol secukupnya, se- ayak dimasukkan ke dalam ta-
Penyimpanan dalam Minyak
hingga permukaan parafin atas bung atau botol dengan tutup
Mineral
berada 10-20 mm di atas per- berdrat ukuran 25 ml hingga
Salah satu cara sederhana un- mukaan medium agar. 1 cm dari permukaan tutup.
tuk memelihara biakan bakteri, 5. Botol biakan yang telah diberi 3. Tabung atau botol yang berisi
khamir dan jamur adalah dengan parafin cair disimpan pada suhu tanah diberi akuades steril hing-
cara menyimpan dalam tabung ruang atau di kulkas. ga kebasahan 50% kapasitas la-
agar miring dan menutup dengan 6. Uji viabilitas mikroba dan pe- pang, kemudian diautoklaf pa-
minyak mineral atau parafin cair. meliharaan isolat dilakukan se- da suhu 121oC tiga kali berturut-
Dasar teknik penyimpanan ini ada- cara periodik dan rutin, paling turut selama tiga hari masing-
lah mempertahankan viabilitas tidak setiap tahun. masing selama satu jam.
mik-roba dengan mencegah 4. Bilamana diperlukan, sterilitas
7. Penumbuhan kembali (reco-
pengering-an medium, sehingga tanah diuji dengan menumbuh-
very) mikroba (bakteri, khamir)
waktu pere-majaan dapat kan contoh tanah pada medium
dilakukan dengan cara meng-
diperpanjang hingga beberapa agar.
ambil secara aseptik sebagian
tahun. Beberapa jenis jamur dapat
biakan dari tabung, memindah- 5. Selanjutnya, botol dioven kering
bertahan hidup sampai 20 tahun.
kan dan mensuspensikan pada pada suhu 105oC selama satu
Daya tahan hidup mikro-ba lebih
medium cair. Minyak mineral jam dan setelah dingin disimpan
baik apabila biakan disim-pan pada
mengapung di permukaan sus- di dalam desikator hingga digu-
suhu kulkas (4oC).
pensi dan sebagian suspensi di- nakan.
Mikroba yang akan dipelihara goreskan pada medium agar 6. Suspensi mikroba yang akan di-
ditumbuhkan pada tabung berisi yang sesuai. Biakan jamur di- simpan (sel, spora atau konidia,
medium agar miring atau medium goreskan langsung pada me- miselia) dibuat dalam larutan
cair (broth) yang sesuai, kemudian dium agar. steril pepton 2% dalam akua-
permukaan biakan ditutup dengan des.
minyak mineral steril setinggi 10-20 Penyimpanan dalam Tanah Steril
7. Suspensi mikroba (0,1 ml) di-
mm dari permukaan atas medium.
Banyak bakteri dan jamur yang ambil dengan pipet steril dan di-
Teknik ini sederhana, tetapi kurang
dapat bertahan hidup dengan baik masukkan ke dalam tiap botol
praktis untuk ditransportasi. Di
pada tanah kering yang disimpan yang telah disiapkan.
sam-ping itu, keberadaan minyak
pada suhu ruang untuk waktu yang 8. Botol dikembalikan ke desika-
mine-ral mengakibatkan
lama, hingga 20 tahun atau lebih. tor untuk disimpan di dalamnya
peremajaan menjadi kotor.
Teknik penyimpanan mikroba pa- atau setelah kering diambil dan
Cara penyimpanan dalam mi- da tanah kering terutama berguna disimpan di ruangan.
nyak mineral menurut Elliot (1975) untuk fungi, Streptomyces spp., dan 9. Mikroba yang disimpan diuji via-
adalah sebagai berikut: bakteri yang membentuk spora se- bilitasnya setiap tahun dengan
1. Penyediaan tabung reaksi de- perti Bacillus spp. dan Clostridium menumbuhkan pada medium
ngan tutup berdrat atau botol spp. Rhizobium spp. juga dapat di- agar.
McCartney berisi medium agar simpan dengan baik dengan cara 10. Penumbuhan kembali bakteri
miring yang sesuai untuk mikro- ini (Jensen, 1961; Vincent 1970). dilakukan dengan cara meng-
ba yang akan dipelihara. Teknik ini mempunyai beberapa ambil secara aseptik sebagian
2. Penyediaan minyak mineral keuntungan, yaitu biaya murah, contoh tanah dari botol penyim-
atau parafin cair steril, diautok- penyimpanan pada suhu ruang, panan, memindahkan ke me-
laf pada suhu 121oC selama 60 dan stabilitas genetik mikroba dium cair diikuti dengan meng-
menit. dapat dipertahankan. goreskan suspensi medium cair
2001 M. MACHMUD: Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba 27

pada medium agar yang sesuai jam, dan setelah dingin ngat sedikit data tentang keefek-
atau langsung dengan menum- ditutupkan ke botolnya secara tifan penyimpanan dan daya tahan
buhkan contoh tanah pada me- aseptik. hidup bakteri dalam penyimpanan,
dium agar. 5. Mikroba yang akan disimpan di- sehingga teknik ini perlu diuji lebih
biakkan 24-48 jam dalam tabung lanjut.
Penyimpanan dengan reaksi yang berisi 1 ml medium
Manik-manik Porselin cair yang sesuai.
6. Manik-manik porselin dituang- Tahapan teknik penyimpanan
Cara sederhana lain untuk pe-
kan ke dalam tabung reaksi dengan lempengan gelatin adalah
meliharaan berbagai jenis mikroba
yang berisi biakan mikroba dan sebagai berikut:
adalah mengeringkan suspensi sel
pada manik-manik porselin (porce- kelebihan suspensi bakteri di- 1. Sepuluh mililiter lilin (paraffin
lain beads) atau gelas (glass buang. wax) disterilkan dalam cawan
beads) menggunakan gel silika 7. Manik-manik yang basah oleh petri dan dibiarkan memadat.
sebagai pe-ngering (Norris, 1963). suspensi bakteri dikembalikan Sebagai pengganti lilin dapat ju-
Selapis gel silika diletakkan di alas ke dalam botol dan ditutup ra- ga digunakan kertas lilin (Lapage
botol de-ngan tutup berdrat, pat. Sebagian gel silika di dalam et al., 1970a) atau cairan silikon
kemudian di atasnya ditutup botol akan berubah warna men- (Sly, 1983) yang ditempatkan
jadi merah jambu, sedangkan pa-da alas cawan petri.
dengan lapisan ka-pas atau slag
wool dan di atasnya diletakkan sisanya tetap berwarna biru. 2. Biakan bakteri umur 24-48 jam
manik-manik porselin atau kaca Apabila seluruh gel silika ber- disediakan dan dibuat suspensi
yang diimpregnasi dan telah ubah warna menjadi merah pekat bakteri (108-109 sel/ml)
dicelupkan dalam suspensi jambu, hendaknya botol tidak da-lam medium gelatin nutrien
mikroba yang akan disimpan. Ke- digunakan. 10% yang mengandung 0,25%
lembaban yang ada pada manik- 8. Botol yang berisi mikroba disim- asam askorbat.
manik diserap oleh gel silika yang pan pada suhu ruang atau di 3. Suspensi bakteri dalam medium
ada di bawahnya. Kelebihan gel kul-kas. gelatin nutrien diteteskan secara
sili-ka juga berfungsi menjaga aseptik menggunakan pipet Pas-
9. Uji viabilitas bakteri dilakukan
keke-ringan udara di dalam botol. teur steril pada permukaan lilin
secara periodik dan rutin, paling
atau kertas lilin di dalam cawan
Prosedur penyimpanan dan pe- tidak setiap tahun.
petri. Setiap petri dapat ditetesi
meliharaan dengan manik-manik 10. Penumbuhan kembali bakteri di- beberapa tetes suspensi.
porselin adalah sebagai berikut: lakukan dengan cara mengam-
4. Cawan petri yang telah diberi te-
1. Gel silika (berwarna biru bila bil secara aseptik satu manik-
tesan suspensi bakteri dimasuk-
kering dan ungu bila lembab) manik botol penyimpanan, me- kan ke dalam desikator vakum
sebanyak 3-4 g dimasukkan ke mindahkannya ke medium cair yang berisi P2O5 dan dievakuasi
dalam botol tutup berdrat ukur- atau dengan menggoreskan sus- hingga tetesan menjadi kering
an 25 ml. pensi medium cair pada me- dan berupa lempengan gelatin.
2. Di atas gel silika dilapisi kapas dium agar yang sesuai dan diin-
5. Lempengan gelatin diambil se-
atau slag wool setebal 1 cm kubasikan pada suhu optimal.
cara aseptik menggunakan pin-
agar tidak bergerak tetapi tetap Menurut Leben dan Sleesman set dan dipindahkan ke dalam
ber-pori. (1982) penyimpanan dengan manik- botol steril dengan tutup berdrat
3. Di atas lapisan kapas diletakkan manik porselin dapat diganti 5-10 lempengan/botol. Botol-bo-
20-50 manik-manik porselin dengan butiran gel silika. tol yang berisi lempengan gela-
atau gelas yang diimpregnasi tin disimpan dalam wadah yang
Penyimpanan Menggunakan
(No. 2). berisi P2O5 pada suhu 4oC.
Lempengan Gelatin
4. Botol dibuka tutupnya dan diste- 6. Uji viabilitas bakteri dilakukan
rilkan dengan oven kering suhu Teknik penyimpanan ini seder- secara periodik dan rutin, paling
160oC selama 1-2 jam. Tutup bo- hana, tetapi sangat efektif untuk pe- tidak setiap tahun.
tol karena berlapis karet disteril- nyimpanan bakteri. Mula-mula tek- 7. Penumbuhan kembali bakteri
kan dengan autoklaf, suhu nik ini dilaporkan oleh Stamp pada dilakukan dengan cara meng-
121oC selama 15 menit, tahun 1947 (Sly, 1983; Klement, ambil secara aseptik satu lem-
kemudian di oven kering 1990) untuk penyimpanan jangka pengan gelatin dari botol pe-
dengan suhu 100oC selama 1 panjang bakteri. Tetapi saat ini sa- nyimpanan, memindahkannya
28 BULETIN AGROBIO VOL 4, NO. 1

ke medium cair, kemudian 6. Uji viabilitas bakteri dilakukan yang sebelumnya telah diisi
menggoreskan suspensi me- secara periodik dan rutin, paling P2O5 secukupnya
dium cair pada medium agar tidak setiap tahun. 5. Bagian luar tabung besar diper-
yang sesuai, serta menginkuba- 7. Penumbuhan kembali bakteri sempit dengan pemanasan api
sikan pada suhu optimal untuk dilakukan dengan cara meng- las, kemudian dipasang pada
pertumbuhan mikroba. ambil secara aseptik satu bun- pompa vakum, dievakuasi, dan
daran kertas filter dari botol pe- ditutup dengan pemanasan api
Penyimpanan Menggunakan nyimpanan, memindahkannya las.
Potongan Kertas Filter ke medium cair, menggoreskan 6. Tabung yang berisi mikroba di-
suspensi medium cair pada me- simpan pada suhu ruang atau di
Teknik penyimpanan ini mirip
dium agar yang sesuai, serta kulkas.
teknik penyimpanan dengan lem-
menginkubasikan pada suhu 7. Uji viabilitas bakteri dilakukan
pengan gelatin. Sebagai pengganti
optimal untuk pertumbuhan secara periodik dan rutin, paling
lempengan gelatin digunakan bun-
mikroba. tidak setiap tahun.
daran potongan kertas filter steril.
Teknik ini juga sederhana dan mu- Penyimpanan In Vacuo dalam 8. Penumbuhan kembali mikroba
dah, tetapi sangat efektif untuk pe- Gas Fosfopentaoksida dilakukan dengan cara memo-
nyimpanan bakteri. Namun demi- tong tabung gelas dengan
kian, data tentang keefektifan pe- Teknik penyimpanan ini di- pemo-tong kaca dan
nyimpanan dan daya tahan hidup sebut juga teknik Sordelli, karena mengambil ta-bung kecil yang
bakteri dalam penyimpanan masih mula-mula ditemukan oleh Sordelli ada di dalam-nya. Tabung
sedikit, sehingga perlu diteliti lebih (Lapage et al., 1970b). Biakan mik- dibuka dan isinya disuspensikan
lanjut. roba disimpan dalam serum kuda dengan menam-bahkan
yang ditempatkan dalam tabung akuades steril atau me-dium
Tahapan teknik penyimpanan
ge-las kecil atau ampul. Tabung ini cair, kemudian menggo-reskan
bakteri menggunakan potongan
di-tempatkan di dalam tabung lain suspensi medium cair pada
kertas filter menurut Sly (1983)
yang lebih besar berisi sedikit fos- medium agar yang sesuai.
adalah sebagai berikut:
fopentaoksida (P2O5) dan disimpan
1. Mikroba yang akan disimpan di- pada suhu ruang atau di kulkas. Penyimpanan dengan Teknik
biakkan pada medium yang se- Teknik ini sesuai untuk penyimpan- Kering Beku
suai. an jangka panjang bakteri, khamir,
2. Suspensi pekat bakteri (108-109 Teknik kering beku atau teknik
dan jamur. Mikroba tersebut dapat
sel/ml) dibuat dalam larutan liofilisasi merupakan teknik pe-
bertahan hidup dengan baik sela-
pepton 1%, susu skim 1%, atau nyimpanan yang paling populer
ma 5-28 tahun, tergantung pada
Na-glutamat 1%. dan banyak digunakan untuk
strain mikroba yang disimpan.
penyim-panan jangka panjang
3. Bundaran kertas steril dibuat Tahap penyimpanan in vacuo mikroba. Teknik ini cocok untuk
dengan alat pelubang kertas, di- dalam senyawa P2O5 menurut Sor- menyimpan berbagai jenis
masukkan ke dalam botol kecil delli (Soriano, 1970) adalah sebagai mikroorganisme ter-masuk virus
ukuran 10 ml dengan tutup ber- berikut: (Holding dan Lelliott, 1960), bakteri
drat, 25-50 bundaran kertas
1. Mikroba yang akan disimpan di- (Sly, 1983), khamir, jamur berspora
filter/botol. Botol disterilkan de-
biakkan pada medium agar mi- dan jamur yang tidak berspora,
ngan oven 105oC selama 1 jam.
ring yang sesuai. bahkan algae dan protozoa (Clark,
4. Beberapa tetes suspensi mikro- 1976). Bagi lem-baga koleksi dan
ba dimasukkan secara aseptik 2. Suspensi pekat mikroba disedia-
kan dari biakan mikroba meng- pemasok biakan mikroba, teknik
ke dalam botol yang berisi ker- ini juga sangat se-suai, karena
tas filter hingga menjadi jenuh gunakan cairan steril serum ku-
da dalam tabung steril. ampul dalam jumlah besar dapat
air. diproduksi dan dengan mudah
5. Isi botol dikering-vakumkan 3. Suspensi biakan (0,1-0,5 ml) di-
disebarluaskan. Banyak biakan
menggunakan alat vaccum masukkan ke dalam ampul atau
mikroba yang disimpan de-ngan
freeze dryer, kemudian ditutup botol kecil steril dan ditutup
cara ini dapat bertahan hidup
rapat dan disimpan pada suhu rapat.
hingga puluhan tahun, tetapi bebe-
ruang atau di kulkas. 4. Ampul atau botol yang berisi rapa mikroba memerlukan media
suspensi mikroba dimasukkan pengawet tertentu yang sesuai.
ke dalam botol yang lebih besar
2001 M. MACHMUD: Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba 29

Teknik kering beku merupakan tempat gelap. Kemampuan 2. Strain mikroba yang akan disim-
teknik yang paling rumit apabila di- bertahan hidup jang-ka panjang pan dibiakkan pada medium
bandingkan dengan beberapa tek- mikroba dapat diting-katkan yang sesuai hingga pertumbuh-
nik penyimpanan lain, karena tek- dengan penyimpanan di kul-kas. an optimum (log phase),
nik ini memerlukan keterampilan Hal yang perlu diperhatikan umum-nya 24-48 jam pada suhu
teknis dan modal dasar yang relatif adalah cairan pengawet (preserva- ruang.
tinggi untuk membeli peralatan pe- tif) yang akan digunakan untuk 3. Penyediaan larutan preservatif
ngering beku (freeze dryer). pembuatan suspensi sel untuk yang sesuai untuk mikroba yang
Namun, apabila peralatan tersedia, mencegah kerusakan sel hidup pa- akan diawetkan.
maka teknik ini menjadi sederhana da tahap pembekuan dan penge- 4. Suspensi pekat strain mikroba
dan sangat memuaskan. Sesung- ringan. Fungsi preservatif adalah 108-109 sel atau konidia/ml di-
guhnya alat pengering beku tidak menstabilkan protein, mencegah buat dalam cairan preservatif.
selalu merupakan alat yang cang- kerusakan akibat pembekuan, dan 5. Ampul yang telah disterilkan di-
gih dan mahal, karena peralatan melindungi dari kekeringan yang isi dengan 0,1-0,3 ml suspensi
yang sederhana dapat dirakit sen- berlebihan. Pemilihan preservatif mikroba secara aseptik
diri dengan mengkombinasikan tergantung pada mikroba yang menggu-nakan pipet Pasteur
pompa vakum dan kompresor pen- akan disimpan. Senyawa preserva- atau pipet mikro.
dingin. Saat ini berbagai model alat tif harus dapat memelihara mikro-
pengering beku dijumpai di 6. Suspensi mikroba dalam ampul
ba dalam kondisi hidup dan mem-
pasaran yang harganya terjangkau dibekukan pada suhu -20
beri peluang untuk dapat ditum-
oleh suatu lembaga penelitian. sampai -30oC atau menggunakan
buhkan kembali dengan baik dari
dry ice.
Proses kering beku merupakan kondisi kering. Salah satu preserva-
kombinasi dua teknik penyimpan- tif terbaik dan telah digunakan un- 7. Ampul yang telah dibekukan de-
an jangka panjang yang paling baik, tuk penyimpanan jangka panjang ngan cepat dilakukan proses ke-
yaitu pembekuan dan pengeringan. mikroba adalah mist dessicants (Sly, ring beku dengan menempel-
Garis besar tahapan proses ini me- 1983) yang merupakan cairan de- kan pada alat pengering beku.
liputi pembuangan uap air dengan ngan komposisi pepton Difco 12 g Prosedur kering beku dilakukan
cara sublimasi vakum dari status dan glukosa 30 g dalam 100 ml sesuai dengan petunjuk pada
beku. Sebelum proses akuades. Beberapa cairan masing-masing alat.
pengeringan, teknik ini preserva-tif lain yang sering 8. Setelah selesai proses kering
menggunakan salah satu dari dua digunakan ialah larutan pepton 1%, be-ku, ampul dipotong
cara pembekuan suspensi sel. larutan susu skim 1%, larutan Na- mengguna-kan api las.
Pada tahap pembekuan (pre- glutamat 1%, dan larutan campuran 9. Ampul yang sudah dipotong di-
freezing), suspensi sel mikroba da- serum kuda dengan pepton 10% atur rapi pada kotak penyimpan
pat dibekukan dengan menambah- (Sly, 1983). Uraian yang lebih ampul.
kan campuran pendingin seperti es lengkap menge-nai jenis senyawa 10. Sebagian ampul diambil seba-
kering (dry ice) dalam etanol. Alter- pengawet diurai-kan secara rinci gai contoh untuk menguji viabi-
natif lain adalah pembekuan de- oleh Greaver (Sly, 1983), Lapage et litas mikroba setelah proses ke-
ngan cara pembekuan sentrifugal, al. (1970a), serta Redway dan ring beku.
di mana suspensi sel dibekukan Lapage (1974).
11. Pengujian juga dilakukan seca-
de-ngan cara pendinginan dan Tahap penyimpanan kering be- ra periodik dan rutin, paling ti-
peng-uapan pada kondisi vakum, ku adalah sebagai berikut: dak setiap tahun, untuk menge-
semen-tara ampulnya diputar 1. Ampul kosong ukuran 1,0 ml tahui viabilitas mikroba.
dengan ke-cepatan rendah untuk diberi label di dalamnya dengan 12. Penumbuhan kembali mikroba:
menghindari timbulnya buih. menuliskan nomor kode strain
Selanjutnya suspen-si beku a. Ampul dikeluarkan dari tem-
mikroba pada sepotong kertas pat penyimpanan dan diren-
mikroba di dalam ampul filter 3 mm x 20 mm mengguna-
dikeringkan dalam kondisi vakum. dam pada suhu 37oC atau di-
kan pensil, ditutup dengan ka- biarkan beberapa saat pada
Cara ini menghilangkan kendala pas dan di luar ampul diberi la-
yang terjadi pada pengeringan suhu ruang untuk mencair-
bel nomor kode strain menggu- kan isi ampul (thawing).
biak-an dari kondisi cair. nakan spidol permanen. Ampul
Selanjutnya ampul kering beku b. Secara aseptik leher ampul
disterilkan dengan oven kering
dapat disimpan pada suhu ruang di dipotong dengan pemotong
bersuhu 160oC selama satu jam.
30 BULETIN AGROBIO VOL 4, NO. 1

kaca dan dipatahkan. 4. Ampul dipasang pada alat pe- negatif terhadap mikroba, terutama
c. Beberapa tetes medium cair ngering beku dan dilakukan pro- pada saat pem-bekuan dan
dimasukkan ke dalam am- ses kering beku. Bilamana perlu pencairan biakan yang disimpan.
pul, dibiarkan beberapa saat bawah ampul dicelupkan dalam Oleh karena itu, senyawa tersebut
dan agak dikocok agar biak- air (waterbath) 25oC. perlu diencerkan terlebih dahulu
an cepat larut. 5. Sebelum ampul dipotong dian- atau dihilangkan sama se-kali pada
d. Sebagian suspensi diambil jurkan untuk memasukkan gas waktu penumbuhan kem-bali
dan ditumbuhkan pada ca- nitrogen murni ke dalamnya. mikroba.
wan medium agar yang se- 6. Uji viabilitas bakteri dilakukan Pembekuan pada proses krio-
suai. secara periodik dan rutin, paling preservasi sebaiknya dilakukan se-
e. Koloni mikroba tidak setiap tahun. cara pelan-pelan dan diatur hingga
ditumbuhkan pada medium mencapai suhu -0oC atau -40oC, se-
Penyimpanan secara Kriogenik lanjutnya didinginkan dengan cepat
agar miring.
Virus, bakteriofah, khamir, ja- hingga mencapai suhu akhir pen-
mur, beberapa jenis algae, dan pro- dinginan (-196oC). Pembekuan de-
tozoa dapat disimpan lama dalam ngan cepat dapat berakibat terben-
Penyimpanan dengan Teknik kondisi beku dengan cara mere- tuknya kristal es di ruang antarsel
Pengeringan Cairan duksi sebagian besar aktivitas atau dan ketidakseimbangan elektrolit
kecepatan metabolismenya. Mikro- yang dapat mematikan atau meru-
Beberapa strain bakteri yang sak sel. Pencairan biakan mikroba
ba tersebut telah disimpan dalam
peka terhadap proses kering beku yang disimpan sebaiknya dilakukan
freezer yang bersuhu -20oC dan
dapat disimpan dengan cara pe- dengan cepat. Secara umum, bak-
-70oC. Semakin rendah suhu pe-
ngeringan suspensi (liquid drying) teri, khamir, dan jamur lebih tahan
nyimpanan, semakin kecil peluang
mikroba. Teknik ini dikembangkan terhadap kerusakan pembekuan
kehilangan viabilitasnya. Penyim-
oleh Annear pada tahun 1954, 1956, di-bandingkan dengan algae,
panan pada suhu lebih tinggi dari
dan 1962 (Sly, 1983) dan berhasil protozoa atau biak jaringan.
-70oC sebaiknya tidak terlalu lama
di-gunakan untuk menyimpan Tahapan teknik kriopreservasi
dilakukan, paling lama setahun.
bakteri, khamir, jamur, dan virus. adalah sebagai berikut:
Teknik ini dimodifikasi oleh Banno Penyimpanan mikroba pada su-
dan Saka-ne (1979). Keefektifan hu sangat rendah (ultra-low tempe- Penyediaan Ampul
teknik ini untuk penyimpanan ratures) dengan cara pembekuan
dalam nitrogen cair yang bersuhu Ampul (ukuran 1 ml) yang akan
khamir dibukti-kan oleh Banno et
-196oC memberi peluang peneliti digunakan untuk menyimpan mik-
al. (1979).
menyimpan mikroba roba diberi label di dalamnya de-
Tahapan teknik pengeringan ngan potongan kertas filter dan di
menggunakan teknik baku
cairan adalah sebagai berikut: sederhana yang telah dibuktikan bagian luarnya juga diberi label de-
1. Ampul steril bertutup kapas dan keberhasilannya untuk menyimpan ngan menggunakan spidol perma-
diberi label kertas filter di da- berbagai jenis mikroba dan sel nen. Ampul ditutup kertas alumi-
lamnya disediakan seperti untuk mamalia dengan kehilang-an nium dan disterilkan dengan oven
penyimpanan dengan teknik ke- viabilitas yang sangat rendah dan kering suhu 160oC.
ring beku. stabilitas genetik yang tinggi Moore
2. Suspensi pekat biakan mikroba dan Carlson, 1975). Berbagai jenis Penumbuhan Biakan
(108-109 sel/ml) dibuat dalam bakteri dapat dibekukan lang-sung Biakan mikroba disiapkan se-
cairan pengawet seperti larutan dalam medium tumbuhnya, tetapi perti pada penyimpanan dengan
mist dessicant, pepton 1%, susu penambahan senyawa krio- teknik kering beku. Biakan jamur
skim 1% atau Na-glutamat 1%. protektan seperti gliserol atau di- dapat disediakan dengan cara
3. Pada tiap ampul dimasukkan methylsulfoxide (DMSO) dapat me- menginokulasi 0,3 ml medium agar
0,1-0,3 ml suspensi mikroba, tu- ngurangi dampak negatif (stress) yang sesuai langsung pada ampul
tup kapas dipasang dan digun- dari pembekuan. Krioprotektan lain dan diinkubasi hingga membentuk
ting, kemudian dimasukkan ke yang dapat digunakan adalah spora atau konidia, dengan mem-
dalam ampul hingga leher am- meta-nol, gula sakarida, pati, dan buat suspensi spora atau konidia,
pul atau tepat di atas label. polyvi-nyl pyrollidone (PVP). atau dengan mengambil potongan
Beberapa se-nyawa krioprotektan agar yang ditumbuhi miselia.
bersifat toksik dan berdampak
2001 M. MACHMUD: Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba 31

Suspensi Sel dalam Medium kan beberapa saat dan agak diko- Koleksi biakan dibagi menjadi
Preservasi cok agar biakan cepat larut. tiga kelompok, yaitu (1) koleksi
Sebagian suspensi diambil dan layanan (service collection), (2)
Menggunakan pipet steril ukur-
ditumbuhkan pada cawan medium koleksi kelembagaan (institutional
an 5 ml dipindahkan 5 ml medium
agar yang sesuai. collection), dan (3) koleksi pribadi
preservatif misalnya larutan gliserol
(private collection). Koleksi layanan
5-10% atau DMSO 5% pada biakan Koloni mikroba ditumbuhkan
dibuat atau dilakukan oleh
miring mikroba. Biakan disuspensi- pada medium agar miring.
lembaga swasta atau pemerintah
kan pada medium preservatif
yang bertu-juan untuk melayani
menggunakan pipet Pasteur steril BEBERAPA CATATAN PENTING pengguna. Koleksi ini disesuaikan
sehingga terbentuk suspensi pekat DALAM PENYIMPANAN MIKROBA dengan ke-butuhan dan pengguna
mikroba. Suspensi mikroba dipin- dapat mem-peroleh dengan
dahkan ke dalam ampul yang telah 1. Tiap isolat biakan paling sedikit
dibuat lima duplikat, tetapi se- imbalan dana (membeli). Koleksi
disediakan, 0,3-0,5 ml setiap ampul. kelembagaan merupakan koleksi
Biakan jamur yang telah ditumbuh- makin banyak semakin baik, se-
hingga pengujian viabilitas yag dibuat oleh suatu instansi
kan dalam ampul dapat langsung pemerintah untuk ke-perluan
ditambahkan 0,4 ml enceran dapat dilakukan lebih leluasa.
lembaga yang bersangkut-an
preservatif. 2. Pemberian label yang jelas, ti-
maupun untuk pengguna lain-nya,
dak mudah hilang, untuk
umumnya dapat diperoleh se-cara
memu-dahkan pelacakan data.
cuma-cuma. Koleksi pribadi
Penutupan Ampul 3. Pengecekan rutin tidak hanya biasanya dibuat untuk keperluan
untuk menguji viabilitas, tetapi peneliti yang bersangkutan. Koleksi
Penutupan ampul dilakukan
juga stabilitas genetik, terutama pribadi dapat merupakan koleksi
menggunakan penangas api las.
virulensinya. strain yang sangat spesifik dan di-
Ampul yang telah dipotong, dipak
sesuai dengan kebutuhan dan siap 4. Pembuatan database dari kolek- perlukan oleh ilmuwan lain dan se-
untuk disimpan. si isolat mutlak diperlukan. ringkali merupakan koleksi jenis
atau strain langka suatu mikroba.
Penyimpanan Ampul KESIMPULAN Koleksi biakan tidak hanya se-
Ampul yang telah dipak dan di- Koleksi biakan merupakan kun- kedar tempat menyimpan, tetapi
periksa label luarnya ditempatkan ci utama dalam mikrobiologi dan ju-ga merupakan pusat informasi
pada freezer bersuhu -30oC untuk fitopatologi karena identifikasi, pe- ten-tang organisme dan cara
prapembekuan secara perlahan. nelitian, dan pelatihan yang efektif penyim-panannya dan juga sebagai
Setelah itu, ampul dipindahkan de- memerlukan sumber mikroorganis- pusat kegiatan penelitian dan
ngan cepat ke alat kriogenik, yaitu me yang dapat dipercaya. Koleksi pelatihan tentang identifikasi dan
alat penyimpan menggunakan biakan memegang peranan yang sistematika mikroba. Nomenklatur
nitrogen cair. mendasar dalam perkembangan atau pembe-rian nama
mikrobiologi dengan memberikan mikroorganisme dan kla-sifikasinya
Uji viabilitas bakteri dilakukan sangat tergantung pada
secara periodik dan rutin, misalnya jaminan bahwa seluruh mikroba
yang telah dideskripsi atau diketa- pemeliharaan biakan asal (type cul-
setiap tahun. ture) yang akan digunakan sebagai
hui ciri-cirinya telah tersimpan de-
Penumbuhan Kembali Mikroba ngan baik dan aman baik untuk ke- acuan bagi pengkajian taksonomi
perluan generasi sekarang maupun atau identifikasi organisme yang
Ampul dikeluarkan dari tempat generasi yang akan datang. Dengan ba-ru ditemukan. Koleksi biakan
penyimpanan dan direndam pada demikian, koleksi biakan merupa- meru-pakan landasan atau titik
suhu 37oC atau dibiarkan beberapa kan laboratorium yang permanen tolak bagi para ahli mikrobiologi
saat pada suhu ruang untuk men- di mana strain mikroba tersimpan dalam upaya mempertahankan
cairkan isi ampul (thawing). dan dapat dimanfaatkan oleh stabilitas nomen-klatur dan
Secara aseptik leher ampul di- ilmuwan yang ingin mengulang, klasifikasi mikroba. Isolat yang
potong dengan pemotong kaca dan memban-dingkan atau penting sebaiknya perlu disim-pan
dipatahkan. mengembangkan pe-nelitian lebih di satu atau lebih koleksi biak-an,
Beberapa tetes medium cair di- lanjut dari suatu hasil penelitian guna menjamin agar strain yang
masukkan ke dalam ampul, dibiar- yang terdapat di pustaka. telah dikarakterisasi dengan baik
atau diketahui ciri-cirinya yang khu-
32 BULETIN AGROBIO VOL 4, NO. 1

sus dapat disimpan dengan by freeze-drying. Plant Pathology Persley (Eds.). Plant Bacterial
kondisi-nya yang tidak berubah, 9:63-66. Diseases. A Diagnostic Guide.
Academic Press. Sidney. p. 275-298
sehingga dapat digunakan sebagai Jensen, H.L. 1961. The viability of
acuan, pembanding atau bahan lucerne rhizobia in soil culture. Soriano, S. 1970. Sordelli’s method for
penelitian selanjutnya. Nature, London 192. p. 682. preservation of microbial cultures by
desiccation in vacuum. In Iizuka, H.
Informasi tentang koleksi biak- Klement, Z. 1990. Methods in phyto- and T. Hasegawa (Eds.). Proc. First
an yang dimiliki oleh suatu bacteriology. Akademiai Kiado, International Conference on Culture
lembaga maupun perorangan Budapest. Collection. University of Tokyo
sebaiknya se-lain dicatat di bank Lapage, S.P., J.E. Shelton, and T.G. Press. Tokyo. p. 269.
data atau data-base lembaga yang Mitchell. 1970a. Media for the Vincent, J.M. 1970. A manual for prac-
bersangkutan juga dilaporkan ke maintenance and preservation of tical study of root-nodule bacteria.
pusat pengum-pulan data bacteria. In Norris, J.R. and D.W. IBP Handbook No. 15. Blackwell Sci.
Ribbons (Eds.). Methods in Micro- Publ. Oxford.
internasional seperti World Data biology 3A:2-133.
Center for Microorga-nisms yang
berada di Departemen Lapage, S.P., J.E. Shelton, T.G.
Mitchell, and A.R. Mackenzie.
Mikrobiologi, University of Queens-
1970b. Culture collections and pre-
land, Australia. servation of bacteria. In Norris, J.R.
and D.W. Ribbons (Eds.). Methods
DAFTAR PUSTAKA in Microbiology 3A:135-227.

Ashwood-Smith, M.J. and J. Farrant. Leben, C. and J. P. Sleesman. 1982.


1980. Low temperature preservation Preservation of plant pathogen
in medicine and biology. Tunbridge bacteria on silica gel. Plant Disease
Wells, UK Pitman. 66:327.
McGinnis, M.R., A.A. Padhye, and L.
Ajello. 1974. Storage of stock cul-
ture of filamentous fungi, yeast, and
Banno, I. and T. Sakane. 1979.
some aerobic actinomycetes in
Viability of various bacteria after
sterile distilled water. Applied
L-drying. Institute for Fermentation.
Microbiology 28:218-222.
(Osaka) Research Communication
9:35-45. Moore, L.W. and R.V. Carlson. 1975.
Liquid nitrogen storage of phytopa-
Banno, I., K. Mikata, and T. Sakane.
thogenic bacteria. Phytopathology
1979. Viability of various yeasts after
65:246-250.
L-drying. Institute for Fermen-tation.
(Osaka) Research Communi-cation Norris, D.O. 1963. A porcelain bead.
9:27-34. method for storing Rhizobium.
Empire Journal of Experimental
Clark, W.A. 1976. Selected biblio-
Agriculture 31:255-258.
graphy of literature on preservation
of microorganisms, blood, tissues, Redway, K.F. and S.P. Lapage. 1974.
and vaccines with emphasis on Effect of carbohydrates and relate
freezing and freeze-drying (1968- compounds on the long-term preser-
1976). US Department of Health vation of freeze-dried bacteria.
Education and Welfare, Center for Cryobiology 11:73-79.
Disease Control, Atlanta.
Skerman, V.B.D. 1973. The organiza-
De Vay, J.E. and W.C. Schnathorst. tion of a small general culture
1963. Single-cell isolation and collection. In Pestana de Castro,
preservation of bacterial cultures. A.F., E.J. Da Silva, V.B.D. Skerman,
Nature, London 1999. p. 775-777. and W.W. Leveritt (Eds.). Pro-
ceedings of the Second Internati-
Elliott, R.F. 1975. Methods for preser-
onal Conference on Culture
ving minicultures of fungi under
Collections. Brisbane: Unesco/
mineral oil. Laboratory Practice
UNEP/ICRO/WFCC/Word Data
24:751.
Center for Microorganisms.
Holldings, M. and R.A. Lelliott. 1960.
Sly, L.I. 1983. Preservation of microbial
Preservation of some plant viruses
culture. In Fahy, P.C. and G.J.

You might also like